Sunteți pe pagina 1din 3

DERMATITIS

NURMULARIS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
Ditetapkan oleh
D A Y A T SKM
Kepala UPT
NIP. 19640812
Puskesmas
198803 1001
Parungponteng
Dermatitis numularis adalah dermatitis
berbentuk lesi mata uang (koin) atau lonjong,
Definisi berbatas tegas, dengan efloresensi berupa
papulovesikel, biasanya mudah pecah
sehingga basah (oozing/madidans).
Keputusan Menteri Kesehatan No. 514 Tahun
2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Referensi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama
Penyebab terjadinya penyakit ini belum
diketahui secara pasti. Namun,
infeksi mikroorganisme agaknya turut
berperan. Adanya sensivitas alergi terhadap
mikroorganisme ini dapat memperburuk
Penyebab penyakit ini. Penyakit ini biasanya terjadi di
daerah panas. Kebiasaan minum alkohol dan
adanya ketegangan jiwa dapat mempermudah
timbulnya penyakit ini. Penyakit ini umumnya
terjadi pada orang dewasa dan lebih banyak
pada wanita.
Bercak merah yang basah pada predileksi
Anamnesis tertentu dan sangat gatal. Keluhan hilang
timbul dan sering kambuh.
Pemeriksaan Fisik Tanda Patognomonis
a) Lesi akut berupa vesikel dan papulo
vesikel (0.3 – 1.0 cm), berbentuk uang
logam, eritematosa, sedikit edema, dan
berbatas tegas.
b) Tanda eksudasi, karena vesikel mudah
pecah, kemudian mengering menjadi
krusta kekuningan.
c) Jumlah lesi dapat satu, dapat pula banyak
dan tersebar, bilateral, atau simetris,
dengan ukuran yang bervariasi.
Tempat predileksi terutama di tungkai bawah,
badan, lengan, termasuk punggung tangan

1/2
Pemeriksaan Tidak diperlukan, karena manifestasi klinis
Penunjang jelas dan klasik.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis
Diagnosis
dan pemeriksaan fisik.

a) Pasien disarankan untuk menghindari faktor ya


memprovokasi seperti stres dan fokus infeksi di organ
b) Farmakoterapi yang dapat diberikan, yaitu:
a. Topikal (2x sehari)
i. Kompres terbuka dengan larutan PK (P
Kalikus) 1/10.000, menggunakan 3 lapis k
selama masing-masing 15-20 menit/kali kom
lesi madidans/basah) sampai lesi mengering.
ii. Kemudian terapi dilanjutkan dengan kortikost
Desonid krim 0.05% (catatan: bila tidak ter
digunakan fluosinolon asetonid krim 0.025
Penatalaksanaan maksimal 2 minggu.
iii. Pada kasus dengan manifestasi klinis like
hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan
valerat krim 0.1% atau mometason furoat krim
iv. Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipe
pemberian antibiotik topikal atau sistemik bila l
b. Oral sistemik
i. Antihistamin sedatif yaitu: hidroksisin (2 x 1 ta
maksimal 2 minggu, atau
ii. Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 m
c. Jika ada infeksi bakterial, diberikan antibiotik
sistemik bila lesi luas.
a) Memberikan edukasi bahwa kelainan ber
danberulang, sehingga penting untuk pemberian
rumatan.
Konseling dan Edukasi
b) Menjaga terjadinya infeksi sebagai faktor risik
relaps.
c) Kriteria

2/2
3/2

S-ar putea să vă placă și