Sunteți pe pagina 1din 1

Analysis Bio-ecology Inland Fisheries of Barito Basin

Peatland in South Borneo, Indonesia


Yunandara,b, Hefni Effendic, Widiatmakad, Yudi Setiawanc
a
Doctoral Student of Natural Resources and Environment Management Program, Graduate School, Bogor Agricultural University,
Baranangsiang Campus Bogor 16144, Indonesia,
b
Department of Aquatic Resource Management, Faculty of Fishery, Lambung Mangkurat University, Banjarmasin 70123, Indonesia,
c
Center for Environmental Research, Bogor Agricultural University, Dramaga Campus, Bogor 16680, Indonesia,
d
Department of Soil Sciences and Land Resources, Faculty of Agriculture, Bogor Agricultural University, Dramaga Campus, Bogor
16680, Indonesia

Abstract

Dynamic of aquatic changes as role necessary to maintain the sustainability of peatland ecosystem. It
used for freshwater supply, water quality, aquaculture, the contributed of various types of habitat
herbaceous and animals, recreation, and purification. Therefore, spatial modeling of inundation changes is
a pre-requisite for future peatland management. This study has been carried out to describe changes in
flood ecosystem areas from the Barito basin, South Borneo, Indonesia, using remote sensing data and
annual rainfall. The modeling used is supervised classification method from Landsat 1994, 1996, 2013
and 2015. It has been found that rise inundation occurred between 1996 to 2013, in dry season June until
July, from 7,790.698 hectares to 9,732.963 hectares of the study area 43,275.584 hectares. Covered of
inundation are peat shrubland and open land as consequence to illegal logging Melaleuca sp. Overall
Accuracy and Kappa explained values of 88,48% and 0,8 from class signature.

Keywords : peatland, inundation, dry, spatial, aquatic.

* Corresponding author. Tel.: +62-852-4939-5484.


E-mail address : nandarco@yahoo.com

Analisis Bioekologi Perikanan Daratan di Rawa Barito Basin, Kalimantan Selatan Indonesia

Perubahan dinamika air berperan penting dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem rawa
sebagai pernyedia air bersih, water quality, aquaculture, penyedia habitat untuk berbagai jenis flora dan
fauna, rekreasi dan purifikasi. Oleh karena itu, permodelan spasial perubahan genangan merupakan
prasyarat bagi pengelolaan rawa ke depannya. Studi ini telah dilakukan untuk menggambarkan perubahan
daerah ekosistem genangan dari rawa Barito basin, South Borneo, Indonesia menggunakan data
penginderaan jauh dan curah hujan tahunan. Permodelan yang digunakan metode supervised
classification dari landsat 1994, 1996, 2013 dan 2015. Genangan air meningkat dari 1996 hingga 2013
selama periode kemarau Juni sampai Juli dari 7790,698 hektar menjadi 9732,963 hektar dari luas wilayah
studi 43275,584 hektar. Genangan yang terisi merupakan belukar rawa dan lahan terbuka yang
ditinggalkan akibat penebangan illegal galam. Overall Accuracy dan Kappa menginformasikan nilai
88,48 dan 0,7 dari training area.

S-ar putea să vă placă și