Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
4. Patofisiologi
Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan
mengalami metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi
glikogen dan 20% sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada diabetes
mellitus semua proses tersebut terganggu karena terdapat defisiensi
insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet dan metabolismenya
terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar glukosa tetap berada
dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia.
Penyakit diabetes mellitus disebabkan oleh karena gagalnya
hormone insulin. Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat
diubah menjadi glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi
hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang
batas untuk gula darah adalah 180mg% sehingga apabila terjadi
hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi
sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang
menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang
disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air
hilang dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan
dehidrasi intraseluler, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien
akan merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan minum terus
yang disebut polidipsi.
Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya
transport glukosa kel sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan
simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis. Karena
digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan
merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut
poliphagia. Terlalu banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi
penumpukan asetat dalam darah yang menyebabkan keasaman darah
meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu banyak
hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernapasan,
akibatnya bau urine dan napas penderita berbau aseton dan bau buah-
buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi
koma yang disebut koma diabetic.
5. Pathway
Pathway Terlampir
6. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus adalah sebagai berikut :
a. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
Sangat tergantung pada insulin. Disebabkan oleh kerusakan sel beta
pankreas sehingga tubuh tidak dapat memproduksi insulin alami
untuk mengontrol kadar glukosa darah.
b. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
Tidak tergantung insulin. Disebabkan oleh gangguan metabolisme
dan penurunan fungsi hormon insulin dalam mengontrol kadar
glukosa darah dan hal ini bisa terjadi karena faktor genetik dan juga
dipicu oleh pola hidup yang tidak sehat.
c. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
Disebabkan oleh gangguan hormonal pada wanita hamil. Diabetes
mellitus (gestational diabetes mellitus, GDM) juga melibatkan suatu
kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin
yang tidak cukup, sama dengan jenis-jenis kencing manis lain. Hal ini
dikembangkan selama kehamilan dan dapat meningkatkan atau
menghilang setelah persalinan. Walaupun demikian, tidak menutup
kemungkinan diabetes gestational dapat mengganggu kesehatan dari
janin atau ibu, dan sekitar 20%–50% dari wanita-wanita dengan
Diabetes Melitus gestational sewaktu-waktu dapat menjadi penderita.
7. Gejala Klinis
Seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes Melitus apabila
menderita dua dari tiga gejala yaitu :
a. Keluhan Trias : poliuria (banyak kencing), polidipsia (banyak
minum), polifagia (banyak makan).
b. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl.
c. Kadar glukosa darah dua jam setelah makan lebih dari 200 mg/dl.
Keluhan lainnya yang sering terjadi adalah : berat badan menurun,
lemah, kesemutan, gatal, visus menurun, bisul/luka, keputihan. Gejala-
gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :
a. Katarak.
b. Glaucoma.
c. Retinopati.
d. Gatal seluruh badan.
e. Pruritus vulvae.
f. Infeksi bakteri kulit.
g. Infeksi jamur di kulit.
h. Dermatopati.
i. Neuropati perifer.
j. Neuropati visceral.
k. Amiotropi.
l. Ulkus neurotropik.
m. Penyakit ginjal.
n. Penyakit pembuluh darah perifer.
o. Penyakit coroner.
p. Penyakit pembuluh darah otak.
q. Hipertensi
Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relative sekarang menjadi
absolute dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas
hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia,
dehidrasi dan ketonemia. Pada pasien dengan kebingungan dan koma,
merupakan gangguan metabolisme serebral yang tampak lebih jelas.
Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain :
a. Grade 0 : tidak ada luka
b. Grade I: kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
c. Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
d. Grade III : terjadi abses
e. Grade IV : gangren pada kaki bagian distal
f. Grade V : gangrene pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal
8. Pemeriksaan Fisik
Adapun pemeriksaan fisik yang khas dapat diperiksa pada penderita
diabetes mellitus adalah:
a. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher,
telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran,
lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah
goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan
kabur/ganda, diplopia, lensa mata keruh.
b. Neuro sensori
Disorientasi, mengantuk, stupor/koma, gangguan memori, kekacauan
mental, reflek tendon menurun, aktifitas kejang.
c. Kardiovaskuler
Takikardi/nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD postural,
hipertensi dysritmia.
d. Pernafasan
Takipnue pada keadaan istirahat/dengan aktifitas, sesak nafas, batuk
dengan tanpa sputum purulent dan tergantung ada/tidaknya infeksi,
panastesia/paralise otot pernafasan (jika kadar kalium menurun
tajam), RR > 24 x/menit, nafas berbau aseton.
