Sunteți pe pagina 1din 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mengaruniakan segalanya kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Asuransi Jiwa” dengan
baik.
Diharapkan makalah ini dapat menunjang terselenggaranya proses pembelajaran yang
bermakna dalam mewujudkan pencapaian tujuan Mata Kuliah Matematika Keuangan. Kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kami mohon kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran agar makalah
ini menjadi lebih sempurna. Dan tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Medan, Oktober 2016

Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik
untuk selama hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian. Orang yang
berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan tanpa diketahui atau persetujuan orang
yang diasuransikan jiwanya.
Jadi setiap orang dapat mengasuransikan jiwanya, asuransi jiwa bahkan dapat diadakan
untuk kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa dapat diadakan selama hidup atau selama jangka
waktu tertentu yang dtetapkan dalam perjanjian.
Pihak-pihak yang mengikatkan diri secara timbal balik itu disebut penanggung dan
tertanggung. Penanggung dengan menerima premi memberikan pembayaran, tanpa menyebutkan
kepada orang yang ditunjuk sebagai penikmatnya.
Premi bersih yakni premi yg besarnya tanpa memperhatikan biaya atau hanya tergantung
pada peluang kematian dan tingkat bunga.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan asuransi jiwa ?


2. Apa saja jenis dari asuransi jiwa ?
3. Apa manfaat dari asuransi jiwa ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian asuransi jiwa dan unsur – unsur yang terdapat didalamnya.
2. Mengetahui jenis-jenis dari asuransi jiwa.
3. Mengetahui manfaat dari asuransi jiwa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi Jiwa

1. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992

“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan atau taggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, yang timbul dan suatu peristiwa tidak pasti atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas rneninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
Apabila Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 di persempit hanya melingkupi
jenis asuransi jiwa, maka urusannya adalah, “Asuransi jiwa adalah perjanjian, antara 2 (dua)
pihak atau lebih dengan mana pihak Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang diasuransikan.”

2. Menurut Pasal 302 dan Pasal 303 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

Menurut ketentuan Pasal 302 KUHD, “Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk
keperluan orang yang berkepentingan, baik untuk selama hidupnya maupun untuk waktu yang
ditentukan dalam perjanjian”.
Menurut Pasal 303 KUHD, “Orang yang berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu
bahkan tanpa diketahui atau persetujuan orang yang diasuransikan jiwanya”.
Berdasarkan kedua pasal tersebut, jelaslah bahwa setiap orang dapat mengasuransikan
jiwanya, asuransi jiwa bahkan dapat diadakan untuk kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa
dapat diadakan selama hidup atau selama jangka waktu tertentu yang dtetapkan dalam perjanjian.

B. Polis Asuransi Jiwa


Sesuai dengan ketentuan Pasal 255 KUHD, asuransi jiwa harus diadakan secara tertulis
dengan bentuk akta yang disebut polis. Menurut ketentuan pasal 304 KUHD, polis asuransi jiwa
memuat:

1. Hari diadakan asuransi

Dalam polis harus dicantumkan hari dan tanggal diadakan asuransi. Hal ini penting untuk
mengetahui kapan asuransi itu mulai berjalan dan dapat diketahui pula sejak hari dan tanggal itu
risiko menjadi beban penanggung.

2. Nama tertanggung

Dalam polis harus dicantumkan nama tertanggung sebagai pihak yang wajib membayar
premi dan berhak menerima polis. Apabila terjadi evenemen atau apabila jangka waktu
berlakunya asuransi berakhir, tertanggung berhak menerima sejumlah uang santunan atau
pengembalian dari penanggung. Selain tertanggung, dalam praktik asuransi jiwa dikenal pula
penikmat (beneficiary). yaitu orang yang berhak menerima sejumlah uang tertentu dan
penanggung karena ditunjuk oleh tertanggung atau karena ahli warisnya, dan tercantum dalam
polis. Penikmat berkedudukan sebagai pihak ketiga yang berkepentingan.

