Sunteți pe pagina 1din 10

Mardhiah Hayati et al. (2011) J.

Floratek 6: 74 - 83

PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP


PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG MANIS
DI LAHAN TSUNAMI

Effect of Organic and Inorganic Fertilizers on Growth of


Several Sweet Corn Varieties in Tsunami Affected Land

Mardhiah Hayati, Erita Hayati, dan Denni Nurfandi

Program Studi Agroteknologi


Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

ABSTRACT

The study was aimed at determining responses of several sweet corn varieties to
organic and inorganic fertilizers on tsunami affected land and knowing interactions
between both factors on growth and yield of sweet corn. The experiment was
conducted in Village of Lampuuk, Lhoknga, District of Aceh Besar, from January 7 to
March 19, 2008. This research was conducted using a randomized complete block
design (RCBD), 3 x 3 with 3 replications. There were two factors studied, namely
fertilizations, consisting of 3 levels: 100% organic fertilizer, 50% organic fertilizer +
50% inorganic fertilizers and 100% inorganic fertilizers. The second factor was
varieties, consisting of 3 levels: Sweet Boy, Hawaiian Sweet Corn Hybrid F1 and
Super Bee. The results showed that fertilization significantly affected ear weight with
and without cornhusk, but did not affect diameter of ear and seed rows per ear. The
highest result was found at a treatment of 50% organic fertilizer + 50% inorganic
fertilizers, but was not significantly different from 100% organic fertilizer. Varieties
showed no significant effects on all variables observed. There were significant
interactions between fertilizations and varieties on plant height at age 42 and 63 day
after planting (DAP), leaf length at age 21, 42, and 63 DAP, and root fresh weight at
age 21 DAP. The best plant growth was found at a combination of Sweet Boy and
50% organic fertilizer + 50% inorganic fertilizer.

Keywords: organic and inorganic fertilizer, corn, tsunami

PENDAHULUAN Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura,


selanjutnya meluas ditanam di luar
Daerah sentral produksi jagung pulau Jawa. Jagung manis (Zea mays
(Zea mays L.) di Indonesia pada saccharata Sturt) merupakan salah
umumnya terkonsentrasi di wilayah satu dari 7 golongan tanaman jagung.

