Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
KELOMPOK 1 & 2 :
6.NURHAFNILLAH 13.HANDANI
2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul ”Asuhan Keperawatan dan Jurnal CVP”.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan laporan ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Kelompok
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
1.3. Tujuan ............................................................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................................................ 6
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................ 6
2.1. Konsep CVP (Central Venous Pressure) ..................................................................... 6
2.2. Konsep Pemasangan CVP ............................................................................................. 9
BAB III......................................................................................................................................... 14
ASUHAN KEPERAWATAN ..................................................................................................... 14
BAB IV ......................................................................................................................................... 24
PENUTUP .................................................................................................................................... 24
4.1. Kesimpulan ....................................................................................................................... 24
4.2. Saran.................................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 25
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Central Venous Pressure yang juga dikenal dengan singkatan CVP atau kita sebut
sebagai Tekanan Vena Sentral, pada beberapa penanganan kasus sangat diperlukan untuk
mendukung diagnosa, mengetahui kondisi pasien, serta monitoring resusitasi. CVP adalah
suatu hasil dari pengukuran tekanan vena sentral dengan jalan memasang suatu alat Central
Venous Catheter atau yang dikenal dengan singkatan CVC. CVC tersebut dapat dipasang
pada beberapa lokasi seperti pada vena jugularis interna, vena subklavia, vena basilika,
vena femoralis. Dimana masing-masing lokasi tersbut memiliki keuntungan dan kerugian
dalam hal tingkat kesulitan pemasangan, resiko pemsangan, kenyamanan pasien,
perawatan CVC, juga ketersediaan jenis CVC yang sesuai dengan lokasi pemasangan CVC
tersebut.
Walaupun pada CVP yang kita nilai adalah suatu tekanan, dimana tekanan ini masih
banyak faktor-faktor lain yang menentukan selain volume, namun Central Venous Pressure
ini maish digunakan dalam hal mengestimasi kecukupan volume intravaskular. Meskipun
saat ini sudah ada beberapa metode lain yang lebih tepat dalam hal pengukuran volume
intravaskular seperti Stroke Volume Variation atau SVV, dengan menggunakan suatu alat
khusus, tetap saja hal tersebut bersifat invasif dan biaya yang cukup besar. Sehingga CVP
masih diandalkan untuk mengestimasi kecukupan volume di intravaskular.
4
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran CVP?
7. Apa komplikasi dari pemasangan CVP?
8. Bagaimana cara pengukuran CVP?
9. Bagaimana peran perawat dalam merawat pasien dengan pemasangan CVP?
10. Bagaimana proses keperawatan pasien dengan CVP?
1.3. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui konsp dasar dan proses asuhan keeprawatan pasien dengan
CVP
2. Tujuan khusus
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Tekanan vena sentral (central venous pressure, CVP) adalah tekanan intravaskular didalam
vena cava torakal. Tekanan vena sentral menggambarkan banyaknya darah yang kembali
ke dalam jantung dan kemampuan jantung untuk memompa darah kedalam sistem arterial.
Perkiraan yang baik dari tekanan atrium kanan, yang mana merupakan faktor yang
menentukan dari volume akhir diastolik ventrikel kanan. Tekanan vena sentral
menggambarkan keseimbangan antara volume intravaskular, venous capacitance, dan
fungsi ventrikel kanan.
CVP sangat berarti pada penderita yang mengalami shock dan penilaiannya adalah
sebagai berikut :
6
1. CVP Rendah : < 4 cmH2O
Bila darah atau cairan dengan hati – hati dan dipantau pengaruhnya
dalam sirkulasi.