3. Nama orang yang jiwanya diasuransikan

Objek asuransi jiwa adalah jiwa dan badan manusia sebagai satu kesatuan. Jiwa tanpa
badan tidak ada, sebaliknya badan tanpa jiwa tidak ada arti apa-apa bagi asuransi Jiwa. Jiwa
seseorang merupakan objek asuransi yang tidak berwujud, yang hanya dapat dlkenal melalui
wujud badannya. Orang yang punya badan itu mempunyai nama yang jiwanya diasuransikan,
baik sebagai pihak tertanggung ataupun sebagai pihak ketiga yang berkepentingan. Namanya itu
harus dicantumkan dalam polis. Dalam hal ini, tertanggung dan orang yang jiwanya
diasuransikan itu berlainan.

4. Saat mulai dan berakhirrnya evenemen

Saat mulai dan berakhirnya evenemen merupakan jangka waktu berlaku asuransi. artinya
dalam jangka waktu itu risiko menjadi beban penanggung, misalnya mulai tanggal 1 januari 1990
sampai tanggal 1 Januari 2000, apabila dalam jangka waktu itu terjadi evenemen, maka
penanggung berkewajiban membayar santunan kepada tertanggung atau orang yang ditunjuk
sebagai penikmat (beneficiary).

C. Jenis Asuransi Jiwa

1. Asuransi Jiwa Berjangka (Term Life Insurance)

Asuransi Jiwa Berjangka atau Term Life Insurance yaitu asuransi dimana
penanggung memberikan jaminan ganti rugi (santunan) jika tertanggung meninggal dunia dalam
jangka waktu perjanjian pertanggungan sedang berjalan. Asuransi berjangka (juga dikenal
sebagai asuransi sementara) yang dirancang untuk memberikan perlindungan asuransi jiwa untuk
jangka waktu tertentu. Lamanya jangka waktu polis berjangka bervariasi, bisa selama 1 tahun, 10
tahun, atau sampai usia tertentu (misalnya 55 tahun), dengan premi tetap dan terhitung murah.
Penanggung biasanya menerbitkan polis dengan manfaat Cacat Total Tetap (TPD/Total
Permanent Disability). Untuk yang mengutamakan masa depan keluarga terutama pendidikan
anak, dan yang memiliki kebutuhan akan biaya asuransi yang besar namun memiliki kemampuan
keuangan yang terbatas direkomendasikan untuk memilih asuransi jiwa jenis ini.
Misalkan ada 𝑙𝑥 orang, semuanya tepat berusia x tahun, sepakat menyerahkan A Rupiah
ke suatu dana dan pada akhir setahun R rupiah akan dibayarkan kepada ahli waris dari setiap
mereka yang meninggal sepanjang tahun tersebut. Misalkan dana yang tekrkumpul beserta
bunganya setahun dianggap tepat sama dengan seluruhnya pembayaran santunan R rupiah bagi
setiap yang meninggal. Ada sebanyak 𝑑𝑥 dari 𝑙𝑥 yang meninggal antara usia x dan x+1, jadi
seluruh pembayaran santunan setahun adalah R 𝑑𝑥 rupiah. Dan yang terkumpul beserta
bunganya adalah 𝐴𝑙𝑥 (1 + 𝑖) rupiah, sehingga

𝐴𝑙𝑥 (1 + 𝑖) = 𝑅𝑑𝑥 atau

𝐴 = 𝑅𝑑𝑥 /(𝑙𝑥 (1 + 𝑖))

𝐴 = 𝑅𝑣𝑑𝑥 /𝑙𝑥

Dengan menggunakan lambang komutasi dapat disederhanakan menjadi

𝐴 = 𝑅𝑣 𝑥+1 𝑑𝑥 /𝑣 𝑥 𝑙𝑥

𝐴 = 𝑅𝐶𝑥 /𝐷𝑥
 Teorema 1

Premi tunggal bersih dari asuransi berjangka n tahun bagi orang berusia x tahun adalah

𝑀𝑥 − 𝑀𝑥+𝑛
𝐴1𝑥:𝑛̅ = 𝑅
𝐷𝑥

Dan peserta (pemegang polis) yang meninggal antara usia x dan x+1, ahli warisnya akan
mendapatkan santunan uang sebesar R rupiah yang dibayarkan tiap akhir tahun meninggal.

