Sunteți pe pagina 1din 9

PERMASALAHAN PERKEMBANGAN BAHASA

DAN KOMUNIKASI ANAK

RIANDI MARISA

FKIP Universitas Almuslim

ABSTRACT
Language development disorders is the inability or limitations in the use of linguistic symbols to
communicate verbally or delay the ability of speech and language development of children
according to age group, sex, customs, and intelligence. Therefore, when a speech and language
disorder is not treated properly there will be disruption reading ability, verbal skills, behavioral,
psychosocial adjustment and poor academic ability. Parents / teachers need to understand this
problematic behavior because "a problem child" usually appears in the classroom she even
revealed that problematic behavior in the overall interaction with the environment. With language,
humans communicate for socializing and convey the results of his thoughts. Early identification of
language delay must solve two major problems, namely the issue of availability of reliable
information of a child at any age when they lack the ability to communicate. Furthermore, the
measurement techniques must be cost-effective with respect to professional time, and broadly can
be applied to children at various social levels and language backgrounds, including bilingual. The
second problem is the interpretation of the results of the identification process. Many children who
have language delays at age 24 to 30 months will be pursuing in the next few years and requires
no intervention. The challenge is to identify and use other relevant information to improve
decisions regarding a child's diagnosis on an individual basis to prevent a more significant
developmental disorder.
Keywords: language , communication , child

ABSTRAK
Gangguan perkembangan berbahasa adalah ketidakmampuan atau keterbatasan dalam
menggunakan simbol linguistik untuk berkomunikasi secara verbal atau keterlambatan
kemampuan perkembangan bicara dan bahasa anak sesuai kelompok umur, jenis kelamin, adat
istiadat, dan kecerdasannya. Oleh sebab itu bila gangguan bicara dan bahasa tidak diterapi
dengan tepat akan terjadi gangguan kemampuan membaca, kemampuan verbal, perilaku,
penyesuaian psikososial dan kemampuan akademis yang buruk. Orang tua/guru perlu memahami
perilaku bermasalah ini sebab “anak yang bermasalah” biasanya tampak di dalam kelas bahkan
dia menampakkan perilaku bermasalah itu dalam keseluruhan interaksi dengan lingkungannya.
Dengan bahasanya, manusia berkomunikasi untuk bersosialisasi dan menyampaikan hasil
pemikirannya. Identifikasi dini keterlambatan bahasa harus memecahkan dua masalah utama
yaitu masalah ketersediaan informasi yang dapat dipercaya dari seorang anak pada usia berapa
ketika mereka mengalami keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi. Selanjutnya, teknik
pengukuran harus cost-effective dengan menghargai waktu secara professional dan secara luas
mampu diaplikasikan untuk anak pada berbagai tingkat sosial dan latarbelakang bahasa termasuk
bilingual. Masalah kedua adalah pada interpretasi hasil dari proses identifikasi. Banyak anak
yang mengalami keterlambatan bahasa pada usia 24 sampai 30 bulan akan mengejar dalam
beberapa tahun kemudian dan tidak memerlukan intervensi. Tantangan yang ada adalah dalam
mengidentifikasi dan menggunakan informasi lain yang relevan dalam memperbaiki keputusan
diagnosis mengenai seorang anak secara individual untuk mencegah gangguan perkembangan
yang lebih signifikan.
Kata kunci: bahasa, komunikasi, anak
A. Pendahuluan

