Sunteți pe pagina 1din 10

MANAJEMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD NEGERI

MANGKUBUMEN 83 SURAKARTA

Riyanti, Sutama, dan Maryadi


Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
sutama@ums.ac.id

Abstract. The purpose of this study was to describe (1) the characteristics of
mathematics learning plan; (2) the characteristics of the implementation of
mathematics; and (3) the characteristics of the mathematics curriculum
evaluation. Qualitative research with ethnographic design. Locations in SD Negeri
Surakarta Mangkubumen 83. Data collection techniques with in-depth interview,
documentation and observation. Analysis of the data by three stages: data reduction,
data presentation, and drawing conclusions with verification. Results of the study (1)
mathematics learning plan prepared by teachers in groups based on the education unit
level curriculum (SBC), developed in accordance with the environmental conditions
of each school. (2) The learning objectives based on the curriculum of mathematics
education unit level. Mathematics learning materials consist of six (6) standard
of competence, divided for the first semester of four (4) standard of competence,
and two (2) standard of competence for the second semester. Mathematics teaching
methods used by teachers is the deductive method, demonstration, discussion,
expository, exercise, and frequently asked questions. Mathematics instructional
media types vary, with the aim to explain mathematical concepts. Implementation of
the learning is done in three stages: the initial stage, the core stage of learning, and
the final stage. (3) Evaluation Mathematics curriculum, conducted by the principal
during the learning process and the end of the semester by means of observation,
documentation and observation. Curriculum evaluation component comprising: a
standard assessment content, assessment of learning planning, implementation of
learning, assessment standards and graduation standards.

Keywords: management, learning, mathematics

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) ciri-ciri perencanaan
pembelajaran matematika; (2) ciri-ciri pelaksanaan matematika; dan (3) ciri-ciri
evaluasi kurikulum matematika. Jenis penelitian kualitatif dengan desain etnografi.
Lokasi di SD Negeri Mangkubumen 83 Surakarta. Teknik pengumpulan data dengan
wawancara mendalam, dokumentasi, dan observasi. Analisis data dengan tiga
tahapan yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan dengan verifikasinya.
Hasil penelitian (1) perencanaan pembelajaran matematika disusun oleh guru secara
berkelompok dengan berpedoman pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP),
dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah masing-masing. (2) Tujuan
pembelajaran matematika berpedoman pada kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Materi pembelajaran matematika terdiri dari 6 (enam) standar kompetensi
yang terbagi untuk semester I sebanyak 4 (empat) standar kompetensi, dan 2 (dua)
standar kompetensi untuk semester II. Metode pembelajaran matematika yang
digunakan oleh guru adalah metode deduktif, demonstrasi, diskusi, ekspositori,

65
66 Manajemen Pembelajaran Matematika...(Riyanti et al.)

latihan, dan tanya jawab. Jenis media pembelajaran matematika bermacam-macam,


dengan tujuan untuk menjelaskan konsep matematika. Pelaksanaan pembelajaran
dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap awal, tahap inti pembelajaran, dan tahap
akhir. (3) Evaluasi kurikulum mata pelajaran Matematika, dilakukan oleh kepala
sekolah selama proses pembelajaran dan akhir semester dengan cara observasi,
dan pengamatan dokumentasi. Komponen evaluasi kurikulum terdiri dari: penilaian
standar isi, penilaian perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, standar
penilaian, dan standar kelulusan

Kata kunci: manajemen, pembelajaran, matematika.

