Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
DOWN SYNDROM
Kelompok 8
WIDYA SYAMSOEDIN 110114002
JACKLIN SASIKOME 110114004
FELICIA 110114011
SALLY KORUA 110114018
NURSILA H.I. WAHID 110114029
EUNIKE RISANI SERAN 110114041
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 3
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 3
1.2 Tujuan........................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 5
2.1 Definisi...................................................................................... 5
2.2 Etiologi...................................................................................... 5
2.3 Epidemologi.............................................................................. 7
2.4 Gejala Klinis............................................................................... 7
2.5 Patofisiologi............................................................................... 8
2.6 Komplikasi................................................................................. 9
2.7 Prognosis.................................................................................... 9
2.8 Pemeriksaan Diagnosis.............................................................. 9
2.9 Penatalaksanaan......................................................................... 10
2.10 Pencegahan.............................................................................. 12
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.................................... 14
3.1 Pengkajian................................................................................. 14
3.2 Format Pengkajian Klien........................................................... 15
3.3 Analisa Data............................................................................. 22
3.4 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul...................... 23
3.5 Rencana Asuhan Keperawatan................................................. 23
3.6 Penyimpangan KDM................................................................ 27
BAB IV PENUTUP................................................................................... 29
4.1 Kesimpulan................................................................................ 29
4.2 Saran.......................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 30
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Tujuan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Down syndrome merupakan kelainan yang dapat dikenal dengan melihat
manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada
keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental. Syndrome Down adalah suatu
kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan
adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat
kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi
pembelahan (Wikipedia indonesia).
Sindroma Down (Trisomi 21, Mongolisme) adalah suatu kelainan
kromosom yang menyebabkan keterbelakangan mental (retardasi mental) dan
kelainan fisik (medicastore).
Sindrom Down adalah kecacatan kromosom bercirikan kehadiran bahan
genetik salinan tambahan kromosom pada keseluruhan trisomi 21 atau
sebahagian, disebabkan translokasi kromosom (wikipedia melayu).
Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenali dari
fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya
kromosom 21 yang berlebihan (Soetjiningsih).
2.2 Etiologi
Penyebab dari Sindrom Down adalah adanya kelainan kromosom yaitu
terletak pada kromosom 21 dan 15, dengan kemungkinan-kemungkinan :
1) Non disjungtion (pembentukan gametosit)
a. Genetik
Bersifat menurun. Hal ini dibuktikan dengan penelitian epidemiologi pada
kelurga yang memiliki riwayat sindrom down akan terjadi peningkatan
resiko pada keturunannya.
5
b. Radiasi
Menurut Uchida (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku tumbuh kembang
anak karangan Soetjiningsih) menyatakan bahwa sekitar 30% ibu yang
melahirkan anak dengan sindrom down adal ibu yang pernah mengalami
radiasi pada daerah perut. Sehingga dapat terjadi mutasi gen.
c. Infeksi
Infeksi juga dikaitkan dengan sindrom down, tetapi sampai saat ini belum
ada ahli yang mampu menemukan virus yang menyebabkan sindrom down
ini.
d. Autoimun
Penelitian Fial kow (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku tumbuh
kembang anak karangan Soetjiningsih) secara konsisten mendapatkan
adanya perbedaan antibodi ibu yang melahirkan anak dengan sindrom
down dengan anak yang normal.
e. Usia ibu
Usia ibu diatas 35 tahun juga mengakibatkan sindrom down. Hal ini
disebabkan karena penurunan beberapa hormon yang berperan dalam
pembentukan janin, termasuk hormon LH dan FSH.
f. Ayah
Penelitian sitogenetik mendapatkan bahwa 20 – 30% kasus penambahan
kromosom 21 bersumber dari ayah, tetapi korelasi tidak setinggi dengan
faktor dari ibu.
2) Gangguan intragametik yaitu gangguan pada gamet, kemungkinan
terjadi Translokasi kromosom 21 dan 15.
3) Organisasi nukleus yaitu sintesis protein yang abnormal sehingga
menyebabkan kesalahan DNA menuju ke RNA.
4) Bahan kimia juga dapat menyebabkan mutasi gen janin pada saat dalam
kandungan.
5) Frekwensi coitus akan merangsang kontraksi uterus, sehingga dapat
berdampak pada janin.
6
2.3 Epidemiologi
Sindrom down merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling
banyak terjadi pada manusia. Angka kejadian pada tahun 1994 mencapai 1.0 - 1.2
per 1000 kelahiran dan pada 20 tahun yang laludilaporkan 1,6 per 1000 kelahiran.
