Sunteți pe pagina 1din 11

Malida Nurul Hidayah. Jurnal Promkes Vol. 7 No.

1 (2019) 58-68
doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.58-68
58

EVALUASI DAN ANALISIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH MASYARAKAT


KELURAHAN DI WILAYAH PUSKESMAS X SURABAYA

VILLAGE COMMUNITY DELIBERATION EVALUATION AND ANALYSIS IN X


PUBLIC HEALTH CENTER
Malida Nurul Hidayah
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Email:nurulmalida@gmail.com

ABSTRACT
Background: Ministry of Health Republic of Indonesia create a vision in health
development that is "Independent and Justice of Healthy Community". The embodiment of
the mission statement is poured in the form of a strategic programs which is District Alert
programs through Village Community Deliberation and Community Self Survey. Purpose:
The purpose of this study is to evaluate the implementation of Village Community
Deliberation I and II of 2017 year in X Community Health Center. Methods: This type of
research is descriptive observational. Data collection techniques used through interviews
and secondary data collection. Methods of data analysis are done by doing a comparison
between the data already obtained with the theory and guidelines in the implementation
of research materials. This study lasted on February 26, 2018 - March 4, 2018. Results:
Terms of implementers are still not in accordance with existing provisions, while for SMD
executor already corresponding. In the aspect of the implementation of MMK and SMD is
in accordance with the intended purpose as well as the results or output expected at the
all stage. Conclusion: The stages of activities have held with appropriate the standards
of existing regulations in Village Community Deliberation and Community Self Survey.

Keyword: Village Community Deliberation, Community Self Survey, evaluation, district,


alert

ABSTRAK
Latar Belakang: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menjadikan visi dalam
pembangunan kesehatan yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”.
Perwujudan pernyataan misi tersebut dituangkan dalam bentuk sebuah upaya strategis
yakni melalui program Kelurahan siaga aktif melalui musyawarah masyarakat kelurahan
dan survey mawas diri. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah melakukan evaluasi dan
analisis pelaksanaan Musyawarah masyarakat kelurahan I dan II tahun 2017 di wilayah
kerja Puskesmas X. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional Deskriptif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara dan pengumpulan data sekunder.
Metode analisis data dilakukan dengan cara melakukan perbandingan antara data yang
sudah didapat dengan teori maupun pedoman dalam pelaksanaan materi penelitian.
Penelitian ini berlangsung selama satu minggu pada 26 Februari 2018 – 4 Maret 2018.
Hasil: Pelaksanaan musyawarah masyarakat kelurahan dan Survei mawas diri di wilayah
Puskesmas X dari segi pelaksana belum sesuai dengan ketentuan yang ada, sedangkan
untuk SMD pelaksananya sudah sesuai. Pada aspek pelaksanaan Musyawarah Masyarakat
Kelurahan dan Survei Mawas Diri sudah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan begitu
pula dengan hasil atau keluaran yang diharapkan pada tahapan MMK I, SMD, dan MMK II.
Kesimpulan: Tahapan kegiatan dalam keluarahan siaga meliputi musyawarah masyarakat
kelurahan I dan II telah dilaksakanan dengan sesuai standar, dan pelaksanaan SMD juga
dikatakan telah memenuhi standar dari peraturan yang ada.

Kata Kunci: Musyawarah Masyarakat Kelurahan, Survei Mawas Diri, evaluasi, kelurahan, siaga

©2019. Jurnal Promkes. Open Access under CC BY-NC-SA License.


Jurnal Promkes Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 10-06-2019
Malida Nurul Hidayah, Evaluasi dan Analisis Pelaksanaan… 59

