Sunteți pe pagina 1din 15

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, KOMISARIS INDEPENDEN,

MANAJEMEN LABA,DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL


TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK PERUSAHAAN
(Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2013)

Oleh:
Imam Fadli
Pembimbing: Vince Ratnawati dan Pipin Kurnia

Faculty of Economics Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia


email: fadly99imam@gmail.com
Effect Of The Liquidity, leverage, Independent Commissiner, Earnings
Management, and Institutional Ownership Against
Corporate Tax Aggessiveness
(Study on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange
(BEI) on period 2011-2013)

ABSTRACT
This study aims to examine and analyze the effect of liquidity, leverage,
independent commissioner, earnings management, and ownership institusional
against the aggressiveness of corporate tax.The method used in this research is
descriptive method. The population in this study is a company listed on the
Indonesia Stock Exchange. The sampling technique using purposive sampling
method prescribed researchers for years 2011 to 2013. The sample was
manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). Hypothesis
testing transactions are carried out using multiple linear regression approach.
The statistical test equipment used is a program Statistical Product and Service
Solutions (SPSS). Data used in the form of corporate financial statements
contained in ICMD and http://www.idx.co.id/ website. Results from this study
indicate that the independent commissioner liquidity and significant negative
effect, with a significance of liquidity (0.025 <0.05) and independent
commissioners (0.011 <0.05). Leverage and significant positive effect on earnings
management, with a significance value of leverage (0.017 <0.05) and earnings
management (0.038 <0.05) as well as institutional ownership (0.082> 0.05),
which does not affect the aggressiveness of corporate tax.
Keywords: Liquidity, Leverage, Independent Commissioner, Earnings
Management, and Aggressiveness Taxes.

PENDAHULUAN penerimaan terbesar bagi Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara
Sumber penerimaan negara (APBN). Oleh karena itu, pajak selalu
berasal dari berbagai sektor, baik menjadi fokus pemerintah karena
sektor internal maupun eksternal. pajak menjadi tumpuan terbesar
Bagi Indonesia, penerimaan negara didalam Anggaran Pendapatan dan
yang berasal dari pajak masih menjadi Belanja Negara (APBN).
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1205
Bagi perusahaan, pajak investasi (Utari, dkk, 2014:61).
dianggap sebagai biaya yang akan Suyanto dan Supramono (2012)
mengurangi keuntungan bagi menyebutkan bahwa perusahaan yang
perusahaan. Hal itu menyebabkan memiliki kewajiban pajak tinggi akan
banyak perusahaan yang berusaha memiliki utang yang tinggi pula.
mencari cara untuk mengurangi biaya Dalam kaitannya dengan pajak,
pajak yang harus dikeluarkan oleh prilaku ini disebabkan karena bunga
perusahaan dengan melakukan merupakan bahan tetap yang dapat
pengaturan terhadap pajak yang harus mengurangi pendapatan kena pajak.
dibayar. Menurut Frank, Lynch, dan Peraturan Pajak Penghasilan (PPh)
Rego (2009), agresivitas pajak badan di Indonesia, mengatur bahwa
perusahaan adalah suatu tindakan bunga pinjaman dapat dikurangkan
merekayasa pendapatan kena pajak sebagai biaya (tax deductible) sesuai
yang dirancang melalui tindakan pasal 6 ayat (1) huruf a UU Nomor 36
perencanaan pajak baik menggunakan tahun 2008. Sehingga semakin besar
cara yang tergolong secara legal (tax utang perusahaan guna menghemat
avoidance) atau ilegal (tax evasion). beban pajak maka perusahaan tersebut
Semakin besar penghematan pajak dianggap semakin agresif terhadap
yang dilakukan oleh perusahaan, pajak. Namun, hasil penelitian
maka perusahaan tersebut dianggap berbeda diperoleh Kurniasih dan Sari
semakin agresif terhadap pajak. (2013) dan Prakosa (2014) yang
Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa leverage tidak
mencoba mengaitkan faktor kondisi berpengaruh terhadap tax avoidance.
keuangan perusahaan terhadap Selanjutnya variabel yang
agresivitas pajak. Beberapa mungkin berpengaruh terhadap
diantaranya memfokuskan pada agresivitas pajak adalah komisaris
tingkat likuiditas. Penelitian yang independen. Keberadaan komisaris
dilakukan Putri (2014), Suyanto dan independen memang menghembuskan
Supramono (2012) membuktikan nafas segar bagi pelaku usaha pasar
bahwa dengan likuiditas yang baik modal, diharapkan mereka akan
perusahaan manufaktur tidak membawakan suara para pemegang
menjadikan pajak sebagai tujuan saham minoritas dalam sebuah
untuk meminimalisasi biaya. perusahaan yang Go Public. Lanis dan
Sebaliknya likuiditas yang rendah Richardson (2011) melakukan
dapat mencerminkan bahwa penelitian mengenai pengaruh direksi
perusahaan sedang mengalami independen terhadap agresivitas pajak
kesulitan untuk memenuhi kewajiban pada perusahaan publik di Australia.
jangka pendeknya. Sehingga hal Hasilnya menunjukkan semakin besar
tersebut dapat mengarah pada proporsi direksi independen maka
tindakan agresif terhadap pajak agresivitas pajak perusahaan akan
perusahaan. menurun.
Kondisi keuangan lainnya Dewan komisaris memainkan
yang diprediksi akan mempengaruhi peranan penting untuk memonitor
agresivitas pajak perusahaan adalah kinerja direksi dalam menjalankan
leverage. Leverage adalah perusahaan dan dalam memberikan
kemampuan perusahaan meng- nasihat atas kebijakan yang diterapkan
gunakan utang untuk membiayai oleh manajemen. Semakin banyak
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1206
jumlah komisaris independen maka terhadap agresivitas pajak
pengawasan terhadap agen akan perusahaan).
semakin ketat. Dengan adanya kontrol Selanjutnya variabel yang
yang ketat yang dilakukan oleh diprediksi akan mempengaruhi tingkat
komisaris independen maka diprediksi agresivitas pajak perusahaan adalah
agresivitas pajak perusahaan yang kepemilikan institusional. Kepemi-
dilakukan oleh agen akan semakin likan institusional merupakan salah
berkurang. Hasil penelitian Annisa satu mekanisme corporate governance
dan Kurniasih (2012) menemukan utama yang membantu mengen-
bahwa komisaris independen dalikan masalah keagenan. Semakin
tidakberpengaruh terhadap agresivitas tinggi persentase kepemilikan
pajak perusahaan. institusional dalam perusahaan, maka
Faktor lain yang diprediksi institusi dapat menjadi alat monitoring
dapat mempengaruhi agresivitas pajak yang efektif sehingga akan dapat
perusahaan adalah manajemen laba. meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Scott (2009) dalam Putri Menurut hasil penelitian yang
(2014) salah satu motivasi manajer dilakukan oleh Annisa dan Kurniasih
melakukan manajemen laba adalah (2012), hasil uji analisis regresi
motivasi pajak. Manajemen laba menunjukkan bahwa secara statistik
merupakan suatu cara dalam terbukti tidak terdapat pengaruh
menyajikan informasi laba kepada signifikan kepemilikan institusional
publik yang sudah disesuaikan dengan terhadap tax avoidance. Namun
kepentingan dari pihak manajer itu penelitian yang dilakukan oleh
sendiri atau menguntungkan Pranata, Puspa, dan Herawati (2014)
perusahaan dengan cara menaikkan menemukan bahwa kepemilikan
ataupun menurunkan laba perusahaan institusional berpengaruh signifikan
(Suyanto dan Supramono, 2012). terhadap tax avoidance.
Semakin agresif perusahaan Penelitian ini merupakan
melakukan manajemen laba maka replikasi dari penelitian Suyanto dan
dapat dikatakan bahwa tingkat Supramono (2012) dan menambahkan
agresivitas pajak perusahaan juga variabel kepemilikan institusional dari
tinggi karena beban pajak semakin penelitian Annisa dan Kurniasih
kecil. Penelitian sebelumnya yang (2012). Di dalam penelitian ini sampel
dilakukan Suyanto dan Supramono yang digunakan adalah Perusahaan
(2012) menemukan bahwa Manufaktur yang terdaftar di BEI dan
manajemen laba berpengaruh positif pengukuran agresivitas pajak
terhadap agresivitas pajak pada menggunakan Cash Effective Tax
perusahaan manufaktur. Tetapi hasil Rate (CETR) yang diharapkan dapat
penelitian berbeda diperoleh Putri mengidentifikasi keagresifan
(2014) yang menemukan bahwa perencanaan pajak perusahaan yang
manajemen laba yang dilakukan dilakukan. Pemilihan perusahaan
oleh perusahaan manufaktur bukan manufaktur sebagai sampel
dengan motivasi pajak atau untuk dikarenakan industri ini memiliki
meminimalkan beban pajak yang berbagai sub sektor industri yang
ditanggung perusahaan (manajemen diharapkan dapat mewakili sektor-
laba tidak berpengaruh signifikan sektor industri lainnya.

