Sunteți pe pagina 1din 25

KEPERAWATAN KRITIS

“ASUHAN KEPERAWATAN DAN JURNAL CVP (Central Venous Pressure)”

KELOMPOK 1 & 2 :

1.TEGUH GAMA ZARKASYI 8.ALIMUDDIN

2.RIZKATUL HIKMAH 9.NUR FITRI AULIA

3.ERIN SAPUTRA 10.JAHMAT

4.ZUKRON AULA 11.RESTU WAHYU INAYAH

5.KARTINI ULFIANTI 12.ENI WAHYUNI

6.NURHAFNILLAH 13.HANDANI

7.HANA MARISTA 14.AHMAD ZAELANI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

PRODI S-1 KEPERAWATAN

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul ”Asuhan Keperawatan dan Jurnal CVP”.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan laporan ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Mataram, 21 September 2019

Kelompok

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
1.3. Tujuan ............................................................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................................................ 6
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................ 6
2.1. Konsep CVP (Central Venous Pressure) ..................................................................... 6
2.2. Konsep Pemasangan CVP ............................................................................................. 9
BAB III......................................................................................................................................... 14
ASUHAN KEPERAWATAN ..................................................................................................... 14
BAB IV ......................................................................................................................................... 24
PENUTUP .................................................................................................................................... 24
4.1. Kesimpulan ....................................................................................................................... 24
4.2. Saran.................................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 25

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Central Venous Pressure yang juga dikenal dengan singkatan CVP atau kita sebut
sebagai Tekanan Vena Sentral, pada beberapa penanganan kasus sangat diperlukan untuk
mendukung diagnosa, mengetahui kondisi pasien, serta monitoring resusitasi. CVP adalah
suatu hasil dari pengukuran tekanan vena sentral dengan jalan memasang suatu alat Central
Venous Catheter atau yang dikenal dengan singkatan CVC. CVC tersebut dapat dipasang
pada beberapa lokasi seperti pada vena jugularis interna, vena subklavia, vena basilika,
vena femoralis. Dimana masing-masing lokasi tersbut memiliki keuntungan dan kerugian
dalam hal tingkat kesulitan pemasangan, resiko pemsangan, kenyamanan pasien,
perawatan CVC, juga ketersediaan jenis CVC yang sesuai dengan lokasi pemasangan CVC
tersebut.

Walaupun pada CVP yang kita nilai adalah suatu tekanan, dimana tekanan ini masih
banyak faktor-faktor lain yang menentukan selain volume, namun Central Venous Pressure
ini maish digunakan dalam hal mengestimasi kecukupan volume intravaskular. Meskipun
saat ini sudah ada beberapa metode lain yang lebih tepat dalam hal pengukuran volume
intravaskular seperti Stroke Volume Variation atau SVV, dengan menggunakan suatu alat
khusus, tetap saja hal tersebut bersifat invasif dan biaya yang cukup besar. Sehingga CVP
masih diandalkan untuk mengestimasi kecukupan volume di intravaskular.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari CVP?


2. Apa tujuan pemasangan CVP?
3. Apa saja indikasi pemasangan CVP?
4. Bagaimana intepretasi dari pengukuran CVP?
5. Apa saja penyebab meningkatnya CVP?

4
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran CVP?
7. Apa komplikasi dari pemasangan CVP?
8. Bagaimana cara pengukuran CVP?
9. Bagaimana peran perawat dalam merawat pasien dengan pemasangan CVP?
10. Bagaimana proses keperawatan pasien dengan CVP?

1.3. Tujuan

1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui konsp dasar dan proses asuhan keeprawatan pasien dengan
CVP
2. Tujuan khusus

1. Mahasiswa dapat menjekaskan definisi dari CVP?


2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan pemasangan CVP?
3. Mahasiswa dapat mengetahui indikasi pemasangan CVP?
4. Mahasiswa dapat mengetahui intepretasi dari pengukuran CVP?
5. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab meningkatnya CVP?
6. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran CVP?
7. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi dari pemasangan CVP?
8. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengukuran CVP?
9. Mahasiswa dapat mengetahui peran perawat dalam merawat pasien dengan
pemasangan CVP?
10. Mahasiswa dapat mengetahui proses keperawatan pasien dengan CVP?