PENDAHULUAN desa itu sendiri. Program peningkatan


kemandirian masyarakat tersebut terus
Undang-undang Republik Indonesia mengalami perkembangan hingga
Nomor 17 Tahun 2007 tentang dicanangkanlah program desa siaga aktif.
pembangunan Jangka Panjang Nasional Program desa siaga aktif dalam
untuk tahun 2005-2025 menyatakan perkembangannya terus mengalami
bahwa visi pembangunan nasional adalah penyesuaian, dimana sebagian besar desa
“Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan saat ini telah menjadi kelurahan, maka
makmur”. Untuk mencapai visi tersebut, untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
pembangunan jangka panjang diutamakan ditegaskan bahwa desa siaga aktif juga
menuju delapan arah pembangunan. merupakan kelurahan siaga aktif.
Delapan arah pembangunan ini salah Definisi kelurahan siaga aktif dalam
satunya diupayakan dalam meningkatkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). 564/Menkes/SK/VIII/2006 adalah program
Komponen dalam pembangunan manusia yang dilaksanakan dengan konsep
yang dimaksud mencakup berbagai aspek pendekatan kebersamaan. Hal tersebut
yakni derajat kesehatan, tingkat sebagai usaha dalam menyelenggarakan
pendidikan, dan pertumbuhan ekonomi, pencapaian peningkatan derajat
sehingga dalam visi dari masing-masing kesehatan bagi seluruh penduduk dengan
aspek tersebut tidak lepas dari upaya mengembangkan sebuah program
untuk menjadikan masyarakat Indonesia masyarakat yang mandiri atau siaga di
dapat lebih mandiri. Salah satu bentuk tingkat kelurahan.
kemandirian masyarakat adalah Peraturan terbaru yang dijadikan
membangun derajat kesehatan sebagai acuan utama dalam pelaksanaan
masyarakat Indonesia. program ini adalah pedoman pelaksanaan
Kementrian Kesehatan Republik kelurahan siaga yang diatur melalui
Indonesia menjadikan visi dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
pembangunan kesehatan yaitu Indonesia Nomor
“Masyarakat Sehat yang Mandiri dan 1529/MENKES/SK/X/2010. Kelurahan siaga
Berkeadilan”. Visi tersebut dijabarkan dalam hal ini mencakup berbagai program
dalam empat misi utama perwujudan strategis yang tercantum dalam pedoman.
pembangunan kesehatan di Indonesia. Misi Terdapat 3 komponen penting yang
pertama menyatakan bahwa peningkatan menjadi patokan pelaksanaan kelurahan
derajat kesehatan dilaksanakan melalui siaga aktif adalah 1) pelayanan kesehatan
pemberdayaan masyarakat, swasta, serta dasar, 2) pemberdayaan masyarakat
masyarakat madani baik untuk tingkat melalui pengembangan Upaya Kesehatan
nasional hingga global. Perwujudan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) dan
pernyataan misi tersebut dituangkan mendorong upaya surveilans berbasis
dalam bentuk sebuah upaya strategis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan
yakni melalui program desa siaga aktif penanggulangan bencana dan penyehatan
yang dilaksanakan di seluruh wilayah lingkungan, 3) Perilaku Hidup Bersih dan
Indonesia. Program strategis ini pertama Sehat (PHBS).
kali dikembangkan dalam Keputusan Pelayanan kesehatan dasar dalam
Menteri Kesehatan Nomor kelurahan siaga aktif digalakkan melalui
564/Menkes/SK/VIII/2006 Tentang UKBM serta partisipasi aktif dari kader
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan yang pada umumnya dibina dibawah
Desa Siaga. Pada dasarnya upaya naungan kelurahan dengan bantuan pihak
memandirikan masyarakat dalam aspek puskesmas. Pelaksanaan UKBM ini
kesehatan telah gencar dilakukan didukung oleh sarana kesehatan yang ada,
pemerintah sejak tahun 1970-1980an. seperti puskesmas dan rumah sakit.
Pada dasawarsa tersebut pemerintah Pemberdayaan masyarakat menjadi dasar
mampu menghimpun peran aktif pendekatan utama dalam pelaksanaan
masyarakat di bidang kesehatan yang kelurahan siaga aktif. Aspek utama dalam
diwujudkan dalam gerakan Pembangunan pemberdayaan masyarakat adalah
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). keterlibatan masyarakat secara langsung
Pelaksanaan PKMD tersebut membutuhkan pada semua tahapan pelaksanaan
kerjasama dengan berbagai sektor terkait, program. Hal tersebut dapat terlihat dari
diantaranya sektor pemerintahan, swasta, peran aktif kader dalam upaya membantu
lembaga masyarakat serta pemangku dan kegiatan surveilans kesehatan yang
pengambil keputusan maupun masyarakat berbasis masyarakat.
©2019. Jurnal Promkes. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Jurnal Promkes Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 10-06-2019
60 Jurnal Promkes Vol. 7 No. 1 Juli 2019 : 58-68, doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.58-68

