Sunteți pe pagina 1din 10

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA HIPERTENSI

TENTANG HIPERTENSI TERHADAP KEAKTIFAN DALAM


KEGIATAN PROLANIS DI PUSKESMAS BERASTAGI
KABUPATEN KARO TAHUN 2017

Jois Fransiska Ginting1, Lita Sri Andayani2, Syarifah3,


1
Mahasiswa Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM USU
2,3
Dosen Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM USU
Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan
Telp.(061) 821321 Fax. (061) 821321
Email: joisginting@gmail.com

ABSTRACT

According to WHO, normal blood pressure for adults is 120/80 mmHg.


However, if the systolic blood pressure is between 120-139 and the distoltic
pressure between 80-89, and it can still be called normal blood pressure. The
Chronic Disease Prevention Program (prolanis) is an integrated health care
system and proactive approach that involves participants, health facilities and
BPJS Health for health care for BPJS Health participants who suffer from
chronic disease to achieve optimal quality of life with the cost of health services
which is effective and efficient.
This type of research is a survey research method, with an analytical
survey. Analytical research is a research that tries to explore how and why the
health phenomenon happened and to see the influence of knowledge and attitude
toward the activity in Prolanis activity at Puskesmas Berastagi. The population in
this research is the total number of participants enrolled in the activities of
Prolanis at Puskesmas Berastagi, which amounted to 75 people. The sampling
technique in this research is total sampling that is 75 people. Data were collected
by using questionnaires analyzed univariat by describing univariate variables,
bivariate by using chi-square test.
The results of this research indicate that the variables that have significant
influence on the activity in Prolanis activities are age variable (p = 0,034 <p =
0,05), job (p = 0,02 <p = 0,05), knowledge (p = 0,027 <p = 0,05), and attitude (p
= 0,034 <p = 0,05). While the variables that have no effect is the gender and
education variables.
It is suggested to Puskesmas Berastagi to make health promotion better
for the society to be more aware of the health interest and to cooperate with
society leaders or religious leaders who are in the working area of puskesmas, so
the information that should reach the community will be accepted by the
community more quickly and improving the quality live optimally with 75%
indicator of BPJS can be more quickly achieved.

Keyword: hypertension, prolanis, liveliness of participants.

1
PENDAHULUAN menurunkan angka Hipertensi.
Menurut WHO, tekanan darah Jumlah penderita Hipertensi di
yang normal bagi orang dewasa Kabupaten Karo pada tahun 2015
adalah 120/80 mmHg. Akan tetapi, yaitu 27.291 orang. Puskesmas
jika tekanan darah sistolik yaitu Berastagi merupakan Fasilitas
antara 120-139 dan tekanan distolik Kesehatan nomor empat yang
antara 80-89, dan itu juga masih bisa memiliki jumlah pasien Hipertensi
di sebut dengan tekanan darah yang yaitu 2.264 orang (Profil Kesehatan
normal.WHO mencatat pada tahun Kab.Karo, 2015).
2013 sedikitnya sejumlah 839 juta Pada tahun 2016, BPJS
kasus hipertensi, diperkirakan Kesehatan telah melakukan skrining
menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 riwayat kesehatan kepada peserta
atau sekitar 29% dari total penduduk JKN-KIS di seluruh Indonesia.
dunia, dimana penderitanya lebih Hasilnya, untuk kategori penyakit
banyak pada wanita (30%) dibanding Diabetes Melitus terhadap 702.944
pria (29%). Sekitar 80% kenaikan peserta berisiko rendah, 36.225
kasus hipertensi terjadi terutama di peserta berisiko sedang, dan 651
negara-negara berkembang (WHO, peserta berisiko tinggi. Sementara
2013). untuk kategori penyakit hipertensi,
Perkembangan hipertensi di 632.760 peserta berisiko rendah,
Indonesia masih dalam tahap 104.967 peserta berisiko sedang, dan
menurunkan angka penderita 2.093 peserta berisiko tinggi (Profil
hipertensi. Data Riset Kesehatan Kesehatan Kab.Karo, 2016).
Dasar tahun 2013 prevalensi Dari data yang telah didapat,
penyakit hipertensi 25.8% dari pemerintah melaksanakan program
penduduk Indonesia. Pada tahun yang dapat meningkatkan kualitas
2016 Survei Indikator Kesehatan hidup penderita penyakit kronis
Nasional (Sirkesnas) melihat bahwa terkhusus Diabetes Melitus Tipe II
prevalensi hipertensi meningkat dan Hipertensi. Upaya yang
menjadi 32.4%. Ini berarti ada dilakukan yaitu dengan membuat
peningkatan sekitar tujuh persen, kegiatan yang bernama Program
angka hipertensi terus meningkat Pengelolaan Penyakit Kronis
karena faktor resikonya di antara (PROLANIS). Prolanis tersebut
masyarakat juga terus meningkat adalah suatu sistem pelayanan
mulai dari kebiasaan merokok, kesehatan dan pendekatan proaktif
konsumsi garam hingga sedikit yang dilaksanakan secara terintegrasi
mengkonsumsi buah dan sayur yang melibatkan peserta, fasilitas
(Riskesdas, 2013). kesehatan dan BPJS Kesehatan
Data dari Riset Kesehatan dalam rangka pemeliharaan
Dasar Sumatera Utara Hipertensi di kesehatan bagi peserta BPJS
Kabupaten Karo menduduki pringkat Kesehatan yang menderita penyakit
ke 18 dari 24 Kabupaten Kota. kronis untuk mencapai kualitas hidup
Masalah penyakit Hipertensi setiap yang optimal dengan biaya
tahun mengalami peningkatan pelayanan kesehatan yang efektif dan
jumlah penderita. Sehingga ada efisien.
upaya yang dilakukan untuk