Kebanyakan anak dengan sindrom down dilahirkan oleh wanita yang berusia
datas 35 tahun. Sindrom down dapat terjadi pada semua ras. Dikatakan angka
kejadian pada orang kulit putih lebih tinggi dari orang hitam (Soetjiningsih).
Sumber lain mengatakan bahwa angka kejadian 1,5 per 1000 kelahiran,
ditemukan pada semua suku dan ras, terdapat pada penderita retardasi mental
sekitar 10 %, secara statistik lebih banyak di lahirkan oleh ibu yang berusia lebih
dari 30 tahun, prematur dan pada ibu yang usianya terlalu muda (Staf pengajar
Ilmu Kesehatan Anak FKUI).
7
3) Kepalanya lebih kecil daripada normal. (mikrosefalus) dan bentuknya
abnormal serta Leher pendek dan besar.
4) Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa Congenital Heart Disease
(kelainan jantung bawaan). kelainan ini yang biasanya berakibat fatal di
mana bayi dapat meninggal dengan cepat.
5) Hidungnya datar (Hidung kemek/Hipoplastik) lidahnya menonjol, tebal
dan kerap terjulur serta mulut yang selalu terbuka.
6) Tangannya pendek dan lebar dengan jari-jari tangan yang pendek dan
seringkali hanya memiliki satu garis tangan pada telapak tangannya.
Tapak tangan ada hanya satu lipatan
7) Jarak ibu jari kaki dengan jari kedua lebar
8) Jari kelingking hanya terdiri dari dua buku dan melengkung ke dalam
(Plantar Crease).
9) Telinganya kecil dan terletak lebih rendah.
10) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan (hampir semua penderita
sindroma Down tidak pernah mencapai tinggi badan rata-rata orang
dewasa)
11) Keterbelakangan mental.
12) Hiper fleksibilitas.
13) Bentuk palatum yang tidak normal
14) Kelemahan otot
1) Namun tidak semua ciri – ciri di atas akan terpenuhi pada penderita
penyakit sindrom down, berdasarkan penelitian terakhir orang dengan
penyakit sindrom down juga dapat mengukir prestasi seperti kebanyakan
orang yang normal.
2.5 Patofisiologi
Down Syndrome disebabkan adanya kelainan pada perkembangan
kromosom. Kromosom merupakan serat khusus yang terdapat pada setiap sel
tubuh manusia dan mengandung bahan genetik yang menentukan sifat-sifat
seseorang. Pada bayi normal terdapat 46 kromosom (23 pasang) di mana
kromosom nomor 21 berjumlah 2 buah (sepasang). Bayi dengan penyakit down
8
syndrome memiliki 47 krososom karena kromosom nomor 21 berjumlah 3 buah.
Kelebihan 1 kromosom (nomor 21) atau dalam bahasa medisnya disebut trisomi-
21 ini terjadi akibat kegagalan sepasang kromosom 21 untuk saling memisahkan
diri saat terjadi pembelahan. Trisomi-21 menyebabkan fisik penderita down
syndrome tampak berbeda dengan orang-orang umumnya. Selain ciri khas pada
wajah, mereka juga mempunyai tangan yang lebih kecil, jari- jari pendek dan
kelingking bengkok. Keistimewaan lain yang dimiliki oleh penderita down
syndrome adalah adanya garis melintang yang unik di telapak tangan mereka.
Garis yang disebut simiancrease ini juga terdapat di kaki mereka, yaitu antara
telunjuk dan ibu jari mereka yang berjauhan (sandal foot).
2.6 Komplikasi
1. Penyakit Alzheimer’s (penyakit kemunduran susunan syaraf
pusat)
2. Leukimia (penyakit dimana sel darah putih melipat ganda tanpa
terkendalikan).
2.7 Prognosis
44 % syndrom down hidup sampai 60 tahun dan hanya 14 % hidup sampai
68 tahun. Tingginya angka kejadian penyakit jantung bawaan pada penderita ini
yang mengakibatkan 80 % kematian. Meningkatnya resiko terkena leukimia pada
syndrom down adalah 15 kali dari populasi normal. Penyakit Alzheimer yang
lebih dini akan menurunkan harapan hidup setelah umur 44 tahun.
9
bentuk trisomi atau translokasi kromosom 14 dan 22). Kemungkinan
terulang pada kasus (trisomi adalah sekitar 1%, sedangkan translokasi
kromoso 5-15%)
3. Ultrasonograpgy (didapatkan brachycephalic, sutura dan fontela terlambat
menutup, tulang ileum dan sayapnya melebar)
4. ECG (terdapat kelainan jantung)
5. Echocardiogram untuk mengetahui ada tidaknya kelainan jantung bawaan
mungkin terdapat ASD atau VSD.
