Sunteți pe pagina 1din 13

Mohammad Dendy F.

Pelaksanaan Program Adiwiyata dalam Mendukung … 25

PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA DALAM MENDUKUNG


PEMBENTUKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN
DI SMA NEGERI 4 PANDEGLANG

Mohammad Dendy Fathurahman Bahrudin


Program Studi Pendidikan Geografi, Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
dendy.fathurahman@gmail.com

ABSTRACT
The environmental damage has touched fundamental aspects as the impact of the error of
looking at the relationship between humans and the environment. Different views of
humans have made the environment as objects that need to be exploited as much as possible,
regardless of the impact and sustain of other living creatures. Along with the increasing
complexity of environmental issues become increasingly important and urgent to publish
the environmental movement in the context of education, so that later gave birth to the
concept of green and green school curriculum in various parts of the world. The study of
the important role of the Adiwiyata program in shaping the character of care for the
environment is still very weak. The lack of publicity about the Adiwiyata program who
actually can play a role in shaping the character of environmental care. The fact is the
reason for the need to do research to uncover the reality of the implementation of the
program and the role of the character Adiwiyata environmental awareness of students in
the school. Objective to describe implements selected Adiwiyata program in support of the
formation of character concerned about the environment in SMAN 4 Pandeglang. The
method used in this research is a qualitative descriptive method. The research result shows
that the implementation of the program Adiwiyata has a role in supporting the formation
of character concerned lingkuungan students in school.

Keywords: Adiwiyata Program, Environmental Care Character

ABSTRAK
Kerusakan lingkungan telah menyentuh aspek mendasar sebagai dampak dari
kesalahan dalam memandang hubungan antar manusia dan lingkungan. Berbagai
pandangan manusia telah menjadikan lingkungan sebagai objek yang perlu
dieksploitasi sebesar-besarnya, tanpa memperhatikan dampak yang akan
ditimbukan serta keberlanjutan mahluk hidup lainnya. Seiring dengan semakin
kompleknya permasalahan lingkungan hidup menjadi hal penting dan mendesak
untuk semakin mengencarkan gerakan lingkungan hidup dalam konteks
pendidikan, sehingga kemudian melahirkan konsep green school dan green
curriculum di berbagai belahan dunia. Telaah tentang peran penting pelaksanaan
program Adiwiyata dalam membentuk karakter peduli lingkungan masih sangat
lemah. Kurangnya publikasi mengenai program Adiwiyata yang sebetulnya dapat
berperan dalam pembentukan karakter peduli lingkungan. Fakta tersebut
merupakan alasan perlunya dilakukan penelitian untuk mengungkap realitas
tentang pelaksanaan program Adiwiyata dan perannya terhadap karakter peduli
lingkungan siswa di sekolah. Tujuan Penelitian untuk mendeskripsikan pelasanaan
program Adiwiyata dalam mendukung pembentukan karakter peduli lingkungan
26 Gea. Jurnal Pendidikan Geografi, Volume 17, Nomor 1, April 2017.
di SMA Negeri 4 Pandeglang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah
metode deskriotif kualitatif. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pelaksanaan
program Adiwiyata mempunyai peran dalam rangka mendukung pembentukan
karakter peduli lingkungan siswa di sekolah.

Kata kunci: Program Adiwiyata, Karakter Peduli Lingkungan.

PENDAHULUAN kesalahan perilaku manusia terhadap


Kepedulian lingkungan pada saat cara pandang dan kesalahan eksplorasi
ini merupakan hal yang sering sumber daya alam”. Untuk memenuhi
dibicarakan, isu kepedulian itu mucul kebutuhan hidupnya manusia
sebagia dampak kerusakan lingkungan melakukan eksploitasi sumber daya
yang semakin meluas dan alam yang terdapat dalam lingkungan,
mengkawatirkan masa depan umat seringkali manusia tidak
manusia. Kerusakan lingkungan telah memperhatikan akibat yang akan
menyentuh aspek mendasar sebagai ditimbulkan ketika mereka melakukan
dampak dari kesalahan dalam eksploitasi terhadap sumber daya alam,
memandang hubungan antar manusia mereka hanya memikirkan hasil yang
dan lingkungan. Berbagai pandangan diperoleh tanpa memikirkan apa yang
manusia telah menjadikan lingkungan akan terjadi terhadap alam setelah
sebagai objek yang perlu dieksploitasi melakukan eksploitasi. Eksploitasi yang
sebesar-besarnya, tanpa berlebihan akan mengakibatkan
memperhatikan dampak yang akan merosotnya daya dukung alam,
ditimbukannya. Cara hidup yang salah keinginan setiap manusia untuk
dalam menilai lingkungan akan meningkatkan kualitas hidupnya
mengakibatkatkan terjadinya merupakan suatu hal yang bersiafat
kerusakan lingkungan. Fenoma global natural yang sulit dihindari, manusia
warming dan perubahan iklim yang selalu ingin memenuhi kebutuhan
berakibat pada peningkatan suhu hidupnya tanpa memikirkan apa yang
udara, curah hujan yang tidak pasti, akan terjadi pada lingkungan
banjir semakin meluas dan semakin sekitarnya, justru yang akan terjadi
besar, kemorosatan produksi pertanian adalah kemorosotan kualitas karena
dan ancaman penyakit mematikan sumberdaya alam yang jumlahnya
merupakan masalah terbesar bagi umat terbatas.
manusia dimasa yang akan datang Seiring dengan semakin
merupakan dampak prilaku manusia kompleknya permasalahan lingkungan
sekarang yang kurang bertanggung hidup menjadi hal penting dan
jawab terhadap lingkungannya. mendesak untuk semakin
Kerusakan pada lingkungan mengencarkan pendidikan karakter,
sebagaian besar merupakan ulah tangan khusunya karakter peduli lingkungan
manusia, ketergantungan manusia melalui konsep green school dan green
terhadap lingkungan menjadi faktor curriculum di berbagai belahan dunia.
utama pada kerusakan lingkungan. Hal Sekolah dalam konteks kemasyarakatan
tersebut sesuai dengan apa yang merupakan wahana praktis bagi
dinyatakan oleh Awantara (2011, hlm. berlangsungnya pendidikan karakter.
205) bahwa: “Kerusakan lingkungan Tetapi dalam kenyataannya, sekolah
yang terjadi saat ini juga bersumber dari dinilai belum mampu mewujudkan
Mohammad Dendy F. Pelaksanaan Program Adiwiyata dalam Mendukung … 27