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1207


Berdasarkan latar belakang dari pihak perusahaan (khususnya
dan penelitian sebelumnya, maka pemilik) kepada negara, sehingga
dalam penelitian ini peneliti dapat dikatakan pembayaran pajak
mengambil judul tentang “Pengaruh penghasilan ini merupakan biaya bagi
Likuiditas, Leverage, Komisaris perusahaan dan pemilik perusahaan.
Independen, Manajemen Laba, dan Oleh karena itu pemilik perusahaan
Kepemilikan Institusional Terhadap diduga akan cenderung lebih suka
Agresivitas Pajak Perusahaan, studi manajemen perusahaan melakukan
pada perusahaan manufaktur yang tindakan pajak agresif (Sari dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Martani, 2010). Menurut Frank, dkk
tahun 2011-2013”. (2009), tindakan yang dilakukan
Berdasarkan latar belakang perusahaan untuk mengurangi
masalah yang telah dikemukakan, pendapatan kena pajak melalui
maka dirumuskan masalah sebagai perencanaan pajak (tax planning) baik
berikut: 1) apakah ada pengaruh secara legal yang dilakukan dengan
likuiditas terhadap agresivitas pajak penghindaran pajak (tax avoidance)
perusahaan?, 2) apakah ada pengaruh maupun ilegal yang dilakukan dengan
leverage terhadap agresivitas pajak penggelapan pajak (tax evasion)
perusahaan?, 3) apakah ada pengaruh disebut dengan agresivitas pajak
proporsi komisaris independen perusahaan. Perusahaan menganggap
terhadap agresivitas pajak pajak sebagai sebuah tambahan biaya
perusahaan?,4) apakah ada pengaruh yang dapat mengurangi keuntungan
manajemen laba terhadap agresivitas perusahaan. Oleh karena itu,
pajak perusahaan?,5) apakah ada perusahaan diprediksi akan
pengaruh kepemilikan institusional melakukan tindakan yang dapat
terhadap agresivitas pajak mengurangi beban pajak perusahaan.
perusahaan?.
Adapun tujuan dari penelitian Likuiditas
ini adalah: 1) menguji pengaruh Likuiditas didefinisikan
likuiditas perusahaan terhadap sebagai kepemilikan sumber dana
agresivitas pajak yang memadai untuk memenuhi
perusahaan,2)menguji pengaruh kebutuhan dan kewajiban yang akan
leverage terhadap agresivitas pajak jatuh tempo serta kemampuan untuk
perusahaan,3)menguji pengaruh membeli dan menjual aset dengan
proporsi komisaris independen cepat. Perusahaan dengan rasio
terhadap agresivitas pajak perusahaan, likuditas yang tinggi menunjukkan
4) menguji pengaruh manajemen laba tingginya kemampuan perusahaan
terhadap agresivitas pajak perusahaan, dalam memenuhi utang jangka
5)menguji pengaruh kepemilikan pendeknya, yang menandakan bahwa
institusional terhadap agresivitas perusahaan dalam kondisi keuangan
pajak perusahaan. yang sehat. Suyanto dan Supramono
(2012) menemukan bahwa, bagi
TINJAUAN PUSTAKA perusahaan manufaktur mem-
Agresivitas Pajak Perusahaan perhatikan likuiditas adalah sangat
Pajak penghasilan yang penting. Likuiditas yang terlalu tinggi
disetorkan perusahaan kepada negara menggambarkan tingginya uang tunai
merupakan proses transfer kekayaan yang menganggur sehingga dianggap

