Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
The knowledge of the regional geology of the entire Indonesian region have been
advanced, following the completion of systematic geological mapping in 1995 at the
scale of 1: 100,000 in Jawa and Madura Island, 1:250,000 in the islands outside Jawa
and Madura. Data from various aspects of geology and geophysics which have been
collected during more than 50 years have accumulated to a great quantity.
The needs of geological information at larger scale in Indonesia are increasing. This
demand is related to national development programs as well as its industrials growth.
Explorations of geological resources, energy, minerals, ground water, land-use planning
and geological hazards are main issues in order to develop geological maps at the scale
of 1:50,000. Since year 2010 Geological Agency, Ministry of Energy and Mineral
Resources Republic of Indonesia was initiate geological mapping project started with
Geological Interpretation based on Satellite Imagery Data which combined with existing
field data.
Methodology for geological interpretation is based on visual interpretation on
remote sensing data of morpho-structural aspect combined with field data existing in
GIS environment. Interpretation elements were decided to define interpretation keys
which provide guidelines on how to recognize certain geological objects on satellite
imagery. Preparation of data including creation of shaded relief of digital surface model
(DSM) and intensity layer of orthorectified images (ORRI), contour generation, color
composite of optical images, drainage pattern generation, and image fusion of passive
and active remotely sensing images.
Rappid Mapping were used several techniques in geological interpretation,
including semi digitized extraction of spectral properties and terrain information derived
from remote sensing data (LANDSAT ETM and TerraSAR-X). Spatial resolution of radar
images is 5 meter horizontal spacing (ORRI) and 10 meter (DSM). Spatial resolution for
optical images (Landsat) are 15 meter (Pan) and 30 meter. These images were combined
to enhance and recognizing geological objects in details through spatial object properties
such as texture, color, tone, size, shape, association and location in order to delineate
lithology, distributions, surface boundaries, and geological structures. Interpretation
results were delivered in digital format of Geological Maps scale 1:50.000, following map
index publisehed by Badan Informasi Geospasial (BIG).
Geologi Untuk Meningkatkan Kesejateraan Masyarakat
90
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014
Based on interpretation from data images, Sumber Quadragle and its surroundings, are
composed by Quaternary vocanic deposits derived from Ciremai Mountain, alluvial
deposits, and Tertiary sedimentary deposits. Lineaments analysis showing geological
structural pattern as faults and folds which its major trending NW-SE, and minor
trending NE-SW.
Keywords: Rapid mapping, geological interpretation, optical images, radar images, high
resolution images, volcanic.
91
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014
ABSTRAK
92
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014
sedimen berlapis. Sesar sesar pada umumnya berarah baratlaut – tenggara, serta
sebagian kecil berarah timurlaut – baratdaya.
Kata kunci: Rappid Mapping, interpretasi geologi, citra optis, citra radar, citra resolusi
tinggi, vulkanik.
93
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014
94
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014
batuan beku andesitan dan basal, Anggota bagian atas Formasi Halang
tersingkap di bagian timur. (Tmhu) : Batupasir tuf, lempung,
Breksi Kompleks G. Kromong (Qvk) : konglomerat, dengan dominasi
Breksi polimik, kompak, komponen batupasir.
batuan beku andesitan, batugamping Anggota bagian bawah Formasi
dan tuf. Tersingkap di sekitar G. Halang (Tmhl) : Breksi gunungapi yang
Kromong. bersifat andesit dan basal, dan sebagian
Hasil gunungapi tak teruraikan (Qvu) kecil tuf, lempung serta konglomerat.
: Breksi gunungapi, lahar, lava andesitan Membentuk morfologi kuesta.
dan basal. Batugamping Kompleks G. Kromong
Breksi terlipat (Qob) : Breksi (Tmkl) : Batugamping terumbu,
gunungapi bersifat andesit, breksi tufan, berwarna kuning kecoklatan hingga
batupasir kasar, lempung tufan, kelabu. Membentuk bukit – bukit kubah
grewake. dengan tofografi kasar.
Batupasir tufan, lempung, Anggota serpih Formasi Cinambo
konglomerat (Qos) : Batupasir tufan, (Tomcu) : Serpih perselingan dengan
pasir, lanau tufan, lempung, batupasir dan batugamping, batupasir
konglomerat, breksi tufan mengandung gampingan, batupasir tufan dengan
batuapung, tersingkap sangat luas ketebalan mencapai 400 – 500 meter.
membentuk dataran bergelombang di Anggota batupasir Formasi Cinambo
bagian utara. (Tomel) : Grewake, batupasir
gampingan, tuf, lempung, lanau.
Endapan Tersier Grewake memperlihatkan perlapisan
Formasi Citalang (Tpc) : Batupasir yang tebal, bersisipan dengan serpih
tufan berwarna coklat muda, lempung dan lempung tipis yang padat berwarna
tufan, konglomerat, setempat kehitaman.
ditemukan lensa – lensa batupasir
gampingan yang keras. Batuan Terobosan
Lensa batugamping Formasi Citalang Andesit (a) : Pada umumnya andesit
(Tpcl) : Batugamping koral berwarna augit-hipersten dan hornblenda, masa
kuning sampai kecoklatan, membentuk dasar gelas, terbentuk sebagai retas.
morfologi questa. Batuan ini dimanfaatkan sebagai batu
Formasi Kaliwangu (Tpk) : tempel dan ornamen di Desa Kepuh.
Batulempung dengan sisipan batupasir
tufan, konglomerat, setempat Struktur Geologi Regional
ditemukan lapisan – lapisan batupasir Menurut Djuri (1995), struktur
gampingan dan batugamping. geologi yang berkembang di daerah ini
Anggota batulempung Formasi berupa lipatan dan sesar. Batuan –
Subang (Tms) : Batulempung batuan berumur Miosen hingga Pliosen
mengandung lapisan batugamping terlipat membentuk antiklinorium
napalan abu-abu tua, batugamping, dengan arah relatif barat-baratlaut,
setempat ditemukan sisipan batupasir yang merupakan bagian dari struktur
glaukonit hijau. geologi regional di Lembar
Arjawinangun.
95
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014
96
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014
97
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014
98
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014
DAFTAR PUSTAKA
Djuri, 1995. Peta geologi Lembar
Arjawinangun skala 1 : 100.000.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi.
Darman, H., dan Sidi, F.H., 2000, An
Outline of the Geology of Indonesia,
Indonesian Assoc. of Geologists
(IAGI), Jakarta.
Muljana, B., Watanabe, K., 2012, Modal
and Sandstone Composition of the
Representative Turbidite from the
Majalengka Sub-basin, West Java
Indonesia, Journal of Geography and
Geology, Vol.4 no.1.
99
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014
100
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014
101
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014
102
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014
Gambar 4. Peta geologi hasil interpretasi citra inderaan jauh sebelum diverifikasi.
103
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014
Gambar 5. Peta geologi hasil interpretasi citra inderaan jauh dengan titik-titik
verifikasi di lapangan.
104