karakter seperti yang diharapkan oleh Klausdan Kriegsman berdasarkan


semua pihak. Pendidikan berbasis hasil penelitiannya merupakan
karakter perlu dikembangkan baik tantangan bagi sekolah dalam
sebagai mata pelajaran yang monolitik mendorong pendidikan karakter yang
maupun terintegrasi dengan mata efektif dan efisien dan sesuai dengan
pelajaran lain. Pendidikan karakter cita-cita luhur bangsa dan negara.
merupakan salah satu fokus Menurut Budimansyah (2010, hlm.
pemerintah. Pemerintah melalui 2) bahwa: “Walaupun sudah
Kementrian Pendidikan Nasional diselenggarakan melalui berbagai
mengintruksikan agar sekolah upaya, pembangunan karakter bangsa
menerapakan pendidikan karakter agar belum terlaksana secara optimal dan
para siswanya mempunyai karakter pengaruhnya terhadap pembentukan
yang sesuai nilai, norma dan agama. karakter baik (good character)
Hal ini sesuai dengan penyataan warganegara belum cukup signifikans”.
Budimansyah (2010, hlm. 1) bahwa: Hal ini dipertegas oleh hasil penelitian
“Pembangunan bangsa dan Chou, Tu and Huang (2013, hlm. 62)
pembangunan karakter (nation and yang menyatakan bahwa “Morality and
character building) merupakan dua hal character is one of the most important tenets
utama yang perlu dilakukan Bangsa of education”. Lebih lanjut Chou et al
Indonesia agar dapat mempertahankan (2013, hlm. 62) menjelasakan bahwa
eksistensinya”. guru sebaiknya melakukan refleksi
Pengelolaan pendidikan karakter terhadap hasil yang diperoleh siswa
di sekolah cukup kompleks. Hal ini dari setiap pembelajaran yang
disebabkan oleh tantangan karakter berhubungan dengan pendidikan
yang dibutuhkan pada saat ini semakin karakter di sekolah, seperti di jelaskan:
kompleks dan semakin besar. “Character education in Chinese society
Pergeseran nilai, norma dan karakter involves much reflection. Reflection
dipengaruhi oleh perubahan nilai-nilai includes deep thinking and consideration of
yang terjadi dikehidupan masyarakat. learning. Teachers must therefore reflect on
Pendidikan keluarga, pengaruh what they have learned and what they would
kelompok bermain serta arus informasi them teach”. Persoalan kurang dan
dalam pergaulan yang semakin modern lemahnya keberhasilan dari pendidikan
yang mebuat perubahan nilai, norma karakter di sekolah dikarenakan belum
dan karakter yang semakin heterogen. optimalnya pengelolaan pendidikan
Hasil penelitian tentang moralitas dan karakter tersebut, dukungan kebijakan,
karakter masyarat Indonesia oleh serta visi dan misi yang menginspirasi
Klausdan Kriegsman (Megawangi, 2004 seluruh warga sekolah khusunya
hlm. 6) menyatakan bahwa “Indonesia peserta didik.
memiliki kredibilitas yang rendah Salah satu solusi yang dapat
dalam masalah karakter”. Hasil dilakukan dalam pengembangan
penelitian itu sangat sesuai dengan karakter warga sekolah, khusunya
keadaan masyarakat Indonesia karakter peduli lingkungan dapat
sekarang, masyarakat Indonesia yang dilakukan dengan membuat kebijakan
tergerus arus globalisasi dunia barat, yang mengintegrasikan pendidikan
seolah-olah berubah kerah yang lebih lingkungan hidup dengan kurikulum
negatif. Kedua kondisi yang disebutkan yang digunakan oleh sekolah. Hal
28 Gea. Jurnal Pendidikan Geografi, Volume 17, Nomor 1, April 2017.
tersebut sesuai dengan pernyataan mempunyai fungsi untuk
Yustina (2006, hlm. 55).yaitu: meningkatkan pemahaman
“Secara formal Pendidikan terhadap permasalahan
Lingkungan Hidup menjadi salah lingkungan; (2) aspek afektif,
satu alternatif yang rasional untuk Pendidikan Lingkungan Hidup
memasukan pendidikan berfungsi meningkatkan
lingkungan ke dalam kurikulum. penerimaan, penilaian dalam
Pendidikan Lingkungan Hidup menata kehidupan dalam
merupakan salah satu faktor keselarasan dengan alam; (3)
penting dalam keberhasilan dalam aspek psikomotorik, Pendidikan
pengelolaan lingkungan hidup Lingkungan Hidup berperan
dan juga menjadi sarana yang meniru, memanipulasi dalam
sangat penting dalam upaya meningkatkan budaya
menghasilkan sumber daya mencintai lingkungan.
manusia yang dapat
melaksanakan prinsip Upaya pembentukan dan
pembangunan berkelanjutan”. pengembangan karakter peserta didik,
khususnya karakter peduli lingkungan
Pendidikan Lingkungan Hidup yang dilakukan melalui pembelajaran
dapat membantu dalam pembentukan Pendidikan Lingkungan Hidup di
karakter, khusunya karakter peduli Indonesia sudah di mulai sejak awal
lingkungan siswa di sekolah. Hal itu tahun 1970-an. Pelaksanaan Pendidikan
didasarkan pada tujuan dari Lingkungan Hidup di sekolah-sekolah
Pendidikan Lingkungan Hidup. agar mendapat hasil yang lebih baik
Multilaksano et al (2011, hlm. 35) perlu dicermati dan dimonitoring oleh
menjelaskan tujuan Pendidikan seluruh pemangku kepentingan.
Lingkungan Hidup adalah: “The aim is Karakter yang akan dibentuk dan
to improve people‟s knowledge, skills, and dikembangkan dari hasil pembelajaran
awareness of environmental values,isus, Pendidikan Lingkungan Hidup itu
and problems and to motivate people to perlu dimonitoring dan dievaluasi agar
participate in efforts to preserve the tujuan karakter yang ingin dicapai betul
environment for the present and future akan terealisasi. Karakter terbentuk dari
generations”. sifat desposisi seseorang yang relatif
Adapun secara rinci tujuan dari stabil dan dinyakini serta digunakan
Pendidikan Lingkungan Hidup sebagi landasan cara pandang, berpikir,
menurut Nurjhani (2009) dalam bersikap dan bertindak (Kemendikbud,
(Lendrawati dkk, 2013, hlm. 24) 2011; Stedje, 2010; Ovadia & Steger,
mengemukakan bahwa 2010). Oleh karena itu, pembiasaan
“Pendidikan Lingkungan Pendidikan Lingkungan Hidup dan
dibutuhkan dan harus diberikan implementasinya dalam kegiatan
kepada anak sejak dini agar sehari-hari atau perilaku peduli
mereka mengerti dan tidak lingkungan akan membentuk suatu
merusak lingkungan. Hal ini karakter yang peduli terhadap
dipengaruhi beberapa aspek, lingkungannya atau disebut dengan
antara lain: (1) Aspek kognitif, istilah karakter peduli lingkungan.
Pendidikan Lingkungan Hidup
Mohammad Dendy F. Pelaksanaan Program Adiwiyata dalam Mendukung … 29

