Sunteți pe pagina 1din 45

MAKALAH

MEMAHAMI SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

DAN HUBUNGANNYA DENGAN PROKLAMASI

Disusun oleh:

Hendri Setiyanto 2015090136

Taufiq Hidayat 2015090037

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS PAMULANG
PAMULANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWTTuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunian-Nya sehinggapenyusunan
makalah“MemahamiSejarah Perumusan PancasiladanHubungannya
denganProklamasi” dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan makalah ini.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yakni untuk membahas
sejarah perumusan Pancasila dan hubungannya dengan Proklamasi. Dengan
makalah ini diharapkan baik penulis sendiri maupun pembaca dapat memilki
pengetahuan yang lebih luas mengenai sejarah-sejarah terbentuknya Pancasila
sebagai dasar negara,Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan lahirnya
Pemerintahan Negara Republik Indonesia.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca umumnya dan kami sendiri khususnya.

Malang,19 september 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan............. ............................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Sejarah Pancasila ........................................................................................... 3
2.2 Pengertian Pancasila ...................................................................................... 5
2.3 Perumusan Pancasila ..................................................................................... 6
2.3.1 Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia .................................................................. 6
2.3.2 Masa Persidangan Pertama BPUPKI (29 Mei–1 Juni 1945) . 7
2.3.3 Piagam Jakarta ....................................................................... 9
2.3.4 Sidang Kedua BPUPKI ........................................................ 10
2.3.4 Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.... 11
2.3 Rumusan Pancasila yang Sah ...................................................................... 13
2.5 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ........................................................... 22
2.5.1 Persiapan Menjelang Proklamasi ......................................... 22
2.5.2 Makna Proklamasi ................................................................ 27
2.6 Lahirnya Pemerintahan Indonesia ............................................................... 31
BAB III ................................................................................................................. 33
PENUTUP ............................................................................................................ 33
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 33
3.2 Saran ............................................................................................................ 37
Pertanyaan dan Jawaban I ................................................................................. 38
Pertanyaan dan Jawaban II ................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 42

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh


rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia
serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin
baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar
negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji
kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan
manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa
Indonesia.
Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila
itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan
pengamamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap
warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.
Pancasilan telah disahkan secara yuridis konstitusional pada tanggal 18
Agustus 1945 sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Pada masa Orde
baru Pancasila melalui P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila) disamping dasar negara juga diberi sebutan pandangan hidup,
perjanjian luhur bangsa, tujuan yang hendak di capai, moral pembangunan,
kepribadian bangsa indonesia, dan lain-lain.
Namun, dewasa ini masih banyak yang belum bahkan tidak mengetahui
bagaimana sejarah perumusan terbentuknya pancasila. Pancasila terbentuk
melalui prosesyang sangat panjang dan dalam proses itu banyak polemik
serta kontroversi yang akut dan berkepanjangan baik mengenai siapa
pengusul pertama sampai dengan pencetus istilah Pancasila. Di dalam
rumusan-rumusan Pancasila terdapat nilai-nilai yang dapat kita ambil dari

1
pengambilan keputusan para tokoh karena menyangkut seluruh bangsa
Indonesia agar tidak kembali terpecah belah.
Berbicara mengenai perumusan Pancasila sebagai dasar Negara maka ada
kaitannya dengan Proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Proklamasi adalah sebuah pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat.
Pemberitahuan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, menandakan
suatu ketetapan kebebasan bagi seluruh rakyat Indonesia dari belenggu
penjajahan proklamasi kemerdekaan Indonesia menunjukkan keberanian
dan sikap bangsa Indonesia menunjukan keberanian dan sikap bangsa
Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.
Awalnya terdapat perbedaan sikap antara golongan tua dan gologan
muda. Golongan tua tidak mempersoalkan jika kemerdekaan adalah
pemberian Jepang, lain halnya dengan golongan muda yang mengagungkan
kemerdekaan Indonesia sebagai hasil perjuangan sendiri.
Perbedaan itu membuat para perjuangan nasionalis Indonesia bekerja
keras. Proklamasi bukan berarti perjuangan selesai, masih ada perjuangann
yang lebih berat lagi, menanti yaitu perjuangan mempertahankan
kemerdekaan itu sendiri.

1.2 Tujuan

a. Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Pendidikan Kewargegaraan


b. Mengetahui tentang Proses Perumusan Pancasila sebagai dasar Negara
c. Memahami hubungan Sejarah Perumusan Pancasila dengan Proklamasi
Kemerdekaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pancasila

Awal kelahiran Pancasila sebagai dasar negara dimulai pada saat terakhir
pendudukan Fasisme Jepang di Indonesia sekitar tahun 1942. Disaat tentara
jepang di Asia tenggara sudah mulai terdesak oleh tentara sekutu. Tahun 1943
kekuatan tentara jepang sudah mulai rapuh, sehingga dibeberapa medan
pertempuran pihak sekutu dapat memukul mundur tentara jepang dengan sangat
mudahnya. Dalam kondisi yang sangat terdesak seperti ini menimbulkan jepang
berubah sikap politiknya terhadap negeri-negeri yang didudukinya, termasuk
terhadap bangsa Indonesia.
Jepang melancarkan politik merangkul bangsa Asia, dengan memberikan
kemerdekaan kepada bangsa Birma, dan Filipina dengan maksud agar kedua
negeri tersebut bersedia mendukung Jepang dalam menghadapi tentara sekutu.
Dalam kesempatan yang baik ini dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh bangsa
Indonesia untuk mendesak pemerintah Jepang juga memberikan kemerdekaan
kepada Indonesia. Dan desakakan seperti ini ditanggapi secara serius oleh
pemerintah Jepang untuk mewujudkan kesediaanya itu, pada tanggal 7 september
1944 Perdana Menteri Koyso memberikan janji akan menghadiahkan
kemerdekaan Indonesia kelak di kemudian hari. Dan untuk mempersiapkan segala
sesuatunya yang berkaitan dengan janji tersebut, pemerintahan pendudukan
Jepang di jawa membentuk sebuah badan yang diberi nama “Dokuritzu Zyunbi
Tyoosakai” atau Badan Persiapan Usaha-usaha Kemerdekan Indonesia
(BPUPKI), yang beranggotkan 60 orang ditambah dengan 3 orang ketua yang
salah satunya ada tokoh yang mewakili jepang yang bernama Iti Bangase. Dan
ketua muda dijabat oleh Radjiman Wedyodiningrat dan Raden pandji Soeroso.
Pada tanggl 18 Mei 1945, bertepatan dengan hari kelahiran Tenno
Haika seorang kaisar Jepang BPUPKI dilantik oleh Letnan Jendral Kumakici
Harada seorang tentara keenam belas Jepang.Dalam waktu yang relatif singkat

