Sunteți pe pagina 1din 8

MAKALAH

BIOKIMIA GIZI

“ LEMAK “

DISUSUN OLEH

KELOMPOK VI

TINGKAT : II - A

NO NAMA NIM
1 AMANCE HARUN RUMODAR PO7131017002
2 SRI YUNIAR PO7131017023
3
4
5
6

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

JURUSAN GIZI

AMBON

2018
BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Proses Pencernaan Lemak


Lemak merupakan salah satu unsur penting yang mendukung metabolisme dan tumbuh kembang
manusia. Lemak terbagi menjadi 2 jenis, yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati
misalnya terdapat dalam buah alpukat, kacang-kacangan, dan minyak tumbuhan, sedangkan lemak
hewani terdapat dalam daging, telur, susu hewan, ikan, serta berbagai olahannya. Baik lemak nabati
maupun lemak hewani, meskipun struktur dan susunannya sedikit berbeda, namun di dalam tubuh
keduanya dicerna dengan proses yang sama. Proses pencernaan lemak di dalam tubuh manusia sendiri
berlangsung melalui tahapan yang cukup panjang dengan bantuan beberapa enzim pencerna lemak
yang diproduksi oleh organ-organ pencernaan . Simak bagaimana proses pencernaan lemak di dalam
tubuh dan bagaimana organ-organ pencernaan bekerja dalam melakukan penyerapan lemak berikut
ini.

Proses Pencernaan Lemak


Proses pencernaan lemak memakan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan denganproses
pencernaan karbohidrat maupun pencernaan protein. Susunan molekul lemak yang panjang serta
ikatan yang kuat antar molekul lemak menjadi penyebabnya. Namun, meski relatif lama dicerna,
tubuh tetap perlu dan membutuhkan senyawa Sebagai cadangan energi dalam bentuk sel lemak.
a. Sebagai komponen struktural penyusun membran sel.
b. Sebagai penopang fungsi senyawa organik.
c. Sebagai katalisator dalam penyerapan vitamin A, D, E dan K oleh tubuh.
d. Sebagai penahan goncangan dan pelindung bagi organ vital tubuh.

Pencernaan Lemak oleh Tubuh

Makanan-makanan yang mengandung lemak dicerna oleh tubuh melalui serangkaian tahapan
panjang, baik secara mekanis maupun kimiawi.
1. Rongga Mulut
Proses pencernaan lemak mula-mula terjadi di rongga mulut. Gigi melakukan fungsinya
dalam meremahkan dan menghaluskan lemak secara mekanis, sedangkan kelenjar air ludah
yang terdapat di bagian bawah lidah menghasilkan enzim lipase lingual yang berfungsi untuk
meminimalkan ukuran lemak agar lebih halus secara kimiawi.
2. Esofagus dan Lambung
Setelah dikunyah, makanan yang mengandung lemak akan ditelan dan melewati esophagus
secara cepat. Di bagian organ ini, lemak tidak sama sekali mengalami proses apapun. Ia
hanya lewat untuk kemudian masuk ke dalam lambung.
Di dalam lambung, lemak akan bercampur dengan bahan makanan lain untuk kemudian
digiling secara mekanis melalui gerak kontraksi lambung dan secara kimiawi melalui
penambahan asam lambung (HCl) yang diproduksi oleh dinding lambung.
3. Usus Halus
Proses pencernaan lemak yang sebenarnya terjadi di usus halus. Menyadari bahwa suatu zat
hanya dapat dicerna jika terlarut dalam air, sedangkan lemak atau minyak tidak bisa
bercampur dengan air, maka untuk dapat mencerna bahan satu ini proses emulsifikasi lemak
mutlak diperlukan. Proses emulsifikasi sendiri terjadi ketika lemak masuk ke usus dua belas
jari. Masuknya lemak ke organ ini, secara biologis akan membuat kantung empedu
menghasilkan cairannya. Cairan yang disekresikan hepatosit hati ini adalah zat yang mampu
mengemulsikan lemak dan merubah ukurannya menjadi 300 kali lebih kecil dari ukuran
semula. Dengan bantuan enzim lipase dari pankreas, emulsi lemak kemudian dihidrolisis
menjadi asam lemak dan gliserol. Keduanya akan bereaksi dengan garam empedu untuk
kemudian menghasilkan butir-butir lemak (micel) yang siap diabsorpsi oleh usus kosong
(jejunum) dan usus penyerapan (ileum). Secara difusi pasif, butir-butir lemak akan diserap
oleh membran mukosa di dinding usus kosong dan usus penyerapan. Butir-butir lemak ini
kemudian dibawa dan disalurkan melalui aliran darah ke seluruh tubuh.
4. Usus Besar dan Anus
Orang dewasa umumnya dapat mencerna dan menyerap lemak maksimal 95% dari
keseluruhan makanan yang dikonsumsinya. Adapun 5% lemak yang tidak diserap akan
mengalir menuju usus besar untuk kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui feses.

