Sunteți pe pagina 1din 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu:
papiler, folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan
pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam
kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa
disembuhkan.
Gangguan kelenjar tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium
dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan
cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.
Tiroidektomi adalah sebuah operasi yang melibatkan operasi pemindahan
semua atau sebagian dari kelenjar tiroid. Klasifikasi dari tiroidektomi adalah total
tiroidektomi dan nyaris total tiroidektomi. Indikasi dilakukan tiroidektomi adalah
gondok, kanker tiroid, hipertiroidisme, gejala obstruksi.

Kanker tiroid adalah salah satu dari beberapa kanker yang telah meningkat
dalam beberapa dekade terakhir. The American Cancer Society, sebagaimana
disampaikan Scientific American melaporkan, kasus kanker tiroid terus meningkat
enam persen setiap tahun sejak 1997. Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati
menyatakan, pada 2015, Indonesia menempati posisi sebagai negara dengan
gangguan tiroid tertinggi di Asia Tenggara. Ia memaparkan hasil riset IMS Health
yang menyatakan sebanyak 17 juta masyarakat Indonesia mengalami gangguan tiroid.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan pre dan post tyroidektomi?

1
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa-mahasiswi dapat
membuat asuhan keperawatan pada c.a tyroid dengan operasi tiroidektomi ( Pre
operasi, Inta operasi dan Post operasi)
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa-mahasiswi:
a. Dapat memahami konsep askep Ca Tyroid dengan operasi tiroidektomi.
b. Dapat melakukan pengkajian terhadap pasien melalui analisis data
c. Dapat membuat diagnose keperawatan berdasakan prioritas masalah
d. Dapat merencanakakn tindakan keperawatan
e. Dapat melakukan tindakan keperawatan
f. Melakukan evaluasi
g. Dapat mendokumentasikan dalam bentuk laporan tertulis

1.4 MANFAAT PENULISAN


Adapun manfaat dibuat makalah ini adalah :
1. Mempermudah mahasiswa- mahasiswi dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien Ca Thyroid yang melakukan tindakan operasi tiroidektomi.
2. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa-mahasiswi khususnya mengenai konsep
dasar teori dan asuhan keperawatan Ca Tyroid dengan operasi tiroidektomi.

1.5 METODE PENULISAN


Dalam menyelesaikan makalah ini penulis menggunakan metode pustaka,
dimana penulis merangkum dari beberapa buku sumber yang berhubungan dengan
askep serta mengaksesnya dari internet.

2
BAB II
PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF


CA. THYROID (TOTAL THYROIDECTOMY)
(PRE OPERASI, INTRA OPERASI DAN POST OPERASI)

I. Identitas Klien
Nama : Tn. X
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Gol. Darah :O
Alamat : Lampung
No. RM : 123456
Diagnosa : Ca. Thyroid
R. Tindakan : Total Thyroidectomy
Tgl. MRS : 7 Februari 2018

2.1 RIWAYAT PRE OPERATIF


1. Pasien mulai dirawat : Pukul: 08.15 Tanggal: 7 Februari 2018,
di ruang Lavender
2. Ringkasan hasil amamnesa praoperatif
Klien mengatakan nyeri pada leher karena terdapat benjolan kurang lebih 3 cm,
nyeri dirasakan saat klien menelan dan sangat dirasakan ketika klien menelan

3
makanan, lokasi nyeri di leher bagian kiri, dengan skala VAS 5, klien tampak
meringis.
3. Hasil pemeriksaan fisik
a. TTV Tanggal 8 Februari 2018, Pukul: 08:15 WIB
TD : 130/80 mmHg
Suhu : 36,7oC
Nadi : 100 x/menit
RR : 20 x/menit
Kesadaran : Composmentis, GCS: E4, V5, M6
Orientasi : baik

b. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)


- Kepala dan leher :
Rambut klien tampak bersih, tidak ada benjolan pada bagian kepala,
adanya benjolan dibagian leher, adanya benjolan bulat di bagian leher
sebelah kiri kurang lebih 3cm, benjolan tidak mengeluarkan darah, warna
kulit leher sama dengan kulit sekitarnya, konsistensi kenyal, terdapat nyeri
tekan pada saat menelan, pada saat klien disuruh menelan tumor ikut
bergerak.