2
Kegiatan ini dilakukan yaitu PERUMUSAN MASALAH
untuk mendorong peserta Berdasarkan uraian latar
penyandang penyakit kronis belakang yang telah dikemukakan di
mencapai kualitas hidup optimal atas, maka yang menjadi rumusan
dengan indikator 75% peserta masalah penelitian adalah bagaimana
terdaftar yang berkunjung ke fasilitas pengaruh pengetahuan dan sikap
kesehatan tingkat pertama memiliki penderita hipertensi terhadap
hasil baik pada pemeriksaan spesifik keaktifan dalam kegiatan Prolanis di
terhadap penyakit DM Tipe 2 dan Puskesmas Berastagi Kabupaten
Hipertensi sesuai panduan klinis Karo.
terkait sehingga dapat mencegah TUJUAN PENELITIAN
timbulnya komplikasi penyakit. Tujuan Umum
Sasaran dari prolanis yaitu seluruh Untuk mengetahui pengaruh
peserta BPJS Kesehatan penyandang pengetahuan dan sikap penderita
penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 dan hipertensi terhadap keaktifan dalam
Hipertensi. Adapun aktifitas dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas
kegiatan Prolanis yaitu konsultasi Berastagi Kabupaten Karo.
medis peserta Prolanis, Edukasi Tujuan Khusus
kelompok peserta Prolanis, Reminder 1. Untuk mendeskripsikan
melalui SMS Gateway, Home Visit karakterisik penderita hipertensi
(Panduan Praktis Prolanis, 2016). dalam mengikuti kegiatan
Gaya hidup masyarakat juga Prolanis di Puskesmas Berastagi
berubah seiring perkembangan Kabupaten Karo.
zaman. Jenis makanan yang 2. Untuk mendeskripsikan
dikonsumsi juga berubah. Pada pengetahuan dan sikap penderita
awalnya masyarakat Karo hipertensi tentang hipertensi
mengkonsumsi hasil tani dan ternak dalam mengikuti kegiatan
mereka untuk menjadi makan sehari- Prolanis di Puskesmas Berastagi
hari, baik itu sayur-sayuran, buah, Kabupaten Karo.
ikan, atau pun daging hewan. Seiring 3. Untuk mengetahui pengaruh
perkembangan zaman, makanan yang pengetahuan penderita Hipertensi
dikonsumsi bertambah menjadi tentang Hipertensi terhadap
makanan cepat saji. Adakalanya keaktifan dalam kegiatan Prolanis
masyarakat lupa untuk di Puskesmas Berastagi
mengkonsumsi hasil tani yang Kabupaten Karo.
mereka miliki karena untuk di 4. Untuk mengetahui pengaruh sikap
perjual belikan. Suku karo juga penderita hipertensi tentang
mempunyai makanan khas yang Hipertensi terhadap keaktifan
mengandung lemak tinggi (B1 dan dalam kegiatan Prolanis di
B2), dan kebiasaan merokok yang Puskesmas Berastagi Kabupaten
menjadi “penyambungan alat Karo.
komunikasi” antar masyarakat, serta MANFAAT PENELITIAN
masyarakat mempercayai bahwa 1. Mahasiswa
merokok dapat mengurangi rasa Penelitian ini diharapkan dapat
dingin pada tubuh. menambah wawasan, ilmu
pengetahuan dan informasi