1.2. Proses Beta Alfa dan Omega Oksidasi serta Energi yang di dapat
a. Proses Oksidasi beta Alfa
Proses Oksidasi Beta Adalah proses metabolisme di mana asam lemak dipecah dalam
mitokondria dan / atau peroksisom untuk menghasilkan asetil-KoA. Untuk sebagian besar,
asam lemak dioksidasi oleh suatu mekanisme yang mirip dengan, tetapi tidak identik dengan,
pemulihan dari proses sintesis asam lemak. Artinya, dua-karbon fragmen dikeluarkan secara
berurutan dari ujung karboksil asam setelah langkah-langkah dehidrogenasi, hidrasi, dan
oksidasi untuk membentuk asam beta-keto, yang terbelah oleh thiolysis. The-asetil KoA
kemudian akhirnya diubah menjadi ATP, CO2, dan H2O menggunakan siklus asam sitrat dan
rantai transpor elektron. Hasil energi dari oksidasi lengkap dari palmitat asam lemak adalah
106 ATP. Asam lemak tak jenuh dan aneh-rantai memerlukan langkah-langkah enzimatik
tambahan untuk degradasi.
Oksidasi Beta Alfa
Di dalam mitokondria, asil-COA ditindaklanjuti dalam empat reaksi:
1. Asil-CoA dehydrogenase (mitokondria memiliki tiga enzim tersebut, khusus untuk
jangka pendek, panjang, dan kelompok asil menengah) menghapus dua hidrogen
antara karbon 2 dan membentuk enoyl trans-KoA dan FADH2.
2. Air ditambahkan di ikatan ganda oleh-CoA hydratase enoyl, membentuk 3-L-
hydroxyacyl-KoA.
3. 3-L-hydroxyacylCoA dehidrogenase menghilangkan hidrogen, membentuk-3
ketoacyl CoA , dan menghasilkan NADH.
4. Terminal kelompok asetil-CoA dibelah dalam reaksi thiolysis dengan CoA dikatalisis
oleh Beta-ketothiolase (thiolase), membentuk asil KoA baru dua karbon lebih pendek
dari yang sebelumnya.

b. Proses Omega Oksidasi serta Energi yang di dapat


Proses Omega Oksidasi Serta Energi yang di dapat Merupakan Pelepasan energi dari asam
lemak dicapai terutama dengan memecah mereka menjadi-karbon unit dua Asetil-KoA, yang
memasuki siklus TCA.
Omega Oksidasi harus diaktifkan untuk degradasi oleh konjugasi dengan koenzim A (CoA)
dalam reaksi dikatalisis oleh asil-KoA ligases (thiokinases). Enzim yang berhubungan dengan
retikulum endoplasma dan membran luar mitokondria dan memerlukan ATP. ATP dibelah
untuk AMP plus PPi. Pembelahan dari PPi untuk 2 Pi oleh pyrophosphatase anorganik
membantu untuk mendorong reaksi asilasi sampai selesai.

1.3. Penentuan kadar Kolesterol total,HDL dan LDL darah dan Interprestasi Hasil Pemeriksaan
a. Kolesterol Total.
Interpretasi Kadar Kolesterol total Dalam Darah Kadar Kolesterol total dalam Darah Hasil
pemeriksaan kolesterol Anda biasanya dinyatakan dalam miligram per desi liter (mg/dL).
Dampak kadar kolesterol Anda terhadap risiko penyakit jantung tergantung pada faktor risiko
lainnya seperti usia, riwayat keluarga, kebiasaan merokok dan tekanan darah Anda.
Tabel 1. Kadar Kolesterol Total:

Kurang dari 200 Normal


200-239 Batas Normal-tinggi
Lebih dari 239 Tinggi

b. HDL (high density lipoprotein)