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1208


kurang produktif. Jika likuiditas perusahaan, (iii) tidak mempunyai
terlalu rendah maka akan mengurangi hubungan afiliasi dengan emiten atau
tingkat kepercayaan kreditur terhadap perusahaan publik, komisaris,
perusahaan-perusahaan manufaktur direktur, atau pemegang saham utama
yang akan berakibat menurunya dari emiten atau perusahaan publik,
pinjaman modal oleh para kreditur. (iv) dan tidak memiliki hubungan
Oleh karena itu, ada kemungkinan usaha baik langsung maupun tidak
perusahaan-perusahaan manufaktur langsung yang berkaitan dengan
untuk saling menjaga tingkat kegiatan usaha emiten atau
likuiditas pada tingkat tertentu. perusahaan. Keberadaan komisaris
independen di Indonesia telah diatur
H1: Likuiditas berpengaruh terhadap
oleh Bursa Efek Indonesia melalui
agresivitas pajak perusahaan.
peraturan BEJ tanggal 1 Juli 2000.
Leverage Melalui peraturan tersebut dijelaskan
Keown (2005) mendefinisikan bahwa perusahaan yang terdaftar di
leverage sebagai penggunaan sumber bursa harus mempunyai komisaris
dan yang memiliki beban tetap (fixed independen yang proporsinya
rate of return) dengan harapan disyaratkan sebesar 30% dari seluruh
memberikan keuntungan yang lebih anggota dewan komisaris. Wulandari
besar dari pada biaya tetapnya (2005) menyatakan kehadiran
sehingga akan meningkatkan komisaris independen dalam dewan
keuntungan. Rasio total utang komisaris mampu meningkatkan
terhadap harta idealnya sebesar 40%. pengawasan kinerja direksi. Dimana
Suyanto dan Supramono (2012) dengan semakin banyak komisaris
berpendapat bahwa perusahaan yang independen maka pengawasan
memiliki kewajiban pajak yang tinggi manajemen akan semakin ketat.
akan memiliki utang yang tinggi pula H3: Komisaris independen ber-
dan akan menimbulkan biaya bunga pengaruh terhadap agresivitas
yang semakin tinggi. Biaya bunga pajak perusahaan.
yang semakin tinggi akan
memberikan pengaruh berkurangnya Manajemen Laba
beban pajak perusahaan. Semakin Manajemen laba adalah suatu
tinggi nilai utang perusahaan maka tindakan yang dilakukan manajer
nilai CETR perusahaan akan untuk melaporkan laba berdasarkan
semakin rendah (Richardson dan motif dan tujuan tertentu (Andreas,
Lanis, 2007). 2009:61). Manajemen laba tidak dapat
dilepaskan dari berbagai alasan atau
H2: Leverage berpengaruh terhadap justifikasi yang digunakan oleh
agresivitas pajak perusahaan. manajer untuk mempengaruhi laporan
Komisaris Independen keuangan. Tindakan manajemen laba
Dalam Keputusan Ketua sebenarnya didasarkan oleh berbagai
Bapepam No. 29/PM/2004, komisaris tujuan dan maksud-maksud yang
independen didefinisikan sebagai terkandung didalamnya. Pajak
anggota komisaris yang: (i) berasal menjadi masalah bagi perusahaan
dari luar emiten atau perusahaan karena membayar pajak berkaitan
publik, (ii) tidak mempunyai saham langsung dengan besarnya laba bersih
langsung maupun tidak langsung pada perusahaan. Laba selama ini dijadikan
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1209
indikator utama keberhasilan (1) Sampel merupakan perusahaan
manajemen dalam mengelola manufaktur. (2) Sampel konsisten
perusahaan. Oleh karena itu, terdaftar di BEI sejak tahun 2011-
manajemen akan melaporkan laba 2013. (3) Sampel merupakan
disesuaikan dengan tujuannya untuk perusahaan yang mengalami
meminimalkan penghasilan kena keuntungan berturut-turut dari tahun
pajak perusahaan. 2011-2013. (4) Menggunakan mata
uang rupiah padalaporan keuangan
H4: Manajemen laba berpengaruh
tahun 2011-2013. (5) Sampel
terhadap agresivitas pajak
menyediakan data yang digunakan
perusahaan.
dalam penelitian ini.
Kepemilikan Institusional Berdasarkan kriteria diatas,
Menurut Andreas (2009:98) diperoleh sampel sebanyak 40
kepemilikan institusional adalah perusahaan setiap tahunya. Sehingga
jumlah kepemilikan saham oleh jumlah sampel secara keseluruhan
investor institusional terhadap seluruh untuk periode 3 tahun adalah
saham yang beredar, yang diukur sebanyak 120 perusahaan.
dengan persentase saham yang Data yang dikumpulkan untuk
dimiliki investor institusional. Desai penelitian ini adalah data sekunder
dan Dharmapala (2009) menyatakan yang diperoleh dari websiteBursa
kepemilikan institusional adalah Efek Indonesia,Indonesia Market
ukuran utama dalam corporate Capital Directory (ICMD), studi
governance dalam menengahi adanya literatur dan pustaka yang berkaitan
penghindaran pajak pada perusahaan dengan masalah penelitian, dan
yang mempengaruhi nilai perusahaan. penelitian-penelitian terdahulu.
Dengan adanya kontrol dan tingkat Teknik pengumpulan data yang
pengawasan yang tinggi dari digunakan dalam penelitian ini adalah
kepemilikan institusional akan teknik dokumen berupa laporan
memberikan aspek positif pada keuangan yang diperoleh dari Bursa
penghindaran pajak. Efek Indonesia di alamat internet
www.idx.co.id dan Indonesia Market
H5: Kepemilikan institusional
Capital Directory (ICMD).
berpengaruh terhadap agresivitas
pajak perusahaan. Analisis Data
Metode analisis data
METODE PENELITIAN merupakan metode yang digunakan
Populasi yang digunakan pada untuk memproses hasil penelitian
penelitian ini adalah seluruh guna memperoleh suatu kesimpulan
perusahaan yang terdaftar di dalam dalam penelitian ini. Analisis yang
Bursa Efek Indonesia (BEI). digunakan dalam penelitian ini adalah
Penentuan sampel ini dengan analisis regresi berganda (multiple
menggunakan purposive sampling, regression), yang dinyatakan dalam
yaitu sampel yang memiliki persamaan berikut (Sunjoyo dkk,
kesesuaian karakteristik sampel 2013:160):
dengan kriteria pemilihan sampel Y = a+ b1 X1 + b2 X2+ b3 X3+ b4 X4 +
yang telah ditentukan. Kriteria b5X5 + eit
pengumpulan sampel sebagai berikut:
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1210
Keterangan : penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rasio lancar. Rasio
Y = Agresivitas Pajak
lancar merupakan rasio yang
Perusahaan
mengukur kemampuan perusahaan
a = Kostanta
dalam jangka pendek dengan melihat
b (1,2,3,4,5) = Koefisien Regresi
aktiva lancar perusahaan terhadap
X1 = Likuiditas
utang lancarnya (Suyanto dan
X2 = Leverage
X3 = Komisaris Independen Supramono, 2012).
X4 = Manajemen laba Aset Lancar
X5 = Kepemilikan Institusional Rasio Lancar =
eit = error terms Kewajiban Lancar