74
Mardhiah Hayati et al. (2011) J. Floratek 6: 74 - 83

Jagung manis semakin populer dan Mengatasi tanah akibat tsunami,


banyak dikonsumsi karena memiliki disarankan untuk menggunakan pupuk
rasa yang lebih manis dibandingkan organik. Namun demikian, pupuk
dengan jagung biasa. Selain itu, umur anorganik tetap diperlukan. Pupuk
produksi lebih pendek (genjah) adalah bahan yang mengandung unsur
sehingga sangat menguntungkan hara yang diperlukan tanaman untuk
(Rukmana, 1997). pertumbuhan dan perkembangannya.
Menurut Koswara (1986), sifat Tanaman untuk hidupnya membu-
manis pada jagung disebabkan oleh tuhkan paling tidak 16 unsur hara
gen su-1 (sugary), bt-2 (brittle) esensial yaitu C, H, O, N, P, K, Ca, Mg,
ataupun sh-2 (shrunken). Gen ini dapat S, Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl.
mencegah perubahan gula menjadi zat Unsur hara ini diperoleh tanaman dari
pati pada endosperma sehingga jumlah tanah atau diberikan melalui
gula yang ada kira-kira dua kali lebih pemupukan. Pemupukan adalah pem-
banyak dari jagung biasa. berian pupuk kepada tanaman melalui
Untuk mendapatkan hasil tanah, dan atau bagian tertentu dari
tanaman jagung yang baik, faktor yang tanaman, bertujuan untuk menambah
sangat mempengaruhinya adalah iklim unsur hara yang diperlukan tanaman
dan morfologi tanaman itu sendiri. (Sutedjo, 1987).
Akar merupakan salah satu faktor dari Pupuk yang diberikan pada
morfologi tanaman. Dengan perakaran tanaman biasanya didasarkan kepada
yang sehat, tanaman jagung akan lebih kebutuhan tanaman dan tersedianya
kokoh dan dapat menyerap unsur hara unsur hara di dalam tanah untuk
yang ada di dalam tanah lebih banyak tanaman. Dosis pupuk yang dibutuhkan
lagi, sehingga pertumbuhan dan hasil sangat tergantung oleh kesuburan tanah
tanaman lebih maksimal. dan diberikan secara bertahap. Anjuran
Bencana alam tsunami yang dosis pupuk untuk tanaman jagung
melanda Aceh pada tanggal 26 manis rata-rata adalah : Urea = 435
Desember 2004 telah menyebabkan kg/ha, TSP = 335 kg/ha (SP 36 = 428
terbawanya garam laut yang terlarut kg/ha) dan KCl = 250 kg/ha.
dalam jumlah besar ke lahan pertanian. Sedangkan untuk pupuk organik adalah
Menurut Azwar (2005), penimbunan 10 ton/ha (Palungkun dan Budiarti,
garam terlarut di dalam tanah dapat 2004).
menghambat pertumbuhan tanaman. Selain pupuk, perlu
Hal ini dapat mengurangi kesanggupan diperhatikan varietas yang cocok untuk
benih mengabsorbsi air dan secara lahan yang rusak atau varietas yang
tidak langsung akan menghambat tahan terhadap kondisi tanah yang telah
perkecambahan. Harahap (1984) terkena tsunami. Hal yang terpenting
menyatakan bahwa kadar garam yang adalah varietas yang cocok dengan
tinggi menyebabkan rendahnya lingkungan setempat. Pemilihan
persentase tumbuh benih dan varietas bertujuan agar setiap varietas
pertumbuhan terhambat akibat ber- yang dibudidayakan suatu daerah dapat
kurangnya air yang dapat diserap oleh beradaptasi dengan baik karena
tanaman. masing-masing varietas memiliki daya

75
Mardhiah Hayati et al. (2011) J. Floratek 6: 74 - 83

beradaptasi yang berbeda-beda dataran rendah. Rata-rata hasil 12


(Anonymous, 1992). ton/ha berkelobot, 9.5 ton/ha tanpa
Varietas adalah salah satu di kelobot.
antara banyak faktor yang sangat Varietas Corn Super Bee dapat
menentukan dalam pertumbuhan dan ditanam di daerah dataran rendah,
hasil tanaman. Selain faktor ling- menengah dan dataran tinggi, berat 300
kungan, penggunaan varietas unggul – 400 g/tongkol. Potensi hasil 12 – 14
merupakan salah satu komponen ton/ha, toleran terhadap penyakit bulai
teknologi yang terpenting untuk dan karat daun, dapat dipanen pada
mencapai produksi yang tinggi. umur 70 hari setelah tanam (Keputusan
Penggunaan varietas unggul mem- Menteri Pertanian, 2000).
punyai kelebihan dibandingkan dengan Berdasarkan uraian di atas,
varietas lokal dalam hal produksi, belum diketahui pertumbuhan dan hasil
ketahanan terhadap hama dan penyakit, beberapa varietas jagung manis akibat
respons pemupukan dan ketahanan pemakaian kombinasi pupuk organik
terhadap gaya-gaya perusak luar dan anorganik di lahan terkena tsunami,
lainnya sehingga produksi yang maka perlu dilakukan serangkaian
diperoleh baik kualitas maupun penelitian.
kuantitas dapat meningkat (Soegito dan Penelitian ini bertujuan untuk
Adie, 1993). mengetahui pengaruh pupuk dan
Beberapa varietas jagung manis kombinasi pupuk organik dan
yang sudah dilepas dan dibudidayakan anorganik terhadap pertumbuhan dan
antara lain adalah Sweet Boy, Hawai produksi beberapa varietas jagung
Sweet Hybrida F1, Super Bee, Super manis pada lahan terkena tsunami,
Sweet, Bisi Sweet 1, Bisi Sweet 2, serta untuk mengetahui interaksi antara
Bisi Sweet 3 dan Bisi Sweet 4. kedua faktor tersebut terhadap
Penelitian ini menggunakan tiga pertumbuhan dan hasil tanaman jagung
varietas yaitu Sweet Boy, Hawai manis.
Sweet Hybrida F1, dan Super Bee.
Jagung manis varietas Sweet METODE PENELITIAN
Boy mempunyai rasa sangat manis,
penampilan tanaman kokoh dengan Penelitian ini dilaksanakan di
daun berwarna hijau gelap, umur panen Desa Lampuuk, Kecamatan Lhoknga,
sedang, agak tahan terhadap penyakit Kabupaten Aceh Besar yang
karat daun, toleran terhadap penyakit berlangsung dari tanggal 7 Januari
bulai, tahan rebah dan adaptasi baik di sampai dengan 19 Maret 2008. Bahan
dataran rendah maupun tinggi. Varietas yang digunakan dalam penelitian ini
ini mempunyai hasil rata-rata 12.7 adalah benih varietas Sweet Boy,
tongkol berkelobot/ha dan 11.3 tongkol Hawai Sweet Hybrida F1 dan Corn
tanpa kelobot /ha. Super Bee. Kebutuhan setiap varietas
Varietas Hawai Sweet daerah adalah 90 g. Pupuk kompos sebanyak
adaptasi baik di dataran rendah 10 ton/ha. Pupuk Urea 300 kg/ha, SP
maupun di dataran tinggi, berumur 100 36 255 kg/ha, KCl 200 kg/ha dan
hari di dataran tinggi dan 64 hari di pupuk kandang 594 kg. Fungisida

