Sunteți pe pagina 1din 7

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN PEMUDA KOTA SEMARANG

PASCA BERLAKUNYA SISTEM SATU ARAH (SSA)


(Studi Kasus Pada Segmen Jalan Depan Kantor Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Tengah Sampai SMAN 5 Semarang)

THE JOB EVALUATED OF PEMUDA SEGMENT ROAD OF SEMARANG CITY TO BE IN


FORCE ONE WAY SYSTEM (OWS)

Aziz Fauzan Nur Rosyid1), Ivan Maulidin Pratama1), Nina Anindyawati2),


Djoko Susilo Adhy2)

1) Student of Engineering Faculty in Civil Engineering Department UNISSULA


2) Lecture of Engineering Faculty in Civil Engineering Department UNISSULA
Abstract

Pemuda road is one of the segment road that would be located from the goverment office center.
Either city or province then economics and also education in Semarang City as the road with the high level
mobility. High intesity of traffic flow to pass by segment road. So that, on February 2017 the goverment of
Semarang City applied One Way System (OWS) to lack of traffic jam.
Do job analyzed on the Pemuda segment road used the various of work indicator, consisted of traffic
flow (Q), side friction (SF), capacity (C), degree of saturation (DS), free flow speed (FV), speed and time
of average (Traveling Time/TT) and also analyzed a service level (Level Of Service/LOS) of Pemuda
segment road.
Based on the result analyzed of Pemuda segment road who done on October 2017, it found traffic
flow of valve (Q) = 3829,2 smp/jam, side friction (SF) = 458, capacity (C) = 5222 smp/jam, degree of
saturation (DS) = 0,73 that fulfilled degree of saturation and it has been specified by MKJI = 0,75 for an
urban road, free flow speed (FV) = 49,59 km/jam, speed time (V) = 41 km/jam, time of average (TT) = 8,78
second and level of service (LOS) that categorized on the C level service. So, it can ben concluded that
Pemuda segment road of Semarang City toward segment road front of the Department Education and
Culture Office Central Java Province until front of SMAN 5 of Semarang has job increased and reflected
that to be inforce One Way System since February, 17 in 2017 has been succes to applied.
Keywords: Pemuda Road, The Job of Segment Road, One Way System, Level of Service.
Abstrak

