Sunteți pe pagina 1din 23

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Definisi

Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel -sel
kulityang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke
bagian t u b u h y a n g l a i n . K a r e n a k u l i t t e r d i r i a t a s b e b e r a p a j e n i s s e l ,
m a k a k a n k e r k u l i t j u g a bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan
tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel
skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). (Ajoemedi soemardi,2006).

2. Etiologi
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa faktor
resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu :
a. Paparan sinar ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari sumber
yang lain. Lama paparan,intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan
pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap kanker kulit.
b. Kulit putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada orang ang memiliki
kulit lebih gelap. Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin orang kulit putih lebih sedikit.
c. Genetic/faktor keturunan
Susunan genetic dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit. Jika
ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka resiko terkena kanker kulit
pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.
d. Paparan karsineogen
Bahan kimia seperti arsenic, nikotin, tar, di yakini dapat meningkatkan risiko terkena kanker
kulit. Namun dalam hal banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya
menyebabkan kanker kulit. Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hamper seluruh
orang sejak lahir. Namun dengan bantuan zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan
menimbulkan kanker atau tumor.

1
3. Jenis – jenis kanker kulit

1. Karsinoma sel basal

Karsinoma sel basal adalah jenis kanker kulit yang paling umum. Menurut American Cancer
Society, kondisi ini merupakan kasus kanker kulit nomor satu dunia. Sekitar 8 dari 10 kanker
kulit adalah karsinoma sel basal. Kanker ini cenderung tumbuh lambat, tapi tidak bisa
menyebar ke bagian tubuh lain.Karsinoma sel basal bisa sembuh total jika cepat dideteksi dan
diobati sejak dini.

Gejala kanker karsinoma sel basal (sumber: Cancer.org)

Cara mendeteksi gejala kanker kulit karsinoma sel basal

Pada awalnya, karsinoma sel basal muncul seperti benjolan “mutiara” kecil datar, padat, dan
mengkilap yang tampak mirip seperti jerawat yang tidak kunjung hilang. Kadang warnanya bisa
terlihat kekuningan, mirip dengan bekas luka.Kanker ini mungkin juga terlihat seperti tahi lalat
berwarna merah muda yang mengkilap dan sedikit bersisik. Anda mungkin melihat pertumbuhan
kulit berbentuk kubah yang memiliki pembuluh darah di dalamnya. Bisa berwarna pink, coklat,
atau hitam.Gejala lain yang harus diwaspadai adalah pertumbuhan kulit yang keras dan berlilin.
Kanker ini juga mungkin berwujud seperti luka terbuka yang tidak kunjung sembuh (memiliki
pinggiran berkerak atau mengeluarkan cairan), atau bisa sembuh tapi kemudian kembali.
Karsinoma sel basal dapat terjadi di bagian tubuh mana pun. Namun seringnya muncul di wajah,
leher, dan telinga yang tumbuh sangat lambat, bahkan hingga selama bertahun-tahun setelah
paparan matahari yang intens atau jangka panjang.
2
2. Karsinoma sel skuamosa

Karsinoma sel skuamosa merupakan jenis kanker kulit paling umum kedua. Karsinoma sel
skuamosa mirip dengan karsinoma sel basal. Bentuknya cenderung berupa benjolan merah
yang lama hilangnya.Jenis kanker ini dapat tumbuh ke lapisan kulit yang lebih dalam dan
menyebar ke bagian tubuh lain, tapi dapat dicegah jika diobati dan dideteksi sejak dini.

Gejala kanker karsinoma sel skuamosa (sumber: Cancer.org)

Cara mendeteksi karsinoma sel skuamosa?

Gejala kanker kulit ini biasanya berupa tahi lalat atau kutil yang terangkat ke atas atau tampak
berkubah dengan ceruk yang lebih rendah di tengahnya. Berbeda seperti karsinoma sel basal,
benjolan atau luka karsinoma sel skuamosa berwarna pucat dan biasanya tidak mengkilap.Tahi
lalat karsinoma sel skuamosa memiliki permukaan yang halus dan terasa gatal atau nyeri ketika
digaruk. Kanker ini juga bisa berwujud kutil merah bertekstur kasar atau bersisik, yang mungkin
berkerak atau berdarah ketika digaruk.