3
sekitar 2 bulan sejak tanggal 18 Mei smpai 17 Juli 1945 dengan dua kali masa
sidang telah dapat menyelesaiakan tugas berat. Yaitu berkenan dengan Dasar
Negara dan Bentuk Negara.
Dalam setiap sidang bukannya berjalan dengan mulus-mulus saja tapi
mereka juga mengalami rintangan-rintangan dalam diskusinya namun dapat
diselesaikan karena mereka berpegang teguh pada prinsip demi persatuan dan
kesatuan dengan jiwa yang amat besar demi kepentingan bangsa dan negara.
Perdebatan terjadi antara dua golongan besar yaitu Bung Karno
,menyebutnya dengan golongan Kebangsaan dan golongan Islam. Sebuatan
seperti ini rasanya kurang enak maka akan lebih pas jika disebut saja golongan
Nasionalis sekuler dan golongan Nasionalis muslim.Dan harus diakui bahwa
sebetulnya semangat nasionalisme ini pertama kali justru muncul dari kalangan
muslim (santri). Dikalangan mereka sudah timbul rasa patriotisme sejak lama
yaitu sejak abad ke XVI (16) sejak kedatangan penjajah.
Ketika itu mereka menganggap bahwa negari eropa datang ke Indonesia
selain untuk mengambil rempah-rempah juga akan menyebarkan agama nasrani
kepada penduduk setempat. Dan kelompok santri tentunya sangat terusik.
Fakta sejarah menunjukkan bahwa kedatangan bangsa eropa yaitu
sepanyol,portugis, inggris, dan belanda kenegeri jajhannya tentu tidak lepas dari
tiga motif yaitu: pertama motif ekonomi dan bentuk eksploitasi kekayaan alm
bangsa terjajah, kedua motif politik dalam rangk melanggengkan kekuasaan
dengan politik pecah belah atau sering disebut politik Devide et impera
atau politik belah bambu.dan ketiga motif agama. Sehingga targetnya pun cukup
jelas akan memerangi islam dan mengeruk kekayaan, sehingga bagi kalangan
santri hal ini dianggap sangat berbahaya.
Kedua sistem pendidikan diatas maka mempengaruhi pola pikir kedua
golongan tersebut.sehingga sering terjadi perbedaan sampai pada saat perumusan
dasara negara. Yang termanifestasikan dalam sidang-sidang BPUPKI.terutama
dalam pembahasan dasar negara. Kalangan Islam mengusulkan bahwa negara
indonesia yang merdeka harus diletakkan pada diatas landasan Islam dengan
disertai alasan bahwa mayoritas masyarakat indonesia beragama Islam. Diantara
yang mengusulkan hal ini adalah seorang tokoh Muhammadiyah yaitu Ki Bagus

4
Hadikusumo (ketua umum Muhammadiyah) dalam salah satu pidatonya Ki
Bagus dengan penuh keyakinan mengusulkan bahwa Islam harus dijadikan dasar
negara RI.
Dilain pihak golongan nasionalis, menyatakan bahwa negara indonesia
harus diletakkan diatas dasar kebangsaan, yang oleh Supomo dapat dikatakan
dapat mengatasi segala golongan dan segala orang seorang mempersatukan diri
dengan lapisan rakyat seluruhnya. Dan merka berpendapat bahwa antara urusan
agama dan urusan negara harus dipisahkan secara tegas sebagaimana seperti yang
diusulkan oleh Bung Hatta.
Menanggapi usulan dari golongan nasionalis tersebut, Ki Bagus
Hadikusumo menangkisnya dengan telak dengan mengutif salah satu kata-kata
salah seorang anggota anggota BPUPKI yang secara terang-terangan
memperlihatkan ketidak setujuan terhadap usulan negara yang berdasarkan asas
islam. Bahwa dulu ada yang mengatakan agama itu suci dan luhur dan tinggi
sehingga agar tetap suci janganlah agama dicampurnya dengan urusan negara.
Usulan dasar negara baik yang berasal adari golongan nasionalis dan
golongan islam ini berlangsung dengan perdebatan panjang sampai tanggal 1 Juni
1945. Namun sayangnya sejarah mengenai hal ini sekarang sudah mulai hilang
dari peredaran sehingga sulit untuk melacaknya.
Pada tanggal 1 juni 1945 tersebut Bung Karno menyampaikan pidato yang
cukup panjang sekitar 21 halaman dihadapan sidang badan penyelidik. Dalam
pidato yang kerap ditimpali dengan tepuk tangan tersebut untuk pertama kalinya
ia memperkenalkan apa yang disebut “Pancasila” sekaligus beliau menyatakan
bahwa Pancasila ini dapat dijadikan asas kefilsafatan.

2.2 Pengertian Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang

5
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4
Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila
yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada
tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

2.2.1 Tokoh-tokoh Nasional Yang Mengusulkan Dasar Negara


Indonesia
Tokoh-tokoh yang mengusulkan dasar negara diantaranya:
a. Mr. Muh Yamin
b. Prof. Dr. Soepomo
c. Ir. Soekarno

2.3 Perumusan Pancasila

2.3.1Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan


Kemerdekaan Indonesia

Jepang meyakinkan bangsa Indonesia tentang kemerdekaan yang


dijanjikan dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan itu dalam bahasa Jepang
disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Jenderal Kumakichi Harada, Komandan
Pasukan Jepang untuk Jawa pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan
pembentukan BPUPKI. Pada tanggal 28 April 1945 diumumkan
pengangkatan anggota BPUPKI. Upacara peresmiannya dilaksanakan di
Gedung Cuo Sangi In di Pejambon Jakarta (sekarang Gedung Departemen
Luar Negeri). Ketua BPUPKI ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman
Wedyodiningrat, wakilnya adalah Icibangase (Jepang), dan sebagai
sekretarisnya adalah R.P. Soeroso. Jumlah anggota BPUPKI adalah 63
orang yang mewakili hampir seluruh wilayah Indonesia ditambah 7 orang
tanpa hak suara.

6
2.3.2 Masa Persidangan Pertama BPUPKI (29 Mei–1 Juni 1945)

Setelah terbentuk BPUPKI segera mengadakan persidangan. Masa


persidangan pertama BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai
dengan 1 Juni 1945. Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas
rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Pada persidangan
dikemukakan berbagai pendapat tentang dasar negara yang akan dipakai
Indonesia merdeka. Pendapat tersebut disampaikan oleh Mr. Mohammad
Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno.

a. Rumusan I: Mr.Moh. Yamin.

Pada sesi pertama persidangan BPUPKIyang dilaksanakan pada 29 Mei –


1 Juni1945 beberapa anggota BPUPKI diminta untuk menyampaikan
usulan mengenai bahan-bahan konstitusi dan rancangan “blue print”
Negara Republik Indonesia yang akan didirikan. Pada tanggal 29 Mei1945
Mr. Mohammad Yamin menyampaikan usul dasar negara dihadapan
sidang pleno BPUPKI baik dalam pidato maupun secara tertulis yang
disampaikan kepada BPUPKI.

Rumusan Pidato

Baik dalam kerangka uraian pidato maupun dalam presentasi lisan Muh.
Yamin mengemukakan lima calon dasar negara yaitu:

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri ke-Tuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Rumusan Tertulis

Selain usulan lisan Muh Yamin tercatat menyampaikan usulan tertulis


mengenai rancangan dasar negara. Usulan tertulis yang disampaikan

7
kepada BPUPKI oleh Muh Yamin berbeda dengan rumusan kata-kata dan
sistematikanya dengan yang dipresentasikan secara lisan, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

b. Rumusan II: Drs.Soepomo.

