Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PEMBAHASAN
Lingkungan yang aman dapat memberi kesempatan pada anak untuk belajar dan
mempraktikkan keterampilan membuat keputusan dan mengatasi konflik bersama,
seperti latihan membuat keputusan kelompok yang sangat memerlukan kerja sama.
Anak perlu dibantu untuk mengidentifikasi rasa takutnya yang berhubungan dengan
kerja sama dengan orang lain. Yang penting diperhatikan bukan kita selaku orang tua
yang mengatasi konflik untu anak, tetapi menggunakan situasi untuk mengajarkan
anak keterampilan bernegosiasi dan membentuk sosialisasi yang sesuai melalui
penghargaan (reinforcement).
1) Apakah ada sesuatu yang sangat disukai dilakukan anak?
2) Dapatkah anak dengan mudah menyukai sesuatu kegiatan?
3) Apakah anak senang duduk-duduk dengan santai memikirkan sesuatu?
Untuk meningkatkan keterampilan ini, anak perlu diberi cukup waktu bermain
yang tidak terstruktur sehingga mempunyai kesempatan untuk belajar dan menguasai
bakat atau kegemarannya.
Proses kognitif melalui kata-kata, simbol, dan citra. Anak yang terganggu
emosinya, mungkin kemampuan kognitifnya belum berkembang.Untuk mengatahui
keterampilan kognitif anak, perlu ditanyakan hal-hal berikut ini.
1. Apakah anak mengalami kesulitan untuk menguraikan perasaannya pada orang lain?
2. Apakah anak merasa seolah-olah ia tidak pernah tau apa yang terjadi?
3. Apakah anak dapat mengidentifikasi kelebihan yang dimilikinya?
1. Perkembangan
1. Abstrak (teoritis).
2. Idealistik.
Berfikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang lain maupun masalah social
kemasyarakatan yang ditemui dalam hidupnya.
3. Logika.
1) Konsep diri
2) Evaluasi diri
3) Harga diri
4) Efikasi diri
5) Kepercayaan diri
6) Tanggung jawab
7) Komitmen
8) Ketekunan
9) Kemandirian
6. Intervensi (Perencanaan)
Aspek psikologi merupakan faktor penting dalam kehidupan seseorang dan menjadi
semakin penting dalam kehidupan seorang lansia. Aspek psikologis ini lebih menonjol
daripada aspek materiil dalam kehidupan seorang lansia. Pada umumnya, lansia
mengharapkan: panjang umur, semangat hidup, tetap berperan sosial, dihormati,
mempertahankan hak dan hartanya, tetap berwibawa, kematian dalam ketenangan dan
diterima di sisi-Nya, dan masuk surga. Keinginan untuk lebih dekat kepada Allah
merupakan kebutuhan lansia. Proses menua yang tidak sesuai dengan harapan tersebut,
dirasakan sebagai beban mental yang cukup berat.
Aspek sosial yang terjadi pada individu lanjut usia, meliputi kematian pasangan
hidupnya/teman-temannya, perubahan peran seorang ayah/ibu menjadi seorang
kakek/nenek, perubahan dalam hubungan dengan anak karena sudah harus
memerhitungkan anak sebagai individu dewasa yang dianggap sebagai teman untuk
dimintai pendapat dan pertolongan, perubahan peran dari seorang pekerja menjadi
pensiunan yang sebagian besar waktunya dihabiskan di rumah.
Aspek ekonomi berkaitan dengan status sosial dan prestise. Dalam masyarakat sebagai
seorang pensiunan, perubahan pendapatan karena hidupnya tergantung dari tunjangan
pensiunan. Kondisi-kondisi khas yang berupa penurunan kemampuan ini akan
memunculkan gejala umum pada individu lanjut usia, yaitu “perasaan takut menjadi
tua.”
Pada umumnya, perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan ideal
pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun
dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan
sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status, dan harga
diri. Reaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung dari model
kepribadiannya dan sangat tergantung pada sikap mental individu dalam menghadapi
masa pensiun. Dalam kenyataan ada yang menerima, ada yang takut kehilangan, ada
yang merasa senang memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang seolah-olah pasrah
terhadap pensiun.
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa aspek mental yang ada pada diri manusia
adalah aspek-aspek yang dapat menentukan sifat dan karakteristik manusia itu sendiri.
Perbuatan dan tingkah laku manusia sangat ditentukan oleh keadaan jiwanya yang
merupaka motor penggerak suatu perbuatan. Oleh sebab itu aspek-aspek mental tersebut
bisa manusia kendalikan melalui proses pendidikan.
B. Kesehatan umum
Keadaan fisik lemah dan tidak berdaya sehingga harus bergantung pada orang lain.