Definisi Operasionalisasi Variabel Leverage(X2)


dan Pengukurannya Leverage merupakan ke-
Agresivitas pajak perusahaan mampuan perusahaan untuk
merupakan salah satu cara yang memenuhi kewajiban keuangannya
dilakukan oleh suatu perusahaan baik untuk jangka pendek maupun
untuk meminimalkan beban untuk jangka panjang jika suatu
pajak.Untuk mengukur agresivitas perusahaan likuiditas. Leverage dalam
pajak, peneliti menggunakan metode penelitian ini diukur dengan rasio
Cash Effektive Tax Rate (CETR). total kewajiban (Suyanto dan
CETR digunakan karena Supramono, 2012).
diharapkan dapat mengidentifikasi
keagresifan perencanaan pajak Total Kewajiban
perusahaan yang dilakukan dengan Rasio Hutang =
menggunakan perbedaan tetap Total Aset
maupun perbedaan temporer (Suyanto Komisaris Independen (X3)
dan Supramono, 2012). Komisaris independen adalah
Pembayaran Pajakit angota dewan komisaris yang tidak
CETRit = berafiliasi dengan manajemen,
Pendapatan Sebelum Pajakit anggota dewan komisaris lainnya, dan
Keterangan: pemegang saham pengendali, serta
CETRi : Cash Effective Tax Rate beban dari hubungan bisnis atau
perusahaan i pada periode hubungan lainnya yang dapat
ke t mempengaruhi kemampuannya untuk
Pembayaran Pajakit: Jumlah pajak bertindak semata-mata demi
yang dibayarkan kepentingan perusahaan. Komisaris
perusahaan i pada independen dalam penelitian ini dapat
periode ke t diukur dengan cara:
Pendapatan Sebelum Pajakit : Proporsi Dewan Komisaris =
Pendapatan sebelum kena Pajak Komisaris Independen
perusahaan i padaperiode ke t
Total Komisaris
Likuiditas (X1)
Likuiditas adalah kemampuan Manajemen Laba (X4)
perusahaan memenuhi kewajiban Manajemen laba merupakan
jangka pendek.Likuiditas dalam metode yang digunakan manajemen
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1211
untuk memodifikasi laba sesuai ΔRect: Perubahan piutang
dengan keinginan. Ukuran manajemen perusahaan i pada periode
laba pada penelitian ini adalah ke t
menggunakan nilai discretionary e : error terms
accrual (DA). Model tersebut
dituliskan sebagai berikut (Ujiyantho Kepemilikan Institusional (X5)
dan Pramuka, 2007). Dengan tingginya tingkat
TAit = Nit - CFOit kepemilikan institusional, maka akan
Nilai total accrual (TA) yang semakin besar tingkat pengawasan
diestimasi dengan persamaan kepada manajerial sehingga konflik
ordinary least square (OLS) sebagai kepentingan manajemen dapat
berikut : dikurangi. Dalam penelitian ini
kepemilikan institusional akan diukur
i / i -1= 1 ( / i− ) +
menggunakan proporsi kepemilikan
(Δ / i− )+ ( / i− )+
saham oleh institusi terhadap jumlah
Dengan menggunakan saham yang beredar, yang dihitung
koefisien regresi diatas nilai non dengan cara sebagai berikut (Andreas,
discretionary accrual (NDA) dapat 2009:104):
dihitung dengan rumus:
Kepemilikan Institusional =
NDAit= 1( / i − )+ 2[(Δ / i− )
− (Δ / i − )]+ 3( / i− ) Jumlah Saham Institusi
Selanjutnya discretionary Jumlah Saham Yang Beredar
accrual (DA) dapat dihitung sebagai
berikut: HASIL PENELITIAN DAN
DAit = i / i -1 - NDAit PEMBAHASAN
Keterangan: Analisis deskriptif digunakan
DAit : Discretionary accrual untuk memberikan gambaran atas
perusahaan i pada periode variabel-variabel yang digunakan
ke t dalam penelitian, yaitu CETR,
NDAit : Non discretionary accrual likuiditas, leverage, komisaris
perusahaan i pada periode independen, manajemen laba, dan
ke t kepemilikan institusional. Ringkasan
TAit : Total accrual perusahaan i statistik deskriptif dari variabel-
pada periode ke t variabel penelitian ini disajkan dalam
Nit : Laba bersih perusahaan i tabel 1 berikut.
pada periode ke t
CFOit : Aliran kas dari aktivitas Tabel 1
operasi perusahaan i pada Deskripsi Variabel Penelitian
periode ke t Tahun 2011-2013
Std
Ait-1 : Total aset perusahaan i pada Var N Min Max Mean
Dev
periode ke t-1 CETR 120 .037 .539 .26775 .1184
ΔRevt : Perubahan pendapatan 33
Liq 120 .001 6.148 2.85578 1.424
perusahaan i pada periode .37861 598
ke t Lev 120 .098 .789 .1632
PPEt: Aset tetap perusahaan i .36414 13
KInd 120 .250 .500 .0625
pada periode ke t .08397 04