3. Kanker melanoma

Kanker melanoma adalah salah satu jenis kanker kulit langka yang paling mematikan.
Melanoma muncul ketika sel melanosit (sel penghasil pigmen warna kulit) tumbuh
mengganas secara abnormal menjadi kanker.

3
Gejala kanker kulit melanoma (sumber: Mayo Clinic)

Cara mendeteksi gejala kanker kulit melanoma

Kanker melanoma pada awalnya biasa muncul sebagai bintik berwarna gelap mirip tahi
lalat biasa yang berubah ukuran, bentuk, atau warna. Melanoma juga dapat muncul di area kulit
yang sebelumnya tidak pernah memiliki tahi lalat. Paling sering muncul pada punggung, kaki,
tangan dan wajah.

Namun untuk bisa membedakan mana tahi lalat normal dan mana tahi lalat gejala kanker kulit,
ikuti pedoman “ABCDE” di bawah ini:

a. Asymmetry (ukuran dan bentuk tidak simetris): Tahi lalat normal memiliki bentuk
simetris sempurna, ukuran pinggirannya akan sama besar di bagian kiri dan kanan. Tahi
lalat gejala kanker kulit melanoma memiliki bentuk dan ukuran yang tak beraturan,
karena sel pada salah satu sisinya bertumbuh lebih cepat daripada yang lain.
b. Border (pinggirannya tak rata): Tepian tahi lalat normal akan memiliki batasan yang
jelas, Anda bisa melihat di mana warna kulit Anda asli berakhir dan di mana warna
kecokelatan khas tahi lalat dimulai. Tahi lalat kanker melanoma memiliki pinggiran
yang acak dan tampak kabur, kadang bergerigi seperti seseorang yang mewarnai di
luar garis.
c. Color (warna berbeda): Tahi lalat normal memiliki warna yang solid dan sama rata di
segala sisinya, cokelat tua saja atau cokelat muda saja, atau hitam pekat. Jika tahi lalat

4
Anda memiliki corak warna yang beragam di satu lokasi, ini mungkin gejala kanker
kulit melanoma. Misalnya, di tengah berwarna merah muda yang berangsur menggelap
kemerahan di pinggirannya, atau kebalikannya (tahi lalat berwarna merah saja atau pink
saja termasuk normal). Tahi lalat kanker juga dapat menunjukkan bercak warna yang
berbeda sama sekali di satu tempat, misalnya merah, putih, keabuan dalam satu tahi lalat.
d. Diameter (ukuran): Tanda lahir yang normal akan tetap berukuran sama sepanjang
waktu. Sebuah tahi lalat yang bertumbuh membesar tiba-tiba, lebih besar dari 6 mm,
dapat menandakan kanker melanoma. Apalagi jika tahi lalat benar-benar baru muncul dan
langsung membesar.
e. Evolve (berkembang dan berubah): Tahi lalat yang berubah warna, ukuran, tekstur,
dan bentuk sehingga terlihat sangat berbeda dibandingkan dari semua tahi lalat lain pada
kulit Anda bisa menjadi gejala melanoma. Tahi lalat melanoma juga terasa gatal, atau
bahkan dapat berdarah.

4. Stadium kanker kulit

a. Kanker Kulit Stadium 0:

Mengacu pada melanoma in situ, yang artinya sel-sel melanoma ditemukan hanya di lapisan
terluar kulit atau epidermis. Stadium kanker kulit ini sangat jarang bisa menyebar ke bagian
lain dari tubuh.

b. Kanker Kulit Stadium 1:

Kanker kulit stadium 1 artinya sel-sel kanker telah bertumbuh ke bagian kulit lebih dalam,
tetapi masih belum menyebar ke kelenjar getah bening atau bagian tubuh lain (masih terbatas
di kulit). Stadium kanker kulit ini dibagi menjadi 2 subkategori:

 Stadium 1 A: Ukuran kanker sangat kecil, kurang dari 1 mm dalamnya, dan tidak tampak
mengalami ulserasi (luka terbuka). Juga tidak menunjukkan pembelahan sel-sel kanker yang
cepat.