- Thorax dan Paru


Jantung : I = Tidak tampak letus cordis
P = Denyut jantung teratur
P = Terdengar bunyi pekak
A = Irama jantung teratur, tidak terdapat bunyi murmur
Paru : I = RR: 22x/mnt, gerakan naik turun dada teratur
P = Bunyi sonor
P = Vokal Fremitus sama
A = Tidak terdapat bunyi ronkhi/ wheezing, bunyi nafas
Vasikuler
Abdomen : I = Warna kulit merata dengan kulit sekitarnya, Tidak
terdapat lesi
A = Peristaltik usus 14x/menit
P = Tidak ada massa/ benjol
P = Terdengar bunyi timpani

- Ekstremitas atas dan bawah: Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah 4,4,4,4

4
- Genetalia dan rectum: Bersih, tidak ada lesi, tidak terpasang DC, tidak ada
kelainan, tidak ada hemoroid
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan rontgen polos : Thorax PA -> Normal
Histopatologi (PA)tanggal 7 Februari 2018 Kesan = Adenocarcinoma
Thyroid Papillare

Hasil Laboratorium
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
Patologi
Hemoglobin 16,1 13,00-18,00 g/dL
Leukosit 8.200 4.800-10.800 µL
Eritrosit 5,6 4,7-6,1 Juta/µL
Hematokrit 46 42-52
Trombosit 354.000 150.000-450.000 /µL
MCV 82 79-99 fL
MCH 29 27-31 pg
MCHC 35 33-37 g/dL
Hitung Jenis
Basofil 0 0-1 %
Easinofil 1 2-4 %
Batang 0 3-5 %
Segmen 79 50-70 %
Limfosit 14 25-40 %
Monosit 6 2-8 %
LED 50 0-10 mm/jam
CT 10 9-15 menit
BT 2,30 1-3 menit

KIMIA

5
SGOT 19 < 37 U/L
SGPT 46 < 41 U/L
Gula Darah Sewaktu 129 < 140 Mg/dL

5. Prosedur Khusus Sebelum Pembedahan


No Prosedur Ya Tidak Keterangan
1 Tindakan Ya Berdoa menurut keyakinanan yang dianut
persiapan Berikan latihan nafas dalam dan
psikologi pasien meyakinkan pasien bahwa tim medis akan
melakukan yang terbaik untuk kesembuhan
klien.

2. Lembar Informed Ya Klien dan keluarga telah menyetujui akan


consent dilakukan tindakan operasi

3 Puasa Ya Klien berpuasa selama 8 jam

4 Membersihkan Tidak Klien diinstruksikan mandi menggunakan


kulit (pencukuran desinfektan diruangan
area operasi )
5 Membersihkan Tidak Klien tidak diberikan obat pencahar
saluran
pencernaan
(lavement / obat
pencahar)

6
6 Pengosongan Ya Untuk memantau intake dan output
kandung kemih
7 Persiapan Ya Mengantisipasi resiko perdarahan
Transfuse darah
8 Terapi cairan Ya Klien terpasang cairan infuse 20 tts / menit
infuse
9 Penyimpanan Tidak Klien tidak menggunakan perhiasan ,
perhiasan, aksesoris, kacamata, anggota tubuh palsu
aksesoris
,kacamata, dan
anggota tubuh
yang palsu
10 memakai baju Ya Mengurangi resiko infeksi.
khusus operasi

6. Pemberian Obat Obatan


Antibiotic profilaksis = cifrofloxacin 1 gram

2.2 . ANALISA DATA PREOPERATIF

Data Subjektif & Obyektif Masalah Keperawatan Etiologi


PRA OPERATIF
DS : Klien mengatakan Nyeri Adanya desakan
nyeri pada leher karena pembengkakan
terdapat benjolan kurang
lebih 3 cm, nyeri
dirasakan saat klien
menelan dan sangat
dirasakan ketika klien
menelan makanan, lokasi
nyeri di leher bagian kiri,
dengan skala NMRS 5,
DO : klien tampak

