Sunteți pe pagina 1din 38

Analisis Keuangan PT Lionmesh Prima Tbk

KELOMPOK 2 :

Aldo Amerta
Ivana Bella
Kezia Nabella
Michelle Caroline
Milya Ellvina
Revy Karina
Valencia Sanjaya

BCA LEARNING INSTITUTE


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN .............................................................................................. 4

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 9

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 20

LAMPIRAN .......................................................................................................... 22

i
BAB I

PENDAHULUAN

PT Lionmesh Prima Tbk (“Perseroan”) semula bernama PT Lion Weldmesh


Prima, didirikan di Jakarta pada tanggal 14 Desember 1982 dalam rangka
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), bergerak dalam bidang industri jaring
kawat baja las. Pada tahun 1990 Perseroan memperoleh persetujuan dari Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal atas nama Menteri Keuangan Republik Indonesia
untuk menjual sebagian sahamnya ke masyarakat melalui Penawaran Umum
sejumlah 600.000 saham. Perseroan juga telah mencatatkan seluruh sahamnya yang
telah ditempatkan dan disetor penuh di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
(Company Listing) pada tanggal 5 Nopember 1990.

Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 3 Januari


1994, Perseroan telah membagikan saham bonus sebanyak 3.200.000 saham atau
sebesar Rp3.200.000.000,- yang berasal dari sebagian agio saham, di mana saham
tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada
tanggal 1 Maret 1994. Selanjutnya pada tanggal 27 Juni 1995 Perseroan melakukan
Penawaran Umum Terbatas I sejumlah 4.800.000 saham. Penawaran Umum
Terbatas I ini telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham yang
diaktakan dengan Akta Notaris Adam Kasdarmadji, SH. No.296 tanggal 26 Juni
1995, dengan ketentuan satu saham lama mendapatkan satu hak (right) untuk
membeli satu saham baru yang ditawarkan dengan harga Rp1.000,- per saham.

Dengan demikian setelah Penawaran Umum, Anggaran Dasar Perseroan telah


mengalami beberapa kali perubahan. Anggaran Dasar Perseroan telah disesuaikan
dengan Undangundang No.1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-
undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal serta peraturan pelaksanaannya,
dengan Akta No.88 tanggal 7 Mei 1997, dibuat oleh Indah Prastiti Extensia, SH.,
pengganti Adam Kasdarmadji, SH., antara lain mengenai perubahan nama, maksud
dan tujuan, jangka waktu dan peningkatan modal dasar Perseroan menjadi

1
Rp38.000.000.000,-. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-2560 HT.01.04.Th.98 tanggal
27 Maret 1998. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan terakhir dengan Akta No.29
tanggal 10 Juni 2008, dibuat oleh Fathiah Helmi, SH., mengenai penyesuaian
dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No.40 tahun 2007 tentang Anggaran
Dasar Perusahaan. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-
86981.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 18 Nopember 2008.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang diadakan


pada tanggal 4 Juni 2015, yang diaktanotariskan dengan Akta Notaris No.2 Tanggal
4 Juni 2015 oleh Fathiah Helmi, S.H., para pemegang saham telah menyetujui
dilakukannya pemecahan nilai nominal saham Perseroan. Nilai nominal saham
Perseroan mengalami perubahan pada tahun 2015 dari semula Rp1.000,- per saham
menjadi Rp100,- per saham. Atas perubahan tersebut, modal disetor dan
ditempatkan penuh masing-masing yang semula dari 9.600.000 saham pada tahun
2014 menjadi 96.000.000 saham pada tahun 2015.

Perseroan mulai memproduksi Jaring Kawat Baja Las (Welded Wire Mesh)
sejak pertengahan tahun 1984 dengan merek LionMesh yang diproduksi dalam
berbagai ukuran dengan permukaan kawat polos atau ulir. Produk tersebut dikemas
dalam bentuk lembaran atau gulungan. Perseroan merupakan perusahaan pertama
yang memproduksi dan memasarkan jaring kawat baja las ulir di pasaran Indonesia.

