Sunteți pe pagina 1din 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK


KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA PUTRI DI
SD ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

Della Zulfa Rifda, Besar Tirto Husodo, Bagoes Widjanarko


Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro
Email : dellazulfa95@gmail.com

ABSTRACT

Currently Indonesia is in emergency situations of sexual violence, coupled with


the high reproductive problems especially on female. One of the reaseon is the
low reproductive health education on children in Indonesia. Reproductive health
education in Hidayatullah Primary School has not according with the curriculum
that being used. This research aims to analyze any factors relating to the
reproductive health practice on female students in Hidayatullah.
This research is a quantitative with cross sectional approach. Using total
sampling on all of female students (49 students) on 6th grade in Hidayatullah. The
data was collected by interview using a questionnaire. This research use
univariate and bivariate analysis.
The research showed that the most respondents are 12 years old (51%) and
already puberty (59,2%). Most of the respondents have a good reproductive
health practices (51%). The chi-square test showed that attitudes about
reproductive health practice (p=0,007) and the infrastructure that support practice
of reproductive health (p=0,009) are significantly related to reproductive health
practices. While the variables of puberty (p=0,644), knowledge (p=0,889),
methodes of education (p=0,644) teacher’s role (p=0,146), parent’s role (p=0,84)
are not significantly related to reproductive health practice of female students in
Hidayatullah.
The research concluded the importance of the role of school in providing
reproductive health education at an early age. This research recommended to
increase the knowledge of children about reproductive health, support
infrastructure of school about reproductive organs needed, modify the method of
reproduction health education, and optimize the role of teacher as counselors
about reproductive organs.

Keywords : Primary School Children, Practice, Reproductive Health

495
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN vaginosis bakterialis. Sedangkan


Saat ini Indonesia berada pada pada tahun 2016 sampai dengan
kondisi gawat kekerasan seksual, bulan Juni, sebanyak 24 anak
hal ini diperparah lagi dengan menderita kandidiasis dan 2 anak
tingginya permasalahan reproduksi. menderita vaginosis bakterialis.(4,5,6)
Isu-isu yang berkaitan dengan Hal ini diperparah lagi dengan
kesehatan reproduksi merupakan isu maraknya kasus pelecehan seksual
yang pelik dan sensitif. Bagi pada anak. Berdasarkan laporan
sebagian masyarakat Indonesia, BP3AKB, kasus kekerasan pada
membicarakan mengenai seksual anak di Jawa Tengah yakni; sebesar
dan kesehatan reproduksi pada 771 kasus pada tahun 2012,
anak masih dianggap sesuatu yang sebesar 636 kasus pada tahun
tabu dan pribadi. Namun 2013, sebesar 100 kasus pada
kenyataannya, menurut pakar tahun 2014, dan sebesar 667 kasus
psikologi, anak idealnya sudah pada tahun 2015. Sedangkan di kota
diberikan pendidikan kesehatan Semarang, pada tahun 2015
reproduksi sejak usia 2,5 tahun. Lalu terdapat 42 kasus kekerasan
diperdalam lagi pada bangku seksual, serta pada tahun 2016
sekolah dasar.(1) sampai dengan bulan Agustus
Sekolah seharusnya berperan terdapat 40 kasus yang rata-rata
sebagai sumber informasi kunci didominasi oleh perempuan.(7) Maka
mengenai kesehatan reproduksi. dari itu perlu adanya pendidikan
Namun hasil SKRRI tahun 2007 kesehatan reproduksi sedini
menunjukkan hanya 5,3% remaja mungkin, sebagai upaya
yang mengaku sudah mendapatkan peningkatan kualitas hidup manusia.
pelajaran tersebut pada bangku Data DKK Semarang tahun
sekolah dasar.(2) Kurangnya 2013-2016 sampai dengan bulan
pendidikan kesehatan reproduksi Juni menyatakan bahwa Kecamatan
pada anak menjadi salah satu Banyumanik menduduki peringkat 5
penyebab rendahnya pengetahuan besar dengan kasus tertinggi hamil
remaja mengenai kesehatan di luar nikah pada anak usia <20
reproduksi. Diketahui hasil SKRRI tahun, dengan posisi tertinggi adalah
tahun 2007 sebesar 0,8% remaja Kecamatan Semarang Timur,
mengaku sudah mengalami Kecamatan Genuk, Kecamatan
pubertas di usia <10 tahun. Namun Tugu, serta Kecamatan Semarang
dengan kondisi seperti ini, Selatan.(4)
pengetahuan remaja masih minim, Sekolah Dasar Islam
yakni sebesar 31,5% di tahun 2007 Hidayatullah merupakan salah satu
dan sebesar 39,4% di tahun 2012 sekolah yang berada di wilayah
tidak mengetahui mengenai Kecamatan Banyumanik yang
kesehatan reproduksi.(2,3) menggunakan perpaduan kurikulum
Dari data DKK Semarang juga Depdiknas serta Depag. Pendidikan
diketahui bahwa penyakit ISR pada mengenai kesehatan reproduksi di
anak, khususnya pada perempuan SDI Hidayatullah diterapkan sesuai
cukup tinggi,. Pada tahun 2009 KTSP tahun 2006 pada siswa kelas I
sebanyak 79 anak menderita hingga kelas VI pada mata pelajaran
kandidiasis dan 4 anak menderita PKn, IPA, Olahraga serta Fikih.(8)
vaginosis bakterialis. Pada tahun SDI Hidayatullah merupakan
2010, sebanyak 56 anak menderita sekolah swasta islam bergengsi
kandidiasis dan 15 anak menderita dimana pendidikan kesehatan

