Sunteți pe pagina 1din 14

ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 91 - 104

PERANAN WANITA PEDAGANG SAYURAN TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA


DI PASAR PINASUNGKULAN KAROMBASAN MANADO

Dewanti Rakomole
Jenny Baroleh
Joachim. N. K. Dumais

ABSTRACT
This study aims to determine the contribution of women vegetable vendors in supporting the family
income. This study was carried from July to October 2015 in Pinasungkulan Market Karombasan Manado.
Retrieval of data in the form of primary data and secondary data. The primary data obtained through interviews of
10 women vegetable vendors and secondary data obtained from relevant agencies, namely the Department of
Market. Data presented in tables and descriptive analysis and to determine the contribution of revenue derived from
the percentage of women between revenue wives to the family income. The results showed that women vegetable
vendors in the market Pinasungkulan Karombasan have completed elementary school; hovewer most of them do not
go on to further education. Woman vegetable merchant who became the object of research is a married woman and
still a single. Husband incomes so low that cannot provide for the family to encourage his wife to work together,
otherwise it because he wanted to utilize the time available. Women vegetable vendors have to pursue this work
between 10 years to 35 years. Working hours of women vegetable vendors are between 8 to 19 hours per day with
an average of 13 hours working hours per day. The activities carried out, namely the purchase of vegetables,
vegetable cleaning, until the sale of vegetables. Types of vegetables studied were mustard greens (caisin), Chinese
cabbage, kale and spinach which is a type of green leafy vegetables commercially. The biggest volume of
purchasing / procurement for highland vegetables is mustard greens (caisin) which is an average of 150 bunches
per day, and for the type of lowland vegetables are kale that is an average of 160 bunches per day. The average of
their husband income was IDR 1.4875 million per month and the average income of wife IDR 2.014 million per
month. Wives revenue was greater than husbands’ revenue, where the average contribution of wives was 50.01%,
which means the wives have played an important role in supporting the family incomes.

Keywords : Roles of Women Vegetable Vendors, Family Income, Market, Manado

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi wanita pedagang sayuran dalam
menunjang pendapatan keluarga. Penelitian ini di laksanakan dari Bulan Juli sampai Bulan Oktober 2015 di Pasar
Pinasungkulan Karombasan Manado. Pengambilan data berupa data primer dan data sekunder. Data primer
diperolah melalui wawancara pada 10 wanita pedagang sayuran di Pasar Pinangsungkulan dan data sekunder
diperoleh dari instansi terkait yaitu Dinas Pasar. Data disajikan dalam bentuk tabel dan analisis secara deskriptif dan
untuk mengetahui kontribusi pendapatan wanita diperoleh dari persentase antara pendapatan Istri terhadap
pendapatan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita pedagang sayuran di Pasar Pinasungkulan
Karombasan pernah mengecap pendidikan SD dan mereka semuanya menamatkan pendidikan mereka; sebagian
besar tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Wanita pedagang sayuran yang menjadi obyek
penelitian adalah wanita yang sudah menikah dan masih bersuami. Pendapatan suami yang rendah sehingga tidak
dapat mencukupi kebutuhan keluarga mendorong istri untuk turut bekerja, selain itu karena ingin memanfaatkan
waktu yang ada. Wanita pedagang sayuran telah menekuni pekerjaan ini antara 10 tahun hingga 35 tahun. Curahan
waktu kerja antara 8 hingga 19 jam per hari dengan rata-rata curahan waktu kerja 13 jam per hari. Kegiatan yang
dilakukan yaitu pembelian sayur, pembersihan sayur, hingga penjualan sayuran. Jenis sayuran yang diteliti yaitu
caisin, petsai, kangkung dan bayam yang merupakan jenis sayuran daun hijau komersial. Volume
pembelian/pengadaan untuk jenis sayuran dataran tinggi yang terbesar adalah caisin yaitu rata-rata 150 ikat per hari,
dan untuk jenis sayuran dataran rendah adalah kangkung yaitu rata-rata 160 ikat per hari. Rata-rata pendapatan
suami Rp. 1.487.500 per bulan dan rata-rata pendapatan istri Rp. 2.014.000 per bulan. Pendapatan Istri ternyata
lebih besar dari pendapatan suami, dimana kontribusi rata-rata istri sebesar 50,01% yang artinya istri memegang
peranan penting dalam menunjang pendapatan keluarga.

Kata Kunci : Peranan Wanita Pedagang Sayuran, Pendapatan Keluarga, Pasar, Manado

91
Peranan Wanita Pedagang Sayuran .........................................(Dewanti Rakomole, Jenny Baroleh, Joachim Dumais)

PENDAHULUAN memegang peranan yang paling dominan


dibandingkan seorang bapak.
Latar Belakang Sesuai dengan anggapan umum
Dewasa ini peran wanita telah semakin masyarakat, seorang wanita atau seorang ibu
terlihat terutama bagi wanita yang sebelumnya dianggap tabuh atau menyalahi kodratnya
mendapat pendidikan yang baik dan mereka sebagai seorang wanita apabila terlalu sering
ternyata dapat bekerja sejajar dengan pekerja keluar rumah. Terlebih lagi apabila keluar
pria serta dengan tingkat pendapatan yang rumah tanpa memperhatikan alasan mengapa
semakin meningkat. Hal ini sangat positif dan untuk apa perbuatan itu dilakukan. Namun
dampaknya dalam konteks pembangunan jika kita mau melihat dari fakta yang ada di
ekonomi secara keseluruhan dan terutama lapangan sering kali wanita menjadi penyelamat
ekonomi keluarga secara khusus. perekonomian keluarga. Fakta ini terutama
Potensi wanita pedagang sayur dapat dapat terlihat pada keluarga-keluarga yang
dilihat dari tingkat intensitas kerjanya (curahan perekonomiannya tergolong rendah, banyak
waktu kerja) yang dapat diperinci menurut dari wanita yang ikut menjadi pencari nafkah
umur, tingkat pendidikan, upah per bulan, status tambahan bagi keluarga.
perkawinan dan tingkat pendapatan keluarga. Pada keluarga yang tingkat
Kontribusi pedagang sayur wanita dapat dilihat perekonomiannya kurang atau prasejahtera
dari proporsi pendapatan pekerja wanita peran ibu tidak hanya dalam areal pekerja
terhadap pendapatan keluarga. domestik tetapi juga areal publik. Ini
Keluarga merupakan unit terkecil dimungkinkan terjadi karena penghasilan ayah
dalam masyarakat yang terdiri dari suami sebagai pencari nafkah utama tidak dapat
istri atau suami, istri, dan anaknya atau mencukupi kebutuhan keluarga. Para ibu lebih
ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
(Mongid, 1995). bersifat informal seperti berdagang, menjadi
Oleh karenanya terdapat pembagian pembantu rumah tangga dan lain sebagainya
kerja antara ayah dan ibu, ayah memiliki areal dalam upaya mencari nafkah tambahan bagi
pekerja publik karena kedudukannya sebagai keluarga.
pencari nafkah utama didalam keluarga, Keberhasilan suatu keluarga dalam
sedangkan ibu memiliki areal pekerja domestik membentuk suatu rumah tangga yang sejahtera
yang dapat diartikan oleh sebagian masyarakat tidak lepas dari peran seorang wanita yang
yang menyatakan secara sinis bahwa seorang begitu besar secara khusus wanita pedagang
ibu hanya sekedar wanita yang memiliki tiga sayur di pasar. Baik dalam membimbing dan
fungsi yaitu memasak, melahirkan anak, mendidik anak, mendampingi suami, membantu
berhias, atau hanya memiliki tugas dapur, dan pekerjaan suami bahkan sebagai tulang
kasur (Musrifah, 2009). Dengan demikian punggung keluarga dalam mencari nafkah.
seorang suami menjadi kepala keluarga yang Namun demikian kebanyakan dari masyarakat
memimpin, membimbing, dan melindungi masih menempatkan seorang ayah sebagai
keluarga dari gangguan lahir dan batin, serta subyek, sebagai kepala keluarga dan pencari
mencari nafkah dan keperluan lainnya untuk nafkah. Sedangkan ibu lebih ditempatkan
anak dan istrinya. Mendidik serta dapat sebagai objek yang dinomor duakan dengan
menjadi suri teladan bagi anak istrinya kewajiban mengurus anak di rumah.
merupakan kewajiban seorang kepala keluarga. Pada zaman modern saat ini, seorang
Begitu juga dengan seorang istri sebagai ibu wanita atau seorang ibu dituntut untuk kreatif,
rumah tangga mempunyai kewajiban sabar, ulet dan tekun dalam mencapai
membantu suami dalam mempertahankan kesejahteraan keluarga. Banyak hal yang
rumah tangga, mengatur segala keperluan telah dilakukan ibu sebagai penopang
rumah tangga, memperhatikan pendidikan ekonomi keluarga dengan cara berwirausaha,
anak, mengatur keuangan sehingga terjadi bekerja di perusahaan swasta maupun
keselarasan antara pendapatan dan kebutuhan pemerintah, bahkan menjadi kuli kasar
rumah tangga. Untuk mendidik anak, ibu ataupun mengerjakan pekerjaan lainnya yang