Seiring dengan perkembangan industri konstruksi di dalam negeri, Perseroan


telah mengantisipasi perkembangan tersebut dengan memproduksi bahan-bahan
konstruksi berupa jaring kawat baja las, pagar mesh, bronjong, kolom praktis dan
produk sejenis lainnya. Perseroan memiliki 4 jalur produksi di Jakarta, dengan total
kapasitas produksi sebesar 45.768 ton per tahun. Pada mulanya Perseroan hanya
memiliki 1 jalur produksi di Jakarta. Namun pada tahun 1986, 1991 dan 1997
Perseroan menambahkan jalur produksinya secara bertahap. Pada akhir tahun 2010,
Perseroan menonaktifkan mesin produksi yang pertama dan memperbaharuinya
dengan jalur produksi yang baru, dengan demikian efisiensi dan kapasitas produksi
2
Perseroan dapat ditingkatkan. Perseroan memiliki pabrik di Jakarta seluas kurang
lebih 5.700 m2 di atas areal seluas 9.500 m2.

3
BAB II

TINJAUAN

A. Liquidity Ratio
Liquidity rasio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya saat jatuh tempo.
1. Current Ratio
Merupakan rasio keuangan yang paling umum digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya menggunakan asset lancar.
Current Assets
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Curent Liabilities

2. Quick (Acid-test) Ratio


Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya menggunakan asset lancar kecuali
inventory.
Current Assets − Inventory
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Curent Liabilities

B. Activity Ratio
1. Inventory Turnover
Merupakan rasio yang mengukur aktivitas atau likuiditas inventory
perusahaan.
Cost of Goods Sold
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
Inventory

2. Average Age of Inventory


Merupakan rasio yang mengukur rata-rata penjualan inventory dalam
satuan hari.
365
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐴𝑔𝑒 𝑜𝑓 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 =
Inventory Turnover

4
3. Average Collection Period
Merupakan rasio yang mengukur rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
penagihan piutang.
Account Receivable
Average Collection Period =
Annual Sales ∶ 365

4. Average Payment Period


Merupakan rasio yang mengukur rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
membayar kewajiban.
Account Payable
Average Payment Period =
Annual Purchase ∶ 365

5. Total Assets Turnover


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisien
perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan.
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
Total Assets Turnover =
Total Assets

6. Fixed Assets Turnover


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisien
perusahaan menggunakan asset tetap nya untuk menghasilkan penjualan.
Sales
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
Fixed Assets
C. Debt Ratio
1. Debt Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur proporsi total aset
yang dibiayai oleh kreditor perusahaan.
Total Liabilities
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Total Assets

2. Debt-to-equity Ratio

5
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur proporsi relatif dari
total liability dan ekuitas biasa yang digunakan untuk membiayai total aset
perusahaan.
Total Liabilities
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
Common Stock Equity

3. Time Interest Earned Ratio


Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar bunga tepat waktu. Semakin tinggi nilainya, semakin baik pula
kemampuan perusahaan membayar bunga, karena peluang membayar bunga
lebih besar.
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜
Earnings Before Interest and Taxes (EBIT)
=
Interest Expense

4. Fixed Payment Coverage Ratio


Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
melunasi beban-beban tetap seperti lease payment, interest, dan preferred
dividends. Semakin besar rasionya, semakin besar pula kemampuan
perusahaan melunasi beban tetap, yang berarti semakin kecil resiko yang
dihadapi para pemberi pinjaman dan pemilik.
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝑃𝑎𝑦𝑚𝑒𝑛𝑡 𝐶𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜
EBIT + Lease Payment
=
Preferred Stock Dividends
Lease Payment + Interest +
(1 − T)

D. Profitability Ratios
1. Gross Profit Margin
Merupakan rasio yang mengukur persentase setiap rupiah penjualan yang
tersisa setelah perusahaan membayar HPPnya. Semakin tinggi
persentasenya, artinya semakin rendah biaya yang terkait dengan barang
yang terjual.

