Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract: The riverbank damage (erosion) which iscaused by the river scouring in Krueng
Aceh River Section in Lamsie Village is dominated by behavior changes of the river due to
flood discharge and flow direction.A river geometric changes process is accelerated and
enhanced by the human activities which are carried out continuously such as the sand and
stone mining in the river zone unpermitted. From the investigation carried out in the review
location, it is found that the riverbank protection has ever been constructed by using gabion
construction along the riverbank eroded, but the construction cannot restrain river water
scouring so that the construction has been collapsed. To prevent the continuing erosion, the
other alternative chosen is by constructing the groynes. The groynes are constructed to deflect
the river current toward in turn, so that the erosion effect of the riverbank in the out turn can
be reduced. This Study aims to obtain the flow pattern and flow velocity in the existing
condition and the conditions of 3 (three) scenarios of groynes location in 2 (two) review
locations, the first scenario mentioned that the groynes position is perpendicular to the river
flow, the second mentioned that the groynes position is leaning to the upstream and the third
one mentioned that the groynes position is leaning to the downstream. This study is carried out
by identifying existing river condition first and then analyzed the modeling simulation using
software of Surface Modeling System (SMS) running RMA2. The lengths are between 8 – 10
meter with the interval of each groynes is 15 meter. The flood discharge used in the simulation
is 5 years which is 1067.00 m³/second. The result of the modeling simulation of the groynes
location position found is the position which is perpendicular to the river flow (00 – 50)or
scenario 1st (first) and it becomes the most effective position. This result is expected can be
used as the reference for the policy maker in making the decisions in protecting the riverbank
protection and controlling the water destructive power in the watershed.
Keywords : Groynes, Flow Pattern, Flow Velocity, Flow Direction
Abstrak: Kerusakan tebing (Erosi) yang terjadi disebabkan oleh gerusan pada pias sungai
Krueng Aceh di desa Lamsie karena didominasi oleh perubahan perilaku sungai akibat debit
banjir dan arah aliran. Proses perubahan geometri suatu sungai ini menjadi dipercepat atau
diperparah oleh kegiatan manusia yang secara terus menerus melakukan aktifitas penambangan
pasir serta batu di zona sungai yang tidak dibenarkan. Dari investigasi di lokasi tinjauan upaya
perlindungan tebing menggunakan konstruksi bronjong sudah pernah dibangun disepanjang
tebing sungai yang tererosi, namun bangunan tersebut belum mampu menahan gerusan air
sungai, sehingga konstruksinya kini runtuh. Untuk mencegah terjadinya erosi yang
berkelanjutan, alternatif lain adalah membuat bangunan krib. Perletakan konstruksi krib
dilakukan untuk membelokkan arus sungai ke arah belokan dalam, sehingga efek erosi tebing
dibelokan luar dapat tereduksi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bentuk pola aliran dan
kecepatan aliran pada kondisi existing dan 3 (tiga) skenario perletakan konstruksi krib pada 2
(dua) lokasi tinjauan, skenario pertama posisi krib tegak lurus aliran, skenario kedua krib
condong ke hulu dan skenario ketiga krib condong ke hilir. Kajian ini dilakukan dengan
mengidentifikasi kondisi sungai eksisting kemudian dianalisis secara simulasi pemodelan
menggunakan software Surface Modeling System (SMS) running RMA2. Panjang konstuksi
krib antara (8 – 10 meter) dengan jarak antara (interval) krib per (15 meter). Debit banjir 5
tahunan digunakan dalam simulasi, yang besarnya adalah 1067.00 m³/detik. Hasil simulasi
menunjukan posisi perletakan konstruksi krib tegak lurus terhadap aliran (00 – 50) atau
skenario 1 (satu) memberikan hasil yang efektif untuk diterapkan. Hasil ini diharapkan dapat
menjadi acuan dalam rangka membuat kebijakan tentang pelaksanaan pengamanan tebing dan
pengendalian daya rusak air di daerah Lamsie.
Kata kunci : Krib, Pola aliran, Surface water Modeling System (SMS.11.2)
bangunan yang di mulai dari tebing sungai saluran yang hanyut atau bergerak terbawa
kearah tengah guna mengatur arah aliran oleh aliran. Untuk mengatasi erosi pada tebing
sungai, dan dapat berfungsi mengurangi dapat dilakukan dengan memakai dinding
kecepatan aliran sungai, mengendalikan arah penahan berupa; bronjong, krib maupun tiang
pancang.
sedimentasi dan dapat mengurangi dampak
kerusakan tebing sungai terhadap gerusan.