5
 Stadium 1 B: Kanker melanoma ini bisa berukuran sangat kecil, kurang dari 1 mm
dalamnya, tetapi tampak mengalami ulserasi atau membelah diri dengan lebih cepat, atau
kanker ukurannya antara 1 – 2 mm dalamnya tetapi tidak ada tanda-tanda ulserasi.

c. Kanker Kulit Stadium 2:

Melanoma stadium 2 berarti sel-sel kanker telah bertumbuh ke bagian kulit lebih dalam,
atau memiliki karakteristik yang berisiko tinggi, tetapi belum menyebar ke kelenjar
getah bening atau lebih jauh. Stadium kanker kulit ini dibagi menjadi 3 subkategori:

 Stadium 2 A: Sel-sel kanker telah bertumbuh 1 – 2 mm ke dalam kulit, dan tumor


terlihat mengalami ulserasi, ATAU kanker ukurannya 2 – 4 mm tetapi tidak mengalami
ulserasi.
 Stadium 2 B: Ukuran kanker 2 – 4 mm tebalnya dengan tanda-tanda ulserasi, ATAU
lebih tebal dari 4 mm tetapi tidak mengalami ulserasi.
 Stadium 3 C: Ukuran kanker tidak lebih dari 4 mm tebalnya, dan mengalami ulserasi.

d. Kanker Kulit Stadium 3


Melanoma stadium 3 artinya sel-sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening
terdekat, tetapi belum ke organ-organ yang jauh. Stadium kanker kulit ini dibagi menjadi
3 subkategori:

 Stadium 3 A: Kanker bisa berukuran berapa pun, tanpa ulserasi, tetapi sejumlah kecil
sel-sel kanker—yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop—telah ditemukan di 1 – 3
kelenjar getah bening terdekat.
 Stadium 3 B: Melanoma bisa berukuran berapa pun tetapi mungkin terjadi ulserasi
degnan sel-sel kanker ditemukan di 1 – 3 kelenjar getah bening terdekat yang hanya bisa
dilihat dengan mikroskop, ATAU mereka tidak ulserasi tetapi ada cukup banyak sel-sel
kanker di 1 – 3 kelenjar getah bening terdekat sehingga cukup membuatnya membesar
ATAU sel-sel kanker bisa ditemukan di area sekitar kulit atau saluran limfatik, tetapi
tidak di kelenjar getah bening.
 Stadium 3 C: Melanoma bisa berukuran berapa pun ketebalanya. Jika terjadi ulserasi,
bisa ada 1 – 3 kelenjar getah bening yang membesar ATAU sel-sel kanker bisa

6
ditemukan di sekitar kulit atau saluran limfatik. Di stadium ini kanker mungkin
mengalami ulserasi atau mungkin juga tidak, tetapi sel-sel kanker bisa ditemukan di 4
kelenjar getah bening atau lebih.

e. Kanker Kulit Stadium 4


Melanoma stadium 4 (juga disebut melanoma metastatis) berarti sel-sel kanker telah
menyebar ke luar kulit dan kelenjar getah bening terdekat, ke organ-organ jauh seperti
hati, paru-paru atau otak, atau kelenjar getah bening serta area kulit yang jauh.
5. Gambar – gambar anatomi kanker kulit

7
8
6. Manifestasi klinis pada kanker kulit
1. Benjolan kecil yang membesar.
2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah.
3. Tahi lalat yang berubah warna.
4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh.
5. Permukaan kulit gatal dan nyeri.

9
7. Pemeriksaan diagnostic

1. Laboratorium test dan Cuci darah.


Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi dapat
merubah komposisi atau status hematologic.
2. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan
cara eksisi mengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan ketebalan
lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat diangkat
dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan (Runkle & Zalonznik, 1994).
Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum
dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.
3. Pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk menemukan
adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar X dan atau
CT scan.