92
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 91 - 104

biasa dilakukan oleh laki-laki. Disinilah dari persiapan sampai penyusunan laporan hasil
terlihat bahwa seorang ibu sangat berperan penelitian. Lokasi penelitian adalah Pasar
dalam pemberdayaan ekonomi keluarga guna Pinasungkulan Karombasan Manado.
mencapai kesejahteraan keluarga. Ibu dapat
berperan ganda disamping tugas pokoknya Metode Pengumpulan Data
sebagai pengurus rumah tangga, dan juga Penelitian ini menggunakan data
membantu perekonomian keluarga, tentu primer dan data sekunder. Data primer
dengan izin suaminya agar tidak diperoleh melalui wawancara dengan
menimbulkan konflik dalam rumah tangga. responden berdasarkan daftar pertanyaan
Peran ibu dalam pendidikan anak juga yang disiapkan, sedangkan data sekunder
diperlukan untuk mencapai kesejahteraan diperoleh dari instansi yang terkait dengan
keluarga. Dengan peran ibu yang dominan dan penelitian, yaitu Dinas Pasar Pinasungkulan
optimal dalam suatu keluarga yang mencakup Karombasan Manado serta telaah pustaka.
tugas pokok seorang ibu sebagai pengurus
rumah tangga dan juga perannya dalam
Metode Pengambilan Sampel
perekonomian keluarga, serta dalam
pendidikan anak dapat mempengaruhi tingkat Populasi dipilih secara sengaja yaitu
kesejahteraan keluarga. wanita pedagang sayuran di Pasar
Wanita pedagang sayur ternyata Pinasungkulan Karombasan Manado, dengan
memiliki peran yang penting dalam menyiasati jumlah populasi 150 0rang. Kemudian dari
serta mengatasi kemiskinan yang dialaminya. populasi 150 orang ini dipilih lagi responden
Hal ini adalah salah satu bukti nyata peran yang masih bersuami dan punya tanggungan
wanita dalam menunjang pendapatan keluarga. sebagai sampel. Pengambilan sampel
menggunakan metode acak sederhana yaitu
Rumusan Masalah dengan mengundi 10 responden dari daftar
nama-nama para ibu rumah tangga pedagang
Berdasarkan latar belakang yang telah sayuran. Dari sekian banyak jenis sayur yang
dikemukakan, hal yang menjadi rumusan dijual oleh wanita pedagang sayur, dalam
masalah dalam penelitian ini adalah berapa penelitian ini hanya dibatasi pada jenis
besar kontribusi pendapatan wanita pedagang sayuran hijau komersil, yaitu, sawi hijau
sayuran dalam menunjang pendapatan (caisin), petsai, kangkung dan bayam.
keluarga?
Konsep Pengukuran Variabel
Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun variabel-variabel yang akan
diamati dan diukur dalam penelitian ini
Penelitian ini bertujuan untuk adalah :
mengetahui kontribusi pendapatan wanita 1. Karakteristik dari responden seperti umur,
pedagang sayuran dalam menunjang pendapatan
tingkat pendidikan, jumlah tanggungan
keluarga.
dalam keluarga dan pengalaman usaha.
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat
Sayuran yang di didagangkan oleh para
memberikan informasi bagi wanita pedagang
sayuran dalam menunjang pendapatan keluarga responden adalah sayur-sayuran hijau
dan menjadi referensi untuk penelitian seperti sayur caisin, petsai, kangkung dan
selanjutnya. bayam.
2. Volume pembelian, yaitu jumlah sayur
yang dibeli setiap hari oleh pedagang
METODOLOGI PENELITIAN (ikat).
3. Volume penjualan, yaitu jumlah sayur
Waktu dan Tempat Penelitian yang terjual dari setiap kali penjualan per
Penelitian ini berlangsung selama 4 hari (ikat).
bulan yaitu bulan Juli sampai Oktober 2015,

93
Peranan Wanita Pedagang Sayuran .........................................(Dewanti Rakomole, Jenny Baroleh, Joachim Dumais)