e. Gastro intestinal
Muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi abdomen, aseitas, wajah
meringis pada palpitasi, bising usus lemah/menurun.
f. Eliminasi
Urine encer, pucat, kuning, poliuria, urine berkabut, bau busuk, diare
(bising usus hiper aktif).
g. Reproduksi/seksualitas
Rabbas vagina (jika terjadi infeksi), keputihan, impotensi pada pria,
dan sulit orgasme pada wanita.
h. Muskulo skeletal
Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada kaki, reflek
tendon menurun kesemuatan/rasa berat pada tungkai.
i. Integumen
Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek,
pembesaran tiroid, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak,
lesi/ulserasi/ulkus.
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah:
a. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (diuresis
osmotic) ditandai dengan frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membrane
mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit meningkat,
polidipsi, merasa lemas, suhu tubuh meningkat, status mental
berubah.
b. Defisit Nutrisi berhubungan dengan faktor biologis ditandai dengan
berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal, membrane
mukosa pucat, serum albumin turun, rambut rontok berlebihan.
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
iskemik jaringan ditandai dengan pengisian kapiler >3 detik, nadi
perifer tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat, turgor kulit
menurun, nyeri ekstremitas, edema, penyembuhan luka lambat, bruit
femoral.
d. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis ditandai
dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif, gelisah,
frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, tekanan darah meningkat, pola
napas berubah, nafsu makan berubah, menarik diri, berfokus pada diri
sendiri.
e. Kerusakan Integritas kulit berhubungan dengan neuropati perifer
ditandai dengan kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit, nyeri,
perdarahan, kemerahan, hematoma.
f. Resiko Infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (diabetes).
g. Resiko Cedera berhubungan dengan perubahan sensasi.
3. Intervensi Keperawatan
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (diuresis
osmotic) ditandai dengan frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membrane mukosa
kering, volume urine menurun, hematokrit meningkat, polidipsi, merasa
lemas, suhu tubuh meningkat, status mental berubah.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah melakukan intervensi yang telah dibuat
untuk mengetahui respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
diberikan. Berdasarkan diagnose keperawatan di atas, evaluasi hasil yang
diharapkan adalah sebagai berikut:
a. Hipovolemi klien dapat teratasi.
b. Defisit nutrisi klien dapat terpenuhi.
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer dapat teratasi.
d. Nyeri akut klien dapat teratasi.
e. Kerusakan integritas kulit yang dialami klien dapat teratasi.
f. Resiko infeksi tidak terjadi.
g. Resiko cedera tidak terjadi.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian Fisik (per sistem)
b. Pengkajian fungsional lansia (menggunakan Indeks Katz dan
Barthel Indeks)
c. Pengkajian Kognitif (menggunakan SPMSQ dan MMSE)
I. PENGKAJIAN/PENGUMPULAN DATA :
A. IDENTITAS/DATA BIOGRAFIS KLIEN
1. Nama : Ny.S
2. No. Rekam Medis : 14159867
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Tempat Tanggal Lahir : Gianyar, 12 Mei 1949
5. Umur : 70 Tahun
6. Agama : Hindu
7. Status Perkawinan : Sudah Menikah
8. Pekerjaan : Tidak bekerja
9. Pendidikan Terakhir : Tidak tamat SD
10. Alamat Rumah : Sengguan Kangin, Gianyar
11. Orang yang dekat dihubungi : Tn.T
12. Hubungan dengan klien : Anak Kandung
13. Tanggal masuk ke RS : 7 September 2019
B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan badannya terasa lemas walaupun tidak melakukan
aktivitas berat
C. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
Ny.S mengatakan badannya terasa lemas walaupun tidak melakukan
aktivitas berat dari 5 hari yang lalu dan pada punggung kaki kanan Ny. S
terdapat luka , lalu keluarga Ny.S membawa Ny.S berobat ke RS
Sanjiwani Gianyar melalui UGD. Setibanya di UGD pasien mendapatkan
tindakan cek gula darah, pemasangan infus NaCl 0,9% dan ternyata gula
darah Ny.S hampir 400mg/dl. Sekarang Ny.S dilakukan rujukan untuk
opname di ruang rawat inap untuk melakukan tindakan lebih lanjut
D. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Ny.S mengatakan sudah memiliki riwayat Diabetes kurang lebih 5 tahun
yang lalu tetapi belum pernah dirawat di RS
E. GENOGRAM
terlampir
F. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Ny.S mengatakan memang dulu ayahnya menderita penyakit sama seperti
Ny. S yaitu diabetes.