Akan tetapi harus kita akui bahwa sehubungan dengan penurunan


sampai saat ini kepedulian terhadap kuantitas dan kualitas lingkungan.
lingkungan baru dimiliki segelintir Kuantitas dan kualitas yang menurun
individu. Banyak diantara kita yang berkaitan dengan kurangnya
kurang bahkan belum peduli terhadap kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan. Masih cukup banyak lingkungan. Selanjutnya latar belakang
ditemukan penanganan masalah program Adiwiyata dibentuk adalah
lingkungan hanya sebatas retorika untuk mempercepat pengembangan
belaka, sehingga permasalahan Pendidikan Lingkungan Hidup
lingkungan tersebut belum dapat ditingkat sekolah dasar sampai
menemukan soslusi dan cara ditingkat sekolah menengah pertama
mengatasinya. Untuk mengatasi hingga ditingkat sekolah menengah
permasalahan tersebut, pemerintah atas di Indonesia. Harapan pemerintah
melalui Kementerian Lingkungan dengan dibentuknya program
Hidup dan Kementrian Pendidikan Adiwiyata tersebut sangatlah realistis
Nasional pada tahun 2006 diwujudkan, karena Pendidikan
mengembangkan program Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan mata
Lingkungan Hidup pada jenjang pelajaran yang implikasinya dapat di
pendidikan dasar dan menengah wujudkan langsung dalam kehidupan
melalui program Adiwiyata. sehari-hari, baik di lingkungan sekolah,
Untuk mewujudkan peran sekolah di lingkungan tempat tinggalnya
sebagai wahana pembentukan karakter, maupun di lingkungan dimanapun
khusunya karakter peduli lingkungan, individu itu berada.
saat ini dikembangkan konsep green Selanjutnya, secara spesifik
school dan green curriculum dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan
model pembiasaan (habit formation) dan Kemendikbud (2011, hlm. 3)
keteladanan (role model) yang menyatakan bahwa tujuan program
menunjukan budaya ekologis sekolah adiwiyata yang tertuang dalam buku
(Muhaimin, 2015). Konsep green school panduan Adiwiyata 2011 adalah
dan green curriculum di Indonesia mewujudkan warga sekolah yang
diaplikasikan pada program Adiwiyata. bertanggung jawab dalam upaya
Program Adiwiyata merupakan bentuk perlindungan dan pengelolaan
komitmen pemerintah terhadap lingkungan hidup melalui tata kelola
pengelolaan dan perlindungan sekolah yang baik untuk mendukung
lingkungan melalui pendidikan. pembangunan berkelanjutan.
Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Dalam tujuan tersebut pemerintah
melalui Peraturan Menteri Lingkungan berharap lahir sekolah-sekolah yang
Hidup Nomor 5 Tahun 2013 berbudidaya lingkungan, dalam hal ini
diterjemahkan menjadi program sekolah yang dapat membentuk warga
sekolah Adiwiyata. sekolahnya mempunyai budaya
Sekolah Adiwiyata diberbagai memelihara, memperhatikan dan
wilayah di Indonesia dikembangkan mencintai lingkungannya, baik
untuk membentuk karakter siswa, lingkungan sekolah maupun
khusunya karakter peduli lingkungan. lingkungan sekitarnya. Selanjutnya
Program Adiwiyata dibentuk karena program Adiwiyata diharapkan dapat
rasa kekhawatiran pemerintah membentuk dan mengembangkan
30 Gea. Jurnal Pendidikan Geografi, Volume 17, Nomor 1, April 2017.
norma-norma dasar dalam berprilaku tersebut. Berdasarkan dari
dan berkarakter diantaranya, permasalahan tujuan penelitian yang
kebersamaan keterbukaan, kesetaraan, dirumuskan, maka metode yang
kejujuran, keadilan dan kelestarian digunakan untuk menganalisis
lingkungan hidup. permasalahan dalam penelitian ini
Program sekolah Adiwiyata yaitu metode deskriptif kualitatif.
memiliki peran strategis dalam Landasan peneliti menggunakan
peningkatan kepedulian lingkungan metode deskriptif yaitu: 1) penelitian ini
hidup yang sedang mengalami mengungkapkan masalah-masalah
kemorosotan berat dewasa ini. Dengan aktual yang sering menjadi
tujuan dan peran tersebut, kontribusi perbincangan hangat pada masa
program Adiwiyata terhadap sekarang; 2) dengan metode ini dapat
pembentukan karakter peduli memberikan gambaran pelaksanaan
lingkungan sangat mungkin terwujud. program Adiwiyata dalam mendukung
Program sekolah Adwiyata memiliki pembentukan karakter peduli
empat aspek didalam pelaksanaanya, lingkungan di SMA Negeri 4
antara lain adalah aspek kebijakan Pandeglang.
berwawasan lingkungan, aspek Teknik pengumpulan data adalah
kurikulum sekolah berbasis secara observasi partisipatif,
lingkungan, aspek kegiatan berbasis wawancara mendalam, dan
partisipatif dan yang terakhir adalah dokumentasi. Nara sumber penelitian
aspek pengelolaan sarana pendukung adalah pembina Adiwiyata dan siswa.
ramah lingkungan. Aspek-aspek Data yang diambil bersumber dari data
tersebut berperan dalam primer yang langsung diperoleh dari
mengkondisikan lingkungan sekolah lapangan dan data sekunder yang
untuk membiasakan perilaku peduli diperoleh dari pengumpulan sumber
lingkungan siswa dan warga sekolah tertulis dan dokumen. Analisis data
lainnya. dilakukan pada saat dan setelah
Institusi pendidikan mulai dari pengumpulan data yang meliputi:
Sekolah Dasar hingga tingkat Sekolah reduksi, penyajian, dan verifikasi data
Menengah Pertama dan Atas bahkan berdasarkan hasil wawancara, catatan
perguruan Tinggi sangat diharapkan lapangan, rekaman suara, dan
untuk turut serta memberikan pengamatan secara langsung maupun
sumbangsih dan peranannya dalam dengan dokumentasi kamera.
mewujudkan tujuan dari perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup di HASIL DAN PEMBAHASAN
Indonesia bahkan di dunia. 1. Pelaksanaan Program Adiwiyata
Dalam Mendukung Pembentukan
METODE PENELITIAN Karakter Peduli Lingkungan Siswa
Penelitian merupakan investigasi di SMA Negeri 4 Pandeglang
yang dilakukan secara sitematik, Salah satu impelmentasi konsep
bersifat empirik serta kritis terhadap green school (eco-school) dan green
sebuah fenomena yang berpedoman curriculum di Indonesia adalah program
pada teori dan hipotesis mengenai Adiwiyata. Program Adiwiyata
hubungan-hubungan yang diduga merupakan bentuk komitmen
sebelumnya mengenai fenomena pemerintah terhadap pengelolaan dan
Mohammad Dendy F. Pelaksanaan Program Adiwiyata dalam Mendukung … 31