496
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

reproduksinya berlandaskan agama. pengetahuan, sikap, metode


Dengan adanya latar belakang pendidikan ketersediaan sarana
tersebut maka besar harapan orang prasarana, peran guru serta peran
tua untuk memiliki anak yang tidak orang tua. Sedangkan karakteristik
hanya cerdas dalam kemampuan responden meliputi usia dan status
berpikir tetapi juga baik dalam menstruasi. Analisis data dilakukan
berperilaku sehari-hari salah satunya dengan uji statistik univariat dan
dalam praktik menjaga kesehatan bivariat dengan chi square (α=5%).
reproduksinya.
Didapatkan pula hasil HASIL PENELITIAN
wawancara survey pendahuluan Masih terdapat beberapa
bahwa pendidikan kesehatan responden yang tergolong buruk
reproduksi di SDI Hidayatullah dalam praktik menjaga kesehatan
belum berjalan dengan maksimal. reproduksinya. (49%). Pada variabel
Sesuai KTSP tahun 2006 masih praktik kesehatan reproduksi
terdapat materi mengenai kesehatan dibedakan menjadi dua kategori
reproduksi yang belum diajarkan, yakni; a) praktik hygiene dan sanitasi
serta kurangnya peran guru dalam organ reproduksi, b) praktik
menunjang praktik kesehatan melindungi diri dari tindakan
reproduksi murid. Kelas VI pelecehan seksual. Hasil uji statistik
merupakan tingkatan akhir pada univariat (tabel 1) menunjukkan
sekolah dasar, dimana siswa sudah bahwa rata-rata responden berusia
mendapatkan pelajaran dari Kelas I 12 tahun (51%) dan sudah
sampai akhir. Maka sangat tepat bila mengalami menstruasi (59,2%).
dijadikan tolok ukur untuk Tabel 1. Distribusi Karakteristik
menentukan hasil pembelajaran Responden
terkait pendidikan kesehatan Karakterist Kategori N %
reproduksi di SDI Hidayatullah. Oleh ik
karena itu melalui penelitian ini, Usia 11 tahun 24 49
12 tahun 25 51
peneliti ingin mengidentifikasi apa
Status Sudah 59,
saja faktor yang berhubungan
Menstruasi menstruasi 29 2
dengan praktik kesehatan reproduksi Belum 20 40,
pada siswa putri di SDI Hidayatullah menstruasi 8
Semarang. Hasil distribusi frekuensi praktik
kesehatan reproduksi (tabel 2)
METODE PENELITIAN menunjukkan bahwa sebagian besar
Penelitian ini bersifat deskriptif responden memiliki pengetahuan
analitik dengan pendekatan baik mengenai kesehatan reproduksi
kuantitatif dan rancangan cross (51%), sikapnya mendukung
sectional. Pengumpulan data terhadap praktik kesehatan
dilakukan melalui wawancara reproduksi (26%), memiliki sarana
dengan menggunakan kuesioner. prasarana yang menunjang praktik
Sampel penelitian menggunakan kesehatan reproduksinya (71,4%),
total sampling berjumlah 52 siswa memahami materi kesehatan
putri Kelas VI di SDI Hidayatullah reproduksi dengan metode
Penelitian menggunakan teori pendidikan yang disampaikan
Lawrence Green dengan melibatkan (59,2%), didukung peran guru
predisposing factors, enabling (69,4%) serta peran orang tua
factors, dan reinforcing factors. (67,3%) terhadap praktik kesehatan
Variabel penelitian meliputi reproduksinya.

