Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract
Increasing of Green House Gases (GHG), especially carbon dioxide gas (CO2) as a result from
human activities, has been urge several countries for doing an activity regarding the minimization
of CO2 in the atmosphere. This activity includes capturing of CO2 from atmospheric air utilizing
sodium hydroxide solution (NaOH) and it is called artificial tree. This experiment utilize technical
grade NaOH with the purity of 98% produced in Indonesia. Capturing of CO2 is performed in a
cyclonic spray reactor which is equipped with sprayers. This paper describes the performance
of system to capture CO2 from atmospheric air in process laboratory, Institute for Environmental
Technology (Balai Teknologi Lingkungan) BPPT. The concentration of CO2 in the laboratory
was 445 ppm. To obtain the wide surface area, solution of NaOH is sprayed into the reactor,
whereas, the air is blown into the reactor with a cyclonic flowing. In that way, reaction between
NaOH solution and CO2 will be effective. By using a blower, atmospheric air enters the reactor.
The blower has a capacity of 15 liter/second. The solution of NaOH to be pumped into the reactor
has concentration of 1% and 2% respectively. In this experiment, the flow of atmospheric air into
the reactor is constant. Whereas, solution of NaOH enter the reactor is vary.
Key words: artificial tree, cyclonic spray, sodium hydroxide, carbon dioxide, atmospheric air.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pencegahan emisi gas carbon dioksida emisi yang besar, maka sudah selayaknyalah
ke atmosfer saat ini mendapat perhatian yang emisi gas CO2 dari kegiatan tersebut mulai
besar dari berbagai kalangan di seluruh dunia. diupayakan untuk dikendalikan. Pengendalian
Perhatian tersebut disebabkan karena gas tersebut dapat dilakukan dalam bentuk
karbon dioksida (CO2) diduga merupakan ‘penangkapan’ gas CO2 yang dihasilkan dari
penyumbang yang terbesar terhadap proses pembakaran bahan fosil. Teknologi
peristiwa pemanasan global di dunia ini. proses untuk menangkap CO2 dari gas buang
Perubahan iklim karena emisi CO2 sebagai meliputi antara lain: penyerapan menggunakan
hasil kegiatan manusia sudah selayaknya solvent (proses kimia), cryogenic, membran,
dipikirkan secara serius. Untuk mencegah absorbsi maupun adsorbsi secara fisik
cepatnya perubahan iklim, diperlukan satu dan yang pada saat ini mulai dipopulerkan
aktifitas untuk menstabilkan konsentrasi CO2 menggunakan proses biologi dengan agen
di udara. Pembakaran bahan bakar fosil baik fitoplankton melalui proses fotosintesis.
untuk keperluan pembangkit tenaga listrik Proses penangkapan CO2 dari atmosfer
atau transportasi merupakan penyumbang menggunakan bahan kimia (larutan NaOH)
yang besar dari emisi CO2 ke atmosfer1). perlu dilakukan, terutama di daerah perkotaan.
Karena kegiatan tersebut menyumbang Daerah perkotaan ini mempunyai ciri-ciri antara
Penerapan Teknologi Penangkapan...J. Tek. Ling.Edisi Khusus: 57 - 64 57
lain adalah ketersediaan lahan terbuka yang kegiatan manusia (anthropogenic) maupun
sangat sempit dan kadar polusi udara yang sumber yang dihasilkan oleh aktifitas alam
tinggi. Namun secara umum, penangkapan diperkirakan sejumlah 25 juta ton per tahun,
gas CO2 dari gas buang maupun dari atmosfer sedangkan gas non CO2 diperkirakan sebesar
memerlukan biaya dan energi yang besar. 30 juta ton setara gas CO2 per tahun.
Beberapa alasan yang menyebabkan mahal
1.2. Tujuan
dan besarnya energi yang diperlukan antara
lain adalah: Tujuan dari penelitian ini adalah
mengembangkan teknologi penangkapan
1. Gas CO 2 di dalam gas buang
CO 2 menggunakan NaOH cair sebagai
mempunyai tekanan parsial yang
larutan penyerap. Sedangkan sasaran dari
rendah. Tekanan parsial ini dapat
penelitian ini adalah:
ditambah dengan mengurangi tekanan
parsial dari gas nitrogen (N2) dengan 1. Terbangunnya satu unit reaktor
cara memisahkan gas ini sebelum sistem absorbsi yang bekerja secara
atau sesudah proses pembakaran. siklonik3).