8. Penatalaksanaan medis

1. Kuretase dan Elektrodesikasi.

Cara ini biasanya digunakan untuk membuang pertumbuhan kanser tersebut. Kanser dikaut
dengan kurette, satu alat yang berbentuk sudu tajam dan seterusnya dialirkan arus elektrik
dari suatu mesin khas untuk mengawal pendarahan dan membunuh sel kanser yang tinggal
di sekitar bahagian itu.

Keuntungan :

 Teknik sederhana
 Meninggalkan luka yang teratur dan kering.

Kerugian :

 Tidak efektif, hanya bisa di lakukan pada jenis kanker karsioma sel basal.

10
 Tidak didapat konfirmasi pada batas tepi pembuangan jringan yang adekuat.

2. Bedah Eksisi.

Biasanya kanser sel akan dibuang melalui pembedahan. Kadang-kala kanser tersebut
dibuang semasa biopsi dijalankan dan tidak perlu rawatan susulan.

Keuntungan :

 Penyembuhannya cepat dengan luka yang teratur dan kering.

Kerugian :

 Membutuhkan waktu.
 Biaya mahal
 Pengambilan jaringan normal dapat berlebihan.

3. Radioterapi.

Penyinaran tenaga tinggi digunakan untuk merusakkan sel-sel kanser dan menghentikan
pertumbuhan. Mungkin berguna untuk merawat karsinoma sel skuamos dan sel basal jika
pembedahan bukan satu pilihan.
Keuntungan :

 Bermanfaat pada daerah anatomis yang sulit diterapi dengan metode pembedahan.
 Bermanfaat bagi penderita dengan lesi yang luas memungkinkan dilakukan anestesi umum.
Kerugian :
 Memerlukan pralatan yang mahal
 Memerlukan kunjungan yang berulang kali.
 Memberikan efek samping yang signifikan.

11
4. Bedah Beku.

Cairan nitrogen digunakan untuk membeku dan membunuh sel-sel yang tidak normal. Selepas
kawasan tersebut cair, tisu yang dibunuh akan terkupas. Biasanya tidak menyakitkan tetapi
boleh menyebabkan kawasan itu bengkak. Teknik ini digunakan untuk merawat aktinik
keratosis pada awal pembentukannya.
Keuntungan :

 Tekniknya cepat.
 Peralatan yang dibutuhkan sedrhna.
 Tidak mempengruhi syaraf pembulh darah besar, tulang rawan, dan sistem saluran air mata.
Kerugian :
 Rasa nyeri dan edema.
 Dapat terjadi hipopigmentasi.

5. Bedah Mikrogafik Mohs.

Teknik ini adalah untuk ketumbuhan kanser yang besar dan sukar dirawat. Lapisan kulit
dibuang lapis demi lapis dan dilihat di bawah mikroskop sehingga tiada sel kanser yang
tinggal.

Keuntungan :

 Evaluasi histopatologi pada tepi irisn menekati 100% dibandingkan dengan tekinik seksi
vertikal tradisional.
 Dengan analisa tepi irisan yang lengkap dapat diketahui dan ditelusuri semua fokus-fokus
kanker yang masih tertinggal.
 Reseksi hanya pada daerah kanker, sehingga dapat menghemat jaringan atau
meminimalkan jaringan yang hilang.

Kerugian :

 Memerlukan dokter dan petugas laboratorium histopatologi yang terlatih.


 Biayanya mahal.

12
6. Terapi laser

Penyinaran cahaya yang halus digunakan untuk menghapuskan sel-sel kanser. Lazimnya
kurang menyebabkan kerosakan kepada tisu di sekitar dan pendarahan yang minimal. Teknik
ini digunakan untuk merawat kanser yang hanya melibatkan lapisan luar.

7. Kemoterapi

Topikal kemoterapi di mana dadah anti-kanser dalam bentuk krim atau lotion digunakan
untuk membunuh sel kanser yang terdapat kepada lapisan kulit terluar. Dadah anti-kanser
yang lain boleh digunakan untuk merawat kanser yang telah merebak ke bahagian lain.