4. Harga, yaitu harga sayur di tingkat


penyalur (harga beli wanita pedagang Untuk menghitung kontribusi wanita pedagang
sayur) dan harga di tingkat wanita sayur, digunakan rumus :
pedagang sayur (harga jual di tingkat
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑦𝑢𝑟
konsumen (Rp/ikat). 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑦𝑢𝑟 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑔𝑎
5. Pengeluaran adalah semua biaya yang
dikeluarkan selama kegiatan berdagang
sayur-sayuran seperti biaya HASIL DAN PEMBAHASAN
pengangkutan/pikul, biaya tenaga kerja,
biaya susut/rusak, retribusi pasar dan Deskripsi Wilayah Penelitian
kebersihan (Rp). Pasar Pinasungkulan merupakan salah
6. Pendapatan Keluarga : pendapatan yang satu pusat perbelanjaan yang ada di Kota
diperoleh suami, istri dan anak (anak-anak) Manado, yang terletak di bagian ujung selatan
yang dinyatakan dalam rupiah per bulan. Kecamatan Sario. Kedudukan pasar berada di
a. Pendapatan suami yaitu pendapatan Kelurahan Karombasan yang berhadapan
yang diperoleh dari berbagai pekerjaan dengan kompleks pertokoan Pinasungkulan
yang dijalankan, yang dihitung Plaza. Adapun batas-batas dari pasar
Pinasungkulan adalah sebagai berikut :
berdasarkan curahan waktu kerja
Sebelah utara berbatasan dengan
(Rp/bulan).
kelurahan Pakowa
b. Pendapatan istri yaitu pendapatan ibu Sebelah selatan berbatasan dengan
rumah tangga yang didapat dari hasil kelurahan Karombasan
berdagang sayur yang dihitung Sebelah barat berbatasan dengan
berdasarkan curahan waktu (Rp/bulan). kelurahan Ranotana Weru.
c. Pendapatan anak yaitu pendapatan dari Jalan masuk yang menghubungkan
anak pria dan wanita yang belum pasar Pinasungkulan adalah jalur aspal yang
menikah tapi sudah bekerja (Rp/bulan). dapat dilalui oleh beberapa kendaraan jenis
7. Kontribusi adalah : besarnya pendapatan angkutan kota dari beberapa wilayah kota
ibu rumah tangga dibandingkan dengan Manado, bahkan di sekitar lokasi pasar terdapat
dengan total pendapatan keluarga yang terminal kendaraan jenis angkutan luar kota.
dinyatakan dalam persentase. Dengan kondisi ini, menjadikan pasar
8. Curahan waktu kerja : lama waktu yang Pinasungkulan merupakan salah satu pasar yang
diperlukan oleh suami dan istri selama ramai di kota Manado karena banyak
proses berdagang yang dinyatakan dalam dikunjungi pembeli baik yang ada di sekitar
jam per hari. lokasi pasar maupun yang jauh dari lokasi pasar
pasar dan merupakan tempat pertemuan
Metode Analisis Data pedagang-pedagang dari berbagai daerah
Sesuai dengan permasalahan dan Minahasa bahkan juga di luar daerah Minahasa
tujuan yang ingin dicapai, maka analisis data seperti Kotamobagu dan Gorontalo. Sarana
yang digunakan adalah analisis secara angkutan digunakan oleh para konsumen untuk
deskriptif kualitatif dan disajikan dalam datang berbelanja umumnya adalah angkutan
kota dan bendi, sedangkan sarana angkutan
bentuk tabel.Untuk menghitung pendapatan
yang digunakan oleh produsen untuk
wanita pedagang sayur, digunakan rumus :
mengangkut hasil komoditi sayur-sayuran pick
up.Wanita pedagang sayur yang ada di pasar
I = TR - TC
Pinasungkulan Karombasan terdiri dari berbagai
Dimana : I = Pendapatan wanita pedagang
latar belakang suku, seperti Minahasa dan
sayur
Gorontalo. Tempat berjualan dari masing-
TR = Total penerimaan wanita pedagang sayur
masing wanita pedagang sayur berbeda-beda,
TC = Total biaya yang dikeluarkan oleh wanita
ada yang berupa tenda dengan beratap seng dan
pedagang sayur
ada yang hanya menggunakan terpal sebagai

94
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 91 - 104

pengaman untuk menghindari sengatan mempengaruhi harga pasar, keluar masuk pasar
matahari ataupun terpaan hujan. Begitu pula bagi penjual dan pembeli adalah bebas, penjual
tempat yang digunakan oleh pedagang wanita dan pembeli memiliki informasi pasar (harga)
untuk meletakkan sayur-sayuran yang dijual yang lengkap.
berbeda-beda, ada yang diletakkan di atas meja
dan ada yang hanya menggunakan alas tikar Karakteristik Responden
ataupun terpal. Kegiatan di pasar Pinasungkulan Umur Responden
berlangsung setiap hari dimulai pada jam 04.00 Umur para pedagang sayur di daerah
pagi sampai jam 21.00. Paling ramai konsumen penelitian bervariasi antara 33 hingga 50 tahun
datang berbelanja di pasar ini sekitar jam 07.00 ke atas untuk jenis pekerjaan yang sama yaitu
sampai jam 11.00 dan mulai sepi pada jam pedagang sayuran. Kemampuan responden
12.00 sampai jam 15.00. Kegiatan jual beli untuk melakukan pekerjaan ini di tentukan oleh
mulai ramai lagi sekitar jam 16.00 sampai jam faktor umur. Pada umumnya orang yang
20.00. Kegiatan jual beli di pasar Pinasungkulan berumur muda dan sehat mempunyai
rata-rata berhenti pada jam 21.00. kemampuan fisik yang lebih besar
Sesuai data dari Dinas Pasar dibandingkan dengan orang yang berumur tua.
Pinasungkulan Karombasan, luas pasar yaitu 2 Tabel 1 akan memperlihatkan variasi umur
Ha, dengan banyaknya kios permanen 170 responden.
buah, bak-bak penjualan bantuan Inpres 63
buah, tenda-tenda/pelataran sebanyak 700 buah Tabel 1. Responden Menurut Kelompok
dan jumlah pedagang yang berjualan bervariasi Umur
antara 1350 sampai 1500 pedagang. Khusus No. Umur (Tahun) Respon- Persen-
untuk wanita pedagang sayur berjumlah 100 den tase (%)
pedagang. Khusus untuk sayuran hijau, secara (Orang)
umum dapat dikatakan bahwa daya serap (daya 1. 33 – 38 1 10
beli) wanita pedagang sayur di pasar 2. > 38 – 43 4 40
Pinasungkulan Karombasan setiap harinya yaitu 3. > 43 – 48 1 10
Caisin 1350 ikat, petsai 178 ikat, kangkung 4. > 48 – 53 4 40
1600 ikat dan bayam 715 ikat. Dari jumlah Jumlah 10 100
tersebut, yang dapat dijual ke konsumen akhir Sumber : Data Primer, 2015 (diolah)
(daya serap/daya beli konsumen terhadap
sayuran hijau yang dijual di pasar Tabel 1 memperlihatkan bahwa
Pinasungkulan Karombasan) yaitu caisin 1292 responden yang berusia 33 tahun sampai
ikat, petsai 158, kangkung 1600 ikat dan bayam dengan 38 tahun berjumlah 10%, 38 tahun
700 ikat. Sayuran yang diperdagangkan di pasar sampai dengan 43 tahun berjumlah 40%, 43
Pinasungkulan berasal dari Modoinding, tahun sampai dengan 48 tahun berjumlah 10%
Tomohon, Tondano dan Tateli. dan responden yang berusia 48 tahun sampai
dengan 53 tahun berjumlah 40%.
Karakteristik Pasar Pinasungkulan
Dari penelitian ini dapat diketahui
Karombasan Manado
bahwa wanita pedagang sayuran yang
Pasar Pinasungkulan merupakan bentuk
pasar persaingan sempurna, yaitu suatu pasar berdagang di pasar Pinasungkulan
yang terdapat pembeli dan penjual dalam Karombasan di dominasi oleh ibu-ibu yang
jumlah yang sangat banyak. Menurut Sudarso telah berusia 50 tahun ke atas dan bahkan
(1992), bentuk pasar persaingan sempurna tidak jarang terlihat mereka adalah telah
mempunyai sifat-sifat : jumlah pembeli dan berusia lanjut namun tetap melakukan
penjual sangat banyak, barang yang dipasarkan aktivitas setiap hari sebagai pedagang sayur.
merupakan barang homogen, artinya jenis
barang yang ditawarkan semua penjual tidak Pendidikan Responden
dapat dibedakan satu dengan yang lain, penjual Pendidikan memegang peranan penting dalam
dan pembeli secara perorangan tidak dapat usaha menciptakan perubahan-perubahan