Pada tanggal 31 Mei 1945, Soepomo pun menyampaikan rumusan dasar


negaranya, yaitu:

1. Persatuan
2. Kekeluargan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

c. Rumusan III: Ir. Soekarno

Selain Muh Yamin dan Soepomo, beberapa anggota BPUPKI juga


menyampaikan usul dasar negara, di antaranya adalah Ir Sukarno. Usul ini
disampaikan pada 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal sebagai hari lahir
Pancasila.Namun masyarakat bangsa indonesia ada yang tidak setuju
mengenai pancasila yaitu Ketuhanan, dengan menjalankan syari'at Islam
bagi pemeluk-pemeluknya.Lalu diganti bunyinya menjadi Ketuhanan Yg
Maha Esa. Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga buah
usulan calon dasar negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip.
Sukarno pula-lah yang mengemukakan dan menggunakan istilah
“Pancasila” (secara harfiah berarti lima dasar) pada rumusannya ini atas
saran seorang ahli bahasa (Muhammad Yamin) yang duduk di sebelah

8
Sukarno. Oleh karena itu rumusan Sukarno di atas disebut dengan
Pancasila, Trisila, dan Ekasila.

Rumusan Pancasila

1. Kebangsaan Indonesia - atau nasionalisme


2. Internasionalisme - atau peri-kemanusiaan
3. Mufakat - atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan

Rumusan Trisila

1. Sosio-nasionalisme
2. Sosio-demokratis
3. ke-Tuhanan

Rumusan Ekasila

1. Gotong-Royong

2.3.3 Piagam Jakarta

Sesudah sidang pertama BPUPKI, berlangsung pertemuan di luar


sidang. Pertemuan itu dilakukan oleh para anggota BPUPKI yang tinggal
di Jakarta. Pada tanggal 22 Juni 1945. Pertemuan ini dimaksudkan untuk
menjembatani perbedaan antara golongan nasionalis dan Islam. Dalam
pertemuan itu, diupayakan kompromi antara kedua belah pihak mengenai
rumusan dasar negara bagi negara Indonesia.
Pada kesempatan itu sebuah panitia, yang kemudian dikenal dengan
Panitia Sembilan, dibentuk untuk merumuskan kesepakatan antara kedua
belah pihak. Panitia itu beranggotakan sembilan tokoh nasional yang juga
tokoh-tokoh BPUPKI, yaitu Soekarno, Muhammad Hatta, Muhammad
Yamin, Subardja, A.A. Maramis, Abdul Kahar Muzakar, Wachid Hasyim,
Abikusno Tjokrosujoso, dan K.H. Agus Salim.

9
Setelah mengadakan pembahasan, panitia ini berhasil menetapkan
Rancangan Pembukaan UUD yang kemudian di kenal dengan nama
Piagam Jakarta. Pancasila dalam Piagam Jakarta dirumuskan demikian:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at-syari’at Islam bagi
pemeluk-pemelukNya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2.3.4 Sidang Kedua BPUPKI

Ketika BPUPKI mengadakan sidang kedua pada tanggal 10 Juli


sampai 17 Juli 1945, Soekarno selaku ketua Panitia Sembilan melaporkan
usul Pembukaan UUD di sidang BPUPKI.
Ketua BPUPKI kemudian membentuk Panitia Perancang UUD,
diketuai oleh Soekarno. Pada tanggal 11 Juli 1945, Panitia membicarakan
rancangan Pembukaan UUD. Lalu ketua membentuk Panitia Kecil
beranggotakan 7 orang diketuai oleh Soepomo untuk membentuk
rancangan UUD. Hasil kerja Panitia Kecil dibicarakan pada tanggal 13 Juli
1945 dan diterima oleh Panitia Perancang UUD.
Pada tanggal 14 Juli 1945 diadakan sidang pleno BPUPKI
membicarakan rancangan Pembukaan UUD dan menerimanya dengan
sedikit perubahan.
Pada tanggal 15 Juli 1945, dibicarakan rancangan UUD. Setelah
Soekarno dan Soepomo memberikan penjelasan umum dan pasal demi
pasal, masing-masing anggota memberikan tanggapan.
Mengenai agama, timbul perdebatan sengit. Akan tetapi, pada
tanggal 16 Juli 1945 UUD diterima dengan bulat. Dengan demikian tugas
BPUPKI selesai dan badan tersebut dibubarkan.

10
2.3.4 Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang. Untuk


menindaklanjuti hasil kerja BPUPKI, Jepang membentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Lembaga tersebut dalam
bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Iinkai. PPKI beranggotakan 21
orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Mereka terdiri
atas 12 orang wakil dari Jawa, 3 orang wakil dari Sumatera, 2 orang wakil
dari Sulawesi, dan seorang wakil dari Sunda Kecil, Maluku serta
penduduk Cina. Ketua PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, menambah
anggota PPKI enam orang lagi sehingga semua anggota PPKI berjumlah
27 orang.
PPKI dipimpin oleh Ir. Sukarno, wakilnya Drs. Moh. Hatta, dan
penasihatnya Ahmad Subarjo. Adapun anggotanya adalah Mr. Supomo, dr.
Rajiman Wedyodiningrat, R.P. Suroso, Sutardjo, K.H. Abdul Wachid
Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Oto Iskandardinata, Suryohamijoyo,
Abdul Kadir, Puruboyo, Yap Tjwan Bing, Latuharhary, Dr. Amir, Abdul
Abbas, Teuku Moh. Hasan, Hamdani, Sam Ratulangi, Andi Pangeran, I
Gusti Ktut Pudja, Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantara, Kasman
Singodimejo, Sayuti Melik, dan Iwa Kusumasumantri.

1. Proses Penetapan Dasar Negara dan Konstitusi Negara

Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidangnya yang


pertama. Pada sidang ini PPKI membahas konstitusi negara Indonesia,
Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, serta lembaga yang membantu
tugas Presiden Indonesia. PPKI membahas konstitusi negara Indonesia
dengan menggunakan naskah Piagam Jakarta yang telah disahkan
BPUPKI. Namun, sebelum sidang dimulai, Bung Hatta dan beberapa
tokoh Islam mengadakan pembahasan sendiri untuk mencari
penyelesaian masalah kalimat ”... dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” pada kalimat ”Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

11
pemeluknya”. Tokoh-tokoh Islam yang membahas adalah Ki Bagus
Hadikusumo, Kasman Singodimejo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, dan
Teuku Moh. Hassan. Mereka perlu membahas hal tersebut karena
pesan dari pemeluk agama lain dan terutama tokoh-tokoh dari
Indonesia bagian timur yang merasa keberatan dengan kalimat
tersebut. Mereka mengancam akan mendirikan negara sendiri apabila
kalimat tersebut tidak diubah. Dalam waktu yang tidak terlalu lama,
dicapai kesepakatan untuk menghilangkan kalimat ”... dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Hal
ini dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Kita harus menghargai nilai juang para tokoh-tokoh yang sepakat
menghilangkan kalimat ”.... dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Para tokoh PPKI berjiwa besar dan
memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Mereka juga mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan. Adapun tujuan diadakan pembahasan sendiri tidak pada
forum sidang agar permasalahan cepat selesai. Dengan disetujuinya
perubahan itu maka segera saja sidang pertama PPKI dibuka.

2. Perbedaan dan Kesepakatan yang Muncul dalam Sidang PPKI

Pada sidang pertama PPKI rancangan UUD hasil kerja BPUPKI


dibahas kembali. Pada pembahasannya terdapat usul perubahan yang
dilontarkan kelompok Hatta. Mereka mengusulkan dua perubahan.
Pertama, berkaitan dengan sila pertama yang semula berbunyi
”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi ”Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Kedua, Bab II UUD Pasal 6 yang semula berbunyi ”Presiden ialah
orang Indonesia yang beragama Islam” diubah menjadi ”Presiden
ialah orang Indonesia asli”. Semua usulan itu diterima peserta sidang.
Hal itu menunjukkan mereka sangat memperhatikan persatuan dan
kesatuan bangsa. Rancangan hukum dasar yang diterima BPUPKI
pada tanggal 17 Juli 1945 setelah disempurnakan oleh PPKI disahkan

12
sebagai Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. UUD itu kemudian
dikenal sebagai UUD 1945. Keberadaan UUD 1945 diumumkan
dalam berita Republik Indonesia Tahun ke-2 No. 7 Tahun 1946 pada
halaman 45–48.
Sistematika UUD 1945 itu terdiri atas hal sebagai berikut :
- Pembukaan (mukadimah) UUD 1945 terdiri atas empat
alinea. Pada Alenia ke-4 UUD 1945 tercantum Pancasila
sebagai dasar negara yang berbunyi sebagai berikut.
1. Ketuhanan Yang MahaEsa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

