Sunteți pe pagina 1din 10

ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS

A.Landasan Teoritis Penyakit


1.Defenisi
Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama ) dan keluhan
gatal ( Djuanda, Adhi, 2007 ).
Dermatitis adalah peradangan pada kulit ( imflamasi pada kulit ) yang disertai
dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukkan sisik ( Brunner dan Suddart 2000 ).
Jadi dermatitis adalah peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal.

2.Klasifikasi
Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan
bahan iritan eksternal yang mengenai kulit.
Dermatitis kontaki terbagi 2 yaitu :
Dermatitis kontak iritan (mekanisme non imunologik)
Dermatitis kontak alergik (mekanisme imunologik spesifik)
Perbedaan Dermatitis kontak iritan dan kontak alergik
No. Dermatitis kontakDermatitis kontak
iritan alergik
1. Penyebab Iritan primer Alergen kontak
S.sensitizer
2. Permulaan Pada kontak pertama Pada kontak ulang
3. Penderita Semua orang Hanya orang yang
alergik
4. Lesi Batas lebih jelas Batas tidak begitu
Eritema sangat jelas jelas
Eritema kurang jelas
5. Uji Tempel Sesudah ditempel 24Bila sesudah 24 jam
jam, bila iritan dibahan allergen di
angkat reaksi akanangkat, reaksi
segera menetap atau meluas
berhenti.

Dermatitis atopik
Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal
dan umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan
dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita. Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi
dan likenifikasi, tempatnya dilipatan atau fleksural..
Dermatitis numularis
Merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi berukuran sebesar uang
logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas.
Dermatitis seboroik
Merupakan golongan kelainan kulit yang didasari oleh factor konstitusi, hormon,
kebiasaan buruk dan bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada
muka terdapat di sekitar leher, alis mata dan di belakang telinga.

Manajemem keperawatan pada pasien Dermatitis seboroik


Sarankan pada pasien untuk menghindari iritasai dari luar, factor pemicu yang
menyebabkan muncul lagi dermatitis seboroik ulangan, dan menyarankan untuk tidak
sering menggaruk area yang gatal.
Diskusikan pada pasien untuk menghindari udara ke kulit dan selalu menjaga
kebersihan pelipatan pada kulit dan usahakan supaya tetap kering.
Instruksikan untuk menggunakan shampoo dan menghindari kebiasaan yang buruk
Beritahu pasien bahwa dermatitis seboroik adalah masalah yang sangat kronik dan
tidak tertutup kemungkinan untuk muncul lagi.
Ajarkan pada pasien menempelkan cara-cara untuk mengghindari dermatitis.
3.Etiologi
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon
kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi
makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan
dengan alergi. ( Arief Mansjoer.1998.”Kapita selekta” )
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia ( deterjen, oli, semen, asam, basa ), fisik
( sinar matahari, suhu ), mikroorganisme ( mikroorganisme, jamur).
Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.

4.Manifestasi Klinis
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut
terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada
muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.
Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan
eksudasi sehingga tampak basah.
Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi kusta.
Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi.
Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak
awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.

5. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik


1. Pemeriksaan penunjang :
Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).
Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi
2. Laboratorium
Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin,
globulin
Urin : pemerikasaan histopatologi
6. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
Penatalaksanaan medis dan keperawatan dermatitis melalui terapi yaitu :
Terapi sitemik ( Pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi
antihistamin, antiserotonin, antigraditinin, arit – SRS – A dan pada kasus berat
dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
Terapi topical ( Dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak
kocok bila kronik diberi saleb.
Diet ( Tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP ) Contoh : daging, susu, ikan, kacang-
kacangan, jeruk, pisang, dan lain-lain.

