Sunteți pe pagina 1din 28

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Proses asuhan gizi terstandar merupakan suatu metode pemecahan masalah yang
sistematis dimana dietisien profesional menggunakan cara berpikir kritis dalam membuat
keputusan untuk menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan gizi, sehingga dapat
memberikan asuhan gizi yang aman, efektif dan berkualitas tinggi. Penyakit infeksi
merupakan penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit. Penyakit ini menular
dari satu orang ke orang lain. Penyebab utama infeksi diantaranya adalah bakteri dan jasad
hidup (organism). Kuman-kuman ini menyebar dengan berbagai cara dan vector. Jenis
penyakit infeksi hepatitis, gasritis , diare , dhf , cholecystolitiasis, hiv aids, tb paru ,dispesia.

Hepatitis adalah istilah umum penyakit yang merujuk pada peradangan yang terjadi di
hati. Hepatitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus, meskipun juga dapat disebabkan oleh
kondisi lain. Beberapa penyebab hepatitis selain infeksi virus adalah kebiasaan minum
alkohol, penyakit autoimun, serta zat racun atau obat-obatan tertentu. Hepatitis dapat
disebabkan karena infeksi maupun bukan karena infeksi.

2. TUJUAN
a. TUJUAN UMUM
Mampu merencanakan terapi gizi dan asuhan gizi bagi pasien penyakit infeksi sesuai
dengan proses asuhan gizi terstandar
b. TUJUAN KHUSUS
1. Mampu merencanakan terapi gizi terstandar bagi pasien penyakit Hepatitis.
2. Mampu menyiapkan menu sehari bagi pasien penyakit hepatitis.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN HEPATITIS

Hepatitis adalah istilah umum penyakit yang merujuk pada peradangan yang terjadi di
hati. Hepatitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus, meskipun juga dapat disebabkan oleh
kondisi lain. Beberapa penyebab hepatitis selain infeksi virus adalah kebiasaan minum
alkohol, penyakit autoimun, serta zat racun atau obat-obatan tertentu. Hepatitis dapat
disebabkan karena infeksi maupun bukan karena infeksi.

2. JENIS HEPATITIS DAN PENYEBAB

Pembagian jenis hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus adalah sebagai berikut:

a. Hepatitis A
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A biasanya
ditularkan melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi feses dari
penderita hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A.
b. Hepatitis B
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B dapat ditularkan
melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat
menjadi sarana penularan hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan air mani.
Karena itu, berbagi pakai jarum suntik serta berhubungan seksual tanpa kondom
dengan penderita hepatitis B dapat menyebabkan seseorang tertular penyakit ini.
c. Hepatitis C
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C dapat ditularkan
melalui cairan tubuh, terutama melalui berbagi pakai jarum suntik dan hubungan
seksual tanpa kondom.
d. Hepatitis D
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Hepatitis D merupakan
penyakit yang jarang terjadi, namun bersifat serius. Virus hepatitis D tidak bisa

2
berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D
ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
e. Hepatitis E
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E mudah terjadi
pada lingkungan yang tidak memiliki sanitasi yang baik, akibat kontaminasi virus
hepatitis E pada sumber air.

3. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi hepatitis A (HA) menyebabkan peradangan hati akut atau hepatitis. HA


dapat menyebabkan tanda-tanda kambuh dan gejala tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis.
Virus HA, secara klasik, masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang
terkontaminasi virus tersebut. Virus akan mencapai epitelium intestinal, lalu beredar melalui
vena mesenterika ke hati. Virus memasuki sel-sel hati, dan bereplikasi secara ekslusif
didalam sitoplasma melalui polymerase RNA-dependent. Mekanisme pasti masih belum
diketahui, namun bukti ilmiah menunjukkan bahwa adanya peran respon imun sel mediator,
yaitu HLA, HAV-spesifik CD8 + T-limfosit, dan sel natural killer (NK). Selain itu, juga
terdapat peran interferon gamma yang turut serta membersihkan sel-sel hati yang terinfeksi
virus HA.

Virus HA ini tidak secara langsung sitopatik terhadap sel-sel hepar, kerusakan
hepatosit merupakan dampak yang sekunder dari respon imun tubuh host terhadap virus HA.
Terjadinya infeksi akut HA disertai respon imunitas tubuh host yang berlebihan untuk
membasmi virus, diasosiasikan dengan keadaan hepatitis berat.

Timbulnya Ikterus, adanya gangguan intra hepatik akan berdampak pada ekskresi
bilirubin yang telah terkonyugasi ini kedalam usus. Bilirubin terkonjugasi akan kembali ke
dalam peredaran darah, dan bila sudah mencapai kadar >2,5 mg/dL, mulai memunculkan
gejala ikterus pada kulit dan sklera mata. Ikterus akan tampak lebih jelas secara klinis
apabila kadar bilirubin >3 mg/dL. Selanjutnya, bilirubin terkonjugasi akan dialirkan ke ginjal
dan diekskresikan melalui urine, sehingga tampak urine berwarna coklat gelap. Bilirubin
terkonjugasi dan cairan empedu yang gagal disalurkan ke usus, menjadikan feses berwarna
pucat.

3
Selanjutnya, virus HA akan dibuang dari sel-sel hati ke sinusoid-sinusoid dan kanal-
kanal kecil empedu, kemudian mengalir kedalam usus halus bersama dengan pengeluaran
empedu, dan dikeluarkan bersama feses. Ekskresi virus HA di feses mencapai puncaknya
sebelum timbulnya gejala atau kenaikan enzim hati. Ekskresi virus ini dapat berlangsung
lama hingga berbulan-bulan kemudian.