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Konsep CVP (Central Venous Pressure)

 Definisi

Tekanan vena sentral (central venous pressure, CVP) adalah tekanan intravaskular didalam
vena cava torakal. Tekanan vena sentral menggambarkan banyaknya darah yang kembali
ke dalam jantung dan kemampuan jantung untuk memompa darah kedalam sistem arterial.
Perkiraan yang baik dari tekanan atrium kanan, yang mana merupakan faktor yang
menentukan dari volume akhir diastolik ventrikel kanan. Tekanan vena sentral
menggambarkan keseimbangan antara volume intravaskular, venous capacitance, dan
fungsi ventrikel kanan.

CVP penting karena menggambarkan perubahan dalam sistem kardiovaskular. Termasuk


tekanan atrium kanan (selama vena cava tdak terhalang), dan secara tidak langsung,
tekanan akhir diastolik. Pengukuran CVP sering digunakan sebagai panduan untuk
menentukan status volume pasien dan kebutuhan cairan dan untuk memeriksa adanya
tamponade.

 Indikasi pengukuran CVP :

1. Kegagalan sirkulasi akut


2. Antisipasi transfusi darah massif untuk terapi penggantian cairan
3. Penggantian cairan yang hati‐hati pada pasien dengan gangguan jantung
4. Curiga adanya tamponade

 Interpretasi pengukuran tekanan vena sentral :

CVP sangat berarti pada penderita yang mengalami shock dan penilaiannya adalah
sebagai berikut :

6
1. CVP Rendah : < 4 cmH2O

Beri darah atau cairan dengan tetesan cepat.


Bila CVP normal, tanda shock hilang -> shock hipovolemik
Bila CVP normal, tanda – tanda shock bertambah -> shock septik

2. CVP Normal : 4-10 cmH2O

Bila darah atau cairan dengan hati – hati dan dipantau pengaruhnya
dalam sirkulasi.

Bila CVP normal, tanda – tanda shock negatif -> shock hipovolemik

Bila CVP bertambah naik, tanda shock positif -> septik shock,
cardiogenik shock

3. CVP Sedang : 10-15 cmH2O


4. CVP Tinggi : > 15 cmH2O
Menunjukkan adanya gangguan kerja jantung (insufisiensi kardiak)
Terapi : obat kardiotonika (dopamine)

 Penyebab meningkatnya CVP

1. Vasokonstriksi
2. Peningkatan tekanan darah
3. Kerusakan ventrikel kanan
4. Insufisiensi trikuspid
5. Tamponade perikardial
6. Emboli paru
7. Penyakit Obstruksi paru
8. Ventilasi tekanan positif

Penurunan CVP menunjukkan adanya Hipovolemia, vasodilatasi atau


peningkatan tekanan miokard

7
 Faktor‐faktor yang mempengaruhi pengukuran tekanan vena sentral

1. Volume darah vena sentral


2. Venous return/cardiac output
3. Volume darah total
4. Tonus vaskuler regional 4
5. Pemenuhan kompartemen sentral
6. Tonus vaskuler
7. Pemenuhan ventrikel kanan
8. Penyakit myokard
9. Penyakit perikard
10. Tamponade
11. Penyakit katup trikuspid
12. Stenosis
13. Regurgitasi
14. Ritme jantung
15. Ritme junctional
16. Fibrilasi atrium
17. Disosiasi atrioventrikular
18. Level transducer
19. Posisi pasien
20. Tekanan intrathorakal
21. Respirasi
22. Intermittent positive‐presure ventilation
23. Positive end‐expiratory pressure
24. Tension pneumothorax