Jalan Pemuda merupakan salah satu ruas jalan yang menjadi letak dari pusat kantor pemerintahan
kota maupun provinsi, perekonomian, serta pendidikan di Kota Semarang, juga termasuk sebagai jalan
dengan tingkat mobilitas yang tinggi. Tingginya intensitas arus lalu lintas yang melewati ruas jalan
tersebut, dan juga kurangnya kesadaran masyarakat untuk menyebrang menggunakan fasilitas jembatan
penyebrangan orang (JPO) merupakan masalah yang membuat kepadatan pada ruas jalan tersebut. Untuk
itu, pada bulan Februari 2017 pemerintah Kota Semarang menerapkan Sistem Satu Arah (SSA) untuk
mengurai kepadatan lalu lintas.
Analisis kinerja pada ruas jalan Pemuda dilakukan dengan menggunakan berbagai macam
indikator kinerja seperti arus lalu lintas (Q) puncak harian, hambatan samping (Side Friction/SF),
kapasitas (Capacity/C), derajat kejenuhan (Degree of Saturation/DS), kecepatan arus bebas (Free Flow
Speed/FV) , kecepatan tempuh dan waktu tempuh rata-rata (Traveling Time/TT), dan juga menganalisis
suatu tingkat pelayanan (Level of Service/LOS) pada ruas jalan Pemuda.
Berdasarkan dari hasil analisis pada segmen jalan Pemuda yang dilakukan pada bulan Oktober
tahun 2017 didapatkan nilai arus lalu lintas (Q) puncak harian = 3829,2 smp/jam, hambatan
samping (SF) = 458, kapasitas (C) = 5222 smp/jam, derajat kejenuhan (DS) = 0,73 yang sudah memenuhi
nilai derajat kejenuhan yang telah disyaratkan MKJI yakni 0,75 untuk suatu jalan perkotaan, kecepatan
arus bebas (FV) = 49,59 km/jam, kecepatan tempuh (V) = 41 km/jam, waktu tempuh rata-rata (TT)
= 8,78 detik dan tingkat pelayanan (LOS) dikategorikan dalam tingkat pelayanan C. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa ruas jalan Pemuda Kota Semarang pada segmen jalan depan Kantor Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah sampai depan SMAN 5 Semarang sudah mengalami peningkatan
kinerja dan mencerminkan bahwa Sistem Satu Arah (SSA) yang diberlakukan sejak 17 Februari 2017
berhasil diterapkan.
Kata kunci: Jalan Pemuda, Kinerja Ruas Jalan, Sistem Satu Arah, Tingkat Pelayanan.
PENDAHULUAN mengevaluasi ruas jalan Pemuda Kota Semarang,
penulis akan membandingkan hasil penelitian
Transportasi merupakan suatu parameter
ini dengan penelitian sebelumnya yang telah
penting sebagai acuan kemajuan pembangunan
dilakukan pada bulan Desember tahun 2016 oleh
pada suatu daerah perkotaan. Suatu kota dengan
saudara Alim Priyambodo dan Muhammad Ulil
tingkat pelayanan transportasi yang baik akan
Azmi dengan judul penelitian ”Analisis Kinerja
membuat kota tersebut menjadi kota yang maju.
Ruas Jalan Pemuda Kota Semarang”.
Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, maka
kemajuan transportasi memiliki hubungan Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini
yang sangat erat dengan kemajuan ekonomi adalah sebagai berikut :
pada suatu kota. Dengan kata lain, dapat
a. Menganalisis kinerja pada ruas jalan
dikatakan bahwa transportasi yang baik akan
dengan menggunakan indikator kinerja derajat
menciptakan ekonomi yang baik pula. Jaringan
kejenuhan (Degree Of Saturation/DS).
jalan merupakan salah satu bagian penting dari
sistem transportasi. Menurut (Leksmono Suryo b. Menghitung nilai tingkat pelayanan (Level Of
Putranto, 2016 : Rekayasa Lalu Lintas Ed.3, 7) Service/LOS) pasca berlakunya Sistem Satu
jalan raya memiliki empat unsur utama, yaitu Arah (SSA).