6
Sales − Cost of Goods Sold
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
Sales

2. Operating Profit Margin


Merupakan rasio yang mengukur persentase setiap rupiah penjualan yang
tersisa setelah semua biaya dan beban selain bunga, pajak, dan dividen
preferen dikurangi.
Operating Profit
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
Sales

3. Net Profit Margin


Merupakan rasio yang mengukur persentasi setiap rupiah penjualan yang
tersisa setelah semua biaya dan beban termasuk bunga, pajak, dan dividen
preferen dikurangi.
Earnings available for common stockholders
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
Sales

4. Earning Per Share


Merupakan rasio yang mengukur berapa banyak pendapatan yang bisa
dibagikan kepada pemegang saham biasa.
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
Earnings available for common stockholders
=
Number of Shares of Common Stock Understanding

5. Return on Total Assets


Yaitu rasio yang mengukur keseluruhan keefektifan manajemen dalam
menghasilkan profit dengan aset yang tersedia. Semakin tinggi
persentasenya, semakin efektif penggunaan aset untuk menghasilkan profit.
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (𝑅𝑂𝐴)
Earnings available for common stockholders
=
Total Assets

7
6. Return on Equity
Yaitu rasio yang mengukur pengembalian yang dihasilkan pada investasi
pemegang saham biasa dalam perusahaan. Semakin tinggi presentase,
semakin efisien perusahaan untuk mengelola ekuitas untuk menghasilkan
profit.
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛𝑠 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (𝑅𝑂𝐸)
Earnings available for common stockholders
=
Common Stock Equity

E. Market Ratios
1. Price Earning Ratio
Yaitu rasio yang mengukur jumlah yang investor ingin bayarkan untuk
setiap rupiah keuntungan perusahaan. Tingkat rasio mengindikasikan
tingkat kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan kedepannya.
Market price per share of common stock
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Earnings Per Share

2. Market Book Ratio


Yaitu rasio yang memberikan sebuah penilaian pada bagaimana investor
melihat kinerja perusahaan.
Market price per share of common stock
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Book value per share of common stock

𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘


Common Stock Equity
=
Number os Shares of Common Stock Outsanding

8
BAB III
PEMBAHASAN

Evaluation
Indust
ry Tim
Ratio YEAR Cross-
Avera e- Over
sectio
ge seri all
nal
es

2014-
2014

2015

2016

2017

2018

2018

2018

2018
Liquidity

Current Ratio 5,26 8,09 2,77 4,28 5,29 2,2 Good Ok Ok


Quick(acid-
3,66 6,05 1,57 2,6 3,46 1,35 Good Ok Ok
test) ratio
Activity
Inventory
7,47 7,3 3,26 5,56 7,1 5,25 Good Ok Ok
Turnover
Average
Collection 30,3 43,6 30,7 poo
98,79 28,7 69,90 Poor Poor
Period (In 3 4 5 r
days)
Average
Payment
17,2 0,17 13,6 12,92 21,7 70,18 Poor Ok Ok
Period (In
days)
Total Asset
1,78 0,97 1,31 1,39 2 1,13 Ok Ok Ok
Turnover
Debt
Goo
Debt ratio 17% 16% 28% 20% 17% 53,3% Poor Ok
d
Debt-to equity
21% 19% 39% 24% 21%
ratio
Time interest 18,3 poo
7,8 37,15 26,14 6,81 11,77 Poor Poor
earned ratio 1 r
profitability
gross profit 6,89 5,94 11,69 12,50 6,20 14,83
Poor Ok Ok
margin % % % % % %
operating 3,47 0,99 4,95 7,66 2,03 Poo
6,92% Poor Poor
profit margin % % % % % r
net profit 2,97 0,46 3,39 5,91 1,68 Poo
5,47% Poor Poor
margin % % % % % r
earnings per Poo
771 20 65 135 30 26,17 Good Ok
share(EPS) r
9
return on total 5,53 0,60 3,29 8,23 2,52
4,88% Ok Ok Ok
asset(ROA) % % % % %
return on 6,39 0,70 4,57 10,23 3,07
9,45% Poor Ok Ok
equity(ROE) % % % % %
Market
Price/earnings 28,7 19,3
8,37 9,08 4,74 9,21 Poor Ok Ok
(P/E) ratio 5 3
Market/book( Poo
0,44 0,41 0,48 0,47 0,42 1,25 Poor Poor
M/E) ratio r