8
2.2. Konsep Pemasangan CVP

 Definisi

CVP adalah memasukkan kateter poliethylene dari vena tepi sehingga ujungnya berada di
dalam atrium kanan atau di muara vena cava. CVP disebut juga kateterisasi vena sentralis
(KVS). Pengukuran tekanan vena central (CVP) merupakan alat yang berguna dalam
perawatan pasien yang sakit akut. Pengukuran CVP menunjukkan tekanan dalam vena
besar (vena kava superior dan vena kava inferior). Ini digunakan untuk memantau volume
darah yang bersirkulasi, fungsi ventrikuler kanan, dan arus balik vena sentral, meskipun
tidak mengukur secara langsung tekanan atrial kanan. (Grifin, 1999) Pengukuran tekanan
darah di atrium kanan dan digunakan dalam situasi klinis untuk menggambarkan status
cairan. (Brooker, 2008). Pengukuran tekanan vena central adalah tekanan di dalam Atrium
kanan dan dalam vena – vena besar di toraks. Merupakan gambaran tekanan pengisian
ventrike kanan dan menunjukan sisi kanan jantung dalam mengatur beban cairan.
(Smeltzer,2001)

 Tujuan pemasangan CVP

1. Untuk mengkaji status cairan intravaskuler pasien. (Mary E. Mancini, 2000 : 164)
2. Sebagai pemandu pemberian cairan pada pasien sakit yang serius
3. Sebagai pengukur volume efektif darah yang beredar (Smeltzer;2001:747748)

 Tempat penusukan

Pemasangan kateter CVP dapat dilakukan secara perkutan atau dengan cutdown
melalui vena sentral atau vena perifer, seperti

1. vena basilika
2. vena sephalika

9
3. vena jugularis interna/eksterna
4. vena subklavia.

 Indikasi untuk kateter vena sentral

1. Resusitasi cairan
2. Pemberian obat dan cairan
3. Pemberian makanan secara panenteral
4. Pengukuran tekanan vena sentral
5. Akses vena yang buruk
6. Pacu jantung (Jevon, 2008: 140)

 Komplikasi

Menurut Nuracmah, Elly (2000) dalam buku saku prosedur keperawatan medical bedah
dijelaskan bahwa komplikasi dari pemasangan cvp sebagai berikut:

1. Kelebihan cairan Ketidaktepatan pemasangan kateter pada atrium kanan


menyebabkan nilai CVP tidak akurat dan tidak sesuai dengan kondisi pasien,
sehingga pemberian terapi cairan beresiko berlebihan.
2. Infeksi pada tempat tusukan dan Sepsis Perawatan pada tempat pemasangan kateter
CVP pada tubuh pasien harus memperhatikan teknik steril, sehingga apabila tidak
dilakukan perawatan yang benar maka akan timbul sepsis akibat adanya infeksi dan
ketidasterilan perwatan pada tempat pemasangan kateter CVP.
3. Emboli udara
4. Hematoma
5. Hemotoraks
6. Pneumotoraks
7. Temponade jantung

10
 Gelombang CVP

Gelombang CVP terdiri dari, gelombang:

1. a= kontraksi atrium kanan, Jika gelombang naik diindikasikan mengelam,i


kegagalan ventrikel kanan atau stensis trikuspid
2. c= penutpan katub trikuspid (mengikuti kompleks QRS) dari kontraksi ventrikel
kanan,
3. x= enggambarkan relaksasi atrium triskuspid
4. v= penutupan katup trikuspid
5. y= pembukaan katup trikuspid

 Metode Pengukuran

Persiapan untuk Pengukuran

1. Persiapan Alat
2. Skala pegnukur
3. Selang penghubung (manometer line)
4. Standar infus
5. Three way stopcock
6. Pipa U
7. Set infus
8. Cara Merangkai
9. Menghubungkan set infus dg cairan NaCl 0,9%
10. Mengeluarkan udara dari selang infuse
11. Menghubungkan skala pengukuran dengan threeway stopcock
12. Menghubungkan three way stopcock dengan selang infuse
13. Menghubungkan manometer line dengan three way stopcock
14. Mengeluarkan udara dari manometer line
15. Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2O