Pendahuluan dengan kebiasaan tanpa memperhatikan


Pembelajaran matematika di Sekolah langkah-langkah pembelajaran yang
Dasar merupakan salah satu kajian yang telah di susun dalam RPP. (3) dalam
selalu menarik untuk dikemukakan karena mengorganisir proses pembelajaran guru
adanya perbedaan karakteristik khususnya kurangmemperhatikan langkah-langkah
antara hakikat anak/siswa dengan hakikat pembelajaran yang benar. (4) instrumen
matematika. Matematika bagi siswa SD yang digunakan untuk evaluasi pembelajaran
berguna untuk kepentingan hidup dalam kurang bervariasi.
lingkungannya, untuk mengembangkan Pembelajaran menurut Suprijono
pola pikirnya, dan untuk mempelajari ilmu- (2011: 13) diartikan sebagai upaya guru
ilmu yang lainnya. Kegunaan atau manfaat mengorganisir lingkungan dan menyediakan
matematika bagi siswa SD adalah sesuatu fasilitas belajar bagi peserta didik untuk
yang jelas yang tidak perlu dipersoalkan lagi, mempelajarinya. Menurut Wirodikromo
lebih-lebih pada era pengembangan ilmu (2007: 4), matematika berasal dari bahasa
pengetahuan dewasa ini. latin manthanein atau mathema yang berarti
Khusus di klas V SD Negeri belajar atau hal yang dipelajari. Matematika
Mangkubumen 83 Surakarta, matemaka yang dalam bahasa Belanda disebut wiskunde
merupakan mata pelajaran yang termasuk atau ilmu pasti, yang kesemuanya
Ujian Sekolah (US) selalu mendapat berkaitan dengan penalaran. Ciri utama
perhatian oleh guru, sehingga sejak kelas matematika adalah penalaran deduktif, yaitu
rendah guru selalu berusaha agar siswa kebenaran suatu konsep atau pernyataan
selalu tuntas, dan berupaya untuk menekan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
jumlah siswa yang remidi. Usaha guru sebelumnya sehingga kaitan antar konsep
tersebut terbukti membuahkan hasil, dimana atau pernyataan dalam matematika bersifat
SD Negeri Mangkubumen 83, selama 5 (lima) konsisten.
tahun terakhir nilai rata- rata UAN untuk Leonard (2009) telah melakukan
mata pelajaran matematika selalu meningkat, penelitian tentang penerapan CRP (culturally
dan tidak ada siswa yang tidak lulus US. relevant pedagogy) di kelas matematika
Walaupun pembelajaran matematika di bersifat komplek dan mungkin tidak sesuai
SD Negeri Mangkubumen 83 tergolong baik, dengan asumsi guru tentang matematika,
namun masih ada berbagai permasalahan bagaimana hal ini akan diajarkan dan
terkait dengan manajemen pembelajaran bagaimana peran guru dihubungkan dengan
matematika, diantaranya: (1) perencanaan siswa yang diajar. Penerapan CRP yang baik
pembelajaran dari tahun ke tahun tidak tergantung pada kemampuan guru untuk:
ada perubahan. (2) dalam pelaksanaan 1) membaca siswa; 2) memonitor tugas
pembelajaran guru melaksanakan sesuai untuk mempertahankan ketertarikan siswa

ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 29, No. 1, Juni 2017: 65-74 67
dengan penawaran kognitif yang tinggi; Berdasarkan latar belakang masalah
dan 3) memperkenalkan matematika secara seperti di atas, maka fokus penelitianini,
mendalam dan menyeluruh termasuk latar ”Bagaimana pengelolaan pembelajaran
belakang pengetahuan dan matematika itu matematika di SD Negeri Mangkubumen 83
sendiri. Selain itu kelas tambahan dibutuhkan Surakarta. Fokus penelitian tersebut terbagi
untuk membantu guru dan peneliti melihat dalam sub fokus meliputi: (1) Bagaimana ciri-
pengajaran matematika di kelas secara ciri perencanaan pembelajaran matematika di
relevan. SD Negeri Mangkubumen 83 Surakarta?: (2)
Sutama, dkk (2012) dalam penelitiannya Bagaimana ciri-ciri pelaksanaan pembelajaran
menunjukkan bahwa pengelolaan kelas dan matematika di SD Negeri Mangkubumen
media yang dilakukan dengan tepat membuat 83 Surakarta?: dan (3) Bagaimana ciri-ciri
pembelajaran matematika efektif, produktif, evaluasi kurikulum matematika di SD Negeri
dan menumbuhkan motivasi untuk Mangkubumen 83 Surakarta?
pemahaman konsep; Pengelolaan bahan Sesuai dengan fokus penelitian di
pembelajaran secara holistik menghasilkan atas, maka tujuan penelitian ini: (1) Untuk
hasil yang optimal dan berfikir reflektif bagi mendeskripsikan ciri-ciri perencanaan
siswa; pengelolaan interaksi membuat proses pembelajaran matematika di SD Negeri
pembelajaran hidup dan menyenangkan dan Mangkubumen 83 Surakarta. (2) Untuk
akhirnya menghasilkan pencapaian tujuan mendeskripsikan ciri-ciri pelaksanaan
pembelajaran. matematika di SD Negeri Mangkubumen 83
Isandespha (2015) telah melakukan Surakarta. (3) Untuk mendeskripsikan ciri-
penelitian yang menunjukkan bahwa Bahan ciri evaluasi kurikulum matematika di SD
ajar dalam bentuk diktat perkuliahan yang Negeri Mangkubumen 83 Surakarta.
dikembangkan dengan pendekatan realistik
bernuansa islami pada matakuliah materi Metode Penelitian
pembelajaran matematika SD layakdigunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian
dalam perkuliahan bagi mahasiswa PGSD. kualitatif. Yaitu penelitian yang bermaksud
Ditinjau dari komponen materi, pembelajaran untuk memahami kejadian tentang apa
matematika realisti bernuansa islami dan yang dialami oleh subjek penelitian alami,
dari aspek media, mendapatkan penilaian yang diuraiakan dengan cara deskripsi dalam
dari ahli dengan kriteria “baik”. bentuk kata-kata dan
Excel (2012), telah melakukan penelitian kalimat. Desain etnografi (Ethnographic
dengan hasil bahwa ketentuan dukungan Research) yaitu penelitian yang
matematika melalui pembelajaran dan memfokuskan pengelolaan pembelajaran
pengembangan layanan adalah pendekatan matematika yang terfokus pada pengelolaan
praktis bertujuan untuk mengkomunikasikan pembelajaran matematika. Lokasi yang
matematika dan meningkatkan kemampuan digunakan dalam penelitian ini adalah di
dan berfikir matematika siswa. Studi ini SD Negeri Mangkubumen 83 Surakarta,
menggali bagaimana siswa terlibat dalam dilakukan di kelas V. Penelitian dilakukan
pengembangan layanan matematika dan mulai dari bulan Februari 2016 sampai
bagaimana layanan berdampak pada prestasi. dengan bulan Juli 2016. Teknik pengumpulan
Kenyataan tersebut di atas mendorong data dengan menggunakan wawancara,
peneliti untuk melakukan kajian tentang dokumentasi, dan observasi. Terdapat tiga
pengelolaan pembelajaran matematika di SD komponen analisis yang saling berkaitan
Negeri Mangkubumen 83 Surakarta, dalam dan berinteraksi, komponen satu dengan
penelitian yang berjudul: ”Pengelolaan yang lainnya tidak dapat dipisahkan dari
Pembelajaran Matematika Di SD Negeri kegiatan pengumpulan data. Tiga komponen
Mangkubumen 83 Surakarta”. pokok daam penelitian ini meliputi reduksi