GRAFIK-GRAFIK

Grafik diatas menunjukkan bahwa telash terjadi kenaikan current ratio pada
tahun 2014 – 2015 lalu mengalami penurunan drastis pada tahun 2015–2016 lalu
terjadi kenaikkan kembali pada tahun 2016 ke 2018. Kenaikan pada grafik ini
mengindikasikan bahwa current asset yang dimiliki perusahaan dapat digunakan
untuk melunasi current liability perusahaan
Contohnya: pada tahun 2018 current asset ratio perusahaan 5,29 yang artinya
kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi oleh asset lancar
pada tahun 2018 adalah setiap Rp. 1 hutang lancar dijamim oleh Rp. 5,29 asset
lancar.

10
Grafik ini menunjukkan kenaikan pada quick asset ratio pada tahun 2014–2015
dan mengalami penurunan drastis pada tahun 2015-2016, serta terjadi kenaikan
kembali pada tahun 2016-2018. Kenaikan pada grafik ini mengindikasikan bahwa
perusahaan mampu untuk memenuhi hutang jangka pendeknya dengan
menggunakan aset yang paling liquid atau aset lancar yang dapat dengan cepat
dikonversi menjadi uang tunai.
Contohnya: Pada tahun 2015 quick ratio perusahaan sebesar 6,05 artinya adalah
setiap Rp. 1 hutang jangka pendek perusahaan dapat dipenuhi dengan menjual
semua asset lancar perusahaan.

Grafik ini menjukkan bahwa terjadi sedikit penurunan pada inventory turnover
perusahaan pada tahun 2014 - 2015, lalu di tahun selanjutnya terjadi penurunan
drastis selanjutnya, di tahun 2016 – 2018, terjadi peningkatan inventory turnover.

11
Hasil dari perhitungan digunakan untuk mengukur berapa kali perusahaan menjual
total rata-rata inventory pada tahun tersebut.
Contohnya: pada tahun 2016 inventory turnover perusahaan adalah 3,26 itu artinya
sepanjang tahun 2016 terjadi 3,26 kali perputaran inventory.

Grafik ini menunjukan terjadi kenaikan pada tahun 2014-2016, serta terjadi
penaikkan pada tahun 2016-2017, lalu di tahun 2018 terjadi kenaikan yang tidak
signifikan. hasil dari perhitungan ini digunakan untuk mengukur periode rata-rata
yang diperlukan untuk menagih atau mengumpulkan piutang. Contohnya: pada
tahun 2016 rata-rata perusahaan dapat menagih atau mengumpulkan utang adalah
98,79 hari.

12
Grafik ini menujukan bahwa telah terjadi penurunan pada tahun 2014 ke 2015,
kenaikan drastis pada tahun 2015-2016 serta terjadi penurunan sedikit kembali pada
tahun 2017 lalu terjadi kenaikan kembali pada tahun 2018. Hasil dari perhitungan
menunjukan lama waktu yang digunakan untuk melunasi hutang perusahaan.
Contohnya: pada tahun 2018 rata-rata lama waktu yang digunakan untuk
melunasi hutang perusahaan adalah 21,7 hari

Total Asset Turnover


2

1.5

0.5

0
2014 2015 2016 2017 2018

Grafik ini menunjukan terjadi penurunan pada tahun 2014 - 2015, lalu terjadi
kenaikan yasng stabil di tahun 2015-2018. Perhitungan ini digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan dari total
asetnya.
Contohnya: pada tahun 2018 total asset turnover perusahaan adalah 2 artinya
perusahaan mampu menghasilkan penjualan dari total asetnya sebanyak 2 kali.

13
Grafik diatas menunjukkan telah terjadi penurunan pada perusahaan pada
tahun 2014-2015, lalu di tahun berikutnya terjadi kenaikan yang drastis, kemudian
di tahun 2016-2018 terjadi penurunan kembali. Hasil dari perhitungan ini
digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan mengandalkan hutang untuk
membiayai asetnya.