76
Mardhiah Hayati et al. (2011) J. Floratek 6: 74 - 83

Dithane M-45 dengan konsentrasi 2 g/l Penanaman 2 benih per lubang dengan
air, insektisida Dursban 20 EC dengan jarak tanam 70 cm x 40 cm. Setiap
konsentrasi 2 ml/l air dan Furadan 3 G lubang diberikan Furadan 3 G sekitar 5
sekitar 5 butir per lubang tanam. Alat- butir. Sebagai pupuk dasar pada
alat yang digunakan adalah cangkul, bedengan diberikan pupuk kandang,
garu, meteran, tugal, timbangan duduk diberikan 2 minggu sebelum tanam.
kapasitas 500 g dan 1 kg, hand sprayer Pupuk kompos diberikan sekaligus
volume 1 liter dan jangka sorong. pada saat tanam. Pupuk Urea diberikan
Penelitian menggunakan 2 tahap yaitu 1/3 bagian diberikan pada
Rancangan Acak Kelompok (RAK) saat tanam dan 2/3 sisanya diberikan
pola faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan. sebulan berikutnya. Pupuk SP 36 dan
Ada dua faktor yang diteliti, yaitu KCl diberikan sekaligus pada saat
pemupukan (P) ) yang terdiri dari 3 tanam. Pemupukan dilakukan secara
taraf yaitu : P 1 = 100 % pupuk organik, larikan dengan jarak 7 cm dari benih
P 2 = 50 % pupuk organik + 50 % dengan kedalaman sekitar 5 cm.
Pemeliharaan tanaman jagung
pupuk anorganik dan P 3 = 100 % meliputi penyulaman, penjarangan,
pupuk anorganik dan faktor varietas penyiangan, pembumbunan dan
(V) terdiri dari 3 taraf yaitu : V 1 = pengendalian hama dan penyakit.
Sweet Boy , V 2 = Hawai Sweet Penjarangan dilakukan umur 7 hari
Hybrida F1 dan V 3 = Corn Super setelah tanam dengan meninggalkan 1
tanaman per lubang. Penyiangan
Bee. Secara keseluruhan terdapat 9 pertama dilakukan bersamaan dengan
kombinasi perlakuan dan masing– penjarangan. Penyiangan kedua pada
masing perlakuan diulang sebanyak 3 saat tanaman berumur 30 hari setelah
kali. Aplikasi perlakuan 100 % pupuk tanam bersamaan dengan pemupukan
organik adalah 10 ton/ha kompos (14 susulan dan pembumbunan. Pengen-
kg/bedeng), perlakuan 100 % pupuk dalian hama dan penyakit dilakukan
anorganik 300 kg/ha Urea (420 dengan cara penyemprotan dengan
g/bedeng) + 255 kg/ha SP 36 (357 mencampur insektisida Dursban 20 EC
g/bedeng) + KCl 200 kg/ha (280 dengan konsentrasi 2 cc/l air dan
g/bedeng), perlakuan 50 % pupuk fungisida Dithane M-45 dengan
organik adalah 5 ton/ha kompos (7 konsentrasi 2 g /l air. Penyemprotan
kg/bedeng ) + 50 % pupuk anorganik dilakukan pada setiap minggu sampai
=150 kg/ha Urea (210 g / bedeng). Bila keluar tongkol. Furadan 3 G juga
uji F menunjukkan pengaruh yang diberikan pada pucuk tanaman umur 28
nyata maka analisis dilanjutkan dengan HST dengan menabur sekitar 10
Uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5 % butir/tanaman.
(BNT 0, 05 ). Pemanenan untuk konsumsi
Tindakan agronomis yang dilakukan pada umur 75 HST dengan
dilakukan pada penelitian ini adalah kriteria penampilan tongkolnya yang
mengolah tanah, membuat bedengan sudah cukup matang dan tertutup rapat,
dengan ukuran 400 cm x 350 cm pembentukan biji telah sempurna, dan
sebanyak 27 bedeng percobaan. dapat diuji dengan membuka salah satu

