Sunteți pe pagina 1din 22

INJAUAN TEORITIS

Definisi

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung. (Priyanto, 2008. Hal 69).

Dan Menurut Suratun (2010. Hal 59) gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang
bersifat akut, kronik difus, atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada
epigastrium, mual dan muntah.

Sedangkan menurut Broker (2009. Hal 571) gastritis adalah imflamasi mukosa yang melapisi
lambung dan gastritis dapat terjadi secara akut ataupun kronis.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa gastritis
merupakan peradangan yang terjadi pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut maupun
kronis.

Klasifikasi

Menurut Robbins (2009. Hal: 474) gastritis dibagi kedalam dua klasifikasi yaitu :

a.Gastritis akut

Gastritis akut merupakan proses inflamasi yang bersifat akut dan biasanya terjadi sepintas pada
mukosa lambung. Keadaan ini paling sering berkaitan dengan penggunaan obat obat anti inflamasi
nonsteroid (khususnya, aspirin) dalam waktu yang lama dan dosis tinggi, konsumsi alkohol yang
berlebihan, dan perokok berat. Stress berat (luka bakar dan pembedahan), iskemia dan syokjuga
menyebabkan gastritis akut, seperti halnya kemoterapi, uremia, infeksi sistemik, tertelan zat asam
atau alakali, iradiasi lambung, trauma mekanik, dan gastrektomi distal.

b. Gastritis kronis

Gastritis kronis di artikan sebagai keadaan terdapatnya perubahan inflamatorik yang kronis pada
mukosa lambung sehingga akhirnya terjadi atrofi mukosa dan metaplasia epitel. Keadaan ini
menjadi latar belakang terjadinya dysplasia dan karsinoma.

Etiologi

Menurut Suratun (2010. Hal: 60) ada beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan seseorang
menderita gastritis antara lain yaitu :

 Mengkonsumsi obat obatan kimia (asetaminofen (aspirin), steroid kortikosteroid),


digitalis. Asetaminofen dan kortikosteroid dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa
lambung, NSAIDS (nonsteroid anti inflammation drugs) dan kortikosteroid menghambat
sintesis prostaglandin sehingga sekresi HCL meningkat dan menyebabkan suasana
lambung menjadi sangat asam sehingga menimbulkan iritasi mukosa lambung.
 Konsumsi alkohol. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan gaster.
 Terapi radiasi, refluk empedu, zat zat korosif (cuka, lada) menyebabkan kerusakan mukosa
gaster dan menimbulkan edema dan perdarahan.
 Kondisi yang stressful (trauma, luka bakar, kemoterapi dan kerusakan susunan saraf pusat)
merangsang peningkatan produksi HCI lambung.
 Infeksi oleh bakteri seperti helicobacter pilori, eschericia coli, salmonella dan lain lain.

Patofisiologi /Pathway Gastritis

Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak mukosa lambung (gastritis
erosive). Mukosa lambung berperan penting dalam melindungi lambung dari autodigesti oleh HCI
dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak maka terjadi difusi HCI ke mukosa HCI akan merusak
mukosa. Pepsin merangsang pelepasan histamin dari sel mast. Histamine akan menyebabkan
penningkata permeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan dari intra sel ke ekstra sel
dan menyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada lambung.
Namun bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan menjadi terus menerus.
Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat
hilang dan terjadi atropi sel mukosa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa
lambung akan menurun atau menghilang sehingga cobalamin (Vitamin B12) tidak dapat diserap
di usus halus. Pada akhirnya klien gastritis dapat mengalami anemia. Selain itu dinding lambung
menipis rentan terhadap perforasi lambung dan perdarahan (Suratun, 2010. Hal: 61).

Fathway gastritis
Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada pasien dengan gastritis menurut Robbins (2009. Hal: 474) ialah sebagai
berikut :

 Gastritis akut : gambaran klinisnya gastritis akut berkisar dari keadaan asimtomatik, nyeri
abdomen yang ringan hingga nyeri abdomen akut dengan hematemesis.
 Gastritis kronis : gastritis kronis biasanya asimtomatik, kendati gejala nausea, vomitus atau
keluhan tidak nyaman pada abdomen atas dapat terjadi; kadang kadang, ditemukan anemia
pernisiosa yang manifes. Hasil laboratoriumnya meliputi hipoklorhidria lambung dan
hipergastrinemia serum. Resiko terjadinya kanker untuk jangka panjang adalah 2 (dua)
persen hingga 4 (empat) persen.
Komplikasi

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemasis dan melena, dapat berakhir
sebagai syok hemoragik, khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik.
Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya
adalah infeksihelicobacterpylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60%-90% pada tukak
lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi (Mansjoer, 2000, hal : 493).