3
mengenai pengaruh pengetahuan komputer melalui program SPSS.
dan sikap penderita hipertensi Analisa data dilakukan dengan
terhadap keaktifan dalam kegiatan analisis univariat melalui tabel
Prolanis, serta dapat menjadi distribusi frekuensi dari masing-
refrensi atau masukan bagi masing variabel, analisis bivariat
mahasiswa. menggunakan uji Chi Square.
2. Puskesmas
Untuk bahan referensi puskesmas HASIL DAN PEMBAHASAN
tentang pelaksanaan Prolanis bagi Hasil Penelitian
masyarakat dan diharapkan dapat 1. Karakteristik Responden
meningkatkan keaktifan peserta Tabel 1.1 Distribusi Karakteristik
dalam kegiatan Prolanis. Responden.
3. Peneliti Selanjutnya No. Karakteristik Jumlah (%)
Untuk bahan masukan bagi Responden (f)
peneliti selanjutnya tentang 1. Jenis
pelaksanaan Prolanis di wilayah Kelamnin
Puskesmas yang berbeda. Laki-laki 1 1,3
METODE PENELITIAN Perempuan 74 98,7
Jenis penelitian ini adalah Total 75 100,0
metode penelitian survei dengan 2. Umur
survei analitik. Penelitian analitik Lansia Awal 26 34,7
adalah penelitian yang mencoba (45-60 tahun)
menggali bagaimana dan mengapa Lansia Akhir 49 65,3
fenomena kesehatan itu terjadi. (>60 tahun)
Penelitian ini di laksanakan di Total 75 100,0
Puskesmas Berastagi Kabupaten 3. Pendidikan
Karo dalam rentang waktu Oktober 1. Rendah (tidak 68 90,7
2017 s/d selesai. tamat
Populasi dalam penelitian SD,Tamat
ini adalah seluruh peserta Prolanis di SD, tamat
Puskesmas Berastagi Kabupaten SMP)
Karo sebanyak 75 orang dengan 2. Tinggi (Tamat 7 9,3
jumlah sampel penelitian sebanyak SMA,
75 orang responden yang ditentukan Sarjana)
dengan menggunakan metode total Total 75 100,0
sampling. Pengumpulan data primer 4. Pekerjaan
diperoleh melalui wawancara dengan 1. Informal 47 62,7
metode tertutup dengan peserta (petani,
Prolanis yang berpedoman pada pedagang,
kuesioner yang telah dipersiapkan IRT)
sebelumnya. Pengumpulan sumber 2. Formal (guru, 28 37,3
data skunder di peroleh dari laporan PNS)
dan dokumentasi dari Puskesmas Total 75 100,0
Berastagi Kecamatan Berastagi
Kabupaten Karo. Pengolahan data Berdasarkan tabel 1.1 diatas
dilakukan dengan menggunakan diketahui dari 75 responden pada

