Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa
keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus–menerus
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
90 mmHg pada dua kali pengukuran selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup tenang/istirahat (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent
adalah sakit kepala atau rasa berat di tengkuk, vertigo, jantung berdebar, mudah
RI, 2013).
Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat
dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya
adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas
yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah
beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini.
Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai
infark miokard, gagal jantung, gagal ginjal kronik dan retinopati (Nuraini, 2015).
Data Worlh Health Organization (WHO), di seluruh dunia sekitar 972 juta
orang atau 26,4% orang di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini
kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta
pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di
dirumah sakit di Indonesia. Penderitanya lebih banyak wanita (30%) dan pria (29%
(Triyanto, 2014).
Prevalensi hipertensi di Indonesia menurut Riskesdas tahun 2013 yang didapat melalui pengukuran pada
umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8 %. Prevelensi
kesehatan sebesar 9,4 %, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum
obat sebesar 9.5 %, jadi ada 0,1 % yang minum obat sendiri. Penyakit terbanyak
pada usia lanjut berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 adalah hipertensi
dengan prevalensi 45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65,74% dan 63,8% pada usia ≥ 75
tahun.
yaitu sebanyak 21.006 jiwa (34,47%) dan terendah pada laki-laki sebanyak 10.811
jiwa (50,32%), total laki-laki dan perempuan sebanyak 31.817 kasus hipertensi
(38.60%). Hal ini menunjukan masih tingginya kasus hipertensi yang terjadi di
Sulawesi Tenggara.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi dalam suatu rumah tangga yang berinteraksi satu
dengan yang lainnya dalam peran serta menciptakan dan mempertahankan suatu
budaya. (Ali, 2010). Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap
penting untuk kelangsungan hidup yang sejahtera. Dengan memiliki keluarga yang
sangat disarankan agar terhindar dari keadaan yang lebih parah (Harmoko, 2012)
dilakukan, ada 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman (1998)
dalam Dion & Betan, (2013) yaitu :mengenal masalah dalam kesehatan keluarga,
Tugaskeluarga tersebut harus selalu dijalankan. Apabila salah satu atau beberapa
meningkat dan menurut jenis kelamin tertinggi selalu terjadi pada perempuan,
berdasarkan kelompok usia tertinggi selalu terjadi pada kelompok usia di atas 45
tahun. Tahun 2015 kasus Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Asinua mencapai
178 kasus Hipertensi dimana perempuan sebanyak 97 kasus dan laki-laki sebanyak
81 kasus, pada tahun 2016 kasus hipertensi sebanyak 193 kasus dimana perempuan
sebanyak 101 kasus dan laki-laki sebanyak 92 kasus. Pada tahun 2017 kasus
kasus tertinggi pada perempuan sebanyak 117 kasus dan terendah laki-laki
Asinua didapatkan bahwa penderita hipertensi banyak yang tidak rutin mengontrol
tekanan darah, memiliki kebiasaan merokok, pola hidup yang tidak sehat, jika
kebiasaan tersebut tidak diatasi maka akan memicu terjadi hipertensi dan berlanjut
ke komplikasi seperti gagal jantung, stroke, kerusakan pada ginjal dan kebutaan.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas penulis tertarik melakukan studi kasus Hipertensi pada
keluarga dalam judul “Asuhan Keperawatan Keluarga
Tn.M dengan Hipertensi pada Ny.A di Wilayah Kerja Puskesmas Asinua Kabupaten Konawe Tahun 2018”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat/Klien
digunakan oleh mahasiswa sebagai bahan bacaan dan dasar untuk studi
kasus selanjutnya.
Keperawatan Keluarga dengan kasus Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Asinua Kabupaten Konawe”
berikut :
a. Studi Kepustakaan
ini.
b. Studi Kasus
a. Observasi
Mengadakan pengamatan langsung pada keluarga dengan cara melakukan
b. Wawancara
c. Pemeriksaan Fisik
d. Studi Dokumentasi
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Mubarak dkk, 2011 ). BKKBN (1999) dalam
Sudiharto (2012) menyatakan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang
kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada tuhan,
memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan
mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki
hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau
dapat juga tidak, namun berfungsi sebagai sedemikian rupa sehingga mereka
2. Ciri-Ciri Keluarga
3. Tipe Keluarga
a. Secara Tradisional
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
nenek, paman-bibi)
b. Secara Modern
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan
2) Reconstituted Nuclear
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
5) Single Parent
6) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
9) Three Generation
10)Institusional
panti.
11)Comunal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam
satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain
diadopsi.
14)Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
sama.
4. Struktur Keluarga
peran, struktur kekuatan dan struktur nilai dan norma (Mubarak dkk, 2011)
a. Struktur komunikasi
b. Struktur peran
diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran
c. Struktur kekuatan
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
orang dewasa dalam keluarga adalah fungsi afektif, fungsi ini berhubungan
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan dalam keluarg yang ditunjuk
untuk mendidik anak – anak tentang cara
menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang dewasa seperti peran
yang di pikul suami-ayah dan istri-ibu. Status sosial atau pemberian status
adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi. Pemberian status kepada anak
berarti mewariskan tradisi, nilai dan hak keluarga, walaupun tradisi saat ini
c. Fungsi reproduksi
Untuk menjamin kontiniutas antar generasi kleuarga dan masyarakat yaitu
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan,
e. Fungsi ekonomi
cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30
bulan. Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci dalam
berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saatini
dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami
privasi diri, membuat rumah dan jarak yang adekuat menjadi masalah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu
keluarga yang maksimal dan hubungan akhir tahap ini juga maksimal.