Pemeriksaan Diagnostik

Menrurut Suratun (2010. Hal: 71) pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan gastritis meliputi :

1. Darah lengkap bertujuan untuk mengetahui adanya anemia.


2. Pemeriksaan serum vitamin B12 bertujuan untuk mengetahui adanya defesiensi B12.
3. Analisa feses bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
4. Analisa gaster bertujuan untuk mengetahui kandungan HCI lambung.Acholohidria
menunjukkan adanya gastritis atropi.
5. Test antibody serum. Bertujuan untuk mengetahui adanya antibody sel pariental dan faktor
instrinsik lambung terhadap helicobacter pylori.
6. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urin biasanya dilakukan bila ada kecurigaan
berkembangnya ulkus peptikum.
7. Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung.

Penatalaksanaan

Menurut Manjoer (2000. Hal 493) penatalaksanaan medis pada pasien Gastritis, baik gastritis akut
maupun gastritis Kronis ialah sebagai berikut :

a. Gastritis akut

Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya. Diet lambung, dengan porsi kecil dan
sering. Obat obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor
H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik, dan antacid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor,
berupa sukralfat dan prostaglanding.

b. Gastritis kronis

Penatalaksanaa diberikan seperti pada pasien dengan sindrom dispepsia, apa lagi jika test serologi
negatif. Pertama-tama yang dilakukan adalah mengatasi dan menghindari penyebab pada gastritis
akut, kemudian diberikan pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2/ inhibitor pompa
proton dan obat obatan prokinetik. Jika endoskopidapat dilakukan, dilakukan terapi eradikasi
kecuali jika hasil CLO, kultur dan PA ketiganya negatif atau hasil serologi negatif.
Asuhan Keperawatan gastritis

TINJAUAN KASUS

Pengkajian Data Keperawatan

 No. Register :
 Ruang : Musdalifah
 Tanggal/Jam MRS : 21 November 2017/ 11.00 WIB
 Tanggal Pengkajian : 21 November 2017
 Diagnosa Medis : Gastritis

Identitas

a. Biodata Pasien

 Nama : Nn “A”
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 14 tahun
 Agama : Islam
 Suku/bangsa : Indonesia
 Pendidikan : SMP
 Pekerjaan : Pelajar
 Alamat : Jl. Halmahera Perumahan Gumai

b. Penanggung Jawab

 Nama : Tn. H
 Umur : 42 tahun
 Jenis Kelamin : Laki - laki
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Karyawan Swasta
 Hubungan dengan px : Ayah
 Alamat : Jl. Halmahera Perumahan Gumai

Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Pasien mengeluh nyeri ulu hati kurang lebih dua hari sebelum masuk rumah sakit disertai mual
muntah.

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengatakan bahwa setiap pagi hari setelah bangun tidur pasien sering merasa nyeri pada
perut bagian sebelah kirinya. Rasa nyeri itu seperti diremas-remas serta terasa panas..

c. Riwayat Penyakit Dahulu


-

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti Diabetes Mellitus dan
Hipertensi serta penyakit menular seperti Hepatitis dan TBC.