- Batang tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 4


pasal aturan peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan
- Penjelasan UUD 1945 terdiri atas penjelasan umum dan
penjelasan pasal demi pasal.
Susunan dan rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945 merupakan perjanjian seluruh bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, mulai saat itu bangsa Indonesia membulatkan tekad
menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

2.4 Rumusan Pancasila yang Sah

Fungsi pokok Pancasila adalah sebagai Dasar Negara. Selain fungsi pokok
Pancasila sebagai Dasar Negara ada fungsi yang lainnya yaitu:
Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945, berhasil menyusun suatu
naskah yang kemudian disebut Piagam Jakarta. Yang di dalamnya tercantum
rumusan Dasar Negara sebagai berikut:

13
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dari beberapa rumusan yang diusulkan itu, mana menurut Anda yang
paling sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia? Hasil kerja panitia
Sembilan itu belum dapat pengesahan dari BPUPKI, karena mereka belum
mewakili seluruh golongan masyarakat Indonesia dan rumusan dasar negara
yang dihasilkan itu masih dianggap belum terumuskan secara jelas. Untuk
memantapkan hasil kerja BPUPKI dan sejalan dengan perkembangan sejarah,
maka dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
bersidang padatanggal 18 Agustus 1945, yang kedudukannya sama dengan
badan perwakilan rakyat dan anggotanya ditambah dari wakil-wakil daerah
dan golongan yang segera ditugaskan untuk menyusun alat-alat kelengkapan
negara yang diperlukan. Dalam sidangnya PPKI menghasilkan:
• Menetapkan dan mengesahkan UUD RI.
• Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs.Moch Hatta sebagai wakil
Presiden.
• Sebelum dibentuk MPR dan DPR Presiden dibantu oleh suatu Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk sementara waktu.
• Dalam pengesahan tersebut terdapat rumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 berikut sistematikanya,
sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam

14
Permusyawaratan/Perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi
beberapa dokumen penetapannya ialah:
 Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22
Juni1945
 Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18
Agustus1945
 Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat
- tanggal 27 Desember1949
 Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara -
tanggal 15 Agustus1950
 Rumusan Kelima: Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan
Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)

2.4.1 Hari Kesaktian Pancasila

Pada tanggal 30 September1965, terjadi insiden yang dinamakan


Gerakan 30 September (G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi
perdebatan di tengah lingkungan akademisi mengenai siapa penggiatnya
dan apa motif dibelakangnya. Akan tetapi otoritas militer dan kelompok
reliji terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut
merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi
komunis, untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia dan
membenarkan peristiwa Pembantaian di Indonesia 1965–1966.
Pada hari itu, enam Jendral dan 1 Kapten serta berberapa orang
lainnya dibunuh oleh oknum-oknum yang digambarkan pemerintah
sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul akibat G30S sendiri pada
akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia. Pemerintah Orde
Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan

15
Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai
Hari Kesaktian Pancasila.

2.4.2 Butir-Burir Pengamalan Pancasila

Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa


menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan
sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila.
 Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga
terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang
lain.
 Kemanusiaan yang adil dan beradab
1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.

16
 Persatuan Indonesia

1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan


bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang
ber-Bhinneka Tunggal Ika.
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat
kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan
keadilan.
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-
royong.
2. Bersikap adil.

17
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Ketetapan ini kemudian dicabut dengan Tap MPR no. I/MPR/2003 dengan
45 butir Pancasila.

Sila pertama

Bintang.
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

18
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.
Sila kedua

Rantai.
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
Sila ketiga

19
Pohon Beringin.
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila keempat

Kepala Banteng
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.

20
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.
Sila kelima

Padi Dan Kapas.


1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.

21
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial

2.5 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

2.5.1 Persiapan Menjelang Proklamasi

1. Peristiwa Penting Disekitar Proklamasi


a. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa bersejarah bagi bangsa
Indonesia. Peristiwa ini terjadi sehari sebelum kemerdekaan. Peristiwa ini
terjadi karena pertentangan antara golongan muda dan golongan tua dalam
menentukan waktu diproklamasikannya kemerdenaan Negara Republik
Indonesia. Golongan muda yang tergabung dalam Angkata Muda
Indonesia yang dipimpin oleh Chaerul Saleh telah mengetahui
menyerahnya Jepang tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945
mereka mengetahui kekalahan Jepang melalui siaran rasio BBC di
Bandung dan 15 Agustus. Kemudian mereka mengadakan pertemuan, dan
hasil pertemuan itu adalah Indonesia harus segera memproklamasikan
kemerdekaanya. Mereka berpendapat bahwa kemerdekaan adalah hak
segala bangsa termasuk Indonesia, tanpa bergantung kepada bangsa dan
negara manapun.
Pada hari yang sama Sokarno dan Moh. Hatta kembali ke tanah air
setelah memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekl
Terauchi di Saigon, Vietnam. Golongan tua yang dipimpin oleh Soekarno
dan Hatta lebih memilih melihat perkembangan selanjutnya, karena
proklamasi kemerdekaan harus terorganisasi dan melalui rapat PPKI
tanggal 18 Agustus 1945 seperti yang telah disepakati dalam pertemuan di
Saigon. Pendapat itu tidak ditanggapi oleh golongan muda. Mereka tetap
pada prinsipnya, sehingga terjadi perbedaan paham antara golongan tua

22
dan golongan muda. Golongan muda memutuskan untuk mengamankan
Soekarno dan Hatta ke Luar kota, yakni ke Rengasdengklok sebelah timur
Jakarta. Diungsikannya kedua tokoh ini leh golongan muda bertujuan
untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.
Golongan muda tetap memaksa kepada kedua tokoh itu untuk
melaksanakan proklamasi kemerdekaan tanpa campur tangan Jepang dan
sesegera mungkin dikumandangkan. Namun, usaha para golongan muda
ini tidak berhasil. Kedua tokoh itu teap pada pendiriannya. Shodanco
Singgih yang berada di pihak golongan muda berbicara dengan Soekarno.
Akhirnya Soekarno bersedia untuk memproklamasikan kemerdekan
Indonesi dengan segera setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan
pernyataan itu, Singgih segera kembali ke Jakarta untuk menyampaikan
rencana proklamasi kepada kawan – kawannya.
Para tokoh lannya yang berada di Jakarta, yakni Ahmad Seobardjo
yang mewakili golongan tua dan Wikana yang mewakili golongan
pemuda, telah sepakat menentukan tempat dikumandangkannya
proklamasi di Jakarta. Atas kesepakatan itu kemudian Jusuf Kunto
(golongan pemuda) mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris
pribadinya pergi menjemput Soekarno – Hatta. Pukul 17.30 WIB
rombongan tiba di Jakarta dengan selamat. Penyusunanteks proklamasi
disepakati akan dilakukan di rumah kediaman Laksamana Tadashi Maeda.
Rombongan yang tiba di Jakarta langsung menuju urmah Laksamana
Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 (sekarang Perpustakaan
Nasional, Depdiknas)

b. Penyusunan Tesk Proklamasi


Sebelum pembicaraan pembuatan naskah teks proklamasi dimulai,
Soekarno Hatta telah mengemui Mayor Jenderal Nishimura untuk
menjajaki sikapnya mengenai proklamasi kemerdekaan. Mereka ditemani
oleh Laksamana Tadashi Maeda. Singetada Nishijima, Tomegoro
Yoshizumi, dan Miyoshi sebagai penerjemah. Dalam pertemuan itu

