Sunteți pe pagina 1din 10

RISK ASSESSMENT PADA PEKERJAAN MENEBANG KAYU DI

HUTAN PRODUKSI
(STUDI KASUS PADA PENGOPERASIAN CHAINSAW
PERUM PERHUTANI KPH MADIUN)

Raditya Angga Pradipta


Ikatan Alumni Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Provinsi Jawa Timur
Email: raditya.tugas@gmail.com

ABSTRACT
Logging the forest production is a high risk work. The condition of the forest acreage is difficult, the imbalance between
the tools used by condition of the field and the skills of workers can lead to accidents. One of supporting job in the process
of logging the forest production is the operation of the chainsaw that has hazards and risks which must be controlled. The
main objective of this research was to risk assessment in the operational of the chainsaw in the work to cutting down trees
in Perhutani KPH Madiun. This research was an observational research that conducted using cross sectional design and
descriptive analysis. Data were used primary data based on interviews, observations and secondary data collected from
the company. This research performed based on work activities of operating chainsaw. The result showed that based on
idetification of hazards in activities of operating chainsaw in cutting trees, there were18 hazards Risk assessment showed
that from 18 pure risks, there were 4 low risks,7 medium risks and 7 high risks. The conclusion from this research is the
risk most dominant obtained from the risk assessment is high risk and risks while each one had the amount of 7 danger or
39 % of all the potential here hazards, to at a job should not be continued, work that needs to be set repeated or attempts
to control at work to reduce the risk. Control must be reviewed for conformity before work began.

Keywords: cut timber, identification hazards, risk assessment

ABSTRAK
Penebangan hasil hutan produksi merupakan pekerjaan yang berisiko kecelakaan kerja tinggi. Kondisi areal hutan
yang sulit, ketidakseimbangan antara alat yang digunakan dengan kondisi lapangan dan keterampilan pekerja dapat
menyebabkan kecelakaan kerja. Salah satu pekerjaan yang mendukung dalam proses penebangan hasil hutan produksi
adalah pengoperasian gergaji rantai (chainsaw) yang memiliki bahaya dan risiko yang harus dikendalikan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk melakukan risk assessment pekerjaan pengoperasian chainsaw pada pekerjaan menebang pohon di Perum
Perhutani KPH Madiun. Penelitian ini dilaksanakan secara observasional dengan rancangan cross sectional dan dianalisis
secara deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dari hasil wawancara dan observasi serta data sekunder yang
berasal dari perusahaan. Penelitian dilaksanakan berdasarkan aktivitas dalam pengoperasian chainsaw. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari identifikasi bahaya berdasarkan pekerjaan menebang pohon dengan pengoperasian chainsaw
ditemukan 18 bahaya. Berdasarkan penilaian risiko yang dilakukan dari 18 risiko murni terdapat 4 risiko rendah, 7 risiko
sedang dan 7 risiko tinggi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Risiko yang paling dominan yang didapat dari hasil risk
assessment adalah risiko tinggi dan risiko sedang yang masing-masing mempunyai jumlah 7 bahaya atau 39% dari seluruh
potensi bahaya yang ada, untuk itu pekerjaan tidak boleh dilanjutkan, pekerjaan harus ditetapkan ulang atau dilakukan
upaya pengendalian di tempat kerja untuk mengurangi risiko. Pengendalian harus ditinjau ulang untuk kesesuaian sebelum
pekerjaan dimulai.

Kata kunci: menebang kayu, identifikasi bahaya, penilaian risiko

PENDAHULUAN satunya faktor hidup yang sangat rentan dengan


Kegiatan pemanenan hutan dipengaruhi oleh bahaya kecelakaan.
kombinasi beberapa faktor yang saling berkaitan Pemanenan kayu merupakan serangkaian
satu dengan yang lain. Ketimpangan oleh salah satu kegiatan kehutanan yang mengubah pohon menjadi
faktor dapat menyebabkan risiko yang berbahaya bentuk yang dapat dipindahkan ke lokasi lain
dan akhirnya dapat menyebabkan kecelakaan. Faktor sehingga bermanfaat bagi kehidupan ekonomi dan
yang saling berhubungan tersebut adalah manusia, kebudayaan masyarakat (Suparto, 1999). Kegiatan
peralatan dan lingkungan kerja, manusia sebagai pemanenan kayu merupakan salah satu kegiatan
salah satu faktor penggeraknya merupakan satu- yang cukup berat dan banyak menimbulkan risiko

153
154 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 5, No. 2 Juli-Des 2016: 153–162