Karakteristik krib
konstruksi krib merupakan konstruksi
Berdasarkan tingkat permeabilitas krib
bangunan pengaman tebing, kontruksi ini diklasifikasikan menjadi 3 tipe konstruksi krib
dibuat jika palung sungai sudah terlanjur pada yaitu : krib permeabel, krib impermeabel dan
kondisi yang kurang menguntungkan dan krib semi impermeabel (Sosrodarsono dan
perlu diubah atau dikendalikan ke kondisi Tominaga, 1985 : 174).
yang lebih baik. Klasifikasi 3 (tiga) tipe konstruksi krib
Gerusan tebing yang terjadi pada tebing yaitu :
sungai Krueng Aceh di Desa Lamsie dalam
1. Krib Permeabel
keadaan tidak aman, untuk itu perlu dilakukan
Pada tipe permeabel air dapat mengalir
tindakan pengamanan tebing sungai pada
melalui krib.
penelitian ini pengamanan tebing dilakukan
2. Krib Impermeabel
dengan pemasangan konstruksi krib melalui
Krib tipe impermeabel disebut pula krib
simulasi pemodelan program surface water
padat, air sungai tidak dapat mengalir
modeling sistem (SMS 11.2) RMA2. Untuk
melalui tubuh krib.
megetahui pola aliran dan kecepatan aliran
3. Krib Semi - Permeabel
KAJIAN PUSTAKAN Krib semi permeabel ini berfungsi ganda
Gaya sentrifugal pada belokan akan yaitu sebagai krib permeabel dan krib
menyebabkan timbulnya arus melintang padat. Biasanya bagian yang padat terletak
sungai yang selanjutnya bersama dengan di sebelah bawah dan berfungsi sebagai
aliran utama akan membentuk aliran pondasi.
helicoidal. Besarnya kecepatan arus melintang
ini berkisar antara 10% - 15% dari kecepatan Pemilihan tipe krib
arah utama aliran, Dengan demikian pada Tipe krib yang cocok untuk suatu lokasi
sungai yang bermeander Erosi akan terjadi harus ditentukan berdasarkan keadaan sungai
pada sisi luar belokan dan pengendapan terjadi pada lokasi tersebut dengan memperhatikan
124 - Volume 6, Nomor 2, Januari 2016
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
sedemikian rupa sehingga arus sungai diujung arah aliran dan sudut sumbu krib untuk
krib yang lebih hulu dapat diterima oleh krib berbagai krib (Sosrodarsono dan Tominaga,
tersebut. Pada bagian-bagian sungai yang Tabel 2. Arah aliran dan sudut sumbu krib
airnya dalam kemungkinan dapat terjadi Lokasi Pembu- Arah aliran dan sudut
atan krib di sumbu krib θ
pukulan air (water hammer), (Sosrodarsono sungai
dan Tominaga, 1985 : 179), untuk menghitung Bagian lurus 10o – 15o
Ce 2 h (1)
Lk < ¥ c. Tinggi krib
2g
Lebih efisien apabila elevasi mercu krib
dimana Lk = interval/jarak antar krib (m) ; dapat dibuat serendah mungkin, ditinjau dari
¥ = parameter empiris ( @ 0,6); Ce = segi keamanan terhadap gaya-gaya yang berat
koefisien Chezy (m1/2/dt) ( @ 45 untuk sungai); dari arus sungai. Elevasi mercu ujung krib
h = mean (nilai rata-rata) kedalaman air (m); g sebaiknya sekitar 0,5 - 1,0 m diatas permukaan
Volume 6, Nomor 2, Januari 2016 - 125
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
air rendah (rata-rata permukaan air rendah). current meter, pelampung, atau peralatan lain.
Dari hasil pengamatan diperoleh angka Pengukuran kecepatan arus dengan current
perbandingan antara tinggi krib dan meter adalah yang paling banyak dilakukan.
kedalaman air banjir (angka hg/H) sekitar 0,2- Ada dua tipe alat ukur yaitu tipe mangkok
0,3. (Price-cup Current Meter) dan baling-baling
(Propeller Current Meter). Pengukuran
dilakukan di beberapa titik pada vertikal, yang
selanjutnya dievaluasi untuk mendapatkan
kecepatan rerata.
Data sekunder
Data sekunder adalah data yang
(5)
diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Sumatera
I (BWSS I) hasil penelitian terdahulu pada
DAS Krueng Aceh. Data yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi peta DAS Sungai
Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh
berdasarkan pengukuran di lapangan.
Pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran
topografi dan Hidrometri.
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan pada penelitian ini
meliputi Alat yang dipergunakan adalah :
1. Theodolite
2. Waterpas (Auto level)
3. Echo sounder (GPS Map)
Gambar 3. Sistem koordinat dan variabel yang
dipakai (a) dan kecepatan rata-rata 4. Hand GPS
kedalaman pada arah sumbu x (b).
5. Rambu ukur 4 meter
METODE PENELITIAN 6. Current meter
Metode penelitian kajian perletakan krib 7. Stopwatch
pada aliran sungai Krueng Aceh ini meliputi 8. Pelampung dan Tali (tambang)
pengumpulan data, pekerjaan persiapan, 9. Perahu (Boat)
pekerjaan lapangan, analisis data dan
Pekerjaan Lapangan
penyajian hasil simulasi model Surface Water
Pekerjaan lapangan dilakukan pada aliran
Modeling system (SMS 11.2) RMA2.
sungai kr.ueng Aceh sepanjang ± 1 km,
Penelitian ini dimulai dengan studi Lamsie Kec. Cot Gle Kab. Aceh Besar.
Pekerjaan yang dilakukan berupa pengukuran, pengukuran hidrometri dengan 3 (tiga) pen-
yang terdiri dari pengukuran topografi dan ampang sungai.
Bak Ukur
55
50
MAN
45
A-20 40
Bi d . Per s + 35. 00 m
4 6 .6 8 8
4 5 .9 1 2
5 3 .7 5 8
5 2 .11 2
4 6 .08 5
4 6 .57 2
4 6.7 1 2
4 5.8 7 7
6 5 .41 2
6 5.5 0 2
52 .1 03
52 .1 75
46 .7 15
47 .2 55
47 .4 52
46 .8 15
50 .12 4
E lev a si (m )
J ar ak (m ) 10.0 20 14 .020 6.7 30 18.4 10 11 .370 3 .980 9.640 4.78 0 1 6.920 6.3 40 9 .140 4. 960 4.9 80 4. 480 2 5.39 0 7.8 60
55
50
Bak Ukur
45
MAN
A- 0 40
Bid. Pe rs + 3 5. 0 0 m
51.466
48.216
43.917
42.152
42.514
2.36 49.750
51.815
52. 216
44. 855
44. 689
52.469
43.512
42.358
46.715
1.84 49.215
1 .5749.364
49.985
52.012
El evasi (m)
Jara k (m) 15.610 7.560 7. 230 4. 22 4.21 5. 190 6.9 70 10. 100 8. 390 5. 740 3. 99 4.59 9. 93 10.0 1
55
Bak Ukur
50
45
M AN
C - 20 40
Bi d. P er s + 35. 00 m
4 1 .4 0 1
4 4 .3 8 9
5 3 .9 2 3
5 3 .6 0 2
4 9.8 9 6
4 7.8 1 5
4 6 .58 9
4 6 .71 5
4 7 .56 8
4 5 .7 15
4 5.5 1 2
4 1 .71 6
4 1 .82 2
4 5 .7 15
47 .8 15
46 .4 15
Ele v as i ( m )
Ja ra k (m ) 10.1 30 4. 03 3.2 3 1 4.1 80 1 8.2 30 7.0 50 1 4.98 0 19 .760 8.8 90 6 .520 6 .740 4 .060 6.4 00 6 .470 28 .270
Gambar
Gambar 3.2 :4.Penampang
Penampang sungai pengukuran
sungai lapangan
pen gukuran lapangan
X. 779500
X. 779650
X. 779800
X. 779950
X. 780100
X. 780250
X. 780400
U
Y. 597000
5 0.0
4 5.0
ACEH
KRUE NG KETERANGAN
4 5.0
P ohon kelapa
Coco nut trees
K ebun campuran
Mixed a griculture
K ola m ikan
Fish po nd (fresh water)
0.0
Makam / kub uran (islam)
5
Gra fe s / ce metery
Bangunan
S ALURAN
5 0.0
River
KR A liran
UE
N Flo w dire ction
G
AC
EH Titik p olig on
Y. 596550
Tra ve rse point
GAMBAR
SITUASI SUNGAI
KRUENG ACEH - DESA LAMSIE
0
5.
5
0
0.
0
5.