23
disepakati agar pemerintah Jepang tidak menghalangi pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan yang akan dilakukan oleh rakyat Indonesia.
Setelah pertemuan itu, Soekarno Hatta kembali ke rumah
Laksamana Tadashi Maeda untuk menyusun naskah proklamasi
kemerdekaan Indonesia Miyoshi sebagai orang kepercayaan Nishimura
bersama tiga tokoh pemuda, yaitu Sukami, Soediro dan B.M Diah
menyaksikan Soekarno Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo membahas
perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Menjelang subuh,
naskah proklamasi yang masih berupa konsep yang ditulis oleh Soekarno
dibacakan dan dibahas kembali. Soekarno yang mendapat dukungan dari
Moh. Hatta menyarankan agar mereka bersama – sama menandatangani
naskah proklamasi selaku wakil bangsa Indonesia namun golongan
pemuda menentangnya.
Sukarni yang mewakili golongan pemuda mengusulkan agar yang
menandatangani naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah
Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul itu disetujui oleh hadirin
yang ada, Kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk
mengetik berita naskah itu berdasarkan naskah hasil tulisan tanganya
dengan perubahan yang telah disetujui.
Semula pembacaan teks proklamasi akan dibacakan di Lapangan
Ikada (sekarang bagian tenggara lapangan Monumen Nasional) atas usulan
Sukarni. Namun Soekarno khawatir akan terjadi bentrokan fisik antara
rakyat Indonesia dengan tentara Jepang maka diputuskan bahwa
pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di
rumah kediaman Soekarno, yakni jalan Pegangasaan Timur No. 56 Jakarta
pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 wib
c. Detik – Detik Proklamasi
Pada 17 Agustus 1945 menjelang fajar, teks proklamasi telah
diketik dan siap dibacakan. Dalam suasana pagi, para pemimpin bangsa
Indonesia masing – masing meninggalkan rumah Laksamana Tdashi
maeda. Mereka pulang ke rumah masing – masing untuk mempersiapkan
diri dan menuju rumah kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur

24
No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi, Gedng Perintis Kemerdekaan)
tepat pukul 10.30 wib.
Namun, tanpa diduga pada hari itu yang bertepatan dengan bulan
Suci Ramadhan, barisan pemuda berbondong – bondong datang ke
Lapangan Ikada. Pihak Jepang telah mengetahui kegiatan para pemuda
pada malam perumusan teks Proklamasi. Tentara Jepang berusaha untuk
menghalang – halanginya dengan menjaga Lapangan Ikada.
Pemimpin Barisan Pelopor, Sudiro melaporkan keadaan tersebut
kepada dr.Muwardi (Kepala Keamanan Soekarno) Ia mendapat penjelasan,
bahwa proklamasi tidak dilaksanakan di Lapangan Ikada, tetapi di depan
rumah kediaman Soekarno. Sudiro segera kembali ke lapangan Ikada
untuk memberitahukan anak buahnya.
Sejak pagi hari, rumah Soekarno dipadati oleh massa pemuda.
Mereka berbaris untuk menjaga keamanan upacara pembacaan proklamasi,
dr. Muwardi meminta kepada beberapa orang anak buahnya untuk berjaga
– jaga di sekitar rumah Soekarno dan juga dibantu pasukan yang dipimpin
Cudanco Arifin Abdurahman.
Para pemimpin bangsa Indonesia menjelang Pukul. 10.00 telah
berdatangan ke Pegangangsaan Timur di antara mereka adalah :
 dr. Buntaran Martoatmodjo
 Mr. Latuharhary
 Anwar Tjokroaminoto
 Otto Iskandardinata
 Sam Ratulangi
 Mr. Sartono
 Pandu Kartawiguna
 dr. Muwardi
 Mr. A. A Maramis
 Abikusno Tjokrosuyoso
 Harsono Tjokroaminoto
 Ki Hajar Dewantara
 K.H Mas Mansyur

25
 Sayuti Melik
 M. Tabrani
 A.K Pringgodigdo, dll

d. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 wib Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia telah dikumandangkan. Pada hari itu
pula berita proklamasi telah menyebar luas ke seluruh Jakarta, kemudian
disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Proklamasi telah sampai di tangan
Kepala Bagian Radio dari Konter Domei (kantor berita saat pendudukan
Jepang), Waidan B Palenewen ia menerima teks dari seorang wartawan
Domei bernama Syahruddin.
Waidan B. Palenewen segera memerintahkan F. Wuz untuk
menyiarkan berita Proklamasi tiga kali berturut – turut. Teks proklamasi
baru disiarkan dua kali, tentara Jepang masuk ke ruangan radio dan
memerintahkan agar penyiaran berita itu dihentikan. Waidan B Palenewen
tetap memerintahkan F. Wuz untuk terus menyiarkan setiap setengah jam
sampai dengan pukul 16.00 Pimpinan tentara Jepang di Jawa
memerintahkan untuk meralat berita tersebut dan menyatakan sebagai
kekeliruan.
Pada tanggal 20 Agustus 1945, Jepang menyegel pemancar radio
dan para pegawai radio dilarang masuk. Para pemuda membuat pemancar
baru dengan bantuan beberapa teknisi radio, seperti Sukarman, Sutamto,
Susilahardja, dan Suhendar. Peralatan yang dipakai untuk siaran diambil
dari Kantor Berita Domei. Peralatan itu dibawa ke rumah Waidan B.
Palenewen dan sebagian ke Menteng 31 para pemuda merakit pemancar
baru dengan kode panggilan DJK I, dari sinilah berita Proklamasi tidak
terbatas lewat radio, melainkan lewat pers dan suara selebaran. Pada
tanggal 20 Agustus 1945, hampir seluruh surat kabar di Jawa memuat
berita Proklamasi dan UUD Negara Republik Indonesia. Dengan demikian

26
rakyat Indonesia telah bahu membahu menyebarkan berita penting dan
bersejarah itu ke seluruh Tanah Air.

2.5.2 Makna Proklamasi

Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan titik puncak


perjuangan pergerakan bangsa Indonesia yang telah dapat
mengantarkannya ke pintu gerbang kebebasan. Hari kebebasan itu telah
ditunggu-tunggu sejak bertahun-tahun lamanya dengan penuh kesadaran
melalui berbagai macam bentuk perjuangan dari seluruh rakyat Indonesia,
baik yang dilakukan melalui gerakan di daerah-daerah maupun gerakan
yang bersifat nasional (sejak tahun 1908). Proklamasi kemerdekaan
Indonesia bukan merupakan titik akhir perjuangan bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia terus berjuang untuk mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan yang telah dicapainya itu.

Pada awal Negara Republik Indonesia berdiri, kehidupan bangsa


Indonesia belum stabil. Bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya masih
mengalami kekurangan di sana-sini. Penyataan Kemerdekaan Indonesia
belum berarti kehidupan bangsa Indonesia berubah secara drastis.
Proklamasi hanyalah merupakan titik awal untuk mengantar rakyat
Indonesia ke pintu gerbang menuju kemajuan dan kesejahteraan sosial.
Dalam pengertian ini, proklamasi kemerdekaan mempunyai dua
makna penting, yakni:

Makna Proklamasi Bagi bangsa Indonesia yaitu :

a) Bangsa Indonesia dengan tekad yang bulat dan percaya pada kekuatan
sendiri telah menjadi bangsa yang merdeka, bebas dan tekanan dan
penjajahan asing yang telah dideritanya sejak lama. Dengan kemerdekaan
ini, bangsa Indonesia berhak mengatur sendiri negaranya serta berusaha
sekuat tenaga mempertahankannya dan gangguan bangsa asing.