6. Pemeriksaan darah (percutaneus umbilical blood sampling) salah satunya
adalah Dengan adanya Leukemia akut menyebabkan penderita semakin
rentan terkena infeksi, sehingga penderita ini memerlukan monitoring
serta pemberian terapi pencegah infeksi yang adekuat.
7. Penentuan aspek keturunan
8. Dapat ditegakkan melalui pemeriksaan cairan amnion atau korion pada
kehamilan minimal 3 bulan, terutama kehamilan di usia diatas 35 tahun
keatas
9. Pemeriksaan dermatoglifik yaitu lapisan kulit biasanya tampak kerip
2.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan
yang paling efektif untuk mengatasi kelainan ini.Pada tahap perkembangannya
penderita Down syndrom juga dapat mengalami kemunduran dari sistim
tubuhnya.Dengan demikian penderita harus mendapatkan support maupun
informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau fasilitas
yang sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik maupun
mentalnya. Hal yang dapat dilakukan antara lain :
1. Penanganan Secara Medis
1. Pembedahan
Pembedahan biasanya dilakukan pada penderita untuk mengoreksi adanya defek
pada jantung, mengingat sebagian besar penderita lebih cepat meninggal dunia
akibat adanya kelainan pada jantung tersebut.
10
2. Pemeriksaan Dini
Pendengaran
Biasanya terdapat gangguan pada pendengaran sejak awal
kelahiran, sehingga dilakukan pemeriksaan secara dini sejak awal
kehidupannya.
Penglihatan
Sering terjadi gangguan mata, sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan secara rutin oleh dokter ahli mata
3. Pemeriksaan Nutrisi
Pada perkembangannya anak dengan sindrom down akan mengalami
gangguan pertumbuhan baik itu kekurangan gizi pada masa bayi dan prasekolah
ataupun kegemukan pada masa sekolah dan dewasa, sehingga perlu adanya
kerjasama dengan ahli gizi.
4. Pemeriksaan Radiologis
Diperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa keadaan tulang yan
dianggap sangat mengganggu atau mengancam jiwa (spina servikalis)
2. Pendidikan
a. Pendidikan khusus
Program khus untuk menangani anak dengan sindrom down adalah
membuat desain bangunan dengan menerapkan konsep rangsangan untuk tempat
pendidikan anak-anak down's syndrome. Ada tiga jenis rangsangan, yakni fisik,
akademis dan sosial. Ketiga rangsangan itu harus disediakan di dalam ruangan
maupun di luar ruangan. Hal ini diharapkan anak akan mampu melihat dunia
sebagai sesuatu yang menarik untuk mengembangkan diri dan bekerja.
11
Mini Zoo dan Gardening Plaza adalah tempat bagi anak untuk bermain
bersama hewan dan tanaman.
c. Intervensi dini.
Pada akhir – akhir ini terdapat sejumlah program intervensi dini yang
dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberikan lingkungan bagi anak
dengan sindrom down. Akan mendapatkan manfaat dari stimulasi sensori dini,
latihan khusus untuk motorik halus dan kasar dan petunjuk agar anak mau
berbahasa. Dengan demikian diharapkan anak akan mampu menolong diri sendiri,
seperti belajar makan, pola eliminasi, mandi dan yang lainnya yang dapat
membentuk perkembangan fisik dan mental.
2.10 Pencegahan
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk penyakit sindrom down
antara lain :
12
1. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom
melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan
awal kehamilan (lebih dari 3 bulan). Terlebih lagi ibu hamil yang pernah
mempunyai anak dengan Down syndrome atau mereka yang hamil di atas
usia 35 tahun harus dengan hati-hati dalam memantau perkembangan
janinnya karena mereka memiliki resiko melahirkan anak dengan Down
syndrome lebih tinggi. Down Syndrome tidak bisa dicegah, karena Down
Syndrome merupakan kelainan yang disebabkan oleh kelainan jumlah
kromosom. Jumlah kromosm 21 yang harusnya cuma 2 menjadi 3.
2. Konseling genetik juga menjadi alternatif yang sangat baik, karena dapat
menurunkan angka kejadian sindrom down. Dengan Gene targeting atau
Homologous recombination gene dapat dinon-aktifkan. Sehingga suatu
saat gen 21 yang bertanggung jawab terhadap munculnya fenotip sindrom
down dapat di non aktifkan.