Gangguan perkembangan berbahasa tersebut. Tiga tahun pertama kehidupan


adalah ketidakmampuan atau keterbatasan merupakan periode kritis kehidupan anak.
dalam menggunakan simbol linguistik untuk Plastisitas otak maksimal pada beberapa tahun
berkomunikasi secara verbal atau pertama kehidupan dan berlanjut dengan
keterlambatan kemampuan perkembangan kecepatan yang lebih lambat. Pengalaman
bicara dan bahasa anak sesuai kelompok umur, sensorik, stimulasi dan pajanan bahasa selama
jenis kelamin, adat istiadat, dan kecerdasannya. periode ini dapat menentukan sinaptogenesis,
(Sidiarto, 1990) Beberapa data menunjukan mielinisasi, dan hubungan sinaptik. Prinsip
angka kejadian anak dengan keterlambatan “gunakanlah atau kehilangan” dan “gunakan
bicara (speech delay) cukup tinggi. Gangguan serta kembangkanlah” didasarkan pada prinsip
komunikasi dan gangguan kognitif merupakan plastisitas otak. (Low, 1998).
bagian dari gangguan perkembangan anak, Oleh sebab itu bila gangguan bicara dan
terjadi pada sekitar 8%. (Scheffner, dkk). bahasa tidak diterapi dengan tepat akan terjadi
Menurut data dari klinik tumbuh kembang anak gangguan kemampuan membaca, kemampuan
RS. Dr. Kariadi (2007) selama tahun 2007 di verbal, perilaku, penyesuaian psikososial dan
Poliklinik Tumbuh Kembang Anak didapatkan kemampuan akademis yang buruk. (Leung,
22,9% dari 436 kunjungan baru datang dengan dkk,1999). Menurut Kustiowati (2002), anak
keluhan terlambat bicara, 13 (2,98%) di yang mengalami kelainan bahasa pada pra
antaranya didapatkan gangguan perkembangan sekolah 40% hingga 60 % akan mengalami
bahasa. kesulitan belajar dalam bahasa tulisan dan mata
Menurut Nelson, dkk, (2006) pelajaran akademik. Sidiarto (2002)
perkembangan bahasa merupakan salah satu menyebutkan bahwa anak yang dirujuk dengan
indikator perkembangan menyeluruh dari kesulitan belajar spesifik, lebih dari 60%
kemampuan kognitif anak yang berhubungan mempunyai keterlambatan bicara. Sedang Rice
dengan keberhasilan di sekolah. Keterlambatan menyebutkan, apabila disfasia perkembangan
perkembangan pada awal kemampuan tidak di atasi secara dini, 40%-75% anak akan
berbahasa dapat mempengaruhi berbagai fungsi mengalami kesulitan untuk membaca. Oleh
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu sebab itu deteksi dini masalah perkembangan
mempengaruhi kehidupan personal sosial, juga pada anak sangat menentukan keberhasilan kita
akan menimbulkan kesulitan belajar, bahkan yang membuat plastisitas otak maksimal di
kemampuan hambatan dalam bekerja kelak. dalam melakukan kompensasi penyimpangan
Identifikasi dan intervensi secara dini dapat perkembangan.
mencegah terjadinya gangguan dan hambatan