perlindungan lingkungan melalui Program Adiwiyata yang


pendidikan. Kebijakan yang dibuat oleh dilaksanakan di SMAN 4 Pandeglang
pemerintah melalui Peraturan Menteri mengacu pada prinsip pelestarian
Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun fungsi lingkungan, pengendalian
2013 diterjemahkan menjadi program pencemaran dan/atau kerusakan
sekolah Adiwiyata. lingkungan hidup. Internalisasi
Program sekolah Adwiyata perlindungan dan pengelolaan
memiliki empat aspek didalam lingkungan hidup tersebut
pelaksanaanya, antara lain adalah aspek dikembangkan dalam bentuk program
kebijakan berwawasan lingkungan, kegiatan tahunan. Berikut adalah
aspek kurikulum sekolah berbasis impelementasi program Adiwiyata di
lingkungan, aspek kegiatan berbasis SMA Negeri 4 Pandeglang.
partisipatif dan yang terakhir adalah Pertama adalah kebijakan sekolah
aspek pengelolaan sarana pendukung berwawasan lingkungan, yaitu visi,
ramah lingkungan. Aspek-aspek misi, tujuan dan kurikulum sekolah
tersebut berperan dalam mencantumkan perlindungan dan
mengkondisikan lingkungan sekolah pengelolaan lingkungan hidup. Visi,
untuk membiasakan perilaku peduli misi dan tujuan sekolah yang tertuang
lingkungan siswa dan warga sekolah dalam kurikulum sekolah sudah
lainnya. Pembiasaan perilaku peduli memuat kebijakan perlindungan dan
lingkungan tersebut akan membentuk pengelolaan lingkungan hidup. Visi,
karakter peduli lingkungan siswa, dan misi dan tujuan ini juga sudah
siswa akan mempunyai kebiasaan terinternalisasi (tahu dan paham) oleh
untuk menjaga, merawat dan semua warga sekolah. Kebijakan di
melestarikan lingkungannya. Berikut sekolah yang berbasis lingkungan dapat
merupakan pelaksanaan program dilihat dari visi, misi dan tujuan serta
Adiwiyata di sekolah yang menjadi kurikulum yang diterapkan di sekolah.
subjek penelitian. Visi SMA Negeri 4 Pandeglang adalah
“Menjadi Sekolah Unggulan yang
2. Program Adiwiyata di SMA Negeri Agamis dan Peduli lingkungan”. Unsur
4 Pandeglang (SMA Adiwiyata lingkungan dalam misi SMA Negeri 4
Mandiri) Pandeglang terlihat pada poin kedua
SMAN 4 Pandeglang merupakan yaitu “Menanamkan nilai-nilai
sekolah yang merintis penanaman, pembiasaan dan kepekaan terhadap
penerapkan, dan pembudayaan prinsip kepedulian serta pelestarian
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup”. Selanjutnya tujuan
lingkungan hidup sejak tahun 2003, dan sekolah yang berkaitan dengan
setahun kemudian (2004) ditetapkan lingkungan terdapat pada poin
sebagai Model Sekolah Berbudaya keempat yaitu “Meningkatkan
Lingkungan (SBL) tingkat Nasional. keunggulan komparatif maupun
Kemudian tahun 2005 mulai kompetitif sekolah baik lokal, regional,
melaksanakan program Adiwiyata, maupun nasional, meningkatkan kultur
sehingga pada tahun 2009 SMAN 4 dan peran serta sekolah sebagai pusat
Pandeglang ditetapkan sebagai sekolah pembinaan nilai dan norma pelestarian
Adiwiyata mandiri oleh Kementrian lingkungan hidup”.
Lingkungan Hidup.
32 Gea. Jurnal Pendidikan Geografi, Volume 17, Nomor 1, April 2017.
Program Adiwiyata menghendaki dialokasikan untuk upaya
visi, misi dan tujuan serta kurikulum perlindungan dan pengelolaan
sekolah yang berbasisi lingkungan. lingkungan hidup seperti kegiatan
Keempat hal tersebut merupakan kesiswaan, kurikulum dan kegiatan
landasan sekolah dalam menjalankan pembelajaran, peningkatan kapasitas
kegiatan di sekolah. Setiap kebijakan pendidik dan tenaga kependidikan,
yang diambil sekolah harus penyediaan sarana dan prasarana
memperhatikan asepk lingkungan. ramah lingkungan, kemitraan serta
Selain itu sekolah juga wajib yang terkahir adalah untuk
memfasilitasi pembelajaran ataupun pengembangan dan peningkatan mutu
sarana dan prasarana dalam menunjang sekolah.
pendidikan lingkungan seperti yang Kedua adalah Pelaksanaan
tercantum dalam visi, misi, tujuan dan Kurikulum berbasis lingkungan.
kurikulum yang telah dirumuskan dan Pelaksanaan kurikulum berbasis
ditetapkan di sekolah. lingkungan di SMA Negeri 4
Visi, misi dan tujuan ini juga Pandeglang diantaranya ialah: 1)
sudah terinternalisasi (tahu dan paham) pembelajaran Mulok Lingkungan
oleh semua warga sekolah. Visi, misi Hidup seperti budi daya tanaman
dan tujuan sekolah sering di organik, pembibitan tanaman,
sosialisasikan kepada warga sekolah, pembenihan ikan, pemanfaatan limbah
tujuannya agar siswa lebih mengetahui untuk handy craft dan composting. 2)
dan memahami akan tujuan dari visi, Integrasi Pendidikan Lingkungan
misi dan tujuan sekolah tersebut. Akan Hidup pada mata pelajaran yang
tetapi ketika saya melakukan relevan, yaitu dengan mengembangkan
wawancara dengan beberapa siswa di issu lokal dan issu global misalnya:
sekolah, mereka menyatakan bahwa global warming, pencemaran air, udara,
hampir sebagain hapal dengan visi tanah, kebakaran hutan, banjir,
sekolah, sedangkan misi dan tujuan pengenalan energi alternatif dan
sekolah mereka kurang begitu hapal, terbarukan, pelestarian badak bercula
dikarenakan poin dalam misi dan satu di kawasan Taman Nasional Ujung
tujuan sekolah terlalu banyak, dan agak Kulon, dan lain sebagainya. 3)
sulit untuk dihapal. Untuk itu, Mengekpos berbagai karya inovasi
sosialisasi yang berkaitan dengan visi, lingkungan hidup, pada berbagai media
misi dan tujuan sekolah harus selalu misalnya melalui majalah dinding,
dijalankan, agar kebijakan dan program pameran, website, media massa,
yang akan dijalankan oleh sekolah makalah, kliping dan lain sebagainya.
berjalan dengan lancar dan sesuai Peraturan mengenai integarsi
dengan cita-cita yang diharapkan. pendidikan lingkungan hidup dalam
Selanjutnya untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah telah
palaksanaan program Adiwiyata tertuang pada SK Kepala Sekolah
tersebut, pihak sekolah atau dalam ini Nomor 800/117-B/SMA.04/2008.
pemangku kebijakan di sekolah (Kepala Kegiatan pembelajaran merupakan
sekolah, guru dan komite sekolah) salah satu cara memberikan
mengalokasikan anggaran sekolah pengetahuan tentang lingkungan
sebesar 20-30% dari total anggaran kepada siswa. Hal ini penting untuk
keseluruhan. Anggaran tersebut membentuk karakter peduli lingkungan
Mohammad Dendy F. Pelaksanaan Program Adiwiyata dalam Mendukung … 33