95
Peranan Wanita Pedagang Sayuran .........................................(Dewanti Rakomole, Jenny Baroleh, Joachim Dumais)

dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya berstatus pendidikan terakhir SMA, dari
adalah perubahan cara berpikir masyarakat keseluruhan responden tidak ada yang
untuk meningkatkan pendapatan keluarga. berstatus pendidikan sarjana. Dari penelitian
Semakin tinggi pendidikan diharapkan pola ini dapat diketahui bahwa untuk menjadi
pikir penduduk semakin rasional. Tinggi pedagang sayuran di pasar Pinasungkulan
rendahnya tingkat pendidikan responden Karombasan tidak memerlukan pendidikan
dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 yang tinggi hanya membutuhkan pengalaman
menjelaskan bahwa 30% responden berstatus untuk bisa berinteraksi dan menjual segala
pendidikan terakhir tamatan Sekolah Dasar dagangan dengan baik.
(SD), 60% responden berstatus pendidikan
terakhir tamatan SMP, 10% responden

Tabel 3. Jumlah Tanggungan Wanita Pedagang Sayuran Di Pasar Pinasungkulan


Manado
No. Jumlah Tanggungan (Anak) Jumlah Persentase (%)
Responden

1. 0 2 20

2. 1–2 4 40
3. 3–4 4 40

Jumlah 10 100

Sumber : Data Primer, 2015 (diolah)

Jumlah Tanggungan Keluarga


Jumlah tanggungan keluarga dengan 4 orang, dan responden yang tidak
mempengaruhi pendapatan per kapita. Makin mempunyai tanggungan keluarga hanya 20%.
banyak tanggungan suatu keluarga makin besar Hal ini menunjukkan bahwa makin
biaya yang harus dikeluarkan, makin sedikit besarnya kesadaran responden untuk
tanggungan keluarga makin sedikit juga biaya mengatur jumlah anak. Mereka menyadari
yang dikeluarkan. Tanggungan keluarga makin banyak anak, maka banyak pula biaya
merupakan salah satu alasan utama bagi para untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
ibu rumah tangga turut serta dalam membantu
suami untuk memutuskan diri untuk bekerja Tabel 2. Tingkat Pendidikan Wanita
untuk memperoleh penghasilan. Banyaknya Pedagang Sayuran
anak dalam keluarga dapat dilihat pada Tabel 3. No. Tingkat Responden Persentase
Jumlah tanggungan merupakan banyaknya Pendidikan (Orang) (%)
orang yang dibiayai dalam suatu rumah
tangga. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 1. SD 3 30
40% dari responden mempunyai tanggungan
2. SLTP 6 60
keluarga rata-rata 1 orang sampai dengan 2
orang, 40% responden mempunyai 3. SMU 1 10
tanggungan keluarga rata-rata 3 orang sampai Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer, 2015 (diolah)

96
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 91 - 104

Pengalaman Usaha pekerjaan di sektor ini bisa ditunda atau


Pada umumnya responden sudah cukup bahkan dihentikan kegiatannya.
lama bekerja sebagai pedagang sayuran, hal Mendagangkan sayuran hijau di
ini dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan jadikan mata pencaharian oleh ibu rumah
data yang tersaji pada Tabel 4, sebanyak 40% tangga yang berjualan sayuran hijau di pasar
responden telah menekuni pekerjaan ini Pinasungkulan Karombasan guna perbaikan
dalam kurun waktu 10 hingga 18,3 tahun. ekonomi rumah tangga. Sayuran yang
Responden yang menekuninya selama 18,3 dipasarkan terdiri atas sayur caisin, petsai,
hingga 26,6 tahun tercatat 20% dan responden kangkung dan bayam.
yang menekuni pekerjaan selama 26,6 hingga
35 tahun sebanyak 40%. Dengan adanya Kapasitas Sayuran Daun di Tingkat
pengalaman berusaha ini maka akan Wanita Pedagang Sayuran
mempermudah responden untuk mengambil Kegiatan menjual tidak dapat berhasil
keputusan yang berhubungan dengan usaha dengan baik bila tanpa didasari oleh
pemasaran sayur, dalam hal ini pengambilan kebijaksanaan dalam pembelian secara tepat,
keputusan untuk menentukan jenis, kualitas, karena pembelian yang dilakukan baik
jumlah sayur yang akan dibeli, menentukan jumlahnya, waktunya, macamnya, dan
tempat pembelian sayur serta lokasi penjualan sebagainya akan dapat mempengaruhi tingkat
sayur tersebut. keuntungan, kelancaran, penjualan dan
sebagainya dari setiap produsen maupun
Tabel 4. Pengalaman berusaha sebagai pedagang.
pedagang sayur wanita Di Pasar Sayur-sayuran yang dijual oleh
Pinasungkulan Karombasan pedagang wanita dibeli dari pedagang
Manado pengumpul yang memasarkan dagangannya di
No. Lama Jumlah Persentase pasar Pinasungkulan, dan mereka tidak
Usaha Responden (%) melakukan pembelian langsung kepada petani
(Tahun) di pasar daerah produksi mengingat besarnya
1. 10 – 18,3 4 40 pengangkutan yang harus dikeluarkan.
2. > 18,3 – 2 20 Kecuali pada saat itu jumlah sayur yang
26,6 masuk sangat sedikit dan para pedagang
3. > 26,6 – 4 40 wanita tidak memperolah sayur-sayuran untuk
35 dijual, maka mereka harus membeli sayur-
Jumlah 10 100 sayuran tersebut langsung kepada petani di
Sumber : Data Primer, 2015 (diolah) pasar produksi (Tomohon).
Sayur-sayuran yang dibeli oleh
Deskripsi Usaha pedagang wanita dari pedagang pengumpul
Pekerjaan di sektor informal pola ada yang dibayar secara kontan dan ada yang
kegiatannya tidak teratur baik dalam waktu ke secara kredit. Hasil penelitian menunjukkan
waktu, permodalan maupun penerimaan bahwa cara pembelian dengan kontan yang
(Oey-Gardiner, 1996), dalam arti usaha ini paling banyak dilakukan oleh para pedagang
usaha ini tergolong relatif kecil dan tidak wanita, yakni sebesar 90% atau 7 responden.
stabil. Sektor informal membuka kesempatan Sedangkan yang membeli secara kredit
kerja bagi masyarakat dengan tingkat sebesar 10% atau 3 responden. Pembelian
pendidikan yang rendah. Meskipun secara kredit ini artinya sayur yang dibeli
pendapatan di sektor ini tidak tetap tapi lebih akan dilunasi pembayarannya setelah sayur
lentur karena bisa diatur paro waktu atau tersebut laku dijual. Dalam pembayaran
penuh, atau kalau perlu dihentikan sama secara kredit ini faktor kepercayaan dan
sekali (Ihromi, 1995). Jika tugas dalam rumah kejujuran sangat penting.
tangga harus diutamakan, dengan demikian