6
Y. 596400
SKALA GAMBAR
1 : 3000
DIGAMBAR OLEH :
ACEH
6 5.0
NG
KRUE
6 0.0
RISWAN
5 5.0
0
Y. 596250
Tahun - 2015
5 0.0
5 0.0
Tabel 4. Debit banjir rencana sungai Krueng impermeabel dengan konstruksi yang terbuat
Aceh metode rasional
Periode 2 5 10 25 50 dari
100 bronjong batu. Pemilihan bronjong batu
Ulang
(thn) sebagai bahan utama konstruksi krib karena
Debit 845,61 1067,00 1195,28 1341,31 1440,77 1532,89
pada lokasi mudah didapat sehingga tidak
Banjir
Rencana perlu mendatangkan material dari luar lokasi
(m3detik)
atau dari tempat yang jauh. Penempatan
Analisis Rating Curve Konstruksi krib diletakan pada aliran sungai
Analisis rating curve menunjukkan Krueng Aceh yang terletak di desa Lamsie.
hubungan antara tinggi muka air dengan debit Konstruksi krib diletakan pada bagian tengah
banjir rencana berdasarkan periode ulang pada dari lokasi studi disekitar pilar jembatan bailey
lokasi penampang sungai tertentu. Lokasi titik sepanjang ± 120 meter (section A.4 sampai
tinjauan pengukuran penampang sungai section A.0) dan dibagian hilir didaerah
berada di aliran sungai krueng Aceh di desa belokan luar sungai sepanjang ± 110 meter
lamsie kabupaten Aceh Besar, pengukuran (section C.12 sampai section C.16)mulai dari
dilakukan dengan 3 pias penampang terdiri section A.0 sampai section C.20. Pemilihan
dari pias hulu, pias tengah dan pias hilir. lokasi ini bertujuan untuk melindungi tebing
Dari Gambar 6, Gambar 7 dan Gambar 8 sungai dari gerusan air yang terjadi ketika
dapat dilihat perbandingan tinggi muka air banjir.
3
dengan debit 1067.00 m /detik (Q5). Hasil perhitungan pada tabel 5 diplotkan
ke dalam Gambar situasi dan cross section dari
Konstruksi krib
hasil data pengukuran.
Jenis krib yang dipilih adalah krib
Gambar 6. Rating curve aliran sungai Kr. Aceh Ds. Lamsie (Pias hulu)
Gambar 7. Rating curve aliran sungai Kr. Aceh Ds. Lamsie (Pias Tengah)
Volume 6, Nomor 2, Januari 2016 - 131
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Gambar 8. Rating curve aliran sungai Kr. Aceh Ds. Lamsie (Pias Tengah)
Tabel 5. Perencanaan konstruksi krib
No Panjang dasar Jarak Antar Tinggi Pangkal Krib Tinggi Ujung Krib Total Tinggi Krib
Krib Krib (m) Krib (m) di atas air (m) di atas air (m) dasar sungai
I II III IV V VI
Bagian Tengah (Pilar Jembatan Bailey
1 7.88 15.00 0.75 0.50 2.76
2 9.88 15.00 0.75 0.50 2.76
3 11.88 15.00 0.75 0.50 2.76
4 11.88 15.00 0.75 0.50 2.76
5 11.88 15.00 0.75 0.50 2.76
6 11.88 15.00 0.75 0.50 2.76
7 11.88 15.00 0.75 0.50 2.76
Bagian Hilir (Belokan Luar)
1 9.88 15.00 0.75 0.50 2.76
2 11.88 15.00 0.75 0.50 2.76
3 11.88 15.00 0.75 0.50 2.76
4 11.88 15.00 0.75 0.50 2.76
5 11.88 15.00 0.75 0.50 2.76
6 11.88 15.00 0.75 0.50 2.76
7 11.88 15.00 0.75 0.50 2.76
55
50
45 + 45.230 (MAN)
A-0 40
52.216
51.466
2.060 48.862
48.216
44.855
43.917
43.512
42.358
42.152
42.514
44.689
46.715
1.840 49.215
1.570 49.364
2.360 49.750
49.985
52.012
51.815
Elevasi (m)
Jarak (m) 15.610 7.560 7.230 4.2204.210 5.190 6.970 10.100 8.390 5.740 3.990 4.590 9.930 10.010
55 55
54
53
52
51
50
45 + 44.020 (MAN)
C - 10 40
51.565
47.653
47.516
47.129
1.92 45.514
2.94 45.012
42.766
42.401
42.810
44.768
44.915
44.822
2.72 42.768
42.398
42.415
44.126
2.95 44.915
46.716
54.052
54.512
Elevasi (m)
3.37
3.51
30.500 4.400 7.380 9.980 5.270 5.700 6.160 8.530 8.590 6.320 4.370 7.570 24.010
3.10
Jarak (m)
55 55
54
53
52
51
50
45 + 42.80 (MAN)
C - 20 40
47.568
47.815
47.815
46.415
46.715
45.715
45.512
41.716
41.401
41.822
45.715
53.602
44.389
53.923
Elevasi (m)
4.030
3.230
Jarak (m) 10.130 14.180 18.230 7.050 14.980 19.760 8.890 6.520 6.740 4.060 6.400 6.470 28.270
Gambar 9. Crossn Section sungai Kr. Aceh Ds. Lamsie (Pias hulu - Pias Tengah – Pias Hilir)
Analisa pola aliran dan Kecepatan Ali- letakan krib didapat posisi konstruksi krib
Berdasarkan simulasi pemodelan0 dari 0 sungai sehingga tebing sungai bisa dilindungi
Skenario 1 (α 0 –10 )dari gerusan.