siswa, melalui kegiatan belajar variable). Proses pembelajaran tersebut


mengajar (KBM) guru dapat jika terus dilakukan secara terus
memberikan informasi dan motivasi menerus akan mendorong siswa untuk
mengenai lingkungann. memahami isu lingkungan secara
Berdasarkan hasil observasi, guru mendalam (Ownership variable). Entry
berusaha memberikan untuk level variable dan Ownership variable tidak
mengintegrasikan pendidikan akan menjadi tindakan nyata tanpa
lingkungan hidup dalam setiap mata Environment variable. Variabel ini dapat
pelajaran disekolah. Hasil wawancara diperoleh dengan cara
dengan ketua tim Adiwiyata SMA mengembangkan keterampilan,
Negeri 4 Pandeglang, integrasi kepercayaan diri siswa dan niat untuk
pendidikan lingkungan hidup mengambil tindakan.
dilakukan di setiap mata pelajaran di Dengan tiga kategori tersebut,
sekolah. Ketika kita berbicara mata diharapkan dapat membentuk dan
pelajaran Geografi, Biologi dan Agama, mengembangkan pengetahuan, sikap
dalam mata pelajaran tersebut telah dan prilaku siswa mengenai lingkungan
banyak dibahas tentang lingkungan. hidup, agar siswa lebih memahami apa
Bagaimana dengan mata pelajaran fungsi dari lingkungan hidup itu
lainnya seperti Matematika, Kimia, sendiri.
Ekonomi dan lain sebaginya. Untuk Ketiga dalah kegiatan berbasis
pelajaran Matematika, salah satu contoh parsitifatif. Kegiatan berbasis
integrasi Pelajaran Matematika dengan partisipatif yang dilakukan oleh warga
Lingkungan Hidup adalah mengukur sekolah di SMA Negeri 4 Pandeglang
jarak tanaman di sekolah agar nanti diantarnya ialah: 1) Kegiatan
suatu saat tidak semrawut. Mata perawatan/pemeliharaan sarana
pelajaran Kimia, guru mengajarkan prasarana sekolah oleh warga sekolah
agar bahan-bahan kimia atau zat-zat misalnya dengan adanya piket kelas,
yang berbahaya tidak boleh dibuang kegiatan opsih, pemilahan sampah dan
sembarangan, dikarenakan dapat lain sebagainya. 2) Pemanfaatan lahan
merusak lingkungan. sekolah untuk Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar Lingkungan Hidup, misalnya
mempunyai peran penting untuk inventarisasi tanaman, pemberian nama
memberikan input pengetahuan latin, pembibitan, budi daya tanaman,
mengenai lingkungan kepada siswa. hutan sekolah, pengecekan kandungan
Guru merupakan tokoh utama dalam zat pewarna dan bahan berbahaya pada
pengembangan karakter peduli jajanan kantin dan lain sebagainya. 3)
lingkungan siswa selama kegiatan Mengembangkan kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Hal ini ekstrakurikuler berbasis lingkungan
merupakan peluang yang baik bagi misalnya melalui kegiatan Pencinta
guru untuk mengembangkan karakter Alam, PMR/UKS, Pramuka, Olah Raga
peduli lingkungan siswa. Hungerford Prestasi, Majalah Dinding, ICT Club,
dan Volk (2013) menyatakan bahwa Paskibra, KIR, Seni Teater, Film dan lain
guru dapat memberikan pengetahuan sebagainya. 4) Mengikuti dan
dan dorongan untuk melaksanakan berbagai kegiatan aksi
menumbuhkembangkan empati siswa lingkungan dan peringatan hari-hari
terhadap lingkungan (Entry level lingkungan hidup melalui berbagai
34 Gea. Jurnal Pendidikan Geografi, Volume 17, Nomor 1, April 2017.
kegiatan, misalnya: kampanye wajib membawa satu pohon,