Pola Aktivitas Sehari - hari

a. Nutrisi

 Di Rumah : makan tidak teratur ±1-2x sehari. Makan selalu habis dalam 1 porsi. Pasien
mengatakan tidak mempunyai pantangan terhadap makanan, pasien minum 6-7 gelas (
±1500-1700cc) setiap hari.
 Di Rumah Sakit : pasien mengatakan pagi hanya makan bubur habis 1/4 porsi karena pasien
merasa mual setiap kali mau makan dan sehabis makan pasien sering muntah. Pasien
minum air putih habis 4-5 gelas(1000-1200cc) setiap hari.

b. Eliminasi

 Di Runah : pasien mengatakan BAB 1x sehari pada waktu pagi dengan konsistensi lembek,
warna kuning, bau khas dan tidak ada keluhan dalam BAB. Klien BAK ± 2-6x sehari
dengan warna kuning, bau khas, dan pasien tidak ada kesulitan dalam BAK.
 Di Rumah Sakit : pasien mengatakan selama dirawat di rumah sakit klien BAB dengan
frekuensi 1x sehari, konsistensi keras (berbentuk bulat-bulat kecil), warna hitam, bau khas
dan pasien mengeluh sulit untuk BAB. Pasien mengatakan BAK dengan frekuensi 5-
6xsehari warna kekuningan, bau khas dan tidak ada keluhan dalam BAK.

c. Istirahat dan Tidur

 Di Rumah : pasien mengatakan tidur selama 7jam mulai tidurpukul 22.00 WIB dan bangun
pukul 05.00 WIB. Pasien jarang tidur siang.
 Di Rumah Sakit :pasien mengatakan tidur selama 9jam mulai pukul 21.00 WIB, kalau
malam sering terbangun karena suasana yang panas, pasien bangun pukul 06.00 WIB.

d. Aktifitas Fisik

 Di Rumah : pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain maupun
alat bantu.
 Di Rumah Sakit : pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas sehari-hari sesuai
kemampuan, pasien ke kamar mandi dibantu oleh keluarga, pasien tidak mengalami
kesulitan dalam melakukan personal hygiene, pasien mengatakan lebih banyak berbaring
di tempat tidur karena perut terasa sakit saat bergerak.

e. Personal Hygiene

 Di Rumah : pasien mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, ganti baju 1 kali sehari, dan
tidak ada gangguan apapun.
 Di Rumah Sakit : pasien diseka oleh keluarga 2 kali sehari yaitu pagi dan sore dengan tidak
memakai sabun.

Data Psikososial

a. Status Emosi

 Emosi pasien stabil.

b. Konsep Diri

 Body Image : pasien mengetahui bahwa dirinya sedang sakit dan membutuhkan
pengobatan agar cepat sembuh
 Self Ideal : pasien merasa diperlakukan dengan baik oleh perawat dan mendapat
perhatian yang cukup dari keluarga
 Self Eksterm : pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah
 Role : pasien sebagai Anak pertama
 Identity : pasien bernama Nn. “A” dengan usia 14 tahun yang beralamatkan di Jl.
Halmahera Perumahan Gumai

c. Interaksi Sosial

Hubungan pasien dengan perawat serta pasien lain dalam satu ruangan baik. Pasien juga kooperatif
dan dapat berinteraksi baik dengan tenaga kesehatan serta hubungannya dengan keluarga juga
baik.

d. Spiritual

Pasien beragama Islam, sebelum sakit ia taat beribadah, tetapi sekarang tidak bisa menjalankan
sholat lima waktu. Pasien hanya dapat berdoa demi kesembuhannya.

Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum
 Keadaan umum kurang

b. Kesadaran

 CM (Composmentis) 4-5-6

c. Tanda-Tanda Vital

 TD : 120/80 mmHg
 S : 37°C
 N : 80 x/menit
 RR : 20 x/menit

d. Kepala

 Kulit Kepala

Bersih tidak ada lesi, tidak ada tumor, rambut warna hitam, tidak ada nyeri tekan.

 Wajah

Bentuk wajah simetris, tidak ada luka, tidak ada edema.

 Mata

Simetris, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik.

 Hidung

Bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung.

 Telinga

Bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

 Mulut

Bibir tampak kering dengan gigi bersih, tidak ada perdarahan dan pembengkakan gusi.

e. Leher

 Tidak terdapat pembesaran tiroid.

f. Dada dan Thorak

 Inspeksi : bentuk simetris


 Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
 Perkusi : suara jantung pekak, suara paru sonor
 Auskultasi : bunyi paru vesikuler, bunyi jantung normal (1,2)

g. Abdomen

 Inspeksi : simetris, datar


 Palpasi : ada nyeri tekan terhadap abdomen (ulu hati)
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : bising usus ± 8x/menit

h. Ekstremitas

 Ekstremitas atas : terpasang infus RL 20 tpm (tetes per menit) pada tangan kiri, tidak
terdapat oedem.
 Ekstremitas bawah : tidak terdapat luka, tidak terjadi kelumpuhan, dan tidak oedem.

i. Genetalia

 Tidak terpasang kateter.