Kelebihan dari asuransi jiwa berjangka, yaitu :


 Anda sebagai pemegang polis mendapatkan kebebasan dalam menentukan besarnya premi
sesuai dengan kemampuan Anda.
 Uang pertanggungan yang bisa Anda peroleh sebagai pemegang polis bisa mencapai angka
miliaran rupiah. Artinya, jika tertanggung meninggal dunia saat masa kontrak masih aktif,
maka keluarga tertanggung akan mendapatkan uang pertanggungan yang cukup besar.

Kekurangan dari asuransi jiwa berjangka, yaitu :


 Tertanggung bisa kehilangan uang premi yang sudah dibayarkan atau premi hangus begitu
kontrak selesai apabila tidak mengalami masalah kesehatan maupun meninggal dunia hingga
masa kontrak selesai tersebut.

2. Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life Insurance)

Asuransi Jiwa Seumur Hidup (juga dikenal dengan asuransi permanen/tetap) dirancang
untuk memberikan proteksi asuransi selama hidup tertanggung dengan syarat ia menjaga
polisnya tetap aktif dengan terus membayar premi. Seperti dengan Asuransi Berjangka, asuransi
ini seringkali diterbitkan dengan melekat manfaat Cacat Total Tetap (TPD). Polis ini
menyediakan perlindungan menyeluruh, baik manfaat maupun premi tetap selama polis berlaku.
Manfaat polis ini, dibayarkan sekaligus jika tertanggung meninggal atau dibayarkan
bertahap/sekaligus jika tertanggung menderita TPD tergantung besarnya uang pertanggungan.
Tidak ada batas waktu untuk proteksi kematian, namun proteksi TPD akan berakhir jika
tertanggung mencapai usia tertentu (biasanya pada ulangtahun yang ke 60). Untuk yang tidak
mempunyai tanggungan dan menginginkan manfaat yang lebih dari sekadar santunan kematian,
atau tertarik dengan ide tabungan jangka panjang direkomendasikan untuk memilih asuransi
jenis ini.
Premi dipengaruhi oleh faktor peluang seseorang dengan umur tertentu meninggal dalam
jangka waktu tertentu. Dan premi tunggal bersih akan bertambah besar bila usia masuk asuransi
bertambah tinggi. Ini dikarenakan semakin tua seseorang maka makin tinggi pula peluang
seseorang meninggal.

 Teorema 2

Premi tunggal bersih dari asuransi seumur hidup bagi orang berusia x tahun adalah

𝑀𝑥
𝐴𝑥 = 𝑅
𝐷𝑥

Ahli waris dari pemegang polis asuransi sumur hidup akan mendapatkan santunan uang sebesar
R rupiah kapan pun si tertanggung meninggal.

Kelebihan dari asuransi jiwa seumur hidup, yaitu :


 Pemegang polis dimungkinkan untuk mendapatkan nilai tunai dari premi yang sudah
dibayarkan.
 Apabila Anda sebagai tertanggung tidak dapat membayar angsuran premi secara berkala,
Anda bisa menggunakan nilai tunai dari premi yang sudah dibayar untuk membayar premi
selanjutnya.
 Premi asuransi yang sudah Anda bayarkan tidak akan hangus jika tidak ada klaim.
 Saat kontrak berakhir, uang pertanggungan akan diberikan seluruhnya.

Kekurangan dari asuransi jiwa seumur hidup, yaitu :


 Preminya lebih besar ketimbang premi asuransi jiwa berjangka, bahkan bisa mencapai lebih
dari dua kali lipatnya. Alasan dari premi yang tinggi ini adalah karena angka harapan hidup
masyarakat Indonesia hanya 65 tahun untuk laki-laki dan 70 tahun untuk perempuan,
sehingga kemungkinan klaim asuransi sebelum masa proteksi berakhir lebih tinggi.
 Nilai tunai dari total premi yang sudah dibayarkan tidak terlalu besar karena bunga untuk
asuransi ini biasanya hanya sebesar 4% per tahun, dan angka ini belum dipotong pajak.