Contohnya, pada tahun 2018 debt rationya adalah 0.17 artinya ratio utang
dari perusahaan ini tergolong aman karena perusahaan hanya mengandalkan 17%
hutang untuk membiayai asetnya.

Grafik diatas menunjukkan terjadi penurunan pada time interest earned ratio
selama tahun 2014, lalu di tahun 2015, terjadi penaikkan, dan pada tahun 2016-
2018 terjadi penurunan lagi. Hal ini mengidikasikan kemampuan perusahaan untuk
membayar bunga semakin rendah, yang menunjukkan bahwa berapa kali
perusahaan dapat membayar beban bunga dengan operating profit. Contohnya pada
tahun 2018 rasionya 6,81 yang berarti bahwa operating profit mampu membayar
beban bunga hingga 6,81 kali lipat.

14
Grafik diatas menunjukan telah terjadi penurunan pada tahun 2014 – 2015, lalu
di tahunberikutnya terjadi kenaikan dan terjadi penurunan pada tahun 2016- 2018.
Hasil dari peritungan ini digunakan untuk mengukur seberapa besar penggunaan
hutang perusahaan untuk total equity yang dimiliki perusahaan. Contohnya: pada
tahun 2018 debt to equity rationya adalah 0,21 artinya 21% dari modal perusahaan
diperoleh dari pemegang saham atau kreditur

Grafik ini menunjukkan bahwa pada tahun 2014-2015 gorss profit perusahaan
ini mengalami penurunan, lalu di tahun 2015 terjadi kenaikan drastis, di tahun 2016
terjadi kenaikan yang tidak signifikan, lalu ditahun 2017 kembali terjadi penurunan.
Hal ini menunjukkan persentase kemampuan perusahaan untuk meminimalkan
harga pokok penjualan (HPP) semakin kecil sehingga gross profit yang dihasilkan

15
makin kecil. Contohnya pada tahun 2018 perusahaan mampu menghasilkan gross
profit 6,2% dari sales saja
.

Grafik ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan pada operating profit margin
di tahun 2014-2015. Tetapi, pada tahun 2015-2017, rasionya kembali meningkat
lalu di tahun 2018 kembali terjadi penurunan yang drastis. Hal ini menunjukkan
bahwa seberapa besar kemampuan dalam menghasilkan operating profit dari net
sales perusahaan.
Contohnya pada tahun 2018 perusahaan mampu menghasilkan operating profit
sebesar 2,03% dari net sales.

Grafik ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan pada net profit margin pada
tahun 2014-2015. Tetapi, pada tahun 2015-2017 terjadi kenaikan yang signifikan.

16
Lalu di tahun 2018 kembali terjadi penurunan. Hal ini menunjukkan besar
presentase earnings available for common stockholders pada perusahaan terhadap
net sales.
Contohnya pada tahun 2018, sebesar 1,68% earnings available for common
stockholder dapat dihasilkan dari net sales.

Grafik ini menunjukkan bahwa earnings per share pada tahun 2014-2015
mengalami penurunan. Namun, pada tahun 2015-2017 terjadi kenaikan yang tidak
signifikan, lalu di tahun 2018 terjadi penurunan kembali. Hal ini menunjukkan
seberapa besar bagian dari laba perusahaan yang dialokasikan ke setiap saham biasa
yang beredar.
Contohnya pada tahun 2018 EPS 30 yang berarti bahwa sebesar 30 dari earnings
available for common stockholders untuk setiap satu lembar saham biasa.

17
Grafik ini menunjukkan pada tahun 2014-2015 return on total asset menurun,
sedangkan tahun 2015-2017 terjadi kenaikan yang signifikan, lalu di tahun 2018
kembali menurun. Hal ini menunjukkan kemampuan manajemen mengelola asset
untuk menghasilkan profit.
Contohnya pada tahun 2018 sebesar 2,52% dari total assets dapat menghasilkan
earning.

Grafik ini menunjukkan pada tahun 2014-2015 return on equity mengalami


penurunan, lalu di tahun 2015-2017 terjadi kenaikan kembali, dan di tahun 2018
terjadi penurunan lagi. Hal ini menunjukkan seberapa efisien dalam mengolah
ekuitas untuk menghasilkan profit.