11
16. Menghubungkan manometer line dengan kateter yang sudah terpasang
17. Cara Pengukuran
18. Memberikan penjelasan kepada pasien
19. Megatur posisi pasien
20. Lavelling, adalah mensejajarkan letak jantung (atrium kanan) dengan skala pengukur atau
tansduser
21. Letak jantung dapat ditentukan dg cara membuat garis pertemuan antara sela iga ke empat
(ICS IV) dengan garis pertengahan aksila
22. Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan undulasi pada manometer dan nilai dibaca
pada akhir ekspirasi
23. Membereskan alat-alat
24. Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai

 Peran Perawat

1. Sebelum Pemasangan
2. Mempersiapkan alat untuk penusukan dan alat-alat untuk pemantauan
3. Mempersiapkan pasien dan memberikan penjelasan, tujuan pemantauan, dan mengatur
posisi sesuai dengan daerah pemasangan
4. Saat Pemasangan
5. Memelihara alat-alat selalu steril
6. Memantau tanda dan gejala komplikasi yang dapat terjadi pada saat pemasangan seperti
ganguan irama jantug, perdarahan
7. Membuat klien merasa nyaman dan aman selama prosedur dilakukan
8. Setelah
9. Mendapatkan nilai yang akurat dengan cara:

Melakukan Zero Balance: menentukan titik nol/letak atrium, yaitu pertemuan antara garis
ICS IV dengan midaksila

12
Zero balance: dilakukan pada setiap pergantian dinas , atau gelombang tidak sesuai dengan
kondisi klien,

Melakukan kalibrasi untuk mengetahui fungsi monitor/transduser, setiap shift, ragu


terhadap gelombang.

Gambar zero balance

1. Mengkorelasikan nilai yang terlihat pada monitor dengan keadaan klinis klien.
2. Mencatat nilai tekanan dan kecenderungan perubahan hemodinamik.
3. Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian obat-obatan.
4. Mencegah terjadi komplikasi dan mengetahui gejala dan tanda komplikasi (seperti
Emboli udara, balon pecah, aritmia, kelebihan cairan,hematom,
infeksi,penumotorak, rupture arteri pulmonalis, dan infark pulmonal).
5. Memberikan rasa nyaman dan aman pada klien.
6. Memastikan letak alat-alat yang terpasang pada posisi yang tepat dan cara
memantau gelombang tekanan pada monitor dan melakukan pemeriksaan foto
toraks (CVP, Swan gans).
7. Lakukan foto thorax bila diperlukan untuk melihat posisi CVP

X-ray pada dada dilakukan setelah pemasangan CVP untuk


mengkonfirmasi bahwa posisinya berada di dalam vena kava superior. Setelah
insersi CVP, rontgen dada harus dilakukan segera untuk menghindari terjadi
pneumotoraks dan juga untuk memeriksa posisi ujung kateter (SCV ideal). jika
selama dan setelah insersi CVP ada tanda tanda kelainan klinis pada pasien
kemungkinan pneumotoraks harus diperhitungkan.

13
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Pasien dengan CVP

1. Pengkajian
1. Identitas klien
1. Nama :
2. Alamat :
3. Usia :
4. JenisKelamin :
5. Agama :
6. Status Perkawinan :
7. Pendidikan :
8. Pekerjaaan :
9. Suku/bangsa :
2. Keluhan utama:

Keluhan utama yang dirasakan pasien tergantung pada penyakit yang


mengindikasikan pemasangan Central Venous Pressure (CVP) untuk pemantauan
hemodinamik.

3. Riwayat penyakit sekarang

Pasien yang diindikasikan untuk dilakukan pemasangan alat Central


Venous Pressure adalah pasien yang mengalami resusitasicairan, pemberian obat
dan cairan, pemberian makanan secara panenteral, pengukuran tekanan vena
sentral, akses vena yang buruk, pacu jantung

14
4. Riwayat penyakit dahulu

Tanyakan kepada pasien apakah pasien sebelumnya pernah mengalami


penyakit yang sama? Apakah pasien pernah mengalami penyakit jantung koroner,
hipertensi, dan penyakit jantung lainnnya yang mengakibatkan ketidak stabilan
tekanan darah dan diindikasikan untuk dilakukan pemasangan Central Venous
Pressure (CVP)?