Pemeriksaan Penunjang

 Hb : 12,8
 Leukosit : 8.400
 GSE :15
 Casinovil :3
 Basofil :0
 Batang :0
 Segment : 54
 Limfosit : 35
 Monosil :8
 Eritrosit : 416
 Trombosit : 204.000
 Hematocrit : 37

Terapi dan Penatalaksanaan

1. Infus RL 20 tpm (tetes per menit)


2. Injeksi :

 Pantoz 1x40mg

Oral :
 Sucralfate Syr 3x1c
 Spasmoment 3x1 tab

Analisa Data

 Nama : Nn.“A”
 No.Reg :
 Umur : 14 tahun
 Ruang : Musdalifah

NO. PENGKAJIAN ETIOLOGI MASALAH


21 DS: Peradangan Nyeri Akut
November 1. Nn. “A” mengatakan kalau pada dinding
2017 daerah ulu hatinya terasa panas dan mukosa
terbakar lambung
2. Nn.“A” mengatakan kalaunyerinya (gaster)
hilang timbul jika epigastrium di tekan
3. Nn.“A” mengeluh seringmerasa
mual dan muntah
DO:
1. Diagnosa medis dari Tn.“S”adalah
gastritis
2. Skala nyeri klien 7 dari skala (0-10)
3. Nyeri tekan pada daerah uluhati
(epigastrium) Nn.“A”
DS : Pemenuhan Gangguan
1. Nn.“A” sering merasa mual dan nutrisi tidak pola makan:
muntah adekuat kurang dari
2. Nn.“A” mengatakan kalau dia kebutuhan
hilang selera makan tubuh
3. Nn.“A” sering merasa kenyang
DO :
1. Diagnosa Medis dari Nn.“A”
adalah Gastritis
2. Nn.“A” tampak lemah dan
tidak berenergi
3. Kesadaran Nn.“A” Composmentis
DS: Kurang aktivitas Konstipasi
1. Nn.“A” mengatakan di rumah sakit
BAB dengan konsistensi feses keras
2. Nn. “A” mengatakan lebih
banyak berbaring di tempat
DO:
1. Palpasi abdomen : teraba keras di
perut sebelah kiri bawah
2. Auskultasi pada
abdomen: peristaltik ± 4x/mnt
3. tidur karena perut terasa sakit
saat bergerak
DS: Kurang Kurang
1.Nn.“A” mengatakan hal yang informasi pengetahuan
dipikirkan terhadap penyakitnya adalah
penyakit jantung karena di ulu hati
terasa perih, panas dan kemeng-
kemeng.
DO:
1.Nn.“A” tampak bingung
terhadap penyakitnya

Masalah Keperawatan

1. Nyeri Akut
2. Gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan tubuh
3. Konstipasi
4. Kurang pengetahuan

Diagnosa Keperawatan

 Nama : Nn.“A”
 No.Reg :
 Umur : 14 tahun
 Ruang : Musdalifah

NO. TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. 21 Nyeri Akut dengan skala 7 dari rentang skala (0-
November 10)berhubungan peradangan pada dinding mukosa lambung
2017 (gaster)
DS:
1.Nn. “A” mengatakan kalau daerah ulu hatinya terasa panas dan
terbakar
2.Nn.“A” mengatakan kalau nyerinya hilang timbul jika
epigastrium di
Tekan
3.Nn.“A” mengeluh sering merasa mual dan muntah
DO:
2. 1.Diagnosa medis dari Nn.“A” adalah gastritis
2.Skala nyeri klien 7 dari skala (0-10)
3.Nyeri tekan pada daerah ulu hati (epigastrium) Nn.“A”

Gangguan pola makan (kurang dari kebutuhan tubuh)


berhubungan dengan pemenuhan nutrisi tidak adekuat
DS :
1.Nn.“A” mengatakan sering merasa mual dan muntah
2.Nn.“A” mengatakan kalau dia hilang selera makan
3.Nn.“A” mengatakan sering merasa kenyang
3. DO :
1. Diagnosa Medis dari Nn.“A” adalah Gastritis
2. Nn.“A” tampak lemah dan tidak berenergi
3. Kesadaran Nn.“A” Composmentis

Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas


DS:
1. Nn.“A” mengatakan di rumah sakit BAB dengan
konsistensi feses keras
4. 2. Nn. “A” mengatakan lebih banyak berbaring di tempat
tidur karena perut terasa sakit saat bergerak
DO:
1. Palpasi abdomen : teraba keras di perut sebelah kiri bawah
2. Auskultasi pada abdomen: peristaltik ± 4x/mnt

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi


DO:
1. Nn.“A” mengatakan bingung terhadap penyakitnya
DS:
1. Nn.“A” mengatakan hal yang dipikirkan
terhadap penyakitnya adalah penyakit jantung karena di ulu hati
terasa perih, panas dan kemeng-kemeng.

Rencana Asuhan Keperawatan / Intervensi

 Nama : Nn.“A”
 No.Reg :
 Umur : 14 tahun
 Ruang : Musdalifah

N TGL/J DIAGNOSA TUJUAN/ INTERVENSI RASIONAL


O. AM KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL
1. 21 Nyeri Akut Rasa Nyeri 1.Catat keluhan 1.nyeri tidak
Novem berhubungan klien nyeri, selaluada tetapi
ber dengan peradangan berkurang termasuk lokasi, bila ada harus
2017 pada dengan tidak lamanya, dibandingkan
dinding mukosa ada peradang intensitas (skala dengan gejala
lambung (gaster) an atau 0-10) nyeri pasien
iritasi pada 2.Kaji ulang sebelumnya,diman
mukosa faktor a dapat membantu
lambung yangmeningkatk mendiagnosa
Nn.A dalam an atau etiologi
waktu 2 x menurunkan perdarahan dan
24 jam nyeri terjadinya
dengan 3.Berikan komplikasi.
kriteria: makanan sedikit 2.membantu
1.Skala Nyeri tapi sering sesuai dalam
Nn.A berkur indikasi membuat diagnosa
ang untuk pasien dan kebutuhan
2.Nn.A tidak 4.Bantu latihan terapi.
merasanyeri rentang 3.makanan
pada gerak aktif /pasif mempunyai
epigastrium 5.Berikan efek penetralisir
(uluhati) perawatan oral asam, juga
3.Nn.A tidak sering dan menghancurkan
meringis (tid tindakan kandungan
ak nyeri kenyamanan gaster.Makan
tekan (pijatan sedikit mencegah
abdomen) punggung, distensi dan
perubahan posisi haluaran gastrin
) 4. menurunkan
Kolaborasi: kekakuan
1.Berikan obat sendi,meminimalk
sesuai indikasi, an nyeri
misal : Antasida ketidaknyamanan.
2.Antikolinergik 5.Napas bau
(misal karena tertahanya
: belladonna, sekretmulut
atropin) menimbulkan tak
nafsu makan dan
dapat
meningkatkan
mual. Gingivitis
dan masalah gigi
dapat meningkat
1.menurunkan
keasaman
gaster dengan
absorbsi atau
dengan
menetralisir kimia
2.diberikan pada
waktu tidur
untuk menurunkan
motilitas
gaster,menekan
produksi asam,
memperlambat
pengosongan
gaster, dan
menghilangkan
nyeri nokturnal.
2. Gangguan pola Pola Makan 1.Timbang berat 1.Mengevaluasi
makan: kurang dari dari Nn.A badan keefektifan
kebutuhan tubuh teratur sesuaiindikasi ataukebutuhan
berhubungan dengan 2.Aukultasibisin mengubah
dengan pemenuhan cukup g usus pemberian nutrisi
nutrisi memenuhi 3.Berikan 2.Membantu
tidak adekuat kebutuhan makanan dalam
nutrisi dalam dalam jumlah menentukan respo
waktu 2 x kecil dan dalam n untuk makan
24 jam waktu yang atau berkembangn
dengan sering dan teratur ya komplikasi
kriteria: 4.Tentukan 3.Meningkatkan
1.Klien makanan yang proses
tidakmual Tidak membentu pencernaandan
2.Klien tidak k gas. toleransi pasien
merasa nyeri 5.Berikan terhadap nutrisi
akibat perawatan oral yang diberikan dan
gastritis atau teratur, sering dapat
iritasi dari dan teratur meningkatkan
mukosa termasuk minyak kerjasama pasien
lambung untuk bibir saat makan
4.Dapat
mempengaruhi
nafsu
makan/pencernaan
dan membatasi
masukan nutrisi
5.Mencegah
ketidaknyamanan
karena mulut
kering dan
bibir pecah yang
disebabkan
oleh pembatasan
cairan
3. Konstipasi BAB dari 1.Ajarkan alih 1.Banyak aktivitas
berhubungan Nn.A baring setiap 2 bisa merangsangg
dengan kurang lancar denga jam sekali erakan peristaltik
aktivitas n bisa 2.Anjurkan pada 2.Banyak minum
melakukan klien untuk
aktivitas untuk minum mencairkanfeses
(banyak banyak (10-12 3.Serat sangat
gerak) gelas) berfungsi
ditempat 3.Anjurkan pada untuk melancarka
tidur dalam klien n proses defekasi
waktu 2 x 24 untuk makan karena serat bisa
jam dengan tinggi serat melunakan
kriteria: (pepaya) konsistensi feses
1.Feses 4.Kolaborasi 4.Untuk melancar
lunak(normal pemberian obat kan proses
) laksatif. defekasi
2.Mudah
prosesdefeka
si
4. Kurang Nn.A 1.Kaji tingkat 1.Untuk
pengetahuan berhu mengetahui pengetahuantent mengetahui
bungan dengan masalah yang ang penyakitnya sampai
kurang informasi dia alami 2.Berikan mana pengetahuan
dengan pendidikan klien sehingga
memberikan kesehatantentang memudahkan
informasi penyakitnya untuk
terhadap 3.Motivasi memberikan peny
masalah dari klienuntuk mela uluhan
Nn.A dalam kukan anjuran 2.Untuk
waktu 1 x dalam pendidika menambah
24 jam n kesehatan informasi
dengan 4.Beri 3.Untuk
kriteria: kesempatan menambah
1.Nn.A tahu untuk semangat
tentang peny klien bertanya danharapanya
akit dan tentang klien mau
tidak salah penyakitnya melakukan hal
persepsi positif untuk
2.Nn.A tidak kesehatan
bingungterha 4.Untuk
dap menambah
masalahkese pengetahuan klien
hatan yang
diaalami
Tindakan Keperawatan / Implementasi