penggunaan moda transportasi ramah penanaman pohon di hutan sekolah dan
lingkungan, lomba melukis, lomba foto, di gunung. Serta masih banyak lagi
lomba mading, lomba puisi, lomba kegiatan peringatan hari-hari
kebersihan, lomba karya tulis, lingkungan hidup dan aksi lingkungan
penanaman pohon, penanaman benih yang dilaksanakan oleh semua wagra
ikan, aksi bersih lingkungan, seminar, sekolah di SMA Negeri 4 Pandeglang.
lomba poster tema lingkungan, dan lain Keempat adalah pengelolaan
sebagainya. sarana pendukung ramah lingkungan.
Berdasarkan hasil wawancara Pengelolaan sarana pendukung ramah
dengan ketua Tim Adiwiyata SMA lingkungan yang dilakukan oleh warga
Negeri 4 Pandeglang, kegiatan rutin sekolah di SMA Negeri 4 Pandeglang
yang dilakukan dalam menjaga diantarnya ialah: 1) Penyediaan sarana
keindahan dan kebersihan lingkungan prasarana untuk mengatasi
anatara lain adalah piket kelas, kegiatan permasalahan lingkungan hidup di
opsih yang dilakukan setiap hari selasa sekolah, misalnya tong sampah, TPS,
dan jum’at, dan pemilahan sampah. sumur resapan, ruang terbuka hijau,
Selain itu terdapat kegiatan rutin hutan sekolah, rumah kompos dan lain
tahunan dalam rangka memperingati sebagainya. 2) Penyediaan sarana
hari-hari yang berkaitan dengan prasarana untuk mendukung
lingkungan hidup. Peraturan mengenai pembelajaran Lingkungan Hidup di
tugas peneyelanggaraan peringatan sekolah, misalnya laboratorium Fisika,
hari-hari lingkunagn hidup dan aksi Kimia, Biologi, peralatan keterampilan,
lingkungan tertuang pada SK Kepala mesin pencacah kompos, alat biopori,
Sekolah Nomor peralatan UKS dan lain sebagainya. 3)
800/220.2/SMA.04/2009 diantaranya Terpeliharanya sarana prasarana
ialah Hari Ozon Sedunia, yang sekolah yang ramah lingkungan,
dilaksanakan setiap tanggal 16 misalnya: pemeliharaan taman, gedung,
September dengan kegiatan hutan sekolah, tanaman hias dan lain
pemasangan sepanduk, semua warga sebagainya. 4) Peningkatan pengelolaan
sekolah tidak mebawa kendaraan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi
bermotor selama satu minggu dan sekolah, misalnya pemeliharaan
lomba karya tulis tentang ozon. Hari drainase, pembersihan kamar
habitat, yang dilaksanakan setiap mandi/WC, pengelolaan sampah dan
tanggal 5 Oktober dengan kegiatan lain sebagainya. 5) Pemanfaatan listrik,
pemasangan spanduk, lomba penelitian air dan alat tulis kantor secara efisien,
habitat khas lokal dan pelepasan misalnya penghematan listrik, kertas,
burung dan ikan simbolik. Hari cinta dan alat-alat tulis lainnya. 6)
puspa dan satwa Nasional, yang Peningkatan kualitas pelayanan kantin
diperingati setiap tanggal 5 November sehat dan ramah lingkungan, misalnya
dengan kegiatan pemasangan spanduk, penyediaan kantin yang refresentatif,
lomba lukis puspa dan satwab serta pengontrolan jajanan siswa, pengetesan
yang terakhir adalah kegiatan observasi kandungan bahan pengawet dan zat
lingkungan. Gerakan satu juta pohon, berbahaya pada makanan, penyuluhan
yang dilaksanakan setiap tanggal 10 dan pembinaan petugas kantin dan lain
Januari dengan kegiatan setiap siswa sebagainya
Mohammad Dendy F. Pelaksanaan Program Adiwiyata dalam Mendukung … 35