5. Riwayat penyakit keluarga

Tanyakan kepada pasien dan keluarga apakah anggota keluarga yang lain
pernah mengalami penyakit yang sama dengan yang dialami oleh pasien saat ini?

6. Riwayat pengobatan masa lalu

Tanyakan mengenai obat-obatan yang biasa diminum oleh pasien?


Tanyakan efek samping yang pernah dialami seperti reaksi alergi yang timbul?

7. Life style dan aktivitas fisik

Tanyakan apakah pasien seringolahraga? Kegiatansehari-hari yang


dilakukan pasien? Apakah pasien merokok dan minumalkohol?

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik setelah dilakukan pada pemasangan Central venous catheter


harus dilaukan secara rutin. Perubahan warna, sensasi, pembengkakan, kemerahan, dan
pergerakan pada area disekitar pemasangan kateter vena harus dikaji secara rutin. Tanda-
tanda tersebut bisa megindikasikan adanya infeksi dan penurunan sirkulasi pada area
pemasangan kateter. Pemasangan kateter vena untuk prosedur CVP dilakukan pada vena
jugularis, vena antekubital, vena subklavia, vena femralis, dan vena brakialis.

15
Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah Kepewatan


1. Data subjektif: Nyeri

· Pasien mengeluh nyeri Pasca pemasangan kateter


pada daerah pemasangan vena
kateter vena

Data objektif: Adanya luka insisi akibat


pemasangan invasive
· Adanya bekas luka insisi
Central venous catheter
akibat pemasangan kateter
vena

· Tanda vital pasien Terpotongnya sarafdi


sekitar tenpat insisi
· P :Nyeri di daerah insisi
pemsangan kateter vena. Q :
nyeri biasanya bersifat hilang
timbul

· R : pemasangan kateter
Kerusakan kontinuitas
biasanya pada vena jugularis,
jaringan
vena antekubital, vena
subklavia, vena femralis, dan
vena brakialis. Nyeri

· S : skala nyeri yang


dirasakan pasien 0-10

16
· T : nyeri dirasakan saat
bergerak.

2. Pasca pemasangan kateter Gangguan perfusi jaringan


vena perifer

Data subjektif: –

Data objektif:
Penuruan curah jantung

· CRT > 3 detik

· Perubahan sensasi,
warna, suhu, dan gerakan
pada ekstremitas setelah
Suplai oksigen ke
pemasangan kateter vena
ekstremitas menurun
menandakan adanya
kekurangan suplai oksigen
pada ekstremitas
Sianosis, CRT < 3 detik

Gangguan perfusi jaringan


perifer

3. Pasca pemasangan kateter Resiko infeksi


Data subjektif:–
vena

Data objektif:

Adanya luka insisi akibat

17
· Adanya luka insisi pemasangan invasive
pemasangan kateter vena Central venous catheter

· Port de entrée
mikroorganisme dari luka
Port de entrée
insisi akibat pemasangan
mikroorganisme
invasive Central venous
catheter

· Tanda-tanda vital pada


pasein, suhu biasanya
meningkat
Suhu↑, pembengkakan,
· Kemerahan dan dan kemerahan di area
pembekakan di area sekitar pemsangan kateter
pemasangan kakater.

Resiko infeksi

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kontinuitas jaringan yang ditandai dengan luka insisi
pada pemasangan kateter vena
2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen pada
eksterimtas yang di tandai dengan sianosis
3. Resko infeksi berhubungan dengan port de entrée mikroorganisme yang ditandai dengan
kemerahan, pembekakan dan peningkatan suhu pada area sekitar insisi

18
Rencana Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kontinuitas jaringan yang ditandai dengan luka insisi
pada pemasangan kateter vena

Tujuan : Dalam waktu 1×24 jam kenyamanan pasien terpenuhi.