13
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a) Lakukan pengkajian Fisik
b) Lakukan pengkajian perkembangan
c) Dapatkan riwayat keluarga, terutama yang berkaitan dengan usia ibu atau
anak lain mengalami keadaan serupa
d) Observasi adanya manifestasi Sindrom Down:
2. Intelegensia
Bervariasi dan retardasi hebat sampai intelegensia normal
rendah
Umumnya dalam rentang ringan sampai sedang
Kelambatan bahasa lebih berat daripada kelambatan
kognitif
3. Anomaly congenital (peningkatan insiden)
Penyakit jantung congenital (paling umum)
Defek lain meliputi: Agenesis renal, atresia duodenum,
penyakit hiscprung, fistula esophagus, subluksasi pinggul.
Ketidakstabilan vertebra servikal pertama dan kedua
(ketidakstabilan atlantoaksial)
4. Masalah Sensori (seringkali berhubungan)
Kehilangan pendengaran konduktif (sangat umum)
14
Strabismus
Myopia
Nistagmus
Katarak
Konjungtivitis
5. Pertumbuhan dan perkembangan seksual
Pertumbuhan tinggi badan dan BB menurun, umumnya
obesitas
Perkembangan seksual terhambat, tidak lengkap atau
keduanya
Infertile pada pria, wanita dapat fertile
Penuaan premature uum terjadi, harapan hidup rendah
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama :...................................................................................
Umur :...................................................................................
Agama :...................................................................................
Jenis Kelamin :...................................................................................
Status :..................................................................................
Pendidikan :..................................................................................
Pekerjaan :...................................................................................
Suku Bangsa :..................................................................................
Alamat :...................................................................................
Tanggal Masuk :..................................................................................
Tanggal Pengkajian :.................................................................................
No. Register :..................................................................................
Diagnosa Medis : .................................................................................
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama :...................................................................................
Umur :...................................................................................
Hub. Dengan Pasien : .................................................................................
Pekerjaan :...................................................................................
15
Alamat :...................................................................................
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
................................................................................................................................
................................................................................................................................
........................................................................................................................
16
d. Diagnosa Medis dan therapy
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
c. Pola Eliminasi
1) BAB
Sebelum sakit :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Saat sakit :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2) BAK
Sebelum sakit :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
17
Saat sakit :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2) Latihan
Sebelum sakit
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Saat sakit
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
18
g. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Saat sakit :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
h. Pola Peran-Hubungan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
i. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum sakit :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Saat sakit :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
k. Pola Nilai-Kepercayaan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : ……………………………………….
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal:……….Psikomotor:……….Mata :………
19
b. Tanda-tanda Vital :
Nadi =……… , Suhu =…………. , TD =…………, RR =………
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher :
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
2) Dada :
Paru
...............................................................................................................
...............................................................................................................
Jantung
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
3) Payudara dan ketiak :
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
4) abdomen :
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
5) Genetalia :
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
6) Integumen :
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
7) Ekstremitas :
Atas
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
Bawah
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
20
8) Neurologis :
Status mental dan emosi :
...............................................................................................................
...............................................................................................................