97
Peranan Wanita Pedagang Sayuran .........................................(Dewanti Rakomole, Jenny Baroleh, Joachim Dumais)

Volume pembelian dan volume juga disebabkan karena pasokan kangkung ke


penjualan sayuran hijau ditingkat pedagang pasar Pinasungkulan Karombasan cukup
wanita dapat dilihat pada Tabel 5. banyak, yaitu dipasok langsung dari dua
daerah produksi kangkung yakni Tondano dan
Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa Tateli. Sedangkan bayam hanya dipasok dari
volume pembelian rata-rata dari masing- Tomohon.
masing sayuran untuk dijual ke konsumen Dari rata-rata pengadaan sayuran hijau
akhir berbeda-beda. Perbedaan dalam volume tersebut, tidak semuanya dapat terjual karena
pembelian ini dipengaruhi oleh tingkat harga sebagian dari sayur-sayuran tersebut
beli dari masing-masing sayuran. Makin mengalami kerusakan/susut selama penjualan,
rendah harga sayur, makin banyak volume sehubungan dengan sifatnya yang mudah
pembelian/pengadaan sayur tersebut. Untuk rusak dan tidak dapat disimpan lama.
jenis sayuran dataran tinggi, volume
pembelian/pengadaan sayur caisin lebih besar Tingkat Kerusakan Sayuran
dari sayur petsai. Hal ini disebabkan harga Sayur-sayuran merupakan salah satu
beli dari sayur caisin lebih murah dibanding komoditi pertanian yang tidak dapat disimpan
dengan sayur petsai, yaitu Rp. 1.500/ikat, lama/mudah rusak. Selama sayur-sayuran
sedangkan petsai sebesar Rp. 5.000/ikat. tersebut berada di tangan pedagang wanita
Untuk jenis sayuran dataran rendah, volume (dalam arti belum terjual), selama itu pula
pembelian/pengadaan sayur kangkung jauh pedagang wanita harus menanggung resiko
lebih besar daripada volume kerusakan sebagai konsekuensi pemilik barang
pembelian/pengadaan sayur bayam. Hal ini terakhir sebelum dijual kepada konsumen, yang
disebabkan harga beli dari sayur kangkung berarti pula produsen (petani) maupun penyalur
tidak terikat lagi dengan resiko
jauh lebih murah dibanding dengan harga
tersebut.Hubungan antara tingkat kerusakan
sayur bayam, yaitu Rp. 2.000/ikat sedangkan
sayuran hijau dengan biaya pada tingkat
harga beli bayam sebesar Rp. 5.000/ikat. pedagang wanita dapat dilihat pada tabel berikut
Selain karena pengaruh perbedaan harga
tersebut, besarnya pengadaan sayur kangkung

Tabel 5. Volume Pembelian Dan Volume Penjualan Rata-rata Sayuran Ditingkat Pedagang
Wanita
No. Jenis Sayur Volume Volume Penjualan Rata-rata Sisa (Ikat/Hari)
Pembelian Rata- (Ikat/Hari)
rata (Ikat/Hari)
1. Caisin 150 137, 2 11,7
2. Petsai 19,7 17,3 2,1
3. Kangkung 160 147,9 7,7
4. Bayam 27,7 24,3 1,8
Sumber : Data Primer, 2015 (diolah)

Tabel 6. Hubungan tingkat penyusutan/kerusakan sayuran dengan biaya pada tingkat wanita
pedagang sayur
Jenis sayuran Tingkat Penyusutan/kerusakan Nilai/Biaya
rata-rata (ikat) Penyusutan/Kerusakan
(Rp)
Caisin 12,1 18.166
Petsai 2,4 12.222
Kangkung 12,1 24.200
Bayam 3,4 17.222
Sumber : Data Primer, 2015 (diolah)

