Sunteți pe pagina 1din 4

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus
Ny. X beumur 57 tahun. Dia beragama Islam dan pendidikan terakhirnya SMP. Ny. X
sudah tidak mempunyai suami dan dia bekerja sebagai seorang pedagang. Alamat Ny. X di Jl.
Hibrida, Bengkulu. Dia mengeluh pengelihatannya berkurang dan mata menjadi kabur,
sehingga dia sering menabrak. Dia juga mengeluh matanya juga sering berair dan sakit
kepala. Berdasarkan hasil pemeriksaan pupil menyempit dan merah atau mata keras dengan
kornea berawan (glaucoma darurat).

B. Pengkajian
1. Data Klien
Nama : Ny X
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 57 tahun
Agama : Islam
Status : Janda
Alamat : Jl. Hibrida, Bengkulu
Pekerjaan : Pedagang
2. Keluhan Utama
 Pengelihatannya berkurang dan mata menjadi kabur
 Matanya juga sering berair
 Sering sakit kepala
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengalami sakit kepala, mata berair, pengelihatan kabur dan berkurang.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji klien, apakah ada anggota keluarganya yang mengalami glaukoma.
5. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji apakah pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan kortikosteroid.

6. Data Dasar Pengkajian Pasien


a. Aktivitas atau istirahat
Gejala: perubahan aktivitas biasanya atau hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.
b. Makanan atau cairan
Gejala: mual atau muntah
c. Neuro sensori
Gejala: gangguan penglihatan (kabur atau tak jelas), sinar terang menyebabkan silau
dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer. Penglihatan berawan atau kabur, tanpa
lingkaran cahaya atau pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, photofobia
(glaucoma akut). Perubahan kacamata atau pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda: pupil menyempit dan merah atau mata keras dengan kornea berawan (glaucoma
darurat). Peningkatan air mata.
d. Nyeri atau kenyamanan
Gejala: ketidaknyamanan ringan atau mata berair ( glaucoma kronis). Nyeri tiba-tiba atau
berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaucoma akut)

C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori: gangguan
status organ.
2. Ansietas berhubungan dengan penurunan penglihatan actual.
3. Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIO

D. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori: gangguan
status organ.
Tujuan: Penggunaan penglihatan yang optimal.
Kriteria hasil: Mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.

Intervensi Rasional
Mandiri: Mandiri:
1. Pastikan derajat atau tipe kehilangan 1. Mempengaruhi harapan masa depan pasien
penglihatan. dan pilihan intervensi.
2. Dorong mengekspresikan perasaan 2. Sementara intervensi dini mencegah
tentang kehilangan/kemungkinan kebutaan, pasien menghadapi kemungkinan
kehilangan penglihatan. atau mengalami pengalaman kehilangan
penglihatan sebagian atau total. Meskipun
kehilangan penglihatan telah terjadi tak
dapat diperbaiki (meskipun dengan
pengobatan), kehilngan lanjut dapat
dicegah.
3. Mengontrol TIO, mencegah kehilangan
3. Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh penglihatan lanjut.
menghitung tetesan, mengikuti jadwal,
tidak salah dosis. Kolaborasi:
Kolaborasi:
Berikan obat sesuai indikasi: 1. Obat miotik tropical ini menyebabkan
1. Pilokarpin hidroklorida (isoptocarpin, kontriksi pupil, memudahkan keluarnya
Ocusertpilo, pilopine HS Gel) aqueous humor.
2. Asetazolamid (Dioamox). 2. Menurunkan laju produksi aqueous humor.

2. Ansietas berhubungan dengan penurunan penglihatan actual.


Tujuan: Cemas hilang atau berkurang
Kriteria: Menunjukan ketajaman pemecahan masalah.

Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman1. Faktor ini mempengaruhi persepsi pasien
nyeri/ timbulnya gejala tiba-tiba dan terhadap ancaman diri. Potensial siklus
pengetahuan kondisi saat ini. ansietas, dan dapat mempengaruhi upaya
medik untuk mengontrol TIO.
2. Berikan informasi yang akurat dan jujur.2. Menurunkan ansietas sehubungan dengan
Diskusikan kemungkinan bahwa ketidak tahuan/ harapan yang akan datang
pengawasan dan pengobatan dapat dan memberikan dasar fakta untuk
mencegah kehilangan penglihatan membuat pilihan informasi tentang
tambahan. pengobatan.
3. Dorong pasien unttuk mengakui masalah3. Memberikan kesempatan untuk pasien
dan mengekspresikan perasaan. menerima situasi nyata, mengklarifikasi
4. Identifikasi sumber/orang yang salah konsepsi dan pemecahan masalah.
menolong. 4. Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak
sendiri dalam menghadapi masalah.

3. Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIO


Tujuan: Nyeri hilang atau berkurang.
Kriteria: Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam pasien mengatakan nyerinya berkurang.
Rasional Intervensi
1. Kaji tingkat nyeri 1. Mengetahui tingkat nyeri untuk
memudahkan intervensi selanjutnya.
2. Pantau derajat nyeri mata setiap 30 menit2. Untuk mengidentifikasi kemajuan atau
selama fase akut. penyimpangan dari hasil yang diharapkan
3. Setelah TIO terkontrol pada glaucoma
3. Siapkan pasien untuk pembedahan sesuai sudut terbuka, pembedahan harus dilakukan
peranan. untuk secara permanen menghilangkan blok
pupil.
4. Tekanan pada mata ditingkatkan bila tubuh
4. Pertahankan tirah baring ketat pada
datar
posisi semi fowler
5.stress dan sinar mienimbulkan TIO yang
5. Berikan lingkungan gelap dan terang.
mecetuskan nyeri.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan hasil dari segala tindakan keperawatan pada pasien. Adapun
evaluasi yang diharapkan, yaitu:
1. Penggunaan penglihatan yang optimal.
2. Cemas hilang atau berkurang
3. Penggunaan penglihatan yang optimal
4. Klien mengetahui tentang kondisi, prognosis dan pengobatannya.

http://rionaldocapelo.blogspot.co.id/2014/11/askep-glaukoma.html

S-ar putea să vă placă și