9. Komplikasi

Komplikasi kanker kulit dapat terjadi berupa:

1. Rekurensi (kekambuhan)
2. Peningkatan risiko terjadinya kanker kulit dengan tipe berbeda
3. Kanker dapat menyebar hingga otot, saraf, dan organ dalam tubuh manusia.

10. Pencegahan pada kanker kulit

1. Hindari sinar matahari pada siang hari, karena paparan terkuat sinar ultraviolet dari
matahari berlangsung pada jam 10 pagi hingga 4 sore.
2. Gunakan tabir surya secara rutin, untuk mencegah penyerapan sinar ultraviolet ke dalam
kulit dan mengurangi risiko kerusakan kulit akibat sinar matahari.
3. Gunakan pakaian yang menutupi tubuh, seperti baju lengan panjang dan celana panjang,
untuk melindungi kulit dari sinar matahari.
4. Gunakan pula topi dan kacamata hitam saat keluar rumah, untuk memberikan
perlindungan lebih terhadap kepala dan mata dari radiasi sinar matahari.
5. Hindari penggunaan tanning bed, yaitu alat untuk menggelapkan kulit karena dapat
memancarkan radiasi ultraviolet yang berbahaya bagi kulit.
6. Hati-hati saat menggunakan obat yang menyebabkan efek samping pada kulit, seperti
antibiotik. Agar aman, konsultasikan kepada dokter terlebih dulu.

13
7. Lakukan pemeriksaan kulit secara rutin dan segera konsultasikan kepada dokter, jika
Anda mencurigai adanya perubahan atau kelainan pada kulit.

11. Patofisiologi

Kanker kulit merupakan kanker yang paling Nampak gejalanya karena kanker kulit itu
ada di bagian terluar dari tubuh. Kanker kulit biasanyadi awali dari sebuah bentol atau tompel di
bagian kulit tersebut. kanker kulit pada hakikatnya merupakan keganasan dari sel - sel yang
berkembang tak terkendali. Sel – sel tersebut akan merusak jaringan – jaringan kulit. Selain itu,
sel sel kanker tersebut tidak akan pernah mati meskipun telah memasuki usia penghujung.
Karena itu terjadi penumpukkan di jaringan kulit. Yang akhirnya menjadi suatu benjolan. Kanker
kulit ini sangat berbahaya karena bisa menyebar ke daerah atau organ lainnya di dalam tubuh.
Untuk mengatasi hal ini, pengobatan konvensional dan terapi biologis bekerjasama untuk saling
mengobati kanker kulit tersebut.

14
12. Pathway

15
ASUHAN KEPERAWATAN

1.Contoh kasus
Ny. B usia 62 tahun seorang ibu rumah tangga datang ke rumah sakit dibawa suaminya
dengan keluhan memiliki tahi lalat di sebelah hidung bagian kiri berwarna hitam kehijauan,
klien mengatakan tahi lalat sering gatal dan dilakukan garukan yang mengakibatkan luka dan
berair,klien mengatakan luka kemerahan dan bengkak,teraba panas di daerah luka,klien
mengatakan nyeri dibagian luka.luka semakin lama semakin besar, pipi, hidung, dan bibir
bawah juga menjadi luka,kondisi luka juga sedikit berbau.klien mengatakan jadi sulit tidur
pada malam hari. klien mengatakan merasa cemas dan tidak tahu mengenai penyakitnya.
keluarga klien mengatakan bahwa Ny. B hanya berdiam diri di rumah saja karena merasa
malu kepada orang lain dengan keadaannya sekarang keluarga klien mengatakan klien mudah
tersinggung.
2. Pengkajian
A. Identitas klien
Nama : Ny. B
Umur : 62 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : Menikah
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Diagnosa : Ca kulit
Tanggal masuk : 20 februari 2018
Tanggal pengkajian : 21 februari 2018
Alamat : jl.cipondoh
B. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. A
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : laki – laki
Pekerjaan : Buruh