Kriteria hasil :

a. Nyeri berkurang bahkan hilang

b. Skala nyeri berkurang

Intervensi Rasional
Jelaskan dan bantu klien dengan Pendekatan dengan menggunakan
tindakan pereda nyeri non- relaksasi dan non-farmakologi
farmakologi dan non-invasif. lainnya telah menunjukkan
keefektifan dalam mengurangi nyeri.
Ajarkan relaksasi : teknik-teknik Akan melancarkan peredaran darah,
untuk menurunkan ketegangan otot sehingga kebutuhan O2 oleh jaringan
rangka, yang dapat menurunkan akan terpenuhi, sehingga akan
intensitas nyeri mengurangi nyerinya.
Ajarkan metode distraksi selama Mengalihkan perhatian nyerinya ke
nyeri hal-hal yang menyenangkan.
Berikan kesempatan waktu istirahat Istirahat akan merelaksasi semua
bila terasa nyeri dan berikan posisi jaringan sehingga akan
yang nyaman meningkatkan kenyamanan.

Tingkatkan pengetahuan tentang: Pengetahuan yang akan dimiliki


sebab-sebab nyeri, dan membantu mengurangi nyerinya.
menghubungkan berapa lama nyeri Dan dapat membantu
akan berlangsung.

19
mengembangkan kepatuhan klien
terhadap rencana teraupetik.

20
2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen pada
eksterimitas yang ditandai dengan sianosis

Tujuan : dalam waktu 1×24 jam perfusi jaringan klien kembali ke normal

Kriteria Hasil :

1. Klien tampak tidak lemas


2. CRT normal
3. Klien tidak mengalami sianosis
4. Ekstremitas hangat dan merah

Intervensi Rasional
Perfusi serebral secara langsung
Monitor perubahan tiba-tiba atau
berhubungan dengan curah jantung,
gangguan mental kontinu (camas,
dipengaruhi oleh elektrolit/variasi asam
bingung, letargi, pinsan).
basa, hipoksia atau emboli sistemik.
Observasi adanya pucat, sianosis,
Vasokonstriksi sistemik diakibatkan
belang, kulit dingin/lembab, catat
oleh penurunan curah jantung mungkin
kekuatan nadi perifer.
dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit
dan penurunan nadi.

Indikator adanya trombosis vena


Kaji tanda Homan (nyeri pada betis
dalam.
dengan posisi dorsofleksi), eritema,
edema.

Dorong latihan kaki aktif/pasif. Menurunkan stasis vena, meningkatkan


aliran balik vena dan menurunkan
resiko tromboplebitis.

Pantau pernafasan. Pompa jantung gagal dapat


mencetuskan distres pernafasan.
Namun dispnea tiba-tiba/berlanjut

21
menunjukkan komplikasi
tromboemboli paru.
Kaji fungsi GI, catat anoreksia, Penurunan aliran darah ke mesentrika
penurunan bising usus, mual/muntah, dapat mengakibatkan disfungsi GI,
distensi abdomen, konstipasi contoh kehilangan peristaltik
Penurunan pemasukan/mual terus-
Pantau masukan dan perubahan
menerus dapat mengakibatkan
keluaran urine.
penurunan volume sirkulasi, yang
berdampak negatif pada perfusi dan
organ

22
3. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entrée mikroorganisme yang ditandai dengan
kemerahan, pembekakan dan peningkatan suhu pada area sekitar insisi

Tujuan : Dalam 3×24 jam klien bebas dari infeksi

Kriteria hasil :

a. Tidak ada tanda-tanda infeksi


b. TTV dalam batas normal

Intervensi Rasional
Mengidentifikasi tanda-tanda peradangan
Pantau tanda-tanda vital.
terutama bila suhu tubuh meningkat.
Kaji tanda – tanda infeksi dan lakukan
perawatan terhadap prosedur invasif.
Untuk mengurangi risiko infeksi
nosokomial.
Lakukan perawatan luka dengan teknik
aseptik.
Penurunan Hb dan peningkatan jumlah
Monitor leukosit dan LED leukosit dari normal bisa terjadi akibat
terjadinya proses infeksi.
Mempertahankan status nutrisi serta
Dorongan untuk nutrisi yang optimal
mendukung system immune
Bila perlu berikan antibiotik sesuai Mencegah atau membunuh pertumbuhan
advise. mikroorganisme