4
penderita penyakit hipertensi tentang kurang yaitu sebanyak 38 orang
hipertensi terhadap keaktifan dalam (50,7%).
kegiatan Prolanis berdasarkan jenis Tabel 1.3 Distribusi Sikap
kelamin terbanyak adalah perempuan Responden.
sebanyak 74 orang (98,7%) dan laki- SIKAP Juamlah Persentase
laki satu orang (1,3%), sebagian (f) (%)
besar responden pada kelompok Baik 49 65,3
umur terbanyak adalah usia lansia Kurang 26 34,7
awal (45-60 tahun) yaitu 43 orang Total 75 100,0
(57,3%) dan sebanyak 32 orang Berdasarkan tabel 4.5 distribusi
(42,7%) yaitu lansia akhir. kategori sikap dari 75 orang
Responden berpendidikan rendah responden diperoleh sikap responden
(tidak sekolah/tidak tamat SD, tamat yang dikategorikan baik yaitu
SD, tamat SMP) yaitu sebanyak 71 sebanyak 49 orang (65,3%), dan
orang (94,7%) dan berpendidikan sikap responden yang dikategorikan
tinggi (Tamat SMA, Saarjana) kurang yaitu sebanyak 26 orang
sebanyak 4 orang (5,3%), responden (34,7%).
sebagai pekerja informal (petani, 3. Gambaran Variabel Dependen
pedagang, IRT) yaitu sebanyak 47 Terhadap Keaktifan Dalam
orang (62,7%) dan pekerja formal Kegiatan Prolanis di Puskesmas
(Guru, PNS) sebanyak 28 orang Berastagi
(37,3%). Tabel 1.4 Distribusi Keaktifan
2. Gambar Variabel Independen Responden.
Terhadap Keaktifan Dalam Keaktifan Jumlah Persen
Kegiatan Prolanis di Puskesmas (f) (%)
Berastagi Aktif 36 48,0
Tabel 1.2 Distribusi Pengetahuan Tidak Aktif 39 52,0
Respnden. Total 75 100,0
Pengetahuan Jumlah Persentase Berdasarkan tabel 1.4 diatas
(f) (%) diketahui dari 75 responden
Baik 16 21,3 diperoleh sebanyak 52 orang (69,3%)
Cukup 21 28,0 dikategorikan aktif dalam mengikuti
Kurang 38 50,7 kegiatan Prolanis, sedangkan
Total 75 100,0 responden yang dikategorikan tidak
Berdasarkan tabel 1.2 aktif sebanyak 23 orang (30,7%).
Distribusi kategori pengetahuan Hasil Bivariat
penderita hipertensi tentang 1. Pengaruh Pengetahuan Dan
hipertensi terhadap keaktifan dalam Sikap Penderita Hipertensi
kegiatan Prolanis di Puskesmas Tentang Hipertensi Terhadap
Berastagi Kabupaten Karo Tahun Keaktifan Dalam Kegiatan
2017 bahwa responden yang Prolanis Di Puskesmas Berastagi.
memiliki pengetahuan dengan Tabel 1.5 Distribusi Hasil Uji
kategori baik yaitu sebanyak 16 Statistik.
orang (21,3%) ,21 orang (28,0%) Karakteristik Nilai p
dengan kategori pengetahuan cukup Jenis Kelamin 1,000
dan pengetahuan dengan kategori Umur 0,034