jalan, pengemudi, kendaraan dan pejalan kaki.
c. Mengevaluasi kinerja pada ruas jalan Pemuda
Kota Semarang merupakan salah satu kota di pasca berlakunya Sistem Satu Arah (SSA).
Indonesia yang mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Semarang yang merupakan Ibu
Kota dari Provinsi Jawa Tengah ini menduduki METODOLOGI PENELITIAN
urutan kelima terbesar di Indonesia yang
memiliki luas wilayah 373,70 km2. Berdasarkan Lokasi Penelitian
data dari Badan Pusat Statistik, Kota Semarang Penelitian ini dilakukan pada ruas Jalan
mempunyai jumlah penduduk 1.729.428 jiwa Pemuda Kota Semarang, yang tepatnya ruas jalan
dengan laju pertumbuhan 0,47% dan tingkat depan kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
kepadatan penduduk 4.289 jiwa/km2 pada Provinsi Jawa Tengah sampai dengan depan
tahun 2016. Data lain menunjukan sekolah SMAN 5 Semarang.
banyaknya kendaraan bermotor di semarang
mencapai 190.107 kendaraan pada tahun 2014.
Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat besarnya Survei Pendahuluan
jumlah penduduk dan kendaraan bermotor pada.
Kota Semarang akan menimbulkan pergerakan Hal yang mula-mula dilakukan oleh penulis
transportasi yang tinggi pada jalan raya. yaitu dengan melakukan survei pada lokasi
tempat penelitian untuk dapat melakukan
Jalan Pemuda merupakan salah satu ruas jalan pengamatan secara langsung mengenai
yang cukup terkenal di Kota Semarang, dengan kondisi dan situasi serta fenomena atau
icon Tugu Mudanya yang dianggap memiliki kejadian-kejadian yang terjadi pada lokasi
nilai sejarah yang penting di Kota Semarang. penelitian tersebut yang tentunya mempunyai
Jalan ini menjadi letak dari pusat kantor keterkaitan dengan variabel-variabel penelitian
pemerintahan kota maupun provinsi, pusat yang akan dilakukan. Kemudian penulis akan
perekonomian, dan pusat pendidikan di Kota mencatatnya sebagai data awal yang akan
Semarang, juga termasuk sebagai sarana lalu dibutuhkan untuk langkah-langkah yang akan
lintas yang dinilai cukup penting sebagai jalan dilakukan selanjutnya.
kolektor primer dengan tingkat mobilitas yang
tinggi. Permasalahan yang terjadi pada ruas jalan
pemuda simpul Paragon sampai simpul Tugu Pengumpulan Data
Muda diantaranya, yaitu tingginya intensitas
arus lalu lintas yang melewati ruas jalan tersebut, Data yang diperlukan sebagai bahan pedoman
dan juga kurangnya kesadaran masyarakat untuk dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan
menyebrang menggunakan fasilitas jembatan laporan ini dapat diklasifikasikan dalam dua
penyebrangan orang (JPO), sehingga jenis, antara lain :
menimbulkan kemacetan pada ruas jalan 1. Data Primer
Pemuda pada simpul Paragon sampai simpul
Tugu Muda. Untuk mengurai kepadatan Data primer merupakan data yang cara
lalulintas tersebut, langkah yang coba diambil perolehannya dilakukan secara langsung oleh
oleh pemerintah Kota Semarang, yaitu dengan peneliti pada tempat atau lokasi penelitian
diberlakukannya sistem satu arah (SSA) di ruas dilakukan.
jalan Pemuda pada simpul Paragon sampai a. Data Volume Lalu lintas: Data volume
simpul Tugu Muda pada tanggal 17 Februari lalulintas ini didapatkan dari hasil survei
2017. pengamatan langsung di lokasi penelitian,
Berdasarkan kondisi tersebut, maka penulis dengan cara merekam dengan menggunakan
akan melakukan penelitian dan Evaluasi Kinerja kamera. Selanjutnya perhitungan jumlah