Kedaruratan kesehatan dan Pada pelaksanaan di lapangan,


penanggulangan bencana merupakan tahapan kegiatan kelurahan siaga tidak
upaya-upaya dalam menanggulangi selalu mengikuti tahapan yang dijabarkan
bencana dengan mengacu pada pedoman dalam pedoman. Setiap kelurahan dapat
teknis dari instansi kesehatan yang ada. melaksanakan tahapan yang telah
Upaya penyehatan lingkungan mencakup disesuaikan dengan kondisi pada
upaya masyarakat dalam memelihara kelurahan masing-masing. Kota Surabaya
kondisi lingkungan kelurahan agar merupakan salah satu kota di Jawa Timur
lingkungan sehat dan tidak menjadi yang turut melaksanakan kelurahan siaga.
sarang penyakit yang menimbulkan Pelaksanaan kelurahan siaga Kota
masalah kesehatan. Penerapan PHBS juga Surabaya umumnya memiliki empat
merupakan upaya penyehatan lingkungan tahapan utama yakni sebagai berikut : 1)
yang dapat dilakukan di tingkat rumah musyawarah masyarakat kelurahan I 2)
tangga, institusi pendidikan, tempat pelaksanaan survei mawas diri (SMD), 3)
umum, tempat kerja serta berbagai pelaksanaan rencana tindak lanjut, dan 4)
sarana lain terutama sarana kesehatan. musyawarah masyarakat kelurahan II.
Komponen utama dari Pelaksanaan tahapan musyawarah
penyelenggaraan kelurahan siaga sesuai masyarakat kelurahan I dan II sendiri
dengan konsep pemberdayaan, yaitu menjadi tahapan yang diharapkan mampu
partisipasi aktif masyarakat sebagai untuk mewujudkan konsep kelurahan
penyelenggara utama. Instansi terkait siaga aktif yang bersumber daya peran
dilibatkan dari berbagai tingkatan mulai aktif masyarakat. Musyawarah masyarakat
dari tingkat pusat yaitu kementrian kelurahan I dan II merupakan pertemuan
kesehatan hingga tingkat yang paling kecil tingkat kelurahan yang diikuti oleh
yaitu desa/kelurahan. Berdasarkan perwakilan kelurahan, perwakilan RT dan
pedoman pelaksanaan kelurahan siaga, RW, puskesmas, dan kader kesehatan
yaitu Keputusan Menteri Kesehatan dalam satu ruangan. Perbedaan dari
Republik Indonesia Nomor keduanya adalah musyawarah masyarakat
1529/MENKES/SK/X/2010 pada Bab IV kelurahan I tujuan utamanya adalah
poin E, susunan peran pelaksanaan melakukan pembahasan daftar masalah
kelurahan siaga diketuai oleh lurah, kesehatan yang ada di kelurahan
dengan anggota unsur kelembagaan berdasarkan diskusi dengan masing-masing
masyarakat tingkat kelurahan meliputi perwakilan Tingkat RW maupun RT serta
unsur lembaga agama, pendidikan, melakukan skala prioritas daftar masalah
penggerak PKK, serta kader kesehatan yang telah didapat melalui sebuah bentuk
dengan dibantu puskesmas sebagai diskusi besar, sedangkan dalam
pembina. musyawarah masyarakat kelurahan II
Komponen yang telah dijabarkan tujuannya adalah melakukan pembahasan
sebelumnya menjadi dasar tujuan mengenai hasil pelaksanaan Survei mawas
pelaksanaan kelurahan siaga aktif yang diri pada masing-masing kelurahan
dituangkan ke dalam berbagai tahap sebagai tindak lanjut MMK I untuk dibuat
pelaksanaan. Tahapan pelaksanaan sebuah rencana tindak lanjut dalam
tersebut meliputi 1) pengenalan kondisi mengatasi permasalahan yang ditemukan
lingkungan kelurahan, 2) identifikasi dari pelaksanaan SMD. Pembahasan
masalah kesehatan dan PHBS, 3) permasalahan pada umumnya dilakukan
musyawarah kelurahan, 4) perencanaan dengan membahas permasalahan dari
partisipatif, serta 5) pelaksanaan masing-masing RW dalam kelurahan
kegiatan. Tahap ketiga, yakni tersebut, sehingga rencana tindak lanjut
musyawarah kelurahan, dalam realita yang dibuat itu dapat berbeda pada
pelaksanaannya terbagi menjadi dua masing-masing RW sesuai dengan
bagian, yakni musyawarah masyarakat kesepakatan peserta MMK II yang telah
kelurahan I (MMK) I dan musyawarah hadir.
masyarakat kelurahan (MMK) II. MMK ini Puskesmas X sendiri berada di bawah
dapat dikatakan sebagai komponen utama naungan Dinas Kesehatan Kota Surabaya,
dalam pelaksanaan kelurahan siaga, sehingga turut dalam melaksanakan
karena mencakup tindakan pertama program kelurahan siaga. Salah satu
dalam tahapan kelurahan siaga yaitu program yang dilaksanakan oleh
persiapan petugas dan persiapan Puskesmas X adalah musyawarah
lapangan. masyarakat kelurahan I dan II serta
kegiatan survei mawas diri. Sebagai salah
©2019. Jurnal Promkes. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Jurnal Promkes Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 10-06-2019
Malida Nurul Hidayah, Evaluasi dan Analisis Pelaksanaan… 61

satu instansi yang terkait dengan serta kegiatan musyawarah masyarakat


pelaksanaan kelurahan siaga dan kelurahan. Selain hasil wawancara,
mengikuti tahapan musyawarah pengambilan data didapatkan melalui
masyarakat kelurahan I dan II serta survei pengumpulan data sekunder yakni
mawas diri, maka perlu dilakukan evaluasi dokumen laporan musyawarah masyarakat
dalam pelaksanaannya yang dilihat dari kelurahan I dan II, serta laporan
segi peran puskesmas. pelaksanaan survei mawas diri Tahun 2017
Tujuan penelitian ini adalah di wilayah kerja puskesmas X.
melakukan evaluasi dan analisis Metode analisis data dilakukan
pelaksanaan musyawarah masyarakat dengan cara melakukan perbandingan
kelurahan I dan II tahun 2017 di wilayah antara data yang sudah didapat dengan
kerja Puskesmas X dengan berpedoman teori maupun pedoman dalam
pada hasil wawancara Bidan Kelurahan pelaksanaan materi penelitian. Terkait
dan peraturan terkait pelaksanaan dengan hal tersebut, hasil wawancara
musyawarah masyarakat kelurahan yang serta dokumen yang telah didapat
dituangkan oleh pemerintah dalam dibandingkan dengan teori pemberdayaan
beberapa peraturan. masyarakat menurut Soekanto, Pedoman
Pelaksanaan Kelurahan Siaga dalam
METODE Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1529/MENKES/SK/X/2010
Jenis penelitian ini adalah terkhusus pada poin pelaksanaan
observasional, dimana data diperoleh dari Musyawarah masyarakat kelurahan, PMK
wawancara dan observasi terhadap obyek No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman
di lapangan, serta tidak diberi perlakuan Manajemen Puskesmas, dan Juknis biaya
sama sekali (Notoadmojo, 2012). Menurut pengembangan desa siaga aktif
jenisnya, penelitian ini termasuk dalam Penelitian ini berlokasi di wilayah
penelitian deskriptif dimana penelitian kerja puskesmas X Surabaya yang
betujuan untuk menjelaskan serta mencakup tiga wilayah kelurahan, yaitu
menggambarkan fenomena tanpa kelurahan A, Kelurahan B, dan Kelurahan
dilakukan analisis mengenai kejadian C. Penelitian ini berlangsung selama satu
dalam fenomena tersebut. Jenis minggu pada 26 Februari 2018 – 4 Maret
penelitian deskriptif yang digunakan 2018. Waktu pelaksanaan kegiatan
adalah studi evaluasi, yaitu studi yang disesuaikan dengan kebutuhan
bertujuan dalam menilai suatu kegiatan pengambilan data, yang terbagi ke dalam
atau program, dimana hasil deskripsi beberapa kegiatan sebagai berikut, yaitu :
evaluasi yang telah dilakukan dapat 1) wawancara terhadap bidan kelurahan,
dijadikan sebagai pedoman untuk 2) pengambilan dokumen laporan hasil
perbaikan maupun upaya meningkatkan kegiatan MMK I dan II tahun 2017 serta
keberhasilan program (Widyaningsih, laporan hasil kegiatan SMD tahun 2017.
2008).
Sumber data yang digunakan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah data primer serta
data sekunder. Data primer mencakup Pedoman Pelaksanaan Kelurahan
hasil wawancara yang didapat melalui Siaga dalam Keputusan Menteri Kesehatan
kegiatan wawancara kepada bidan Republik Indonesia Nomor
kelurahan selaku penanggung jawab 1529/MENKES/SK/X/2010, dikaitan
pelaksanaan kelurahan siaga aktif dengan tahapan ketiga yang dilaksanakan
termasuk kegiatan musyawarah dalam kelurahan siaga aktif adalah
masyarakat kelurahan. Data sekunder pelakasanaan musyawarah di tingkat
didapat dari dokumen pelaporan kelurahan. Berdasarkan hasil observasi
musyawarah masyarakat kelurahan I dan peneliti, musyawarah masyarakat
II, serta laporan pelaksanaan Survei kelurahan I dilaksanakan dengan tujuan
Mawas Diri (SMD) pada tahun pelaksanaan untuk mendapatkan daftar masalah yang
2017 yang dilakukan oleh puskesmas X. didapat melalui metode Focus Group
Teknik pengumpulan data yang Discussion, dimana petugas pelaksana
digunakan dalam penelitian ini melalui kegiatan yaitu staf puskesmas
wawancara yang dilakukan terhadap bidan menyebarkan kertas pada masing-masing
kelurahan, dimana bidan kelurahan ini perwakilan RW serta RT.
merupakan staf puskesmas yang terlibat Perwakilan RW maupun RT yang telah
dalam pelaksanaan kelurahan siaga aktif, menerima kertas tersebut, lalu
©2019. Jurnal Promkes. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Jurnal Promkes Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 10-06-2019
62 Jurnal Promkes Vol. 7 No. 1 Juli 2019 : 58-68, doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.58-68