B. Pembahasan

PENGERTIAN ANAK “anak yang bermasalah” biasanya tampak di


BERMASALAH DAN CIRI- dalam kelas bahkan dia menampakkan perilaku
CIRINYA bermasalah itu dalam keseluruhan interaksi
Anak bermasalah adalah suatu dengan lingkungannya. Pada dasarnya setiap
persoalan yang harus menjadi kepedulian peserta didik memiliki masalah-masalah
semua pihak, bukan semata-mata perilaku itu emosional dan penyesuaian sosial walaupun
mengganggu proses pembelajaran melainkan masalah itu tidak selamanya menimbulkan
suatu bentuk perilaku agresif maupun pasif perilaku bermasalah yang kronis. (Achenbach,
yang dapat menimbulkan kesulitan dalam et.al., 1981)
bekerjasama dengan teman. Orang tua/guru Salah satu kesulitan memahami
perlu memahami perilaku bermasalah ini sebab perilaku bermasalah ialah karena perilaku
tersebut tampil dalam perilaku menghindar atau Hubungan sosial murid SD telah diwarnai pula
mempertahankan diri. Dalam psikologi oleh kesadaran akan identitas diri, walaupun
perilaku ini disebut mekanisme pertahanan diri masih berada pada intensitas yang lemah.
yang disebabkan oleh karena peserta didik Perkembangan sosial murid SD telah
menghadapi kecemasan dan tidak mampu menunjukkan pula sikap loyal dan kesedihan
menghadapinya. Kecemasan pada dasarnya berkorban untuk kelompok. Kegiatan
adalah berupa ketegangan psikologis akibat kelompok tidak semata-mata didasarkan atas
dari ketidakpuasan dalam pemenuhan kesenangan diri sendiri melainkan didasarkan
kebutuhan. Disebut mekanisme penahanan diri atas hasrat kerjasama dan berkompetisi. Namun
karena dengan perilaku tersebut, individu dapat demikian ketidakkonsistenan dalam
mempertahankan diri atas atau menghindar dari berkelompok masih tampak. Aturan kelompok
situasi yang menimbulkan ketegangan. mulai berkembang dan disepakati sebagai
Mekanisme perilaku ini berentang mulai dari aturan permainan.
bentuk-bentuk yang normal sampai kepada Keterlambatan perkembangan
bentuk-bentuk perilaku psikologis. (Severe, dapat diketahui secara dini dengan mengenali
2003) cirinya. Secara umum menurut Tjin, dkk (2010)
Masalah-masalah yang ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
berkaitan dengan karakteristik 1. Ciri Keterlambatan Perkembangan
perkembangan murid SD Perilaku
(Kartadinata, 1998) adalah sebagai a. tidak dapat mempertahankan perhatian
berikut: atau tetap fokus terhadap aktivitas yang
1. Perkembangan Fisik dan Kesehatan sedang dilakukannya dalam waktu
Berdasarkan hasil pengamatan guru, tertentu seperti anak seusianya.
terungkap bahwa gangguan perkembangan b. fokus pada obyek yang tidak biasa
fisik dan kesehatan di kelas rendah (kelas 1,2, dalam waktu yang lama; sangat
dan 3) sangat lamban dalam bereaksi, gangguan menikmati hal tersebut dibandingkan
pertumbuhan gigi, perkembangan fisik tidak interaksi dengan orang/obyek lainnya
sesuai dengan usia, dan lebih besar dari teman c. menghindari tatapan mata dengan orang
sebaya. Sementara itu pada kelas tinggi (kelas lain
4,5 dan 6) terungkap bahwa gangguan d. terlihat frustasi dalam melakukan
perkembangan fisik dan kesehatan, berupa : aktivitas sederhana
persoalan gizi, pertumbuhan fisik tidak sesuai e. memperlihatkan perilaku yang agresif
dengan usia dan lebih kecil dari teman sebaya. dan lebih keras kepala dibandingkan
2. Perkembangan Diri dengan anak seusianya
Dilihat dari karakteristik perkembangan f. melakukan kekerasan setiap harinya
emosi, tampak bahwa kehidupan emosi, murid g. memandang langit, mengguncang-