Penggelolaan sarana prasarana 3. Hambatan Pelaksanaan Program


atau fasilitas pendidikan harus selalu Adiwiyata di SMA Negeri 4
dijalankan oleh pihak sekolah dengan Pandeglang
dukungan dari semua warga sekolah, Program Adiwiyata yang
orangtua peserta didik dan semua dikembangkan di sekolah bertujuan
pemangku kebijakan. untuk menciptakan kondisi yang baik
Sebagai sekolah yang telah bagi sekolah agar dapat menjadi tempat
merintis program pengelolaan dan pembelajaran dan penyadaran warga
pelestarian Lingkungan Hidup sejak sekolah, khusunya siswa sehingga di
tahun 2003, tentu saja SMA Negeri 4 kemudian hari dapat turut bertanggung
Pandeglang ingin terus membangun jawab dalam upaya-upaya penyelamatan
komitmen dan konsistensi penanaman lingkungan. Pada pelaksanaannya,
nilai-nilai budaya ramah lingkungan program Adiwiyata di SMA Negeri 4
serta pelestarian lingkungan hidup Pandeglang masih ditemukan hambatan
kepada semua warga sekolah dan yang menyebabkan pelaksanaan kurang
warga masyarakat umumnya. efisien dan efektif. Hambatan tersebut
diantaranya ialah:
Internalisasi budaya ramah lingkungan
a. Masalah pendanaan
sangat penting ditanamkan kepada
Pendanaan atau aspek finansial
para siswa di sekolah dan warga
merupakan faktor penghambat dalam
sekolah dengan harapan dikemudian pelakasanaan program Adiwiyata di
hari setelah mereka menjadi bagian dari sekolah. Untuk memenuhi berbagai kebu-
warga masyarakat, mereka dapat tuhan dalam pelaksanaan program
mengimplementasikan nilai-nilai peduli lingkungan, maka prinsip
kecintaan dan pelestarian lingkungan pendanaan yang digunakan adalah
hidup dalam kehidupan sehari-hari. prinsip skala prioritas, artinya pihak
Hal ini sangat penting mengingat sekolah dalam mengalokasikan dana
kesadaran masyarakat terhadap pengembangan Adiwiyata berdasarkan
pemeliharaan dan pelestarian pada kebutuhan yang sangat mendesak.
lingkungan hidup masih rendah, 2. Dukungan masyarakat yang belum optimal
sebagai buktinya yaitu kerusakan Pelaksanaan untuk mewujudkan
lingkungan baik itu pencemaran, sekolah yang peduli dan berbudaya ling-
kerusakan hutan, berkurangnya kungan, warga sekolah perlu dilibatkan
berbagai species hewan, berkurangnya dalam berbagai aktivitas pelaksanaan
kesuburan dan produktivitas tanah, dan program Adiwiyata. Selain itu sekolah
lain-lain semakin bertambah dari tahun juga diharapkan melibatkan masyarakat
ketahun. Sekolah sebagai lembaga yang disekitarnya dalam melakukan berbagai
akan mencetak generasi penerus bangsa kegiatan yang memberikan manfaat baik
bagi warga sekolah, masyarakat maupun
dan pewaris dunia di kemudian hari
lingkungannya.
mempunyai peran strategis untuk
Permasalahan dana dan dukungan
melahirkan generasi yang mampu
masyarakat hampir menjadi
mewariskan bumi kita kepada generasi
permasalahan utama pada pelaksanaan
mendatang agar dapat menopang program Adiwiyata dibeberapa sekolah
kehidupannya. yang telah mempunyai predikat
Adiwiyata. Pengalokasiaan anggaran
akan menjadi hambatan apabila
menejemennya tidak bisa mengelola
36 Gea. Jurnal Pendidikan Geografi, Volume 17, Nomor 1, April 2017.
dengan baik. Selajutnya berkenaan pendukung ramah lingkungan. Selain
dengan dukung masyarakat, masih itu pihak sekolah dapat
ditemukan kurang maksimalnya peran mengoptimalkan sarana dan prasarana
masyarakat dalam menciptakan peduli yang terdapat disekolah untuk
lingkungan, sehingga perlu dilakukan melakukan kegiatan Adiwiyata bagi
pembinaan dan kerjasama yang lebih siswa dan warga sekolah lainnya.
intens dengan masyarakat sekitar demi Selain itu usaha peningkatan
terwujudnya program Adiwiyata secara karakter peduli lingkungan harus selalu
berkelanjutan. dilakukan oleh guru di sekolah. Guru
memiliki peran yang sentral dalam
SIMPULAN
pembentukan karakter peduli
Program Adwiyata memiliki
lingkungan siswa, maka dari itu
empat aspek didalam pelaksanaanya,
diharapkan guru selalu memberikan
antara lain adalah aspek kebijakan
contoh pribadi yang baik bagi diri
berwawasan lingkungan, aspek
siswa, sehingga siswa akan selalu
kurikulum sekolah berbasis
memiliki figur atau contoh yang baik
lingkungan, aspek kegiatan berbasis
dalam karakter peduli lingkungan.
partisipatif dan yang terakhir adalah
aspek pengelolaan sarana pendukung
DAFTAR PUSTAKA
ramah lingkungan. Aspek-aspek
Jurnal dan Publikasi Ilmiah
tersebut berperan dalam
Awantara, I. G. P. D. (2011). Peran Etika
mengkondisikan lingkungan sekolah Lingkungan dalam Memoderasi
untuk membiasakan perilaku peduli Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya
lingkungan siswa dan warga sekolah Organisasi Berwawasan. Jurnal
lainnya. Pembiasaan perilaku peduli Ekosains. Vol. 3, No. 2.
lingkungan tersebut akan membentuk http://jurnal.pasca.uns.ac.id/ind
karakter peduli lingkungan siswa, dan ex.php/ekosains/article/view/28
siswa akan mempunyai kebiasaan 7/271
untuk menjaga, merawat dan
melestarikan lingkungannya. Program Bahm, K. L. (2012). The Integration of
Adiwiyata yang dilaksanakan sekolah Character Education and It’s Impact
harus mengacu pada prinsip pelestarian on Teacher’s Professional Practice.
fungsi lingkungan, pengendalian University of Missouri - St. Louis.
pencemaran dan/atau kerusakan Dissertation.
lingkungan hidup.
Chou, M.J et al. (2013). Confucianism and
REKOMENDASI Character Education: A Chinese View.
Upaya peningkatan karakter Journal of Social Science. Vol. 9 (2).
peduli lingkungan dapat dilakukan Hlm. 59-66. ISSN 1549-
dengan mengoptimalkan pelaksanaan 3652. Tersedia di
program Adiwiyata di sekolah. http://thescipub.com/PDF/jssp.2
Pengoptimalan program Adiwiyata 013.59.66.pdf
dapat dilakukan dengan cara
pengembangan kebijakan berwawasan Hungerford, H.R. and Volk, T.L. (2013).
lingkungan, pelaksanaan kurikulum Changing Learner Behavior Through
berbasis lingkungan, kegiatan berbasis Environmental Education. Journal of
lingkungan dan pengelolaan sarana
Mohammad Dendy F. Pelaksanaan Program Adiwiyata dalam Mendukung … 37