menuliskan masalah yang ada di Kegiatan survei mawas diri


wilayahnya dengan berdiskusi bersama terlaksana, kegiatan selanjutnya adalah
para kader kesehatan yang turut diundang pertemuan masyarakat kelurahan yang
dalam kegiatan musyawarah tersebut kedua atau biasa disebut musyawarah
dengan didampingi oleh bidan kelurahan. masyarakat kelurahan (MMK) II. MMK II
Setelah kegiatan penulisan selesai, kertas dilakukan dengan tujuan menyajikan hasil
yang telah dibagikan akan dikumpulkan SMD pada masing-masing kelurahan.
dan dilakukan diskusi dalam forum Penyajian hasil SMD dilakukan dalam
musyawarah masyarakat kelurahan bentuk persentase pada masing-masing
tersebut dengan dipimpin oleh pemimpin butir pertanyaan, setelah ditampilkan
rapat. Pemimpin rapat merupakan salah kepada seluruh peserta dan undangan
satu petugas kesehatan dari puskesmas yang hadir dilakukan diskusi untuk
yang didampingi oleh staf kelurahan. menentukan rencana tindak lanjut yang
Diskusi tersebut nanti akan menghasilkan diharapkan dapat berjalan dengan efektif
prioritas masalah kesehatan yang untuk menyelesaikan permasalahan
disetujui oleh seluruh peserta kesehatan yang ada. Rencana tindak
musyawarah yang hadir, sehingga nanti lanjut yang didapatkan ini disetujui oleh
prioritas masalah yang didapat akan seluruh peserta MMK II yang hadir,
dijadikan sebagai acuan utama dalam sehingga nantinya pihak puskesmas akan
pembuatan pertanyaan untuk tahapan melaksanakan program penyelesaian
kelurahan siaga selanjutnya yaitu Survei masalah kesehatan sesuai dengan
Mawas Diri (SMD). Berdasarkan data, maka kesepakatan. Berdasarkan data yang ada,
proses MMK I berdasarkan empat aspek maka proses MMK II berdasarkan 5 aspek
penilaian ditampilkan pada tabel 1. penilaian ditampilkan pada tabel 3.
Kegiatan survei mawas diri Pelaporan ketiga kegiatan yang telah
berdasarkan hasil wawancara kepada dilaksanakan, kemudian dijadikan satu
bidan kelurahan dilaksanakan minimal dalam laporan tahunan puskesmas.
terhadap 30 KK pada masing-masing Pedoman Pelaksanaan Kelurahan
kelurahan dengan tenaga pelaksananya Siaga dalam Keputusan Menteri Kesehatan
melibatkan peran aktif kader. Kader SMD Republik Indonesia Nomor
menurut penjelasan dari bidan kelurahan 1529/MENKES/SK/X/2010 pertemuan
sebelumnya telah mendapat pelatihan masyarakat tingkat kelurahan dijabarkan
serta pengarahan, ketika akan dalam Bab III poin C, bertujuan sebagai 1)
melaksanakan survei. Selain itu kader upaya sosialisasi mengenai masalah
yang ditunjuk tersebut adalah kader yang kesehatan yang dihadapi masyarakat
telah dilibatkan aktif sejak MMD I. dalam pengembangan kelurahan siaga
Instrumen yang digunakan dalam SMD aktif, 2) mencapai kesepakatan dalam
sendiri dibuat oleh staf puskesmas tingkat prioritas masalah yang akan
berdasarkan hasil pembuatan prioritas ditangani, 3) mencapai kesepakatan
masalah pada MMK I, pertanyaan yang mengenai UKBM yang akan dibentuk
dikaji dalam SMD berdasarkan data maupun diaktifkan lagi, 4) menetapkan
laporan pelaksanaan SMD Tahun 2017 data maupun informasi dari potensi
puskesmas X Pertanyaan yang diajukan kelurahan, meliputi dukungan yang
terdiri dari 25 butir pertanyaan, meliputi dibutuhkan dan alternatif sumber
topik sebagai berikut : 1) Program dukungan tersebut, serta 5)
Kesehatan Ibu dan Anak, 2) Program mengumpulkan dan meningkatkan
Keluarga Berencana, 3) Program Gizi, 4) semangat serta partisispasi dari warga
Program Promosi Kesehatan, 5) Program masyarakat kelurahan dalam upaya
Kesehatan Lingkungan, 6) Program mendukung pelaksanaaan pengembangan
Penanggulangan Penyakit Penyakit kelurahan siaga aktif.
Menular & Imunisasi, 7) Program Anak Pelaksanaan MMK dan SMD sendiri
Usia sekolah & Remaja, 8) Program telah dicantumkan dalam PMK No.44
Penanggulangan Penyakit Tidak menular, Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
terdiri dari Program kesehatan Puskesmas, sehingga untuk
jiwa,Program Kesehatan indera, Program pelaksanaannya masuk kedalam RUK yang
Kesehatan Gigi dan Mulut, serta 9) dibuat oleh pihak puskesmas sebagai
Program Penyehatan Tradisional. Aspek program kegiatan tahunan. Hasil evaluasi
pelaksanaan SMD sendiri ditampilkan pada berdasarkan beberapa peraturan yang
tabel 2. telah disebut dapat dilihat pada tabel-
tabel yang telah disajikan. Hasil evaluasi
©2019. Jurnal Promkes. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Jurnal Promkes Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 10-06-2019
Malida Nurul Hidayah, Evaluasi dan Analisis Pelaksanaan… 63

Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan Musyawarah Masyarakat Kelurahan I

Aspek Bentuk Pelaksanaan Kegiatan Musyawarah Masyarakat Kelurahan


I
Pelaksana Pelaksana MMK I adalah pihak puskesmas yang berkoordinasi dengan
kelurahan.
Kegiatan Kegiatan MMK I dilakukan untuk menentukan daftar masalah yang di
masyarakat. Kegiatan MMK I meliputi diskusi bersama yang dihadiri
oleh Lurah, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh Masyarakat,Tokoh Agama,
Kader Kesehatan, Penggerak PKK yang berjumlah 25 dari 25
undangan.
Waktu Kegiatan MMK I dilakukan setahun sekali pada bulan Mei.
pelaksanaan
Hasil kegiatan Hasil kegiatan MMK I adalah didapat prioritas masalah kesehatan
yang ada di masing-masing kelurahan, terbentuknya beberapa
pertanyaan sebagai acuan kuesioner Survey Mawas Diri.
Pelaporan Laporan hasil pelaksanaan MMK I dibuat dalam bentuk laporan akhir
tahun yang dilakukan oleh pihak puskesmas yang ditujukan kepada
dinas kesehatan kota.

Tabel 2. Pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri

Aspek Bentuk Pelaksanaan Kegiatan Survei Mawas Diri


Pelaksana Pelaksana SMD adalah kader kesehatan dan petugas Puskesmas
Kegiatan Kegiatan SMD dilakukan dengan pengisian kuesioner pertanyaan
terhadap 30 KK di kelurahan A dan Bserta 40 KK di Kelurahan C.
Kegiatan dilakukan dengan mengunjungi sasaran survei.
Waktu Waktu pelaksanaan dilakukan pada bulan Juli.
pelaksanaan
Hasil kegiatan Hasil kegiatan SMD adalah 10 masalah kesehatan utama yang
didapat dari analisis instrumen survei di masing-masing kelurahan.
Pelaporan Laporan hasil pelaksanaan SMD dibuat dalam bentuk laporan akhir
tahun yang dilakukan oleh pihak puskesmas yang ditujukan kepada
dinas kesehatan kota.
Instrumen Instrumen yang digunakan dalam SMD tahun 2017 meliputi 25 butir
pertanyaan dengan pilihan jawaban berganda.

Tabel 3. Pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Kelurahan II

Aspek Bentuk Pelaksanaan Kegiatan Musyawarah Masyarakat Kelurahan


II
Pelaksana Pelaksana MMK II adalah pihak puskesmas yang berkoordinasi
dengan kelurahan.
Kegiatan Kegiatan MMK I dilakukan untuk menentukan daftar masalah yang di
masyarakat. kegiatan MMK I meliputi diskusi bersama yang dihadiri
oleh Lurah, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh Masyarakat, Kader
Kesehatan, dan Penggerak PKK yang berjumlah 32 dari 32
undangan.
Waktu Waktu pelaksanaan dilakukan pada bulan November.
pelaksanaan
Hasil kegiatan Hasil kegiatan MMK II adalah tersampaikan hasil pelaksanaan SMD di
masing-masing kelurahan, terdapat 10 masalah utama, terbentuk
rencana tindak lanjut yang disepakati bersama.
Pelaporan Laporan hasil pelaksanaan MMK II dibuat dalam bentuk laporan akhir
tahun yang dilakukan oleh pihak puskesmas yang ditujukan kepada
dinas kesehatan kota.

©2019. Jurnal Promkes. Open Access under CC BY-NC-SA License.


