Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun oleh:
UNIVERSITAS PAMULANG
PAMULANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWTTuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunian-Nya sehinggapenyusunan
makalah“MemahamiSejarah Perumusan PancasiladanHubungannya
denganProklamasi” dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan makalah ini.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yakni untuk membahas
sejarah perumusan Pancasila dan hubungannya dengan Proklamasi. Dengan
makalah ini diharapkan baik penulis sendiri maupun pembaca dapat memilki
pengetahuan yang lebih luas mengenai sejarah-sejarah terbentuknya Pancasila
sebagai dasar negara,Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan lahirnya
Pemerintahan Negara Republik Indonesia.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca umumnya dan kami sendiri khususnya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengambilan keputusan para tokoh karena menyangkut seluruh bangsa
Indonesia agar tidak kembali terpecah belah.
Berbicara mengenai perumusan Pancasila sebagai dasar Negara maka ada
kaitannya dengan Proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Proklamasi adalah sebuah pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat.
Pemberitahuan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, menandakan
suatu ketetapan kebebasan bagi seluruh rakyat Indonesia dari belenggu
penjajahan proklamasi kemerdekaan Indonesia menunjukkan keberanian
dan sikap bangsa Indonesia menunjukan keberanian dan sikap bangsa
Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.
Awalnya terdapat perbedaan sikap antara golongan tua dan gologan
muda. Golongan tua tidak mempersoalkan jika kemerdekaan adalah
pemberian Jepang, lain halnya dengan golongan muda yang mengagungkan
kemerdekaan Indonesia sebagai hasil perjuangan sendiri.
Perbedaan itu membuat para perjuangan nasionalis Indonesia bekerja
keras. Proklamasi bukan berarti perjuangan selesai, masih ada perjuangann
yang lebih berat lagi, menanti yaitu perjuangan mempertahankan
kemerdekaan itu sendiri.
1.2 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Awal kelahiran Pancasila sebagai dasar negara dimulai pada saat terakhir
pendudukan Fasisme Jepang di Indonesia sekitar tahun 1942. Disaat tentara
jepang di Asia tenggara sudah mulai terdesak oleh tentara sekutu. Tahun 1943
kekuatan tentara jepang sudah mulai rapuh, sehingga dibeberapa medan
pertempuran pihak sekutu dapat memukul mundur tentara jepang dengan sangat
mudahnya. Dalam kondisi yang sangat terdesak seperti ini menimbulkan jepang
berubah sikap politiknya terhadap negeri-negeri yang didudukinya, termasuk
terhadap bangsa Indonesia.
Jepang melancarkan politik merangkul bangsa Asia, dengan memberikan
kemerdekaan kepada bangsa Birma, dan Filipina dengan maksud agar kedua
negeri tersebut bersedia mendukung Jepang dalam menghadapi tentara sekutu.
Dalam kesempatan yang baik ini dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh bangsa
Indonesia untuk mendesak pemerintah Jepang juga memberikan kemerdekaan
kepada Indonesia. Dan desakakan seperti ini ditanggapi secara serius oleh
pemerintah Jepang untuk mewujudkan kesediaanya itu, pada tanggal 7 september
1944 Perdana Menteri Koyso memberikan janji akan menghadiahkan
kemerdekaan Indonesia kelak di kemudian hari. Dan untuk mempersiapkan segala
sesuatunya yang berkaitan dengan janji tersebut, pemerintahan pendudukan
Jepang di jawa membentuk sebuah badan yang diberi nama “Dokuritzu Zyunbi
Tyoosakai” atau Badan Persiapan Usaha-usaha Kemerdekan Indonesia
(BPUPKI), yang beranggotkan 60 orang ditambah dengan 3 orang ketua yang
salah satunya ada tokoh yang mewakili jepang yang bernama Iti Bangase. Dan
ketua muda dijabat oleh Radjiman Wedyodiningrat dan Raden pandji Soeroso.