Terjadi banyak perubahan dalam penampilan lansia, seperti pada bagian kepala
dengan rambut yang menipis dan berubah menjadi putih atau abu-abu, tubuh yang
membungkuk dan tampak mengecil, bagian persendian dengan pangkal tangan
menjadi kendur dan terasa berat, sedangkan ujung tangan tampak mengerut. Selain itu,
fungsi pancaindera terjadi perubahan seperti ada penurunan dalam kemampuan
melihat objek, kehilangan kemampuan mendengar bunyi dengan nada yang sangat
tinggi, penurunan sensitivitas papil-papil pengecap (terutama terhadap rasa manis dan
asin), penciuman menjadi kurang tajam, dan kulit yang semakin kering dan mengeras
menyebabkan indra peraba di kulit semakin peka.
Pada kemampuan motorik, lansia mengalami penurunan kekuatan yang paling
nyata, yaitu pada kelenturan otot-otot tangan bagian depan dan otot-otot yang
menopang tegaknya tubuh, lansia pun cepat merasa lelah. Terdapat juga penurunan
kecepatan dalam bergerak dan lansia cenderung menjadi kaku. Hal ini menyebabkan
sesuatu yang dibawa dan dipegangnya tertumpah dan jatuh.
C. Lingkungan
Berkaitan dengan lingkungan sekitar, seperti keluarga dan teman. Lansia tidak
jarang merasa emptiness (kesendirian, kehampaan) ketika keluarganya tidak ada
yang memperhatikannya. Selain itu, ketika ada lansia lainnya meninggal, maka
muncul perasaan pada lansia kapan ia akan meninggal.
A. Gejala kecemasan
a. Perasaan khawatir atau takut yang tidak rasional terhadap kejadian yang akan terjadi
b. Sulit tidur sepanjang malam
c. Rasa tegang dan cepat marah
d. Sering mengeluh akan gejala yang ringan atau takut/khawatir terhadap penyakit yang
berat, misalnya kanker dan penyakit jantung yang sebenarnya tidak dideritanya
e. Sering membayangkan hal-hal yang menakutkan
f. Merasa panic terhadap masalah yang ringan
2. Depresi
a. Pengertian
Depresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau emosi dengan komponen
psikologis seperti rasa sedih, susah, merasa tidak berguna, gagal, putus asa dan
penyesalan atau berbentuk penarikan diri, kegelisahan atau agitasi (Afda
Wahywlingsih dan Sukamto). Depresi adalah kondisi umum yang terjadi pada lansia
dan alasan terjadinya kondisi ini dapat dilihat pada saat mengkaji kondisi sosial,
kejadian hidup, dan masalah fisik pada lansia. Memang, depresi sering disalahartikan
sebagai demensia. Kemampuan mental klien dengan depresi tetap utuh, sedangkan
pada klien demensia, terjadi peningkatan kerusakan kognitif.
b. Tipe depresi
Terdapat 2 tipe depresi yaitu eksogen atau depresi reaktif dan deprsesi endogen.
1. Depresi endogen mungkin akan terjadi pada awitan awal dalam hidupnya. Individu
dengan depresi endogen betul-betul dapat mengalami gangguan mental bahkan
mengalami delusi, dan sering kali mencoba bunuh diri. Bunuh diri adalah pengalaman
yang biasa pada lansia, terutama laki-laki. Oleh karena itu, semua ancaman ini harus
ditangani dengan serius.
2. Klien dengan depresi eksogen biasanya mendapat dukungan yang cukup pada stuasi
depresi, seperti setelah berduka karena kehilangan atau selama tinggal di rumah sakit.
Kadang-kadang dapat dilakukan sesuatu terhadap penyebab depresi yang dialami lansia
yang ketakutan untuk kembali ke rumah setelah tinggal dirumah sakit. Hal yang dapat
dilakukan adalah dengan memastikan bahwa mereka mendapat cukup dukungan di
rumah.
Kebiasaan atau pola tidur lansia dapat berubah, yang terkadang dapat
mengganggu kenyamanan anggota keluarga lain yang tinggal serumah.
Perubahan pola tidur dapat berubah tiak bisa tidur sepanjang malam dan sering
terbangun pada malam hari, sehingga lansia melakukan kegiatannya pada malam
hari.
4. Paranoid
a. Pengertian
Lansia terkadang merasa bahwa ada orang yang mengancam mereka,
membicarakan, serta berkomplot ingin melukai atau mencuri barang miliknya
b. Gejala Paranoid
a. Perasaan curiga dan memusuhi anggota keluarga, teman-teman, atau orang-
orang di sekelilingnya
b. Lupa akan barang-barang yang disimpannya kemudian menuduh orang-orang
di sekelilingnya mencuri atau menyembunyikan barang miliknya
c. Paranoid dapat merupakan manifestasi dari masalah lain, seperti depresi dan
rasa marah yang ditahan
d. Tindakan yang dapat dilakukan pada lansia dengan paranoid adalah
memberikan rasa aman dan mengurangi rasa curiga dengan memberikan alas an yang
jelas dalam setiap kegiatan. Konsultasikan dengan dokter bila gejala bertambah berat.