2. Gas-gas CO 2 dan N 2 memerlukan 2. Diketahuinya kemampuan absorben
temperatur yang rendah dan tekanan NaOH dalam menyerap CO 2 di
yang tinggi untuk berkondensasi. atmosfer (ambien) di dalam sebuah
3. Beberapa senyawa yang ada di dalam reaktor sistem absorbsi melalui
gas buang yang mempunyai potensi pengoperasian reaktor tersebut.
sebagai penyebab korosi menambah
kompleksnya masalah dalam proses 2. METODOLOGI
pemisahan. 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian
4. Pengkondensasian uap air di dalam gas
Penelitian skala prototipe ini dilakukan
buang menambah beban pendinginan
di Laboratorium Proses Balai Teknologi
pada proses pemisahan.
Lingkungan, gedung 412, Puspiptek,
5. Gas-gas CO2 dan N2 relatif inert dan tidak Serpong. Penelitian dilakukan pada bulan
mengalami reaksi bolak-balik yang siap Nopember dan Desember 2008.
membentuk produk yang terpisah.
2.2. Sampling dan Analisis Sample
6. Untuk keperluan transportasi atau
penyimpanan, gas CO2 harus selalu Sampling diambil langsung dari keluaran
dalam keadaan bertekanan. reaktor dan dianalisis secara titrimetri dengan
dibantu teknik potensiometri menggunakan
Pengkajian lanjutan menyebutkan pH meter. Hal ini disebabkan karena titik
bahwa emisi gas rumah kaca tersebut dapat akhir titrasi antara larutan asam Klorida (HCl)
dikurangi dengan cara peningkatan efisiensi dengan campuran endapan Barium Karbonat
penggunaan energi dan penggunaan energi (BaCO3) dan larutan Sodium Hidroksida
alternatif non fosil seperti energi matahari, (NaOH) dengan menggunakan metoda visual
angin, biomassa atau nuklir. mengalami kendala keajegan (consistency)
data yang diperoleh. Hal ini ditunjukkan
Disatu sisi, Indonesia mempunyai
dengan buruknya keterulangan (repeatability)
kewajiban melaksanakan kesepakatan protokol
dan ketertiruan (reproducibility) data yang
Kyoto untuk ikut serta menurunkan kadar
dibangkitkan oleh intraindividu maupun
CO2 di atmosfer. Sehingga secara langsung
interindividu. Untuk menyiasati persoalan
berkewajiban menjaga timbulnya gas rumah
tersebut digunakan penanggap listrik (electrical
kaca dan mengurangi dampak pemanasan
detector) guna menegaskan pengamatan
global2). Total CO2 yang dihasilkan di dunia
visual titik setara yang diperlihatkan oleh
ini, baik dari sumber yang disebabkan oleh
larutan penunjuk (indicator) bromofenol biru.
58 Adi Mulyanto, dkk. 2009
Metodologi analisis sample dapat Di dalam reaktor terjadi reaksi sebagai
disampaikan sebagai berikut4): berikut:
Persiapan pembuatan pereaksi: CO2 (g) + NaOH (aq) J NaHCO3 (aq) (i)
1) NaOH 1%, dengan cara menimbang NaHCO3 (aq) + NaOH (aq) J Na2CO3 (aq) + H2O (ii)
sebanyak 26 gram NaOH kemudian Larutan Na2CO3 kemudian direaksikan
dilarutkan dalam 2600 mL aquadest. dengan larutan BaCl2 jenuh dan dititrasi
2) HCl 0,1 N, dengan cara mengencerkan menggunakan larutan HCl 0,1N. Indikator
sebanyak 8,3 mL HCl 37% kedalam fenolphtalein diberikan untuk mengetahui
labu ukur 1000 mL. bahwa hasil reaksi sudah netral dan
3) Na2CO3 0,1N, dengan cara bromofenol biru diberikan untuk mengetahui
menimbang sebanyak 0,53 gram habisnya endapan BaCO3 yang terbentuk.