497
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 2. Hasil bivariat menggunakan chi square


Praktik Kesehatan
Reproduksi
Variabel Kategori n % Nilai P
Baik Buruk
N % n %
Status Sudah
menstruasi menstruasi 29 59,2 14 48,3 15 51,7
0,644
Belum 20 40,8 11 55 9 45
menstruasi
Pengetahuan Baik 25 51 13 52 12 48
0,889
Kurang 24 49 12 50 12 50
Sikap Mendukung
26 53,1 18 69,2 8 30,8
Tidak 0,007
23 46,9 7 30,4 16 69,6
mendukung
Ketersediaan Mendukung
35 71,4 22 62,9 13 37,1
sarana Tidak 0,009
14 28,6 3 21,4 11 78,6
prasarana mendukung
Metode Mudah
29 59,2 14 48,3 15 51,7
pendidikan dipahami 0,644
20 40,8 11 55 9 45
Sulit dipahami
Peran guru Mendukung
34 69,4 15 44,1 19 55,9
Tidak 0,146
15 30,6 10 66,7 5 33,3
mendukung
Peran orang tua Mendukung
33 67,3 14 42,2 19 57,6
Tidak 0,84
16 32,7 11 68,8 5 31,2
mendukung

498
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Hasil uji chi square (tabel 2) yang mewakili tingkat


(10)
menunjukkan bahwa terdapat dua kematangan seorang. Refliana
variabel yang berhubungan dengan (2005) menyatakan bahwa
praktik kesehatan reproduksi semakin dewasa usia seseorang
(p<0,05), yaitu sikap mengenai maka tingkat pengetahuannya
kesehatan reproduksi (p=0,007) dan akan lebih matang dan lebih
ketersediaan sarana prasarana yang baik dalam berpikir maupun
menunjang praktik kesehatan bertindak.(11) Maka kaitannya
reproduksi (p=0,009). Sedangkan dengan penelitian ini, semakin
status menstruasi (0,644), dewasa usia anak, maka
pengetahuan (p=0,889), metode semakin baik pula dari segi
pendidikan (p=0,644), peran guru pengetahuan mengenai organ
(p=0,146) serta peran orang tua reproduksi dan praktik menjaga
(p=0,84) tidak memiliki hubungan kesehatan reproduksinya.
yang bermakna dengan praktik Sedangkan pada variabel status
kesehatan reproduksi (p>0,05). menstruasi, rata-rata responden
sudah mengalami menstruasi
PEMBAHASAN (59,2%). Semakin cepat usia
a. Praktik kesehatan reproduksi kematangan seksual seseorang
Praktik kesehatan reproduksi salah satunya ditandai dengan
yang dimaksud pada penelitian menstruasi pada perempuan
ini terdiri dari praktik hygiene & dapat diartikan dari segi positif
sanitasi organ reproduksi dan maupun segi negatif. Dilihat dari
praktik melindungi diri terhadap segi postifnya hal ini
tindakan pelecehan seksual dari menunjukkan bahwa status gizi
orang lain. Praktik kesehatan anak saat ini sudah cukup baik,
reproduksi responden tergolong namun dilihat dari segi
baik (51%). Hasil penelitian ini negatifnya dengan kondisi saat
tidak sejalan dengan penelitian ini akan diikuti meningkatnya
Dewi dkk (2012) yang aktivitas seksual pada usia dini,
mengatakan praktik perawatan yang apabila tidak ditangani
organ genetalia eksternal pada dengan baik dapat berdampak
anak 10-11 tahun yang buruk seperti terjadinya hamil,
mengalami menarche dini, dini, kehamilan di luar nikah,
tergolong buruk (66%). Hal ini aborsi, dan lain sebagainya.(12)
dapat terjadi dikarenakan c. Pengetahuan
karakteristik responden pada Hasil penelitian menunjukkan
penelitian yang berbeda. Pada nilai p-value 0,889 > 0,05 yang
penelitian Dewi dkk sampel berarti tidak ada hubungan
penelitian sebanyak 100 anak antara pengetahuan responden
usia 10-11 tahun yang sudah dengan praktik kesehatan
mengalami menarche di SD Kota reproduksi responden. Hasil ini
Semarang. Sehingga dengan tidak sejalan dengan penelitian
adanya perbedaan karakteristik Dewi dkk (2012) yang
responden penelitian, didapatkan menyatakan ada hubungan
hasil yang berbeda pula.(9) antara pengetahuan responden
b. Karakteristik responden dengan praktik perawatan organ
Hasil penelitian diketahui rata- genitalia eksternal (p-value 0,000
rata usia responden 12 tahun < 0,05). (9) Hal ini disebabkan
(51%). Usia merupakan faktor adanya perbedaan faktor