Pada Ruas Jalan Pemuda Kota Semarang. Untuk kendaraan yang melewati lokasi penelitian
tersebut dihitung menggunakan penghitung d. Data Geometrik Jalan: Data geometrik jalan
manual (counter) dengan cara memutar video diperoleh dengan melakukan survei langsung
yang telah direkam sebelumnya. pada lokasi penelitian. Pengukuran data
geometrik jalan ini dilakukan secara manual
Jenis kendaraan yang dihitung, diklasifikasikan
menggunakan meteran. Komponen-komponen
dalam beberapa jenis kendaraan, antara lain :
yang diukur dalam mengumpulkan data ini
1) Kendaraan Besar ( Heavy Vehicle / HV ), antaralain trotoar, kreb, bahu jalan, serta lajur
dimana tipe ini meliputi : Bis, truk, dan jalan. Selain pengukuran langsung, untuk
kendaraan berat lainnya. memperoleh tampak atas lay-out dari lokasi
penelitian, maka penulis melakukan browsing
2) Kendaraan Ringan ( Light Vehicle / LV ),
internet menggunakan google earth.
dimana tipe ini meliputi : Kendaraan pribadi,
Selanjutnya data gambar yang didapat tersebut
mini bus, bus sedang, angkutan umum, pick up, akan disket untuk menggambar tampak atas lay-
serta kendaraan ringan lainnya. out lokasi yang dijadikan sebagai tempat
3) Sepeda Motor ( Motor Cycle / MC ). penelitian dilakukan.
Pengumpulan data ini bertujuan untuk 1. Data Sekunder
mengetahui jumlah kendaraan yang melewati
Data sekunder merupakan data yang diperoleh
lokasi atau tempat penelitian, sehingga dapat
secara tidak langsung atau dari sumber lain
diketahui pola arus lalu lintas pada lokasi sebagai pihak perantara.
penelitian tersebut. Pengambilan data ini
dilakukan pada jam-jam puncak kendaraan pagi, a. Data Jumlah Penduduk: Data jumlah penduduk
siang, dan sore pada hari kerja, setengah hari merupakan data banyaknya populasi penduduk
kerja, dan hari libur. yang berada disuatu daerah administratif tertentu
berupa kelurahan, kecamatan, atau
b. Data Kecepatan Kendaraan: Data kecepatan
kabupaten/kota. Data jumlah penduduk di kota
kendaraan ini diperoleh dengan cara melakukan Semarang ini tersaji dalam beberapa tahun, yaitu
perhitungan laju dari kecepatan kendaraan pada tahun 2010, 2015, dan 2016 yang terbagi dalam
lokasi tempat penelitian dengan mengambil jarak
beberapa daerah administratif berupa kecamatan.
100 meter. Laju kendaraan diukur menggunakan
Data jumlah Penduduk dibutuhkan untuk dapat
timer/stopwatch pada saat melewati titik awal
menentukan faktor ukuran kota dalam
sampai menyentuh titik akhir pengukuran.
perhitungan kecepatan arus bebas kendaraan
Selanjutnya data yang telah didapatkan per 100 pada kapasitas jalan.
meter tersebut akan dikonversikan kedalam
kilometer per jam. b. Data Pertumbuhan Kendaraan Bermotor: Data
pertumbuhan kendaraan bermotor merupakan
c. Data Hambatan Samping: Data hambatan
data jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya
samping diperoleh dengan cara survei
pada suatu daerah atau kota tertentu. Data jumlah
langsung di lokasi penelitian dengan kendaraan bermotor ini dibutuhkan untuk
menggunakan kamera. Perhitungan dilakukan mengetahui perubahan atau naik turunnya jumlah
dengan cara memutar video yang telah direkam
kendaraan bermotor dari tahun ke tahun. Hal
sebelumnya, kemudian dilakukan perhitungan
tersebut berfungsi untuk melakukan analisis
jumlah kejadian yang terjadi selama satu jam