Jurnal Promkes Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 10-06-2019
64 Jurnal Promkes Vol. 7 No. 1 Juli 2019 : 58-68, doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.58-68

pelaksanaan kegiatan musyawarah Tabel 4.


masyarakat kelurahan I dapat dilihat pada

Tabel 4. Evaluasi pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Kelurahan I

Aspek Pelaksana
Pelaksanaan Pelaksana musyawarah masyarakat kelurahan I adalah petugas
Puskesmas X, dibantu oleh staf kelurahan.
Standar dalam PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas poin tabel 1. Tahapan kegiatan siklus manajemen
puskesmas pada hlm 12 , pelaksana utama MMK adalah Kelurahan.
Keterangan Kurang sesuai dengan PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas karena pelaksanan utama dalam kegiatan
MMK I ini adalah petugas puskesmas, mulai dari penyusunan
rangkaian kegiatan hingga penyampaian konten musyawarah.
Aspek Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan meliputi pembuatan daftar masalah
kesehatan yang dianggap masih banyak terjadi, serta pembuatan
prioritas masalah.
Standar Pedoman Pelaksanaan Kelurahan Siaga dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529/MENKES/SK/X/2010 Bab
III poin C MMK digunakan untuk upaya sosialisasi mengenai masalah
kesehatan yang dihadapi masyarakat dalam pengembangan
kelurahan siaga aktif dan mencapai kesepakatan dalam tingkat
prioritas masalah yang akan ditangani.
Keterangan Sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Kelurahan Siaga dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1529/MENKES/SK/X/2010.
Aspek Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Dilakukan pada bulan Mei .
Standar dalam PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas poin tabel 1. Tahapan kegiatan siklus manajemen
puskesmas pada hlm 12, waktu pelaksanaan adalah awal Januari.
Keterangan Kurang sesuai dengan pedoman, karena jarak bulan pelaksanaan
cukup jauh, dimana pada peraturan tercantum awal januari namun
pada kenyataannya dilaksanakan pada bulan kelima.
Aspek Hasil Kegiatan
Pelaksanaan didapat prioritas masalah kesehatan yang ada di masing-masing
kelurahan, terbentuknya beberapa pertanyaan sebagai acuan
pembuatan pertanyaan kuesioner Survey Mawas Diri.
Standar dalam PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas poin tabel 1. Tahapan kegiatan siklus manajemen
puskesmas pada hlm 12, hasil yang diharapkan adalah mendapat
analisa situasi.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.
Aspek Pelaporan
Pelaksanaan Evaluasi dilaksanakan bersama saat diselenggarakan musyawarah
kedua, serta dalam bentuk laporan tahunan pada akhir tahun.
Standar Dilakukan dalam dua periode yaitu evaluasi tengah periode
(midterm evaluation) dan akhir tahun melalui PKP.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.

Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan kegiatan musyawarah masyarakat


survey mawas diri dapat dilihat pada keluarahan II dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 5. Hasil evaluasi pelaksanaan

©2019. Jurnal Promkes. Open Access under CC BY-NC-SA License.


Jurnal Promkes Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 10-06-2019
Malida Nurul Hidayah, Evaluasi dan Analisis Pelaksanaan… 65

Tabel 5. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Survei Mawas Diri

Aspek Pelaksana
Pelaksanaan Pelaksana SMD dilakukan oleh kader SMD yang telah ditunjuk serta
Bidan kelurahan sebagai petugas kesehatan.
Standar Dalam Juknis biaya pengembangan desa siaga aktif Bab III poin B
Langkah-langkah pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif,
pelaksana SMD adalah Kader dan tokoh masyarakat.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.
Aspek Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan SMD meliputi kegiatan pengumpulan data primer melalui
pertanyaan yang dibuat dalam bentuk kuesioner mengenai masalah
kesehatan yang dihadapi yang disusun oleh petugas puskesmas.
Standar dalam PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas, kegiatan SMD ditujukan untuk mengenali keadaaan dan
masalah yang ada di masyarakat. diambil dengan menggunakan
metode instrumen SMD yang disusun puskesmas.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.
Aspek Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan SMD dilaksanakan pada bulan Juli, satu kali dalam setahun.
Standar Dalam Juknis biaya pengembangan desa siaga aktif Bab III poin B
mengenai langkah-langkah pengembangan desa dan kelurahan siaga
aktif, waktu pelaksanaan SMD minimal setahun sekali.
Keterangan Sesuai dengan peraturan
Aspek Hasil kegiatan
Pelaksanaan Hasil SMD adalah 10 masalah kesehatan utama berdasarkan
pengolahan jawaban responden SMD.
Standar dalam PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas, SMD dapat meberi informasi mengenai masalah yang
terjadi di masyarakat.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.
Aspek Pelaporan
Pelaksanaan Pelaporan SMD disampaikan kepada seluruh pihak terkait pada saat
MMK II dan pembuatan laporan tahunan Puskesmas.
Standar Dalam Juknis biaya pengembangan desa siaga aktif Bab III poin B
langkah-langkah pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif,
pengolahan dan analisis data hasil SMD dilakukan dengan bimbingan
petugas, dan dibahas dalam MMK II.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.
Aspek Instrumen
Pelaksanaan Instrumen SMD disusun berdasarkan hasil analisis daftar dan
prioritas masalah yang dilakukan pada MMK I dan dijadikan acuan
dalam pembuatan item pertanyaan oleh petugas puskesmas.
Standar Instrumen SMD disusun oleh puskesmas sesuai dengan masalah yang
dihadapi.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.
Tabel 6. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Musyawarah Masyarakat Kelurahan II

Aspek Pelaksana
Pelaksanaan Dilakukan oleh petugas puskesmas dibantu oleh staf kelurahan.
Standar dalam PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas poin tabel 1. Tahapan kegiatan siklus manajemen
puskesmas pada hlm 12, pelaksana utama MMK adalah pihak
kelurahan.
Keterangan Kurang sesuai dengan PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas.
Aspek Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan MMK I bertujuan untuk melakukan pembahsan hasil SMD

©2019. Jurnal Promkes. Open Access under CC BY-NC-SA License.