Bila CVP normal, tanda – tanda shock negatif -> shock hipovolemik
Bila CVP bertambah naik, tanda shock positif -> septik shock,
cardiogenik shock
1. Vasokonstriksi
2. Peningkatan tekanan darah
3. Kerusakan ventrikel kanan
4. Insufisiensi trikuspid
5. Tamponade perikardial
6. Emboli paru
7. Penyakit Obstruksi paru
8. Ventilasi tekanan positif
7
Faktor‐faktor yang mempengaruhi pengukuran tekanan vena sentral
8
2.2. Konsep Pemasangan CVP
Definisi
CVP adalah memasukkan kateter poliethylene dari vena tepi sehingga ujungnya berada di
dalam atrium kanan atau di muara vena cava. CVP disebut juga kateterisasi vena sentralis
(KVS). Pengukuran tekanan vena central (CVP) merupakan alat yang berguna dalam
perawatan pasien yang sakit akut. Pengukuran CVP menunjukkan tekanan dalam vena
besar (vena kava superior dan vena kava inferior). Ini digunakan untuk memantau volume
darah yang bersirkulasi, fungsi ventrikuler kanan, dan arus balik vena sentral, meskipun
tidak mengukur secara langsung tekanan atrial kanan. (Grifin, 1999) Pengukuran tekanan
darah di atrium kanan dan digunakan dalam situasi klinis untuk menggambarkan status
cairan. (Brooker, 2008). Pengukuran tekanan vena central adalah tekanan di dalam Atrium
kanan dan dalam vena – vena besar di toraks. Merupakan gambaran tekanan pengisian
ventrike kanan dan menunjukan sisi kanan jantung dalam mengatur beban cairan.
(Smeltzer,2001)
1. Untuk mengkaji status cairan intravaskuler pasien. (Mary E. Mancini, 2000 : 164)
2. Sebagai pemandu pemberian cairan pada pasien sakit yang serius
3. Sebagai pengukur volume efektif darah yang beredar (Smeltzer;2001:747748)
Tempat penusukan
Pemasangan kateter CVP dapat dilakukan secara perkutan atau dengan cutdown
melalui vena sentral atau vena perifer, seperti
1. vena basilika
2. vena sephalika
9
3. vena jugularis interna/eksterna
4. vena subklavia.
1. Resusitasi cairan
2. Pemberian obat dan cairan
3. Pemberian makanan secara panenteral
4. Pengukuran tekanan vena sentral
5. Akses vena yang buruk
6. Pacu jantung (Jevon, 2008: 140)
Komplikasi
Menurut Nuracmah, Elly (2000) dalam buku saku prosedur keperawatan medical bedah
dijelaskan bahwa komplikasi dari pemasangan cvp sebagai berikut:
10
Gelombang CVP
Metode Pengukuran
1. Persiapan Alat
2. Skala pegnukur
3. Selang penghubung (manometer line)
4. Standar infus
5. Three way stopcock
6. Pipa U
7. Set infus
8. Cara Merangkai
9. Menghubungkan set infus dg cairan NaCl 0,9%
10. Mengeluarkan udara dari selang infuse
11. Menghubungkan skala pengukuran dengan threeway stopcock
12. Menghubungkan three way stopcock dengan selang infuse
13. Menghubungkan manometer line dengan three way stopcock
14. Mengeluarkan udara dari manometer line
15. Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2O
11
16. Menghubungkan manometer line dengan kateter yang sudah terpasang
17. Cara Pengukuran
18. Memberikan penjelasan kepada pasien
19. Megatur posisi pasien
20. Lavelling, adalah mensejajarkan letak jantung (atrium kanan) dengan skala pengukur atau
tansduser
21. Letak jantung dapat ditentukan dg cara membuat garis pertemuan antara sela iga ke empat
(ICS IV) dengan garis pertengahan aksila
22. Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan undulasi pada manometer dan nilai dibaca
pada akhir ekspirasi
23. Membereskan alat-alat
24. Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai
Peran Perawat
1. Sebelum Pemasangan
2. Mempersiapkan alat untuk penusukan dan alat-alat untuk pemantauan
3. Mempersiapkan pasien dan memberikan penjelasan, tujuan pemantauan, dan mengatur
posisi sesuai dengan daerah pemasangan
4. Saat Pemasangan
5. Memelihara alat-alat selalu steril
6. Memantau tanda dan gejala komplikasi yang dapat terjadi pada saat pemasangan seperti
ganguan irama jantug, perdarahan
7. Membuat klien merasa nyaman dan aman selama prosedur dilakukan
8. Setelah
9. Mendapatkan nilai yang akurat dengan cara:
Melakukan Zero Balance: menentukan titik nol/letak atrium, yaitu pertemuan antara garis
ICS IV dengan midaksila
12
Zero balance: dilakukan pada setiap pergantian dinas , atau gelombang tidak sesuai dengan
kondisi klien,
1. Mengkorelasikan nilai yang terlihat pada monitor dengan keadaan klinis klien.
2. Mencatat nilai tekanan dan kecenderungan perubahan hemodinamik.
3. Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian obat-obatan.