77
Mardhiah Hayati et al. (2011) J. Floratek 6: 74 - 83

tongkol jagung manis serta memijit dilakukan segera setelah jagung


bijinya dengan kuku, maka akan keluar dipanen.
seperti santan.
Pengamatan dilakukan terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
5 sampel per bedeng. Peubah yang
diamati dalam penelitian ini meliputi (1) Pemupukan
tinggi tanaman (cm), diukur dari Hasil penelitian menunjukkan
pangkal batang yang telah diberi tanda bahwa pemupukan berpengaruh nyata
sampai ruas batang terakhir, (2) terhadap berat tongkol dengan kelobot,
panjang daun (cm), diukur pada daun berat tongkol tanpa kelobot, tetapi
yang terbuka sempurna (daun ke-8 dari berpengaruh tidak nyata terhadap
bawah), (3) panjang akar (cm), (4) tinggi tanaman, panjang daun, panjang
berat basah akar (g), (5) berat kering akar, berat basah akar, berat kering
akar (g), dengan mengeringkan akar akar pada umur 21, 42, dan 63 HST
jagung dalam oven selama 3 x 24 jam (Hari Setelah Tanam), panjang tongkol,
dengan suhu 60 C, 6) berat tongkol diameter tongkol dan baris biji per
berkelobot dan tanpa kelobot (g), (7) tongkol pada umur 63 HST. Tabel 1
panjang tongkol berkelobot (cm), (8) memperlihatkan bahwa berat tongkol
diameter tongkol tanpa kelobot (cm) dengan kelobot dan berat tongkol tanpa
diukur dengan menggunakan jangka kelobot yang terberat dijumpai pada
sorong, dan (9) jumlah baris pemupukan 50% pupuk organik + 50%
biji/tongkol. Pengamatan terhadap pupuk anorganik (P 2 ), kemudian
tinggi tanaman, panjang daun, panjang diikuti oleh pemupukan 100 % pupuk
akar, berat basah akar dan berat kering organik (P 1 ) dan berat tongkol dengan
akar diukur pada saat tanaman jagung kelobot dan tanpa kelobot yang paling
berumur 21, 42, dan 63 HST, ringan dijumpai pada pemupukan 100%
sedangkan pengamatan lainnya pupuk anorganik.