kecelakaan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja Menurut data dari Jamsostek dalam buku kerja
dianggap penting dalam sektor kehutanan karena perindustrian Indonesia (ASEAN OSHNET, 2004)
pengelolaan hutan termasuk dalam kategori kegiatan menunjukkan bahwa pada sektor kehutanan memiliki
berisiko tinggi. Hal tersebut ditunjukkan Gani risiko kecelakaan ke dua setelah sektor kontruksi
(1992) dengan data kecelakaan kerja pada kegiatan yang tinggi dari tahun 1996 didapatkan 16.871 kasus
kehutanan 4 kali lebih besar dibandingkan angka kecelakaan, pada tahun 1997 kasus kecelakaan naik
kecelakaan pada industri lain. signifikan menjadi 19.561 dan pada tahun 1998
Kegiatan tersebut terdapat beberapa tahapan meningkat lagi menjadi 19.640 sedangkan pada
yaitu penebangan (felling), penyaradan (skidding tahun 1999 kasus kecelakaan pada sektor kehutanan
or yarding), pembagian batang (cutting), mengalami penurunan menjadi 16.835 kasus
pengangkutan (transportation) dan penimbunan Pada tahun 1991 Strehlke, seorang spesialis
kayu (unloading). Berdasarkan peralatan yang ILO di bidang kehutanan dan industri perkayuan,
digunakan dalam penebangan terdapat 2 sistem yaitu melakukan kajian terhadap masalah lapangan
sistem manual dan mekanis. Sistem penebangan kerja dan kondisi kerja dalam pekerjaan kehutanan
manual menggunakan peralatan sederhana seperti Indonesia. Pada saat itu diperkirakan bahwa jumlah
gergaji tangan, kapak dan baji, sedangkan kegiatan berbagai kategori pekerja kehutanan mencapai
penebangan secara mekanis menggunakan gergaji sekitar 250 ribu orang. Di semua tempat kerja
rantai (chainsaw). Gergaji rantai dapat digolongkan dijumpai praktik-praktik kerja berbahaya, terutama
menjadi 2 jenis utama yaitu gergaji rantai untuk 2 dalam penebangan pohon. Meskipun buruh-buruh
orang (two menchainsaw) dan gergaji rantai untuk yang bekerja menebang kayu rata-rata memakai
1 orang (one man chainsaw) (Staaf & Wiksten, helm pelindung kepala, mereka sering kali tidak
1984). Semakin majunya teknologi pemanenan memakai alas kaki yang memadai. Operator yang
hasil hutan, manusia mencari jalan untuk membuat menggunakan gergaji rantai/mesin (chainsaw) untuk
alat-alat pemanenan yang semakin sempurna dan menebang pohon sering kali bekerja dengan kaki
memudahkan dalam pekerjaan pemanenan salah telanjang, tanpa sepatu pelindung. Hal ini berbahaya
satunya adalah penggunaan chainsaw. mengingat gergaji mesin tidak dilengkapi dengan
Chainsaw (gergaji rantai) adalah gergaji yang perangkat pelindung seperti untuk pelindung
menggunakan mesin untuk menggerakkan rantai pegangan di bagian depan (front handle guards)
gergajinya. Pada awalnya orang menebang atau atau piranti anti getaran (anti-vibration devices).
memotong kayu dengan gergaji manual. Setelah Kesalahan yang ditimbulkan akibat kelalaian dan
mesin ditemukan maka mesin diaplikasikan pada ketidaksesuaian tindakan operator dengan ketentuan
gergaji untuk mendapatkan produktivitas yang yang berlaku dapat menimbulkan kecelakaan.
tinggi. Chainsaw pada awal pembuatan adalah Hasil pengamatan yang dilakukan oleh
chainsaw yang lebih besar dan berat (lebih dari 60 Suhartana dan Yuniawati pada tahun 2010 di lokasi
kg) bahkan dioperasikan secara stasioner oleh lebih penelitian daerah tasikmalaya (Kesatuan Pemangku
dari satu orang operator. Pada saat ini chainsaw Hutan Tasikmalaya) menunjukkan bahwa pada
sudah mengalami puluhan modifikasi bentuk dan kegiatan penebangan, operator Chainsaw tidak
aplikasi teknologi baru sehingga lahirlah chainsaw menggunakan sepatu bot, helm pelindung kepala,
dengan teknologi mutakhir berupa chainsaw lebih sarung tangan dan kaca mata pelindung padahal
kecil dan lebih ringan serta putaran mesin yang areal yang dihadapi curam (kelerengan > 25%) dan
sangat cepat (>15 rpm). Beberapa merk chainsaw jenis kayu jati yang memiliki kelas kuat I berarti
terbaru tidak menggunakan engine berbahan memiliki bobot kayu sangat berat. Hal ini sangat
bakar minyak tetapi menggunakan tenaga listrik. membahayakan keselamatan jiwa operator.
Chainsaw terbaru juga dilengkapi dengan pengaman Pencegahan kecelakaan kerja akibat
atau penangkap rantai, rem rantai, anti vibrasi, pengoperasian chainsaw pada bidang kehutanan
serta pelumasan otomatis. Teknologi bahan pada perlu dilakukannya serangkaian kegiatan
bilah (guide bar) semakin berkembang sehingga risk assessment yang mendalam dengan
diaplikasi bilah yang lebih ringan tetapi tahan memperhitungkan keadaan lingkungan kerja dan
terhadap gesekan, tekanan dan panas. Semua hal ini pengendalian yang telah dilakukan. Pelaksanaan
dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan dan hazard identification dan risk assessment dapat
keselamatan kerja bagi operator chainsaw sekaligus mengidentifikasi potensi bahaya yang muncul dan
meningkatkan produktivitas kerjanya. (Matangaran, menilai tingkat risiko pada saat pengoperasian
2007). chainsaw. Oleh karena itu, pelaksanaan serangkaian
Raditya Angga Pradipta, Risk Assessment pada Pekerjaan Menebang Kayu… 155