Jurnal Promkes Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 10-06-2019
66 Jurnal Promkes Vol. 7 No. 1 Juli 2019 : 58-68, doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.58-68

serta pembuatan rencana tindak lanjut untuk menanggulangi


permasalahan kesehatan yang ada.
Standar Dalam Juknis biaya pengembangan desa siaga aktif Bab III poin B
langkah-langkah pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif,
MMK dilakukan dalam rangka pembahasan hasil SMD, serta prioritas
masalah yang akan diatasi.
Keterangan Sesuai dengan peraturan. Karena pelaksanan utama dari MMK II ini
sama seperti MMK sebelumnya yaitu petugas puskesmas.
Aspek Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Dilaksanakan setelah kegiatan SMD sudah selesai.
Standar Dalam Juknis biaya pengembangan desa siaga aktif Bab III poin B
langkah-langkah pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif,
MMK dilakukan setelah pelaksanaan SMD selesai.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.
Aspek Hasil Kegiatan
Pelaksanaan MMK II menghasilkan rencana tindak lanjut penanggulangan masalah
yang disepakati bersama oleh peserta musyawarah.
Standar dalam PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas poin tabel 1. Tahapan kegiatan siklus manajemen
puskesmas pada hlm 12, keluaran MMK adalah usulan kebutuhan
pelayanan kesehatan masayarakat yang sesuai dengan harapan
rasional
Keterangan Sesuai dengan peraturan.
Aspek Pelaporan
Pelaksanaan Pelaporan hasil MMK II dilakukan pada akhir tahun serta akan sedikit
disinggung dalam MMK I pada tahun selanjutnya.
Standar Dilakukan dalam dua periode yaitu evaluasi tengah periode
(midterm evaluation) dan akhir tahun melalui PKP.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.

Pelaksanaan Kelurahan siaga yang Pergeseran peran pelaksana dapat


mencakup kegiatan SMD dan MMK I dan II memberikan kontribusi negatif terhadap
memiliki beberapa peraturan yang pelaksanaan kegiatan. Terutama dalam
dijadikan acuan dalam pelaksanaannya, hal pelaporan dan evaluasi yang akan
berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dilakukan, sedangkan pada kegiatan SMD
ada tiga pedoman yang dijadikan acuan. pelaksana kegiatan sudah sangat sesuai
Penggunaan ketiga acuan ini dilakukan dengan peraturan yang ada dimana peran
karena pada kenyataannya pelaksanaan aktif kader dan TOMA dilibatkan secara
SMD dan MMK ini tahapannya akan langsung untuk melaksanakan survei pada
berubah sesuai dengan kondisi pada masyarakat di wilayah kelurahan. Hal ini
masing-masing wilayah yang artinya juga sesuai dengan tujuan konsep
masing-masing wilayah dapat pemberdayaan masyarakat (Notoadmojdo,
melaksanakan masing-masing tahapan 2010), bahwa pemberdayaan masyarakat
sesuai dengan hasil perumusan tahapan bertujuan untuk menumbuhkan
yang disesuaikan agar dalam pemikiran, kemauan serta kemampuan
pelaksanaannya dapat lebih mudah. Dari dalam mengatasi masalah kesehatan yang
analisis yang telah dilakukan pada masing- bersumber pada masyarakat itu sendiri,
masing tahapan ketidaksesuaian banyak jadi peran aktif kader dalam pelaksanaan
terjadi pada aspek pelaksana kegiatan. kegiatan SMD menunjang tujuan
Hal ini berdasarkan hasil wawancara pemberdayaan masyarakat yang
dengan bidan kelurahan yang dapat sesungguhnya.
terjadi karena adanya pergeseran fungsi Kegiatan MMK sendiri bertujuan
pelaksana Kelurahan Siaga, dimana pada untuk mendapat analisis situasi masalah
peraturan menyatakan pelaksana kesehatan yang terjadi. Tahapan
utamanya adalah pihak kelurahan yang pemberdayaan Masyarakat dalam bidang
pada kenyataannya surat tugas kesehatan ada tujuh (Soekanto, 1987).
pelaksanaan dan pengembangan Tahap pertama yaitu tahapan pengkajian
Kelurahan Siaga justru jatuh pada (assessment), dimana pada tahap ini
puskesmas. dilakukan untuk mengidentifikasi
©2019. Jurnal Promkes. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Jurnal Promkes Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 10-06-2019
Malida Nurul Hidayah, Evaluasi dan Analisis Pelaksanaan… 67