Tabel 1. Rata-rata berat tongkol dengan kelobot, berat tongkol tanpa kelobot, panjang
tongkol, diameter tongkol dan baris biji per tongkol pada perlakuan
pemupukan.
100% pupuk 50% pupuk 100% pupuk
Peubah yang diamati Organik Organik + 50% Anorganik (P3)
(P1) pupuk
Anorganik (P2)
Berat Tongkol dengan
Kelobot (g) 138.16 b 175.18 b 82.60 a 52.43
Berat Tongkol tanpa
Kelobot (g) 131.11 b 162.76 b 76.49 a 52.02
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda
nyata pada level 5 % (Uji BNT)

78
Mardhiah Hayati et al. (2011) J. Floratek 6: 74 - 83

Hal ini menunjukkan bahwa diterapkan pada daerah penelitian ini,


pemupukan 50% pupuk organik + 50% karena tekstur tanah yang berupa
pupuk anorganik (P2) dapat pasir berlempung sehingga sangat
memberikan pertumbuhan, perakaran sulit mengikat air. Hal ini yang
dan hasil jagung manis yang lebih menyebabkan perlakuan pemupukan
baik, karena pupuk organik dapat tidak nyata terhadap semua peubah
memperbaiki sifat-sifat fisika tanah, yang diteliti kecuali berat tongkol
terutama tekstur, daya mengikat air, dengan kelobot dan tanpa kelobot.
akan tetapi tidak dapat memberikan
unsur hara yang cukup terhadap Varietas
tanaman jagung manis. Sebaliknya, Hasil penelitian menunjuk-
pupuk anorganik dapat memenuhi kan bahwa varietas berpengaruh tidak
unsur hara yang dibutuhkan oleh nyata terhadap semua peubah yang
tanaman jagung manis tetapi tidak diamati. Hal ini menunjukkan bahwa
dapat memperbaiki sifat fisik tanah, perbedaan varietas tidak memberikan
mengingat kondisi tanah di tempat perbedaan pada pertumbuhan,
penelitian ini merupakan tanah yang perakaran dan hasil jagung manis.
bertekstur pasir berlempung, Diduga, setiap varietas mempunyai
sehingga pertumbuhan tanaman daya adaptasi terhadap lingkungan
jagung manis pada 100 % pupuk yang berbeda. Selain itu, keadaan di
organik dan 100 % pupuk anorganik lokasi penelitian turut juga
tidak maksimal. Pemupukan mempengaruhi pertumbuhan, per-
anorganik saja tidak cukup baik akaran dan hasil jagung manis.
untuk tanah yang sangat berpasir dan Mengingat lokasi penelitian yang
tercemar tsunami seperti di Desa kurang lebih 250 m dari tepi pantai,
Lampuuk. Sebaliknya, pemupukan serta lahan tersebut sangat berat
organik saja menunjukkan hasil yang terkena tsunami, maka kadar garam
lebih baik daripada anorganik saja. yang terkandung dalam tanah sangat
Hal ini karena pupuk organik selain tinggi. Di samping itu, tekstur tanah
memperbaiki sifat fisik tanah juga yang merupakan pasir berlempung
sifat kimianya untuk tanah-tanah menyebabkan penyerapan air oleh
yang tercemar tsunami. tanah tidak maksimal, sehingga
Sutedjo (1987) menyatakan tanaman sangat kekurangan air.
tanaman tidak akan memberikan hasil Keadaan ini sejalan dengan
yang maksimal apabila unsur hara pernyataan Palungkun dan Budiarti
yang diperlukan tidak tersedia. (2004), bahwa tanaman jagung manis
Pemupukan dapat meningkatkan sangat tergantung pada lokasi
pertumbuhan serta hasil panen secara pembudidayaan dan syarat tumbuh
kualitatif maupun kuantitatif. Sutedjo yang diinginkan oleh tanaman
(1987) menyatakan bahwa peng- jagung manis itu sendiri.
gunaan pupuk kandang dimaksudkan Menurut Lovelles (1989)
untuk menambah kandungan bahan setiap tumbuhan mempunyai suatu
organik tanah, memperbaiki sifat- kisaran toleransi tertentu terhadap
sifat fisika tanah, terutama tekstur, kondisi lingkungan. Oleh karena itu,
daya mengikat air, agar jumlah hara sebagian tanaman dapat berhasil
yang dibutuhkan oleh tanaman lebih tumbuh pada kondisi lingkungan
banyak tersedia. Penggunaan bahan yang beraneka ragam. Gardner et al.
organik sangat cocok untuk (1991) menambahkan bahwa ciri-ciri