kegiatan risk assessment sangat penting untuk METODE


mengurangi risiko bahaya di tempat kerja, sehingga Berdasarkan cara pengumpulannya merupakan
pekerja merasa aman dan bekerja secara optimal. penelitian observasional, karena dalam penelitian
Penilaian risiko adalah proses mengevaluasi risiko- ini hanya mengamati objek penelitian tanpa
risiko yang diakibatkan adanya bahaya-bahaya memberikan perlakuan. Penelitian ini ditinjau dari
dengan memperhatikan kecukupan pengendalian sistem analisisnya termasuk penelitian deskriptif,
yang dimiliki dan menentukan apakah risikonya yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan
dapat diterima atau tidak (OHSAS 18001;2007). tujuan utama untuk membuat gambaran tentang
Perum Perhutani KPH Madiun unit hutan suatu keadaan secara objektif. Ditinjau dari segi
produksi merupakan sebuah perusahaan BUMN waktu, rancangan penelitian ini termasuk dalam
dalam usaha untuk memanfaatkan hutan produksi penelitian cross sectional karena wawancara dan
yang kegiatannya terdiri dari pemanenan atau pengamatan terhadap variabel dilakukan serentak
penebangan, penanaman, pengamanan, pengolahan dalam periode waktu tertentu.
dan pemasaran hasil hutan kayu di hutan produksi. Objek dari penelitian adalah proses pekerjaan
Perusahaan ini terletak di kawasan kota Madiun. pengoperasian chainsaw yang digunakan pada
Wilayah hutan yang dikelola KPH Madiun pekerjaan penebangan kayu pemanenan hasil
berdasarkan RPKH Jangka 2011-2020 adalah seluas hutan produksi di Perum Perhutani KPH Madiun.
31.219,70 Ha yang terdiri dari 2 kelas perusahaan Penelitian ini akan dilakukan dengan mengamati
yaitu kelas perusahaan jati seluas 27.483,60 Ha dan proses pekerjaan pengoperasian chainsaw di tempat
kelas perusahaan kayu putih seluas 3.736,10 Ha. kerja sekaligus wawancara dengan 4 (empat)
Secara administratif, wilayah KPH Madiun berada operator chainsaw, serta melakukan wawancara
pada tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Madiun, pada 2 (dua) petugas bagian safety.
Ponorogo, dan Magetan. Kawasan hutan KPH Lokasi penelitian ini adalah di kawasan hutan
Madiun dibagi menjadi 4 bagian hutan yaitu Bagian produksi Perum Perhutani KPH Madiun yang berada
Hutan Caruban (11.953,60 Ha – KP Jati), Pagotan di desa randualas kabupaten madiun. Penelitian ini
(4.076 Ha – KP Jati), Ponorogo Barat (6.260,3 dilakukan mulai dari bulan agustus 2015 sampai
Ha – KP Jati), dan Bagian Hutan Ponorogo Timur bulan September 2015. Variabel yang diteliti dalam
(5.193,7 Ha –KP Jati dan 3.736,1 Ha – KP Kayu penelitian ini antara lain adalah identifikasi bahaya
Putih). yang meliputi: bahaya mekanik, bahaya fisis, bahaya
Beberapa proses kegiatan hutan produksi yang ergonomi, bahaya biologi, bahaya listrik dan bahaya
dilakukan oleh Perum Perhutani KPH Madiun kimia yang terdapat pada pekerjaan menebang pohon
yang terdiri dari penebangan, pembagian batang, dan risiko pekerjaan pengoperasian chainsaw pada
pengangkutan dan penimbunan kayu. Kegiatan pekerjaan menebang pohon, kemungkinan kejadian
penebangan kayu menggunakan chainsaw risiko (likelihood) dan tingkat keparahan dampak
memiliki risiko yang besar terhadap terjadinya (severity), dan evaluasi risiko.
kecelakaan kerja. Hal ini disebabkan karena Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
program keselamatan dan kesehatan kerja yang adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder
baru terbentuk dan belum berjalan sesuai dengan yang dikumpulkan adalah dokumen yang berkaitan
program yang sudah direncanakan, sehingga dapat dengan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
menyebabkan risiko terjadi kecelakaan kerja seperti (K3) serta dokumen mengenai pengoperasian
terpotongnya anggota bagian tubuh khususnya chainsaw. Data primer didapatkan dari hasil
tangan dan gangguan kesehatan seperti ketulian wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan
akibat suara dari mesin chainsaw dan syndrome dengan konsep indepth interview pada 5 (enam)
hand arm vibration dari getaran yang disebabkan narasumber, yaitu 4 orang operator chainsaw, dan
oleh mesin chainsaw. seorang petugas bagian safety.
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan Observasi dilakukan dengan cara pengamatan
Risk assessment pekerjaan pengoperasian chainsaw secara langsung keadaan di tempat kerja untuk
pada pekerjaan menebang pohon di Perum Perhutani menilai bahaya dan risiko serta pengendaliannya
KPH Madiun mulai dari identifikasi bahaya, pada operator dalam mengoperasikan chain saw
melakukan penilaian risiko, penentuan tingkat risiko, yang digunakan dalam menebang pohon hutan
dan melakukan evaluasi risiko. produksi. Pengumpulan data dengan observasi
menggunakan lembar observasi yang berupa Job
156 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 5, No. 2 Juli-Des 2016: 153–162

Safety Analysis (JSA). Peneliti didampingi oleh Perkalian antara nilai likelihood dan nilai
petugas bagian Safety pada saat observasi sehingga severity akan menunjukkan total nilai risiko. Risiko
bukan hanya subjektif peneliti dan observasi murni diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan tingkat
dilakukan pada saat pekerjaan dilakukan sehingga risikonya, antara lain yaitu risiko rendah, risiko
pekerja sudah terbiasa dan tidak menimbulkan sedang, dan risiko tinggi. Nilai risiko dievaluasi
kecurigaan sehingga sikap pekerja akan tetap alami. berdasarkan tingkatnyas seperti pada Tabel 2.
Observasi dilakukan dengan mengamati proses
dan keadaan secara langsung di tempat kerja untuk Tabel 1. Risk Assesment Matrix
melakukan hazard identification, risk assessment¸
dan risk evaluation yang telah diterapkan pada Hazard Severity
pekerjaan pengoperasian chainsaw pada pekerjaan (1) (2) (3) (4) (5)
menebang pohon. Instrumen yang digunakan dalam Insignificant Minor Moderate Major Crisis
mengumpulkan data primer adalah Job Safety (1)

Likelihood of occurence
1 2 3 4 5
Analysis (JSA) yang berisi langkah kerja, bahaya, Rare
penilaian risiko dan tingkat risiko. Teknik analisa (2)
2 4 6 8 10
Unlikely
bahaya ini bermanfaat untuk mengidentifikasi dan
(3)
menganalisis bahaya dalam suatu pekerjaan (job). 3 6 9 12 15
Possible
Hal ini sejalan dengan pendekatan sebab kecelakaan (4)
yang bermula dari adanya kondisi atau tindakan 4 8 12 16 20
Likely
tidak aman saat melakukan suatu aktivitas. Karena (5)
itu dengan melakukan identifikasi bahaya pada setiap Almost 5 10 15 20 25
jenis pekerjaan dapat dilakukan langkah pencegahan certain
yang tepat dan efektif (Ramli, 2010).
Sumber: AS/NZS 4360:1999
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang
digunakan adalah dengan triangulasi. Triangulasi
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Tabel 2. Evaluasi Nilai Risiko
triangulasi sumber, triangulasi metode, dan Nilai Tingkat
triangulasi data atau analisis. Triangulasi sumber Evaluasi
Risiko Risiko
dilakukan dengan cara cross-check data dengan 1–6 Risiko Mungkin dapat diterima; namun
fakta dari narasumber. Triangulasi metode dilakukan Rendah tetap meninjau kembali apakah
dengan cara menggunakan beberapa metode dalam risiko dapat dikurangi.
mengumpulkan data yaitu wawancara mendalam 7–12 Risiko Tugas hanya dapat dilanjutkan
terhadap narasumber, observasi terhadap operasional Sedang dengan otorisasi manajemen
setelah berkonsultasi dengan
chainsaw saw pada pekerjaan menebang pohon, dan
tenaga ahli dan tim penilai. Jika
observasi terhadap data sekunder. Triangulasi data memungkinkan tugas harus
atau analisis dilakukan dengan cara melakukan cek didefinisikan kembali untuk
ulang jawaban yang diberikan narasumber dengan memperhitungkan bahaya atau
cara menanyakan kembali maksud dari narasumber harus mengurangi risiko lebih
untuk memastikan kebenaran jawaban. lanjut sebelum dimulainya tugas
Langkah awal adalah mengidentifikasi bahaya 15–25 Risiko Tugas tidak boleh dilanjutkan,
pada setiap aktivitas pengoperasian chainsaw pada Tinggi harus dilakukan penerjemahan
pekerjaan menebang pohon. Identifikasi bahaya ulang tugas atau melakukan
dilakukan dengan cara menarik kesimpulan dari hasil perhitungan pengendalian yang
sesuai untuk mengurangi risiko
observasi dan wawancara serta dari data sekunder.
sebelum dimulainya tugas
Setiap bahaya dirinci risiko murninya.
Setiap risiko murni akan dinilai dengan Sumber: AS/NZS 4360:1999
menggunakan teknik analisis semi kuantitatif,
yaitu penilaian risiko menggunakan nilai numerik,
namun hasilnya sebagian besar bersifat kualitatif. HASIL
Risiko dinilai dengan cara perkalian antara nilai Identifikasi Bahaya
kemungkinan kejadian (likelihood) dan tingkat
Identifikasi bahaya dilakukan untuk dapat
keparahan dampak (severity). Matriks penilaian
mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari aktivitas
risiko terdapat pada tabel 1.
Raditya Angga Pradipta, Risk Assessment pada Pekerjaan Menebang Kayu… 157