5
Pendidikan 0,427 2. Umur
Pekerjaan 0,022 Hasil uji statistik distribusi
Faktor Predisposisi Nilai p frekuensi diketahui bahwa dari 26
Pengetahuan 0,027 orang (34,7%) responden dengan
Sikap 0,034 umur 45-60 tahun sebanyak 14 orang
Berdasarkan tabel 1.5 diatas
(53,8%) aktif dan 12 orang (46,2%)
diketahui dari karakteristik
responden diatas jenis kelamin dan tidak aktif dalam mengikuti kegiatan
pendidikan tidak memiliki pengaruh Prolanis di Puskesmas Berastagi
bermakna terhadap keaktifan dalam Kabupaten Karo. Sedangkan dari 49
kegiatan Prolanis, sedangkan umur orang (65,3%) responden dengan
dan pekerjaan memiliki pengaruh umur > 60 tahun terdapat 38 orang
yang bermakda terhadap keaktifan (77,6%) aktif dan 11 orang (22,4%)
dalam kegiatan Prolanis. Pada
tidak aktif dalam mengikuti kegiatan
variabel pengetahuan dan sikap
memiliki pengaruh yang bermakna Prolanis di Puskesmas Berastagi
terhadap keaktifan dalam kegiatan Kabupaten Karo. Rata-rata umur
Prolanis di Puskesmas Berastagi responden adalah 62,91 tahun
Kabupaten Karo. dengan median 62 tahun. Jika dilihat
PEMBAHASAN dari batasan umur responden yang
1. Jenis Kelamin paling muda adalah 46 tahun
Hasil uji statistik distribusi
sedangkan yang paling tua adalah
frekuensi diketahui bahwa dari 74
101 tahun. Uji statistik Chi-square
orang (98,7%) responden dengan
didapatkan nilai p = 0,034 hal ini
jenis kelamin perempuan terdapat 51
berarti p < 0,05 keputusan uji Ho
orang (68,9%) aktif dan 23 orang
ditolak sehingga dapat disimpulkan
(31,1%) tidak aktif dalam mengikuti
bahwa ada pengaruh yang bermakna
kegiatan Prolanis di Puskesmas
antara umur penderita hipertensi
Berastagi Kabupaten Karo,
dengan keaktifan dalam kegiatan
sedangkan dari 1 orang (1,3%)
Prolanis di Puskesmas Berastagi
responden dengan jenis kelamin laki-
Kabupaten Karo Tahun 2017.
laki aktif dalam mengikuti kegiatan
3. Pendidikan
Prolanis di Puskesmas Berastagi Makin tinggi tingkat
Kabupaten Karo. Uji Chi-square pendidikan seseorang makin tinggi
didapatkan nilai p = 1,000 hal ini juga tingkat pengetahuannya
berarti p > 0,05 keputusan uji Ho (Notoatmodjo, 2007). Seseorang
diterima sehingga dapat disimpulkan yang memiliki tingkat pendidikan
bahwa tidak ada pengaruh yang lebih tinggi akan dapat menerima
bermakna antara jenis kelamin informasi dan memahami dengan
penderita hipertensi dengan keaktifan baik dibandingkan seseorang yang
dalam kegiatan Prolanis di pendidikan lebih rendah. Dari 68
Puskesmas Berastagi Kabupaten orang (90,7%) responden yang
Karo Tahun 2017.

6
berpendidikan rendah (Tidak tamat square didapatkan nilai p = 0,022 hal
SD, Tamat SD, Tamat SMP) terdapat ini berarti p < 0,05 keputusan uji Ho
46 orang (67,6%) aktif dan 22 orang ditolak sehingga dapat disimpulkan
(32,4%) aktif dalam mengikuti bahwa ada pengaruh pekerjaan
kegiatan Prolanis di Puskesmas dengan keaktifan dalam kegiatan
Berastagi Kabupaten Karo, Prolanis di Puskesmas Berastagi
sedangkan dari 7 orang (9,3%) Kabupaten Karo Tahun 2017.
responden yang berpendidikan tinggi 5. Pengetahuan
(Tamat SMA, Sarjana) terdapat 6 Berdasarkan hasil uji statistik
orang (85,7%) aktif dan 1 orang distribusi frekuensi penderita
(14,3%) tidak aktif dalam mengikuti
hipertensi tentang hipertensi
kegiatan Prolanis di Puskesmas
Berastagi Kabupaten Karo. pengetahuan responden diidentifikasi
Uji statistik Chi-square dengan 16 pertanyaan tentang
didapatkan nilai p = 0,427 hal ini
hipertensi terhadap keaktifan dalam
berarti p > 0,05 keputusan uji Ho
diterima sehingga dapat disimpulkan kegiatan Prolanis di Puskesmas
bahwa tidak ada pengaruh Berastagi Kabupaten Karo Tahun
pendidikan dengan keaktifan dalam 2017 bahwa pengetahuan responden
kegiatan Prolanis di Puskesmas
tentang pengertian hipertensi adalah
Berastagi Kabupaten Karo Tahun
2017. responden dengan pengetahuan baik
4. Pekerjaan yaitu sebanyak 10 orang (13,3%),
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan cukup 64 orang (85,3%)
pekerjaan responden adalah informal dan pengetahuan kurang sebanyak 1
(Petani, Pedagang, IRT). Dari 47 orang (1,3%). Pengetahuan
orang (62,7%) responden pekerjaan
responden terhadap biaya yang
informal (Petani, Pedagang, IRT)
terdapat 37 orang (78,7%) aktif dan dikeluarkan dalam mengikuti
10 orang (21,3%) tidak aktif dalam kegiatan Prolanis yaitu sebanyak 70
mengikuti kegiatan Prolanis di
orang (93,3%) pengetahuan baik,
Puskesmas Berastagi Kabupaten
Karo, sedangkan 28 orang (37,3%) sebanyak 4 orang (5,3%)
responden dengan pekerjaan formal pengetahuan cukup dan satu orang
(Guru, PNS) terdapat 15 orang
(1,3%) pengetahuan kurang.
(53,6%) aktif dan 13 orang (46,4%)
tidak aktif dalam mengikuti kegiatan Pengetahuan responden yang baik
Prolanis di Puskesmas Berastagi tentang Prolanis sebanyak 6 orang
Kabupaten Karo. Uji statistik Chi- (8,0%), pengetahuan cukup sebanyak