79
Mardhiah Hayati et al. (2011) J. Floratek 6: 74 - 83

tertentu suatu pertumbuhan terutama Pada Varietas Sweet Boy dan


dipengaruhi oleh faktor genotip Hawai Sweet Hibrida F1, terjadi
tanaman, sedangkan faktor-faktor peningkatan tinggi tanaman pada
lainnya dipengaruhi oleh lingkungan. umur 42 dan 63 HST apabila
Selanjutnya Simatupang (1997) pemberian 100% pupuk organik
menambahkan bahwa tingginya diubah menjadi 50% pupuk organik +
produktivitas suatu varietas dika- 50% pupuk anorganik, dan
renakan varietas tersebut mampu pertumbuhan menurun apabila di-
beradaptasi dengan lingkungan berikan 100 % pupuk anorganik. Hal
tumbuhnya. Meskipun secara genetik, tersebut tidak terjadi pada varietas
varietas lain mempunyai potensi Corn Super Bee. Pada Varietas Corn
produksi yang baik, tapi karena Super Bee, tidak terjadi peningkatan
masih dalam tahap adaptasi dan pertumbuhan meskipun dengan
kondisi lingkungan pada lahan pemakaian 100% pupuk organik, 50%
penelitian yang tidak mendukung pupuk organik + 50% pupuk
maka varietas tersebut tidak dapat anorganik dan 100% pupuk
memperlihatkan sifat unggulnya anorganik (Tabel 2).
seperti produksinya yang lebih Pada peubah panjang daun
rendah dari pada yang seharusnya. umur 42 dan 63 HST hanya varietas
Hal ini yang memungkinkan tidak Sweet Boy yang menunjukkan
berpengaruhnya beberapa varietas peningkatan yang nyata apabila
terhadap semua peubah pertumbuhan pemupukan 100% organik diubah
dan hasil yang diamati. menjadi 50% pemupukan organik +
50% pemupukan anorganik.
Interaksi antara Pemupukan Sedangkan pada berat basah akar
dengan Varietas pada masa awal pertumbuhan (21
Terdapat interaksi yang nyata HST), varietas Sweet Boy terbaik
antara pemupukan dan varietas pada perlakuan 100 % pemupukan
terhadap tinggi tanaman umur 42 dan organik dan nyata menurun apabila
63 HST, panjang daun umur 21, 42, diberikan perlakuan 50% pemupukan
dan 63 HST, berat basah akar umur organik + 50% pupuk organik
21 HST. Hal ini berarti perbedaan maupun 100% pupuk anorganik
respons pertumbuhan dan hasil (Tabel 2).
tanaman jagung manis akibat
perbedaan varietas tergantung pada
pemupukan yang dicobakan, demi-
kian juga sebaliknya.

80
Mardhiah Hayati et al. (2011) J. Floratek 6: 74 - 83

Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman, panjang daun dan berat basah akar pada berbagai
perlakuan pemupukan dan varietas
Konsentrasi Pemupukan
P1 (100% P2 (50% P3 (100%
Peubah Organik) Organik + Anorganik) BNT 0,05
50%
Anorganik)
Tinggi Tanaman 42 HST
a b a
V 1 (Sweet Boy) 80.2 89.6 80.5
V 2 (Hawai Sweet Hybrida F1) a b a 7.59
85.6 89.3 84.3
a a a
V 3 (Corn Super Bee) 81.2 83.3 84.5
Tinggi Tanaman 63 HST
a b
V 1 (Sweet Boy) 82.9 92.0 83.0 a
8.55
V 2 (Hawai Sweet Hybrida F1) 89.2 a 93.4 b
88.3 a
V 3 (Corn Super Bee) 82.8 a 86.2 a
89.5 a
Panjang Daun 21 HST
b b a
V 1 (Sweet Boy) 34.9 35.8 34.2
V 2 (Hawai Sweet Hybrida F1) a a a 3.54
30.7 34.1 32.4
a a a
V 3 (Corn Super Bee) 30.8 34.1 31.9
Panjang Daun 42 HST
a b
V 1 (Sweet Boy) 48.3 54.6 49.3 a
a a 6.02
V 2 (Hawai S Hybrida F1) 47.1 50.6 47.4 a
V 3 (Corn Super Bee) 46.8 a
50.6 a
47.9 a