Surface water modeling sistim (SMS 11.2)
RMA2 perbandingan arah aliran dan kecepatan Untuk melihat pola aliran yang terbentuk
aliran pada Kondisi existing aliran sungai dari hasil simulasi pemodelan surface water
0 sungai se-
0
Skenario 0 1ke0(α
mengarah langsung
Skenario 1 (α 0 –10 )
0
arah tebing –10 ) modeling sistem (SMS 11.2) RMA2 yang ter-
Mesh Module
jadi pada aliran sungai Krueng Aceh di Desa
hingga mengakibatakan terjadinya gerusan
(erosi) pada tebing tersebut dari hasil per- Lamsie. terlihat pada Gambar 10 dan 11. Velocity
Arc.3
Arc.1
Arc.3 Arc.3
Arc.2
Arc.1 Arc.1
Arc.2 Arc.2
(a)
(b)
c.1
Skenario 1 (α 00 –100)
(c)
0 0
Skenario 1 (α 0 –10 ) Arc.2
Gambar 10. (a,b,c) Hasil simulasi pola aliran perletakan krib pada aliran sungai Krueng Aceh di Lokasi
Sekitar Jembatan (Pias tengah) Mesh Module
Arc.1 Velocity
Arc.2
Arc.2
Arc.1 Arc.1
Arc.3
Arc.3
(a)
(b)
134 - Volume 6, Nomor 2, Januari 2016
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Mesh Modu
Velocity
c.2
Arc.1
(c)
Gambar 11. (a,b,c) Hasil simulasi pola aliran perletakan krib pada aliran sungai Krueng Aceh. di Lokasi
dibelokan luar (pias hilir)
Dari analisa Gambar tersebut dapat penampang sungai 37.003 m2 dan debit
ditarik kesimpulan bahwa pola aliran yang sungai 10.660 m3/detik.
terjadi pada aliran sungai Krueng Aceh di De- 3. Peletakan Konstruksi krib dilakukan 3
sa Lamsie dengan adanyan perletakan krib (tiga) skenario, hasil simulasi surface water
dapat mengalihkan arah aliran ke badan sungai modelling system (SMS 11.2) RMA2
sehingga tebing sungai dapat terhindar dari posisi Perletakan konstruksi krib skenario 1
gerusan (erosi). (satu) dengan posisi perletakan konstruksi
krib tegak lurus terhadap aliran (00 – 50)
KESIMPULAN
lebih efektif diterapkan pada aliran sungai
Berdasarkan hasil pengukuran dan si-
krueng aceh di desa lamsie.
mulasi terhadap data yang didapat dari pene-
4. Hasil simulasi surface water modelling
litian kajian perletakan krib pada aliran sungai
system (SMS 11.2) RMA2 di ketahui
Krueng Aceh maka dapat diambil beberapa
kesimpulan dan saran seperti uraian berikut ini. bahwa pola aliran yang terbentuk dari
perletakan konstruksi krib sangat aman
1. Hasil perhitungan konstruksi krib didapat
bagi tebing.
untuk panjang krib sebesar 8.00- 10.00
5. Hasil simulasi surface water modelling
meter dan jarak antar krib sebesar 15.00
system (SMS 11.2) RMA2 di ketahui
meter.
bahwa perletakan konstruksi krib
2. Hidrometri pada penampang sungai mengakibatkan pola aliran yang terbentuk
Krueng Aceh desa Lamsie kecepatan aliran mengarah kebadan sungai sehingga tebing
rerata 0.288 m/detik, dengan luas disekitarnya terhindar dari gerusan.