prediksi pertumbuhan kendaraan bermotor pada
sepanjang 200 meter. Data hambatan samping ini
tahun-tahun selanjutnya apabila nilai kapasitas
menunjukkan pengaruh kinerja ruas jalan dari jalan melampai standar nilai tingkat pelayanan
adanya faktor-faktor yang mengganggu yang disyaratkan
kelancaran arus lalu lintas diruas jalan tersebut.
Parameter perhitungan hambatan samping antara c. Data Dari Penelitian Sebelumnya: Data dari
lain sebagai berikut : penelitian sebelumnya merupakan data yang
diperlukan penulis dari peneltian yang telah
1) Pejalan kaki (PED)
dilakukan sebelumnya oleh pihak lain. Adapun
2) Kendaraan berhenti dan parker (PSV) data yang dibutuhkan dari penelitian sebelumnya
pada jalan Pemuda Kota Semarang meliputi data
3) Kendaraan keluar dan masuk (EEV) arus lalu lintas, kapasitas jalan, nilai derajat
4) Kendaraan lambat (SMV) kejenuhan dan sebagainya. Data-data tersebut
memliki fungsi dalam melakukan pengolahan
Setelah dilakukan perhitungan jumlah kejadian data seperti untuk mendapatkan atau menentukan
berdasarkan parameter yang ada, selanjutnya jam puncak arus lalu lintas pada ruas jalan
masing-masing parameter tersebut akan tersebut dan untuk melakukan evaluasi ruas
dikalikan dengan faktor pengalinya. Selanjutnya jalan tersebut pasca berlakunya sistem satu arah.
nilai dari hasil perhitungan tersebut akan
dijumlahkan, nilai hasil penjumlahan itulah
merupakan nilai hambatan samping dari ruas
jalan tersebut. Besar nilai hambatan samping
akan menentukan apakah masuk dalam
kategori sangat rendah (VL), Rendah (L),
Sedang (M), Tinggi (H), atau sangat tinggi (VH).
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Rekapitulasi Arus Puncak Harian.
Arus Lalulintas
Arus lalu lintas yang dianalisis pada lokasi
penelitian yaitu lalu lintas kendaraan dengan
pembagian kendaraan sebagai berikut, antaralain:
1. Kendaraan ringan (Light Vehicle/LV), dengan
nilai emp 1. Seperti: angkutan umum, mobil
pribadi, pick up, bus kecil, dan truk sedang.
2. Kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV),
dengan nilai emp 1,2. Seperti : bus besar.
Berdasarkan table 1 tersebut dapat kita lihat
3. Sepeda motor (Motorcycle/MC), dengan nilai bahwa jumlah volume arus lalu lintas paling
emp 0,25. besar terdapat pada jam puncak sore di hari sabtu,
4. Kendaraan tak bermotor (Un- dengan nilai hasil perhitungan sebesar 3829,2
Motorized), seperti sepeda, dan becak, smp/jam. Hal tersebut wajar, dikarenakan
kendaraan ini tidak dianggap sebagai bagian dari aktivitas liburan dan refreshing orang pada
arus lalu lintas tetapi dimasukkan sebagai unsur umumnya dilaksanakan pada waktu sabtu
hambatan samping sesuai MKJI, 1997. malam. Data jumlah volume arus lalu lintas
paling besar tersebut berguna untuk menentukan
Data arus lalu lintas satu hari atau 12 jam waktu pengambilan data hambatan samping.
diperlukan untuk menentukan jam-jam puncak Oleh karena itu, data hambatan samping akan
pagi, siang, dan sore. dihitung pada waktu jam puncak sore hari sabtu.
Gambar1 Diagram Pola Arus Lalu Lintas Pada
Hari Kerja Dalam SMP/Jam (Sumber : Hasil
Perhitungan Data) Hambatan Samping
Perolehan data jumlah bobot hambatan
samping dilakukan dengan melakukan
perhitungan jumlah kejadian pada jalan sepanjang
200 meter dengan tipe hambatan masing-masing
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 2 Data Perhitungan Hambatan Samping