SD tidak lagi sepenuhnya dikuasai oleh guncang tubuhnya, berbicara sendiri
kehidupan emosi yang egoistik. Sikap toleran lebih sering dan lama dibandingkan
terhadap diri sendiri mulai tampak, akan tetapi anak lain seusianya
kecenderungan ini belum merupakan pola h. tidak berusaha mendapatkan perhatian
perilaku yang konsisten. Keberanian berbuat dan kasih sayang
atas inisiatif dan pilihan sendiri dengan disertai i. tidak merasa perlu mendapatkan
menerima saran dan bekerja sama dalam persetujuan untuk melakukan hal yang
kelompok mulai tampak pada murid SD. tidak biasa atau sama sekali baru.
Kendati demikian murid SD ini merupakan 2. Ciri Keterlambatan Perkembangan Fisik
manifestasi dorongan kekuatan eksternal. dan Motorik
3. Perkembangan Sosial a. tangan dan kaki sangat kaku dan tidak
Perkembangan hubungan sosial murid fleksibel
SD telah menunjukkan kecenderungan
orientasi kelompok yang cukup kuat.
b. memiliki tubuh yang lembek atau lemas 1. Tahap Pralinguistik
dibandingkan dengan anak lain Seorang bayi mulai mengenal kata
seusianya melalui beberapa tahapan yang hampir sama.
c. hanya atau jauh lebih sering Menurut Kaplan (dalam Dawud, 2008: 111)
menggunakan salah satu sisi dari bahwa urutan tahapan perkembangan
badannya pralinguistik pada anak dapat kita kenali
d. sangat ceroboh jika dibandingkan sebagai berikut. Pertama, Tangisan; anak sejak
dengan anak lain seusianya lahir sudah belajar bahasa yaitu melalui
3. Ciri Keterlambatan Perkembangan tangisannya. Sebelum lahir pun anak sudah
Penglihatan (Vision) belajar bahasa, hanya saja belum dapat kita lihat
a. mengalami kesulitan untuk mengikuti dan dengarkan kemampuan verbal secara nyata.
pergerakan obyek atau orang lain Baru setelah lahir dapat kita amati proses
dengan matanya belajar bahasa anak melalui tangisan. Kedua,
b. sering menggosok-gosok mata Vokalisasi; anak setelah umur satu bulan sudah
c. memiringkan kepala secara tidak biasa mengembangkan vokalisasi yang berbeda
untuk melihat suatu obyek dengan tangisan. Ciri penanda vokalisasi
d. sulit mengambil benda kecil dengan adalah variasi vokal yang berbeda antara tahap
tangannya (setelah usia 12 bulan) tangisan. Ketiga; Ocehan; anak umur setengah
e. kesulitan untuk fokus atau bertatapan tahun sudah memulai dengan ocehan kombinasi
(eye contact) konsonan dan vokal sudah mulai tampak.
f. menutup salah satu matanya untuk Keempat, ujaran terpola; umur satu tahun anak
melihat benda yang jauh mulai berkata dengan pola ujaran yang benar
g. juling kedalam atau keluar dalam satu kata permulaan.
h. mendekatkan benda ke matanya agar 2. Tahap Pemerolehan
dapat melihatnya Kata Pemerolehan kata sangat
i. ukuran dan/atau warna mata yang tidak dipengaruhi kehidupan sosial anak. Kajian
wajar pemerolehan kosakata biasanya difokuskan
4. Ciri Keterlambatan Perkembangan pada pemerolehan kata, ujaran, makna kata dan
Pendengaran (Hearing) penggunaannya. Seorang anak akan
a. bersuara sangat keras atau sangat pelan menyimpan kosakata baru yang sering
b. kesulitan untuk merespons pada saat ia didengar, dilihat, ditemui, dialami dan
dipanggil meskipun untuk hal-hal yang dirasakannya, sedangkan kosakata yang jarang
sangat ia senangi didengarnya akan dilupakan seiring dengan
c. mengarahkan badannya sedemikian pertumbuhannya. Oleh karena itu, seorang anak
rupa sehingga kedua telinganya yang di dalam percakapan keluarganya
mengarahke sumber suara berbahasa Indonesia, akan memperoleh