7. Komplikasi
Infeksi saluran nafas atas
Bronkitis
Infeksi kulit

B. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a.Pengkajian Identitas Klien
Nama :
MR :
Masuk ke RS :
Tanggal Lahir :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Alamat :
b. Pengkajian Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan sekarang
c. Pemerikasaan Penunjang

Pengkajian 11 Funggsional Gordon


Pola Persepsi Kesehatan
Adanya riwayat infeksi sebelumya.
Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.
Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.
Adakah konsultasi rutin ke Dokter.
Hygiene personal yang kurang.
Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.
Pola Nutrisi Metabolik
Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari makan.
Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.
Jenis makanan yang disukai.
Nafsu makan menurun.
Muntah-muntah.
Penurunan berat badan.
Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.
Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau perih.
Pola Eliminasi
Sering berkeringat.
tanyakan pola berkemih dan bowel.
Pola Aktivitas dan Latihan
Pemenuhan sehari-hari terganggu.
Kelemahan umum, malaise.
Toleransi terhadap aktivitas rendah.
Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan
Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.
Pola Tidur dan Istirahat
Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.
Mimpi buruk.
Pola Persepsi Kognitif
Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.
Pengetahuan akan penyakitnya.
Pola Persepsi dan Konsep Diri
Perasaan tidak percaya diri atau minder.
Perasaan terisolasi.
Pola Hubungan dengan Sesama
Hidup sendiri atau berkeluarga
Frekuensi interaksi berkurang
Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
Pola Reproduksi Seksualitas
Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.
Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.
Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
Emosi tidak stabil
Ansietas, takut akan penyakitnya
Disorientasi, gelisah
Pola Sistem Kepercayaan
Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah
Agama yang dianut

2. Asuhan Keperawatan
No. NANDA NOC NIC
1. Kerusakan Integritas Jaringan:Pengawasan Kulit
Integritas Kulit Kulit & MembranAmati warna,
Data Penunjang : Mukosa kehangatan (suhu),
Kulit luka, gatal, Sensasi IER bengkak, getaran,
warna kulit hitamElestisita IER tekstur, edema, dan
abu2, keringHidrasi IER nanah pada
bersisik Pigmentasi IER ektremitas
Turgor kulit jelek Perspirasi IER Periksa kemerahan,
Warna IER perubahan suhu
Tekstur IER yang ekstrim, atau
drainase dari kulit
dan membran
mukosa
Pantau sumber
tekanan dan
pergeseran
Pantau infeksi,
khususnya pada
daerah edematous
Pantau area yang
tidak berwarna dan
memar kulit dan
membrane mukosa
Pantau kelainan
kekeringan dan
kelembaban kulit
Periksa keketatan
pakaian
Catat perubahan kulit
atau membrane
mukosa
Tegakkan ukuran
untuk pencegahan
lanjutan yang lebih
buruk

2. Nyeri Kontrol Resiko Manajemen Nyeri :


Data penunjang : Klien melaporkanKaji nyeri secara
Mengatupkan rahang nyeri berkurang dg komprehensif
/ mengepalkan scala 2-3 ( lokasi,
tangan karakteristik, durasi,
Ekspresi wajah tenang
Agitasi frekuensi, kualitas
Ansietas klien dapat istirahat dan faktor
Perubahan pola tidur dan tidur presipitasi ).
Menarik diri bilav/s dbn Observasi reaksi NV
disentuh dr ketidak
Mual dan muntah nyamanan.
Gambaran kurus
Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
klien sebelumnya

Kontrol faktor
lingkungan yang
mempengaruhi nyeri
seperti suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan.

Pilih dan lakukan


penanganan nyeri
(farmakologis/non
farmakologis).

Ajarkan teknik non


farmakologis
(relaksasi, distraksi
dll) untuk mengetasi
nyeri..

Kolaborasi pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri.

Evaluasi tindakan
pengurang
nyeri/kontrol nyeri.

Monitor TTV

3.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth’s. 2008. Textbook of Medical-Surgical Nursing. Penerbit :
LWW, Philadelphia.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit :
EGC, Jakarta.
Doenges, Marilynn E, et all. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Penerbit:
EGC, Jakarta
Djuanda, Adhi. 2005i Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Penerbit : Balai Penerbit FK
UI, Jakarta.
Mansoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2. Edisi 3. Penerbit :
Media Aesculapius FK UI, Jakarta.

S-ar putea să vă placă și