7
53 orang (70,7%) dan pengetahuan yang baik adalah terdaftar sebagai
responden yang kurang tentang peserta BPJS, dan mengikuti
kegiatan Prolanis di puskesmas yaitu
Prolanis sebanyak 16 orang (21,3%).
sebanyak 65 orang (86,7%) dan sikap
Pengetahuan responden tentang responden yang kurang sebanyak 10
cakupan kegiatan Prolanis yaitu 2 orang (13,3%). Sikap responden
yang baik dengan mengikuti kegiatan
orang (2,7%) dengan pengetahuan
Prolanis untuk mengontrol tekanan
baik, sebanyak 64 orang (85,3%) darah agar tetap normal sebanyak 66
dengan pengethuan cukup sedangkan orang (88,0%) sedangkan sikap
responden yang kurang dalam
pengetahuan responden yang kurang
mengikuti kegiatan Prolanis untuk
tentang cakupan kegiatan Prolanis mengontrol tekanan darah agar tetap
yaitu 9 orang (12,0%). normal yaitu 9 orang (12,0%). Sikap
Distribusi kategori responden terhadap penanggulangan
hipertensi tidak akan sembuh dengan
pengetahuan penderita hipertensi sendirinya yaitu baik sebanyak 58
tentang hipertensi terhadap keaktifan orang(77,3%) dan sikap responden
dalam kegiatan Prolanis di yang kurang sebanyak 17 orang
(22,7%). Sikap responden yang baik
Puskesmas Berastagi Kabupaten
dalam mengkonsumsi obat hipertensi
Karo Tahun 2017 bahwa responden adalah metode yang paling tepat
yang memiliki pengetahuan dengan untuk menurunkan tekanan darah
bila dibandingkan dengan mengikuti
kategori baik yaitu sebanyak 16
kegiatan penanggulangan penyakit
orang (21,3%) ,21 orang (28,0%) kronis yaitu 54 orang (72,0%)
dengan kategori pengetahuan cukup sedangkan sikap responden yang
kurang sebanyak 21 orang (28,0%).
dan pengetahuan dengan kategori
Distribusi kategori sikap
kurang yaitu sebanyak 38 orang responden yaitu dari 75 orang
(50,7%). responden diperoleh sikap responden
6. Sikap yang dikategorikan baik yaitu
Berdasarkan uji statistik sebanyak 49 orang (65,3%), dan
diketahui sikap penderita hipertensi sikap responden yang dikategorikan
tentang hipertensi terhadap keaktifan kurang yaitu sebanyak 26 orang
dalam kegiatan Prolanis di (34,7%).
Puskesmas Berastagi Kabupaten KESIMPULAN DAN SARAN
Karo tahun 2017 bahwa sikap Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
responden diidentifikasi dengan 15
maka dapat disimpulakan sebagai
pertanyaan dengan sikap responden berikut :