Pengkajian saraf kranial :
...............................................................................................................
...............................................................................................................
Pemeriksaan refleks :
...............................................................................................................
...............................................................................................................
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
b. Pemeriksaan radiologi
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
c. Hasil konsultasi
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
d. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
21
3.3 Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS:- Esofagus fistula Resiko tinggi infeksi
DO:-
Keabnormalan antara
esofagus dan trakea
Gangguan
pernafasan/gangguan
jalan nafas atas
Kerentanan terhadap
infeksi
Isolasi sosial
Kurangnya interaksi
sosial
22
3.4 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
23
Diagnosa Keperawatan Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Resiko tinggi infeksi Pasien tidak menunjukan 1. ajarkan keluarga tentang teknik 1. untuk meminimalkan pemajanan
b/d hipotonia, bukti infeksi pernapasan mencuci tanagn dengan baik pada organism infektif
peningkatan Dengan kriteria hasil: 2. tekanan pentingnya mengganti 2. untuk mencegah penumpukan
kerentanan terhadap DS:Pasien akan mengatakan posisi anak dengan sering, sekresi dan memudahkan
infeksi pernapasan pernafasannya menjadi terutama penggunaan postur ekspansi paru
normal duduk
3. Dorongan penggunaan vaporizer 3. Untuk mencegah krista sekresi
DO: Pernafasan 15- uap dingin dan mengeringnya membrane
30x/menit,Suhu:37°C, mukosa
TD:120/80,Nadi: 60- 4. Ajarkan pada keluarga 4. Karena tulang hidung anak tidak
100x/menit.Tidak penghisapan hidung dengan spuit berkembang menyebabkan
menunjukkan tanda-tanda tipe-bulb masalah kronis ketidakadekuatan
terjadinya infeksi. drainase mucus
5. Dorongan kepatuhan 5. Untuk mencegah infeksi
terhadap imunisasi yang
dianjurkan 6. Untuk keberhasilan penghilangna
infeksi dan mencegah
6. Tekankan pentingnya pertumbuhan organism resisten
menyelesaikan program antibiotik
bila diinstruksikan
2. perubahan nutrisi Kesulitan pemberian makanan 1. Hisap hidung setiap kali sebelum 1. Untuk menghilangkan mucus
( pada neonatus) : pada masa bayi menjadi pemberian makanan bila perlu
kurang dari kebutuhan minimal 2. Jadwalkan pemberian makanan 2. Karena menghisap dan makan
berhubungan dengan Dengan kriteria hasil: sedikit tapi sering : biarkan anak sulit dilakukan dengan
kesulitan pemberian DS: Ibu pasien akan untuk beristirahat selama pernapasan mulut
makanan karena llidah mengatakan pasien dapat pemberian makanan
24
yang menjulur dan makan dan mengunyah 3. Berikan makanan padat dengan 3. Karena refleks menelan pada
palatum yang tinggi makanan dengan baik dan mendorongnya ke mulut bagian anak dengan sindrom down
normal belakang dan samping kurang baik
DO: Kebutuhan kalori pasien 4. Hitung kebutuhan kalori untuk 4. Memberikan kalori kepada anak
dapat menjadi normal 100- memenuhi enrgi berdasarkan sesuai dengan kebutuhan
120/kgBB,BB pasien 3,4- tinggi dan berat badan
5,7kg dan tinggi bayi dapat 5. Pantau tinggi dan BB dengan 5. Untuk mengevaluasi asupan
mencapai 40,5- interval yang teratur nutrisi
60cm,Pertumbuhan dan 6. Rujuk ke spesialis untuk
perkembangan pasien stabil. menentukan masalah yang 6. Untuk mengetahui diit yang tepat
spesifik
3. resiko tinggi cedera Mengurangi resiko terjadinya 1. Anjurkan aktivitas bermain dan 1. Untuk menghindari cedera
b/d hiperekstensibilitas cedera dengan pasien sindrom olahraga yang sesuai dengan
sendi, instabilitas down maturasi fisik anak, ukuran,
atlantoaksial Dengan kriteria hasil: koordinasi dan ketahanan
DS: Pasien akan megatakan 2. Anjurkan anak untuk dapat
dapat beraktivitas dengan berpartisipasi dalam olahraga 2. Menjauhkan anak dari resiko
baik. yang dapat melibatkan tekanan cedera
DO:Tidak adanya tanda-tanda pada kepala dan leher dan
fisik yang menunjukkan ketahanan
adanya cedera pada pasien 3. Ajari keluarga dan pemberi
seperti:luka,memar,lebam,dsb. perawatan lain ( mis : guru,
pelatih) gejala instabilitas 3. Memberikan perawatan yang
atlatoaksial tepat
4. Laporkan dengan segera adanya
tanda-tanda kompresi medulla 4. Untuk mencegah keterlambatan
spinalis (nyeri leher menetap, obat
hilangnya ketrampilan motorik
25
stabil dan kontrol kandung
kemih/usus, perubahan sensasi)
4. kurangnya interaksi Kebutuhan akan sosialisasi 1. Motivasi orang tua agar memberi 1. Pertukem anak tidak semakin
sosial anak b/d terpenuhi kesempatan anak untuk bermain terhambat
keterbatasan fisik dan Dengan kriteria hasil: dengan teman sebaya agar anak
mental yang mereka DS: Pasien akan mengatakan mudah bersosialisasi 2. Kemampuan berekspresi
miliki dapat bersosialisasi dengan 2. Beri keleluasaan/ kebebasan pada diharapkan dapat menggali
baik dengan lingkungan anak untuk berekspresi potensi anak
sekitar
DO: Pasien memiliki
kawan/teman untuk bergaul.
Catatan:
Implementasi dan Evaluasi di sesuaikan/mengacu pada tujuan,karena rencana asuhan keperawatan tersebut belum di
laksanakan.
-Lampiran penyimpangan KDM
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
Wong, Donna L.2003.Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik edisi 4.
Jakarta:EGC
http:/link.cd2000.net/cache/?s=http//varyaskep.wordpress.com/2009/01/21/down-
syndrom-pada-anak/
diakses pada 18 Oktober 2012 jam 17.45
30