16
Alamat : jl.cipondoh
Hubungan dengan klien : Suami
C. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama : Nyeri,gatal luka dan berair,kemerahan,teraba panas di daerah luka
dan bengkak
2. Riwayat kesehatan sekarang : klien mengeluh ada tahi lalat dihidung warna hitam
kehijauan disertai gatal dan digarukkan menjadi luka dan berair, terdapat kemerahan
dan bengkak disertai nyeri.
3. Riwayat kesehatan dahulu : klien sebelumnya tidak pernah mengalami gejala seperti
ini.
D. Pengkajian
1. Inspeksi : terdapat tahi lalat di sebelah hidung bagian kiri berwarna hitam kehijau –
hijauan , sering gatal dan dilakukan garukan yang mengakibatkan luka dan berair,
adaya kemerahan.
2. Palpasi : luka berair semakin lama semakin besar,pipi, hidung, dan bibir bawah juga
menjadi luka. Adanya bengkak, teraba panas di daerah luka.saat di tekan terasa nyeri

3. Warna : kulit berwarna hitam kehijauan.

4. Tekstur kulit : kasar dn kering terdapat adanya penebalan pada kulit.

5. Suhu : panas

6. Kelembapan : kulit lembab dan berair.

7. Bau busuk : kondisi luka berbau tidak sedap

17
3. Analisa Data

No. Data penunjang Etiologi Problem

1. Ds : - klien mengatakan tahi lalat sering gatal Nyeri akut Lesi pada kulit
dan mengalami luka disertai berair.
- klien mengatakan luka nya terasa nyeri
dibagian luka dan semakin lama semakin besar
di pipi, hidung dan bibir bawah.
Do :
- P : Nyeri pada luka, nyeri terasa saat luka di
lakukan garukan.
- Q : Nyeri seperti tertusuk tusuk
- R : Nyeri di bagian hidung pipi, hidung dan
bibir bawah
- S : Skala nyeri 5.
- T : nyeri di rasakan sewaktu – waktu.
kadang – kadang dengan durasi yang tidak
menentu
TTV :
-Td : 120/80
- S : 37°C
- N : 80x/mnt
-Rr : 20x/mnt.
- klien terlihat meringis.
- klien terlihat gelisah.

18
2. Ds : klien mengatakan lukanya semakin lama Gangguan citra Ulserasi
semakin besar pipi, hidung dan bibir bawah juga tubuh
menjadi luka.kondisi luka juga sedikit berbau
- keluarga klien mengatakan bahwa Ny. B hanya
berdiam diri di rumah saja karena merasa malu
kepada orang lain dengan keadaannya sekarang
- keluarga klien mengatakan klien mudah
tersinggung.
DO :
-klien terlihat tak berdaya.
- klien merasa malu.
3. Ds : - klien mengatakan luka kemerahan dan Infeksi Memperlihatkan reaksi inflamasi
bengkak.
- klien mengatakan nyeri dibagian luka.luka
semakin lama semakin besar, pipi, hidung, dan
bibir bawah juga menjadi luka.kondisi luka
sedikit berbau.
Do :
-klien tampak lemah.
- Klien tampak gelisah
- Teraba panas di daerah luka.

19
4. Intervensi keperawatan
No. Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil (NOC) Intervensi keperawatan
(NIC)
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Pain management
berhubungan dengan 3x24 jam diharapkan klien mampu mengatasi 1. Kaji kultur yang
lesi pada kulit nyeri.dengan kriteria hasil : mempengaruhi respon
- mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri.
nyeri,mampu menggunakan tehknik non farmakologi 2. Lakukan pengkajian
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan). nyeri secara komperehensif
- melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan termasuk lokasi,
menggunakan manajemen nyeri. karakteristik, durasi,
- mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, kualitas dan
frekuensi dan tanda nyeri). faktor presipitasi.
- menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang. 3. Observasi reaksi non
verbal dari
ketidaknyamanan.
4. Gunakan tekhnik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
5. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi,non
farmakologi dan
interpersonal).
6. Kolaborasi : berikan
analgetik untuk
mengurangi nyeri.
2. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan Body image enhancement
berhubungan dengan selama3x24 jam diharapkan klien menerima 1. Kaji secara verbal dan
ulserasi keadaannya dan menghargai diri sendiri. dengan non verbal respon klien