Pada tanggl 18 Mei 1945, bertepatan dengan hari kelahiran Tenno
Haika seorang kaisar Jepang BPUPKI dilantik oleh Letnan Jendral Kumakici
Harada seorang tentara keenam belas Jepang.Dalam waktu yang relatif singkat
3
sekitar 2 bulan sejak tanggal 18 Mei smpai 17 Juli 1945 dengan dua kali masa
sidang telah dapat menyelesaiakan tugas berat. Yaitu berkenan dengan Dasar
Negara dan Bentuk Negara.
Dalam setiap sidang bukannya berjalan dengan mulus-mulus saja tapi
mereka juga mengalami rintangan-rintangan dalam diskusinya namun dapat
diselesaikan karena mereka berpegang teguh pada prinsip demi persatuan dan
kesatuan dengan jiwa yang amat besar demi kepentingan bangsa dan negara.
Perdebatan terjadi antara dua golongan besar yaitu Bung Karno
,menyebutnya dengan golongan Kebangsaan dan golongan Islam. Sebuatan
seperti ini rasanya kurang enak maka akan lebih pas jika disebut saja golongan
Nasionalis sekuler dan golongan Nasionalis muslim.Dan harus diakui bahwa
sebetulnya semangat nasionalisme ini pertama kali justru muncul dari kalangan
muslim (santri). Dikalangan mereka sudah timbul rasa patriotisme sejak lama
yaitu sejak abad ke XVI (16) sejak kedatangan penjajah.
Ketika itu mereka menganggap bahwa negari eropa datang ke Indonesia
selain untuk mengambil rempah-rempah juga akan menyebarkan agama nasrani
kepada penduduk setempat. Dan kelompok santri tentunya sangat terusik.
Fakta sejarah menunjukkan bahwa kedatangan bangsa eropa yaitu
sepanyol,portugis, inggris, dan belanda kenegeri jajhannya tentu tidak lepas dari
tiga motif yaitu: pertama motif ekonomi dan bentuk eksploitasi kekayaan alm
bangsa terjajah, kedua motif politik dalam rangk melanggengkan kekuasaan
dengan politik pecah belah atau sering disebut politik Devide et impera
atau politik belah bambu.dan ketiga motif agama. Sehingga targetnya pun cukup
jelas akan memerangi islam dan mengeruk kekayaan, sehingga bagi kalangan
santri hal ini dianggap sangat berbahaya.
Kedua sistem pendidikan diatas maka mempengaruhi pola pikir kedua
golongan tersebut.sehingga sering terjadi perbedaan sampai pada saat perumusan
dasara negara. Yang termanifestasikan dalam sidang-sidang BPUPKI.terutama
dalam pembahasan dasar negara. Kalangan Islam mengusulkan bahwa negara
indonesia yang merdeka harus diletakkan pada diatas landasan Islam dengan
disertai alasan bahwa mayoritas masyarakat indonesia beragama Islam. Diantara
yang mengusulkan hal ini adalah seorang tokoh Muhammadiyah yaitu Ki Bagus
4
Hadikusumo (ketua umum Muhammadiyah) dalam salah satu pidatonya Ki
Bagus dengan penuh keyakinan mengusulkan bahwa Islam harus dijadikan dasar
negara RI.
Dilain pihak golongan nasionalis, menyatakan bahwa negara indonesia
harus diletakkan diatas dasar kebangsaan, yang oleh Supomo dapat dikatakan
dapat mengatasi segala golongan dan segala orang seorang mempersatukan diri
dengan lapisan rakyat seluruhnya. Dan merka berpendapat bahwa antara urusan
agama dan urusan negara harus dipisahkan secara tegas sebagaimana seperti yang
diusulkan oleh Bung Hatta.
Menanggapi usulan dari golongan nasionalis tersebut, Ki Bagus
Hadikusumo menangkisnya dengan telak dengan mengutif salah satu kata-kata
salah seorang anggota anggota BPUPKI yang secara terang-terangan
memperlihatkan ketidak setujuan terhadap usulan negara yang berdasarkan asas
islam. Bahwa dulu ada yang mengatakan agama itu suci dan luhur dan tinggi
sehingga agar tetap suci janganlah agama dicampurnya dengan urusan negara.