pekerjaan menebang pohon menggunakan chainsaw, Semua aktivitas operator dalam mengoperasikan
Upaya ini dimaksudkan untuk mengumpulkan, chainsaw terpusat di dalam hutan. Banyak bahaya
mencatat dan mengenal berbagai bahaya dan yang dapat mempengaruhi keselamatan dan
risiko di lingkungan kerja yang kemungkinan kesehatan operator selama mengoperasikan chainsaw
dapat menyebabkan suatu kecelakaan kerja. di dalam hutan.
Identifikasi bahaya dilakukan dengan metode
proaktif, yaitu mencari bahaya sebelum bahaya Penilaian Risiko
tersebut menimbulkan akibat atau dampak yang Penilaian risiko atau risk assessment
merugikan, dengan instrumen Job Safety Analysis pada potensi bahaya yang telah ditemukan dari
(JSA) yang berisikan aktivitas dan bahaya. identifikasi bahaya. Penilaian risiko adalah proses
Pengisian JSA diperoleh dari hasil wawancara dan untuk mengevaluasi risiko yang muncul akibat dari
observasi di lapangan, bahaya di setiap aktivitas suatu bahaya, dengan memperhitungkan kecukupan
pekerjaan pengoperasian chainsaw saw pada pengendalian yang telah dilakukan, dan menetapkan
pekerjaan menebang pohon. Teknik ini digunakan apakah risiko dapat diterima atau tidak (Ramli,
untuk melihat secara langsung setiap kegiatan 2010).
penebangan serta bahaya dan risiko yang ada pada Risk Assessment (Penilaian risiko) merupakan
pekerjaan pengoperasian chainsaw tersebut, Metode salah satu tahap dalam risk management untuk
ini juga digunakan untuk menentukan tindakan mengevaluasi risiko yang muncul dari suatu
pengendalian yang tepat, sehingga bahaya yang
bahaya. Penilaian risiko didasarkan pada tingkat
ada dapat diantisipasi sejak awal kegiatan dimulai
kemungkinan (likelihood) dan tingkat keparahan
sampai selesai. Sehingga, dapat mengurangi risiko
dampak (saverity) yang dihasilkan dari terjadinya
terjadinya kecelakaan kerja.
kecelakaan karena risiko tersebut.
Aktivitas pada pekerjaan pengoperasian
Penilaian risiko yang dilakukan dalam
chainsaw diperoleh dari dokumen manual book dan
penelitian ini dianalisis secara semi kuantitatif
dokumen tahapan pekerjaan penebangan pohon atau
dengan standar dari AS/NZS 4360, yaitu penilaian
SOP dokumen tahapan pekerjaan pemanenan kayu
risiko menggunakan nilai numerik. Analisis risiko
hutan produksi.
dilakukan dengan cara penghitungan hasil kali
Identifikasi bahaya yang dilakukan pekerjaan
antara tingkat kemungkinan (likelihood) dan tingkat
menebang pohon kayu hutan produksi perum
keparahan dampak (severity).
perhutani KPH madiun. Pekerjaan menebang pohon
Inti dari penilaian risiko adalah mengurangi
dilakukan dengan menggunakan alat mekanik yaitu
risiko menggunakan data pendukung yang digunakan
chainsaw. Penebangan pohon menggunakan alat
sebagai pertimbangan pengambilan keputusan
tersebut dilakukan oleh seorang operator chainsaw
tentang cara pengendalian yang tepat dan cost
dan dibantu oleh 1 (satu) orang asisten operator yang
effective (AS/NZS 4360: 1999).
memandu pada saat penebangan berlangsung.
Berikut adalah tahapan menentukan angka
Pada proses penebangan kayu hutan produksi
tingkat peluang (likelihood) dalam penilaian risiko
di Perum Perhutani KPH Madiun digunakan 1 jenis
(Ramli, 2010): Menentukan peluang insiden yang
chainsaw (dikutip dari hasil Indept Interview dengan
terjadi di tempat kerja, dapat menggunakan skala
safety offficer).
Hasil data sekunder yang diperoleh peneliti berdasarkan tingkat potensinya. Berikut ini adalah
dari perusahaan dan indept interview dengan safety faktor yang dapat mempengaruhi peluang terjadinya
offficer menunjukkan hasil pengukuran fisis pada sebuah insiden: berapa orang yang terpapar, durasi
areal kerja berupa suara dari chainsaw sebesar paparan, jumlah material atau tingkat paparan,
107db yang sudah melebihi nilai ambang batas dan keterampilan dan pengalaman orang yang terkena,
penggukuran ergonomi menunjukkan data beban dan berapa kali situasi terjadi.
berat chainsaw yang melebihi 10 kg dapat berisiko
Evaluasi Risiko
mempengaruhi kesehatan serta menurunkan kinerja
dari proses produksi. Evaluasi risiko merupakan tahapan dalam
Hasil dari wawancara dengan operator chainsaw memberikan makna yang jelas pada risiko
tentang bahaya yang ada dan risiko yang terjadi bagi manajemen untuk menentukan upaya
di lapangan menambah kedalaman dan detail pengendaliannya. Evaluasi risiko yang dilakukan
identifikasi bahaya terhadap pekerjaan pengoperasian untuk menilai apakah risiko tersebut dapat diterima
chainsaw di perum perhutani KPH madiun. atau tidak yang dikategorikan kedalam 3 kategori
158 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 5, No. 2 Juli-Des 2016: 153–162