5. Demensia
a. Pengertian
Demensia ialah kemunduran fungi mental umum, terutama intelegensi, disebabkan
oleh kerusakan jaringan otak yang tidak dapat kembali lagi (irreversible) (Maramis,
1995). Demensia adalah gangguan progresif kronik yang dicirikan dengan kerusakan
berat pada proses kognitif dan disfungsi kepribadian serta perilaku (Isaac, 2004). Menurut
Roger Watson, demensia adalah suatu kondisi konfusi kronik dan kehilangan kemampuan
kognitif secara global dan progresif yang dihubungkan dengan masalah fisik.
b. Jenis demensia:
1. Demensia jenis Alzheimer
a. Patofisiologi: Otopsi menunjukkan adanya plak amiloid (plak senil atau
neuritik) di jaringan otak atau adanya kekusutan neurofibriler (akumulasi simpul
filamen saran pada neuron. Adanya plak dan kekusutan tersebut berkaitan dengan sel
saraf, hilangnya sambungan antar neuron dan akhimya atrofi serebral.
b. Penyebab
Genetika: Adanya gen abnormal saja tidak cukup untuk memprediksi demensia
jenis alzheimer. Penyakit alzheimer familial memiliki awitan sangat dini (usia 30-40 th)
dan bertanggung jawab atas 20% dari semua kasus demensia jenis ini. Penyakit ini
berkaitan denga gen¬gen abnormal dikromosom 1, 14 dan 21. Adanya apolipoprotein E 4
(apo, E 4) dikromosom 19 terjadi 2 kali lebih banyak pada penderita demensia jenis
alzheimer dibanding populasi umum.
d. Etiologi demensia
faktor-faktor yang berkaitan dengan demensia adalah:
1. Kondisi akut yang tidak diobati atau tidak dapat disembuhkan. Bila kondisi akut yang
menyebabkan delirium tidak atau tidak dapat diobati, terdapat kemungkinan bahwa
kondisi ini akan menjadi kronik dan karenanya dapat dianggap sebagai demensia.
2. Penyakit vaskuler, seperti hipertensi, arteriosklerosis, dan aterosklerosis dapat
menyebabkan stroke.
3. Penyakit parkinson: demensia menyerang 40% dari pasien-pasien ini.
4. Gangguan genetika: koreahuntington atau penyakit pick.
5. Penyakit prior (protein yang terdapat dalam proses infeksi penyakit Creutzfeldt-jakob).
6. lnfeksi Human Imunodefisiensi Virus (HIV) dapat menyerang Sistem saraf pusat (SSP),
menyebabkan ensefalopati HIV atau kompleks demensia AIDS
7. Gangguan struktur jaringan otak, seperti tekanan normal, hidrocephalus dan cidera akibat
trauma kepala.
e. Pendekatan Perawatan Lanjut Usia
Dalam pendekatan pelayanan kesehatan pada kelompok lanjut usia sangat perlu
ditekankan pendekatan yang dapat mencakup sehat fisik, psikologis, spiritual dan
sosial. Hal tersebut karena pendekatan dari satu aspek saja tidak akan menunjang
pelayanan kesehatan pada lanjut usia yang membutuhkan suatu pelayanan yang
komprehensif. Pendekatan inilah yang dalam bidang kesehatan jiwa (mental health)
disebut pendekatan eklektik holistik, yaitu suatu pendekatan yang tidak tertuju pada
pasien semata-mata, akan tetapi juga mencakup aspek psikososial dan lingkungan
yang menyertainya. Pendekatan Holistik adalah pendekatan yang menggunakan
semua upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia, secara utuh dan
menyeluruh.
1. Pendekatan fisik
2. Pendekatan psikologis
3. Pendekatan spiritua
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungan
lansia dengan Tuhan atau agama yang dianutnya dalam keadaan sakit atau mendeteksi
kematian. Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang
menghadapi kematian. Seorang dokter mengemukakan bahwa maut sering kali
menggugah rasa takut. Rasa semacam ini didasari oleh berbagai macam faktor, seperti
ketidakpastian akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit dan kegelisahan kumpul
lagi dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Dalam menghadapi kematian setiap
klien lanjut usia akan memberikan reaksi yang berbeda, tergantung dari kepribadian dan
cara dalam mengahadapi hidup ini. Adapun kegelisahan yang timbul diakibatkan oleh
persoalan keluarga, perawat harus dapat meyakinkan lanjut usia bahwa kalaupun
keluarga tadi ditinggalkan , masih ada orang lain yang mengurus mereka. Sedangkan
rasa bersalah selalu menghantui pikiran lanjut usia.