permasalahan kesehatan yang ada, serta (Muninjaya, 2011). Evaluasi input


kebutuhan akan pemenuhan kesehatan dilakukan pada jumlah peserta yang
yang dirasakan (feel needs). Pada tahapan hadir, tempat kegiatan, hingga prose
inilah kegiatan musyawarah masyarakat koordinasi antar pihak terkait, evaluasi
kelurahan I sesuai untuk dengan konsep proses dilakukan terhadap waktu
program dengan pendekatan pelaksanaan, kehadiran peserta serta
pemberdayaan masyarakat. Kegiatan peran aktif peserta saat musyawarah, dan
survei secara langsung kepada masyarakat untuk evaluasi hasil apakah musyawarah
pun dapat menghasilkan gambaran dapat menghasilkan keluaran yang
masalah yang sesuai dengan kenyataan diharapkan pada musyawarah, dimana
dalam masyarakat, sehingga pelaksanaan berdasarkan hasil analisis laporan
survei mawas diri atau juga disebut pelaksanaan MMK I dan MMK II puskesmas
dengan community self survey ini dirasa X menjelaskan keluaran yang diharapkan
tepat dilakukan untuk mengatasi telah sesuai dengan pedoman yang ada.
permasalahan secara efektif. Pelaksanaan evaluasi pada setiap hasil ini
Waktu pelaksanan kegiatan MMK juga dilakukan dalam bentuk laporan
yang pertama masih kurang sesuai dengan tahunan yang dibuat pada akhir tahun
pedoman yang ada. Hal tersebut harusnya masa kerja dari puskesmas, sehingga dari
dilakukan pada awal tahun kerja adanya evaluasi serta pelaporan yang
puskesmas, namun justru dilakukan pada dibuat tersendiri penyampaian serta
pertengahan tahun yakni bulan kelima. penyebarluasan hasil kinerja dan kondisi
Waktu pelaksanaan yang sangat mundur permasalahan yang dihadapi di
ini dapat menyebabkan kurang optimalnya masyarakat dapat lebih mudah untuk
pelaksanaan intervensi atau rencana dilakukan.
tindak lanjut penyelesaian masalah
karena jadwal kegiatan yang sangat SIMPULAN
mundur, sehingga berisiko pada tidak
tercapainya tujuan rencana tindak lanjut Pelaksanaan musyawarah
tersebut dan masalah kesehatan yang ada masyarakat kelurahan dan survei mawas
akan masih tetap ada pada tahun diri di wilayah puskesmas X setelah
berikutnya. dilakukan pembahasan dapat disimpulkan
Kegiatan musyawarah ini sebaiknya bahwa
dilaksanakan harus sesuai dengan 1. Aspek pelaksana untuk musyawarah
pedoman yang ada. Pembuatan masyarakat kelurahan masih belum
instrumen SMD sendiri sudah sesuai sesuai dengan ketentuan yang ada,
dengan peraturan yang ada, sehingga hasil sedangkan untuk SMD pelaksananya
yang didapat mampu menggambarkan sudah sesuai.
permasalahan yang ada, selain itu topik 2. Aspek pelaksanaan MMK dan SMD
yang diangkat dalam survei juga sudah sesuai dengan tujuan yang
menggambarkan kegiatan–kegiatan yang telah ditetapkan.
ada dalam Kelurahan Siaga. Metode survei 3. Aspek waktu pelaksanaan dalam
secara langsung pada masyarakat ini kegiatan musyawarah masyarakat
sendiri juga sesuai dengan tahapan kelurahan belum sesuai, sedangkan
pemberdayaan masyarakat yang ketiga, untuk SMD sudah sesuai dengan
dimana petugas sebagai agen perubahan pedoman.
mampu melibatkan peran katif warga 4. Hasil atau keluaran yang diharapkan
masyarakat untuk menelaah masalah pada tahapan MMK I, Survei mawas
kesehatan yang mereka hadapi. diri, dan MMK II sudah sesuai dengan
Aspek yang terakhir adalah aspek pedoman yang berlaku.
pelaporan. Pada aspek ini, pelaporan 5. Aspek pelaporan untuk musyawarah
meliputi upaya evaluasi yang dilakukan masyarakat kelurahan dan survey
pada tingkat puskesmas. Hasil wawancara mawas diri sudah sesuai dengan
pada bidan kelurahan bahwa evaluasi pedoman yang ada.
kegiatan musyawarah masyarakat
kelurahan dilakukan pada akhir Kelurahan siaga sendiri dapat
pelaksanaan kegiatan. Hasil evaluasi berjalan dengan baik sesuai dengan
dilakukan terhadap tiga komponen utama konsepnya yaitu menjadikan masyarakat
berdasarkan waktu pelaksanaan kegiatan sehat yang mandiri. Secara keseluruhan
serta sasarannya, dibedakan menjadi tiga tahapan kegiatan dalam kelurahan siaga
yaitu dari segi input, proses, dan output
©2019. Jurnal Promkes. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Jurnal Promkes Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 10-06-2019
68 Jurnal Promkes Vol. 7 No. 1 Juli 2019 : 58-68, doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.58-68

di puskesmas X yang meliputi Laporan survei mawas diri (SMD)


musyawarah masyarakat kelurahan I Puskesmas X tahun 2017.
maupun II telah dilaksakanan dengan
sesuai. Pelaksanaan SMD mayoritas aspek Muninjaya, Gde AA. 2011. Manajemen
pelaksanaannya telah memenuhi Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC.
pedoman yang ada.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi
Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
DAFTAR PUSTAKA
Cipta.
Juknis Biaya Pengembangan Desa Siaga
PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Aktif dari Kemenkes RI Tahun 2010.
Manajemen Puskesmas.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi
564/Menkes/SK/VIII/2006 Tentang
Suatu Pengantar. Jakarta. PT
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan
Rajagrafindo. Persada
Desa Siaga.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
17 Tahun 2007 tentang pembangunan
IndonesiaNomor 1529/MENKES/SK/X/2010
Jangka Panjang Nasional untuk tahun
Tentang Pedoman Pelaksanaan
2005-2025
Pengembangan Desa Siaga.
Widyaningsih, V. 2008. Rancangan
Laporan musyawarah masyarakat
Penelitian/ Research Design An Overview.
kelurahan (MMK) I Puskesmas X tahun
2017.

Laporan musyawarah masyarakat


kelurahan (MMK) II Puskesmas X tahun
2017.

©2019. Jurnal Promkes. Open Access under CC BY-NC-SA License.


Jurnal Promkes Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 10-06-2019

S-ar putea să vă placă și