 Nama : Nn.“A”
 No.Reg :
 Umur : 14 tahun
 Ruang : Musdalifah

Tanggal/jam Dx Implementasi Respon TTD


21 I 1. Menjelaskan pendekatan Px kooperatif
November pada px dan keluarga dengan
2017 BHSP Px kooperatif
2. Menjelaskan pada px dan
keluarga tentang penyebab
nyeri px dalam pelaksanaan Px dan keluarga
asuhan keperawatan kooperatif dan
3. Melibatkan keluarga px bersedia
dalam pelaksanaaan asuhan Px kooperatif
keperawatan Px merasa
4. Mengkaji skala nyeri dan diperhatikan
lokasi nyeri
5. Memberikan makanan Px bersedia dan
sedikit tapisering sesuai indikasi melaksanakannya
untuk pasien Px merasa senang
6. Menganjurkan pasien untuk Px kooperatif
mengubah posisi
7. Memberikan perawatan oral Px merasa
8. Melakukan diperhatikan
kolaborasi dengan tim dokter
dalam pemberian obat
22 9. Melakukan pemeriksaan TTV
November T : 120/80 mmHg
2017 RR : 20x/menit Px kooperatif
N : 80x/menit
S : 37 C Px merasa senang

1. Memberikan makan sedikit Px kooperatif


tapi sering Px merasa
2. Memberikan lingkungan diperhatikan
yang tenang dan nyaman Px kooperatif
3. Mengkaji skala nyeri dan
lokasi nyeri Px kooperatif
4. Memberikan perawatan oral
5. menganjurkan tekhnik Px merasa
relaksasi dengan nafas dalam diperhatikan
6. menganjurkan px untuk
23 mengubah posisi
November 7. melakukan observasi TTV
2017 T : 110/70 mmHg
RR : 20x/menit Px kooperatif
N : 84x/menit
S : 37,5 C Px merasa senang