ISSN: 0852-0976
68 Manajemen Pembelajaran Matematika...(Riyanti et al.)

data, sajian data, dan penarikan simpulan penjabaran secacara operasional dari
dengan verifikasinya. Tiga komponen dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan
analisis data dilakukan secara terus menerus (KTSP), berdasarkan silabus tersebut, guru
dan saling menjalin dalam proses pelaksanaan mengembangkan dalam rencana operasional
pengumpulan data, sehingga analisis data ini melalui KKG, yang selanjutnya oleh guru di
merupakan model analisis jalinan. Dalam sekolah masing-masing dikembangkan lagi
penelitian ini uji validitas dilakukan dengan sendiri sesuai dengan kondisi sekolah yang
kredibilitas (validitas internal), dengan cara ada. Pengembangan RPP yang mengacu
triangulasi sumber. pada silabus tersebut sesuai dengan pendapat
Sanjaya, (2008: 59), yang menyebutkan bahwa
Hasil dan Pembahasan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)
A. Perencanaan Pembelajaran Mate- adalah program perencanaan yang disusun
matika di SD Negeri Mangkubumen sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran
83 Surakarta untuk setiap kegiatan proses pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran mate- RPP dikembangkan berdasarkan silabus.
matika kelas V SD Negeri Mangubumen Dengan memperhatikan RPP yang
83 Surakarta, secara sadar dipersiapkan oleh sudah disusun oleh guru, sebenarnya sudah
guru untuk menunjang proses pembelajaran, dapat digambarkan, sejauh mana proses
untuk itu perencanaan pembelajaran telah pembelajaran tersebut akan dilakukan oleh
disusun sedemikian rupa sehingga guru guru, dan sejauh mana kompetensi yang
melakukan langkah-langkah pembelajaran akan ditempuh oleh siswa. Sehingga apabila
secara jelas tergambar di RPP. Kejelasan hasil yang dicapai tidak sesuai dengan
langkah dalam pembelajaran dalam RPP yang diharapkan dalam RPP, maka perlu
dimaksudkan atar RPP yang disusun dilakukan evaluasi, apakah RPP nya yang
nantinya benar-benar dapat digunakan salah, atau pelaksanaannya yang kurang
sebagai pedoman dan skenario pembelajaran sesuai dengan RPP. Dengan kata lain,
yang memberi gambaran nyata tindakan yang melalui RPP, maka dapat digunakan sebagai
harus dilakukan oleh guru dan siswa, serta alat kontrol pelaksanaan pembelajaran.
hasil yang akan dicapai, yang diukur dengan Sebagai salah satu alat kontrol dalam
instrumen yang telah ditetapkan, dengan pembelajaran, maka dapat dikatakan
tetap mengacu pada kurikulum yang berlaku bahwa RPP merupakan salah satu
yaitu KTSP. Acuan kurikulum KTSP dalam fungsi dalam manajemen pembelajaran,
menyusun RPP, didasarkan atas pemikiran yaitu fungsi perencanaan. Rencana
bahwa dalam pendidikan mempunyai fungsi pelaksanaan pembelajaran matematika
sebagai alat mencapai tujuan pendidikan telah diperhitungkan oleh guru tentang apa
yang diinginkan, dan sebagai pedoman yang akan dilakukan dalam pelaksanaan
mengatur segala kegiatan sehari-hari di pembelajaran, dan bagaimana cara mencapai
sekolah. Hal ini sejalan dengan teori tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Hal
yang dikemukakan oleh Nasution ( 2005: ini sesuai dengan pendapat Sutarno (2011:
8) yang menyatakan bahwa: Kurikulum 109), bahwa perencanaan diartikan sebagai
pada dasarnya merupakan seperangkat perhitungan dan penentuan tentang apa yang
rencana dan peraturan berdasarkan standar akan dijalankan dalam rangka mencapai
pendidikan tentang kemampuan dari sikap, tujuan tertentu, dimana menyangkut tempat,
materi dan pengalaman belajar dan penilaian oleh siapa pelaku itu atau pelaksana dan
yang berbasis potensi kondisi peserta didik. bagaimana tata cara mencapai itu.
Acuan dalam menyusun pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran
matematika kelas V SD Negeri Mangkubumen matematika yang sudah disusun oleh guru,
83 Surakarta, adalah silabus yang merupakan secara jelas menggambarkan tujuan dan

ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 29, No. 1, Juni 2017: 65-74 69
tindakan apa yang akan dijalankan, tahap- untuk melakukan evaluasi pembelajaran.
tahap pembelajaran yang terbagi dalam Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu
beberapa langkah mulai dari kegiatan awal, belajar sebagaimana mestinya belajar.
kegiatan inti dengan kegiatan eksplorasi, Dengan merencanakan, melaksanakan,
elaborasi, dan konfirmasi dan diakhiri dan melakukan evaluasi pembelajaran,
dengan kegiatan penutup, merupakan menunjukkan guru telah menyadari bahwa
proyeksi aktivitas guru selama melaksanakan penyelesaian masalah dalam matematika
pembelajaran. Dengan demikian dapat merupakan suatu proses mental yang
dikatakan bahwa perencanaan pembelajaran kompleks yang memerlukan visualisasi,
merupakan proyeksi dari tindakan guru, hal imajinasi, manipulasi, analisis, abstraksi dan
ini sejalan dengan teori yang dikemukakan penyatuan ide. Sehingga diperlukan interaksi
oleh Sudjana (2008), yang menyatakan antara aktivitas kognitif dan metakognisi.
bahwa perencanaan pembelajaran merupakan Hal ini mendukung hasil
kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang penelitian Desoete (2010) yang
akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran menyimpulkan bahwa dengan adanya tingkat
(PBM). kerumitan dalam pembelajaran matematika,
Walaupun perencanaan pembelajaran sangat berguna untuk mengevaluasi keahlian
matematika kelas V SD Negeri Mangkubumen metagkognisi dalam diri anak untuk focus pada
83 Surakarta telah disusun oleh guru dalam factor dan peran mereka dalam pembelajaran
kegiatan KKG, namun guru masing-masing dan pengembangan matematika. Hasil studi
sekolah bebas untuk mengembangkan sesuai mengatakan bahwa metakognisi dapat dilatih
dengan kondisi lingkungan sekolah dan dan mempunyai manfaat dalam kinerja
karakter siswa masing-masing. Selain anak untuk menyelesaikan permasalahan
itu penyusunannya disesuaikan dengan matematika. Keahlian metakognitif
kompetensi dasar dan tujuan kurikulum harus diajarkan secara eksplisit untuk
yang telah ditetapkan, artinya antara materi meningkatkan pemahaman anak terhadap
pembelajaran dan sumber belajar yang matematika. Sangat memungkinkan dengan
dipilih oleh guru dengan tujuan pembelajaran, lebih banyaknya pengajaran metakognitif,
kompetensi dasar dan standar kompetensi proses pengajaran matematika akan lebih
harus saling terkait. Penyusunan RPP yang meningkat.
telah tersusun dengan sistematis tersebut Tahap awal pembelajaran guru
menunjukkan bahwa guru kelas V SD Negeri mengelola kelas, memberikan apersepsi,
Mangkubumen 83 Surakarta, telah telah menyampaikan materi pembelajaran
mengkoordinasikan komponen-komponen secara garis besar, dan memberi motivasi
pembelajaran, sehingga arah kegiatan kepada siswa. Khususnya kegiatan guru
pembelajaran menjadi jelas dan sistematis. dalam mengelola kelas, dilakukan oleh
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan guru agar siswa memiliki kesiapan yang
oleh Majid (2008:16) mengatakan bahwa baik terhadap pembelajaran yang akan
perencanaan pembelajaran merupakan disampaikan. Karena guru beranggapan
proses yang sistematis dalam pengambilan bahwa pengelolaan kelas yang baik maka
keputusan terhadap tindakan pembelajaran pembelajaran akan berjalan lebih efektif, dan
yang akan dilakukan. siswa akan lebih termotivasi. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Sutama, dkk (2012)
B. Pelaksanaan Matematika di SD Negeri yang menyimpulkan bahwa pengelolaan
Mangkubumen 83 Surakarta kelas dan media yang dilakukan dengan tepat
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membuat pembelajaran matematika efektif,
yang telah ditetapkan, guru telah produktif, dan menumbuhkan motivasi untuk
merencanakan, melaksanakan, dan berupaya pemahaman konsep. Pengelolaan bahan