4. Mencegah terjadi komplikasi dan mengetahui gejala dan tanda komplikasi (seperti
Emboli udara, balon pecah, aritmia, kelebihan cairan,hematom,
infeksi,penumotorak, rupture arteri pulmonalis, dan infark pulmonal).
5. Memberikan rasa nyaman dan aman pada klien.
6. Memastikan letak alat-alat yang terpasang pada posisi yang tepat dan cara
memantau gelombang tekanan pada monitor dan melakukan pemeriksaan foto
toraks (CVP, Swan gans).
7. Lakukan foto thorax bila diperlukan untuk melihat posisi CVP
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Identitas klien
1. Nama :
2. Alamat :
3. Usia :
4. JenisKelamin :
5. Agama :
6. Status Perkawinan :
7. Pendidikan :
8. Pekerjaaan :
9. Suku/bangsa :
2. Keluhan utama:
14
4. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan kepada pasien dan keluarga apakah anggota keluarga yang lain
pernah mengalami penyakit yang sama dengan yang dialami oleh pasien saat ini?
2. Pemeriksaan fisik
15
Analisa Data
· R : pemasangan kateter
Kerusakan kontinuitas
biasanya pada vena jugularis,
jaringan
vena antekubital, vena
subklavia, vena femralis, dan
vena brakialis. Nyeri
16
· T : nyeri dirasakan saat
bergerak.
Data subjektif: –
Data objektif:
Penuruan curah jantung
· Perubahan sensasi,
warna, suhu, dan gerakan
pada ekstremitas setelah
Suplai oksigen ke
pemasangan kateter vena
ekstremitas menurun
menandakan adanya
kekurangan suplai oksigen
pada ekstremitas
Sianosis, CRT < 3 detik
Data objektif:
17
· Adanya luka insisi pemasangan invasive
pemasangan kateter vena Central venous catheter
· Port de entrée
mikroorganisme dari luka
Port de entrée
insisi akibat pemasangan
mikroorganisme
invasive Central venous
catheter
Resiko infeksi
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kontinuitas jaringan yang ditandai dengan luka insisi
pada pemasangan kateter vena
2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen pada
eksterimtas yang di tandai dengan sianosis
3. Resko infeksi berhubungan dengan port de entrée mikroorganisme yang ditandai dengan
kemerahan, pembekakan dan peningkatan suhu pada area sekitar insisi
18
Rencana Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kontinuitas jaringan yang ditandai dengan luka insisi
pada pemasangan kateter vena
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
Jelaskan dan bantu klien dengan Pendekatan dengan menggunakan
tindakan pereda nyeri non- relaksasi dan non-farmakologi
farmakologi dan non-invasif. lainnya telah menunjukkan
keefektifan dalam mengurangi nyeri.
Ajarkan relaksasi : teknik-teknik Akan melancarkan peredaran darah,
untuk menurunkan ketegangan otot sehingga kebutuhan O2 oleh jaringan
rangka, yang dapat menurunkan akan terpenuhi, sehingga akan
intensitas nyeri mengurangi nyerinya.
Ajarkan metode distraksi selama Mengalihkan perhatian nyerinya ke
nyeri hal-hal yang menyenangkan.
Berikan kesempatan waktu istirahat Istirahat akan merelaksasi semua
bila terasa nyeri dan berikan posisi jaringan sehingga akan
yang nyaman meningkatkan kenyamanan.
19
mengembangkan kepatuhan klien
terhadap rencana teraupetik.
