Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstrak: Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang terpenting dalam konstruksi perkuatan
tebing sungai. Tujuan penelitian adalah 1) Untuk mengetahui tingkat kesadaran dan pemahaman
terhadap elemen-elemen program keselamatan kerja, 2) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan 3) Untuk mengetahui apa saja jenis risiko
kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi proyek. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada kajian
keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan pada pelaksanaan konstruksi perkuatan tebing sungai
di provinsi Aceh. Penelitian dilaksanakan dengan penyebaran kuesioner kepada 31 responden yang
terlibat langsung dalam pelaksanaan konstruksi perkuatan tebing sungai di provinsi Aceh. Pengolahan
data dilakukan dengan analisis frekuensi dan relative importance index (RII). Objek penelitian adalah
kontraktor yang telah selesai dan sedang melaksanakan pekerjaan konstruksi perkuatan tebing sungai di
provinsi Aceh sumber dana dari APBN Tahun Anggaran 2010 sampai dengan Tahun Anggaran 2013.
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, maka telah di dapat hasil penelitian sesuai tujuan
penelitian yaitu: tingkat kesadaran dan pemahaman terhadap elemen-elemen program K3 ”Penyediaan
fasilitas keselamatan kerja” menempati bobot paling tinggi yaitu: 4.50, Untuk pelaksanaan program
keselamatan dan kesehatan kerja “Menyediakan obat-obatan (P3K)” dengan bobot 4.54, jenis risiko
kecelakaan kerja yang paling sering terjadi adalah luka pada bagian kaki dengan bobot 4.57 pada item
pekerjaan pasangan bronjong dan pada pekerjaan revetment yang paling sering terjadi kecelakaan kerja
yaitu pada pekerjaan timbunan batu <40 kg dengan bobot 4.57 terjadi pada bagian tangan.
didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau Meliputi, tidak cukup kepemimpinan dan
kondisi tidak selamat yang mengakibatkan pengawasan, rekayasa,
kecelakaan. pembelian/pengadaan barang, perawatan,
Berdasarkan definisi kecelakaan kerja standar kerja dan penyalahgunaan.
maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja Dari uraian di atas dapat ditarik
yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kesimpulan mengenai indikator tentang
kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
unsur penyebab kecelakaan dan atau meliputi: faktor manusia dan faktor
mengadakan pengawasan yang ketat. lingkungan.
Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya
Kecelakaan Kerja
mencari dan mengungkapkan kelemahan yang
Menurut Reason (1997), kecelakaan kerja
memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi
dapat terjadi akibat hancurnya pertahanan yang
ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dibuat oleh organisasi, sehingga bahaya yang
mengungkapkan sebab akibat suatu kecelakaan
timbul tidak dapat diantisipasi. Semua
dan meneliti apakah pengendalian secara
pertahanan yang dibentuk oleh organisasi
cermat dilakukan atau tidak oleh pelaksana di
merupakan perencanaan maupun tindakan
tempat kerja. Menurut Simanjuntak (1994)
untuk mengantisipasi bahaya yang mungkin
keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan
muncul, dapat berupa tindakan pengawasan,
yang bebas dari risiko kecelakaan dan
perlengkapan pelindung, peraturan dan prosedur.
kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup
Menurut Bird, Frank, E, Jr, (1994)
tentang kondisi bangunan, kondisi mesin,
kecelakaan tidak datang dengan sendirinya, ada
peralatan keselamatan dan kondisi pekerja.
rangkaian peristiwa sebelumnya yang
Indikator-indikator dalam Keselamatan dan mendahului terjadinya kecelakaan tersebut.
Kesehatan Kerja
Konstruksi Perkuatan Tebing Sungai
Budiono dkk (2003) mengemukakan
Konstruksi perkuatan tebing sungai
indikator keselamatan dan kesehatan kerja (K3),
merupakan konstruksi penambat tanah yang
meliputi:
berfungsi untuk melindungi tebing dari longsoran
1. Faktor manusia/pribadi (personal factor)
akibat gerusan aliran sungai serta melindungi
Faktor manusia disini meliputi, antara lain
bangunan-bangunan yang ada disekitarnya. Jenis
kurangnya kemampuan fisik, mental dan
konstruksi perkuatan tebing sungai terdiri dari
psikologi, kurangnya pengetahuan dan
pemasangan batu, dinding penahan tanah (tembok),
ketrampilan/keahlian, dan stres serta
turap beton, revetment, krib arus, dan bronjong
motivasi yang tidak cukup.
kawat (Suyono dan Masateru, 1984).
