Sunteți pe pagina 1din 15

MAKALAH

TEMA : EKONOMI KEPENDUDUKAN


LINGKUNGAN HIDUP

Dosen Pengampu: Dr. Erwinsyah

Disusun Oleh :

Moh. Rizal Umami 20167279273

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MIPA


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari hasil sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia adalah
237,6 juta jiwa. Berarti Indonesia termasuk negara terbesar ke tiga di antara Negara-
negara yang sedang berkembang setelah Cina, India dan amerika serikat. Dibanding
dengan jumlah sensus tahun 1990 maka akan terlihat peningkatan penduduk Indonesia
rata-rata 1,49% pertahun. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk
Indonesia pada tahun 2025 sebanyak 273,2 juta jiwa. Bila dilihat dari luas wilayah
pada peta penyebaran penduduknya terlihat tidak merata di 33 propinsi. Berdasarkan
hasil sensus penduduk tahun 2010 sekitar 60.1 penduduk tinggal di pulau Jawa,
padahal luas pulau Jawa hanya 7% dari luas wilayah Indonesia.
Kondisi tersebut menunjukan bahwa kepadatan penduduk Indonesia tidak
seimbang.Kondisi tersebut memerlukan upaya pemerataan dan upaya tersebut telah
dilaksanakan melalui program transmigrasi dan gerakan kembali ke Desa. Dilihat dari
tingkat pertambahan penduduknya Indonesia masih tergolong tinggi, hal ini bila tidak
diupayakan pengendalianya akan menimbulkan banyak masalah. Di Indonesia dari
tingkat partisipasi anak usia sekolah baru mencapai 53% meskipun wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun telah dicanangkan oleh pemerintah. Dibanding negara
tetangga, tingkat partisipasi pendidikan kita tergolong rendah. Hongkong misalnya
tahun 1985 telah mencapai 95%, Korea Selatan 88% dan Singapura telah mencapai 95
% (Surabaya Post, 2 Oktober 1995). Masalah-masalah lain seperti ketenagakerjaan
77% angkatan kerja masih berpendidikan rendah. Nampaknya sederhana, tetapi harus
diingat bahwa manusia adalah sebagai subjek tetapi juga sekaligus objek
pembangunan sehingga bila tidak diantisipasi mungkin pada gilirannnya akan
berakibat ketidakstabilan atau kerapuhan suatu negara.
Penduduk sebagai objek artinya penduduk merupakan factor yang harus
diangkat atau di tingkatkan kualitas hidupnya. Sebagai subjek, penduduk adalah
pelaku proses pembangunan. Dilihat dari sisi yang lain, penduduk merupakan beban
Negara sekaligus potensi bagi suatu Negara. Penduduk dianggap sebagai beban
Negara karena Negara harus dapat memberikan pelayanan kepada penduduknya.
Penduduk juga dianggap sebagai potensi karena penduduk dianggap sebagai kekuatan
Negara sebagai sumber daya manusia yang dapat memberikan sumbangan yang
positif bagi Negara. Ada Negara yang penduduknya besar, ada Negara yang
penduduknya sedikit.Ada Negara yang tingkat pertumbuhannya penduduknya tinggi,
ada Negara yang tingkat pertumbuhan penduduknya rendah.Apabila suatu Negara
pertumbhan penduduk sangat tinggi, ini merupakan suatu masalah. Hal ini
dikarenakan kapasitas wilayah suatu Negara terbatas. Sebaliknya, jika pertumbuhan
penduduk rendah atau negative (pendudunya semakin berkurang), ini juga merupakn
suatu masalah. Sebab, penduduk Negara tersebut akan habis. Begitulah permasalahan
kependudukan pada sebuah Negara menjadi masalah yang berhubungan dengan
dinamika keadaan penduduk.
Wilayah perkotaan yang sangat berkembang pesat dengan pembangunan
infrastuktur yang kompleks seperti jaringan jalan, fasilitas umum dan fasilitas social,
menjadikan pertumbuhan ekonomi perkotaan meningkat dari wilayah lain di
sekitarnya. Berbeda dengan wilayah pedesaan yang pembangunan infrastruktur publik
berjalan lambat sehingga perekonomian di desa pun berjalan lambat. Secara sumber
daya manusia pun berbeda, dengan pembangunan infrastruktur yang pesat kualitas
SDM kota jauh melebihi SDM di desa. Akibatnya para penduduk desa tertarik dengan
perekonomian kota dan berbondong-bondong pindah ke kota yang biasa kita kenal
dengan urbanisasi. Meskipun pertumbuhan wilayah perkotaan signifikan tetapi tidak
semua penduduk kota bisa menikmati hasil pembangunan tersebut. Contohnya adalah
masalah hunian. Masih banyak kita jumpai penduduk yang tinggal di permukiman
kumuh dan permukiman liar di kawasan sempadan sungai. Individu yang mendiami
daerah-daerah tersebut semakin lama semakin banyak dan menjadi permasalahan
lingkungan perkotaan yang sulit diselesaikan. Masalah penduduk tersebut cenderung
dianggap sebagai beban pembangunan sehingga sering dijumpai penyelesaian yang
tidak memperhitungkan aspek kemanusiaan. Hal ini semakin menguatkan anggapan
bahwa banyak penduduk merupakan beban pembangunan suatu wilayah.