Usulan dasar negara baik yang berasal adari golongan nasionalis dan
golongan islam ini berlangsung dengan perdebatan panjang sampai tanggal 1 Juni
1945. Namun sayangnya sejarah mengenai hal ini sekarang sudah mulai hilang
dari peredaran sehingga sulit untuk melacaknya.
Pada tanggal 1 juni 1945 tersebut Bung Karno menyampaikan pidato yang
cukup panjang sekitar 21 halaman dihadapan sidang badan penyelidik. Dalam
pidato yang kerap ditimpali dengan tepuk tangan tersebut untuk pertama kalinya
ia memperkenalkan apa yang disebut “Pancasila” sekaligus beliau menyatakan
bahwa Pancasila ini dapat dijadikan asas kefilsafatan.
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
5
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4
Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila
yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada
tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
6
2.3.2 Masa Persidangan Pertama BPUPKI (29 Mei–1 Juni 1945)
Rumusan Pidato
Baik dalam kerangka uraian pidato maupun dalam presentasi lisan Muh.
Yamin mengemukakan lima calon dasar negara yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri ke-Tuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Rumusan Tertulis
7
kepada BPUPKI oleh Muh Yamin berbeda dengan rumusan kata-kata dan
sistematikanya dengan yang dipresentasikan secara lisan, yaitu:
1. Persatuan
2. Kekeluargan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
8
Sukarno. Oleh karena itu rumusan Sukarno di atas disebut dengan
Pancasila, Trisila, dan Ekasila.
Rumusan Pancasila
Rumusan Trisila
1. Sosio-nasionalisme
2. Sosio-demokratis
3. ke-Tuhanan
Rumusan Ekasila
1. Gotong-Royong
9
Setelah mengadakan pembahasan, panitia ini berhasil menetapkan
Rancangan Pembukaan UUD yang kemudian di kenal dengan nama
Piagam Jakarta. Pancasila dalam Piagam Jakarta dirumuskan demikian:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at-syari’at Islam bagi
pemeluk-pemelukNya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
10
2.3.4 Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
11
pemeluknya”. Tokoh-tokoh Islam yang membahas adalah Ki Bagus
Hadikusumo, Kasman Singodimejo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, dan
Teuku Moh. Hassan. Mereka perlu membahas hal tersebut karena
pesan dari pemeluk agama lain dan terutama tokoh-tokoh dari
Indonesia bagian timur yang merasa keberatan dengan kalimat
tersebut. Mereka mengancam akan mendirikan negara sendiri apabila
kalimat tersebut tidak diubah. Dalam waktu yang tidak terlalu lama,
dicapai kesepakatan untuk menghilangkan kalimat ”... dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Hal
ini dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Kita harus menghargai nilai juang para tokoh-tokoh yang sepakat
menghilangkan kalimat ”.... dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Para tokoh PPKI berjiwa besar dan
memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Mereka juga mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan. Adapun tujuan diadakan pembahasan sendiri tidak pada
forum sidang agar permasalahan cepat selesai. Dengan disetujuinya
perubahan itu maka segera saja sidang pertama PPKI dibuka.
12
sebagai Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. UUD itu kemudian
dikenal sebagai UUD 1945. Keberadaan UUD 1945 diumumkan
dalam berita Republik Indonesia Tahun ke-2 No. 7 Tahun 1946 pada
halaman 45–48.
Sistematika UUD 1945 itu terdiri atas hal sebagai berikut :
- Pembukaan (mukadimah) UUD 1945 terdiri atas empat
alinea. Pada Alenia ke-4 UUD 1945 tercantum Pancasila
sebagai dasar negara yang berbunyi sebagai berikut.