3. Asuransi Dwiguna (Endowment Insurance)


Asuransi Dwiguna (endowment) adalah kategori lain dari asuransi tetap. Asuransi ini
terdiri dari dua elemen yaitu elemen proteksi jiwa dan elemen tabungan. Artinya pemegang polis
dapat memperoleh nilai tunai dari premi asuransi yang sudah dibayarkan berupa uang
pertanggungan jika tertanggung meninggal dunia dalam periode tertentu sesuai dengan kebijakan
polis asuransi bersangkutan dan juga dapat menarik polis asuransi dalam waktu tertentu sebelum
masa kontrak berakhir.
Elemen proteksi jiwa melindungi kematian dan cacat total tetap. Di polis ini, elemen
tabungan lebih tinggi sehingga polis ini sesuai untuk tujuan menabung. Perlindungan dalam polis
ini bisa untuk jangka waktu tertentu (misalnya 10 tahun) atau bisa juga sampai usia tertentu
(misalnya 55 tahun). Manfaat dalam polis ini dibayarkan dengan kondisi ketika tertanggung
meninggal atau menderita TPD selama polis berlangsung, ketika tertanggung masih hidup pada
tanggal polis jatuh tempo, dan ketika tertanggung menebus polisnya untuk mendapatkan uang
tunai. Asuransi jiwa jenis ini direkomendasikan bagi yang lebih ingin memastikan ketersediaan
dana pendidikan untuk anak, ingin punya dana untuk kebutuhan tak terduga di masa depan, dan
ingin punya dana pensiun yang lebih besar.

 Teorema 3

Premi tunggal bersih dari asuransi dwiguna selama n tahun bagi oang beusia x tahun adalah

𝑀𝑥 − 𝑀𝑥+𝑛 + 𝐷𝑥+𝑛
𝐴𝑥:𝑛̅ = 𝐴1𝑥:𝑛̅ + 𝑛𝐸𝑥 = 𝑅
𝐷𝑥

Dan peserta (pemegang polis) yang meninggal antara usia x dan x+n, ahli waris akan
mendapatkan santunan uang sebesar R rupiah yag dibayarkan seiap akhir tahun meninggal, tetapi
jika pemegang polis hidup melewati usia maka santunan sebesar R rupiah akan dibayarkan
langsung pada akhir jangka waktu (endowment murni).

Kelebihan asuransi dwiguna, yaitu :


 Anda bisa mengklaim polis asuransi jiwa ini sebelum masa kontrak berakhir, misalnya untuk
dana pendidikan anak Anda. Namun penarikan dana ini hanya bisa dilakukan sekali dalam
jangka waktu beberapa tahun sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat.
 Jika misalnya Anda sebagai tertanggung masih hidup saat jangka waktu berakhir, Anda akan
mendapatkan seluruh uang pertanggungan.
Kekurangan asuransi dwiguna, yaitu :
 Karena jenis asuransi jiwa ini memiliki dua manfaat, yang seperti menggabungkan manfaat
asuransi jiwa berjangka dengan asuransi jiwa seumur hidup, jadi preminya cukup besar, bisa
mencapai jutaan rupiah per bulannya.

D. Premi Tahunan

Umumnya, premi asuransi dibayarkan tahunan atau bulanan, amat jarang sekali asuransi
dengan premi tunggal. Untuk asuransi berjangka maupun asuransi dwiguna selama n tahun,
maka pembayaran preminya juga selama n tahun atau lebih singkat, sedangkan untuk asuransi
seumur hidup maka pembayaran premi juga selama seumur hidup atau lebih singkat.
Premi tahunan dibayar pada setiap permulaan tahun polis dan pembayaan itu berhenti bila
si tertanggung meninggal atau masa asuransinya habis untuk asuransi berjangka dan dwiguna.

 Teorema 4

Premi bersih tahunan suatu asuransi seumur hidup untuk seseorang dengan usia x tahun
(dinyatakan dengan lambang 𝑃𝑥 ) dengan santunan sebesar R rupiah adalah
𝑃𝑥 𝑎′′𝑥 = 𝐴𝑥
𝑁 𝑀
𝑃𝑥 𝐷𝑥 = 𝑅 𝐷𝑥 sehingga diperoleh
𝑥 𝑥

𝑀𝑥
𝑃𝑥 = 𝑅
𝑁𝑥
Untuk asuransi seumur hidup, premi bersih tahunannya membentuk suatu anuitas awal seumur
hidup.