1. Memberikan makan sedikit Px kooperatif


tapi sering Px merasa
2. Memberikan lingkungan diperhatikan
yang tenang dan nyaman Px kooperatif
3. Mengkaji skala nyeri dan
lokasi nyeri Px kooperatif
4. Memberikan perawatan oral
5. menganjurkan tekhnik Px merasa
relaksasi dengan nafas dalam diperhatikan
6. menganjurkan px untuk
mengubah posisi
7. melakukan observasi TTV
T : 120/80 mmHg
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
S : 37,3 C

Catatan Keperawatan

 Nama : Nn.“A”
 No.Reg : 09011538
 Umur : 14 tahun
 Ruang : Musdalifah

Tanggal/jam Catatan perawat TTD


21 November · Bina Hubungan Saling Percaya dengan px dan
2017 keluarga
· Memberikan makanan sedikit tapi sering
· Menganjurkan px untuk mengubah posisinya
· Melakukan TTV
· Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi :
 Pantoz 1x40mg
Oral :
 Sucralfate Syr 3x1c
 Spasmoment 3x1 tab
22 November · Memberikan makanan sedikit tapi sering
2017 · Menganjurkan px untuk mengubah posisinya
· Mengajarkan teknik relaksasi pada px
· Melakukan observasi TTV
· Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi :
 Pantoz 1x40mg
Oral :
 Sucralfate Syr 3x1c
 Spasmoment 3x1 tab

23 November · Memberikan makanan sedikit tapi sering


2017 · Menganjurkan px untuk mengubah posisinya
· Mengajarkan teknik relaksasi pada px
· Melakukan observasi TTV
· Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi :
 Pantoz 1x40mg
Oral :
 Sucralfate Syr 3x1c
 Spasmoment 3x1 tab

Evaluasi

 Nama : Nn.“A”
 No.Reg :
 Umur : 14 tahun
 Ruang : Musdalifah

No. Tanggal/jam Diagnosa Evaluasi


1 21 Dx I DS:
November 1.Nn. “A” mengatakan kalau daerah ulu hatinya
2017 terasa nyeri, panas dan terbakar
2.Nn.“A” mengatakan nafsu makannya berkurang
3.Nn.“A” mengeluh sering mual dan muntah
O : keadaan lemah
Makan / minum : 1/4 porsi/4-5 gelas
T : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 37 C
A : nyeri , masalah belum teratasi
P : R dilanjutkan
· Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
· Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
· Oral :
Antasida (3x500 mg)

2 22 DS:
November 1.Nn. “S” mengatakan kalau daerah ulu
2017 hatinya masih terasa nyeri.
2.Nn.“S” mengatakan masih belum nafsu makan
3.Nn.“S” mengeluh sering merasa mual dan muntah
O : keadaan cukup
Makan / minum : 1/4 porsi /5-6 gelas
T : 110/70 mmHg
N : 84x/menit
RR: 20x/menit
S : 37,5 C
A : masalah teratasi sebagian
P : R dilanjutkan
· Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
· Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
· Oral :
Antasida (3x500 mg)

3. 23 S: 1.Nn. “A” mengatakan kalau nyerinya masih terasa


November di daerah ulu hati
2017 2.Nn.“A” mengatakan nafsu makannya sudah
bertambah
3.Tn.“A” mengatakan sudah tidak merasa mual dan
muntah
O : keadaan cukup
Makan / minum : ½ porsi/6-7 gelas
T : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 37,3 C
A : masalah teratasi sebagian
P : R dilanjutkan
· Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
· Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
· Oral :
Antasida (3x500 mg)

PEMBAHASAN

Perawat melakukan asuhan keperawatan pada Nn”A” dengan kasus Gastritis di ruang Rawat
Musdalifah RS dari tanggal 21-11-2017 dengan 23-11-2017 menggunakan teori yang ada dan
membandingkan dengan kondisi pasien

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, diagnosa keperawatan yang timbul pada Ny”H”
terdapat 3 diagnosa keperawatan yaitu:

1. Nyeri Akut dengan skala 7 dari rentang skala (0-10) berhubungan peradangan pada dinding
mukosa lambung (gaster)
2. Gangguan pola makan (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan pemenuhan
nutrisi tidak adekuat
3. Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

Nyeri Akut dengan skala 7 dari rentang skala (0-10) berhubungan peradangan pada dinding
mukosa lambung (gaster). Diagnosa ini muncul setelah dilakukan pengkajian kepada pasien dan
terdapat nyeri tekan pada epigastrum, selain itu pasien juga mengatakankalau daerah ulu hatinya
terasa panas dan terbakar, dan setelah dilakukan pengukuran nyeri dengan skala didapatkan nilai
skala nyeri 7 dari skala 0 -10.

Gangguan pola makan (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan pemenuhan nutrisi
tidak adekuat, hal ini dipicu karena adanya keluhan mual muntah dan naiknya asam dalam
lambung yang menyebabkan hilangnya selera makan, dan juga pasien kelihatan lemah tidak
bertenaga dikarenakan kurang asupan nutrisi dalam tubuh.

Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas, diagnose ini muncul karena kurangnya aktivitas
yang bisa mengakibatkan gangguan pada pergerakan peristaltic usus, sebagai planning dari
masalah ini hal yang bisa dilakukan adalah merencanakan agar pasien selalu melakukan aktivitas
yang terkontrol agar konstipasi dapat dihindari.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, diagnose ini muncul akibat
kurangnya informasi yang diterima pasien mengenai penyakit gastritis, dalam keadaan ini kurang
nya pengetahuan pasien dengan penyakit ini “gastritis” dapat berakibat fatal contohnya saja
dengan makanan yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan. Jadi untuk mengurangi. Untuk
menghindari ini maka sebagai perawat haruslah memberikan pendidikan kepada pasien mengenai
penyakit yang sedang diderita.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti
perut / lambung dan itis yang berarti inflamasi / peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit
tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan
pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang
sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori.

Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak
dan meradangnya dinding lambung.

Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut
bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya mempunyai
gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera.
Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.

Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung.
Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter pylori. Bakteri
patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering
ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik).

Saran

 Diharapkan kita dapat menjaga lambung kita dari makanan dan minuman yang masuk ke
tubuh agar tidak terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori. Penyebab yang lain yang dapat
menimbulkan gastritis adalah stres fisik, bila stres meningkat maka produksi HCL (asam
lambung) yang mengakibatkan pH dalam lambung menjadi asam sehingga dapat merusak
lapisan lambung, oleh karena itu disarankan untuk tidak menyepelekan stres tersebut.
 Dengan penjabaran mengenai pencegahan gastritis, diharapkan kita lebih berhati-hati
terhadap makanan maupun faktor lain yang menyebabkan resiko infeksi pada lapisan
lambung.

DISCAHRGE PLANNING / RENCANA PULANG

Nama Nn”A” No. Rekam Medis


Umur 14 tahun Ruang Musdalifah
Jenis kelamin Perempuan Diagnosa Medis gastritis
Dokter Dr. SpPd Tanggal Masuk 21-11-2017

Kondisi pasien (Vital sign)


TD: 120/80mmHg Suhu : 36,20c Nadi: 82 x/m RR: 20x/m
Kesadaran: Compos Mentis
Diet: Nasi Lunak
Pengobatan Lanjutan:
 Sucralfate syr 3 x 1C
 Lansoprazole 1x1 cap
 Spasmomen 3x1
Konsultasi Lanjutan: control ulang Ke PPK1
Bimbingan nasehat yang diberikan:
- Istirahat yang cukup
- Minum obat secara teratur.
- Hindari makanan yg dapat meningkatkan asam lambung seperti santan dan juga
makanan pedas.
- Seimbangkan antara aktivitas dan istirahat.
- Anjurkan makan sedikit tapi sering.
Prabumulih, November 2017
Perawat

DAFTAR PUSTAKA

 Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan


Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
 Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC,
Jakarta
 Suratun, Lusianah. (2010). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media.
 Mansjoer Arif, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edidi 3 Jilid 2, Jakarta: Media
Aesculapius.

S-ar putea să vă placă și