Tabel 3. Tingkat peluang (likelihood) Tabel 4. Tingkat keparahan (severity)


Tingkat Kriteria Penjelasan Tingkat Kriteria Penjelasan
Bahaya sangat kecil, bahkan a. Non-cidera
Insigni-
1 Rare tidak pernah. Kecuali, 1 b. Kerugian finansial dan material
ficant
bertahun-tahun. sangat kecil
Kejadian mungkin terjadi a. P3K
2 Unlikely pada kondisi tertentu, tetapi 2 Minor b. Kerugian finansial dan material
kecil kemungkinan. sedang
Kejadian mungkin terjadi a. Penanganan medis
3 Moderate 3 Moderate b. Kerugian finansial dan
beberapa kondisi tertentu.
materialcukup besar
Kejadian sering terjadi atau
a. Cacat atau hilangnya fungsi
4 Likely hampir pasti terjadi di semua
4 Major anggota tubuh total
kondisi.
b. Kerugian material besar
Almost Kejadian pasti terjadi di Catastro- a. Kematian
5 5
certain semua kondisi. phic b. Kerugian material sangat besar
Sumber: AS/NZS 4360 Sumber: AS/NZS 4360

Tabel 5. Hasil Risk Assessment pada Pekerjaan Menebang Pohon di Perum Perhutani KPH Madiun pada Bulan
Agustus Tahun 2015
Risk Matrix Tingkat
Komponen Bahaya Risiko
Likelihood Severity Risiko
Menebang Kick back chainsaw Cedera pundak, dapat terpotongnya 4 4
16
Pohon anggota tubuh bagian atas
Tertimpa ranting pohon Kepala, badan terluka 4 5
20
yang kering atau mati
Terjatuh dari pijakan Dislokasi sendi, luka berat 3 3 9
Terkena perkul Kaki luka (telapak kaki, punggung 3 3
9
kaki, dan betis)
Terkena pecahan baji Kepala, badan terluka 4 4 16
Terkena pecahan baji Mata terluka 4 4 16
Terkena serpihan pohon Luka tergores 3 2
6
saat dipotong
Tertusuk tunggak Kaki luka (telapak kaki, punggung 3 4
12
kaki, dan betis)
Suara chainsaw Tuli 4 3 12
Terpapar sinar matahari Head stroke 4 3 12
Portur kerja yang tidak Low back pain 3 3
9
sesuai
Beban berat saat membawa Low back pain 3 3
9
chainsaw
Tempat busi motor tidak Tersengat listrik 3 5
15
sesuai standart
Tergigit ular Luka tersayat, terkena racun 3 5 15
Tanaman beracun Gatal-gatal 3 2 6
Menghirup gas buangan Keracunan udara 2 2 4
Tertusuk ranting dan dahan Luka tersayat, luka ringan 3 2
6
yang berserakan
Tertimpa pohon karena Kepala, badan terluka 4 5
arah rebah yang tidak 20
sesuai
Sumber: (Pradipta, 2015)
Raditya Angga Pradipta, Risk Assessment pada Pekerjaan Menebang Kayu… 159