8
1. Gambaran umum karakteristik hidup optimal penyandang penyakit
penderita hipertensi adalah kronis dengan indikator 75%.
berjenis kelamin perempuan 74 1 Bagi Mahasiswa
orang, paling banyak berumur 45- Bagi mahasiswa setelah mendapat
60 tahun, dengan gambaran wawasan dan informasi melalui
pendidikan responden yang paling penelitian ini diharapkan agar
banyak berendidikan rendah tidak berhenti untuk mencari ilmu
(Tidak tamat SD, Tamat SD, pengetahuan terutama di bidang
Tamat SMP) sebanyak 71 orang kesehatan.
(94,7%) serta memiliki pekerjaan 2 Bagi Puskesmas
paling banyak adalah pekerjaan Bagi puskesmas yang berada di
informal (Petani, Pedagang, IRT) tempat peneliti sudah baik, namun
sebanyak 47 orang (62,7%). lebih lagi untuk mengupayakan
2. Pengetahuan penderita hipertensi promosi kesehatan yang dapat
tentang hipertensi terhadap memicu masyarakat untuk lebih
keaktifan dalam kegiatan Prolanis sadar akan kepentingan kesehatan
memiliki pengetahuan dengan dan puskesmas mencoba untuk
kategori baik sebesar 16 orang bekerja sama dengan tokoh
(21,3%), cukup sebesar 21 orang masyarakat atau tokoh agama
(28,0%) dan kurang 38 orang yang berada di wilayah kerja
(50,7%). Sikap penderita puskesmas, sehingga informasi
hipertensi yang paling banyak yang seharusnya sampai ke
berada pada kategori baik yaitu masyarakat akan lebih cepat di
dari 49 orang (65,3%) dan buruk terima oleh masyarakat serta
26 orang (34,7%).. peningkatan kualitas hidup
3. Terdapat pengaruh yang optimal dengan indikator 75%
bermakna antara pengetahuan dari BPJS dapat lebih cepat
penderita hipertensi tentang tercapai.
hipertensi terhadap keaktifan 3 Bagi Peneliti Selanjutnya
dalam kegiatan Prolanis dengan p Diharapkan bagi peneliti
value = 0,027. selanjutnya jika ingin
4. Terdapat pengaruh yang mendapatkan hasil yang lebih
bermakna antara sikap penderita baik mengenai keaktifan dalam
hipertensi tentang hipertensi program kesehatan disarankan
terhadap keaktifan dalam kegiatan untuk melihat peran petugas serta
Prolanis dengan p value = 0,034. peran keluarga karena dalam
Saran penelitian ini hal tersebut tidak
Dari hasil penelitian yang dimunculkan dan di uji secara
dilakukan di Puskesmas Berastagi statistik. Disarankan untuk
Kabupaten Karo yang memiliki peneliti lain agar lebih melakukan
pengetahuan kurang dan sikap yang penelitian yang mengarah kepada
baik, jika dilihat dari keaktifan promosi kesehatan.
penderita hipertensi dalam kegiatan
Prolanis dikategorikan tidak aktif
belum memenuhi target kualitas

9
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta:Rineka Cipta.
Riset Kesehatan Dasar.2013. Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen
Kesehatan, Republik Indonesia
Desember 2008. Jakarta. 2013.
Organization WH. A global brief on
Hypertension: silent killer, global
public health crises (World Health
Day 2013). Geneva: WHO. 2013.
http://www.solusisehatku.com/tek
anan-darah-tinggi-atau-hipertensi-
menurut-who. Diakses tanggal 26
Agustus 2017.
Idris, Fahmi. (2014). Panduan Praktis
PROLANIS(ProgramPengelolaan
PenyakitKronis).Jakarta:BPJS.htt
ps://bpjskesehatan.go.id/bpjs/dmd
ocuments/06PROLANIS.pdf.
Diakses 15 Agustus 2017.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung:Alfbeta Bandung.
Green, L.W, Kreuter, M.W. Health
Promotion Planning An
Educational and Environmental
Approach. Mayfield Publishing
Company, London, 2000.

10

S-ar putea să vă placă și