1. Ketuhanan Yang MahaEsa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Fungsi pokok Pancasila adalah sebagai Dasar Negara. Selain fungsi pokok
Pancasila sebagai Dasar Negara ada fungsi yang lainnya yaitu:
Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945, berhasil menyusun suatu
naskah yang kemudian disebut Piagam Jakarta. Yang di dalamnya tercantum
rumusan Dasar Negara sebagai berikut:
13
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dari beberapa rumusan yang diusulkan itu, mana menurut Anda yang
paling sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia? Hasil kerja panitia
Sembilan itu belum dapat pengesahan dari BPUPKI, karena mereka belum
mewakili seluruh golongan masyarakat Indonesia dan rumusan dasar negara
yang dihasilkan itu masih dianggap belum terumuskan secara jelas. Untuk
memantapkan hasil kerja BPUPKI dan sejalan dengan perkembangan sejarah,
maka dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
bersidang padatanggal 18 Agustus 1945, yang kedudukannya sama dengan
badan perwakilan rakyat dan anggotanya ditambah dari wakil-wakil daerah
dan golongan yang segera ditugaskan untuk menyusun alat-alat kelengkapan
negara yang diperlukan. Dalam sidangnya PPKI menghasilkan:
• Menetapkan dan mengesahkan UUD RI.
• Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs.Moch Hatta sebagai wakil
Presiden.
• Sebelum dibentuk MPR dan DPR Presiden dibantu oleh suatu Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk sementara waktu.
• Dalam pengesahan tersebut terdapat rumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 berikut sistematikanya,
sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
14
Permusyawaratan/Perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi
beberapa dokumen penetapannya ialah:
Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22
Juni1945
Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18
Agustus1945
Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat
- tanggal 27 Desember1949
Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara -
tanggal 15 Agustus1950
Rumusan Kelima: Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan
Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
15
Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai
Hari Kesaktian Pancasila.
16
Persatuan Indonesia
17
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
Ketetapan ini kemudian dicabut dengan Tap MPR no. I/MPR/2003 dengan
45 butir Pancasila.
Sila pertama
Bintang.
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
18
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.
Sila kedua
Rantai.
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
Sila ketiga
19
Pohon Beringin.
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila keempat
Kepala Banteng
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
20
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.
Sila kelima
21
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial
22
dan golongan muda. Golongan muda memutuskan untuk mengamankan
Soekarno dan Hatta ke Luar kota, yakni ke Rengasdengklok sebelah timur
Jakarta. Diungsikannya kedua tokoh ini leh golongan muda bertujuan
untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.
Golongan muda tetap memaksa kepada kedua tokoh itu untuk
melaksanakan proklamasi kemerdekaan tanpa campur tangan Jepang dan
sesegera mungkin dikumandangkan. Namun, usaha para golongan muda
ini tidak berhasil. Kedua tokoh itu teap pada pendiriannya. Shodanco
Singgih yang berada di pihak golongan muda berbicara dengan Soekarno.
Akhirnya Soekarno bersedia untuk memproklamasikan kemerdekan
Indonesi dengan segera setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan
pernyataan itu, Singgih segera kembali ke Jakarta untuk menyampaikan
rencana proklamasi kepada kawan – kawannya.
Para tokoh lannya yang berada di Jakarta, yakni Ahmad Seobardjo
yang mewakili golongan tua dan Wikana yang mewakili golongan
pemuda, telah sepakat menentukan tempat dikumandangkannya
proklamasi di Jakarta. Atas kesepakatan itu kemudian Jusuf Kunto
(golongan pemuda) mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris
pribadinya pergi menjemput Soekarno – Hatta. Pukul 17.30 WIB
rombongan tiba di Jakarta dengan selamat. Penyusunanteks proklamasi
disepakati akan dilakukan di rumah kediaman Laksamana Tadashi Maeda.
Rombongan yang tiba di Jakarta langsung menuju urmah Laksamana
Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 (sekarang Perpustakaan
Nasional, Depdiknas)
23
disepakati agar pemerintah Jepang tidak menghalangi pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan yang akan dilakukan oleh rakyat Indonesia.
Setelah pertemuan itu, Soekarno Hatta kembali ke rumah
Laksamana Tadashi Maeda untuk menyusun naskah proklamasi
kemerdekaan Indonesia Miyoshi sebagai orang kepercayaan Nishimura
bersama tiga tokoh pemuda, yaitu Sukami, Soediro dan B.M Diah
menyaksikan Soekarno Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo membahas
perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Menjelang subuh,
naskah proklamasi yang masih berupa konsep yang ditulis oleh Soekarno
dibacakan dan dibahas kembali. Soekarno yang mendapat dukungan dari
Moh. Hatta menyarankan agar mereka bersama – sama menandatangani
naskah proklamasi selaku wakil bangsa Indonesia namun golongan
pemuda menentangnya.