ISSN: 0852-0976
70 Manajemen Pembelajaran Matematika...(Riyanti et al.)

pembelajaran secara holistik menghasilkan materi yang akan disampaikan oleh guru,
hasil yang optimal dan berfikir reflektif bagi dan memeriksa tugas yang diberikan oleh
siswa; pengelolaan interaksi membuat proses guru. Kegiatan dalam melaksanakan
pembelajaran hidup dan menyenangkan dan kegiatan awal ini sesuai dengan penerapan
akhirnya menghasilkan pencapaian tujuan pembelajaran hasil penelitian Leonard
pembelajaran. (2009) yang menyimpulkan bahwa penerapan
Tahap penyampaian Inti pembelajaran CRP (culturally relevant pedagogy) di
dilakukan oleh guru menggunakan metode kelas matematika tergantung pada
dalam tiga kegiatan yaitu, eksplorasi, kemampuan guru dalam: 1) membaca
elaborasi, dan konfirmasi. Antara ketiga kondisi siswa; 2) memonitor tugas untuk
kegiatan tersebut dilakukan dengan cara mempertahankan ketertarikan siswa dengan
berkesinambungan, pada tahap awal guru penawaran kognitif yang tinggi; dan
melakukan eksplorasi, yaitu kegiatan guru 3) memperkenalkan matematika secara
untuk menciptakan keterlibatan siswa mendalam dan menyeluruh termasuk latar
secara langsung mencari dan menghimpun belakang pengetahuan dan matematika itu
informasi, menggunakan lingkungan sekolah sendiri.
yang ada untuk memperkaya pengalaman Pelaksanaan pembelajaran dengan
mengelola informasi, memfasilitasi siswa menerapkan metode bervariasi dengan
berinteraksi, dan mengamati berbagai benda mengacu ada rencana pelaksaan pembelajaran
yang berkaitan dengan materi pembelajaran. tersebut semata-mata bertujuan agar siswa
Untuk memperkaya pengetahuan sisiwa guru mampu mengembangkan kemampuannya
melanjutkan dengan kegiatan elaborasi yaitu dalam memahami matematika dan
mendorong siswa untuk lebih mendalami memberikan peluang kepada siswa untuk
materi yang dipelajaran, dan dilanjutkan mencapai kualitas pembelajaran yang lebih
dengan konfirmasi, yaitu, memberikan umpan baik untuk mencapai kompetensi dasar yang
balik terhadap apa yang dihasilkan peserta telah ditetapkan. Pelaksanaan pembelajaran
didik melalui pengalaman belajar. Hal ini matematikan yang dilakukan dengan 3
menunjukkan bahwa dalam melaksanakan (tiga) tahap yaitu tahap awal, tahap inti,
pembelajaran guru telah melakukan kegiatan dan tahap akhir yang bertujuan untuk
yang sistematis dan melakukan secara teratur mencapai standar kompetensi tersebut
dan berkesinambungan. Aktivitas guru sejalan dengan teori pembelajaran yang
dalam melaksanakan pembelajaran tersebut dikemukakan oleh Daryanto (2008: 58) yang
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh menyatakan bahwa tujuan pembelajaran
Rohani (2010: 1) yang menyatakan bahwa: (tujuan instruksional) yaitu tujuan yang
pembelajaran merupakan suatu proses yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan,
sistimatis yang terdiri atas banyak komponen. keterampilan dan sikap yang harus dimiliki
Masing- masing komponen pembelajaran siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran.
tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan Penerapan model pembelajaran yang
sendiri- sendiri, tetapi harus berjalan secara tepat sesuai dengan usia anak kelas V ini
teratur, saling bergantung, komplementer, sejalan dengan hasil penelitian Frengky
dan berkesinambungan, untuk itu diperlukan (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan
pengelolaan pembelajaran yang baik. bahwa anak-anak memahami mata
Salah satu aktivitas guru yang dilakukan pelajaran matematika bukan sebagai mata
pada kegiatan awal adalah mempersiapkan pelajaran yang sulit seperti umumnya
kelas, hal ini dilakukan oleh guru dengan orang-orang dewasa berpendapat. Hal ini
mengamati dan memperhatikan kondisi siswa, sangat tergantung pada cara pendekatan
menyampaikan tujuan pembelajaran, hal ini pembelajaran yang diberikan oleh orang
dimaksudkan agar siswa lebih mengenal tua dan guru. Orang tua dan guru yang

ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 29, No. 1, Juni 2017: 65-74 71
diberikan oleh orang tua dan guru. Orang media pembelajaran matematika yang
tua dan guru yang memberikan pembelajaran berupa seperangkat benda konkret yang
yang tepat yang sesuai dengan dunia anak- dibuat, dirancang dan disusun, yang terdiri
anak akan menciptakan anak-anak yang dari lajur/baris positif dan lajur/baris negatif
senang dengan pelajaran matematika. dan digunakan untuk membantu menanamkan
Evaluasi pembelajaran matematika konsep penjumlahan dan pengurangan
dilakukan oleh guru pada saat sebelum dan bilangan bulat. Dimana alat peraga ini dibuat
sesudah pelajaran, selain itu guru melakukan dan dikembangkan berdasarkan konsep
ulangan harian, ulangan tengah semester, pasangan satu-satu.
dan ulangan semester dalam bentuk soal-
soal tes yang disusun oleh guru berdasarkan C. Evaluasi Kurikulum Matematika
kisi-kisi disertai dengan penskoran. Khusus di SD Negeri Mangkubumen 83
ulangan menjelang kenaikan kelas, soal-soal Surakarta
dibuat oleh guru yang ditunjuk oleh dinas Evaluasi kurikulum mata pelajaran
pendidikan, sehingga soal- soal menjelang matematika di SD Mangkubumen 83
kenaikan kelas soal disediakan oleh dinas. Surakarta, dilakukan oleh kepala sekolah
Soal yang digunakan untuk evaluasi selama proses pembelajaran dan akhir
pembelajaran matematika dibuat dalam semester dengan cara observasi, dan
bentuk uraian, bukan pilihan ganda, hal ini pengamatan dokumentasi. Komponen
dimaksudkan agar siswa dapat memecahkan evaluasi kurikulum terdiri dari: penilaian
masalah dengan caranya sendiri standar isi, penilaian perencanaan
Kegiatan eksplorasi pembelajaran pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
matematika di kelas V SD Negeri standar penilaian, dan standar kelulusan.
Mangkubumen 83 Surakarta, dilakukan Aktivitas kepala sekolah dalam melakukan
oleh guru dengan mengajak siswa untuk evaluasi kurikulum menunjukkan bahwa
memperhatikan benda-benda yang ada di kepala sekolah telah melaksanakan salah
sekitar ruang kelas, atau di sekitar sekolah satu fungsi menajemen kepala sekolah, yaitu
yang bersifat kongkrit. Model eksplorasi melakukan evaluasi dengan tujuan untuk
yang dilakukan oleh guru tersebut merupakan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum
pembelajaran matematika yang menempatkan tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta
realitas sebagai media pembelajaran hasilnya. Melalui evaluasi kurikulum, maka
yang merupakan salah satu ciri model kepala sekolah dapat mengetahui apakah
pembelajaran matematika realistik (PMR), perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
yang memungkinkan dapat mendorong sikap pembelajaran, standar isi, standar penilaian
positif siswa dalam mengikuti pembelajaran. dan standar kelulusan sudah terpenuhi dengan
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian baik atau belum.
Diba, dkk (2009) yang menyimpulkan Berdasarkan evaluasi tersebut, maka
bahwa melalui pembelajaran matematika hasilnya dapat digunakan oleh kepala
realistik (PMR) siswa sangat antusias dan sekolah untuk perbaikan masa dengan
senang dalam belajar sehigga siswa berani mengembangkan kurikulum, agar sasaran
mengkomunikasikan hasil perkerjaan pendidikan menjadi lebih baik. Sebagai
mereka, siswa juga memberikan sikap alat evaluasi pencapaian tujuan, maka
positif terhadap pembelajaran matematika evaluasi kurikulum dilakukan secara terus
yang dilihat dari komentar mereka, serta tes menerus. Hal ini senada dengan teori yang
kemampuan siswa menunjukkan hasil yang dikemukakan oleh Djamarah (2010: 245),
baik. Sekaligus mendukung hasil penelitian yang menyatakan: “Sebagai alat penilaian
Mulyani (2010) yang menyimpulkan bahwa hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran,
alat peraga papan berpasangan merupakan evaluasi harus dilakukan secara terus