20
2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen pada
eksterimitas yang ditandai dengan sianosis
Tujuan : dalam waktu 1×24 jam perfusi jaringan klien kembali ke normal
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Perfusi serebral secara langsung
Monitor perubahan tiba-tiba atau
berhubungan dengan curah jantung,
gangguan mental kontinu (camas,
dipengaruhi oleh elektrolit/variasi asam
bingung, letargi, pinsan).
basa, hipoksia atau emboli sistemik.
Observasi adanya pucat, sianosis,
Vasokonstriksi sistemik diakibatkan
belang, kulit dingin/lembab, catat
oleh penurunan curah jantung mungkin
kekuatan nadi perifer.
dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit
dan penurunan nadi.
21
menunjukkan komplikasi
tromboemboli paru.
Kaji fungsi GI, catat anoreksia, Penurunan aliran darah ke mesentrika
penurunan bising usus, mual/muntah, dapat mengakibatkan disfungsi GI,
distensi abdomen, konstipasi contoh kehilangan peristaltik
Penurunan pemasukan/mual terus-
Pantau masukan dan perubahan
menerus dapat mengakibatkan
keluaran urine.
penurunan volume sirkulasi, yang
berdampak negatif pada perfusi dan
organ
22
3. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entrée mikroorganisme yang ditandai dengan
kemerahan, pembekakan dan peningkatan suhu pada area sekitar insisi
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
Mengidentifikasi tanda-tanda peradangan
Pantau tanda-tanda vital.
terutama bila suhu tubuh meningkat.
Kaji tanda – tanda infeksi dan lakukan
perawatan terhadap prosedur invasif.
Untuk mengurangi risiko infeksi
nosokomial.
Lakukan perawatan luka dengan teknik
aseptik.
Penurunan Hb dan peningkatan jumlah
Monitor leukosit dan LED leukosit dari normal bisa terjadi akibat
terjadinya proses infeksi.
Mempertahankan status nutrisi serta
Dorongan untuk nutrisi yang optimal
mendukung system immune
Bila perlu berikan antibiotik sesuai Mencegah atau membunuh pertumbuhan
advise. mikroorganisme
Evaluasi
23
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Tekanan vena sentral (central venous pressure, CVP) adalah tekanan intravaskular
didalam vena cava torakal. Tekanan vena sentral menggambarkan banyaknya darah yang
kembali ke dalam jantung dan kemampuan jantung untuk memompa darah kedalam sistem
arterial. CVP adalah memasukkan kateter poliethylene dari vena tepi sehingga ujungnya
berada di dalam atrium kanan atau di muara vena cava. CVP disebut juga kateterisasi vena
sentralis (KVS). Pengukuran tekanan vena central (CVP) merupakan alat yang berguna
dalam perawatan pasien yang sakit akut. Pengukuran CVP menunjukkan tekanan dalam
vena besar (vena kava superior dan vena kava inferior).
Tekanan darah dapat diukur melalui dua cara yaitu secara non invasive dan
invasive. Invasive blood pressure disebut juga invasive intra arterial blood pressure.
Pengukuran tekanan darah secara invasive dapat dilakukan dengan melakukan insersi
kanule ke dalam arteri yang dihubungkan dengan tranduser. Tranduser ini akan merubah
tekanan hidrostatik menjadi sinyal elektrik dan menghasilkan tekanan sistolik, diastolic,
maupun MAP pada layar monitor.
4.2. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Burchell, P. L., & Powers, K. A. (2011). Focus on Central Venous Pressure Monitoring. Lippincott
Williams & Wilkins , 39-43.
Cole, Elaine. 2008. Measuring Central Venous Pressure. Senior lecturer ED/Trauma, City
University Bartsand the London NHS Trust diakses dari www.CETL.org.uk pukul 00.00
WIB
Morton, P. G., & Fontaine, D. K. (2009). Critical Care Nursing a holistic Approach Ninth Edition.
South America: Wolthers Kluwer Health.
Nuracmah, Elly. 2000. Buku saju prosedur keperawatan medical bedah. Jakarta: EGC
Parry, Anne Grifin. 1994. Ketrampilan dan Prosedur Dasar. Alih Bahasa Monica Ester. 1999.
Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzzane C dkk. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa Waluyo Agung dkk.
2002. Jakarta: EGC
25