Setelah dilakukan analisis data lalu lintas, maka


didapatkan hasil pola arus lalu lintas yang tersaji didapatkan kategori kelas hambatan
seperti pada gambar 1. Berdasarkan data pola samping pada ruas jalan pemuda tersebut masuk
arus lalu lintas tersebut, maka dapat terlihat jam dalam kategori sedang (Medium/M) dengan
puncak harian yang terjadi, sehingga didapatkan rentang nilai berada pada 300-499 kejadian per
hasil sebagai berikut : 200 m/jam.

a. Jam Puncak Pagi, terjadi pada pukul 07.00- Kapasitas Ruas Jalan
08.00 WIB. Besarnya nilai kapasitas jalan dinyatakan sebagai
b. Jam Puncak Siang, terjadi pada pukul 12.00- berikut :
13.00 WIB. C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
c. Jam Puncak Sore, terjadi pada pukul 16.00- Dimana :
17.00 WIB.
C = Kapasitas
Data jam puncak harian tersebut kemudian
akan digunakan sebagai pedoman untuk CO = Kapasitas dasar (smp/jam) / per lajur
memperoleh data arus puncak pada hari lain. FCW = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas
Adapun data arus puncak harian yang dihitung
pada penelitian ini, antaralain : FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah
a. Arus puncak lalu lintas harian pada hari Rabu FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
(hari kerja) Maka :
b. Arus puncak lalu lintas harian pada hari C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Sabtu (setengah hari kerja)
= 6600 x 0,92 x 1 x 0,86 x 1
c. Arus puncak lalu lintas harian pada hari
Minggu (hari libur) = 5222 smp/jam
b. Buat garis sejajar dengan sumbu vertikal (Y)
Derajat Kejenuhan dari titik tersebut sampai berpotongan
Besarnya nilai derajat kejenuhan dinyatakan dengan nilai kecepatan arus bebas
sebagai berikut :
sesungguhnya (FV).
DS = Q / C
c. Buat garis horisontal sejajar dengan
Dimana :
sumbu (X) sampai berpotongan dengan
DS = Derajat kejenuhan
sumbu vertikal (Y) pada bagian sebelah kiri
Q = Arus lalu lintas (smp/Jam)
gambar dan lihat nilai kecepatan kendaraan
C = Kapasitas (smp/Jam)
ringan sesungguhnya untuk kondisi yang
Maka :
dianalisa.
DS =Q/C
d. Masukkan nilai.
= 3829,2/ 5222
2) Masukkan panjang segmen L (km).
= 0,73
3) Hitung waktu tempuh rata-rata untuk
kendaraan ringan dalam jam untuk kondisi yang
diamati, dan masukkan hasilnya.
Kecepatan Arus Bebas
Waktu tempuh rata-rata TT = L/V (jam) (Waktu
Besarnya nilai kecepatan arus bebas dinyatakan
tempuh rata-rata dalam detik dapat dihitung
sebagai berikut :
dengan TT × 3.600)
FV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVCS
Berikut data-data hasil perhitungan yang telah
Dimana : didapatkan :
DS = 0,73
FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan FVLV = 49,59 km/jam
(km/jam)
Gambar 2 Kecepatan Sebagai Fungsi Dari DS
FVO = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan Untuk Jalan Banyak Lajur Dan Satu Arah
ringan (km/jam)
FVW = Penyesuaian lebar jalur lalu lintas
efektif (km/jam)
FFVSF = Faktor penyesuaian kondisi hambatan
samping
FFVCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
Maka :
FV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVCS
= (61 + (-4)) x 0,87 x 1
= 49,59 km/jam
Setelah memasukan nilai DS sebesar 0,73 dan
FVLV sebesar 49,59 km/jam maka didapatkan
Kecepatan dan Waktu Tempuh Rata-rata
kecepatan rata-rata kendaraan ringan (LV)
Waktu tempuh rata-rata dapat dicari dengan sebesar 41 km/jam, kemudian dimasukkan
cara memasukkan nilai derajat kejenuhan dan kedalam rumus waktu tempuh rata-rata, yaitu :
kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada
TT =L/V
grafik. Berdasarkan MKJI, 1997, urutan langkah-
langkahnya yaitu sebagai berikut : = 0,1 / 41
1) Tentukan kecepatan pada kondisi lalu-lintas, = 0,00244 x 3600 = 8,78 detik