27
b) Bangsa Indonesia menjadi pelopor bangsa-bangsa di Asia-Afrika untuk
memerdekakan diri dari penindasan bangsa Asing. Bangsa Indonesia
merupakan bangsa Asia pertama yang merdeka setelah Perang Dunia II
usai. Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, tiga hari setelah
Perang Dunia II selesai, dilakukan pada saat yang tepat, yaitu ketika
terjadi kekosongan kekuasaan (vacuum of power). Hal ini memberi
peluang kepada bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya. Hasilnya
adalah Proklamasi Kemerdekaan yang menandakan bahwa bangsa
Indonesia telah terbebas dan segala bentuk ikatan bangsa-bangsa asing.

Oleh karena itu, proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat


dijadikan sebagai tonggak pembaruan kehidupan bangsa Indonesia di
segala bidang kehidupan. Setelah proklamasi kemerdekaan
dikumandangkan, para pemimpin beserta rakyat Indonesia bersama-sama
terus berjuang membenahi tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Usaha-usaha yang ditempuh di antaranya mengadakan rapat PPKI tanggal
18 Agustus 1945 untuk memilih pemimpin negara yaitu presiden dan
wakil presiden, menetapkan fondasi /landasan negara yakni Undang-
Undang Dasar 1945, serta membentuk Komite Nasional untuk membantu
presiden melaksanakan tugasnya. Langkah ini segera dilakukan agar
negara yang baru merdeka ini berdiri dengan kokoh dan diakui dunia
internasional.

(Pembacaan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia)
Selanjutnya, pada tanggal 19 Agustus 1945, Presiden memanggil
anggota PPKI dan pemimpin pemuda untuk membicarakan pembentukan
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), merancang pembentukan 12

28
Departemen dan menunjuk para menterinya, menentukan pembagian
wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi.
Kemudian, tanggal 23 Agustus 1945 Presiden mengumumkan
terbentuknya 3 badan barn untuk menopang pemerintahan yang baru
berdiri, yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia
(PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Komite Nasional Indonesia
(KNI) dan Badan Keamanan Rakvat (BKR) diterima kehadirannya oleh
rakyat Indonesia dengan gegap gempita karena diyakini badan-badan
tersebut dapat berfungsi membantu pemerintah Indonesia untuk
membenahi dan menata kehidupan bangsa Indonesia sesuai dengan yang
dicita-citakan dalam Undang-Undang Dasar. Akan tetapi, rencana Partai
Nasional Indonesia (PNI) menjadi partai tunggal oleh pemerintah
mendapat tentangan keras dari kalangan pemimpin bangsa lainnya. Oleh
karena itu, pembentukan PNI sebagai partai tunggal dibatalkan.

(Lapangan Ikada)
Pembatalan ini diwujudkan dalam Maklumat Pemerintah X yang
ditandatangani Wakil Presiden, Moh. Hatta, tanggal 3 November 1945.
Sebagai pengganti partai politik itu, dalam maklumat itu disebutkan akan
membentuk partai-partai politik di Indonesia sebagai wadah bagi rakyat
Indonesia menyalurkan aspirasi politiknya. Hal ini untuk menunjukkan
bahwa bangsa Indonesia menganut paham demokrasi.Demikianlah,
Proklamasi Kemerdekaan telah menjadi suatu titik tolak bagi bangsa
Indonesia untuk segera bangkit dan membangun mengejar ketertinggalan
di berbagai bidang. Dengan kebebasan yang dimilikinya sebagai bangsa
yang merdeka tidak diperintah bangsa asing, negara Indonesia mempunyai
hak untuk memerintah negerinya sendiri demi kemakmuran dan
kesejahteraan rakyatnya, tanpa campur tangan bangsa asing. Hal ini

29
menunjukkan bangsa Indonesia sudah bisa berdiri sejajar dengan bangsa
lainnya yang merdeka.
Lebih jauh lagi, kemerdekaan ini terasa lebih bermakna karena
kemerdekaan ini diperoleh melalui usaha sendiri, bukan merupakan hasil
pemberian Jepang. Saatnya bagi kita sebagai generasi penerus, untuk
memaknai dan mengisi kemerdekaan yang telah dipersembahkan para
pejuang sesuai dengan perkembangan zaman.

Setelah pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,


tokoh-tokoh nasional menyebarkan bérita Prokiamasi melalui berbagal
media, yaitu lewat radio, pamfiet, pers, dan berita beranting keseluruh
pelosok tanah air. Mendengar berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
rakyat indonesia menyambutnya dengan senang hati. Kemudian di Jakarta
para pemuda membentuk barisan-barisan muda untuk mengambil
kekuasaan dan Jepang. Puncaknya adalah mereka melaksanakan rapat
raksasa menyambut Proklamasi di Lapangan Ikada pada tanggal 19
Agustus yang dihadiri Ir. Soekarno. Pada waktu itu Ir. Soekarno berpidato
singkat dan mengajak masyarakat untuk memercayai para pemimpin
Indonesia.
Kemerdekaan bagi rakyat Indonesia memang menjadi suatu
momen yang ditunggu tunggu. Mereka merasa terbebas dan penderitaan
akibat penjajahan bangsa asing. Dengan adanya Proklamasi Kemërdekaan
ini, harapan untuk menggapal masa depan yang Iebih baik semakin
terbuka, seperti kebebasan untuk mengolah sumber daya alam sehingga
dapat mencukupi kebutuhan hidup. Kesejahteraan yang diidam-idamkan
akan terwujud.

Dengan demikian makna yang terkandung dari Proklamasi


Kemerdekaan secara keseluruhan adalah, Makna Proklamasi Bagi
bangsa Indonesia yaitu :

 Lahirnya negara dan bangsa Indonesia.


 Sebagal puncak perjuangan pergerakan anti penjajahan.

30
 Dimulainya revolusi Indonesia yaltu perpindahan kekuasaan dari
penjajah kepada pemerintah Indonesia.
 Sebagal sumber hukum lahirnya hukum nasional dan berakhirnya
hukum kolonial.
 Menjadi bukti kedaulatan bangsa Indonesia sehingga diakui oleh
negara-negara di dunia.

2.6 Lahirnya Pemerintahan Indonesia

Pada tanggal 13 Juli 1945, panitia perancang UUD mengadakan sidang


untuk membahas hasil panitia kecil perancang undang- undang tersebut. Setelah
itu, diadakanlah rapat pleno BPUPKI, dalam rapat pleno ini membahas tentang
tiga masalah pokok berikut;

1. Pembukaan Undang - Undang Dasar


2. Pernyataan Indonesia Merdeka
3. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar

Setelah berhasil menyusun rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar


1945 dan rancangan Undang-Undang Dasar 1945, BPUPKI dibubarkan. Pada
tanggal 09 Agustus 1945 dibentuklah Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan yang
menjadi wakilnya adalah Drs. Moh. Hatta. Anggota PPKI adalah wakil daerah di
Indonesia. Pada awalnya anggota PPKI berjumlah 21 orang. Setelah Jepang
menyerah kepada sekutu jumlah anggota PPKI bertambah menjadi 27 orang.

Pelaksanaan Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus


1945. PPKI ikut serta menyaksikan jalannya proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Setelah kemerdekaan diproklamirkan, PPKI mengadakan sidang. Sidang tersebut
menetapkan beberapa hal sebagai berikut;

1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945


2. Undang-Undang Dasar 1945

31
3. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil
presiden
4. PPKI membentuk sebuah komite nasional yang bertugas untuk membantu
pekerjaan presiden sementara waktu.