Sukarni yang mewakili golongan pemuda mengusulkan agar yang
menandatangani naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah
Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul itu disetujui oleh hadirin
yang ada, Kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk
mengetik berita naskah itu berdasarkan naskah hasil tulisan tanganya
dengan perubahan yang telah disetujui.
Semula pembacaan teks proklamasi akan dibacakan di Lapangan
Ikada (sekarang bagian tenggara lapangan Monumen Nasional) atas usulan
Sukarni. Namun Soekarno khawatir akan terjadi bentrokan fisik antara
rakyat Indonesia dengan tentara Jepang maka diputuskan bahwa
pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di
rumah kediaman Soekarno, yakni jalan Pegangasaan Timur No. 56 Jakarta
pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 wib
c. Detik – Detik Proklamasi
Pada 17 Agustus 1945 menjelang fajar, teks proklamasi telah
diketik dan siap dibacakan. Dalam suasana pagi, para pemimpin bangsa
Indonesia masing – masing meninggalkan rumah Laksamana Tdashi
maeda. Mereka pulang ke rumah masing – masing untuk mempersiapkan
diri dan menuju rumah kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur
24
No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi, Gedng Perintis Kemerdekaan)
tepat pukul 10.30 wib.
Namun, tanpa diduga pada hari itu yang bertepatan dengan bulan
Suci Ramadhan, barisan pemuda berbondong – bondong datang ke
Lapangan Ikada. Pihak Jepang telah mengetahui kegiatan para pemuda
pada malam perumusan teks Proklamasi. Tentara Jepang berusaha untuk
menghalang – halanginya dengan menjaga Lapangan Ikada.
Pemimpin Barisan Pelopor, Sudiro melaporkan keadaan tersebut
kepada dr.Muwardi (Kepala Keamanan Soekarno) Ia mendapat penjelasan,
bahwa proklamasi tidak dilaksanakan di Lapangan Ikada, tetapi di depan
rumah kediaman Soekarno. Sudiro segera kembali ke lapangan Ikada
untuk memberitahukan anak buahnya.
Sejak pagi hari, rumah Soekarno dipadati oleh massa pemuda.
Mereka berbaris untuk menjaga keamanan upacara pembacaan proklamasi,
dr. Muwardi meminta kepada beberapa orang anak buahnya untuk berjaga
– jaga di sekitar rumah Soekarno dan juga dibantu pasukan yang dipimpin
Cudanco Arifin Abdurahman.
Para pemimpin bangsa Indonesia menjelang Pukul. 10.00 telah
berdatangan ke Pegangangsaan Timur di antara mereka adalah :
dr. Buntaran Martoatmodjo
Mr. Latuharhary
Anwar Tjokroaminoto
Otto Iskandardinata
Sam Ratulangi
Mr. Sartono
Pandu Kartawiguna
dr. Muwardi
Mr. A. A Maramis
Abikusno Tjokrosuyoso
Harsono Tjokroaminoto
Ki Hajar Dewantara
K.H Mas Mansyur
25
Sayuti Melik
M. Tabrani
A.K Pringgodigdo, dll
26
rakyat Indonesia telah bahu membahu menyebarkan berita penting dan
bersejarah itu ke seluruh Tanah Air.
a) Bangsa Indonesia dengan tekad yang bulat dan percaya pada kekuatan
sendiri telah menjadi bangsa yang merdeka, bebas dan tekanan dan
penjajahan asing yang telah dideritanya sejak lama. Dengan kemerdekaan
ini, bangsa Indonesia berhak mengatur sendiri negaranya serta berusaha
sekuat tenaga mempertahankannya dan gangguan bangsa asing.