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1212


MgtLb 120 -.025 .194 .0421 Hasil Uji Multikolinearitas
.69022 57
KpIns 120 .250 .982 .1670 Uji Multikolinearitas di-
93 lakukan dengan matriks korelasi
Valid N 120 dengan melihat besarnya nilai VIF
(listwise
) (Variance Inflation Factor) dan nilai
Sumber: Data Olahan, 2015 tolerance. Suatu model regresi yang
bebas dari multikolinearitas memiliki
Hasil Uji Normalitas nilai VIF yang tidak melebihi dari 10
Uji normalitas adalah untuk
dan nilai tolerance tidak ada yang
melihat apakah nilai residual
kurang dari 0,10. Hasil uji
terdistribusi normal atau tidak.
multikolinearitas dalam penelitian ini
Pengujian normalitas dalam penelitian
dapat dilihat pada tabel 3.
ini menggunakan pendekatan
Kolmogorov Smirnov Test. Hasil uji Tabel 3
normalitas pada variabel independen Hasil Uji Multikolinearitas
dan dependen disajikan pada tabel 2
Collinearity Statistics
berikut. Var
Tabel 2 Tolerance VIF
Hasil Uji Normalitas Liq .579 1.728
Unstandardi Lev .546 1.832
zed Residual KInd .927 1.079
N 120 MgtLb .820 1.220
KpIns .931 1.075
Normal Mean .0000000
Parametera,,b Std .09713671 Sumber: Data Olahan, 2015
Deviation Dari hasil perhitungan hasil
Most Extreme Absolute .055 analisis data diatas, diperoleh nilai
Differences Positive .055 VIF untuk seluruh variabel bebas < 10
Negative -.040 dan tolerance> 0,10. Hal ini dapat
Kolmogorof-smirnov Z .598 disimpulkan bahwa model regresi
Asymp.Sig. (2-tailed) .867 tersebut bebas dari multikolinearitas.
Sumber: Data Olahan, 2015
Tabel diatas menunjukkan Hasil Uji Autokorelasi
bahwa nilai Asymp Sig Kolmogorov-
Smirnov lebih besar dari nilai 0.05. Uji autokorelasi adalah untuk
dengan demikian dapat dipastikan melihat apakah terjadi korelasi antara
bahwa keseluruhan data yang suatu periode t dengan periode
digunakan dalam penelitian ini sebelumnya (t-1). Uji autokorelasi
berdistribusi secara normal. dapat dilakukan dengan menggunakan
Hasil Uji Asumsi Klasik uji Durbin-Watson (DW), dimana
Uji asumsi klasik dilakukan hasil pengujian ditentukan
untuk mengetahui kondisi data yang berdasarkan nilai Durbin-Watson
ada agar dapat menentukan model (DW). Dasar pengambilan keputusan
analisis yang paling tepat digunakan. ada tidaknya autokorelasi dengan
Ada tiga uji asumsi klasik yang menggunakan Durbin-Watson (DW)
digunakan dalam penelitian ini, yaitu dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini
uji multikolinearitas, uji autokorelasi (Ghozali, 2011:110):
dan uji heteroskedastisitas.