Beberapa uraian tersebut menunjukan bahwasyarat berdirinya suatu negara


telah dipenuhi oleh Indonesia. Syrat-syarat itu antara lain adanya rakyat, adanya
wilayah negara, dan kedaulatan. Setelah terpilihnya Ir. Soekarno sebagai presiden
dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden Republik Indonesia, maka secara
formal sempurnalah Negara Republik Indonesia menjadi suatu negara. Syarat-
syarat tersebut antara lain:

1. Rakyat yaitu bangsa Indonesia


2. Wilayah meliputi kepulauan yang terdiri dari 13.500 pulau
3. kedaulatan dengan dilaksanakannya proklamasikemerdekaan, hal ini
membuktikan kedaulatan indonesia
4. Bentuk negara adalah kesatuan
5. Sejak terpilihnya presiden dan wakil presiden aras dasar UUD 1945, maka
pemerintahan Indonesia telah terbentuk.

32
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagai upaya pelaksanaan janji Jepang mengenai kemerdekaan


Indonesia, pada tanggal 29 April 1945 pemerintah Jepang yang berada di Jakarta
membentuk suatu badan Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia sering disingkat BPUPKI. BPUPKI beranggotakan 62
orang. Sebagai ketuanya Dr. Radjiman Wedyodiningrat. BPUPKI bersifat
kooperatif, namun pada akhirnya pemerintah Jepang memberi batasan-batasan
pada anggota BPUPKI.

Sejumlah tokoh dan pemimpin Indonesia yang duduk didalam badan ini
menggunakan siasat kerjasama. Namun, tetap pada cita-citanya membelokkan
pemerintah Jepang ke arah yang mereka cita-citakan. Tindakan Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ternyata keluar dari batasan-batasan
yang diberikan oleh pemerintah Jepang. BPUPKI tidak hanya menyelidiki segala
sesuatu mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia saja, tetapi langsung pada
persiapan-persiapan kemerdekaan Indonesia. Selain membicarakan tentang
proklamasi kemerdekaan, BPUPKI juga membicarakan dasar negara Indonesia
dan merencanakan Undang-Undang Dasar Indonesia.

BPUPKI menyelenggarakan rapat-rapat untuk mewujudkan tujuannya


tersebut. Rapat pertama diadakan di gedung Chao Sangi in di jalan Pejambon 6
Jakarta. Rapat dibuka pada tanggal 08 Mei 1945. Pada hari pertama, rapat belum
membahas secara mendalam tentang rumusan dasar negara. Para peserta rapat
hanya mengajukan usulan tentang rumusan negara. Pada rapat ini ada 30 orang
yang mengajukan pendapatnya tentang rumusan dasar negara.

33
Dalam rapat yang diselenggarakan pada tanggal 29 Mei 1945, Mr.Moh. Yamin
dalam pidatonya mengemukakan lima asas.

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Ke Tuhanan
3. Kesejahteraan Rakyat
4. Peri Kemanusiaan
5. Peri Kerakyatan

Selanjutnya pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo mengajukan usulan
tentang dasar negara. Dasar negara yang diusulklan olehnya sebagai berikut;

1. Persatuan
2. Mufakat dan Demokrasi
3. Keadilan Sosial
4. Kekeluargaan
5. Musyawarah

Pada tanggal1 Juni 1945, Ir. Soekarno lewat pidatonya mengajukan lima asa yang
disebut Pancasila. Kelima asas tersebut sebagai berikut;

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Pada rapat pertama ini, belum ditemukan kesepakatan mengenai rumusan dasar
negara. Kemudian panitia kecil yang beranggotakan 9 orang.

1. Ir. Soekarno
2. Drs. Moh. Hatta
3. Mr. Achmad Soebardjo
4. KH. Wachid Hasyim
5. Abikoesno Tjokro Soejoono

34
6. H. Agus Salim
7. Mr. Muh. Yamin
8. Abdul Kahar Muzakir
9. A.A. Maramis

Panitia ini bertugas untuk merumuskan perundingan BPUPKI. Pada


tanggal 22 Juni 1945, panitia ini berhasil merumuskan dasar negara. Perumusan
dasar negara sering disebut Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Selain
menghasilkan rumusan dasar negara, panitia sembilan juga berhasil menyusun
rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Berikut ini rumusan dasar
negara yang dirumuskan panitia sembilan.

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada sila "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi


pemeluknya", terdapat beberapa perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat tersebut
dikarenakan rakyat Indonesia terdiri dari pemeluk agama yang berbeda. Mayoritas
penduduk Indonesia memeluk agama Islam, namun ada juga yang memeluk
agama lainnya selain Islam.

Rapat pertama selesai dan menghasilkan rumusan dasar negara yang


dikenal dengan Piagam jakarta. Selanjutnya diadakanlah rapat kedua. Rapat kedua
ini berlangsung pada tanggal 10-17 Juli 1945 dengan agenda pembahasan tentang
bentuk negara, wilayah negara, rancangan Undang - Undang Dasar, Kewarga-
negaraan, ekonomi, dan keuangan. Pada rapat ini dibentuk panitia perancang
Undang-Undang Dasar. Panitia ini terdiri dari 19 orang yang diketuai oleh Ir.
Soekarno.

35
Pada tanggal 13 Juli 1945, panitia perancang UUD mengadakan sidang
untuk membahas hasil panitia kecil perancang undang- undang tersebut. Setelah
itu, diadakanlah rapat pleno BPUPKI, dalam rapat pleno ini membahas tentang
tiga masalah pokok berikut;

1. Pembukaan Undang - Undang Dasar


2. Pernyataan Indonesia Merdeka
3. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar

Setelah berhasil menyusun rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar


1945 dan rancangan Undang-Undang Dasar 1945, NPUPKI dibubarkan. Pada
tanggal 09 Agustus 1945 dibentuklah Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan yang
menjadi wakilnya adalah Drs. Moh. Hatta. Anggota PPKI adalah wakil daerah di
Indonesia. Pada awalnya anggota PPKI berjumlah 21 orang. Setelah Jepang
menyerah kepada sekutu jumlah anggota PPKI bertambah menjadi 27 orang.

Pelaksanaan Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus


1945. PPKI ikut serta menyaksikan jalannya proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Setelah kemerdekaan diproklamirkan, PPKI mengadakan sidang. Sidang tersebut
menetapkan beberapa hal sebagai berikut;

1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945


2. Undang-Undang Dasar 1945
3. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil
presiden
4. PPKI membentuk sebuah komite nasional yang bertugas untuk membantu
pekerjaan presiden sementara waktu.

Beberapa uraian tersebut menunjukan bahwasyarat berdirinya suatu negara


telah dipenuhi oleh Indonesia. Syrat-syarat itu antara lain adanya rakyat, adanya
wilayah negara, dan kedaulatan. Setelah terpilihnya Ir. Soekarno sebagai presiden
dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden Republik Indonesia, maka secara

36
formal sempurnalah Negara Republik Indonesia menjadi suatu negara. Syarat-
syarat tersebut antara lain:

1. Rakyat yaitu bangsa Indonesia


2. Wilayah meliputi kepulauan yang terdiri dari 13.500 pulau
3. kedaulatan dengan dilaksanakannya proklamasikemerdekaan, hal ini
membuktikan kedaulatan indonesia
4. Bentuk negara adalah kesatuan
5. Sejak terpilihnya presiden dan wakil presiden aras dasar UUD 1945, maka
pemerintahan Indonesia telah terbentuk.