Penderita berada dalam masa infeksius mulai dari 14-21 hari sebelum onset fase
ikterik hingga 7-8 hari setelah ikterus hilang. Masa inkubasi biasanya 2-6 minggu, hal ini
berhubungan dengan banyaknya inokulasi virus yang masuk. Viremia terjadi dalam waktu 1-
2 minggu setelah terpapar virus HA, dan menetap hingga terjadi kenaikan enzim hati. Virus
HA dapat berada di urine, serum, dan saliva pada sebagian besar penderita.

Patofisiologi hepatitis B terdiri dari empat fase, yaitu fase imunotoleran, imunoaktif,
serokonversi, dan resolusi. Fase imunotoleran ditandai oleh respons imun yang terbatas
terhadap virus sehingga hanya terjadi peningkatan minimal aminotransferase serum dan
penanda inflamasi sel hati walaupun HBsAg, HBeAg, dan HBV DNA (Hepatitis B Virus
Deoxyribonucleic Acid) dalam serum tinggi. Pada fase ini, virus bereplikasi secara aktif,
namun kelainan secara histologi masih minimal.

Pada fase imunoaktif terjadi fluktuasi kadar HBV DNA dan peningkatan respons sel
imun serta kadar aminotransferase dan penanda inflamasi hepatosit. Pada fase ini terjadi
respons sel imun bawaan dan didapat terhadap HBV yang berujung pada destruksi hepatosit
yang terinfeksi, secara histologi dapat ditemukan aktivitas nekroinflamasi pada sel hati .

Fase imunoaktif dapat berlangsung hingga bertahun-tahun jika respons imun tidak
cukup kuat untuk membersihkan virus dari tubuh pejamu. Fase ketiga adalah fase
serokonversi atau Immune Control ditandai oleh terbentuknya anti-HBe. Probabilitas
serokonversi HBeAg semakin meningkat pada individu dengan kadar aminotransferase yang
lebih tinggi.

Pada fase serokonversi, terdapat tiga kemungkinan nasib perjalanan penyakit hepatitis
B yaitu penurunan replikasi virus disertai penurunan aminotransferase dan kadar HBV DNA
yang rendah (hepatitis B inaktif), seroreversi ke HBeAg positif dan kembali ke fase
imunoaktif (terjadi pada 10-40% kasus hepatitis B), kadar HBV DNA tetap tinggi, ALT tetap

4
tinggi, namun HBeAg negatif (terjadi pada 20% kasus). Fase keempat merupakan fase
resolusi di mana terjadi bersihan HBsAg dan pembentukan anti-HBs.

Patofisiologi hepatitis C diawali dengan infeksi virus hepatitis C (HCV) yang menetap
pada hepatosit sehingga menyebabkan inflamasi dan fibrosis. Masa inkubasi berkisar antara
14 -180 hari (±45 hari). Target natural HCV adalah hepatosit. Virion akan melekat pada
reseptor hepatosit yang kemudian akan melepaskan RNA ke dalam sitoplasma hepatosit.
Viremia akan menetap dan menyebabkan inflamasi dan fibrosis pada hepar. Pada HCV
terdapat struktur kapsul glikoprotein (E1 dan E2) dan protein inti yang meningkatkan ikatan
virus ke hepatosit dan limfosit B. Protein inti HCV juga merupakan faktor risiko penting
perkembangan infeksi hepatitis C ke sirosis, karena dapat meningkatkan sinyal regulasi siklus
sel, proliferasi sel, apoptosis, stres oksidatif, dan metabolisme lipid.

Patofisiologi hapatitis D Seperti Hepatitis B, HDV juga masuk ke dalam sel hati
melalui transport empedu NTCP . HDV mengenali reseptornya melalui domain N-terminal
dari antigen permukaan hepatitis B besar, HBsAg. Pemetaan dengan mutagenesis domain ini
telah menunjukkan bahwa residu asam amino 9-15 membentuk situs pengikatan reseptor.
Setelah memasuki hepatosit, virus tidak dilapisi dan nukleokapsid dipindahkan ke nukleus
karena sinyal dalam HDAg Karena nukleokapsid tidak mengandung RNA polimerase untuk
mereplikasi genom virus, virus menggunakan polimerase RNA seluler. Awalnya hanya RNA
pol II, sekarang RNA polimerase I dan III juga telah terbukti terlibat dalam replikasi HDV [16]
Biasanya RNA polimerase II menggunakan DNA sebagai templat dan menghasilkan mRNA.
Akibatnya, jika HDV memang menggunakan RNA polimerase II selama replikasi, itu akan
menjadi satu-satunya patogen hewan yang dikenal yang dapat menggunakan polimerase yang
tergantung DNA sebagai polimerase yang tergantung pada RNA.