98
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 91 - 104

Tingkat kerusakan sayuran hijau pada Demikian juga semakin lama sayur-sayuran
tingkat wanita pedagang sayur terdiri dari : (1) tersebut berada di tangan pedagang wanita,
tingkat kerusakan pada tahap pembersihan, makin besar biaya yang ditanggung akibat dari
yaitu bagian yang dikeluarkan/dibuang pada kerusakan yang terjadi dan menyebabkan makin
tahap pembersihan dari krop/daun/batang yang kecil bagian yang diterima wanita pedagang
sudah tua atau rusak untuk siap dijual ke sayur.
konsumen akhir, (2) tingkat kerusakan/susut Besarnya kerusakan sayur-sayuran
yang didapat dari besarnya kerusakan sayur tersebut, dipengaruhi juga oleh keadaan tempat
caisin, petsai, kangkung dan bayam selama penyimpanan dari sayur-sayuran tersebut.
Umumnya para pedagang wanita tidak memiliki
sarana yang baik untuk menyimpan
sayur-sayuran tersebut berada di tangan dagangannya apabila belum terjual. Sayur-
pedagang wanita/saat penyimpanan. sayuran tersebut biasanya disimpan dalam
Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai/biaya wadah-wadah yang sederhana dan dalam
kerusakan untuk masing-masing sayuran keadaan kotor, sehingga menyebabkan sayuran
berbeda-beda. Untuk jenis sayuran hijau dataran lekas rusak.
tinggi, biaya kerusakan terbesar adalah caisin Adapun tanggapan/pandangan
yaitu rata-rata Rp. 18.166 untuk jumlah responden mengenai resiko ini yaitu sebanyak
pembelian rata-rata 150 ikat. Hal ini disebabkan 43,3 persen memperhitungkan resiko tersebut
tingkat kerusakan sayur caisin lebih besar dari pada harga jual dan selebihnya 56,7 persen
tingkat kerusakan sayur petsai yaitu sebesar tidak memperhitungkan resiko tersebut, dalam
12,1 persen dari rata-rata pembelian sayur arti resiko itu sangat kecil dan tidak berarti
karena kerugian akibat resiko kerusakan ini
masih dapat ditutupi oleh penjualan sayuran lain
caisin. Besarnya tingkat kerusakan ini juga (sayuran yang tahan simpan).
disebabkan karena caisin adalah sayuran yang
sifatnya lebih mudah rusak dan tidak tahan lama Biaya Pengeluaran
dibanding dengan petsai. Dimana dari hasil Pengeluaran adalah semua biaya yang
penelitian diperoleh data bahwa sayur caisin dikeluarkan selama kegiatan berdagang sayur-
sayuran seperti biaya pengangkutan/pikul, biaya
hanya dapat bertahan selama 2 hari sejak berada tenaga kerja, biaya resiko, retribusi pasar dan
di tangan wanita pedagang sayur, sedangkan biaya kebersihan seperti terlihat pada Tabel 7.
petsai dapat bertahan/disimpan sampai 3 hari.
Untuk jenis sayuran hijau dataran Tabel 7. Rata-rata Biaya Pengeluaran
rendah, biaya kerusakan yang terbesar adalah Sayuran
kangkung yaitu rata-rata Rp. 24.200 untuk No. Jenis Biaya Biaya Rata-
jumlah pembelian rata-rata 160 ikat. Dibanding rata
dengan bayam, kangkung lebih mudah rusak (Rp/Hari)
dan tidak dapat disimpan lebih lama karena 1. Pengangkutan 19.000
hanya dapat disimpan selama 2 hari sejak 2. Tenaga kerja 29.500
berada di tangan wanita pedagang sayur, 3. Resiko 67.050
sedangkan bayam dapat disimpan sampai 3 hari 4. Retribusi 12.200
asalkan selama penyimpanan diberi perlakuan 5. Kebersihan 5.500
yang baik/benar sesui dengan sifat bayam Jumlah 133.250
tersebut. Sumber : Data Primer, 2015 (diolah)
Dari lampiran 2-5 dapat dilihat bahwa
semakin besar jumlah pengadaan sayur oleh Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa biaya
wanita pedagang sayur, semakin besar pula rata-rata yang dikeluarkan oleh wanita
tingkat kerusakan sayur tersebut dan berarti pedagang sayur dalam pemasaran sayuran hijau
pula semakin besar biaya kerusakan yang di yaitu sebesar Rp. 133.250 per hari. Dari jumlah
tanggung oleh wanita pedagang sayur. tersebut, biaya resiko/susut adalah biaya yang

99
Peranan Wanita Pedagang Sayuran .........................................(Dewanti Rakomole, Jenny Baroleh, Joachim Dumais)

terbesar yaitu sebesar Rp. 67.050. Sedangkan Tabel 8. Tingkat Harga Rata-rata Dari
biaya yang terkecil adalah biaya kebersihan Masing-masing Sayuran
yaitu Rp. 5.500. No. Jenis Sayur Harga Beli Harga Jual
Dalam penelitian ini, yang dimaksud (Rp/Ikat) (Rp/Ikat)
dengan biaya pengangkutan yaitu biaya yang di 1. Caisin 1.500 3.000
keluarkan oleh setiap wanita pedagang sayur 2. Petsai 5.000 7.000
untuk mengangkut sayur-sayuran dari tempat 3. Kangkung 2.000 3.500
pembelian ke tempat penjualan. 4. Bayam 5.000 7.000
Biaya resiko/susut adalah biaya yang Sumber : Data Primer, 2015 (diolah)
dikeluarkan akibat berkurangnya berat atas
volume dari sayuran yang dipasarkan, baik itu Biasanya yang terjadi di lokasi
terjadi karena pengupasan (waste) maupun penelitian, pada setiap hari senin harga sayur-
karena kerusakan saat penyimpanan. Besarnya sayuran sedikit lebih mahal dibanding dengan
kerusakan untuk setiap jenis sayuran diukur per hari-hari lainnya. Karena pada hari senin
ikat, kemudian dikalikan dengan harga beli dari jumlah sayur-sayuran yang dijual oleh para
masing-masing sayuran untuk mendapatkan pedagang wanita lebih sedikit sebab pasokan
nilai uang. sayur-sayuran dari penyalur/pedagang
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang
pengumpul pada hari tersebut kurang.
dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja.
Pekerjaan ini memakan banyak waktu
Biaya ini diukur berdasarkan tingkat upah yang
sehingga responden memerlukan bantuan
berlaku yaitu Rp. 25.000 – Rp. 35.000 per orang
per hari. Dalam penelitian ini, responden yang dalam proses penjualan sayuran. Tabel 9 akan
menggunakan tenaga kerja luar keluarga memperlihatkan jumlah responden yang
maupun tenaga kerja dalam keluarga dimasukan menyewa tenaga kerja luar keluarga dan yang
dalam perhitungan upah yang dikeluarkan. tidak menyewa tenaga kerja.
Retribusi dan biaya kebersihan adalah
sejumlah uang yang dipungut oleh pemerintah Penggunaan Tenaga Kerja
atas penjualan sayur-sayuran dari pedagang Mengingat pekerjaan ini membutuhkan
wanita. waktu kerja yang cukup panjang dan
Besarnya pajak dan biaya kebersihan tergantung membutuhkan kemampuan fisik yang besar,
dari besarnya lokasi/tempat penjualan, dengan maka penggunaan tenaga kerja sangat
patokan : ukuran lokasi penjualan sebesar 1x1 diperlukan untuk membantu kegiatan usaha
m dikenakan pajak sebesar Rp. 10.000 sampai para wanita pedagang sayur.
Rp. 20.000 dan biaya kebersihan sebesar Rp.
5.000 – Rp. 8.000. Tabel 9. Penggunaan Tenaga Kerja
Untuk mendapatkan biaya pemasaran Wanita Pedagang Sayur Di
pada masing-masing jenis sayuran, maka biaya- Pasar Pinasungkulan
biaya tersebut diatas dikenakan pada setiap jenis Karombasan Manado
sayuran yang dijual oleh wanita pedagang No. Penggunaan Jumlah Persentase
sayur. Tenaga Responden (%)
Kerja (Orang)
Harga 1. Suami 5 50
Hanafiah dan Saefudin (1983) 2. Anak 2 20
menyatakan bahwa harga suatu barang adalah 3. Luar 3 30
nilai pasar (nilai tukar) dari barang tersebut keluarga
yang dinyatakan dalam jumlah uang. Adapun Jumlah 10 100
tingkat harga rata-rata dari masing-masing Sumber : Data Primer, 2015 (diolah)
sayuran dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini
: Berdasarkan hasil penelitian 100%
dari keseluruhan wanita pedagang sayur
menggunakan tenaga kerja tambahan untuk