G. RIWAYAT PEKERJAAN
Ny.S mengatakan saat masih muda pernah berdagang dipasar berjualan
canang
H. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Ny.S mengatakan lingkungan rumahnya bersih serta banyak pepohonan
yang sejuk
I. RIWAYAT REKREASI
Ny.S mengatakan saat masih muda sering berekreasi bersama alm. suami
serta anaknya ke pantai
J. SISTEM PENDUKUNG
Ny.S mengatakan setelah suaminya meninggal anaknya tidak perduli lagi
dengan Ny. S dan Ny. S merasa tidak mendapat dukungan dari orang satu
satunya yang Ny. S harapkan.
K. SPIRITUAL/KULTURAL
1. Pelaksanaan ibadah
Ny.S mengatakan sering beribadah menghaturkan sesajen setiap hari dan
melakukan persembahyangan
2. Keyakinan tentang kesehatan
Ny. S mengatakan kesehatan itu sangat penting, jika sehat bisa melakukan
semua aktivitas apapun
L. PEMERIKSAAN FISIK
Tinjauan Sistem
1. Keadaan umum : Baik (Sadar)
2. Tingkat kesadaran
3. (Composmetis)
4. Glasgow Coma Scale (GCS): :V : 5, M : 4, V : 5
5. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu : 36,5oC
b. Nadi : 80x/menit
c. Tekanan darah
8. Sistem Kardiovaskuler
Jantung:
I: warna kulit sesuai dgn warna kulit bagian tubuh lainnya.
P: tidak ada pembesaran jantung.
P: perkusi suara redup.
A: tidak terdapat bunyi jantung tambahan
9. Sistem Pernafasan
Dada:
I: pengembangan dada simetris kanan dan kiri, tulang dada terlihat jelas
P: taktil fremitus teraba sama sama antara kanan dan kiri, depan dan belakang.
P: perkusi dada redup.
A: bunyi nafas vesikuler
10. Sistem Integument
Ekstremitas atas:
- Kuku bersih, capilary refil kembali <3 detik
Ekstremitas bawah:
- Kuku bersih, capilary refil kembali <3 detik, telapak kaki pecah-pacah, terdapat
luka di punggung kaki kanan dengan kedalam luka 3 cm dan luas 5cm
12. Sistem Perkemihan :
BAK : 3-6 kali dalam sehari, urin warna kuning
Ny. S mengatakan tidak merasakan nyeri saat BAK. Tidak ada
inkontinensia urine
4444 4444
4444 4444
M. PENGKAJIAN FUNGSIONAL
ADL (Activity Daily Living)
Pengkajian fungsional berdasarkan INDEKS KATZ
Pengkajian ini meliputi obsservasi kemampuan klien untuk melakukan
aktivitas kehdupan sehari-hari/Activity Daily Living (ADL)
1. INDEKS KATZ
Termasuk/katagori manakah klien?
Skore Kriteria:
Katagori Keterangan
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen
(BAB atau BAK), berpindah, ke kamar
kecil, mandi dan berpakaian
B Kemandirian dalam semua hal kecuali satu
dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua hal, kecuali
mandi dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua hal kecuali
mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan
E Kemandirian dalam semua hal, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu
fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua hal kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi
tersebut
Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi,
Lain tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai
C, D, E atau F
Keterangan:
Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan efektif dari
orang lain, seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi
dianggap tidak melakukan fungsi meskipun klien dianggap mampu
Keterangan
Skore No Pertanyaan Jawaban
Kesalahan 0-2
+ -
: Fungsi
√ 1 Tanggal berapa hari ini? benar
intelektual
√ 2 Hari apa sekarang? salah
utuh
Kesalahan 3-4 √ 3 Apa nama tempat ini? benar
: √ 4 Berapa nomor telepon benar
Kerusakan Anda?
intelektual Dimana alamat Anda?
ringan (tanyakan bila tidak
Kesalahan 5-7 memiliki telepon)
: √ 5 Berapa umur Anda? benar
Kerusakan √ 6 Kapan Anda lahir? salah
intelektual √ 7 Siapa Presiden Indonesia benar
sedang sekarang?
Kesalahan 8- √ 8 Siapa Presiden sebelumnya? benar
10 : √ 9 Siapa nama Ibu Anda? benar
Kerusakan √ 10 Berapa 20 dikurangi 3? benar
intelektual (Begitu seterusnya sampai
berat bilangan terkecil)
2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan mnggunakan
Mini Mental Status Exam (MMSE)
Nilai Nilai Pertanyaan
maksimum pasien
Orientasi
5 4 (tahun) (musim) (tanggal)
(hari) (bulan apa sekarang?)