4. Pendekatan social
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu upaya
perawat dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama
dengan sesama klien usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi pendekatan
social ini merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya
adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Penyakit memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lanjut usia untuk mengadakan
konunikasi dan melakukan rekreasi, misal jalan pagi, nonton film, atau hiburan lain.
Tidak sedikit klien tidak tidur terasa, stress memikirkan penyakitnya, biaya hidup,
keluarga yang dirumah sehingga menimbulkan kekecewaan, ketakutan atau
kekhawatiran, dan rasa kecemasan. Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian
diantara lanjut usia, hal ini dapat diatasi dengan berbagai cara yaitu mengadakan hak
dan kewajiban bersama. Dengan demikian perawat tetap mempunyai hubungan
komunikasi baik sesama mereka maupun terhadap petugas yang secara langsung
berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia.
4. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pola tidur b.d ansietas
b. Gangguan proses pikir berhubungan dengan kehilangan memori, degenerasi neuron
irreversible.
c. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis daan kognitif.
d. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi, transmisi dan atau
integrasi sensori ( defisit neurologist).
e. Kurang perawatan diri : hygiene nutrisi, dan atau toileting berhubungan dengan
ketergantungan fisiologis dan atau psikologis.
f. Potensial terhadap ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan pengaruh
penyimpangan jangka panjang dari proses penyakit
Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah berkisar ke
angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana mempersiapkan masa depan, penentu
karier dan masa usia memasuki dunia pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa
mempersiapkan punya keturunan dan masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan
prestasi kerja di masyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa kebal,
masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .
Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian. Menurut Prof. Dr. A.E
Sinolungan (1997), masa dewasa dapat di bagi dalam beberapa fase yaitu:
Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya dan mulai
melepaskan ketergantungan kepada orang lain. Tugas-tugas perkembangan pada masa
dewasa awal yaitu:
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang utama pada usia
baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas adalah keinginan untuk
merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapai generatifitas
dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi
berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini
ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-
anaknya dan masyarakat.
2. Teori Havighurst
B. Tahap-tahap perkembangan
1. Perkembangan fisiologis
Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun. Perubahan yang paling
terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai mengerut dan pinggang membesar. Kebotakan
biasanya terjadi selama masa usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa
awal. Penurunan ketajaman penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada periode ini.
2. Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena sakit atau
trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari keterampilan dan informasi baru. Beberapa
dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan untuk mempersiapkan diri
memasuki pasar kerja atau perubahan pekerjaan.
3. Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang
diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan
atau kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress yang dapat
mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa.
Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi pegawai menghadapi sepi
dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya ada PPS ( Post Power Sindrom) misalnya
biasa seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada perasaan down sindrom.
B. Masalah-masalah psikososial
1. Ansietas
2. Depresi
A. Pengkajian
1. Data dasar
a. Identitas
b. Alamat
c. Usia
d. Pendidikan
e. Pekerjaan
f. Agama
g. Suku bangsa
2. Data biopsikososial spiritualkultural
3. Lingkungan
4. Status fungsional
5. Fasilitas penunjang kesehatan
6. Pemerikasaaan fisik
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan proses pikir berhubungan dengan ansietas Tujuan: proses pikir pasien akan
meningkat dengan terapi ansietas
2. Ketidak efektifan koping yang berhubungan dengan ansietas Tujuan: pasien akan
meningkatkan mekanisme koping untuk mengatasi ansietas.
3. Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan ganti karier/ pengunduran diri
Tujuan: menghubungkan keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian dari pilihan-
pilihan, menceritakan ketakutan dan keprihatinan mengenai pilihan-pilihan dan respons
dari orang lain, dan membuat sebuah pilihan yang diketahui/diberitahun.
4. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan ketakutan akan kegagalan seksual
Tujuan: menceritakan kepedulian/ masalah mengenai fungsi seksual, mengekspresikan
peningkatan kepuasan dengan pola seksual, mengidentifikasi stressor dalam kehidupan,
melanjutkan aktivitas seksual sebelumnya, dan melaporkan suatu keinginan untuk
melanjutkan aktivitas seksual.
DAFTAR PUSTAKA
Potter dan Perry. (2005). Fundamental Keperawatan, edisi 4. Jakarta: EGC Http:\Info »
Kesehatan » Peran Pendidikan dalam Mengatasi Masalah Kesehatan Remaja •