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1213


Tabel 4 memplotkan nilai ZPRED (nilai
Kriteria Durbin Watson Test prediksi) dengan SRESID (nilai
Jika Hasil residualnya). Model yang baik
0 < d < dl Terdapat gejala didapatkan jika tidak terdapat pola
autokorelasi positif tertentu pada grafik, seperti
dl ≤ d ≤ du Pengujian tidak mengumpul di tengah, menyempit
meyakinkan (no kemudian melebar atau sebaliknya
decision) melebar kemudian menyempit
4-dl < d < 4 Terdapat gejala
(Sunjoyo dkk, 2013:69). Hasil yang
autokorelasi negative
4 – du ≤ d ≤ Pengujian tidak diperoleh dari pola diagram pencar
4-dl meyakinkan (no (Scatterplot) adalah sebagai berikut:
decision) Gambar 1
du < d < 4-du Tidak terdapat gejala Hasil Uji Heteroskedastisitas
autokorelasi
Sumber: Ghozali, 2011:110
Dengan adanya kriteria yang
ditentukan diatas, maka dapat
ditentukan ada tidaknya autokorelasi.
Output uji autokorelasi dapat dilihat
pada tabel 5 dibawah berikut ini :
Sumber: Data Olahan, 2015
Tabel 5 Berdasarkan hasil uji
Hasil Uji Autokorelasi heteroskedastisitas melalui diagram
Model Durbin-Watson
Scatterplot pada gambar 1, dapat
1 1.840 disimpulkan bahwa model regresi
Sumber: Data Olahan,2015 dalam penelitian ini tidak terjadi
Berdasarkan tabel diatas heteroskedastisitas. Kesimpulan ini
diperoleh nilai Durbin Watson sebesar diperoleh dengan melihat titik-titik
1,840. Pada tabel Durbin-Watson yang menyebar secara acak baik
diperoleh nilai dl sebesar 1,616, dan diatas maupun dibawah angka 0 pada
nilai du sebesar 1,790. Maka dari sumbu Y pada diagram Scatterplot.
perhitungan (du < d < 4-du) atau Hasil Analisis Data
(1,790 < 1,840 < 4 - 1,790) dapat
Bagian ini membahas hasil
disimpulkan bahwa Durbin-Watson
analisis regresi berganda yang
Test terletak pada daerah yang tidak
diterapkan untuk menguji 5 variabel
terdapat gejala autokorelasi.
independen, yaitu likuiditas,
Hasil Uji Heteroskedastisitas Leverage, komisaris independen,
Uji Heteroskedastisitas ber- manajemen laba dan kepemilikan
tujuan menguji apakah dalam model institusional terhadap variabel
regresi terjadi ketidaksamaan dependen yaitu agresivitas pajak.
variance dari residual satu Berikut hasil analisis statistik yang
pengamatan ke pengamatan yang lain. dilakukan untuk model penelitian
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala regresi linear berganda:
heteroskedastisitas dalam model
regresi dalam penelitian ini dilakukan Tabel 6
dengan metode scatterplot dengan Hasil Regresi Linear Berganda

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1214


Unstandardize 29,8%, sedangkan sisanya sebesar
dCoefficients 70,2% menggambarkan variabel-
Model t Sig
Std. variabel bebas lainnya yang tidak
B
Eror diamati dalam penelitian ini.
(const) .285 .078 3.672 .000
Pengaruh Likuiditas Terhadap
Liq -.019 .008 -2.269 .025 Agresivitas Pajak Perusahaan
Lev .182 .075 2.417 .017 Hasil pengujian menunjukkan
KInd -.392 .151 -2.593 .011 nilai signifikansi 0,025 yang lebih
kecil dari nilai probabilitas 0,05. Hal
MgtLb .501 .238 2.103 .038
ini menunjukkan bahwa variasi
KpIns .099 .056 2.758 .082 variabel likuiditas secara parsial
mempunyai pengaruh signifikan
Sumber: Data Olahan, 2015
terhadap agresivitas pajak. Hal
Berdasarkan tabel 6 maka
tersebut diperkuat dengan nilai thitung
diperoleh persamaan regresi yang
yang lebih kecil dari nilai ttabel yaitu
dihasilkan yaitu:
(-2,269 < -1,981) yang menunjukkan
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4
arah negatif. Dengan demikian
X4 + b5 X5 + eit
hipotesis pertama (H1) yang
CETR = 0,285 – 0,019Liq + menyatakan “likuiditas berpengaruh
0,182Lev– 0,392KomInd + terhadap agresivitas pajak
0,501MgtLb+0,501KpInst+ e perusahaan”, dapat diterima, dan
Hasil Uji Koefisien Determinasi berpengaruh negatif.
Kesimpulan hasil pengujian
(Adjusted R2)
ini adalah dengan semakin likuid
Nilai koefisien determinasi
perusahaan dalam memenuhi
menunjukkan persentase variasi nilai
kewajiban jangka pendeknya maka
variabel independen yang dapat
tingkat agresivitas pajak perusahaan
dijelaskan oleh persamaan regresi
akan semakin berkurang. Hal ini dapat
yang dihasilkan. Nilai koefisien
memberi bukti adanya pengaruh yang
determinasi model analisis regresi
kuat antara likuiditas perusahaan
dapat dilihat pada tabel 7 berikut:
terhadap tingkat agresivitas pajak
Tabel 7 perusahaan.
Hasil Uji Koefisien Determinasi Hasil penelitian ini tidak
R Adjusted
sejalan dengan hasil penelitian
Model R Suyanto dan Supramono (2012) dan
Square RSquare
Putri (2014) yang menyatakan bahwa
1 .572a .327 .298 likuiditas berpengaruh negatif tidak
Sumber: Data Olahan, 2015 signifikan terhadap agresivitas pajak
Hasil perhitungan analisis perusahaan.
regresi diperoleh adjusted R square
Pengaruh Leverage Terhadap
(R2) sebesar 0,298 dengan demikian
Agresivitas Pajak Perusahaan
dapat disimpulkan bahwa Agresivitas
Pajak dapat diterangkan oleh faktor Hasil pengujian menunjukkan
Likuiditas, Leverage, Komisaris nilai signifikansi 0,017 yang lebih
Independen, Manajemen Laba dan kecil dari nilai probabilitas 0,05.
Kepemilikan Institusional sebesar Artinya bahwa variasi variabel