RNA polimerase memperlakukan genom RNA sebagai DNA beruntai ganda karena
struktur seperti batang terlipat. Tiga bentuk RNA dibuat; RNA genomik sirkular, RNA
antigenomik komplementer sirkular , dan RNA antigenomik polyadenylated linier, yang
merupakan mRNA yang mengandung bingkai bacaan terbuka untuk HDAg. Sintesis RNA
antigenomik terjadi pada nukleolus, dimediasi oleh RNA Pol I, sedangkan sintesis RNA
genomik terjadi di nukleoplasma, yang dimediasi oleh RNA Pol II. HDV RNA disintesis
pertama kali sebagai RNA linier yang mengandung banyak salinan genom. RNA genomik
dan antigenomik mengandung urutan 85 nukleotida, ribozim virus Hepatitis delta , yang
bertindak sebagai ribozim , yang membelah diri RNA linier menjadi monomer. Monomer ini
5
kemudian diikat untuk membentuk RNA sirkular. Ada delapan genotipe HDV yang
dilaporkan dengan variasi yang tidak dijelaskan dalam distribusi geografis dan
patogenisitasnya.

Perbedaan yang signifikan antara viroid dan HDV adalah bahwa, sementara viroid
tidak menghasilkan protein, HDV diketahui menghasilkan satu protein, yaitu HDAg. Itu
datang dalam dua bentuk; 27kDa besar-HDAg, dan HDAg kecil 24kDa. Terminal N dari
kedua bentuk identik, mereka berbeda dengan 19 asam amino lebih banyak di terminal-C
[20]
HDAg besar. Kedua isoform dihasilkan dari frame pembacaan yang sama yang berisi
kodon stop UAG pada kodon 196, yang biasanya hanya menghasilkan HDAg kecil. Namun,
pengeditan oleh enzim seluler adenosine deaminase-1 mengubah stop kodon menjadi UGG,
yang memungkinkan HDAg besar diproduksi. [20] [21] Meskipun memiliki urutan identik 90%,
kedua protein ini memainkan peran yang berbeda selama infeksi. HDAg-S diproduksi pada
tahap awal infeksi dan memasuki nukleus dan mendukung replikasi virus. HDAg-L,
sebaliknya, diproduksi selama tahap akhir infeksi, bertindak sebagai penghambat replikasi
[22] [23] [24]
virus, dan diperlukan untuk perakitan partikel virus. Jadi, pengeditan RNA oleh
enzim seluler sangat penting untuk siklus hidup virus karena mengatur keseimbangan antara
replikasi virus dan perakitan virion.

Infektivitas loop antigenik , Protein amplop HDV memiliki tiga protein permukaan
HBV yang berlabuh padanya. Wilayah S genom paling sering diekspresikan dan fungsi
utamanya adalah untuk mengumpulkan partikel subviral. Protein antigen HDV dapat
bergabung dengan genom virus untuk membentuk ribonucleoprotein (RNP) yang ketika
diselimuti dengan partikel subviral dapat membentuk partikel mirip virus yang hampir identik
dengan HDV dewasa, tetapi mereka tidak menular. Para peneliti telah menyimpulkan bahwa
penentu infektivitas HDV berada dalam domain pra-S1 N-terminal protein besar (L). Itu
ditemukan menjadi mediator dalam mengikat reseptor seluler. Baru-baru ini, peneliti
Georrges Abou Jaoudé dan Camille Sureau menerbitkan sebuah artikel yang mempelajari
peran loop antigenik, yang ditemukan dalam protein amplop HDV, dalam infektivitas virus.
Loop antigenik, seperti domain N-terminal pra-S1 dari protein besar, diekspos di permukaan
virion. Penelitian Jaoudé dan Sureau memberikan bukti bahwa loop antigenik mungkin
merupakan faktor penting dalam masuknya HDV ke dalam sel inang dan dengan memutasi
bagian-bagian dari loop antigenik, infektivitas HDV dapat diminimalkan.

6
Rute penularan hepatitis D mirip dengan untuk hepatitis B. Infeksi sebagian besar
terbatas pada orang yang berisiko tinggi terhadap infeksi hepatitis B, terutama pengguna
narkoba suntikan dan orang yang menerima konsentrat faktor pembekuan. Di seluruh dunia
lebih dari 15 juta orang koinfeksi. HDV jarang terjadi di sebagian besar negara maju , dan
sebagian besar terkait dengan penggunaan obat intravena . Namun, HDV jauh lebih umum di
wilayah Mediterania langsung, Afrika sub-Sahara, Timur Tengah, dan bagian utara Amerika
Selatan. Secara keseluruhan, sekitar 20 juta orang mungkin terinfeksi dengan HDV.

4. PENATALAKSANAAN DIET

Diet yang diberikan untuk pasien hepatitis yaitu diet hati dengan tujuan untuk
mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dangan
cara meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan/atau
meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa, mencegah katabolisme protein, mencegah
penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang , mencegah atau
mengurangi asites , varites esofagus, dan hipertensi portal, mencegah koma hepatik. Diet hati
terbagi atas 3 yaitu diet hati 1, diet hati 2, diet hati 3.

Diet hati 1 diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat
diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. Melihat keadaan pasien, makanan
yang diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi 30g/hri dan
lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna. Forula enteral dengan asam amino rantai
cabang (Branched Amino Acid/BCAA) yaitu leusin, isoleusin dan valin dapat digunakan bila
ada asites dan diuresis belum sempurna pemberian cairan maksimal 1 liter/hari.

Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin, karena itu
sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja. Menurut beratnya retensi garam atau air,
makanan yang diberikan sebagai diet hati 1 garam rendah. Bila ada asites hebat dan tanda-
tanda diuresis belum membaik, diberikan diet garam rendah 1. Untuk menambah kandungan
energi, selain makanan peroral juga diberikan makanan parenterak berupa cairan glukosa.