7
meringis.
TTV :
TD: 130/90 mmHg
Suhu: 36,7oC
Nadi: 100 x/menit
RR: 20 x/menit

DS: Klien mengatakan Cemas Kurangnya informasi


khawatir karena klien mengenai prosedur
belum pernah menjalani pengobatan
operasi sebelumnya dan
klien menanyakan tentang
prosedur operasi
DO: Klien tampak gelisah,
klien tampak banyak
bertanya
Nadi klien 100 x/menit

2.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN PRE OPERATIF

1. Nyeri b.d adanya desakan pembengkakkan


2. Cemas b.d kurang informasi mengenai prosedur pengobatan

2.4 INTERVENSI DATA PRE OPERATIF

DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI


1 Nyeri b.d adanya desakan Setelah dilakukan 1. Ukur TTV
pembengkakan asuhan keperawatan 2. Kaji skala
diharapkan nyeri nyeri
berkurang, dengan 3. Berikan posisi
kriteria hasil : nyaman

8
- nyeri berkuag 4. Anjurkan
pada skala 3 atau 4 teknik relaksasi
- klien dapat nafas dalam
mengontrol nyeri 5. Kolaborasi
pemberian
analgesic
2 Cemas b.d kurang informasi Setalah dilakukan 1. Ukur TTV
mengenai prosedur pengobatan asuhan keperawatan 2. Beri posisi
diharapkan cemas nyaman
klien berkurang 3. Jelaskan
dengan kriteria hsil: tindakan yang akan
- Klien mampu dilakukan, prosedur
mengungkapkan dan lama operasi
dan menunjukkan 4. Beri
teknik untuk kesempatan pasien
mengontrol cemas untuk bertanya
5. Beri
penjelasan dan
yakinkan klien
bahwa perawat
akan mendampingi
selama periode
perioperatif
6. Anjurkan
teknik relaksasi
nafas dalam
pembedahan

9
2.5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO DIAGNOSA IMPLEMNTASI EVALUASI
1 Nyeri b.d adanya 1. Mengukur TTV S klien mengatakan masih
desakan 2. Mengkaji skala nyeri merasakan nyeri pada leher
pembengkakan 3. Memberikan posisi karena terdapat benjolan
nyaman kurang lebih 3cm, nyeri
4. Menganjurkan teknik dirasakan saat klien
relaksasi nafas dalam menelan, lokasi nyeri
5. Berkolaborasi dileher bagian kiri. Klien
pemberian analgesic : mengatakan skala nyeri 5
ketrolak dari (0-10)
O : - TTV :
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,6oC
Nadi : 98 x/menit
RR :
20 x/menit
klien tampak meringis
A : masalah nyeri belum
teratasi
P: lamjutkan intervensi :
- Ukur TTV
- Kaji skala nyeri
- Berikan posisi
nyaman
- Anjurkan teknik
relaksasi nafas dalam
- Kolaborasi
Tindakan Total
Thiroidektomie
2 Cemas b.d 1. Mengukur TTV S : klien mengatakan sudah
kurang informasi 2. Memberi posisi mengerti tentang tindakan
mengenai nyaman yang akan dilakukan pada
prosedur 3. Menjelaskan tindakan dirinya
pengobatan yang akan dilakukan, O:
prosedur dan lama operasi Ttv :

10
4. Memberi kesempatan TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,6oC
pasien untuk bertanya
Nadi : 98 x/menit
5. Menganjurkan teknik RR :
20 x/menit
relaksasi nafas dalam
klien dapat menyebutkan
pembedahan
tindakan yang akan
dilakukan pada dirinya
yaitu tiroidektomi dengan
lokasi di leher, klien
mengerti tentang prosedur
pembedahan, klien tampak
tenang.
TD :
A: masalah cemas sebagian
teratasi Klien siap operasi
P : Dampingi klien ketika
akan masuk ke kamar
operasi.