Panjang Daun 63 HST


a b
V 1 (Sweet Boy) 52.5 59.1 54.9 a
a a 433
V 2 (Hawai S Hybrida F1) 55.2 55.9 52.4 a
V 3 (Corn Super Bee) 51.6 a 53.0 a
54.4 a

Berat Basah Akar 21 HST


b
V 1 (Sweet Boy) 1.69 1.37 a 1.23 a

a 0.75
V 2 (Hawai S Hybrida F1) 1.09 1.06 a 1.17 a

V 3 (Corn Super Bee) 0.96 a


1.08 a
0.92 a

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang
sama pada tiap peubah berbeda tidak nyata pada taraf 5 % (Uji BNT)

Hal ini karena kondisi tanah di organik berupa kompos, sifat fisik
lahan penelitian yang terkena tsunami tanah tersebut dapat diperbaiki. Salah
bertekstur pasir berlempung sulit sekali satu kegunaan dari kompos adalah
menyerap air. Dengan adanya bahan dapat mengubah sifat fisik tanah dan

81
Mardhiah Hayati et al. (2011) J. Floratek 6: 74 - 83

mudah mengikat air, sehingga tanah pemupukan 100% pupuk organik (P 1 )


dapat lebih banyak menyimpan air dan 100% pupuk anorganik (P 3 ).
(Sutedjo, 1987).
Hasil penelitian juga
Tabel 2 menunjukkan pada
menunjukkan bahwa rata-rata
kombinasi perlakuan antara varietas
pertumbuhan tertinggi dijumpai pada
Sweet Boy dengan pemupukan 50%
kombinasi perlakuan antara varietas
pupuk organik + 50% pupuk anorganik
Sweet Boy dengan pemupukan 50%
(V1P2) menunjukkan pertumbuhan
pupuk organik + 50% pupuk anorganik
tertinggi dan kombinasi perlakuan
(V1P2), sedangkan kombinasi
varietas Corn Super Bee dengan
perlakuan antara varietas Corn Super
pemupukan 100% organik (V1P1)
Bee dengan pemupukan 100% pupuk
terendah, dan tidak berbeda nyata
organik (V3P1) terendah. Hal ini
dengan varietas Corn Super Bee pada
dikarenakan kondisi tanah di lahan
50% pupuk organik + 50% pupuk
penelitian yang terkena tsunami
anorganik (V3P1). Varietas Sweet Boy
bertekstur pasir berlempung sulit sekali
dan varietas Corn Super Bee pada
menyerap air. Dengan adanya kompos,
perlakuan pemupukan 50% organik +
sifat fisik tanah tersebut dapat
50% anorganik mempunyai perilaku
diperbaiki, karena salah satu kegunaan
yang berbeda. Varietas Sweet Boy
dari kompos adalah dapat mengubah
mempunyai daya adaptasi yang lebih
sifat fisik tanah dan mudah mengikat
baik daripada varietas Corn Super Bee
air, sehingga tanah dapat lebih banyak
pada kondisi lahan yang sama.
menyimpan air (Sutedjo, 1987).
Sedangkan, pemupukan 100% pupuk
Palungkun dan Budiarti (2004)
anorganik di lahan terkena tsunami
menyatakan penggunaan pupuk
pada semua varietas tanaman jagung
organik dimaksudkan untuk menambah
manis yang dicobakan menunjukkan
kandungan bahan organik tanah,
pertumbuhan yang rendah.
memperbaiki sifat fisik tanah, agar
Hal ini sejalan dengan Sutedjo
jumlah hara yang dibutuhkan oleh
(1987) yang menyatakan bahwa semua
tanaman lebih banyak lagi. Sebaliknya,
tanaman untuk hidupnya sangat
pupuk Urea, SP 36 dan KCl dapat
membutuhkan unsur hara. Tanaman
memenuhi unsur hara yang dibutuhkan
akan tumbuh subur dan memperoleh
oleh tanaman jagung manis tetapi tidak
hasil yang baik apabila unsur hara
dapat memperbaiki sifat fisik tanah.
tersebut terpenuhi. Setiap varietas
Mengingat kondisi tanah di tempat
sangat tergantung pada pemupukan.
penelitian ini merupakan tanah yang
Pemberian pupuk sesuai dengan dosis
bertekstur pasir berlempung, maka
akan sangat membantu pertumbuhan
pertumbuhan tanaman jagung pada
dari tanaman tersebut. Hal ini dapat
pupuk 100% pupuk organik dengan
dilihat dari hasil penelitian. Rata-rata
100% pupuk anorganik tidak
hasil yang tertinggi pada varietas yang
maksimal.
dicobakan diperoleh pada pemupukan
50% pupuk organik + 50% pupuk
anorganik (P 2 ) dibandingkan dengan