18
Contohnya pada tahun 2018 sebesar 3,07% dari common stock equity dapat
menghasilkan earning.

Grafik ini menunjukkan bahwa pada tahhun 2014-2018 price earning ratio
perusahaan ini cenderung fluktuatif. Hal ini menunjukkan jumlah yang investor
ingin bayarkan untuk membeli setiap rupiah keuntungan perusahaan.
Contohnya pada tahun 2018 price earning ratio sebesar 19,33 berarti setiap Rp
1 keuntungan perusahaan mau dibeli sebesar Rp 19,33 oleh investor.

Grafik ini menunjukkan bahwa pada tahun 2014-2018 market/book ratio yang
fluktuatif. Hal ini menunjukkan penilaian bagaimana investor melihat kinerja
perusahaan.
Contohnya pada tahun 2018 setiap Rp 0,42 untuk setiap Rp 1 book value dari
perusahaan.

19
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan
Secara garis besar, kinerja PT Lionmesh Prima Tbk (“Perseroan”)
berdasarkan rasio-rasio keuangan yang terdapat pada tahun 2014-2018 tidak
bisa dikatakan buruk namun tentu masih jauh dari maksimal. Hal ini dibuktikan
dengan pergerakan rasio-rasio keuangannya dari tahun ke tahun cukup
fluktuatif dan jika diamati lebih detil maka terdapat beberapa periode waktu
yang pergerakannya cukup ekstrim.
Jika dibandingkan dengan industry average 2018, terdapat banyak rasio
keuangan PT Lionmesh Prima Tbk (“Perseroan”) yang masih tertinggal jauh di
bawah. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2018 kinerja perusahaan ini tiak
cukup baik bila dibandingkan dengan perusahaan lain yang bergerak pada
bidang yang sama. Pada tahun 2018 perusahaan memiliki activity ratio yang
lebih bagus di antara perusahaan yang lain tetapi masih terdapat banyak PR bagi
PT Lionmesh Prima Tbk (“Perseroan”) untuk meningkatkan kinerjanya
terutama dalam hal yang menyangkut profitability ratio.
Selain itu juga secara keseluruhan, rasio keuangan perusahaan
menunjukkan bahwa perusahaan masih berada di tingkat ‘Ok’ saja tetapi masih
ada kemungkinan bagi perusahaan untuk semakin membaik kedepannya.

2. Saran
Saran penulis untuk PT Lionmesh Prima Tbk (“Perseroan”) yaitu tetap
mempertahankan rasio-rasio yang sudah baik sebelumnya atau bahkan
meningkatkannya agar tidak menurun terlalu ekstrim di tahun berikutnya.
Selain itu, perusahaan juga harus memperbaiki kinerja nya terutama dalam hal
penjualannya agar dapat memperoleh profit semaksimal mungkin. Hal lain
yang dapat dilakukan perusahaan yaitu memahami kelebihan dan kekurangan
yang dimiliki dan lebih peka terhadap peluang-peluang yang ada serta tanggap

20
dalam menghadapi perubahan yang begitu cepat terutama dalam hal teknologi
karena dapat berpengaruh pada efektivitas dan efisusensi kerja.
Perusahaan juga harus meningkatkan perhatian mereka terhadap ratio-ratio
ini, karena PT Lionmesh Prima Tbk (“Perseroan”) merupakan perusahaan terbuka
sehingga rasio ini yang akan digunakan oleh para investor sebagai dasar untuk
mempertimbangkan keputusannya. Bagi pihak ketiga seperti bank pun akan
menggunakan data rasio ini sebagai dasar penilaian apakah perusahaan mampu
membayar pinjaman yang diberikan atau tidak.

21
LAMPIRAN
1. Laporan keuangan 2014

22
23
2. Laporan keungan 2015

24
25
26
3. Laporan keuangan 2016

27
28
29
4. Laporan Keuangan 2017

30
31
32
5. Laporan Keuangan 2018

33
34
35
36

S-ar putea să vă placă și