HDL mengangkut kolesterol dari sel-sel untuk kembali ke liver. Semakin tinggi kadar HDL,
semakin baik bagi kita. Progesteron, anabolic steroid, dan testosteron cenderung menurunkan
HDL, sementara estrogen menaikkan kadar HDL. HDL merupakan produk sintetis oleh hati
dan saluran cerna serta katabolisme trigliserida.
Tabel 2. Kadar Kolesterol Baik:

Kurang dari 50 (Wanita) dan 40 (Pria) Normal


Lebih dari 60 Tinggi
c. LDL (low density lipoprotein)
LDL adalah pengangkut kolesterol dari liver ke sel-sel. Bila terlalu banyak LDL, kolesterol
akan menumpuk di dinding-dinding arteri dan menyebabkan sumbatan arteri (aterosklerosis).
Semakin rendah kadar LDL, semakin kecil risiko Anda terkena serangan jantung dan stroke.
Faktor risiko penyakit jantung dan stroke lainnya menentukan seberapa tinggi LDL.
Tabel 3.Kadar Kolesterol Jahat:

Kurang dari 100 Optimal


100-129 Mendekati Optimal
130-159 Batas Normal
160-189 Tinggi
Lebih dari190 Sanagat Tinggi

1.4. Pembentukan Trigliserida,kolesterol dan Lipoprotein darah


a. Pembentukan Trigliserida
Trigliserid adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus setelah mengalami
hidrolisis. Trigliserid kemudian masuk ke dalam plasma dalam 2 bentuk yaitu sebagai
klomikron berasal dari penyerapan usus setelah makan lemak, dan sebagai VLDL (Very
Low Density Lipoprotein) yang dibentuk oleh hati dengan bantuan insulin. Trigliserid ini di
dalam jaringan diluar hati (pembuluh darah, otot, jaringan lemak), dihidrolisis oleh enzim
lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis kemudian oleh hati dimetabolisasikan menjadi LDL.
Kolesterol yang terdapat pada LDL ini kemudian ditangkap oleh suatu reseptor khusus di
jaringan perifer itu, sehingga LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat. Kelebihan
kolesterol dalam jaringan perifer akan diangkut oleh HDL (High Density Lipoprotein) ke
hati untuk kemudian dikeluarkan melalui saluran empedu sebagai lemak empedu sehingga
sering disebut sebagai kolesterol baik. Trigliserid adalah merupakan lemak-lemak darah
yang cenderung naik seiring dengan konsumsi alkohol, peningkatan berat badan, diet yang
kaya dengan gula dan lemak serta gaya hidup yang senang untuk duduk saja. Tidak
diragukan lagi bahwa penambahan Trigliserid meningkatkan resiko perkembangan penyakit
jantung dan stroke. Terbukti bahwa orang-orang yang mempunyai Trigliserid tinggi juga
cenderung untuk mendapatkan tambahan-tambahan dalam tekanan darah dan resiko
tambahan untuk mengembangkan penyakit diabetes.