yaitu risiko dapat diterima (generally acceptable), menebang dan menyebabkan risiko mata terluka,
risiko dapat ditolerir (tolerable), dan risiko tidak operator chainsaw tidak memakai alat pelindung
dapat diterima (generally unacceptable), yang diri berupa safety googles pada saat menebang
dikenal dengan sebutan ALARP (As Low As mengakibatkan risiko tersebut dapat terjadi. Bahaya
Reasonably Practicable). Hasil evaluasi risiko terkena serpihan kayu pohon saat dipotong dapat
menunjukkan bahwa dari total 18 risiko yang telah menyebabkan risiko luka tergores, operator tidak
dikategorikan, terdapat 39% risiko yang tidak dapat melengkapi dirinya dengan alat pelindung diri seperti
diterima, 39% risiko dapat ditolerir dan 22% risiko safety googles dan pakaian operator yang tidak
yang dapat diterima. Peringkat risiko ini akan sesuai membuat risiko tersebut dapat terjadi. Potensi
menentukan proioritas pengendalian. bahaya tertusuk ranting dan dahan yang berserakan
dapat menyebabkan risiko luka tersayat dan luka
ringan, dikarenakan hasil pemotongan kayu pohon
PEMBAHASAN yang terdiri dari batang, ranting, dan dahan tidak
Identifikasi Bahaya segera diangkut, Operator juga tidak memakai alat
pelindung diri seperti safety shoes sehingga risiko
Identifikasi bahaya dilakukan dengan mengenali dapat terjadi. Potensi bahaya tertimpa pohon karena
seluruh kondisi yang berpotensi mengakibatkan arah rebah yang tidak sesuai, tertimpa ranting pohon
terjadinya kecelakaan. Menurut OHSAS 18001:2007, yang kering atau mati dan terkena pecahan baji
identifikasi bahaya merupakan proses untuk dapa menyebabkan risiko kepala dan badan terluka,
mengetahui suatu bahaya dan karakteristiknya. operator pada saat menebang tidak mengenakan alat
Identifikasi bahaya berdasarkan pengamatan pelindung diri seperti safety helmet sehingga tidak
dan observasi serta wawancara indepth interview ada perlindungan untuk operator chainsaw.
dengan operator chainsaw menghasilkan 18 macam Bahaya fisis yang teridentifikasi adalah terpapar
bahaya yang dapat menimbulkan 18 macam risiko oleh suara motor chainsaw yang sangat keras
kecelakaan kerja. Semua bahaya tersebut bersumber sampai mencapai 107db yang dapat menyebabkan
pada pekerjaan menebang pohon kayu hutan risiko ketulian, serta dapat disebabkan karena
produksi tidak dipakainya alat pelindung diri berupa ear
Bahaya mekanis yang teridentifikasi adalah muf dan juga pada kenalpot alat chainsaw tidak
terjadi kick back pada alat penebangan chainsaw, dipasang alat peredam bunyi yang seharusnya ada
kick back pada chainsaw adalah chainsaw yang pada alat tersebut. Bahaya terpapar sinar matahari
berbalik arah akibat benturan permukaan rantai dapat menyebabkan risiko head stroke, suhu panas
(yang berputar dengan cepat) dengan bagian yang berada di lingkungan kerja yang disebabkan
ujung atas bilah gergaji dengan kayu, (buku pintar oleh paparan sinar matahari langsung, tidak adanya
perlindungan K3 kegiatan penebangan kayu, IPB pakaian pelindung diri yang digunakan juga menjadi
press) dapat menyebabkan risiko cedera pundak, salah satu risiko tersebut.
dapat terpotongnya anggota tubuh bagian atas. Bahaya ergonomi yang teridentifikasi adalah
Potensi bahaya tertimpa ranting pohon yang postur kerja yang tidak ergonomi (membungkuk)
kering atau mati dapat menyebabkan risiko kepala dan beban berat chainsaw yang harus dibawa oleh
dan badan terluka. Potensi bahaya terjatuh dari seorang operator, berat dari pada chainsaw adalah
pijakan pada saat menebang dapat menyebabkan 10kg dapat menyebabkan risiko low back pain.
risiko dislokasi sendi dan luka berat, dikarenakan Bahaya biologis yang teridentifikasi adalah
lingkungan kerja yang berada di hutan dengan terdapat binatang yang beracun seperti ular yang
tingkat kemiringannya mencapai 40 derajat serta dapat menimbulkan risiko terkena racun ular dan
struktur tanah yang tidak rata. Operator juga tidak luka tersayat, karena lingkungan kerja yang berada
memakai alat pelindung diri seperti safety shoes di dalam hutan memungkinkan adanya binatang yang
sehingga risiko terjadinya hal tersebut sangat tinggi. beracun seperti ular yang dapat menimbulkan risiko
Potensi bahaya terkena perkul dan tertusuk tunggak tersebut. Bahaya tumbuhnya pohon-pohon bergetah
dapat menyebabkan risiko terjadinya Kaki luka dan daun pohon yang beracun dapat menyebabkan
(telapak kaki, punggung kaki, dan betis). Operator risiko gatal-gatal.
juga tidak memakai alat pelindung diri seperti Bahaya listrik yang teridentifikasi adalah tidak
safety shoes sehingga risiko terjadinya hal tersebut standartnya tempat busi motor chainsaw karena
sangat tinggi. Potensi bahaya terkena pecahan baji tidak ditemukannya penutup pada busi motor dapat
dapat menyebabkan risiko mata terluka pada saat menyebabkan risiko tersengat listrik.
160 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 5, No. 2 Juli-Des 2016: 153–162

Bahaya kimia yang teridentifikasi adalah 9 (sembilan) atau termasuk pada kategori risiko
terpaparnya gas buangan pada alat chainsaw yang sedang.
berdampak pada udara sekitar yang tidak baik Risiko Kaki luka (telapak kaki, punggung
menyebabkan risiko keracunan udara. kaki, dan betis) diberikan skor likelihood 3 (tiga)
atau possible kemungkinan terjadi peristiwa
Penilaian Risiko terkena perkul itu mungkin terjadi pada tempat
Aktivitas pekerjaan menebang pohon kerja, untuk severity diberikan skor 3 (tiga) atau
mempunyai 18 bahaya dan dapat menimbulkan 18 moderate konsekuensinya dapat menimbulkan
risiko dari semua risiko tersebut dilakukan penilaian cedera berat, memerlukan perawatan medis tapi
risiko yang nantinya dapat dikategorikan risiko tidak menyebabkan cacat tetap, kerugian finansial
tersebut. sedang. Hasil perkalian likelihood atau severity
Risiko cedera pundak dan dapat terpotongnya menggunakan risk matrix didapatkan hasil 9
anggota tubuh bagian atas, diberikan skor likelihood (sembilan) atau termasuk pada kategori risiko
4 (empat) atau likely kemungkinan peristiwa kick sedang.
back chainsaw itu sangat mungkin sering terjadi Risiko Kaki luka (telapak kaki, punggung kaki,
pada tempat kerja, untuk severity diberikan skor dan betis) diberikan skor likelihood 3 (tiga) atau
4 (empat) atau major karena dapat menimbulkan possible kemungkinan terjadi peristiwa tertusuk
cedera parah, cacat tetap, atau kematian tunggal tunggak itu mungkin terjadi pada tempat kerja, untuk
kerugian finansial besar. Hasil perkalian likelihood severity diberikan skor 4 (empat) atau major karena
atau severity menggunakan risk matrix didapatkan dapat menimbulkan cedera parah, cacat tetap, atau
hasil 16 (enam belas) atau termasuk pada kategori kematian tunggal kerugian finansial besar. Hasil
risiko tinggi. perkalian likelihood atau severity menggunakan risk
Risiko kepala dan badan terluka diberikan matrix didapatkan hasil 12 (dua belas) atau termasuk
skor likelihood 4 (empat) atau likely kemungkinan pada kategori risiko sedang.
peristiwa tertimpa ranting pohon yang kering atau Risiko mata terluka diberikan skor likelihood 4
mati itu sangat mungkin sering terjadi pada tempat (empat) atau likely kemungkinan peristiwa terkena
kerja, untuk severity diberikan skor 5 (lima) atau pecahan baji itu sangat mungkin sering terjadi
Castratrophic karena berdampak pada banyak pada tempat kerja, untuk severity diberikan skor
kematian dan menimbulkan kerugian sangat besar 4 (empat) atau major karena dapat menimbulkan
bagi perusahaan. Hasil perkalian likelihood atau cedera parah, cacat tetap, atau kematian tunggal
severity menggunakan risk matrix didapatkan hasil kerugian finansial besar. Hasil perkalian likelihood
20 (dua puluh) atau termasuk pada kategori risiko atau severity menggunakan risk matrix didapatkan
tinggi. hasil 16 (enam belas) atau termasuk pada kategori
Risiko kepala dan badan terluka diberikan risiko tinggi.
skor likelihood 4 (empat) atau likely kemungkinan Risiko luka tergores diberikan skor likelihood
peristiwa terkena pecahan baji itu sangat mungkin 3 (tiga) atau possible kemungkinan terjadi peristiwa
sering terjadi pada tempat kerja, untuk severity terkena serpihan pohon saat dipotong itu mungkin
diberikan skor 4 (empat) atau major karena dapat terjadi pada tempat kerja, untuk severity diberikan
menimbulkan cedera parah, cacat tetap, atau skor 2 (dua) atau minor karena cedera yang mungkin
kematian tunggal kerugian finansial besar. Hasil terjadi adalah ringan dan tidak menimbulkan
perkalian likelihood atau severity menggunakan kerugian finansial yang besar. Hasil perkalian
risk matrix didapatkan hasil 16 (enam belas) atau likelihood atau severity menggunakan risk matrix
termasuk pada kategori risiko tinggi. didapatkan hasil 6 (enam) atau termasuk pada
Risiko dislokasi sendi dan luka berat diberikan kategori risiko sedang.
skor likelihood 3 (tiga) atau possible kemungkinan Risiko luka tersayat dan luka ringan diberikan
terjadi peristiwa terjatuh dari pijakan itu mungkin skor likelihood 3 (tiga) atau possible kemungkinan
terjadi pada tempat kerja, untuk severity diberikan terjadi peristiwa tertusuk ranting dan dahan yang
skor 3 (tiga) atau moderate konsekuensinya dapat berserakan itu mungkin terjadi pada tempat kerja,
menimbulkan cedera berat, memerlukan perawatan untuk severity diberikan skor 2 (dua) atau minor
medis tapi tidak menyebabkan cacat tetap, kerugian karena cedera yang mungkin terjadi adalah ringan
finansial sedang. Hasil perkalian likelihood atau dan tidak menimbulkan kerugian finansial yang
severity menggunakan risk matrix didapatkan hasil besar. Hasil perkalian likelihood atau severity
Raditya Angga Pradipta, Risk Assessment pada Pekerjaan Menebang Kayu… 161