B. Rumusan Masalah
Dari berbagai permasalahan yang ada pada latar belakang di atas, maka yang
menjadi rumusan masalahnya adalah bagaimanakah dampak dari permasalahan
kependudukan Indonesia terhadap pembangunan?

BAB II
KAJIAN TEORI

1. Pengertian penduduk
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis
Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari
enam bulan tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga
komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi.
a. Fertilitas (Kelahiran)
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang
nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini
menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Natalitas mempunyai arti yang sama
dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas menyangkut peranan
kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran
pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
b. Mortalitas (Kematian)
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen
demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk.Informasi tentang
kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang
terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Mati adalah keadaan
menghilangnya semua tanda – tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi
setiap saat setelah kelahiran hidup.
Data kematian sangat diperlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna
perancangan pembangunan. Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas
pendidikan, dan jasa – jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data kematian
juga diperlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap program – program kebijakan
penduduk.
c. Migrasi
Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan
penduduk. Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara
khusus mengingat adanya densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak
merata, adanya faktor – faktor pendorong dan penarik bagi orang – orang untuk
melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk transportasi semakin lancar.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat
ke tempat lain melampaui batas politik/negara atau pun batas administratif/batas
bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang
relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.
Migrasi antar bangsa (migrasi internasional) tidak begitu berpengaruh dalam
menambah atau mengurangi jumlah penduduk suatu negara kecuali di beberapa
negara tertentu yang berkenaan dengan pengungsian, akibat dari bencana baik alam
maupun perang. Pada umumnya orang yang datang dan pergi antarnegara boleh
dikatakan berimbang saja jumlahnya. Peraturan – peraturan atau undang – undang
yang dibuat oleh banyak negara umumnya sangat sulit dan ketat bagi seseorang untuk
bisa menjadi warga negara atau menetap secara permanen di suatu negara lain.
2. Pengertian Pembangunan
Problem mendasar bagi suatu bangsa atau negara adalah mencari wujud
kondisi masyarakat secara ideal dan bagaimana cara merealisasikannya. Penelusuran
formula ideal dan strategi perubahan masyarakat ini dapat disebut sebagai
pembangunan. Beban ini secara formal diamanatkan kepada negara melalui
pemerintahan yang ada didalamnya, sehingga dalam kurun masa tertentu,
pemerintahan suatu negara bertugas melakukan pembangunan pada seluruh warga
negara tersebut menuju kondisi yang lebih baik.
Secara terminologis, di Indonesia pembangunan identik dengan
istilah development, modernization,westernization, empowering, industrialization, eco
nomic growth, europanization, bahkan istilah tersebut juga sering disamakan dengan
term political change. Identifikasi pembangunan dengan beberapa term tersebut lahir
karena pembangunan memiliki makna yang multi-interpretable, sehingga kerap kali
istilah tersebut disamakan dengan beberapa term lain yang berlainan arti. Makna dasar
dari development adalah pembangunan. Artinya, serangkaian upaya atau langkah