100
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 91 - 104

membantu usaha mereka, baik itu tenaga kerja pakai untuk beristirahat dan melakukan
dari dalam keluarga maupun dari luar kegiatan lain. Termasuk terbatasnya alokasi
keluarga, jumlah tenaga kerja yang digunakan waktu yang dicurahkan untuk kegiatan rumah
berkisar 1 samapi 2 orang dengan upah yang tangga. Karena itu responden memerlukan
diberikan berkisar Rp.25.000 – Rp.35.000 per bantuan suami dalam proses pemasaran.
hari. Kebanyakan responden tidak berjualan penuh
Tabel 10 akan menjelaskan banyaknya dalam seminggu, ada hari yang mereka
suami yang terlibat dalam proses pemasaran. sediakan untuk pekerjaan lain misalnya
melakukan pekerjaan rumah tangga, ke kebun
Tabel 10. Jumlah Responden Yang dan beristirahat. Tabel 12 akan
Suaminya Terlibat Dalam Proses memperlihatkan curahan waktu kerja suami
Penjualan Sayuran selama membantu istri dalam proses
No. Responden Jumlah Persen- pemasaran.
(Orang) tase (%)
1. Suami yang 5 50 Tabel 11. Curahan Waktu Kerja Responden
membantu Sebagai Pedagang Sayuran
2. Suami tidak 5 50 No. Waktu Jumlah Persentase
membantu Kerja Responden (%)
Jumlah 10 100 (Jam/Hari)
Sumber : Data Primer, 2015 (diolah) 1. 8 – 11,6 3 30
2. > 11,6 – 4 40
Tabel 10 menunjukkan sebagian besar 15,2
suami atau sebanyak 50% ikut terlibat dalam 3. > 15,2 – 19 3 30
proses pengangkutan/pikul baik itu membeli Jumlah 10 100
sayuran atau proses pembersihan sayuran. Sumber : Data Primer, 2015 (diolah)
Dalam penelitian ini yang dilihat hanya suami
yang membantu selama proses membeli Tabel 12. Curahan Waktu Kerja Suami
sayuran, bukannya yang turut membantu Dalam Proses Penjualan Sayuran
selama proses pemasaran sayuran. Sebanyak Waktu Jumlah Persentase
50% lainnya tidak dibantu suami, dikarenakan (Jam/Hari) (Orang) (%)
suaminya bekerja sebagai buruh bangunan, 0–5 5 50
buruh tani, pegawai negeri, dan wiraswasta. > 5 – 10 5 50
Jumlah 10 100
Peranan Wanita Pedagang Sayuran Sumber : Data Primer, 2015 (diolah)
Curahan Waktu Kerja
Pekerjaan sebagai pedagang sayuran Berdasarkan data dalam Tabel 12,
memakan waktu lebih banyak dari pada jam sebanyak 50% dari 10 suami yang membantu
kerja di sektor formal, hari kerjanya pun tidak istri menghabiskan waktu sekitar 5 jam
beraturan. Tabel 11 dan 12 berikut akan sehari. Waktu kerja suami lebih pendek
menjelaskan banyaknya waktu yang dibandingkan waktu kerja istri, karena
dibutuhkan untuk proses pemasaran. pekerjaan ini sebagian besar memang
Tabel 11 menunjukkan responden dikerjakan istri mulai dari membeli sayur,
mempunyai jam kerja minimal 8 jam sehari. membersihkan hingga mendagangkannya.
Data di atas memperlihatkan penggunaan Sedangkan suami tidak terlibat dalam semua
waktu yang sangat besar, dimana sebanyak kegiatan proses pemasaran. Kegiatan yang
40% menghabiskan lebih dari separuh waktu sering melibatkan suami adalah saat proses
dalam sehari. Bahkan 30% mencurahkan pengangkutan di pagi hari. Dan sebanyak
waktu lebih dari 15 jam sehari. Responden 50% suami yang membantu istri selama 10
mengatakan sedikit waktu yang bisa mereka jam sehari. Ini dikarenakan suami kebetulan

101
Peranan Wanita Pedagang Sayuran .........................................(Dewanti Rakomole, Jenny Baroleh, Joachim Dumais)

tidak punya pekerjaan di luar rumah, sehingga Tabel 14. Distribusi Pendapatan Anak
waktunya lebih banyak digunakan untuk
membantu istri dalam proses pembersihan Pendapatan Jumlah Persentase
sampai proses pemasaran sayuran. (Rp/Bulan) (Orang) (%)
0 – 500.000 5 50
Pendapatan Anggota Keluarga dan > 500.000 – 3 30
Kontribusinya Terhadap Total 1.000.000
Pendapatan Keluarga > 1.000.000 – 2 20
Total pendapatan keluarga didapat 1.500.000
dari pendapatan setiap anggota keluarga yang Jumlah 10 100
terdiri dari pendapatan suami, istri, dan Sumber : Data Primer, 2015 (diolah)
pendapatan anak yang sudah bekerja. Masing-
masing anggota keluarga memegang peranan Tabel 14 akan memperlihatkan
dalam peningkatan pendapatan guna distribusi pendapatan anak. Banyaknya anak
perbaikan kesejahteraan keluarga. Pendapatan yang tidak memiliki pendapatan seperti pada
dari masing-masing anggota keluarga Tabel 14 sebanyak 50%. Tidak adanya
selanjutnya akan dijelaskan oleh tabel-tabel pendapatan dikarenakan mereka belum atau
berikut ini. masih bersekolah dan sedang mencari
Tabel 13 menunjukkan sebanyak 70% pekerjaan.
memiliki pendapatan hingga Rp. 1.583.333 Anak dengan pendapatan kurang dari
sebulan. Umumnya suami pada kelas ini Rp.1.000.000 sebulan hanya 30%, yang
bekerja sebagai buruh tani dan buruh didapat dari lamanya waktu membantu ibu
bangunan dengan upah per hari Rp. 25.000 dalam proses penjualan sayuran. Sisanya
sampai Rp. 50.000. Pada kelas ini sudah sebesar 20% memiliki pendapatan antara Rp.
termasuk suami yang tidak punya pekerjaan 1.000.000 hingga Rp. 1.500.000 sebulan,
di luar rumah karena faktor usia dan faktor yang didapat dari pekerjaannya sebagai
lainnya, tapi memiliki pendapatan yang karyawan dan buruh bangunan.
didapat dari lamanya waktu membantu istri Usia anak yang bekerja sudah pada
dalam proses penjualan sayur. Selanjunya usia produktif, yang bekerja sebagai
suami dengan pendapatan lebih dari Rp. karyawan setidaknya lulusan SMU;
2.541.666 sebulan tercatat sebanyak 30%. sedangkan anak yang pekerjaannya sebagai
Tingginya pendapatan sebelumnya buruh berumur di atas 17 tahun.
disebabkan oleh adanya dua sumber
pendapatan suami yakni sebagai pegawai Tabel 15. Responden Menurut Tingkat
negeri dan wiraswasta. Pendapatan
Pendapatan Jumlah Persentase
Tabel 13. Distribusi Pendapatan Suami (Rp/Bulan) (Orang) (%)
Pendapatan Jumlah Persentase 1.102.500 – 4 40
(Rp/Bulan) (Orang) (%) 2.052.500
> 2.052.500 – 6 60
625.000 – 7 70 3.002.500
1.583.333 Jumlah 100 100
> 1.583.333 – 1 10 Sumber : Data Primer, 2015 (diolah)
2.541.666
> 2.541.666 – 2 20 Tabel 15 akan memperlihatkan
3.500.000 distribusi pendapatan wanita sebagai
pedagang sayuran. Berdasarkan data yang
Jumlah 10 100 tersaji dalam Tabel 15, sebanyak 40% yang
Sumber : Data Primer, 2015 (diolah) memiliki pendapatan sebesar Rp. 1.102.500