menggunakan risk matrix didapatkan hasil 6 (enam) severity dari bahaya low back pain menggunakan
atau termasuk pada kategori risiko sedang. risk matrix menunjukkan hasil 9 yang masuk pada
Risiko patah tulang dan kematian diberikan kategori risiko sedang.
skor likelihood 4 (empat) atau likely kemungkinan Risiko terkena racun ular dan luka tersayat
peristiwa tertimpa pohon karena arah rebah yang diberikan skor likelihood 3 (tiga) atau possible
tidak sesuai itu sangat mungkin sering terjadi pada karena mungkin terjadi karena lingkungan kerja
tempat kerja, untuk severity diberikan skor 5 (lima) yang berada di dalam hutan memungkinkan adanya
atau Castratrophic karena berdampak pada banyak binatang yang beracun seperti ular, untuk severity
kematian dan menimbulkan kerugian sangat besar diberikan skor 5 (lima) atau Castratrophic karena
bagi perusahaan. Hasil perkalian likelihood atau berdampak pada banyak kematian dan menimbulkan
severity menggunakan risk matrix didapatkan hasil kerugian sangat besar bagi perusahaan. Hasil
20 (dua puluh) atau termasuk pada kategori risiko perkalian likelihood atau severity menggunakan
tinggi. risk matrix didapatkan hasil 15 (lima belas) atau
Risiko tuli diberikan skor likelihood 4 (empat) termasuk pada kategori risiko tinggi.
atau likely kemungkinan peristiwa terpapar suara Risiko gatal-gatal diberikan skor likelihood 3
chainsaw itu sangat mungkin sering terjadi pada (tiga) atau possible kemungkinan terjadi bahaya
tempat kerja, untuk severity diberikan skor 3 (tiga) tersebut mungkin terjadi pada tempat kerja, untuk
atau moderate konsekuensinya dapat menimbulkan severity diberikan skor 2 (dua) atau minor karena
cedera berat, memerlukan perawatan medis tapi tidak cedera yang mungkin terjadi adalah ringan dan tidak
menyebabkan cacat tetap, kerugian finansial sedang. menimbulkan kerugian finansial yang besar. Hasil
Hasil perkalian likelihood dan severity menggunakan perkalian likelihood atau severity menggunakan risk
risk matrix didapatkan hasil 12 (dua belas) atau matrix didapatkan hasil 6 (enam) atau termasuk pada
termasuk pada kategori risiko tinggi, sedang. kategori risiko sedang.
Risiko headstroke diberikan skor likelihood 4 Risiko tersengat listrik diberikan skor likelihood
(empat) atau likely kemungkinan peristiwa terpapar 3 (tiga) atau possible karena mungkin terjadi
sinar matahari itu sangat mungkin sering terjadi pada karena oleh tidak standartnya tempat busi motor
tempat kerja, untuk severity diberikan skor 3 (tiga) chainsaw, untuk severity diberikan skor 5 (lima)
atau moderate konsekuensinya dapat menimbulkan atau Castratrophic karena berdampak pada banyak
cedera berat, memerlukan perawatan medis tapi kematian dan menimbulkan kerugian sangat besar
tidak menyebabkan cacat tetap, kerugian finansial bagi perusahaan. Hasil perkalian likelihood atau
sedang. Hasil perkalian likelihood dan severity severity menggunakan risk matrix didapatkan hasil
menggunakan risk matrix didapatkan hasil 12 (dua 15 (lima belas) atau termasuk pada kategori risiko
belas) atau termasuk pada kategori risiko sedang. tinggi.
Risiko low back pain diberikan skor likelihood Risiko keracunan udara, memiliki skor
3 (tiga) atau possible yaitu mungkin terjadi dalam likelihood 2 (dua) atau unlikely karena kejadian
semua keadaan normal karena posisi kerja yang tidak termasuk langka terjadi pada saat perakitan
ergonomis, untuk severity diberikan skor 3 (tiga) chainsaw, untuk severity diberikan skor 2 (dua) atau
atau moderate konsekuensinya dapat menimbulkan minor karena cedera yang mungkin terjadi adalah
cedera berat, memerlukan perawatan medis tapi ringan dan tidak menimbulkan kerugian finansial
tidak menyebabkan cacat tetap, kerugian finansial yang besar. Hasil perkalian likelihood dan severity
sedang. Hasil perkalian likelihood dan severity dari menggunakan risk matrix didapatkan hasil 4 (empat)
bahaya low back pain menggunakan risk matrix atau masuk pada kategori risiko rendah yang berarti
menunjukkan hasil 9 yang masuk pada kategori tidak diperlukan pengendalian tambahan namun
risiko sedang. peninjauan ulang secara berkala tetap diperlukan
Risiko low back pain diberikan skor likelihood untuk memastikan bahwa tingkat risikonya masih
3 (tiga) atau possible yaitu mungkin terjadi dalam akurat dan tidak meningkat dengan berjalannya
semua keadaan normal karena beban berat saat waktu.
membawa chainsaw, untuk severity diberikan
Evaluasi risiko
skor 3 (tiga) atau moderate konsekuensinya dapat
menimbulkan cedera berat, memerlukan perawatan Evaluasi risiko yang dilakukan yaitu dengan
medis tapi tidak menyebabkan cacat tetap, kerugian menentukan prioritas risiko berdasarkan ALARP (As
finansial sedang. Hasil perkalian likelihood dan Low As Reasonably Practicable) standar Australia
162 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 5, No. 2 Juli-Des 2016: 153–162