b. Proses Pembentukan Kolesterol Jalur pembentukan kolesterol berlangsung dalam tiga tahap,
berikut uraiannya :
1. Tahap Pertama
Pada fase awal pembentukan kolesterol, 2 molekul Asetil KoA sitosol berkondensasi
(menguap) membentuk Asetoasetil KoA. Molekul Asetil KoA lainnya berikatan
dengan Asetolasetil KoA membentuk HMG-KoA.
2. Tahap Kedua
Reaksi pada biosintesis kolesterol dikatalisis oleh HMG-KoA reduktase dimana
enzim ini mengubah HMG-KoA menjadi mevalonat,dengan menggunakan Ekivalen
pereduksi yang disediakan olehb NADPH, dan terletak di reticulum endoplasma
dengan tempat aktifnya menonjol kedalam sitosol.
3. Tahap Ketiga
Mevalonat mengalami fosforilasi oleh ATP dan selanjutnya mengalamai
dekarboksilasi untuk membentuk isopentenil pirofosfat. Unit-unit isopren ini dapat
berkondensasi membentuk kolesterol. Unit-unit tersebut juga membentuk dolikol
(senyawa yang digunakan untuk memindahkan oligosakarida bercabang selama
pembentukan glikoprotein) atau ubikuinon (komponen rantai transpor elektron). Jadi
pada biosintesis kolesterol, 2 unit isoprene berkondensasi membentuk geranil
pirofosfat. Kemudian terjadi penambahan 1 unit isoprene lagi untuk menghasilkan
farnesil pirofosfat. Kondensasi 2 farnesil pirofosfat menghasilkan skualen, suatu
senyawa yang mengandung 30 atom karbon. Setelah oksidasi pada karbon 3, skualen
mengalami siklisasi membentuk lanosterol yang memiliki 4 cincin yang membentuk
inti steroid pada kolesterol. Sehingga melalui serangkaian reaksi, terjadi pembebasan
3 karbon dari lanosterol sewaktu zat ini diubah menjadi kolesterol.
c. Pembentukan Lipoprotein Darah
Lipoprotein adalah stukrur biokimia yang berisi protein dan lemak, yang terikat pada
protein, yang memungkinkan lemak untuk bergerak melalui air pada bagian dalam dan di
luar sel. Protein berfungsi untuk mengemulsi lipid (jika tidak disebut molekul lemak).
Banyak enzim, transporter, protein struktural, antigen, adenin, dan racun merupakan
lipoprotein. Contohnya termasuk lipoprotein densitas tinggi (HDL) dan lipoprotein densitas
rendah (LDL), yang memungkinkan lemak untuk dibawa dalam aliran darah, protein
transmembran dari mitokondria dan kloroplas, dan lipoprotein pada bakteri.
Adapun Fungsi dari Lipoprotein
1. Fungsi dari partikel lipoprotein adalah untuk mengangkut lipid (lemak) (seperti
triasilgliserol) di sekitar tubuh dalam darah.
2. Semua sel menggunakan dan mengandalkan lemak dan kolesterol sebagai pembentuk
untuk membuat membran sel ganda yang menggunakan keduanya untuk mengontrol
kadar air internal dan zat yang larut dalam air dan elemen untuk mengatur struktur
internal dan sistem protein enzimatik.
3. Partikel lipoprotein memiliki kelompok hidrofilik fosfolipid, kolesterol, dan
apoprotein yang diarahkan keluar. Karakteristik tersebut membuat mereka larut di
kolam berbasis air asin atau darah. Lemak Trigliserida dan ester kolesterol dibawa
secara internal, terlindung dari air oleh monolayer fosfolipid dan apoprotein.
4. Interaksi protein membentuk permukaan partikel (a) dengan enzim dalam darah, (b)
satu sama lain, dan (c) dengan protein spesifik pada permukaan sel menentukan
apakah trigliserida dan kolesterol akan ditambahkan atau dihapus dari partikel
transportasi lipoprotein.
5. Mengenai pengembangan dan perkembangan ateroma yang bertentangan dengan
regresi, masalah kunci selalu menjadi pola transportasi kolesterol, tidak konsentrasi
kolesterol itu sendiri.
1.5. Penentuan Kadar Trigliserida dan Lipoprotein darah dan Interpretasi Hasil Pemeriksaan
a. Kadar Trigliserida
Kadar trigliserida yang tinggi akan Berbahaya bagi tubuh. Kadar trigliserida baiknya tidak lebih
dari 150 mg/dl. Apabila kadar Trigliserida melebihi batas Normal,akan Berbahaya bagi tubuh
karena beberapa Lipoprotein yang tinggi juga mengandung kolesterol sehingga dapat
menyebabkan Hiperkolesterol
Table.1.kadar Trigliserida
Kadar Trigliserida Keterangan
<150 mg/dl Normal
150-199 mg/dl Batas Normal Tertinggi
200-499 mg/dl Tinggi
500 mg/dl Sangat tinggi
DAFTAR PUSTAKA

1. Hatma RD. Lipid profiles among diverse ethnic groups in Indonesia.


2. Acta Med Indones.2011 Jan; 43(1):4-11.
3. Ditjen POM, 1979 “Farmakope Indonesia Edisi III”, Depertemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
4. Ganiswarna,S, (1995), Farmakologi dan terapi, FK-UI : Jakarta
5. Pakasi,Ruland, (2006), Bagian Patologi Klinik Lemak Darah, FK-UNHAS : Makassar
6. Noer Sjaifoellah,prof,Dr, (1996), Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, FK-UI: Jakarta
7. Mayes PA. Pengangkutan dan Penyimpanan Lipid. Dalam: Bani AP,
8. Sikumbang MN, editor. Biokimia Harper. Edisi 25. Alih bahasa:
9. Hartono A. Jakarta: EGC. 2003. 254-70.

S-ar putea să vă placă și