20
kriteria hasil : terhadap tubuhnya.
- body image positif. 2. Monitor frekuensi
- mampu mengidentifikasi kekuatan personal. mengkritik dirinya.
- mendeskripsikan secara factual perubahan fungsi 3. Jelaskan tentang
tubuh. pengobatan, perawatan,
- mempertahankan interaksi social. kemajuan dan prognosis
penyakit.
4. Dorong klien
mengungkapkan
perasaannya.
5. Fasilitasi kontak dengan
individu lain dalam
kelompok kecil.
3. Infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Infection protection
dengan 3x24 jam diharapkan klien infeksinya dapat 1. Monitor tanda dan
memperlihatkan reaksi terkendali dan tidak menyebar ke seluruh area gejala infeksi sistemik
inflamasi lainnya dengan kriteria hasil : local.
- Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi. 2. Monitor kerentanan
- mendeskripsikan proses penularan penyaki factor terhadap infeksi.
yang mempengaruhi penularan serta 3. Berikan perawatan kulit
penatalaksanaannya. pada area epiderma.
- jumlah leukosit dalam batas normal 4. Inspeksi kulit dan
- menunjukkan perilaku hidup sehat. membrane mukosa
. terhadap
kemerahan,panas,drainase.
5.dorong masukkan nutrisi
yang cukup.
6. Instruksikan pasien
untuk minum antibiotic
sesuai resep.

21
5. Implementasi dan evaluasi keperawatan
No Diagnosa keperawatan Impelementasi Evaluasi

1. Nyeri akut berhubungan dengan lesi pada kulit 1. Mengkaji kultur yang S : klien mengatakan nyeri
mempengaruhi respon berkurang setelah
nyeri. dilakukan management
2. Melakukan pengkajian nyeri.
nyeri secara komperehensif O : skala nyeri 2,klien
termasuk lokasi, tampak tidak selalu
karakteristik, durasi, meringis lagi.
frekuensi, kualitas dan A : masalah teratasi
faktor presipitasi. sebagian.
3. Mengobservasi reaksi P : lanjutkan intervensi 2
non verbal dari dan 3.
ketidaknyamanan.
4. Menggunakan tekhnik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
5. Memilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi,non
farmakologi dan
interpersonal).
6. Mengkolaborasi :
berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan 1. Mengkaji secara verbal S : klien mengatakan masih
ulserasi dan non verbal respon klien belum bisa menerima
terhadap tubuhnya. keadaannya sendiri.

22
2. Memonitor frekuensi O : klien tampak malu dan
mengkritik dirinya. tak berdaya.
3. Menjelaskan tentang A : masalah belum teratasi.
pengobatan, perawatan, P : lanjutkan intervensi
kemajuan dan prognosis 1,2,3,4,5
penyakit.
4. Mendorong klien
mengungkapkan
perasaannya.
5. Memfasilitasi kontak
dengan individu lain dalam
kelompok kecil.
3. Infeksi berhubungan dengan memperlihatkan 1. Memonitor tanda dan S : klien mengatakan
reaksi inflamasi gejala infeksi sistemik kemerahan pada lukanya
local. sudah mulai berkurang
2. Memonitor kerentanan O : panas pada di daerah
terhadap infeksi. luka klien. Klien tampak
3. Memberikan perawatan lemah.
kulit pada area epiderma. A : masalah teratasi
4. Menginspeksi kulit dan sebagian.
membrane mukosa P : lanjutkan intervensi
terhadap 2,3,4,5,6.
kemerahan,panas,drainase.
5.Mendorong masukkan
nutrisi yang cukup.
6. Menginstruksikan pasien
untuk minum antibiotic
sesuai resep.

23

S-ar putea să vă placă și