Diet Hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati 1 kepada pasien
yang nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk
lunak atau biasa. Protein yang diberikan 1g/kg BB dan lemak sedang (20-25% dari
kebutuhann energi total) dalam bentuk yang mudah dicerna. Makanan ini cukup mengandung
energi, zat besi, vitamin A dan C, tetapi kurang kalsium dan tiamin. Menurut beratnya retensi

7
garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati II Garam Rendah. Bila asites hebat dan
diuresis belum baik, diet mengikuti pola Diet Garam Rendah I.

Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati II atau kepada
pasien hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum/B) dan sirosis hati yang
nafsu makannya telah baik, telah dapat menerima protein, dan tidak menunjukan gejala
sirosis hati aktif. Menurut kesanggupan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau
biasa. Makanan ini mengandung cukup energi, protein, lemak, mineral, dan vitamin tapi
tinggi karbohidrat. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet
Hati III Garam Rendah I.

Bahan Makanan Yang Dibatasi Bahan Makanan Yang Tidak


Dianjurkan
Sumber lemak , semua makanan dan Makanan yang mengandung alkohol,
daging yang banyak mengandung teh atau kopi kental
lemak dan santan, serta bahan durian
dan nangka.

8
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL
a. Assement
1. Identitas Pasien

Nama : N.N No. RM : 01.31.87.73


Umur : 22 tahun Ruang :Bougenvil D1
Sex : Perempuan Tgl Masuk : 17 Juni 2019
Pekerjaan : Mahasiswa Tgl Kasus : 17 Juni 2019
Pendidikan : S1 Alamat : Condong Sari
Agam : Islam Diagnosis Medis : Hepatitis A
Kesimpulan : Didiagnosa hepatitis A

2. Berkaitan Penyakit Pasien


Keluhan Utama Mual dan muntah
Riwayat Penyakit Sekarang - ± 3 HSMRS os mengeluh
mual dan muntah, demam,
perut terasa sebah, tidak
batuk dan pilek, BAB tidak
ada kelainan, BAK seperti
air teh. Makan dan minum
kurang, kemudian os periksa
ke dokter umum terapi obat
Amoxilin dan Hepabion,
tidak BAB seperti dempul.
- ± 2 HMRS keluhan tidak
membaik, mata kuning
kemudian pergi ke dr.Cholid
AB. Sp. Ras. Dan disarankan
untuk periksa laboraturium.
Hasil laboraturium diagnosa
hepatitis, kemudian

9
disarankan mondok RS
- HSMRS keluhan saat ini ada
mual dan muntah, tidak
demam, tidak BAB seperti
dempul, BAK seperti air teh,
ada muntah, perut sebah,
nafsu makan dan minum
menurun.
Riwayat Penyakit Dahulu Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada
Kesimpulan : SMRS pasien mengalami mual , muntah, demam, pilek,mata kuning
, anoreksia

3. Berkaitan dengan Riwayat Gizi

Data Sosial Ekonomi


Pekerjaan Orang Tua
Ayah : Dosen di Universitas Negeri Yogyakarta
Ibu :Ibu rumah tangga
Penghasilan :-
Jumlah anggota keluarga :5 org
Suku : Jawa
Aktifitas Fisik

Jumlah jam kerja : Jam 09.00 – 16.00 di KAMPUS

Jam 19.00- 24.00 mengerjakan tugas dari


kampus

Jam 01.00 baru istirahat

Jam 05.00 bangun tidur

Jumlah jam tidur sehari : ± 5 jam sehari

10
Jenis olahraga : Tidak ada

Frekuensi :-

Alergi makanan

Makanan : Tidak ada


Penyebab :-
Jenis diet khusus :-
Alasan :-
Yang menganjurkan :-
Masalah gastrointestinal : Mual, muntah, dan perut terasa sebah
Penyakit kronik

Jenis penyakit : Tidak ada


Jenis dan lama :-
Moodifikasi diet :-
Kesehatan mulut : Tidak ada
Pengobatan :-
Perubahan berat badan : Terjadi penurunan berat badan selama
sakit ± 1 kg
Mempersiapkan makanan

Fasilitas memasak : Makanan dipersiapkan oleh ibu os

Fasilitas menyimpan makanan :-

Kesimpulan : Aktifitas fisik riangan, tidak berolahraga, tidak memliki alergi,


memilki masalah gastrointestinal,mengalami penurunan berat badan selama sakit ± 1
kg.

11
4. Riwayat Pola Makan
Bahan URT Berat Frekuensi Konsumsi
Hari Minggu
Nasi ¾ gelas 100 2 kali -
Mie basah 1 ½ gelas 100 - -
Mie kering 1 gelas 50 - -
Singkong 1 ptg sdg 100 - -
Lauk Hewani
Telur 1 btr 60 Hampir -
tiap hari
Ayam 1 ptg sdg 50 Hampir -
tiap hari
Daging sapi 1 ptg sdg 50 - -
Ikan 1 ptg 50 Hampir -
tiap hari
Lauk Nabati
Tempe 2 ptg sdg 50 Hampir -
tiap hari
Tahu 1 ptg bsr 100 Hampir -
tiap hari
Kacang tanah 2 sdm 20 - -
Sayur
Bayam 1 gelas 100
Wortel 1 gelas 100
Kol
Apel ½ buah sdg 75
Pepaya 1 ptg sdg 100
Pisang 1 bh sdg 50
Lain – lain
Gorengan Hampir
tiap hari
Kesimpulan : Makanan pokok dikonsumsi 2 kali /hari , lauk khewan berupa telur,
ayam , daging, ikan , dikonsumsi hampir setiap hari ,