d. sulit mengerti atau menjalankan kosakata bahasa Indonesia lebih banyak dan
perintah (setelah usia 3 tahun) variatif dibandingkan dengan percakapan di
e. tidak terkejut terhadap suara keras keluarga yang berbahasa jawa. Pemerolehan
f. daun telinga terlihat kecil atau makna kata pada anak tentunya tidak sekedar
mengalami perubahan bentuk diserap secara alami, tetapi anak juga
g. gagal mengeluarkan suara atau kata mengalami proses berpikir ketika
yang seharusnya biasa dialakukan oleh menggunakannya. Pemaknaan terhadap kata
anak seusianya akan semakin baik jika anak tersebut frekuensi
pemakainnya lebih banyak. Selain itu
TAHAPAN PEMEROLEHAN BAHASA pengaruh, lawan bicara, budaya, sosial dan
ANAK lingkungan sangat mendukung pemerolehan
Berikut ini tahapan-tahapan anak makna kata pada anak. Tahap pemerolehan kata
memperoleh bahasa ketika hidup dilingkungan dan pemaknaannya pada anak berusia antara 1
sosial masyarakat. tahun sampai 8 dengan 2 tahun, sedangkan
umur 3 tahun sudah pada tahap aplikasi kata pemakaian dua bahasa. Bila penyebabnya
untuk berinteraksi. Artinya anak sudah mulai karena lingkungan biasanya keterlambatan
berani untuk berbicara secara bebas dengan yang terjadi tidak terlalu berat.
orang lain melalui pemerolehan dan American Academy of Pediatrics
penguasaan kosakata yang dimilikinya. (AAP) merekomendasikan agar melakukan
3. Tahap Penguasaan survailans perkembangan (developmental
Kata dalam Kalimat Arti penguasaan survailance) pada setiap anak sehat dan
kata di sini sudah merujuk pada pemahaman melakukan skrining perkembangan
dan aplikasi yang nyata. Artinya seorang anak (developmental scrining) pada anak usia 9, 18,
dikatakan benar-benar menguasai kosakata jika dan 30 bulan atau anak yang dicurigai
dapat memaknai, memilih, dan menggunakan memiliki keterlambatan atau kelainan
kata secara tepat dalam berkomunikasi. Selain perkembangan. Apabila didapatkan gangguan
itu, anak juga dapat menerapkan kata tersebut perkembangan maka harus dilakukan evaluasi
dalam kalimatkalimat ataupun percakapan medis dan perkembangan (developmental
dengan orang lain secara komunikatif. assesment) agar dapat dilakukan intervensi
Penguasaan kata dalam kalimat pada tahap dini pada anak. (dalam Sidiarto, 2002)
ketiga ini juga dapat dikatakan bahwa
pembalajar sudah mulai menguasai kompetensi Terdapat perbedaan antara bicara dan
pragmatik. Kompetensi pragmatis ini akan bahasa. Bicara adalah pengucapan, yang
terus berkembang seiring dengan tingkat menunjukkan keterampilan seseorang
kedewasaan pembelajar bahasa. mengucapkan suara dalam suatu kata. Bahasa
berarti menyatakan dan menerima informasi
PROBLEMATIKA BAHASA ANAK dalam suatu cara tertentu. Bahasa merupakan
Penyebab gangguan perkembangan salah satu cara berkomunikasi. Bahasa reseptif
bahasa sangat banyak dan luas, semua adalah kemampuan untuk mengerti apa yang
gangguan mulai dari proses pendengaran, dilihat dan apa yang didengar. Bahasa ekspresif
penerusan impuls ke otak, otak, otot atau organ adalah kemampuan untuk berkomunikasi
pembuat suara. Adapun beberapa penyebab secara simbolis baik visual (menulis, memberi
gangguan atau keterlambatan bicara adalah tanda) atau auditorik. Seorang anak yang
gangguan pendengaran, kelainan organ bicara, mengalami gangguan berbahasa mungkin saja
retardasi mental, kelainan genetik atau dapat mengucapkan suatu kata dengan jelas
kromosom, autis, mutism selektif, tetapi ia tidak dapat menyusun dua kata dengan