2. 6 INTRAOPERATIF
1) Tanda tanda vital, tanggal 8 februari 2018 jam 09:00
Suhu : 36,5oc Nadi : 100 x/menit SPO2= 98%
TD :106/78 mmHg RR : 22 X/MENIT
2) Posisi pasien dimeja operasi : supinase dengan posisi kepala hiperekstensi
3) Jenis operasi : total thyrodectomy, Area Operasi Leher
4) Tenaga medis dan perawat diruang operasi
Dokter anastesi : dr. Wahyu.sp.An Penata Anastesi : Putri
Dokter bedah : dr. Bintang, sp.B Asisten dokter bedah : Taufik
Perawat instrument : Pariyes
Perawat sirkuler : Komang Linda
5) Pemberian obat anastesi: General

11
Tgl/jam Nama Obat Dosis Rute
8/2/2018 Provovol 150 mg Injeksi IV
Fentanyl 150 mg Injeksi IV
Tramus 25mg Injeksi IV
Ondan 4mg Injeksi IV
Kalnex 1 Injeksi IV
Dexametasone 10 mg Injeksi IV
N2o 40-80 ml Inhalasi
Sevorane 30 cc Inhalasi

6) Tahap tahap atau kronologi pembedahan


a. Area di desain, antiseptic insisi
b. Time OUT jam 09:00wib
c. Insisi kulit sesuai desain
d. Dibuat flap superior – inverior
e. Dilakukan insisi istmolobektomi sinistra sampai nampak trakea sebagian dasar atau
terdapat kesulitan dalam pembebasan poul atas
f. Dilakukan Thiroidektomie Total
g. Perdarahan dirawat dengan Elektrosurgery ( Koagulation)
h. Kontrol pendarahan dengan pasang drain
i. Luka dijahit lapis demi lapis
j. Sign Out jam 10 :45
k. Luka ditutup dengan kasa steril
l. Tumor difiksatie denga formalin dan dikirim kelaboratorium PA
m. Operasi selesai,
n. Perawat merpihkan Instrumen dan pasien
7) Tindakan bantuan yang diberikan selama pembedahan :
a. Pemberian oksigen
b. Pemberian suction
c. Pemasangan drain

12
d. Pemasangan intubasi (ett non king king no 7)
e. Pemasangan kateter
f. Pemeriksaan Patologi Anatomie
8) Pembedahan berlangsung selama 2 jam, jam operasi dimulai pukul 09.00 dan jam
operasi selesai pukul 11.00
9) Komplikasi dini setelah pembedahan (saat pasien masih diruang operasi) tidak ada
komplika
2.7 .ANALISA DATA INTRA OPERATIF
INTRA OPERATIF
DS: - Resiko Cidera Anestesi narkotik
DO:
Posisi supine dengan
posisi kepala
hiperekstensi, pasien akan
dilakukan thyroidectomy
(pembedahan mayor),
pasien dilakukan anastesi
general
Penggunaan Alat – alat
elektrosurgeery

DS: - Resiko ketidakseimbangan Perdarahan


DO: volume cairan
Incisi didaerah leher
dengan panjang 10 cm
Pasien terpasang infuse:
300 cc.
Kebutuhan cairan dewasa:
= 50 cc/kg/BB/24 jam

13
= 50 cc x 70kg/ 24 jam =
145,8 cc/jam
2 jam operasi = 2 x 145,8
= 291 cc= 300 cc

Perdarahan saat ini: ±100


cc
IWL: BB x 15 = 70 x 15 =
105 cc
IWL 2 jam= 8,75 cc= 9 cc
pasien terpasang kateter
urin: 250 cc.
Output= 9 + 100 + 250 =
359 cc
Balance cairan: intake –
output = 300 cc – 359 cc=
-59 cc