12
5. Antropometri
BB 43 kg
TB 155 cm
BBI : (155 – 100) – (10%)
: 55 – 5
: 49,5
IMT : 43/1,55 2
: 17,9
Kesimpulan : berat badan pasien tidak sesuai dengan berat badang ideal dan status
gizi pasien kurang.
6. Biokimia
Pemeriksaan Satuan/Nilai Awal Masuk RS Awal Keteran
Darah Normal (21-6-2019) Kasus gan
SGOT 5-34 U/L 428.8 Tinggi
SGPT 0 – 55 U/L 1094 Tinggi
IgM Anti HAV Negatif Bila ± 4.09 Tinggi
Indeks <0.8
Total Bilirubin 0.2 – 1.3 4.86 Tinggi
mg/dl
Unconj Bilirubin 0.00-1.10 1.31 Tinggi
mg/dl
Total Protein 6.3 – 8.2 8.17 Tinggi
Albumin 3.5-5 3.67 Tinggi
AST 15- 46 U/L 216.8 Tinggi
ALT 13-69 U/L 741.2 Normal
Creatinin 0.7 – 1.5 0.52 Normal
Direct Billirubin 0.0- 0.3 3.55 Tinggi
Pemeriksaan Penunjang = Thorax : Cardiomegali (-), sinitis , KG (-)
Kesimpulan : SGOT,SGPT,IgM anti HAV, total billirubin, total protein, AST,
Creatinin, direct billirubin tinggi.

13
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Satuan/Nilai Normal Hasil Keterangan
Keadaan umum Lemah , CM
Tensi Darah 120/30 mmHg 100/70 Normal
Nadi 80-100 kali 80 Normal
Pernapasan 20 – 24 kali/menit 18 Lambat
Suhu 37 derajat celcius 37,3 derajat Normal
celcius
Kesimpulan : keadaan umum lemah, pernapasan lambat
8. Asupan Zat Gizi
Hasil recall 24 jam diet di rumah sebelum kasus
Implementasi Energi (kcal) Protein (g) Lemak KH
(g) (g)
Asupan oral 932 43 43 96

Persen Asupan
Kesimpulan :
b. Diagnosa Gizi
Diagnosa Gizi
(NI - 2.1)
Kekurangan intake makanan dan minuman oral yang ditandai dengan status gizi
pasien kurang.

(NI -2.2)
Perubahan komosisi tubuh ditandai dengan perubahan nilai lab (SGOT, SGPT,
IgM Anti HAV, Total billirubin, Unconj billirubin, Total protein, AST, ALT,
Direct billirubin).
Kesimpulan : Didiagnosa gizi yaitu NI – 2,1 dan NI -2.2

14
c. Intervensi

INTERVENSI
Terapi Diet Terapi Edukasi

Tujuan Diet: Tujuan :

1. Memberikan makanan yang ade kuat


untuk, memperbaiki status gizi pasien
hingga mencapai normal Memberikan penjelasan
2. Membantu menurunkan kadar SGOT, mengenai hepatitis
SGPT, Igm Anti HAV , Total bilirubin ,
Unconj bilirubin, Total protein, AST, Mengerti tentang makanan yg
ALT, Direct bilirubin hingga mencapai boleh/tidak dikonsumsi
normal.
Dapat menjalankan diet yang
Syarat Diet: dianjurkan dengan benar

1. Energi sesuai kebutuhan untuk Mengerti tentang diet yang


mempertahankan status gizi pasien diberikan
2. Protein tinggi 79 gr dari kebutuhan energi
total Mematuhi diet
3. Lemak cukup 17 gr dari kebutuhan energi
total sebagai cadangan energi.
4. Karbohidrat cukup 279 gr sebagai sumber
energy utama. Sasaran:
5. Vitamin dan mineral diberikan sesuai
tingkat defisiensi. Pasien dan keluarga
6. Natrium diberikan rendah
Perhitungan Kebutuhan Energi dan ZatGizi

BEE = 655+(9,6xBB)+(1,7xTB)-(4,7xU) Waktu:

= 655+ 412 + 263 – 103 ±15 menit per kunjungan

= 1227,9 kkal

TEE : 1227,9 x 1 x 1,3 = 1719 Tempat:

E= 1719,06 kkal/hr Ruang rawat pasien

P= 15 %x 1719,06 /4 = 64,46 gr/hr

L= 15%x1719,06 /9= 28,6 gr/hr Metode:

KH= 70%x1719,06 /4= 300,8 gr Ceramah dan tanya jawab

Cara Pemesanan : Materi:

15
Diet Hati 1 Pengertian hepatitis

Bahan makanan yang


dianjurkan, dibatasi dan yang
tidak boleh dikonsumsi

Evaluasi :

Kepatuhan pada diet


Kesimpulan :
a. Tujuan dari terapi diet yaitu memperbaiki asupan gizi pasien hingga mencapai
normal dan menurunkan kadar nilai laborturium yaitu sgot,sgpt , IgM Anti
HAV, Total billirubin, Unconj billirubin, Total protein, Albumin, AST, Direct
billirubin yang tinggi,dengan memperhatikan syarat yang ada.
b. Edukasi diberikan dengan tujuan memberikan penjelasaan mengenai penyakit
yang dialam dan diet yang diberikan