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1215


leverage secara parsial mempunyai pajak perusahaan”, dapat diterima,
pengaruh signifikan terhadap dan berpengaruh negatif.
agresivitas pajak. Hal tersebut Kesimpulan pada hipotesis
diperkuat dengan Nilai thitung yang ketiga ini adalah dengan semakin
lebih besar dari nilai ttabel (2,417 > banyak jumlah komisaris independen
1,981) yang menunjukkan arah yang dimiliki oleh perusahaan maka
positif. Dengan demikian hipotesis akan semakin besar pengaruhnya
kedua (H2) yang menyatakan untuk melakukan pengawasan
“leverage berpengaruh terhadap terhadap kinerja manajemen. Dengan
agresivitas pajak perusahaan”, dapat demikian tingkat agresivitas pajak
diterima, dan berpengaruh positif. akan semakin berkurang.
Kesimpulan pada hipotesis Hasil penelitian ini
kedua ini adalah dengan semakin mendukung penelitian yang dilakukan
tingginya leverage didalam Suyanto dan Supramono (2012) dan
perusahaan tersebut maka akan prakoso (2014) yang menyatakan
semakin tinggi kewajiban yang harus proporsi komisaris independen
dipenuhi, yang mengakibatkan tingkat berpengaruh negatif dan signifikan
agresivitas pajak perusahaan akan terhadap agresif pajak. Tetapi tidak
semakin meningkat. sejalan dengan penelitian Annisa dan
Hasil penelitian ini Kurniasih (2012) dan Pranata, Puspa,
mendukung penelitian Suyanto dan dan Herawati (2014) yang
Supramono (2012) yang menyatakan menemukan bahwa proporsi
leverage berpengaruh positif dan komisaris independen tidak
signifikan terhadap agresif pajak berpengaruh terhadap tindakan pajak
perusahaan. Tetapi tidakk sejalan agresif.
dengan penelitian Kurniasih & Sari
(2013) dan Prakosa (2014) yang Pengaruh Manajemen Laba
menemukan bahwa leverage tidak Terhadap Agresivitas Pajak
berpengaruh terhadap tax avoidance. Perusahaan
Hasil pengujian menunjukkan
Pengaruh Komisaris Independen nilai signifikansi 0,038 yang lebih
Terhadap Agresivitas Pajak kecil dari nilai probabilitas yaitu
Perusahaan 0,05. Artinya bahwa variasi variabel
Hasil pengujian menunjukkan manajemen laba secara parsial
nilai signifikansi 0,011 yang lebih mempunyai pengaruh signifikan
kecil dari nilai probabilitas 0,05. Hal terhadap agresivitas pajak. Hal
ini menunjukan bahwa variasi tersebut diperkuat dengan Nilai
variabel komisaris independen secara thitungyang lebih besar dari nilai ttabel
parsial mempunyai pengaruh (2,103 > 1,981) yang menunjjukan
signifikan terhadap agresivitas pajak. arah positif. Dengan demikian
Hal tersebut diperkuat dengan nilai hipotesis keempat (H4) yang
thitung yang lebih kecil dari nilai ttabel menyatakan “manajemen laba
yaitu (-2,593 < -1,981) yang berpengaruh terhadap agresivitas
menunjukan arah negatif. Dengan pajak perusahaan”, dapat diterima,
demikian hipotesis ketiga (H3) yang dan berpengaruh positif.
menyatakan “komisaris independen Kesimpulan pada hipotesis
berpengaruh terhadap agresivitas keempat adalah semakin baik dan

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1216


agresif perusahaan dalam melakukan tidak sejalan dari hasil penelitian yang
perencanaan terhadap laba untuk dilakukan oleh Pranata, Puspa, dan
mencapai tujuan tertentu, maka akan Herawati (2014) yang menyatakan
semakin meningkat agresivitas pajak kepemilikan institusional berpengaruh
pada perusahaan tersebut. terhadap agresivitas pajak perusahaan.
Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian Suyanto & SIMPULAN DAN SARAN
Supramono (2012) yang menyatakan
bahwa manajemen laba berpengaruh Simpulan
positif dan signifikan terhadap Adapun kesimpulan dari
agresivitas pajak. Tetapi tidak sejalan penelitian ini yaitu:
dengan Putri (2014) yang menemukan 1. Likuiditas berpengaruh signifikan
bahwa terdapat pengaruh positif terhadap agresivitas pajak
manajemen laba terhadap agresivitas perusahaan dan koefisien regresi
pajak, namun tidak signifikan. yang bernilai negatif berarti
PengaruhKepemilikan Institusional perusahaan yang memiliki rasio
Terhadap Agresivitas Pajak likuiditas rendah diindikasikan
Perusahaan melakukan tindakan agresivitas
Hasil pengujian menunjukkan pajak karena perusahaan lebih
nilai signifikansi 0,082 yang lebih mementingkan arus kas dari pada
besar dari nilai probabilitas 0,05. harus membayar pajak yang tinggi.
Artinya bahwa variasi variabel 2. Leverage berpengaruh signifikan
kepemilikan institusional secara terhadap agresivitas pajak dan
parsial tidak mempunyai pengaruh koefisien regresi bernilai positif
yang signifikan terhadap agresivitas yang menunjukkan bahwa
pajak. Hal tersebut diperkuat dengan perusahaan yang memiliki rasio
Nilai -ttabel ( 1,981) < thitung (1,758) < leverage tinggi, maka perusahaan
ttabel (1,981). Dengan demikian identik akan melakukan agresivitas
hipotesis kelima (H5) yang pajak.
menyatakan “kepemilikan insti- 3. Komisaris independen berpengaruh
tusional berpengaruh terhadap signifikan terhadap agresivitas
agresivitas pajak perusahaan”, dapat pajak perusahaan dan koefisien
ditolak. regresinya bernilai negatif, hal ini
Kesimpulan pada hipotesis menunjukkan bahwa semakin
kelima adalah besar atau kecilnya banyak proporsi dewan komisaris
persentase kepemilikan saham yang independen di suatu perusahaan
dimiliki oleh institusi didalam akan mengakibatkan pengawasan
perusahaan tidak akan mempengaruhi yang ketat terhadap kinerja yang
tingkat agresivitas pajak didalam dilakukan oleh perusahaan.
perusahaan tersebut. Dengan semakin ketatnya
Hasil penelitian ini pengawasan yang dilakukan oleh
mendukung hasil penelitian yang komisaris independen maka akan
dilakukan oleh Annisa dan Kurniasih semakin berkurang tingkat
(2012) yang menyatakan kepemilikan agresivitas pajak yang dilakukan
institusional tidak berpengaruh oleh perusahaan.
terhadap agresivitas pajak. Tetapi 4. Manajemen laba berpengaruh
signifikan terhadap agresivitas
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1217
pajak perusahaan dan koefisien agar perusahaan bisa meningkatkan
regresi bernilai positif, hal ini profitabilitas dan tidak mengalami
mengindikasikan bahwa apabila kesulitan dalam membiayai
perusahaan melakukan manajemen pengeluaran atau beban
laba yang tinggi maka perusahaan perusahaan.
identik melakukan agresivitas
pajak. DAFTAR PUSTAKA
5. Kepemilikan institusional tidak
berpengaruh signifikan terhadap Andreas. (2009). Tata Kelola
agresivitas pajak. Hal tersebut Korporasi dan Masalah
menunjukkan bahwa ada atau tidak Keagenan Di Indonesia.
adanya kepemilikan saham institusi
Annisa, N.A, &Kurniasih, L.
di dalam suatu perusahaan tidak
(2012).“PengaruhCorporate
akan mempengaruhi agresivitas
GovernanceTerhadapTax
pajak.
Avoidance”.JurnalAkuntansidan
Saran Auditing, Vol.8, No.2 Mei, 95-
Adapun saran dari penelitian 189.
ini adalah: Desai dan Dharmapala. (2009).
1. Bagi peneliti selanjutnya yang Corporate tax avoidance and
berminat melakukan penelitian firm value.The Review of
dengan topik yang sama Economics and Statistics. 91
disarankan untuk menambah (3), 537–546. Jurnal Akuntansi
variabel lain dan menggunakan dan Auditing, Vol. 8, No. 2, Mei
periode pengamatan yang lebih 2012, Hal: 95-189.
lama sehingga diharapkan hasil
penelitian akan menjadi semakin Frank, M., Lynch, L., dan Rego, S.
baik. (2009). “Tax Reporting
2. Bagi Direktorat Jendral Pajak Aggressiveness and Its Relation
ataupun Pemerintah sebaiknya to Aggressive Financial
melakukan pengembangan lebih Reporting”. The Accounting
lanjut dalam sistem perpajakan Review, vol. 84, Hal: 467-496.
terutama mengenai peraturan Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi
perpajakan dan sistem pemeriksaan Analisis Multivariate dengan
pajak yang bersih agar penerimaan Program SPSS. Edisi Keempat.
negara yang bersumber dari pajak Semarang: Badan Penerbit
dapat dioptimalkan. UNDIP.
3. Bagi masyarakat atau para investor
sebaiknya lebih berhati-hati dalam Keown., et al. (2005). Financial
menanamkan modalnya di Management. (10th Edition).
perusahaan karena perusahaan New Jersey: Prentice-Hall Inc.
yang agresif pada tindakan Kurniasih, Tommy., dan Maria M.
perpajakannya kemungkinan juga Ratna Sari. (2013). “Pengaruh
akan agresif pada pelaporan Return On Assets, Leverage,
keuangannya. Corporate Governance, Ukuran
4. Perusahaan harus meningkatkan Perusahaan dan Kompensasi
kinerja perusahaan tiap tahunnya Rugi Fiskal pada Tax