DS: -
DO: Akan dilakukan Total Resiko Infeksi Prosedur Invasif
Thiroidektomie

2.8. DIAGNOSA KEPERAWATAN INTRA OPERASI


1. Resiko cidera b.d anestesi narkotik
2. Resiko ketidakseimbangan volume cairan b.d perdarahan
3. Resiko infeksi b.d prosedur invasive

2.9. INTERVENSI INTRA OPERASI


No Dx Kep. Tujuan Intervensi

14
1 Resiko cidera b.d anestesi Setalah dilakukan asuhan 1. Pastikan posisi
narkotik keperawatan diharapkan pasien yang sesuai
tidak terjadi cidera, dengan dengan tindakan
kriteria hasil : operasi
- Tubuh klien bebas dari 2. Cek integritas
cidera kulit
3. Cek daerah
penekanan pada
tubuh selama
operasi
4. Pasang
penghantar
elektroda
5. Hitung jumlah
kasa, jarum, bisturi,
dapper, dan
instrumen bedah
6. Lakukan time
out
7. Lakukan sign
out

2 Resiko Setalah dilakukan asuhan 1. Pertahankan


ketidakseimbangan keperawatan diharapkan keseimbangan
volume cairan bd volume cairan dalam cairan
perdarahan keadaan seimbang, dengan 2. Pertahankan
kriteria hasil : iv line
3. Pantau urine
 Tidak ada tanda
output
tanda dehidrasi
(elastisitas tugor

15
baik, membran 4. Kolaborasi
mukosa lembab)
dengan operator
 Mempertahankan
urine output sesuai dalam penghentian
dengan usia dan BB
perdarahan
(pemberian klem,
koter, dan dapper)
3 Resiko infeksi b.d Setalah dilakukan asuhan 1. Pertahankan
prosedur invasive keperawatan diharapkan APD (masker dan
klien tidak terjadi infeksi topi)
dengan kriteria hasil : 2. Lakukan
scrubbing
 Tidak ada tanda
3. Lakukan
tanda infeksi (rubor,
kalor, dubor, tumor, gaunning
fungsio laesa)
4. Lakukan
gloving
5. Lakukan
aseptik area operasi
6. Lakukan
drapping
7. Pertahankan
prinsip steril

2.10 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI INTRA OPERASI


No Dx. Kep Implementasi Evaluasi
1 Resiko cidera b.d 1. Memaastikan posisi S:
anestesi narkotik pasien yang sesuai dengan O: elektroda terpasang,
tindakan operasi integritas kulit baik.
2. mengecek integritas A : Cidera tidak terjadi

16
kulit P:
3. mengecek daerah Pertahankan intervensi :
penekanan pada tubuh
 Pastikan posisi
selama operasi
pasien tepat
4. Memasang  Cek intergritas
kulit
penghantar elektroda
 Cak daerah
5. Menghitung jumlah penekanan pada
tubuh
kasa, jarum, bisturi, dapper,
dan instrumen bedah
6. Melakukan time out
7. Melakukan sign out

2 Resiko 1. Mempertahankan S:
ketidakseimbangan keseimbangan cairan O : balance cairan : -
volume cairan bd 2. Mempertahankan iv 59cc
perdarahan line Iv line dipertahankan
3. Memantau urine Urine output 2500cc
output A : resiko ketidak
4. Berkolaborasi dengan seimbangan volume
operator dalam penghentian cairan
perdarahan (pemberian P:
klem, koter, dan dapper) Pertahankan
keseimbangan cairan

3 Resiko infeksi b.d 1. Mempertahankan APD S:


prosedur invasif (masker dan topi) O : telah dilakukan
2. Melakukan scrubbing Total Thiroidektomie
3. Melakukan gaunning oleh operator

17
4. Melakukan gloving A : resiko infeksi
5. Melakukan aseptik P : pertahankan prinsip
area operasi steril selama periode
6. Melakukan drapping post operasi
7. Mempertahankan Kolaborasi pemberian
prinsip steril antibiotika post operasi