keterlambatan fungsional, afasia reseptif dan baik. Sebaliknya, ucapan seorang anak
deprivasi lingkungan. Deprivasi lingkungan mungkin sedikit sulit untuk dimengerti, tetapi ia
terdiri dari lingkungan sepi, status ekonomi dapat menyusun kata kata yang benar untuk
sosial, tehnik pengajaran salah, sikap orangtua. menyatakan keinginannya.
Gangguan bicara pada anak dapat disebabkan Masalah bicara dan bahasa sebenarnya
karena kelainan organik yang mengganggu berbeda tetapi kedua masalah ini sering kali
beberapa sistem tubuh seperti otak, tumpang tindih.15 Penelitian kami menunjukan
pendengaran dan fungsi motorik lainnya. jenis kelamin anak dengan keterlambatan
Beberapa penelitian menunjukkan bahasa lebih banyak laki laki (77,8%)
penyebab ganguan bicara adalah adanya dibandingkan perempuan, sesuai dengan
gangguan hemisfer dominan. Penyimpangan ini pernyataan Sidiarto yang menyatakan rasio
biasanya merujuk ke otak kiri. Beberapa anak laki-laki dibandingkan perempuan mencapai 8 :
juga ditemukan penyimpangan belahan otak 114. Webster (2006) pada penelitian case-
kanan, korpus kalosum dan lintasan control mengenai gangguan perkembangan
pendengaran yang saling berhubungan. Hal bahasa pada anak usia 7 sampai dengan 13
lain dapat juga di sebabkan karena diluar organ tahun di dapatkan bahwa pada anak dengan
tubuh seperti lingkungan yang kurang gangguan perkembangan bahasa menunjukkan
mendapatkan stimulasi yang cukup atau nilai rata-rata pada penilaian Peabody picture
vocabulary, kognitif, kemampuan motorik serta maupun orang-orang terdekat dalam kehidupan
tingkat intelegensi. Keterlambatan gerakan sehari hari. Kurangnya stimulasi dapat
motorik terjadi pada 70% anak dengan menyebabkan gangguan yang menetap.
gangguan perkembangan bahasa dibandingkan (Heleen, dkk., 2007)
dengan kelompok kontrol (8%). Deteksi dini terhadap gangguan
Tingkat kemampuan motorik setaraf perkembangan bahasa sangat menentukan nilai
dengan kemampuan berbahasa namun tidak intervensi yang akan diberikan sehingga akan
berhubungan dengan fungsi kognitif nonverbal. mempengaruhi perkembangan kognitif secara
Penemuan tersebut mendukung hipotesis menyeluruh. Penelitian cluster randomized trial
adanya faktor biologis kritis pada fungsi yang dilakukan oleh Heleen dkk (2007)
motorik dan bahasa. Kemampuan berbahasa mengenai skrining keterlambatan bahasa pada
ekspresif secara positif juga berhubungan toddlers dengan pengaruhnya pada kemampuan
dengan tingkat pendidikan ibu. Soetjiningsih sekolah dan perkembangan bahasa pada saat
(2002), pada penelitiannya menunjukkan umur 8 tahun, menunjukkan bahwa skrining
bahwa tingkat pendidikan ibu pada kelompok tersebut dapat menurunkan jumlah anak yang
kasus yang mengalami gangguan membutuhkan pendidikan khusus dan
perkembangan bahasa sebagian besar memberikan perbaikan pada kemampuan
berpendidikan diploma dan sarjana. perkembangan bahasa. Pada saat usia 8 tahun
Bahasa merupakan salah satu parameter hanya 2,7% pada kelompok yang diberikan
dalam perkembangan anak. Kemampuan bicara intervensi dibandingkan dengan 3,7%
dan bahasa melibatkan perkembangan kognitif, kelompok kontrol yang membutuhkan sekolah
sensorimotor, psikologis, emosi dan khusus.
lingkungan sekitar anak. Kemampuan bahasa Penelitian yang dilakukan oleh Frances
pada umumnya dapat dibedakan atas mengenai risiko perilaku, persepsi dan
kemampuan reseptif (mendengar dan psikososial orang tua dalam mempengaruhi
memahami) dan kemampuan ekspresif perkembangan anak memberikan hasil perilaku