27
b) Bangsa Indonesia menjadi pelopor bangsa-bangsa di Asia-Afrika untuk
memerdekakan diri dari penindasan bangsa Asing. Bangsa Indonesia
merupakan bangsa Asia pertama yang merdeka setelah Perang Dunia II
usai. Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, tiga hari setelah
Perang Dunia II selesai, dilakukan pada saat yang tepat, yaitu ketika
terjadi kekosongan kekuasaan (vacuum of power). Hal ini memberi
peluang kepada bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya. Hasilnya
adalah Proklamasi Kemerdekaan yang menandakan bahwa bangsa
Indonesia telah terbebas dan segala bentuk ikatan bangsa-bangsa asing.
(Pembacaan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia)
Selanjutnya, pada tanggal 19 Agustus 1945, Presiden memanggil
anggota PPKI dan pemimpin pemuda untuk membicarakan pembentukan
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), merancang pembentukan 12
28
Departemen dan menunjuk para menterinya, menentukan pembagian
wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi.
Kemudian, tanggal 23 Agustus 1945 Presiden mengumumkan
terbentuknya 3 badan barn untuk menopang pemerintahan yang baru
berdiri, yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia
(PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Komite Nasional Indonesia
(KNI) dan Badan Keamanan Rakvat (BKR) diterima kehadirannya oleh
rakyat Indonesia dengan gegap gempita karena diyakini badan-badan
tersebut dapat berfungsi membantu pemerintah Indonesia untuk
membenahi dan menata kehidupan bangsa Indonesia sesuai dengan yang
dicita-citakan dalam Undang-Undang Dasar. Akan tetapi, rencana Partai
Nasional Indonesia (PNI) menjadi partai tunggal oleh pemerintah
mendapat tentangan keras dari kalangan pemimpin bangsa lainnya. Oleh
karena itu, pembentukan PNI sebagai partai tunggal dibatalkan.
(Lapangan Ikada)
Pembatalan ini diwujudkan dalam Maklumat Pemerintah X yang
ditandatangani Wakil Presiden, Moh. Hatta, tanggal 3 November 1945.
Sebagai pengganti partai politik itu, dalam maklumat itu disebutkan akan
membentuk partai-partai politik di Indonesia sebagai wadah bagi rakyat
Indonesia menyalurkan aspirasi politiknya. Hal ini untuk menunjukkan
bahwa bangsa Indonesia menganut paham demokrasi.Demikianlah,
Proklamasi Kemerdekaan telah menjadi suatu titik tolak bagi bangsa
Indonesia untuk segera bangkit dan membangun mengejar ketertinggalan
di berbagai bidang. Dengan kebebasan yang dimilikinya sebagai bangsa
yang merdeka tidak diperintah bangsa asing, negara Indonesia mempunyai
hak untuk memerintah negerinya sendiri demi kemakmuran dan
kesejahteraan rakyatnya, tanpa campur tangan bangsa asing. Hal ini
29
menunjukkan bangsa Indonesia sudah bisa berdiri sejajar dengan bangsa
lainnya yang merdeka.
Lebih jauh lagi, kemerdekaan ini terasa lebih bermakna karena
kemerdekaan ini diperoleh melalui usaha sendiri, bukan merupakan hasil
pemberian Jepang. Saatnya bagi kita sebagai generasi penerus, untuk
memaknai dan mengisi kemerdekaan yang telah dipersembahkan para
pejuang sesuai dengan perkembangan zaman.
30
Dimulainya revolusi Indonesia yaltu perpindahan kekuasaan dari
penjajah kepada pemerintah Indonesia.
Sebagal sumber hukum lahirnya hukum nasional dan berakhirnya
hukum kolonial.
Menjadi bukti kedaulatan bangsa Indonesia sehingga diakui oleh
negara-negara di dunia.
31
3. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil
presiden
4. PPKI membentuk sebuah komite nasional yang bertugas untuk membantu
pekerjaan presiden sementara waktu.