5 4 Dimana kita: (Negara
bagian) (wilayah) (kota)
(rumah sakit) (lantai)?
Nilai Nilai Pertanyaan
maksimum pasien
Registrasi
3 3 Sebutkan nama 3 objek: 1
detik untuk mengtakan
masing-masing. Beri 1 poin
untuk setiap jawaban yang
benar
Perhatian dan kalkulasi
5 5 Seri 7’s 1 poin untuk setiap
kebenaran. Berhenti setelah
5 jawaban. Berganti eja
“kata” ke belakang
Mengingat
3 3 Meminta untuk mengulang
ketiga objek di atas.
Berikan 1 poin untuk setiap
kebenaran
Bahasa
9 8 Nama pensil dan melihat (2
poin)
Mengulang hal berikut :
tidak ada jika, dan atau
tetapi (1 poin)
27 Nilai total
Keterangan :
Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya
kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
O. PENGKAJIAN STATUS EMOSIONAL
Identifikasi masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
a. Apakah klien mengalami kesulitan tidur? Iya
b. Apakah klien sering merasa gelisah? Iya
c. Apakah klien sering murung dan menangis sendiri? Iya
d. Apakah klien sering was-was atau khawatir? Iya
Pertanyaan tahap 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari satu kali dalam satu bulan?
Iya
b. Ada atau banyak pikiran? Iya
c. Ada masalah atau gangguan dengan keluarga lain? Iya
d. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? Tidak
e. Cenderung mengurung diri? Iya
Bila lebih dari satu atau sama 1 jawaban “ya”Masalah Emosional Positif
(+)
5 Kognisi
a. Orientasi baik 0 0
b. Kesulitan mengerti 2 0
perintah 2
c. Gangguan memori 3 0
d. Kebingungan 3 0
e. Disorientasi 0
6 Pengobatan dan Penggunaan
Alat Kesehatan
a. >4 jenis pengobatan 1 0
b. Antihipertensi/ 2 2
hipoglikemik/ 2
antidepresan 2
c. Sedative/ 0
psikotropika/narkotika
d. Infuse/ epidural/ spinal/ 0
dower catheter/ traksi
7 Mobilitas
a. Mandiri 0 0
b. Menggunakan alat 1 0
bantu berpindah 2
c. Kordinasi/ 3 0
keseimbangan 4
memburuk 4
d. Dibantu sebagian 0
e. Dibantu 0
penuh/bedrest/nirse
assist
f. Lingkungan dengan 0
banyak furniture
8 Pola BAB/BAK
a. Teratur 0 0
b. Inkotinensia urine/feses 1 0
c. Nokturia 2 0
d. Urgensi/frekuensi 3 0
9 Komorbiditas
a. Diabetes/ penyakit 2 2
jantung/ stroke/ ISK 2
b. Gangguan saraf pusat/ 3 0
Parkinson
c. Pasca bedah 0-24 jam 0
Total skor 6
Keterangan
Risiko Rendah 0-7 √
Risiko Tinggi 8-13
Risiko Sangat Tinggi ≥ 14
Nama/ paraf
Catatan:
a. Pengkajian awal risiko jatuh dilakukan pada saat pasien masuk rumah
sakit, dituliskan pada kolom IA (Initial Assessment)
b. Pengkajian ulang untuk pasien risiko jatuh ditulis pada kolom keterangan
dengan kode:
1) Setelah pasien jatuh (Post Falls) dengan kode: PF
2) Perubahan kondisi (Change of Condition) dengan kode: CC
3) Menerima pasien pindahan dari ruangan lain (On Ward Transfer)
dengan kode: WT
4) Setiap minggu (Weekly) dengan kode: WK
5) Saat pasien pulang (Discharge) dengan kode: DC
Kode ini dituliskan pada kolom keterangan
T. INFORMASI PENUNJANG
1. Laboratorium
Data laboratorium yang berhubungan
Test Hasil Normal
ALT 16,4 10-40
AST 14,8 10-42
BUN 22,1 7-18
Creatinin 1,22 0,6-1,3
Glukosa 400mg/dL 80-120
Ureum 47,29 20-40
RBC 3,8110gr/uL 3,7-6,5
HGB 10,19 12-18
HCT 31,6 47,75
MCV 82,9 80-99
MCH 26,5 27-31
PLT 386 150-450
RDW 42,2 35-47
PDW 9,9 9-13
Retensi insulin
Hiperglikemia
Kadar glukosa
tidak terkontrol
Ketidak
Ketidakstabilan
kadar glukosa
dalam darah
2 05/10/2019 DS : Ny. S mengatakan Kurangnya Ketidakefektifan
10.00 wita merasa kesepian karena dukungan sosial manajemen