499
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dominan yang melatarbelakangi responden merasa tidak


pengetahuan responden. Dalam ditunjang oleh sarana prasarana
penelitian ini, responden yang ada, maka semakin buruk
menjawab bahwa pengetahuan praktik kesehatan reproduksinya.
yang ia miliki didapatkan dari f. Metode pendidikan
keluarga, teman sepermainan, Materi kesehatan reproduksi di
serta melalui internet. SDI Hidayatullah deberikan
d. Sikap dengan metode ceramah, tanya
Hasil penelitian menunjukkan jawab, konseling dan diskusi
nilai p-value 0,007 < 0,05 yang kelompok. Hasil penelitian
artinya ada hubungan antara menyatakan bahwa metode
sikap responden dengan praktik penyampaian materi dengan
kesehatan reproduksi ceramah lebih memudahkan
responden. Hal ini tidak sejalan responden dalam memahami
dengan penelitian Dewi dkk materi. Hal ini sejalan dengan
(2012) menggunakan uji fisher pendapat Notoatmodjo yang
yang menyatakan bahwa ada menyatakan bahwa metode dan
hubungan antara sikap teknik promosi kesehatan untuk
responden dengan praktik kelompok besar dapat dilakukan
perawatan organ genitalia dengan metode ceramah yang
(9)
eksternal. Sikap akan terwujud diikuti atau tanpa diikuti dengan
pada suatu tindakan tergantung tanya jawab, seminar, lokakarya
pada situasi saat itu, pada dan lain sebagainya.(14)
banyak sedikitnya pengalaman Penerapan metode pengajaran
seseorang mengacu kepada sebaiknya disesuaikan dengan
pengalaman orang lain.(13) Pada materi yang disampaikan.
penelitian ini, sikap anak g. Peran guru
seringkali mengacu pada Hasil penelitian menyatakan
pengalaman keluarga (ibu dan bahwa p value 0,146 > 0,05 yang
kakak perempuan) serta teman berarti tidak ada hubungan
sebaya yang belum tentu antara peran guru dengan
pengalamannya benar terkait praktik kesehatan reproduksi
praktik kesehatan reproduksinya. responden. Hal ini mungkin
e. Ketersediaan sarana terjadi dikarenakan tidak
prasarana terdapatnya keeratan hubungan
Hasil observasi sarana antar murid dengan gurunya,
prasarana, bahwa materi tentang sehingga meski guru sudah
reproduksi disampaikan berperan dengan baik sebagai
meggunakan alat bantu buku pendidik namun pada
pelajaran dan papan tulis. kenyataannya belum dapat
Didapatkan pula dari hasil merubah suatu perilaku
observasi peneliti bahwa tidak muridnya. Kerawanan hubungan
terdapat sabun, kertas guru dengan muridnya bisa
pembersih/tisu di kamar mandi disebabkan komunikasi antara
sekolah serta media promosi keduanya kurang berjalan
kesehatan khususnya terkait harmonis. Kerawanan hubungan
kesehatan organ reproduksi. ini dapat menjadi kendala bagi
Hasil analisis bivariat (tabel 2) guru untuk melakukan
menunjukkan terdapat pendekatan edukatif kepada
kecenderungan bahwa semakin muridnya yang bermasalah,