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejumlah tokoh dan pemimpin Indonesia yang duduk didalam badan ini
menggunakan siasat kerjasama. Namun, tetap pada cita-citanya membelokkan
pemerintah Jepang ke arah yang mereka cita-citakan. Tindakan Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ternyata keluar dari batasan-batasan
yang diberikan oleh pemerintah Jepang. BPUPKI tidak hanya menyelidiki segala
sesuatu mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia saja, tetapi langsung pada
persiapan-persiapan kemerdekaan Indonesia. Selain membicarakan tentang
proklamasi kemerdekaan, BPUPKI juga membicarakan dasar negara Indonesia
dan merencanakan Undang-Undang Dasar Indonesia.
33
Dalam rapat yang diselenggarakan pada tanggal 29 Mei 1945, Mr.Moh. Yamin
dalam pidatonya mengemukakan lima asas.
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Ke Tuhanan
3. Kesejahteraan Rakyat
4. Peri Kemanusiaan
5. Peri Kerakyatan
Selanjutnya pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo mengajukan usulan
tentang dasar negara. Dasar negara yang diusulklan olehnya sebagai berikut;
1. Persatuan
2. Mufakat dan Demokrasi
3. Keadilan Sosial
4. Kekeluargaan
5. Musyawarah
Pada tanggal1 Juni 1945, Ir. Soekarno lewat pidatonya mengajukan lima asa yang
disebut Pancasila. Kelima asas tersebut sebagai berikut;
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Pada rapat pertama ini, belum ditemukan kesepakatan mengenai rumusan dasar
negara. Kemudian panitia kecil yang beranggotakan 9 orang.
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Moh. Hatta
3. Mr. Achmad Soebardjo
4. KH. Wachid Hasyim
5. Abikoesno Tjokro Soejoono
34
6. H. Agus Salim
7. Mr. Muh. Yamin
8. Abdul Kahar Muzakir
9. A.A. Maramis
35
Pada tanggal 13 Juli 1945, panitia perancang UUD mengadakan sidang
untuk membahas hasil panitia kecil perancang undang- undang tersebut. Setelah
itu, diadakanlah rapat pleno BPUPKI, dalam rapat pleno ini membahas tentang
tiga masalah pokok berikut;
36
formal sempurnalah Negara Republik Indonesia menjadi suatu negara. Syarat-
syarat tersebut antara lain:
3.2 Saran
Indonesia.
37
Pertanyaan dan Jawaban I
38
Pertanyaan dan Jawaban II
Jawab:
Pancasila terdiri dari dua kata bahasa Sansekerta,yaitu Panca yang berarti
Lima,dan Sila yang berarti prinsip atau asas.
Jawab:
Tokoh-tokoh yang mengusulkan dasar negara diantaranya:
1. Mr. Muh Yamin
2. Prof. Dr. Soepomo
3. r. Soekarno
Jawab:
Kepanjangan BPUPKI adalah Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia
Jawab:
Dokuritsu Junbi Cosakai
Jawab:
Jenderal Kumakichi Harada
Jawab:
dr. Rajiman Wedyodiningrat
39
Jawab:
Masa persidangan pertama BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945
sampai dengan 1 Juni 1945
Jawab:
Jawab:
Soekarno
Muhammad Hatta
Muhammad Yamin
Subardja
A.A. Maramis
Abdul Kahar Muzakar
Wachid Hasyim
Abikusno Tjokrosujoso
K.H. Agus Salim.
Jawab:
Sidang kedua BPUPKI diselenggarajan pada tanggal 10 Juli sampai 17 Juli
1945
40
26. Kapan hari Kesaktian Pancasila diperingati?
Jawab:
Setiap tanggal 1 Juni
Jawab:
Sayuti Melik
Jawab:
Jawab:
Rengsdengklok
30. Sebutkan rumusan dasar negra yang dicetuskan oleh Prof.Dr Soepomo?
Jawab:
Persatuan
Mufakat dan Demokrasi
Keadilan Sosial
Kekeluargaan
Musyawarah
41
DAFTAR PUSTAKA
http://www.artikelsiana.com/2014/09/makna-proklamasi-bangsa-indonesia-
penting-fungsi.html[16 Desember 2016]
https://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia[16 Desember
2016]
http://irwanseptiawan90.blogspot.co.id/2015/05/makalah-proklamasi-
kemerdekaan-zona.html [14 Desember 2015]
42