ISSN: 0852-0976
72 Manajemen Pembelajaran Matematika...(Riyanti et al.)

menerus. Evaluasi tidak hanya sekedar masing-masing. Rencana pembelajaran


menentukan angka keberhasilan belajar. matematika disusun sebagai pedoman dalam
Tetapi yang lebih penting adalah sebagai pelaksanaan pembelajaran matematika
dasar untuk umpan balik (feed back) dari dengan memperhatikan keterkaitan dan
proses interaksi edukatif yang dilaksanakan”. keterpaduan antara KI dan KD, materi
Evaluasi kurikulum untuk mengetahui pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
standart isi dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
standar penilaian dan standar kelulusan keutuhan pengalaman belajar. Penyampaian
dilakukan melalui tes. Bagi siswa yang materi pembelajaran dilakukan oleh guru
belum memenuhi persyaratan kelulusan dalam 3 (tiga) tahapan yaitu tahap awal, tahap
sesuai dengan ketentuan kurikulum, inti, dan tahap akhir.
maka oleh guru melakukan remidial, dan Tujuan pembelajaran matematika
bagi siswa yang telah memahami materi berpedoman pada kurikulum tingkat satuan
pembelajan, maka diberikan pengayaan. Hal pendidikan. Materi pembelajaran matematika
ini sejalan dengan teori yeng dikemukakan disusun sesuai dengan standar kompetensi
oleh Fajar (2004: 236), yang menyatakan yang telah di atur dalam kurikulum tingkat
bahwa: ”Bentuk pembelajaran remedial satuan pendidikan, teridiri dari 6 (enam)
dapat berupa: tes ulang, pemberian tugas standar kompetensi yang terbagi untuk
tambahan, pembelajaran ulang (penjelasan- semester I sebanyak 4 (empat) standar
penjelasan ulang), belajar mandiri kemudian kompetensi, dan 2 (dua) standar kompetensi
tes, belajar kelompok dengan bimbingan guru, untuk semester II. Metode pembelajaran
dan belajar kelompok dengan bimbingan matematika yang digunakan oleh guru adalah
siswa yang telah tuntas belajarnya, hingga metode deduktif, demonstrasi, diskusi,
mencapai ketuntasan belajar”. ekspositori, latihan, dan tanya jawab. Jenis
Hasil evaluasi kurikulum, khususnya media pembelajaran matematika bermacam-
pencapaian standar isi, dan pelaksanaan macam, dengan tujuan untuk menjelaskan
pembelajaran sekaligus untuk mengetahui, konsep matematika, baik untuk aljabar,
apakah guru telah melaksanakan pembelajaran aritmerika, peluang, statistika, logika, maupun
yang efektif atau belum, dan sekaligus untuk geometri, penggunaannya disesuaikan
mengetahui permasalahan siswa dalam dengan materi pembelajaran. Pelaksanaan
mengikuti pembelajaran. Hasil penelitian pembelajaran dilakukan dalam tiga tahap,
ini sesuai dengan hasil penelitian Widarti, yaitu tahap awal, tahap inti pembelajaran,
dkk, (2013) yang menyimpulkan bahwa dan tahap akhir.
implementasi pendekatan pembelajaran Evaluasi kurikulum mata pelajaran
diagnostik dilakukan oleh Guru dengan Matematika, dilakukan oleh kepala sekolah
cara menganalisa masalah belajar siswa dan selama proses pembelajaran dan akhir
kembali memberikan pengayaan dan program semester dengan cara observasi, dan
remedial. Pendekatan diagnostik, pengayaan pengamatan dokumentasi. Komponen
dan remedial program adalah semacam evaluasi kurikulum terdiri dari: penilaian
klinik Matematika di mana siswa cerdas akan standar isi, penilaian perencanaan
menjadi Matematika dokter untuk pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
standar penilaian, dan standar kelulusan.
Simpulan Penelitian menyarankan kepada
Perencanaan pembelajaran matematika Kelompok Kerja Guru (KKG), sebaiknya
disusun oleh guru secara berkelompok dalam menyusun rencana pelaksanaan
dengan berpedoman pada kurikulum tingkat pembelajaran, selain mengacu pada
satuan pendidikan (KTSP), dikembangkan kurikulum dan silabus yang telah ditetapkan,
sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah mempertimbangkan pula capaian tujuan

ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 29, No. 1, Juni 2017: 65-74 73
pembelajaran, sehingga setiap tahun RPP dengan tetap menyesuaikan dengan materi
yang digunakan sebagai acuan guru selalu pembelajaran, sehingga siswa lebih banyak
berkembang. Saran untuk Kepala Sekolah menyerap materi pembelajaran. Saran bagi
SD Negeri Mangkubumen 83 Surakarta, siswa, walaupun guru tidak memberikan
sebaiknya Kepala Sekolah sering melakukan tugas untuk pekerjaan rumah, sebaiknya
pembinaan kepada guru kelas tentang siswa tetap berusaha sendiri untuk berlatih
pengelolaan pembelajaran matematika mengerjakan soal-soal dari buku yang ada,
yang menyenangkan. Saran untuk Guru bila perlu siswa mencari soal-soal lain di luar
Matematika, sebaiknya guru selalu berkreasi buku LKS digunakan.
dalam menerapkan metode pembelajaran

Daftar Pustaka

Daryanto, 2008, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Penerbit Apollo.


Desoete, Annemie. 2007. “Evaluating and Improving the Mathematics Teaching Learning
Process Through Metacognition”. Journal of Research in Educational Psychology,
N. 13 Vol 5 (3), ISSN: 1696-2095, pp: 705-730
Diba, Farah, Zulkardi, Trimurti Saleh, 2009, Pengembangan Materi Pembelajaran Bilangan
Berdasarkan Pendidikan Matematika Realistik Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar,
Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, No. 1
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Excel, Nzekwe, 2012, Role of Mathematics Learning Development Centres in HEIs, Aston
University, Birmingham, UK
Frengky, 2011, Model Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar, Jurnal
Psikologi, Volume 35, No. 2 Hal 151 – 163
Isandespha, Ida Nurmila, 2015, Pengembangan Bahan Ajar Materi Pembelajaran Matematika
SD Dengan Pendekatan Realistik Bernuansa Islami Untuk Mahasiswa Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Jurnal Elementary School 2, Volume 2 Nomor 1. Hal. 1 – 12
Leonard, Jacqueline; Carolina Napp; Shade Adeleke. 2009. “The Complexities of Culturally
Relevant Pedagogy: A Case Study of Two Secondary Mathematics Teachers and Their
ESOL Students”. The High School Journal, The University of North Carolina Press.
3-22 pgs.
Mulyani, Sri, 2010, Pembelajaran Matematika Dengan Alat Peraga Papan
Berpasangan, E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 5
Nasution. 2011. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Rohani, Ahmad.
2010. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sutama, Sabar Narimo, dan Haryoto, 2012, Pengelolaan Pembelajaran Matematika

ISSN: 0852-0976
74 Manajemen Pembelajaran Matematika...(Riyanti et al.)

Pascabencara Erupsi Merapi, Jurnal Kependidikan, Volume 42 Nomor 1 Halaman


7 – 17
Sutarno NS. 2011. Perpustakaan dan Masyarakat Edisi Revisi. Jakarta : CV. Sagung Seto
Widarti, Sri Yutmini, dan Samsi Haryanto, 2013, Pengelolaan Pembelajaran Matematika
Kelas 6 di SD Negeri 4 Purwodadi, Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.
1, No. 3, Hal. 377 - 388
Wirodikromo, Sartono. 2007. Matematika. Jakarta: Erlangga.

ISSN: 0852-0976

S-ar putea să vă placă și