500
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sehingga akan menciptakan (p=0,644), peran guru (p=0,146)


murid yang introver (tertutup).(15) dan peran orang tua (0,84)
h. Peran orang tua
Diketahui dari hasil wawancara,
DAFTAR PUSTAKA
bahwa ibu adalah sosok yang
1. Novita W. Serba-Serbi Anak.
paling berperan dalam hal ini.
1st ed. Jakarta: PT Elex
Sesuai yang diutarakan Gunarsa
Media Komputindo; 2007.
(1991) mengenai orang yang
2. Badan Pusat Statistik. Survei
paling disenangi remaja putri
Kesehatan Reproduksi
untuk memberikan penjelasan
Remaja Tahun 2007.
tentang menstruasi adalah guru
Jakarta: Depkes RI; 2008.
konseling dan ibu.(16) Hasil
3. Badan Pusat Statistik. Survei
penelitian menunjukkan tidak
Demografi dan Kesehatan
ada hubungan antara peran
Indonesia 2012. Jurnal
orang tua dengan praktik
Kesehatan. 2012.
kesehatan reproduksi
4. Laporan Dinas Kesehatan
responden. Hal ini dapat terjadi
Kota Semarang Program
salah satu faktornya dapat
Kesehatan Remaja Tahun
dikarenakan intensitas
2013-2016.
komunikasi antara responden
5. Laporan Dinas Kesehatan
dengan orang tuanya (ibu).
Kota Semarang Program
Penelitian yang dilakukan oleh
Kesehatan Remaja Tahun
Fox dan Inazu (1980)
2009.
membuktikan bahwa semakin
6. Laporan Dinas Kesehatan
sering intensitas percakapan
Kota Semarang Program
pendidikan seks antara ibu dan
Kesehatan Remaja Tahun
anak, maka tingkah laku anak
2010.
terhadap seksualitasnya akan
7. Laporan Badan
semakin bertanggung jawab.
Pemberdayaan Perempuan
Semakin awal komunikasi yang
Perlindungan Anak dan
terjalin mengenai pendidikan
Keluarga Berencana
seks, maka semakin baik
(BP3AKB) Kasus Kekerasan
perilaku seks seorang anak.(17)
pada Anak.
8. Departemen Pendidikan
KESIMPULAN Nasional. Kurikulum Tingkat
1. Sebagian besar responden Satuan Pendidikan Tahun
memiliki praktik kesehatan 2006.
reproduksi yang baik (51%). 9. Puspitaningrum D,
2. Karakteristik responden rata-rata Suryoputro A, Widagdo L.
berusia 12 tahun (51%) dan Praktik Perawatan Organ
sudah mengalami menstruasi Genitalia Eksternal pada
(59,2%) Anak Usia 10-11 Tahun yang
3. Variabel yang berhubungan Mengalami Menarche Dini di
adalah sikap (p=0,00,7) dan Sekolah Dasar Kota
ketersediaan sarana prasarana Semarang. 2012;7(2).
(p=0,009) 10. Sunarto, Hartono A.
4. Variabel yang tidak berhubungan Perkembangan Peserta
adalah status menstruasi Didik. Jakarta: Rineka Cipta;
(p=0,644), pengetahuan 2008.
(p=0,889), metode pendidikan

501
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

11. Irina R. Komunika-warta


Ilmiah Populer Komunikasi
dalam Pembangunan
[Internet]. LIPI (Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia)
2005 [cited 2017 Maret 23]
Available from:
https://books.google.co.id/bo
oks/id=y_g-
eP8JPesC&printsec=frontcov
er&dq=Komunika-
warta+ilmuah+populer+komi
nikasi+dalam+pembangunan.
&hl=id&sa=X&EI=B8VJUr3kL
MiHrgfzl4CoBA&q=Komunika
-
warta+ilmuah+populer+komu
nikasi+dalam
+pembangunan.
12. Sarwono SW. Psikologi
Remaja. Jakarta: Rajawali
Pers; 2013.
13. Azwar S. Sikap Manusia:
Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar;
2007.
14. Notoatmodjo S. Promosi
Kesehatan Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta; 2005.
15. Djamarah SB. Guru dan
Anak Didik. Jakarta:
Erlangga; 1999.
16. Gunarsa SD. Psikologis
Praktis: Anak, Remaja dan
Keluarga. Jakarta: Gunung
Mulia; 1991.
17. Fox GL, Inazu JK. Patterns
and Outcomes of Mother-
Daughter Communication
about Sexuality. J Soc
Issues. 1980; 1st.

502

S-ar putea să vă placă și