Evaluasi

1. Kenyamanan pasien terpenuhi.


2. Perfusi jaringan klien kembali ke normal
3. Klien bebas dari infeksi

23
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Tekanan vena sentral (central venous pressure, CVP) adalah tekanan intravaskular
didalam vena cava torakal. Tekanan vena sentral menggambarkan banyaknya darah yang
kembali ke dalam jantung dan kemampuan jantung untuk memompa darah kedalam sistem
arterial. CVP adalah memasukkan kateter poliethylene dari vena tepi sehingga ujungnya
berada di dalam atrium kanan atau di muara vena cava. CVP disebut juga kateterisasi vena
sentralis (KVS). Pengukuran tekanan vena central (CVP) merupakan alat yang berguna
dalam perawatan pasien yang sakit akut. Pengukuran CVP menunjukkan tekanan dalam
vena besar (vena kava superior dan vena kava inferior).

Tekanan darah dapat diukur melalui dua cara yaitu secara non invasive dan
invasive. Invasive blood pressure disebut juga invasive intra arterial blood pressure.
Pengukuran tekanan darah secara invasive dapat dilakukan dengan melakukan insersi
kanule ke dalam arteri yang dihubungkan dengan tranduser. Tranduser ini akan merubah
tekanan hidrostatik menjadi sinyal elektrik dan menghasilkan tekanan sistolik, diastolic,
maupun MAP pada layar monitor.

4.2. Saran

Sebagai perawat professional kita harus mampu memberikan asuhan keperawatan


kritis yang tepat pada klien dengan kondisi gawat. Termasuk memberikan asuhan
keperawatan pada apsien dengan innvasive intra arterial blood pressure dan CVP. Selain
itu pemahaman terhadap konsep holism, komunikasi, dan kerjasama tim dalam
keperawatan kritis penting untuk menunjang perawatan terhadap klien agar kondisi klien
lebih baik dan status kesehatan meningkat sehingga angka kematian dapat ditekan
semaksimal mungkin.

24
DAFTAR PUSTAKA

Booker, Chris. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC

Burchell, P. L., & Powers, K. A. (2011). Focus on Central Venous Pressure Monitoring. Lippincott
Williams & Wilkins , 39-43.

Central Vascular Access Team Catheter Care Guidelines diakses dari


http://www.plymouthhospitals.nhs.uk/ourservices/clinicaldepartments/Documents/PHNT%
20CVAD%20Guidelines%20%20November_%202011.pdf pada tanggal 5 April 2015
pukul 00.13 WIB

Cole, Elaine. 2008. Measuring Central Venous Pressure. Senior lecturer ED/Trauma, City
University Bartsand the London NHS Trust diakses dari www.CETL.org.uk pukul 00.00
WIB

http://anaesthesiaconference.kiev.ua/downloads/CVP_2002.pdf diakses tanggal 4 April 2015


pukul 00.15

Manchini, Mary E. 2000. Prosedur Keperawatan Darurat.Jakarta: EGC

McConachie, Ian . 2006. Handbook Of Icu Therapy ed 2 .

Morton, P. G., & Fontaine, D. K. (2009). Critical Care Nursing a holistic Approach Ninth Edition.
South America: Wolthers Kluwer Health.

Nuracmah, Elly. 2000. Buku saju prosedur keperawatan medical bedah. Jakarta: EGC

Parry, Anne Grifin. 1994. Ketrampilan dan Prosedur Dasar. Alih Bahasa Monica Ester. 1999.
Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzzane C dkk. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa Waluyo Agung dkk.
2002. Jakarta: EGC

25

S-ar putea să vă placă și