102
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 91 - 104

sampai Rp. 2.052.500 sebulan. Pendapatan di meskipun kontribusi hanya 13,01%. Selain
atas Rp. 2.052.500 sampai Rp. 3.002.500 pekerjaan yang didapat dari lamanya
sebulan tercatat sebanyak 60%. Perbedaan membantu ibu ada anak yang bekerja sebagai
pendapatan ini dipengaruhi oleh jumlah dan karyawan swasta dan buruh. Kecilnya
jenis dagangan dan harga jual. Semua kontribusi pendapatan anak disebabkan juga
responden tidak memiliki pendapatan diluar oleh upah yang kecil dan hari kerja yang tidak
dari pekerjaan sebagai pedagang sayur karena penuh dalam sebulan.
mereka tidak memiliki pekerjaan sampingan.
Pendapatan responden diakuinya KESIMPULAN DAN SARAN
digunakan untuk keperluan rumah tangga
mulai dari kebutuhan makan setiap hari, Kesimpulan
sekolah anak, tabungan arisan, sampai
kebutuhan lainnya. Bekerjanya ibu untuk mencari nafkah
ternyata bukan sekedar untuk tambahan
Tabel 16. Pendapatan Rata-rata Dan penghasilan tetapi merupakan sumber
Kontribusi Terhadap penghasilan keluarga disamping pendapatan
Pendapatan Keluarga suami dan anak. Kegiatan mencari nafkah di
Pendapatan Pendapatan Kontribusi sektor informal yang dilakukan oleh para ibu
Anggota Rata-rata (%) yaitu dengan berdagang sayuran merupakan
Keluarga (Rp/ Bulan) sumber pendapatan utama.
Suami 1. 487. 500 36,94 Pendapatan ibu rumah tangga yang
berdagang di Pasar Pinasungkulan
Istri 2. 014. 000 50,01 Karombasan Manado memberikan kontribusi
Anak 525. 000 13,03 terhadap pendapatan keluarga yaitu rata-rata
Jumlah 4.026.500 100 sebesar 50,01%. Artinya ibu memegang
Sumber : Data Primer, 2015 (diolah) peranan penting dalam usaha meningkatkan
pendapatan keluarga. Pendapatan ibu rumah
Tabel 16 menunjukkan kontribusi tangga merupakan penghasilan utama dan ibu
suami lebih rendah yaitu 36,94% dari berperan sebagai pencari nafkah utama.
kontribusi istri sebesar 50,01% . Bagi 10
wanita pedagang sayur, pendapatan rata-rata Saran
tersebut belum keseluruhan dari pendapatan Usaha di sektor informal ini bisa
yang diperoleh, karena masih ada jenis dikembangkan lagi. Pendapatan yang di
sayuran lain yang dijual oleh wanita pedagang perolah selain untuk dikonsumsi sebaiknya
sayur. Pendapatan suami dari pekerjaan digunakan juga sebagai tambahan modal
membantu istri diperhitungkan sesuai dengan usaha, sehingga usahanya dapat berkembang.
banyaknya jam kerja dalam proses penjualan
sayuran. DAFTAR PUSTAKA
Istri memiliki jam kerja lebih panjang
dibandingkan suami, karena istri terlibat BKKBN. 1995. Pendidikan Kesejahteraan
dalam semua kegiatan pemasaran mulai dari Keluarga. Jakarta : BKKBN.
membeli sayur, membersihkan sayur hingga Ihromi, T.O. 1990. Para Ibu yang Berperan
proses pemasaran sayuran. Tunggal dan yang Berperan Ganda.
Pekerjaan suami sebagai buruh diupah Fakultas Ekonomi UI. Jakarta.
jauh di bawah rata-rata pendapatan istri. . 1995. Kajian Wanita Dalam
Pekerjaan inipun tidak dilakukan setiap hari Pembangunan. Fakultas Ekonomi UI.
Jakarta.
dalam sebulan, sementara istri bisa mengatur
Khairuddin, H. 2002. Sosiologi Keluarga.
sendiri hari kerjanya. Anak juga memegang
Yogyakarta : Liberty.
peranan dalam perbaikan ekonomi keluarga

103
Peranan Wanita Pedagang Sayuran .........................................(Dewanti Rakomole, Jenny Baroleh, Joachim Dumais)

Kuswardinah, Asih. 2007. Ilmu Kesejahteraan Pujosuwarno, Sayekti. 1994. Bimbingan Dan
Keluarga. Semarang : Konseling Keluarga. Yogyakarta :
UNNES Press. Menara Mas Offset.
Mubyarto, 2004. Pengantar Ekonomi Sudarso, 1992. Pengantar Ekonomi Mikro.
Pertanian. LP3ES Jakarta. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Mulyadi S. 2000. Ekonomi Sumber Daya Soekanto, Soerjono. 1992. Sosiologi Suatu
Manusia Dalam Perspektif Pengantar. Jakarta : CV. Rajawali.
Pembangunan, PT. Raja Grafindo . 2002. Teori Peranan.
Persada, Jakarta. Jakarta : Bumi Aksara.
Musrifah, 2009. Peranan Kepala Keluarga . 2004. Sosiologi Keluarga
Wanita Di Pedesaan Dalam Upaya (Tentang ikhwal keluarga, dan anak).
Memenuhi Kebutuhan Hidup Jakarta: CV. Rajawali.
Keluarga (Kasus 5 Janda Cerai Saefuddin, A.M., 1983. Pengkajian Pemasaran
Desa Sidorejo, Grobogan). Skripsi. Komoditi. Dep. Ilmu-ilmu Sosial-
Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan, Ekonomi Fakultas Pertanian IPB.
Unnes. Bogor.
Mongid, A. 1995. Gerakan Pembangunan Suharjo, A dan Patong D., 2007. Usahatani.
Keluarga Sejahtera. Jakarta: BKKBN. Institut Pertanian Bogor (IPB).
Oey-Gardiner, M. 1996. Perempuan Wanita Soekartawi, 2003, Agribisnis Teori dan
Dalam Perkembangan Masyarakat Aplikasi. PT Raya Grafindi Persada.
Desa. CV. Rajawali. Jakarta.
Pudjiwati, Sayogyo. 1997. Peranan Wanita
Dalam Perkembangan Masyarakat
Desa. Jakarta : CV Rajawali.

104

S-ar putea să vă placă și