(berbicara). Kemampuan bicara lebih dapat orang tua yang positif dan persepsi negatif dari
dinilai dari kemampuan lainnya sehingga anak mengindikasikan kemampuan anak
pembahasan mengenai kemampuan bahasa mendekati kurang dari dua standar baku di
lebih sering dikaitkan dengan kemampuan bawah nilai rata-rata pada skrinning Brigance.
berbicara. Kemahiran dalam bahasa dan Faktor risiko psikososial berhubungan dengan
berbicara dipengaruhi oleh faktor intrinsik (dari sedikitnya perilaku positif orang tua dan
anak) dan faktor ekstrinsik (dari lingkungan). persepsi negatif termasuk lebih dari tiga anak
Faktor intrinsik yaitu kondisi pembawaan sejak dalam satu rumah, seringnya berpindah-pindah,
lahir termasuk fisiologi dari organ yang terlibat keterbatasan penggunaan bahasa asing dan
dalam kemampuan bahasa dan berbicara. depresi pada orang tua. Kekurangan perilaku
Sedangkan faktor ekstrinsik dapat berupa orang tua yang positif di tambah dengan
stimulus yang ada di sekeliling anak, misalnya persepsi negatif dari anak baik dengan ataupun
perkataan yang di dengar atau ditujukan kepada tanpa faktor risiko psikososial memberikan
si anak. (Simkin & Conti, 2006) pengaruh negatif terhadap perkembangan anak
Persentase tingkat pendidikan ibu yang yang terlihat pada awal usia enam bulan.
lebih tinggi pada kelompok kasus dibandingkan Perkembangan bahasa berisiko terjadi ketika
kelompok kontrol, kemungkinan berhubungan terdapat masalah pada orang tua. Hasil
dengan stimulasi pada kelompok kasus. penelitian kami menyimpulkan pentingnya
Stimulasi yaitu kegiatan merangsang promotif terhadap perkembangan awal dengan
kemampuan dasar anak agar anak tumbuh dan orang tua, fokus pada kemampuan pembicaraan
berkembang secara optimal. Setiap anak perlu yang dilakukan oleh orang tua, bermain, dan
mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan membaca dengan anak serta kebutuhan
terus menerus pada setiap kesempatan yang intervensi pada berbagai masalah yang
dapat dilakukan oleh ibu, ayah, pengasuh,
bertanggungjawab menjadi faktor risiko kemudian dan tidak memerlukan intervensi.
psikososial. (Dale: 2000) Tantangan yang ada adalah dalam
mengidentifikasi dan menggunakan informasi
IDENTIFIKASI DINI KETERLEMBATAN lain yang relevan dalam memperbaiki
BAHASA ANAK keputusan diagnosis mengenai seorang anak
Identifikasi dini keterlambatan bahasa secara individual untuk mencegah gangguan
harus memecahkan dua masalah utama yaitu perkembangan yang lebih signifikan. (Glascoe,
masalah ketersediaan informasi yang dapat 2010)
dipercaya dari seorang anak pada usia berapa Anak yang hanya mengalami
ketika mereka mengalami keterbatasan dalam keterlambatan bahasa ekspresif akan memiliki
kemampuan berkomunikasi. Selanjutnya, prognosis yang baik, namun demikian adanya
teknik pengukuran harus cost-effective dengan keterlambatan bahasa awal merupakan
menghargai waktu secara professional dan indikator beberapa masalah
secara luas mampu diaplikasikan untuk anak neurodevelopmental. Keterlambatan bahasa
pada berbagai tingkat sosial dan latarbelakang merefleksikan specific language impairment
bahasa termasuk bilingual. Masalah kedua yaitu tertinggal pada bahasa ekspresif ataupun
adalah pada interpretasi hasil dari proses kekurangan bahasa ekspresif dan reseptif yang
identifikasi. Banyak anak yang mengalami berhubungan dengan kelemahan kognitif secara
keterlambatan bahasa pada usia 24 sampai 30 umum. (Heidi, 2005)
bulan akan mengejar dalam beberapa tahun

C. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat membantu kesulitan anak yang


dapat disimpulkan bahwa dalam sedang mengenal/belajar bahasa
proses belajar bahasa dapat ditinjau sehingga dapat memaksimalkan
dari berbagai teori yang kesemuanya kemampuan mereka seperti yang kita
masuk akal. Yang terpenting bagi kita harapkan.
dengan adanya teori-teori tersebut

D. Referensi

Achenbach, T., and Edelbrock, C,S. 1981. Child


Behavioral Problems and Competencies Neurology.
Reported by Parents of Normal and Dale Philip, Paterrson Janet. 2000. Early
Disturbed Children Aged Four through identification of language delay.
Sixteen. Monographs Of The Society Dalam: Language development and
For Research In Child Development, literacy learning disabilities.
No. 188, serial 1. Department of speech and hearing
American Academy of Pediatrics. Committe on sciences. USA.
children with disabilities. 2001. Role of Dawud. 2008. Perspektif Pembelajaran Bahasa
the Pediatrician in family-centered Indonesia. UM Press. Universitas
early intervention service. Pediatrics. Negeri Malang.
Buschmann Anke. 2008. Children with Dawud. 2008. “Prosedur Analisis Kesalahan
developmental language delay at 24 Berbahasa”.Jurnal Diksi. Fakultas
months of age:results of a diagnostic Bahasa dan Seni UNY
work-up. Developmental Medicine & Glascoe Frances, Leew Shirley. 2010.
Parenting behaviours, perceptions and
psychosocial risk : impacts on young in infant and toddler. Diunduh dari:
children’s development. Pediatrics. http://goliath.ecnext.com
Heidi M. 2005. Feildman evaluation and Severe, S. 2003. Bagaimana bersikap pada
management of speech and language Anak Agar Anak Prasekolah Anda
disorder in preschool children. Pediatr Bersikap Baik? Jakarta : PT. Gramedia
Rev. Pustaka Utama
Heleen M.E. 2007. A-Cluster Randomized trial Sidiarto L. 1990. Berbagai gejala disfungsi
of screening for language delay in minimal otak (DMO) yang berwujud
toddlers: effect on school performance kesulitan belajar spesifik dan
and language development at age 8. permasalahannya. Dalam: Mudjiman
Pediatrics. H, Yusup M, penyunting. DMO dan
Jonhston MV. 2004. Clinical disorder of brain kesulitan belajar anak. Pusat Penelitian
plasticity. Brain Dev. Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Klinik Tumbuh Kembang Anak RS. Dr. Sidiarto L. 2002. Gangguan perkembangan
Kariadi. 2007. Studi pendahuluan bahasa dan bicara pada keterlambatan
disfasia perkembangan. Semarang. bahasa. dalam symposium
Kustiowati E. 2002. Tinjauan umum gangguan neuropediatri “ child who does not
perkembangan bahasa dan bicara pada speak “. Semarang: Badan Penerbit
anak. Dalam symposium Neuropediatri Universitas Diponegoro.
“Child Who Does Not Speak”. Simkin Z, Conti G. 2006. Evidence of reading
Semarang: Badan Penerbit Universitas difficulty in subgroups of children with
Diponegoro. specific language impairmen. Child
Leung AKC, Kao CP. Evaluation and language teaching and therapy.
management of the child with speech Soetjiningsih. 2002. Perkembangan anak dan
delay. American Academy of Family permasalahannya. Dalam: Narendra
Physician; June 1999. Diunduh dari: MB, Sularyo S, Soetjiningsih, Suyitno
http://www.aafp.org/ H, Ranuh IG, penyunting. Buku Ajar
afp/990600ap/3121.html Tumbuh Kembang Anak dan Remaja;
Low J, Boyle J, Harris F, Harkness A, Nye C. Edisi I. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
1998. Screening for speech and Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.
language delay: asystemic review of the Vincer MJ, Cake H, Graven M, Dodds L,
literature. Health Technology McHugh S, Fraboni T. A. 2005.
Assesment. Population-based study to determine
Mundkur N. 2005. Neuroplasticity in children. the performance of the cognitive
Indian J Pediatr. adaftive test/clinical
Nelson HD, Nygren MA, Walker M, Panoscha linguistic and auditory milestone scale
R. 2006. Screening for speech and to predict the mental developmental
Language delay in preschool children: index at 18 months on the bayley scale
systemic evidence review of the US of infant development –II in very
preventive service task force. Pediatrics. preterm infants. Pediatric
Rice LM. Top ten things you should know Webster RI. 2006. The clinical spectrum of
about children with spesific language developmental language impairment in
impairmen. The University of Kansas school aged children: language,
Meeril Advanced Studies Center. Di cognitive and motor findings. Pediatrics
unduh dari: http://merril.ku.edu/In The
Know/Sciencearticles/SLIfacts. html.
Scheffner F, Vogel D, Astern R, Burgess J,
Connealy RT, Salerno K. Screning for
commonication and cognitive disorder

S-ar putea să vă placă și