2. Pembahasan

a. Hasil Praktikum
Pasien dengan nama n.n, didiagnosa hepatitis A, dengan keluhan nyeri pada ulu hati,
yang ditandai dengan kadar SGOT,SGPT,IgM Anti HAV, Total Billirubin, , Total
Protein, AST, ALT, Creatinin, Direct Billirubin tinngi. Kebutuhan energi : 2.205
kkal, Protein 82,71 gr, Lemak : 36,76 gr, Kharbohidrat : 386,02 gr Terapi diet yang
diberikan yaitu diet lambung 2. Menu sehari yang diberikan terdiri dari 3 kali makan,
3 kali selingan.

b. Pembahasan Hasil Praktikum


1. Assesment
a. Identitas pasien
Pasien N.N didiagnosa hepatitis A
b. Berkaitan Penyakit Pasien
SMRS pasien mengalami mual , muntah, demam, pilek,mata kuning ,
anoreksia

16
c. Berkaitan dengan Riwayat Gizi
Aktifitas fisik riangan, tidak berolahraga, tidak memliki alergi, memilki
masalah gastrointestinal,mengalami penurunan berat badan selama sakit ± 1
kg.
d. Riwayat Pola Makan
Makanan pokok dikonsumsi 2 kali /hari , lauk khewani berupa telur, ayam ,
daging, ikan , dikonsumsi hampir setiap hari
e. Antropometri
Berat badan pasien tidak sesuai dengan berat badang ideal dan status gizi
pasien kurang.
f. Biokimia
SGOT,SGPT,IgM anti HAV, total billirubin, total protein, AST, Creatinin,
direct billirubin tinggi.
g. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum lemah, pernapasan lambat
h. Asupan Zat Gizi
Hasil recall 24 jam diet di rumah sebelum kasus

2. Diagnosa Gizi
Didiagnosa gizi yaitu NI – 2,1 dan NI -2.2
3. Intervensi
Tujuan dari terapi diet yaitu memperbaiki asupan gizi pasien hingga mencapai
normal dan menurunkan kadar nilai laborturium yaitu sgot,sgpt , IgM Anti HAV,
Total billirubin, Unconj billirubin, Total protein, Albumin, AST, Direct billirubin
yang tinggi,dengan memperhatikan syarat yang ada. Edukasi diberikan dengan
tujuan memberikan penjelasaan mengenai penyakit yang dialam dan diet yang
diberikan

17
Pasien bernam N.N masuk rumah sakit dengan diagnosa medis hepatitis a, status gizi
pasien kurang, jenis diet yang diberikan yaitu diet hati 1 , Bahan makan yang dibatasi untuk
diet hati 1 adalah sumber lemak, yaitu semua makanan dan daging yang banyak mengandung
lemak dan santan serta bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah,
kol, sawi, lobak, ketimun, durian, dan nangka. Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk
diet hati 1 adalah makanan yang mengandung alkohol, teh, atau kopi kental . Makanan yang
diberikan harus terdiri dari makanan pokok, lauk khewani, lauk nabati, sayur, buah.

Setelah dilakukan perhitungan terhadap kebutuhan energi , protein, lemak dan


karbohidrat pasien dalam sehari kemudian dibuat perencanaan menu sehari untuk pasien,
frekuensi makan yang diberikan kepada pasien yaitu 3 kali makan dan 3 kali selingan , makan
pagi terdiri dari makanan pokok, sayuran, lauk nabati, tidak dengan lauk khewani, dengan
selingan buah . Makan siang terdiri dari makanan pokok, sayuran , tidak dengan lauk nabati,
tidak dengan lauk khewani, dengan selingan buah . Makan malam terdiri dari makanan
pokok, sayuran, lauk khewani, tidak dengan lauk nabati, serta selingan pisang. Jumlah porsi
makanan untuk pasien tidak sesuai dengan kemampuan pasien dalam menghabiskan mekanan
akan tetapi sesuai dengan kebutuhan gizi pasien.

18
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Terapi Diet :

a. Memberikan makanan yang ade kuat untuk, memperbaiki status gizi pasien hingga
mencapai normal
b. Membantu menurunkan kadar SGOT, SGPT, Igm Anti HAV , Total bilirubin ,
Unconj bilirubin, Total protein, AST, ALT, Direct bilirubin hingga mencapai normal.

Syarat Diet:

a. Energi sesuai kebutuhan untuk mempertahankan status gizi pasien


b. Protein tinggi 79 gr dari kebutuhan energi total
c. Lemak cukup 17 gr dari kebutuhan energi total sebagai cadangan energi.
d. Karbohidrat cukup 279 gr sebagai sumber energy utama.
e. Vitamin dan mineral diberikan sesuai tingkat defisiensi.
f. Natrium diberikan rendah

Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi

BEE = 655+(9,6xBB)+(1,7xTB)-(4,7xU)

= 655+ 412 + 263 – 103

= 1227,9 kkal

TEE : 1227,9 x 1 x 1,3 = 1719

E= 1719,06 kkal/hr

P= 15 %x 1719,06 /4 = 64,46 gr/hr

L= 15%x1719,06 /9= 28,6 gr/hr

KH= 70%x1719,06 /4= 300,8 gr

Cara Pemesanan :

Diet Hati 1

19
Menu

Makan Pagi :
Bubur
Sayur Sup
Semur Tahu

Snack Pagi :
Apel

Makan Siang :
Bubur
Kangkung
Perkedel jagung

Snack Sore :
Jeruk manis

Makan malam :
Bubur
Sayur bayam dengan jagung
Telur balado

Snack Malam :