Na2CO3 kemudian dilarutkan dalam Reaksi yang terbentuk dapat digambarkan
labu ukur 100 mL. sebagai berikut:
4) Larutan BaCl2 jenuh. Na2CO3 (aq) + BaCl2 (aq) J BaCO3 (s) + 2 NaCl (iii)
5) Fenolpthalein 0,04% dalam etanol BaCO3 (s) + 2 HCl (aq) J BaCl2 + H2O + CO2 (g) (iv)
50%.
Reaksi (iv) yang merupakan ukuran
6) Bromofenol biru 0,04%. jumlah CO2 terserap dalam NaOH ditetapkan
Pelaksanaan Analisis: secara visual dengan menggunakan larutan
penunjuk bromo fenol biru (bekerja pada
1) Standarisasi larutan HCl dan NaOH. rentang pH 3 – 4) yang dapat berubah dari
Standarisasi larutan HCL 0,1 N dengan warna basa biru menjadi warna asam kuning
Na2CO3 0,1N sebagai larutan standar kehijauan.
primer. Standarisasi larutan NaOH
1% dengan larutan HCl yang telah 2.3. Rancangan Peralatan
distandarisasi Na2CO3 0,1N. Gas CO2 yang terkandung di dalam
2) Analisis Karbondioksida yang udara bebas akan diserap dengan jalan
terabsorpsi pada larutan NaOH direaksikan dengan larutan NaOH di dalam
dilakukan dengan metode titrimetri. sebuah reaktor. Reaktor dirancang bekerja
Karbondioksida yang terabsorpsi secara siklonik, dimana udara ditiup ke dalam
larutan NaOH diendapkan dengan reaktor dari bagian bawah dan membentuk
BaCl2 jenuh, selanjutnya dilakukan aliran memutar sehingga menimbulkan
titrasi melalui tiga tahap titrasi. efek aliran siklon. Sementara itu, larutan
NaOH dipompakan ke dalam reaktor melalui
Titrasi pertama dilakukan untuk beberapa nosel yang dirancang menyerupai
menetralisir jumlah natrium hidroksida pohon di tengah-tengah reaktor.
yang tersisa dalam larutan setelah
bereaksi dengan karbondioksida; Unit absorber terdiri dari blower,
Titrasi kedua dilakukan untuk pompa, penampung absorben (untuk
menganalisis karbondioksida yang preparasi, pengumpanan dan persediaan),
diabsorpsi oleh larutan NaOH. reaktor (absorber), siklon, penampung udara
yang sudah diserap CO2 nya, dan pemipaan
3) Perhitungan : termasuk peralatan ukur (flowmeter).
Reaktor didesain berdasarkan sistem
(NHClxVHCl)-(NNaOHxVNaOH)x44x1000
CO2 (mg/L) = siklonik. Udara ditiup menggunakan blower,
2xVsampel masuk ke dalam reaktor dari sisi samping.
Absorben (NaOH) cair dipompakan masuk
ke dalam reaktor dari bagian tengah-
absorber yang merupakan bagian utama Hubungan antara biaya yang dibutuhkan
dari unit pohon buatan. Semua perhitungan untuk menyerap 1 gram CO 2 dengan
dalam pengoperasian prototipe ini didasarkan efisiensi proses dapat dilihat pada Gambar
pada waktu operasi selama 1 jam. Dalam 7. Perhitungan biaya tersebut didasarkan
percobaan ini diperoleh data berupa: pada harga NaOH kemurnian 98% sebesar
1) Jumlah CO2 (dalam liter) dari udara Rp. 12.000,- per kilogram dan harga listrik
yang direaksikan dengan sejumlah dengan golongan tarif R2M (daya 6.600 VA)
absorben (larutan NaOH, dalam liter). non subsidi sebesar Rp. 1.380,- per kWh.
2) Biaya penyerapan per gram CO2 yang
bereaksi.
3) Efisiensi penyerapan CO2 dari udara
ambien menggunakan pohon buatan.
(1) Reaksi NaOH 1% dengan CO2 dari
Udara.
NaOH yang digunakan mempunyai
kemurnian 98%. Hasil dari reaksi tersebut
dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
Series 1 merupakan volume larutan
NaOH berkonsentrasi 1% yang nilainya Gambar 5. Gas CO2 yang Bereaksi
dikalikan dengan 100 liter. Sedangkan dengan Larutan NaOH 1%.
series 2 merupakan volume gas CO2 yang
berhasil bereaksi dengan larutan NaOH 1%