Demikian sebuah alur singkat tentang sejarah perumusan Pancasila


sebagai dasar negara Republik Indonesia,Proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia dan tentang sejarah lahirnnya pemerintahan Indonesia.

3.2 Saran

Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari Jepang melainkan hasil

perjuangan dan kerja keras bangsa Indonesia.

Sepatutnyalah kita sebagai penerus bangsa Indonesia untuk terus

melanjutkan kehidupan Indonesia dengan tetap menjaga keutuhan bangsa

Indonesia.

37
Pertanyaan dan Jawaban I

1. Indonesia sudah pernah dijajah oleh berbagai bangsa asing seperti...


(Portugis, Belanda, Inggris, Jepang)
2. Monumen Pancasila Sakti terdapat di... (Jakarta)
3. Saling menghormati pemeluk agama yang satu dengan yang lain adalah
salah satu pengamalan Pancasila, yaitu sila... (Ke-1 yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa)
4. Naskah Proklamasi Kemerdekaan RI dibacakan pada tanggal 17 Agustus
1945, disusun oleh... (Soekarno-Hatta-Achmad Soebardjo)
5. Kata “Pancasila” yang sekarang kita pakai sebagai dasar negara RI
pertama-tama diucapkan oleh... (Ir.Soekarno)
6. Soekarno dan Hatta adalah menjadi Presiden dan Wakil Presiden yang
pertama, sedangkan Perdana Menteri yang terkenal dalam perjuangan
adalah... (Sutan Syahrir)
7. Palang Merah Indonesia (PMI) berdiri pada tanggal 17 September 1945
yang diketuai oleh... (Drs. Moh. Hatta)
8. Belanda sangat mahir memecah belah bangsa Indonesia. Siasat Belanda itu
terkenal dengan nama... (Divide et Impera yang artinya pecah belah dan
jajahlah)
9. Karena perangnya makin terdesak maka Jepang menjanjikan kemerdekaan
Indonesia. Untuk itu bangsa Indonesia membentuk... (BPUPKI)
10. Garuda Pancasila sebagai lambang negara Republik Indonesia diciptakan
oleh.. (Prof. Muh. Yamin)
11. Tanggal 19 Desember 1948 Belanda menyerang RI untuk kedua kalinya.
Dan serangan ini disebut... (Agresi Belanda II)
12. Pada tahun 1946 pusat pemerintahan negara Indonesia dipindahkan ke...
(Yogyakarta)
13. Badan yang mempunyai wewenang dan kekuasaan menjalankan Undang-
Undang adalah... (Badan Eksekutif)
14. Pada awal kemerdekaan , PPKI menetapkan wilayah negara kesatuan
Republik Indonesia menjadi... (8 Provinsi yaitu Provinsi Sumatra, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi dan
Kalimantan)
15. Tanggal berapa Lambang negara RI Garuda Pancasila ditetapkan sebagai
lambang negara... (17 Oktober 1958)

38
Pertanyaan dan Jawaban II

16. Pancasila terdiri dari dua kata bahasa Sansekerta,Sebutkan artinya!

Jawab:
Pancasila terdiri dari dua kata bahasa Sansekerta,yaitu Panca yang berarti
Lima,dan Sila yang berarti prinsip atau asas.

17. Siapakah tokoh-tokoh Nasional yang mengemukakan pendapat rumusan-


rumusan dasar negara Indonesia?Sebutkan!

Jawab:
Tokoh-tokoh yang mengusulkan dasar negara diantaranya:
1. Mr. Muh Yamin
2. Prof. Dr. Soepomo
3. r. Soekarno

18. Apakah kepanjangan dari BPUPKI?

Jawab:
Kepanjangan BPUPKI adalah Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia

19. BPUPKI dibentuk olehpemerintahan Jepang sebagai bukti keseriusan


Jepang memberikan Kemerdekaan kepada Indonesia. Apakah sebutan
BPUPKI dalam bahasa Jepang?

Jawab:
Dokuritsu Junbi Cosakai

20. Siapakah Komandan pasukan Jepang untuk Jawa yang mengumumkan


pembentukan BPUPKI?

Jawab:
Jenderal Kumakichi Harada

21. Siapakah Ketua BPUPKI yang dtunjuk oleh Jepang?

Jawab:
dr. Rajiman Wedyodiningrat

22. Kapan sidang pertama BPUPKI dilaksanakan?

39
Jawab:
Masa persidangan pertama BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945
sampai dengan 1 Juni 1945

23. Pada persidangan BPUPKI pertama dikemukakan berbagai pendapat


tentang dasar negara yang akan dipakai Indonesia merdeka. Pendapat
tersebut disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir.
Sukarno.
Sebutkan pendapat rumusan dasar negara tertulis oleh Mr. Moh Yamin!

Jawab:

Usulan tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI oleh Muh Yamin


berbeda dengan rumusan kata-kata dan sistematikanya dengan yang
dipresentasikan secara lisan, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

24. Siapakah anggota-anggota Panitia Sembilan?

Jawab:
 Soekarno
 Muhammad Hatta
 Muhammad Yamin
 Subardja
 A.A. Maramis
 Abdul Kahar Muzakar
 Wachid Hasyim
 Abikusno Tjokrosujoso
 K.H. Agus Salim.

25. Kapan Sidang kedua BPUPKI diselenggarakan?

Jawab:
Sidang kedua BPUPKI diselenggarajan pada tanggal 10 Juli sampai 17 Juli
1945

40
26. Kapan hari Kesaktian Pancasila diperingati?

Jawab:
Setiap tanggal 1 Juni

27. Siapakah yang mengetik naskah teks Proklamasi?

Jawab:
Sayuti Melik

28. Dimana Proklamasi Kemedekaan dibacakan?

Jawab:

Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi,


Gedng Perintis Kemerdekaan) tepat pukul 10.30 WIB.

29. Dikota manakah Soekarno dan Moh.Hatta diasingkan menjekang


proklamasi kemerdekaan?

Jawab:
Rengsdengklok

30. Sebutkan rumusan dasar negra yang dicetuskan oleh Prof.Dr Soepomo?

Jawab:
 Persatuan
 Mufakat dan Demokrasi
 Keadilan Sosial
 Kekeluargaan
 Musyawarah

41
DAFTAR PUSTAKA

Apriliani,Ervina dkk.2015.Sejarah Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.


Bali: Jurusan Ilmu danTeknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Udayana

Artikelsiana.2015.Makna Proklamasi bagi Bangsa Indonesia. [Terhubung


Berkala]

http://www.artikelsiana.com/2014/09/makna-proklamasi-bangsa-indonesia-
penting-fungsi.html[16 Desember 2016]

Duniaku.2013.Sejarah Lahirnya Pemerintahan Indonesia.[Terhubung Berkala]


duniabembi.blogspot.co.id/2013/05/sejarah-lahirnya-pemeintahan-indonesia.html

[16 Desember 2016]

Susantika,Regina Putri.2014.Tugas PancasilaSejarah Perumusan pancasila dan


Perkembangannya. Jakarta: Jurusan IKK Fakultas Teknik Universitas Negeri
Jakarta
Wikipedia.2015. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. [Terhubung Berkala]

https://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia[16 Desember
2016]

Wikipedia.2015. Rumusan-rumusan Pancasila. [Terhubung Berkala]

https://id.wikipedia.org/wiki/Rumusan-rumusan_Pancasia[14 Desember 2015]

Zona IAILM.2015.Makalah Proklamasi Kemerdekaan. [Terhubung Berkala]

http://irwanseptiawan90.blogspot.co.id/2015/05/makalah-proklamasi-
kemerdekaan-zona.html [14 Desember 2015]

42

S-ar putea să vă placă și