Pisang

2. SARAN
a. Semoga peralatam praktikum kedepannya semakin lengkap
b. Semoga laporan kami dapat bermanfaat dan berguna

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.admedika.co.id/index.php/id/medias/sehati-blog/item/113-penyakit-infeksi-
degeneratif-dan-perilaku-tidak-sehat

https://www.alodokter.com/hepatitis

https://www.alodokter.com/hepatitis

https://id.wikipedia.org/wiki/Diare

http://eprints.ums.ac.id/16724/2/BAB_I.pdf

https://www.indonesiare.co.id/id/knowledge/detail/98/Cholelithiasis

https://www.alodokter.com/hiv-aids

https://www.alodokter.com/tuberkulosis

https://doktersehat.com/dispepsia/

21
LAMPIRAN

1. MENU
Makan Pagi :
Bubur
Sayur Sup
Semur Tahu

Snack Pagi :
Apel

Makan Siang :
Bubur
Kangkung
Perkedel jagung

Snack Sore :
Jeruk manis

Makan malam :
Bubur
Sayur bayam dengan jagung
Telur balado

Snack Malam :

Pisang

2. Resep
a. Bubur
Bahan :
Beras 275 gr
Air secukupnya
Garam secukupnya

22
Cara membuat :
Cuci bersih beras, kemudian panaskan di kompor dengan air, sambil di aduk agar
tidak gosong.
Setelah beras agak lunak seperti mau jadi nasi, masukkan garam dan. Aduk² lagi.
Dengan api kecil saja. Tunggu sampai beras sudah lembut jadi bubur. Tes rasa, jika
sudah pas dan matang angkat, sajikan .
b. Sayur sup
Bahan :
Kentang 105 gr
Wortel 20 gr
Buncis 20 gr
Daun bawang
Bawang merah yang sudah digoreng
Garam secukupnya
Lada secukupnya

Cara membuat :
1. Kupas, cuci bersih semua sayuran
2. Panaskan air, masukkan sayuran . Didihkan hingga sayuran matang.
3. Jika rasa sudah pas. Masukkan irisan daun bawang & bawang merah yang
sudah digoreng, aduk rata. Matikan api.
c. Semur tahu
Bahan :
Tahu : 30
Bawang merah : 2 siung
Bawang putih : 1 siung
Cabai merah : 1 btr
Minyak kelapa : 5
Garam secukpnya
Gula secukupnya

23
Cara membuat :
1. Cuci bersih semua bahan kecuali minyak, garam, gula .
2. Goreng tahu putih hingga kecoklatan, tiriskan
3. Bawang merah dan bawang putih kita ulek
4. Tumis bumbu halus hingga harum, masukkan daun salam dan tambahkan
sedikit minyak goreng. Masak hingga bumbu matang.
5. Masukkan kecap, aduk-aduk tambahkan air dan gula merah aduk lagi. Masak
hingga mendidih dan kuah agak berkurang
6. Masukkan tahu , masak hingga kuah menyusut, aduk. Tambahkan garam, gula
7. Matikan api, angkat. Tuangkan kedalam piring saji.
d. Kangkung
Bahan :
Kangkung 30 gr
Minyak kelapa 5 gr
Bawang merah : 2 siung
Bawang putih : 1 siung
Tomat 15 gr
Garam secukupnya
Gula secukupnya

Cara membuat :
1. Cuci bersih semua bahan kecuali minyak , garam ,gula
2. Panaskan minyak secukupnya, tumis bumbu yang suda diiris .
3. Setelah bumbu masukkan kangkung dan tambahkan sedikit air, masukkan garam dan
gula secukupnya. Terakhir masukkan tomat. Sajikan
e. Perkedel jagung
Bahan :
Jagung
Telur
Bawang merah
Tepung bumbu mamasuka
Garam secukupnya
Minyak kelapa

24
Cara membuat :
1. Cuci bersih jagung, telur dan bawang
2. Setelah bersih jagung disisir
3. Haluskan , bawang dan garam terlebih dahulu
4. Ulek kasar bumbu dengan jagung, tambahkan terigu, telur,
5. Ambil sesendok adonan, goreng hingga matang, sajikan
f. Sayur bayam dengan jagung
Bahan :
Bayam 60 gr
Jagung 10 gr
Bawang merah 2 siung
Bawang putih 2 siung
Bawang goreng
Garam secukupnya

Cara membuat :
1. Cuci bersih semua bahan
2. Potong bayam dan jagung
3. Iris bawang merah dan bawang putih
4. Masukkan bawang merah, bawang putih, dan jagung ke dalam air dgn sedikit garam.
Karena jagung btuh waktu matang paling lama.Setelah jagung matang masukan
bayam , taburi bawang goreng . Sajikan
g. Telur balado
Bahan :
Telur 1 btr
Bawang merah 2 siung
Bawang putih 1 siung
Cabai merah 1 btr
Tomat 1 btr
Garam secukupnya
Gula secukupnya
Minyak kelapa 5 gr

25
Cara membuat :
1. Cuci bersih telur ayam nya lalu rebus dengan air secukupnya ya masak kira kira 5
menit. Jika sudah mendidih dan sudah 5 menit angkat dan dinginkan lalu kupas dan
tiriskan ya.
2. Haluskan bawang merah dan putih, lanjut dan cabe merah, ulek ulek sampe halus
lalu tambahkan tomat ulek kasar ya.
3. Lanjut panaskan minyak goreng dengan api kecil ya goreng terlebih dahulu telur nya
biar lebih endussss goreng sampe mateng kecoklatan ya angkat dan tiriskan.
4. Kemudian tumis bumbu halus nya ya tumis sampe aroma wangi nya keluar masukkan
telur, aduk tambahkan gula dan garam . Sajikan