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau
selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama, jika anak tetap tinggal
dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Tujuan utamapada keluarga
centerfamilies)
Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya anak pertama dari rumah orang tua
dan berakhir dengan “kosongnya rumah”,
ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tahap ini dapat cukup
singkat atau cukup lama, bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau
jika anak yang belum menikah tetap tinggal di rumah setelah mereka
tahap ini adalah keluarga membantu anak tertua untuk terjun ke dunia luar,
orang tua juga terlibat dengan anak terkecilnya, yaitu membantu mereka
menjadi mandiri.
Tahap ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai
ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun
atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini dimulai ketika orang tua
salah satu pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan yang lain.
problematik.
orang tua. Sejauh mana keluarga mengetahui dan mengenal fakta-fakta dari
masalah.
membuat keputusan.
danperawatannya).
fisik,psikososial).
sebagai berikut :
a. Sebagai pendidik
kesehatan.
kesehatan. Dengan demikian, anggota keluarga yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi perawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan
keluarga secara komprehensif.
memandirikan keluarga.
f. Sebagai fasilitator
masalah.
g. Sebagai peneliti
muncul didalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus atau budaya yang
dipraktikkan keluarga.
keseluruhan.
masalah :
kesehatan sendiri.
penyakit keturunan.
c) Menderita hipertensi.
anaknya.
digugurkan.
meninggalkan rumah.
B. Konsep Hipertensi
1. Definisi
dengan tanda adanya gangguan tekanan darah sistolik maupun diastolik yang
naik diatas tekana darah normal. Tekanan darah sistolik adalah tekanan puncak
melalui arteri. Tekanan darah diastolik diambil tekanan jatuh ketitik terendah
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa
keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus– menerus lebih dari suatu periode (Irianto,
2014). Hal ini terjadi bila arteriol–
kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan
jantung dan pembuluh darah (Udjianti, 2010). Hipertensi sering juga diartikan
sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan
a. Anatomi
1) Jantung
disebut apeks, letaknya lebih ke kiri dari garis medial, bagian tepinya
agak kekanan tepat nya pada kosta ke lll,1 cm dari tepi lateral sternum.
cm. beratnya sekitar 200 sampai 425 gram, pada laki-laki sekitar 310
2) Pembuluh darah
b) Tunika media adalah lapisan tengah yang terdiri atas otot polos
ikat.
(1) Arteri elastik adalah arteri terbesar, meliputi aorta dan cabang
endotelium.
media.
berukuran serupa.
b. Fisiologi
suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi, pada keadaan tertentu
darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung
1) Darah
8% dari berat badan atau sekitar 5600 ml. dari jumlah tersebut sekitar
2) Curah jantung
volume sekuncup.
3) Denyut jantung
otonom. Empat reflek utama yang menjadi media system saraf otonom
4) Tekanan vena
ketika darah dipompa oleh jantung, tekanan arteri berkisar 120 mmHg
pada saat sistolik dan 70 mmHg pada saat diastolic. Tekanan ini akan
5) Ruang jantung
paru . darah yang berasal dari pembulu vena ini masuk ke dalam
koronarius.
b) Ventrikel kanan memiliki bentuk yang unik yaitu bulan sabit yang
aliran darah yang berasal dari ventrikel kanan. Oleh karena itu,
vena pulmonalis dan atrium kiri. Oleh karena itu, darah akan
6) Katup jantung
Sedangkan katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri
dan aorta.
3. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik dibagi menjadi empat
Tabel 2.1 Kalsifikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Kategori TD Sistolik
(mmHg) TD diastolik (mmHg) Normal Prahipertensi Stadium I Stadium II < 120 mmHg 120 – 139 mmHg
140 – 159 mmHg ≥ 160 mmHg < 80 mmHg 80 – 89 mmHg 90 – 99 mmHg ≥ 100 mmHg Sumber :
Smeltzer, et al, 2012
Tabel 2.2 Klasfikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Pada Orang Dewasa. Kategori TD Sistolik
(mmHg) TD diastolik (mmHg) Normal Normal Tinggi Stadium 1 (ringan) Stadium 2 (sedang) Stadium 3
(berat) Stadium 4 (maligna) < 130 mmHg 130 – 139 mmHg 140 – 159 mmHg 160 – 179 mmHg 180 – 209
mmHg ≥ 210 mmHg < 85 mmHg 85 – 89 mmHg 90Hipertensi juga dapat diklasifikasi berdasarkan
tekanan darah orang
Tabel 2.2 Klasfikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Pada Orang Dewasa. Kategori TD Sistolik
(mmHg) TD diastolik (mmHg) Normal Normal Tinggi Stadium 1 (ringan) Stadium 2 (sedang) Stadium 3
(berat) Stadium 4 (maligna) < 130 mmHg 130 – 139 mmHg 140 – 159 mmHg 160 – 179 mmHg 180 – 209
mmHg ≥ 210 mmHg < 85 mmHg 85 – 89 mmHg 90 – 99 mmHg 100 – 109 mmHg 110 – 119 mmHg