 Teorema 5

Premi bersih tahunan suatu asuransi berjangka selama n tahun untuk seseorang dengan usia x
tahun (dinyatakan dengan lambang P) dengan santunan sebesar R rupiah adalah
𝑛 1
𝑃𝑎𝑥:𝑛
̅ = 𝐴𝑥:𝑛̅

𝑁𝑥 −𝑁𝑥+𝑛 𝑀𝑥 −𝑀𝑥+𝑛
𝑃 =𝑅 sehingga diperoleh
𝐷𝑥 𝐷𝑥

𝑀𝑥 − 𝑀𝑥+𝑛
𝑃=𝑅
𝐷𝑥
Untuk asuransi berjangka selama n tahun, premi bersih tahunannya membentuk suatu anuitas
hidup awal selama n tahun.

 Teorema 6

Premi bersih tahunan suatu asuransi dwiguna selama n tahun untuk seseorang dengan usia x
tahun (dinyatakan dengan lambang P) dengan santunan sebesar R rupiah adalah
𝑛
𝑃𝑎𝑥:𝑛
̅ = 𝐴𝑥:𝑛
̅

𝑁𝑥 −𝑁𝑥+𝑛 𝑀𝑥 −𝑀𝑥+𝑛 +𝐷𝑥+𝑛


𝑃 =𝑅 sehingga diperoleh
𝐷𝑥 𝐷𝑥

𝑀𝑥 − 𝑀𝑥+𝑛 + 𝐷𝑥+𝑛
𝑃=𝑅
𝐷𝑥
Untuk asuransi dwiguna selama n tahun, premi bersih tahunannya membentuk suatu anuitas
hidup awal selama n tahun.

E. Manfaat Asuransi Jiwa

Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain:

1. Rasa aman dan perlindungan

Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari risiko
atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi,
pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan
berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung.

2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil

Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukannilai pertanggungan


dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan memperhatikan
secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan
nilai pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua
belah pihak. Semakin besar nilai pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang harus
dibayar oleh tertanggung.
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit

4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan

Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan.
Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus
(sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).

5. Alat penyebaran resiko

Resiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada
penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan.

6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha

Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan resiko kerugian yang bisa
diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain).
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Asuransi jiwa adalah perjanjian, antara 2 (dua) pihak atau lebih dengan mana pihak
Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang diasuransikan. Setiap orang dapat mengasuransikan jiwanya, asuransi jiwa bahkan
dapat diadakan untuk kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa dapat diadakan selama hidup
atau selama jangka waktu tertentu yang dtetapkan dalam perjanjian.

2. Jenis – jenis asuransi jiwa, secara pokok ada 3 yaitu asuransi jiwa seumur hidup, asuransi
jiwa berjangka dan asransi jiwa dwiguna.

3. Manfaat dari asuransi jiwa, antara lain yaitu menciptakan rasa aman dan perlindungan,
sebagai pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, sebagai jaminan untuk
memperoleh kredit, berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan, sebagai alat
penyebaran resiko, membantu meningkatkan kegiatan usaha.

B. Saran

Makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu untuk menyempurnakan isi makalah ini
kami berharap pembaca memberikan kritik dan sarannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Catarya, I. (1988),Materi pokok Asuransi II, Cetakan pertama, Karunika, Universitas Terbuka,
Jakarta.
Jones, H. E., dan Long D. L. (1999), Prinsip-Prinsip Asuransi : Jiwa, Kesehatan, dan Anuitas,
Edisi Kedua, FLMI Insurance Education Program Life Management Institute Loma Atlanta,
Georgia.
Jordan, C. W. (1991), Life Contingencies, The Society of Actuaries.
Purba, R. (1995), Memahami Asuransi Di Indonesia, Seri Umum Nomor 10. PT Pustaka
Binaman Pressindo.
Sembiring, R. K. (1986), Buku Materi Pokok Asuransi I, Penerbit Karunika, Jakarta.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................1


DAFTAR ISI...................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. SPSS for Windows ......................................................................................................................4
B. Pengertian Dasar .........................................................................................................................4
C. Memulai Kerja Program SPSS ...................................................................................................7

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

S-ar putea să vă placă și