untuk memajukan kondisi masyarakat sebuah kawasan atau negara dengan konsep
pembangunan tertentu.
Di Indonesia, makna developmentalisme mengalami perkembangan dari
konsep ideal tentang sebuah tatanan kesejahteraan masyarakat yang diformulasikan
oleh negara-negara Barat. Format kesejahteraan ini kemudian mengalami perdebatan
ketika developmentalisme sedikit banyak dipraktekkan ketika zaman Orde Baru
berkuasa. Perdebatan ini terjadi karena pada dasarnya makna developmentalisme dan
kesejahteraan sangat tergantung dari konteks dimana istilah tersebut digunakan dalam
melihat keadaan.
Modernization bermakna melakukan formulasi ulang atas sesuatu yang
asalnya primitif atau tradisional, menuju kondisi yang lebih baik secara fisik.
Pengertian ini menekankan adanya perubahan atau pertambahan bentuk fisik dari
kondisi asalnya.
Empowering bermakna upaya memberdayakan sesuatu untuk lebih berdaya
lagi dari kondisi sebelumnya. Titik tekan istilah ini ada terletak pada penambahan
kemampuan yang dimiliki oleh obyek prosesempowering. Jika ada seorang manusia
yang asalnya hanya mampu membaca dan memahami sepuluh lembar tulisan dalam
satu jam, lalu melalui proses tertentu kemampuan tersebut bertambah menjadi seratus
lembar tulisan dalam satu jam, maka ilustrasi tersebut dapat dikategorikan sebagai
akibatempowering
Industrialization identik dengan istilah industrialisasi. Term ini bermakna
perubahan atau peralihan orientasi mata pencaharian dari yang bersifat agraris atau
bercocok tanam menuju bentuk pekerjaan industri. Manusia tidak lagi memposisikan
dirinya untuk tergantung penuh pada produk jadi alam dalam memenuhi
kebutuhannya, namun lebih pada pemanfaatan sumberdaya alam untuk mendapatkan
kebahagiaan dengan kemampuan teknologi yang dimiliki manusia.
Economic growth dapat diartikan dengan pertumbuhan ekonomi.Artinya,
ketika berbicara tentang pembangunan, maka tidak dapat dilepaskan dari peningkatan
kemampuan ekonomi dari manusia yang menjadi pelaku pembangunan itu
sendiri.Muara dari economic growth adalah kemakmuran yang juga dapat menjadi
tanda bahwa pembangunan telah berhasil dilakukan.
Term europanization muncul sebagai dampak konsep pembangunan yang
diterapkan di Indonesia, bahwa kiblat kemajuan adalah negara-negara Eropa.Jika
Indonesia ingin mencapai kemajuan atau kemakmuran yang diinginkan, maka
Indonesia harus meniru negara-negara Eropa, karena disanalah letak kemajuan
tersebut. Jadilah upaya imitasi gaya hidup tersebut menjadi bagian dari
terminologi europanization di Indonesia. Istilah ini juga dekat
dengan westernization atau kebarat-baratan.
Political change adalah perubahan politik. Artinya, perubahan kondisi politik
sebuah negara akan membawa dampak pada arah pembangunan yang dilakukan di
negara tersebut, sehingga sekecil apapun pengaruhnya, perubahan politik akan ikut
mewarnai orientasi, langkah dan model pembangunan yang sedang berjalan di sebuah
negara tertentu.
Dari beberapa penelusuran makna pembangunan secara kebahasaan tersebut,
dapat ditentukan beberapa nilai dasar dari konsep pembangunan.Pertama,
pembangunan mengandung makna proses. Ada tahapan-tahapan atau proses tertentu
yang harus dilalui ketika pembangunan tersebut dilakukan. Daur proses itupun dapat
dimulai melalui satu titik dan berakhir pada titik lain, lalu dimulai lagi dari titik awal
dimana sebelumnya telah dimulai.3 Kedua, pembangunan mengandung arti perubahan
menuju arah yang lebih baik. Ada pertambahan nilai (value) dan guna (utility) dari
obyek pembangunan. Dalam hal ini, dapat juga dikatakan bahwa ada tujuan dan target
tertentu dalam pembangunan.Ketiga, terdapat subyek, metode dan obyek dalam
pembangunan.Ada subyek yang melakukan pembangunan, ada rangkaian langkah
yang menjadi panduan, dan terdapat juga obyek atau sasaran pembangunan.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Permasalahan penduduk di Indonesia