ditinggal oleh suami kesehatan
meninggal Kegagalan
DO : Ny. S tampak cenderung memasukkan
regimen
mengurung diri didalam
pengobatan
kamar dan enggan untuk
bersosialisasi
Ketidakefektifan
manajemen
kesehatan
3 05/10/2019 DS : Ny. S mengatakan Hiperglikemia Kerusakan
10.00 wita punggung kakinya terdapat Integritas Kulit
luka
Aliran darah
DO : Tampak terdapat lesi melambat
dipunggung kaki Ny. S ,
dengan kedalaman 3 cm dan
Iskemik
panjang 5 cm jaringan
Nekrosis
Ganggren
Kerusakan
integritas kulit
V. IMPLEMENTASI
No Nama/
No Tgl/Jam Implementasi Respon klien
Diagnosa TTD
1 5/10/201 I - Memonitor kadar glukosa dalam DS : Pasien mengatakan
9 darah badannya terasa lemas
Jam DO : Gula darah pasien <
10.00 400mg/dl
wita
- Memberikan insulin sesuai DS : Pasien mengatakan
resep badannya terasa lemas
DO : Pasien diberikan
insulin 10unit
DS : Pasien mengatakan
- Mengkolaborasikan dengan tim badannya terasa lemas
medis lainnya untuk pemberian DO : Pasien tampak
antiseptic pada luka pasien diberikan antiseptic pada
luka pasien
No Nama/
No Tgl/Jam Implementasi Respon klien
Diagnosa TTD
1 6/10/201 I - Memonitor kadar glukosa dalam DS : Pasien mengatakan
9 darah badannya terasa lemas
Jam DO : Gula darah pasien <
10.00 300mg/dl
wita
DS : Pasien dan
- Mengedukasikan kepada pasien keluarganya mengatakan
dan keluarga terkait terjadinya belum mengerti terkait
infeksi pada luka terjadinya infeksi pada luka
DO : Pasien dan
keluarganya tampak belum
mengerti terkait terjadinya
infeksi pada luka
DS : Pasien mengatakan
- Mengkolaborasikan dengan tim badannya terasa lemas
medis lainnya untuk pemberian DO : Pasien tampak
antiseptic pada luka pasien diberikan antiseptic pada
luka pasien
No Nama/
No Tgl/Jam Implementasi Respon klien
Diagnosa TTD
1 7/10/201 I - Memonitor kadar glukosa dalam DS : Pasien mengatakan
9 darah badannya terasa lebih
Jam bertenaga
10.00 DO : Gula darah pasien <
wita 200mg/dl
DS : Pasien mengatakan
- Melakukan pembalutan pada badannya terasa jauh lebih
luka sesuai dengan kondisi luka baik
DO : Punggung kaki pasien
sebelah kanan tampak
terdapat luka dengan
kedalam 3 dan lebar 5cm
DS : Pasien dan
- Mengedukasikan kepada pasien keluarganya mengatakan
dan keluarga terkait terjadinya sudah mengerti terkait
infeksi pada luka terjadinya infeksi pada luka
DO : Pasien dan
keluarganya tampak sudah
mengerti terkait terjadinya
infeksi pada luka
DS : Pasien mengatakan
- Mengkolaborasikan dengan tim badannya terasa jauh lebih
medis lainnya untuk pemberian baik
antiseptic pada luka pasien DO : Pasien tampak
diberikan antiseptic pada
luka pasien
VI. EVALUASI
No Tanggal/Jam No Dx Evaluasi Nama/
TTD
1 7/10/2019 I S:
Jam 11.00 wita - Pasien mengatakan badannya sudah terasa lebih segar
O:
- Pasien tampak lebih rileks
- Kadar glukosa pasien 200mg/dl
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan kondisi pasien
2 7/10/2019 II S:
Jam 11.30 wita - Pasien mengatakan sudah memahami tentang penyakit
yang dideritanya
O:
- Pasien tampak mengerti tentang apa yang dijelaskan
tim medis
- Kadar glukosa pasien 200mg/dl
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan kondisi pasien
7/10/2019 III S:
3 Jam 11.45 wita - Pasien mengatakan luka kakinya sudah mullai
mengering
O:
- Pasien tampak lebih rileks
- Luka pasien tampak sudah mongering dan sudah tumbuh
jaringan baru
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan kondisi pasien
DAFTAR PUSTAKA