2.11 POST OPERASI


a. Pasien pindah keruang recovery room pada pukul 14.15WIB
b. Keluhan saat di recovery room gelisah, wajah klien tampak meringis menahan
sakit, VAS : 3
c. Air way : terdengar bunyi gargling, klien terpasang OPA
d. Breathing : RR : 24x/menit, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, SpO2 99%
e. Sirkulasi : 140/70mmHg, tingkatt kesadaran GCS :12 Apatis : e:3, v : 4, m : 5 = 12
(apatis), akral dingin
Nadi : 96x/menit
f. Observasi rr : aldret score
No Criteria Skor Skor Skor saat
keluar
Saat
RR jam
masuk 12:05
jam
11:00
1 Warna kulit 2 2
- Kemerahan 2
- Pucat 1
- Sianosis 0
2 Aktivitas motoric
2
- Gerak 4 anggota tubuh 2 2
- Gerak 2 anggota tubuh 1
- Tidak ada gerakan 0

18
3 Pernapasan
2
- Napas dalam, batuk dan kuat 2 1
- Nafas dangkal dan kuat 1
- Apnea atau nafas tidak adekuat 0
4 Tekanan darah
2
- ± 20 mmhg dari pre operasi 2 2
- 20-50 mmhg dari pre operasi 1
- ± 50 mmhg dari pre operasi 0
5 Kesadaran 1 1
- Sadar penuh mudah dipanggil 2
- Bangun jika dipanggil 1
- Tidak ada respon 0
Jumlah 8 9

g. Ttv : suhu 35,7oc, nadi : 96 x/menit, td : 140/70 mmhg, rr : 24 x/mnt


h. Kesadaran : e:3, v : 4, m : 5 = 12 (apatis)
i. Balance cairan
(Kebutuhan cairan dewasa:
= 50 cc/kg/BB/24 jam
= 50 cc x 70kg/ 24 jam = 145,8 cc/jam
2 jam operasi = 2 x 145,8 = 291 cc= 300 cc)
Perdarahan saat ini: ±100 cc
IWL: BB x 15 = 70 x 15 = 105 cc
IWL 2 jam= 8,75 cc= 9 cc
pasien terpasang kateter urin: 250 cc.
Output= 9 + 100 + 250 = 359 cc
Balance cairan: intake – output = 300 cc – 359 cc= -59 cc
Intake = 300 cc

j. Survey sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas:


NORMAL
PENJELASAN
YA TIDAK
Kepala Ya Bentuk kepala bulat, tidak ada benjolan, tidak ada

19
lesi
Leher Tidak Terdapat luka post oeprasi total thyrodectomy di
leher sinistra
Dada Ya I = Tidak tampak letus cordis
P = Denyut jantung teratur
P = Terdengar bunyi pekak
A = Irama jantung teratur, tidak terdapat bunyi
murmur
Abdomen Ya I = RR: 24x/mnt, gerakan naik turun dada teratur
P = Bunyi sonor
P = Vokal Fremitus sama
A = Tidak terdapat bunyi ronkhi/ wheezing, bunyi
nafas vasikuler
Genetalia Ya Bersih, tidak ada lesi, tidak terpasang DC, tidak ada
kelainan, tidak ada hemoroid
Integumen Tidak Terdapat luka post operasi total thyrodectomy di
leher
Ekstremitas Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah
4 4
4 4

2.12 ANALISA DATA POST OPERATIF


POST OPERATIF
DS: - Bersihan jalan nafas tidak Akumulasi Sekret efek
DO: efektif narkose General
RR= 24 x/mnt
Pasien terpasang OPA
Terdengar bunyi gargling
GCS: 12 (Apatis)
DS : - Hipotermi Terpajan suhu lingkungan
DO : rendah

20
Klien tampak mengigil
kedinginan, tubuh klien
bergetar kedinginan, akral
dingin, suhu : 35,7c
DS : Nyeri Adanya incisi (luka) post
DO : Klien gelisah , TD Total thiroidektomie
140/70 mmhg, Nadi 96 x
/mt
Wajah klien tampak
meringis menahan sakit,
VAS : 3

2.13 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Akumulasi Sekret
2. Hipotermi b.d terpajan suhu lingkungan rendah
3. Nyeri b.d insisi pembedahan post total thiroidektomi