10014b dalam buku Ramli (2010), pada analisa dan Risiko yang paling dominan yang didapat
evaluasi risiko dapat diperoleh kesimpulan sebagai dari hasil risk assessment adalah risiko tinggi dan
berikut: risiko sedang yang masing mempunyai jumlah 7
Terdapat 4 (empat) warna hijau dengan score bahaya atau 39% dari seluruh potensi bahaya yang
1–6 artinya risiko rendah (low risk), dari proses ada, untuk itu pekerjaan tidak boleh dilanjutkan,
pekerjaan menebang pohon menggunakan chainsaw pekerjaan harus ditetapkan ulang atau dilakukan
di Unit Penebangan Kayu Hutan Produksi Perum upaya pengendalian di tempat kerja untuk
Perhutani KPH Madiun Pada Bulan Agustus Tahun mengurangi risiko.
2015, secara umum risiko dapat diterima (generally
acceptable), akan tetapi perlu diadakan peninjauan
DAFTAR PUSTAKA
ulang terhadap pekerjaan agar risiko lebih lanjut
dapat dikurangi. Australian/New Zealand Standard AS/NZS
Terdapat 7 (tujuh) warna kuning dari proses 4360:1999. Risk Assesment. Standards Association
pekerjaan menebang pohon menggunakan chainsaw of Australia.
di Unit Penebangan Kayu Hutan Produksi Perum ASEAN OSHNET Occupational Safety and Health
Perhutani KPH Madiun Pada Bulan Agustus Tahun Network (Jejaring Kerja di bidang Keselamatan
2015 dengan score 7–14 artinya risiko sedang dan Kesehatan Kerja antara Negara-Negara
(medium risk). Risiko dapat ditolerir (tolerable) dan ASEAN), 2004; dapat di simak di situs web http://
pekerjaan hanya boleh diteruskan dengan keputusan www.asean-osh.net
manajemen dan telah dikonsultasikan dengan tenaga Gani, S. 1992. Ketenagakerjaan dan Keselamatan
ahli dan tim penilai. Bila mungkin pekerjaan harus Kerja. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
ditetapkan ulang untuk memperhitungkan bahaya Bogor. IPB Press, Bogor.
yang terlihat atau selanjutnya risiko lebih dahulu Matangaran, J.R. 2007. Pengetahuan tentang
direduksi sebelum pekerjaan dimulai. Chainsaw (Prinsip Kerja dan Pengoperasian).
Terdapat 7 (tujuh) warna merah artinya risiko Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.
tinggi (high risk) yaitu risiko tidak dapat diterima OHSAS 18001: 2007. Occupational Health and
(generally unacceptable) dengan score 15–25 dari Safety Assessment Series.
proses pekerjaan menebang pohon menggunakan Pradipta, R. A. 2015. Risk Management Keselamatan
chainsaw di Unit Penebangan Kayu Hutan Produksi dan Kesehatan Kerja K3 pada Unit Penebangan
Perum Perhutani KPH Madiun Pada Bulan Agustus Kayu di Hutan Produksi (Studi pada Pekerjaan
Tahun 2015 dengan peringkat risiko tersebut Pengopeasian Chainsaw Perum Perhutani KPH
berdasarkan Ramli (2010), yaitu pekerjaan tidak Madiun). Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat,
boleh dilanjutkan, pekerjaan harus ditetapkan ulang Universitas Airlangga.
atau dilakukan upaya pengendalian di tempat kerja Ramli, S. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko
untuk mengurangi risiko. dalam Perspektif K3 OHS Risk Management.
Risiko yang termasuk kedalam kategori tidak Cetakan Pertama. Dian Rakyat. Jakarta.
dapat diterima merupakan risiko dengan tingkat Suparto, R.S. 1999. Pemanenan Kayu. IPB Press.
risiko tinggi. Risiko yang termasuk kedalam kategori Bogor
dapat ditolerir merupakan risiko dengan tingkat Strehlke, B.F. 1991. Management in Indonesia:
risiko sedang dan risiko yang termasuk dalam employment, working conditions and occupational
kategori dapat diterima merupakan risiko dengan safety. Availableat.http://www.fao.org/docrep/
tingkat risiko rendah. u8520e/u8520e06.htm (Sitasi 13 November
2015).
Staaf, K.A.G., N.A. Wiksten. 1984. Tree Harvesting
SIMPULAN
Techniques. Martinus Nijhoff/Dr.W. Junk
Berdasarkan identifikasi bahaya yang telah Publishers. Dordrecht, The Netherlands.
dilakukan dari pekerjaan penebangan pohon kayu Suhartana, S., Yuniawati. 2011. Tingkat Pemahaman
hutan produksi dengan menggunakan chainsaw Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kegiatan
terdapat 18 bahaya yang dapat menimbulkan 18 Pemanenan Kayu Jati di KPH Cianjur.Jurnal
risiko kecelakaan pada tempat kerja dengan kategori Penelitian Hasil Hutan, Volume 29 No. 1,
4 risiko rendah, 7 risiko sedang, dan 7 risiko tinggi. Halaman 46–56.

S-ar putea să vă placă și