Pembangunan suatu bangsa berkaitan erat dengan permasalahan
kependudukannya. Suatu pembangunan dapat berhasil jika didukung oleh subjek dan
objek pembangunan, yakni penduduk yang memiliki kualitas dan kuantitas yang
memadai.
1. Permasalahan kuantitas penduduk di Indonesia :
a) Jumlah penduduk Indonesia
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam
pelaksanaanpembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan.
Manfaat jumlah penduduk yang besar adalah:
1. Penyediaan tenaga kerja dalam sumber daya alam.
2. Mempertahankan keutuhan Negara dari ancaman yang berasal dari bangsa
lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata Negara Indonesia yang berpenduduk
besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang sangat rumit yaitu
1. Pemerintahan harus dapat menjamin terpenuhi kebutuhan hidup.
Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi
sehingga berakibat seperti masih banyak nya penduduk kekurangan gizi makanan,
timbulnya pemukiman kumuh.
2. Penyidiaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta
fasilitas social lainnya.
Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh
karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swata untuk mengatasi
masalah ini
b) Pertumbuhan penduduk Indonesia.
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relative cepat,
walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971
petumbuhan penduduk sebesar 2,1% per tahun, tahun 1971 – 1980 sebesar
2,32% per tahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% per tahun, dan periode
1990 – 2000 sebesar 1,6% per tahun. Keluarga berencana merupakan suatu
usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan
keluarga. Dalam program setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga
anak saja atau merupakan keluarga kecil. Dengan terbentuknya keluarga kecil
diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga
terbentuklah keluarga yang sejahtera. Dua tujuan pokok program keluarga
berencana yaitu:
1. Menurunkan angka kelahiran agar pertumbuhan penduduk tidak melebihi
kemampuan peningkatan produksi.
2. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera.

c) Persebaran penduduk yang tidak merata


Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antar
pulau, provinsi, kabupaten maupun perkotaan dan pedesaaan. Pulau jawa dan
Madura yang luasnya hanya + 7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia,
dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia. Perkembangan kepadatan
penduduk di pulau jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980
sebesar 690 jjiwa tiap – tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa
dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilometer persegi (km2). Akibat dari
tidak meratanya pendudukan, yaitu luas lahan pertanian di jawa semakin
sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan pemukiman dan industry.
Sebaliknya banyak lahan yang diluar jawa belum dimanfaatkan secara optimal
karena kekurangan sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar jawa
dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian
tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembanggunan
wilayah dan bagi pertahanan kemanan Negara. Factor – factor yang
menyebabkan tingginnya tingkat imigrasi ke pulau jawa, antara lain karena
pulau jawa:
a) sebagai pusat pemerintahan.
b) Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.
c) Merupakn pusat kegiatan ekonomi dan industry sehingga banyak tersedia
lapangan kerja.
d) Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
e) Memilki sarana komunikasi yang baik dan lancer.
Persebaran penduduk antar kota dan desa juga mengalami
ketidakseimbangan. Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia
terus meningkat dari waktu ke waktu. Urbanisasi yang terus terjadi
menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk dikota yang luas wilayahnya
terbatas. Pemusatan penduduk di kota-kota besar juga dapat menimbulkan
dampak buruk terhadap lingkungan seperti:
1. Munculnya pemukiman liar
2. Sungai-sungai tercemar karena dijadkan tempat embuangan sampah baik
oleh masyarakat maupun pabrik industry.
3. Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industry.
4. Timbulnya berbagai permasalahan social seperti perampokan,pelacuran
dan lain-lain.
Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar,maka perlu ada upaya
untuk meratakan penyebaran penduduk ditiap-tiap daerah.