Environmental Education. Vol. 21 Buku


(3). Hlm. 8-21. Tersedia di Budimansyah, DSasim. (2010).
http://www.tandfonline.com/doi Pendidikan Karakter. Bandung:
/pdf/10.1080/009589 Alfabeta.
64.1990.10753743
Kementrian Lingkungan Hidup dan
Lendrawati, dkk. (2013). Faktor-faktor Kementrian Pendidikan dan
Determinan yang Berhubungan Kebudayaan. (2011). Panduan
dengan Kepedulian Peserta Didik Adiwiyata Sekolah Peduli dan
SMP Cendana Pekanbaru Terhadap Berbudaya Lingkungan. E-Book.
Lingkungan Sekolah. Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup. Universitas Kementrian Pendidikan dan
Riau: Tidak diterbitkan. Kebudayaan. (2011). Pedoman
Pelaksanaan Pendidikan Karakter.
Murtilaksono, et al. (2011). Secondary Jakarta: Kemendikbud.
and Higher Education for
Development of in Indonesia. Journal Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan
of Development in Sustainable Karakter “Solusi yang Tepat
Agricultural. Vol. 6 (4). Hlm. 35-44. Membangun Bangsa”. Jakarta: BM
Tersedia di MIGAS.
https://www.jstage.jst.go.jp/artic
le/jdsa/6/1/6135/ pdf Muhaimin. (2015). Membangun
Kecerdasan Ekologis.: Model
Ovadia, H. L. and Steger, M. (2010). Pendidikan untuk Meningkatkan
Character Strengths and Well-being Kompetensi Ekologis. Bandung:
Among Volunteers and Employees: Alfabeta.
Toward An Integrative Model. The
Journal of Positive Psychology. Stedje, L. B. (2010). Nuts and Bolts
Vol. 5 (6). Hlm. 419-430. DOI: Character Education. Literature
10.1080/17439760. 2010.516765 Review. Oklahoma: Character
Tersedia di First.
http://dx.doi.org/10.1080/174397
60.2010.516765

Yustina. (2006). Hubungan Pengetahuan


Lingkungan Hidup dengan Persepsi,
Sikap dan Minat dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup pada Guru
Sekolah Dasar di Kota Pekanbaru.
Jurnal Biogenisis Vol. 2 (2). Hlm.
67-71. ISBN: 1829-5460. Tersedia di
http://biologi-
fkip.unri.ac.id/karya_tulis/7%20ti
nahubungan%20pengetahuan%20
lingku ngan%2067-71.pdf

S-ar putea să vă placă și