2.14. INTERVENSI POST OPERASI


NO Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Bersihan jalan nafas tidak Setalah dilakukan 1. Pertahankan OPA
efektif b.d Akumulasi Sekret asuhan keperawatan 2. Lakukan
efek narkose general diharapkan bersihan suction
jalan nafas efektif 3. Pantau saturasi
dengan kriteria 02
hasil: 4. Pantau TTV
5. Evaluasi jalan
 Suara nafas
nafas
vasikuler
tidak
terdapat
sekret di
jalan nafas

2 Hipotermi b.d terpajan suhu Setelah dilakukan 1. PantauTTV


lingkungan rendah asuhan keperawatan 2. Berikan selimut
diharapkan suhu penghagat

21
tubuh klien dalam 3. Pantau suhu
rentan normal, lingkungan
dengan kriteria hasil
: 36,5 -37,5celsius
3 Nyeri b.d insisi pembedahan Setelah dilakukan 1. Ukur TTV
post total thiroidektomie asuhan
2. Kaji skala nyeri
keperawattan
diharapkan nyeri 3. Berikan posisi
klien berkurang,
nyaman
dengan kriteria hasil
: VAS berkurang 4. Anjurkan
pada skala 1 - 2,
teknik relaksasi nafas
klien dapat
mengontrol rasa dalam
nyeri

2.15 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI POST OPERASI


NO Diagnosa Implementasi Evaluasi
1 Bersihan jalan nafas
1 1. Mempertahankan OPA S : klien mengatakan
tidak efektif b.d 2. Melakukan suction tidak ada sekret
Akumulasi Sekret 3. Memantau saturasi 02 O : OPA dilepas,suara
4. Memantau TTV ( nafas vesikuler,
hasilnya) gurgling ( - ), Jalan
5. Mengkaji bersihan nafas clear
jalan nafas GCS : 14
(Composmetis)
TTV :
TD : 120/79mmHg
Nd : 88x/menit
S: 36,4 c
RR: 22x/m
A : masalah teratasi
P : Monitor dan kaji
jalan nafas s/d 24 jam
2 Hipotermi b.d1. MemantauTTV S : klien mengatakan

22
terpajan suhu2. Memberikan selimut tubuhny mulai
lingkungan rendah penghagat menghangat
3. Memantau suhu lingkungan O : klien terpasang
selimut penghangat
pada suhu 37-45 celsius
Suhu : 36,4celsius
A: masalah hipotermi
sebagian teratasi
P : lanjutakn intervensi

 Pantau TTV
 Berikan selimut
 Pantau suhu
lingkungan

3 Nyeri b.d insisi 1. Mengukur TTV S : klien mengatakan


pembedahan post dapat mengontrol
2. Mengkaji skala nyeri
total thiroidektomie nyerinya, klien
3. Memberikan posisi mengatakan skala nyeri
2 dari (0-10)
nyaman
O : klien melakukan
4. Menganjurkan teknik relaksasi nafas dalam,
TTV :
relaksasi nafas dalam
TD : 120/79mmHg
Nd : 88x/menit
S: 36,4 c
RR: 22x/m
A : Masalah nyeri
sebagian teratasi
pertahankan intervensi :

 Ukur TTV
 kaji skala nyeri
 Berikan posisi
nyaman
 Anjurkan teknik
relaksasi nafas
dalam

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tiroidektomi adalah sebuah operasi yang melibatkan operasi pemindahan


semua atau sebagian dari kelenjar tiroid. Klasifikasi dari tiroidektomi adalah total
tiroidektomi dan nyaris total tiroidektomi. Indikasi dilakukan tiroidektomi adalah
gondok, kanker tiroid, hipertiroidisme, gejala obstruksi.

3.2 Saran

1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan
makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.
2. Bagi Pendidik
Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik
dalam pembuatan makalah selanjutnya
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk
mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana Asuhan keperawatan pada
klien Ca Thyroid

24
25

S-ar putea să vă placă și