d) Susunan penduduk Indonesia


Sejak sensus penduduk tahun 1961, piramida penduduk Indonesia
berbentuk limas atau ekspansif. Artinya pada periode tersebut, jumlah
penduduk usia muda lebih banyak daripada penduduk usia tua. Susunan
penduduk yang seperti itu memberikan konsekuensi terhadap hal-hal berikut:
1. Penyediaan fasilitas kesehatan.
2. Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah
3. Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja
4. Penyediaan fasilitas social lainnya yang mendukung perkembangan
penduduk usia muda.

B. Upaya - Upaya Pemecahan Permasalahan Kuantitas Penduduk Indonesia


Upaya pemerintah mengatasi permasalahan kuantitas penduduk antara lain,
dengan pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk serta pemerataan persebaran
penduduk.
a. Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk : Dilakukan dengan cara
menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran, menunda usia
perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.
b. Pemerataan Persebaran Penduduk : Dilakukan dengan cara transmigrasi dan
pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah
migrasi penduduk dari desa kekota, pemerintah mengupayakan berbagai program
berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan
prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.

C. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia


1. Tingkat kesehatan penduduk yang rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk
Indonesia masih tergolong rendanh. Indicator untuk melihat kualitas kesehatan
penduduk adalah:
a. Angka kematian : angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan
yang rendah.
b. Angka harapan hidup : angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat
kesehatan penduduk yang baik
Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan
penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk
membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya
tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.

2. Tingkat pendidikan penduduk yang rendah


Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas
SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas
kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas
yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak
orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu
sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain
(keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat
kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan
oleh pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap
kesejahteraan penduduk.

3. Lama Sekolah
Lama sekolah seseorang dapat menunjukan tingkat pendidikannya. Lama
sekolah penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Artinya, tingkat pendidikan
masyarakat Indonesia rata-rata masih berada pada taraf pendidikan dasar.
4. Tingkat melek huruf
Seseorang dikatakan melek huruf jika orang tersebut dapat membaca atau
tidak buta huruf. Kemajuan tingkat melek huruf di Indonesia tergolong pesat.

5. Tingkat Pendapatan per Kapita (Percapita Income=PcI) rendah


Pendapatan per kapita adalah rata-rata pendapatan penduduk suatu Negara
dalam satu tahun. Pendapatan perkapita secara umum menggambarkan
kemakmuran suatu Negara. Meskipun tidak termasuk Negara miskin, jumlah
penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. sebanyak
37,5 juta penduduk Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan menurut standart
yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM,
semakin tinggi kualitas SDM maka penduduk semakin tinggi pula tingkat
kemakmurannya. Banyak Negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat
kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai Negara yang kaya
sumber daya alam,namun mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup
miskin?

D. Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan Kualititas Penduduk Indonesia


1. Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:
Pembangunan fasilitas kesehatan kesehatan seperti pusat kesehatan
masyarakat (puskesmas) dan rumah sakit umum daerah (RUSD) pelayanan
kesehatan gratis bagi penduduk miskin.
2. Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan
Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua
daerah di Indonesia, penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan pasar tenaga kerja, peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan
dosen) di lembaga pendidikan milik pemerintah, penyediaam program pelatihan
bagi para pengajar dan pencari kerja, mempelopori riset dan penemuan baru dalam
IPTEK di lembaga – lembaga pemerintah.
3. Tingkat pendapatan yang rendah.
Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembangnya
usaha/ investasi, baik PMDN atupun PMA, opmtimalisasi peranan BUMN dalam
kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja,
penyederhanaan birokrasi dalam perizinan usaha, pembangunan menyediakan
fasilitas umum (jalan , telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.

E. Dampak Permasalahan Penduduk Terhadap Pembangunan


Permasalahan kependudukan membawa dampak bagi pembangunan di
Indonesia. Dampak-dampak tersebut dapat dilihat dibawah ini :
a. Ketidakmerataan penduduk menyebabkan tidak meratanya pembangunan ekonomi
di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan masih terdapatnya daerah
tertinggal, terutama daerah-daerah pedalaman yang jauh dari pusat kota.
b. Ledakan penduduk akibat angka kelahiran yang tinggi menyebabkan semakin
tingginya kebutuhan penduduk akan perumahan, bahan pangan, dan kebutuhan
tersier lainnya. Ledakan penduduk juga mengakibakan angka beban
ketergantungan menjadi lebih tinggi. Hal ini disebabkan angka usia non produktif
lebih besar daripada usia produktif.
c. Arus urbanisasi yang tidak diimbangi dengan pendidikan dan ketrampilan yang
cukup menimbulkan masalah pengangguran, kriminalitas, prostitusi, munculnya
daerah kumuh, dan kemiskinan di daerah perkotaan. Hal tersebut dapat
menghambat pembangunan, baik di daerah pedesaan (daerah asal) maupun daerah
perkotaan (tujuan). Timbulnya berbagai masalah kerusakan lingkungan akibat
pertambahan penduduk manusia. Masalah kemacetan lalu lintas dapat mengurangi
arus mobilitas penduduk, barang, dan jasa yang akan berakibat pada terhambatnya
perkembangan ekonomi penduduk.
BAB IV
PENUTUP

Penduduk sebagai pusat dari semua kebijakan pemerintah memiliki suatu peranan
penting juga dalam pembangunan. Karena penduduk sebagai subjek dan objek dari
pembangunan itu sendiri. Kependudukan akan berbanding lurus dengan pembangunan jika
disertai dengan kualitas SDM yang baik. Sehingga jumlah penduduk yang banyak dan tidak
merata bisa menjadi sebuah keuntungan bagi Negara, bukan sebagai beban. Namun kondisi
yang dihadapi Indonesia saat ini berbanding terbalik dengan diatas. Jumlah penduduk yang
banyak dan tidak merata justru menjadi suatu permasalahan yang sangat sulit dan menjadi
beban bagi Negara karena dapat menghambat pembangunan yang sekarang ini hanya
mengejar pertumbuhan.
Pembangunan yang hanya mengejar pertumbuhan terbukti tidak berlangsung secara
berkesinambungan dan tidak dinikmati oleh seluruh masyarakat, sehingga filosofi sebagai
subyek dan obyek pembangunan tidak tercapai. Pembangunan tidak dirasakan sebagai milik
rakyat, sehingga tidak mengakar. Apa yang terjadi kemudian adalah jika terjadi sedikit
gejolak (seperti apa yang sedang dialami saat ini), maka gejolak tersebut menjadi sulit untuk
diatasi, dan masyarakat menjadi kurang berpartisipasi dalam mengatasi gejolak yang ada. Hal
ini disebabkan mereka tidak pernah merasa memiliki dan merasakan hasil pembangunan itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 tentang Pemerintah


Daerah.
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan.
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.

S-ar putea să vă placă și