hambatan samping dan kondisi geometrik
Jadi, didapatkan waktu tempuh untuk
sesungguhnya.
melintasi 100 m atau 0,1 km dengan kecepatan
a. Masukkan nilai derajat kejenuhan (DS) pada rata-rata 41 km/jam adalah selama 8,78 detik.
sumbu horisontal (X) pada bagian bawah
gambar.
Tingkat Pelayanan Pemuda Kota Semarang masuk dalam kategori
kelas E. Kemudian setelah Sistem Satu Arah
Dalam US–HCM 1994, perilaku lalu lintas
(SSA) diterapkan pada ruas jalan tersebut, nilai
diwakili oleh tingkat pelayanan (Level of
derajat kejenuhan menjadi sebesar 0,73 dan itu
Service/LOS) yaitu ukuran kuantitatif yang
berarti bahwa tingkat pelayanan ruas jalan
mencerminkan persepsi pengemudi tentang
Pemuda Kota Semarang menjadi naik dan masuk
kualitas mengendarai kendaraan. Level of
dalam kategori kelas C. Meningkatnya kinerja
Service dihitung dengan menggunakan nilai dari
ruas jalan Pemuda Kota Semarang
derajat kejenuhan (Degree of Saturation).
mencerminkan bahwa Sistem Satu Arah (SSA)
Nilai DS ini digunakan untuk mengetahui yang diberlakukan sejak 17 Februari 2017 dinilai
tingkat pelayanan pada Jalan Pemuda yaitu berhasil diterapkan.
dengan memasukkan nilai DS ke dalam tabel
2.18. Berdasarkan tabel 2.18, maka tingkat
pelayanan di ruas Jalan Pemuda depan Dinas KESIMPULAN
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Setelah dilakukan kajian, analisis serta
Tengah sampai SMAN 5
pembahasan di ruas jalan Pemuda Kota
Semarang, memenuhi tingkat pelayanan C Semarang segmen jalan depan Kantor
dengan nilai DS yaitu 0,73 diantara 0,45-0,74. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Jawa Tengah sampai Sekolah SMAN 5
Semarang pasca berlakunya Sistem Satu Arah
Evaluasi Kinerja Ruas Jalan (SSA), maka kesimpulan yang didapatkan
adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Hasil Evaluasi Kinerja Ruas Jalan
Pemuda Kota Semarang 1. Ruas jalan Pemuda Kota Semarang
segmen jalan depan Kantor Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah sampai
sekolah SMAN 5 Semarang memiliki nilai
derajat kejenuhan (Degree Of Saturation/DS)
sebelum berlakunya Sistem Satu Arah (SSA)
yaitu sebesar 0,94 dan pasca berlakunya Sistem
Satu Arah (SSA) pada bulan Februari 2017
mengalami penurunan nilai derajat kejenuhan
menjadi 0,73.
2. Ruas jalan Pemuda Kota Semarang
segmen jalan depan Kantor Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah sampai
Setelah melakukan perbandingan hasil sekolah SMAN 5 Semarang mempunyai Tingkat
kinerja ruas jalan Pemuda Kota Semarang Pelayanan (Level of Service/LOS) kategori
sebelum dan pasca berlakunya Sistem Satu Arah kelas C dengan batas lingkup derajat
(SSA) seperti yang tersaji pada tabel 3 di atas, kejenuhan Q/C yaitu antara 0,45-0,74 yang
maka dapat terlihat bahwa ruas jalan Pemuda berarti jalan tersebut memiliki arus yang stabil
Kota Semarang pada segmen jalan depan Kantor serta kecepatan dan gerakan kendaraan dapat
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi dikendalikan.
Jawa Tengah sampai depan SMAN 5 Semarang 3. Ruas jalan Pemuda Kota Semarang
sudah mengalami peningkatan kinerja. Hal ini segmen jalan depan Kantor Dinas Pendidikan
dapat terlihat pada nilai dari semua komponen dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah sampai
analisis kinerja ruas jalan yang mengalami depan Sekolah SMAN 5 Semarang sudah
peningkatan yang cukup signifikan. Pada arus mengalami peningkatan kinerja. Pada arus lalu
lalu lintas tertinggi sebelum berlakunya Sistem lintas tertinggi sebelum berlakunya Sistem Satu
Satu Arah (SSA) memiliki nilai 3756,6 smp/jam Arah (SSA) memiliki nilai 3756,6 smp/jam dan
dan kemudian pasca berlakunya Sistem Satu kemudian pasca berlakunya Sistem Satu Arah