82
Mardhiah Hayati et al. (2011) J. Floratek 6: 74 - 83

SIMPULAN DAN SARAN Azwar. 2005. Dampak Tsunami Terha-


dap Sektor Pertanian. www.
Simpulan litbangdeptan.go.id/pertanian.
Pemupukan berpengaruh nyata Gardner, F. P., R. B. Pearce and R.C.
terhadap berat tongkol dengan kelobot Mitchel. 1991. Fisiologi
dan tanpa kelobot namun tidak Tumbuhan Budidaya (terjemahan).
berpengaruh nyata terhadap peubah Universitas Indonesia , Jakarta.
lainnya. Hasil tertinggi dijumpai pada 213 hlm.
perlakuan pemupukan 50% pupuk Harahap, R. 1984. Ketoleranan Bibit
organik + 50% pupuk anorganik, Jeruk Terhadap Garam NaCl.
tetapi tidak berbeda nyata dengan 100% Buletin Ilmu Pertanian. 3 (7):285-
pupuk organik. 289.
Varietas berpengaruh tidak Keputusan Menteri Pertanian. 2000.
nyata terhadap semua peubah Pelepasan Jagung Manis. Menteri
pertumbuhan dan hasil yang diamati, Pertanian Republik Indonesia. 32
varietas Sweet Boy cenderung lebih hlm.
baik dibandingkan dengan varietas Koswara, J. 1986. Budidaya Jagung
Hawai Sweet Hybrida dan Corn Super Manis (Zea mays saccharata
Bee. Strut). Bahan Kursus Budidaya
Terdapat interaksi yang nyata Jagung Manis dan Jamur Merang.
antara varietas dengan pemupukan Fakultas Pertanian IPB Bogor. 75
terhadap peubah tinggi tanaman umur hlm.
42 dan 63 HST, panjang daun umur 21, Lovelles, A.R. 1989. Prinsip-prinsip
42, dan 63 HST, berat basah akar Biologi Tumbuhan untuk Daerah
umur 21 HST, namun tidak nyata Tropis. Gramedia. Jakarta. 390
terhadap peubah lainnya. Pertumbuhan hlm.
tanaman terbaik dijumpai pada Palungkun, R. dan A. Budiarti. 2004.
kombinasi perlakuan varietas Sweet Sweet Corn – Baby Corn. Penebar
Boy dengan pemupukan 50% pupuk Swadaya. Jakarta. 80 hlm.
organik + 50% pupuk anorganik. Rukmana, R. 1997. Jagung. Kanisius.
Yogyakarta. 84 hlm.
Saran Simatupang, S. 1997. Pengaruh
Penanaman di lahan yang Pemupukan Boraks Terhadap
terkena tsunami disarankan agar Pertumbuhan Produksi dan Mutu
memberikan campuran pupuk organik Kubis Bunga. Jurnal Hortikultura.
dan anorganik 2-3 kali lebih banyak 6(5) : 456-469.
dari dosis anjuran. Soegito dan Adie. 1993. Teknik
Bercocok Tanam Jagung. Penerbit
DAFTAR PUSTAKA Aksi Agraris. Kanisius.
Yogyakarta. 84 hlm.
Anonymous. 1992. Teknik Bercocok Sutedjo, M. M. 1987. Pupuk dan Cara
Tanam Jagung. Kanisius. Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Yogyakarta. 140 hlm. 177 hlm.

83

S-ar putea să vă placă și