2. Faktor kerja/lingkungan
keseluruhannya adalah sebanyak 45 perusahaan, dari direktur perusahaan, Site manager dan
target responden dalam penelitian ini adalah Pelaksana lapangan, baik pada pekerjaan yang
direktur/project manager, site manager dan sudah dilaksanakan maupun yang sedang
pelaksana lapangan. Sampel dari populasi akan melakukan pekerjaan penyelesaian proyek
dikumpulkan melalui teknik simple random konstruksi perkuatan tebing sungai di lokasi proyek.
sampling. Untuk mendapatkan jumlah sampel
Analisa
dalam populasi digunakan rumus Slovin,
Pengumpulan data dilakukan dengan cara
ukuran sampel dihitung menggunakan rumus:
menyebarkan kuesioner dan observasi di
konstruksi pada pelaksanaan perkuatan tebing bobot 4.50 dan menurut bagian luka adalah
sungai, dilakukan dengan melihat bobot dari total “tangan” dengan bobot 4.36, serta pada
28 responden yang memberikan jawaban untuk tiap item pekerjaan pasangan bronjong, menurut
variabel, item pekerjaan dan indikator risiko. Jika jenis kecelakaan adalah “tergores” dengan
bobot 1 maka jawabannya “tidak pernah”, bobot 2 bobot 4.50, menurut sifat luka adalah “luka
jawabannya “jarang”, bobot 3 jawabannya “sering”, ringan” dengan bobot 4.32 dan menurut
bobot 4 jawabannya “sangat sering”, dan bobot 5 bagian luka adalah “kaki” dengan bobot
jawaban “paling sering”. Variabel, item pekerjaan 4.57.
dan indikator yang paling sering berdasarkan bobot b. Jenis risiko kecelakaan kerja pada kegiatan
RII dan interprestasi jawaban dapat dilihat pada revetment/dinding penahan tanah, yang
tabel di atas. paling sering terjadi pada item pekerjaan
bekisting, menurut jenis kecelakaan adalah
KESIMPULAN DAN SARAN
“tergores” dengan bobot 4.50, menurut sifat
Kesimpulan
luka adalah “luka ringan dengan bobot 4.54
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
dan menurut bagian luka adalah “tangan”
hasil penelitian terhadap kajian keselamatan
dengan bobot 4.43, pada item pekerjaa
dan kesehatan kerja pada pelaksanaan
timbunan batu 200-500 kg, menurut jenis
perkuatan tebing sungai pada Balai Wilayah
kecelakaan adalah “terjatuh” dengan bobot
Sungai Sumatera – I Provinsi Aceh untuk
4.21, menurut sifat luka adalah “luka
peringkat teratas yang memberikan jawaban
ringan” dengan bobot 4.46 dan menurut
paling penting adalah penyediaan fasilitas
bagian luka adalah “tangan” dengan bobot
keselamatan kerja dan penyediaan obat-obatan
4.54 serta pada item pekerjaan timbunan
(P3K).
batu <40 kg (pengunci), menurut jenis
Berdasarkan hasil pengolahan data dan
kecelakaan adalah “terjepit” dengan bobot
pembahasan yang telah dilakukan, maka telah
4.32, menurut sifat luka adalah “memar”
diketahui jenis risiko kecelakaan kerja yang
dengan bobot 4.43 dan menurut bagian luka
berada dalam katagori paling sering terjadi
adalah “tangan” dengan bobot 4.57.
dilokasi proyek pada pelaksanaan konstruksi
perkuatan tebing sungai di provinsi Aceh yaitu: Saran
a. Jenis risiko kecelakaan kerja pada kegiatan Penelitian ini dilakukan berdasarkan
bronjong, yang paling sering terjadi pada karekteristik responden tertentu seperti
item pekerjaan pemancangan kayu cerucuk, dijelaskan pada bab IV dan lokasi proyek
menurut jenis kecelakaan adalah “terkena perkuatan tebing sungai di provinsi Aceh
alat pemukul” dengan bobot 4.25, menurut dengan sumber dana APBN. Penelitian serupa
sifat luka adalah “luka ringan” dengan atau yang lebih lanjut (advance) dapat di
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arashpour, M., 2011. Important Factors Influencing
Personnel Performance Of Construction
Companies. International Conference On
Economic, Business and Management,
IPEDR vol.2 (2011) © (2011) IAC S IT Press.
Manila: Philippines.
Bird, F, E, Jr. 1994. International Safety System.
International Loss Control Institute
(USA).Georgia.
Budiono., J. dan Pusparini., 2003. Bunga Rampai
Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Semarang:
Penerbit Universitas Diponegoro.
Narbuko, C dan Achmadi, A., 2004, Metodelogi
Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Ramli, 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Reason, J., 1997, Managing the risks of
organizational accidents. Australia: Ashgate
Publishing Company.
Silalahi, B, N. B dan Silalahi, R, B., 1995.
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Jakarta: Lembaga PPM.
Simanjuntak, 1994. Manajemen Keselamatan Kerja.
Jakarta: Himpunan Pembina Sumber Daya
Manusia Indonesia (HIPSMI).
Suyono, S. dan Masateru, T., 1984. Perbaikan dan
Pengaturan Sungai. Jakarta: Penerbit
Pradnya Paramita.