Arah (SSA) menjadi 3829,2 smp/jam. Begitu (SSA) menjadi 3829,2 smp/jam. Kapasitas jalan
pula pada komponen kinerja ruas jalan berupa meningkat dari sebelumnya sebesar 4015
kapasitas yang mengalami peningkatan pula dari smp/jam menjadi 5222 smp/jam pasca
sebelumnya sebesar 4015 smp/jam menjadi 5222 berlakunya Sistem Satu Arah (SSA).
smp/jam pasca berlakunya Sistem Satu Arah Berlakunnya Sistem Satu Arah (SSA) pada ruas
(SSA) ini. Tetapi dari semua komponen kinerja jalan ini membuat tingkat pelayanan naik dan
ruas jalan tersebut, yang perlu diperhatikan masuk dalam kategori kelas C setelah
pada penelitian ini yaitu komponen Derajat sebelumnya berada pada kategori kelas E.
Kejenuhan (DS) dan juga Tingkat Pelayanannya Meningkatnya kinerja ruas jalan Pemuda Kota
(Level Of service/LOS). Dari hasil Semarang mencerminkan bahwa Sistem Satu
perbandingan tabel 3, sebelum berlakunya Arah (SSA) yang diberlakukan sejak 17
Sistem Satu Arah (SSA) derajat kejenuhan Februari 2017 dinilai berhasil terlaksana
mempunyai nilai sebesar 0,94. Hal tersebut dengan baik.
berarti bahwa tingkat pelayanan ruas jalan
Tekanan Gandar. Kementrian Perhubungan
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Peta dan Topografi Kota Semarang
Adisasmita, Sakti Adji, 2011. Perencanaan
[Online]. Tersedia:
Pembangunan Transportasi. Cetakan
Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta. http://www.google.com/earth/ [14 November
2017]
Alim Priyambodo dan M. Ulil Azmi, 2017.
Analisis Kinerja Ruas Jalan Pemuda Kota Putranto, Leksmono Suryo. 2016. Rekayasa Lalu
Semarang (Segmen Jalan Depan Lintas edisi 3. Cetakan Pertama. Indeks,
BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah Sampai Jakarta.
Dengan Bank Jateng). Tugas Akhir.
Salter, R.J, 1989, “Highway Traffic Analysis and
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Design”, Second Edition, Mac Millan
Universitas Islam Sultan Agung, Semarang
Education, Ltd, Landon.
(Tidak Dipublikasikan).
Lembaran Negara Republik Indonesia Undang-
Anindita Baskoro Adhyaksa dan Selamat
Undang Nomor 13 Tahun 1980 Tentang
Samsul Arifin, 2012. Analisis Kepadatan
Jalan Raya.
Lalu Lintas Jalan Setia Budi-Teuku Umar
Jatingaleh Semarang. Tugas Akhir. Jurusan US-HCM. (1994) Highway Capacity Manual,
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas 1994. US-HCM. (2000) Highway Capacity
Islam Sultan Agung, Semarang (Tidak Manual, 2000.
Dipublikasikan).
Badan Pusat Statistik Kota Semarang dan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Semarang. 2013. Kota Semarang Dalam
Angka 2012. BPS Kota Semarang,
Semarang.
Badan Pusat Statistik Kota Semarang dan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Semarang. 2015. Kota Semarang Dalam
Angka 2015. BPS Kota Semarang,
Semarang.
Badan Pusat Statistik Kota Semarang. 2017.
Kota Semarang Dalam Angka 2017. BPS
Kota Semarang, Semarang.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997. Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
Hadihardjaja, Joetata, 1997. Rekayasa Jalan
Raya. Gunadarma, Jakarta.
Hobbs, F. D., 1979. Traffic Planning and
Engineering, 2nd Edition. Pergamon Press,
Oxford.
https://id.wikibooks.org/wiki/Manajemen_
Lalu_Lintas_/Sistem_satu_arah
Ibnu Fachruddin dan Faisol Anwar, 2008.
Analisis Pengaruh Pasar Bareng Terhadap
Lalu Lintas Ruas Jalan Raya Pati-Kudus
Km 10. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Islam Sultan
Agung, Semarang (Tidak Dipublikasikan).
Khisty, C. J dan B. Kent Lall, 2005. Dasar-Dasar
Rekayasa Transportasi Jilid 1.Cetakan
Ketiga. Erlangga, Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 1993 Pasal 11 Tentang

S-ar putea să vă placă și