26
3. Hasil Perhitungan CD Menu/ Nutrisurvey

Protein (g)
Berat Energi Lemak H A Ca Fosfor Vit. A Vit. B1 Vit. C Natrium Kalium Coles Serat AIR
Waktu Menu Bahan Makanan Fe (mg)
(g) (Kcal) Hewani Nabati (g) (g) (mg) (mg) (SI) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (ml)
makan pagi bubur beras giling 75 270,0 0,0 5,1 0,5 59,2 4,5 105,0 0,6 0,0 0,1 0,0 3,8 75,0 0,0 1,5 9,8
sayur sup kentang 105 87,2 0,0 2,1 0,1 20,1 11,6 58,8 0,7 0,0 0,1 17,9 7,4 415,8 0,0 2,6 81,7
wortel 20 8,4 0,0 0,2 0,1 1,9 7,8 7,4 0,2 2400,0 0,0 1,2 14,0 49,0 0,0 1,0 17,6
Buncis 20 7,0 0,0 0,5 0,0 1,5 13,0 8,8 0,2 126,0 0,0 3,8 7,0 15,5 0,0 1,9 17,8
semur tahu tahu 30 20,4 0,0 2,3 1,4 0,5 37,2 18,9 0,2 0,0 0,0 0,0 3,6 45,3 0,0 0,2 25,4
minyak kelapa 5 43,5 0,0 0,1 4,9 0,0 0,2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Sub Total 436,5 0,0 10,3 7,0 83,1 74,2 198,9 2,0 2526,0 0,3 22,9 35,7 600,6 0,0 7,2 152,3
Snack Pagi apel apel 85 49,3 0,0 0,3 0,3 12,7 5,1 8,5 8,8 76,5 0,0 4,3 1,7 110,5 0,0 0,6 71,5
Sub Total 49,3 0,0 0,3 0,3 12,7 5,1 8,5 8,8 76,5 0,0 4,3 1,7 110,5 0,0 0,6 71,5
Makan Siang bubur beras giling 100 360,0 0,0 6,8 0,7 78,9 6,0 140,0 0,8 0,0 0,1 0,0 5,0 100,0 0,0 2,0 13,0
kangkung tumis kangkung 30 8,7 0,0 0,9 0,1 1,6 21,9 15,0 0,8 1890,0 0,0 0,9 19,5 23,4 0,0 0,4 26,9
perkedel jagung Jagung segar kuning 10 14,0 0,0 0,5 0,1 3,3 0,6 11,8 0,1 43,5 0,0 0,8 0,0 0,0 0,0 1,0 6,0
telur ayam 60 97,2 7,7 0,0 6,9 0,4 32,4 108,0 1,6 540,0 0,1 0,0 94,8 106,8 330,0 0,0 44,4
minyak kelapa 10 87,0 0,0 0,1 9,8 0,0 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Sub Total 566,9 7,7 8,3 17,6 84,3 61,2 274,8 3,2 2473,5 0,2 1,7 119,3 230,2 330,0 3,4 90,3
Sanck Sore jeruk manis jeruk manis 10 4,5 0,0 0,1 0,0 1,1 3,3 2,3 0,0 19,0 0,0 1,9 0,2 16,2 0,0 0,0 8,7
Sub Total 4,5 0,0 0,1 0,0 1,1 3,3 2,3 0,0 19,0 0,0 1,9 0,2 16,2 0,0 0,0 8,7
Makan Malam bubur beras giling 75 270,0 0,0 5,1 0,5 59,2 4,5 105,0 0,6 0,0 0,1 0,0 3,8 75,0 0,0 1,5 9,8
sayur bayam denganbayam 60 21,6 0,0 2,1 0,3 3,9 160,2 40,2 2,3 3654,0 0,0 48,0 2,4 249,6 0,0 2,1 52,1
jagung Jagung segar kuning 10 14,0 0,0 0,5 0,1 3,3 0,6 11,8 0,1 43,5 0,0 0,8 0,0 0,0 0,0 1,0 6,0
telur balado telur ayam 60 97,2 7,7 0,0 6,9 0,4 32,4 108,0 1,6 540,0 0,1 0,0 94,8 106,8 330,0 0,0 44,4
minyak kelapa 5 43,5 0,0 0,1 4,9 0,0 0,2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Sub Total 446,3 7,7 7,7 12,8 66,8 197,9 265,0 4,6 4237,5 0,2 48,8 101,0 431,4 330,0 4,6 112,3
Snack Malam pisang Pisang Susu 30 27,6 0,0 0,3 0,2 7,0 1,8 6,0 0,1 2,4 7,2 0,0 2,7 0,3 118,8 0,0 0,7
Sub Total 27,6 0,0 0,3 0,2 7,0 1,8 6,0 0,1 2,4 7,2 0,0 2,7 0,3 118,8 0,0 0,7
Total Asupan 1531,1 42,3 37,9 255,0 343,5 755,5 18,7 9334,9 7,9 79,5 260,6 1389,2 778,8 15,8 435,8

4 .Dokumentasi

Gambar 1.1 Penyajian

27
Gambar 1.2 Bahan

Gambar 1.3 Alat

28

S-ar putea să vă placă și