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1218


Avoidance”. Buletin Studi Scott, William, R. (2009). Financial
Ekonomi,Volume 18, No. 1, Accounting Theory,
Februari 2013. ISSN: 1410- International Edition, New
4628. Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Lanis, R., dan Richardson ,G. (2011), Sunjoyo., dkk. (2013). Aplikasi SPSS
The effect of board of director untuk Smart Riset. Bandung:
composition on corporate tax Alfabeta, cv.
aggressiveness. Journal of
Accounting and Public Policy, Suyanto, Krisnata Dwi & Supramono.
vol 30 (1), Hal: 50-70. (2012). “Likuiditas, Leverage,
Komisaris Independen, dan
Prakosa, Kesit Bambang. (2014). Manajemen Laba terhadap
“Pengaruh Profitabilitas, Agresivitas Pajak Perusahaan”.
Kepemilikan Keluarga dan Jurnal Keuangan dan
Corporate Governance Perbankan, Vol.16, No.2 Mei
Terhadap Penghindaran Pajak 2012, Hal: 167–177.
Di Indonesia”. SNA 17
Mataram, Lombok. Universitas Ujiyantho, Muh Arief dan Pramuka,
Mataram. 24-27 Sept 2014. Bambang Agus. (2007).
“Mekanisme Corporate
Pranata, Dwi Fitri Puspa, dan Governance, Manajemen Laba
Herawati. (2014). “Pengaruh danKinerja Keuangan (Studi
Karakter Eksekutif Dan Pada Perusahaan go publik
Corporate Governance Sektor Manufaktur)”,Jurnal
TerhadapTax Avoidance”. Simposium Nasional Akuntansi
Jurnal. X. Makasar.
Putri, Lucy Tania Yolanda. (2014).
“Pengaruh Likuiditas, Utari, Dewi., dkk. (2014). Manajemen
Manajemen Laba dan Corporate Keuangan Edisi Revisi. Jakarta:
Governance Terhadap Mitra Wacana Media.
Agresivitas Pajak Perusahaan
(Studi Empiris pada Perusahaan http://www.idx.co.id/ (diakses pada
yang Terdaftar di BEI Periode tanggal 17 April 2015 pukul
2008-2012)”. Artikel. Program 20:30 WIB).
Studi Akuntansi Fakultas
Keputusan Ketua Bapepam No.
Ekonomi, Universitas Negeri
29/PM/2004, tentang
Padang.
Pembentukan dan Pedoman
Sari, Dewi Kartika., dan Dwi Martani. Pelaksanaan Kerja Komite
(2010). “Karakteristik Audit.
Kepemilikan Perusahaan,
Corporate Governance dan
Tindakan Pajak Agresif”.
Simposium Nasional Akuntansi
XIII Purwokerto 2010.

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1219

S-ar putea să vă placă și