Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hemofilia
2. Untuk mengetahui klasifikasi hemofilia
3. Untuk mengetahui etiologi dari hemofilia
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis pasien dengan hemofilia
5. Untuk mengetahui patofisiologi hemofilia
6. Untuk mengetahui komplikasi dari hemofilia
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang untuk hemofilia
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan hemofilia
9. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pasien dengan hemofilia
1.4 Manfaat
1. Manfaat bagi institusi
Makalah ini dapat bermanfaat atau berguna sebagai pembaharuan buku-buku
diperpustakaan STIKes ”Bhakti Mulia” Pare-Kediri.
2. Manfaat bagi penulis
Untuk menambah ilmu pengetahuan atau wawasan tentang asuhan keperawatan pada anak
dengan hemofilia.
3. Manfaat bagi pembaca
Untuk memberikan tambahan pengetahuan seputar masalah hemofilia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Hemofilia berasal dari bahas Yunani Kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu haima yang
berarti darah dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang. Hemofilia adalah suatau penyakit
yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya pada saat anak tersebut
dilahirkan
( www.hemofilia.or.id ).
Hemofilia adalah gangguan pendarahan yang disebabkan oleh defisiensi herediter dan
faktor darah esensial untuk koagulasi ( Wong, 2003 ).
Hemofilia merupakan gangguan koagulasi kogenital paling sering dan serius. Kelainan
initerkait dengan defisiensi faktor VII, IX atau XI yang ditemukan secara genetik (Nelson, 1999).
Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter atau didapat yang paling sering
dijumpai, bermanifestasi sebagai episode perdarahan intermiten ( Price & Wilson, 2005 ).
Hemofilia adalah penyakit koagulasi darah kongenital karena anak kekurangan faktor
pembekuan VIII (Hemofilia A) atau faktor IX (Hemofilia B).
Dengan demikian hemofilia adalah penyakit koagulasi terutama kekurangan factor VII,
IX, XI, yang bersifat herediter.
2.5 Patofisiologi
Perdarahan karena gangguan pada pembekuan biasanya terjadi pada jaringan yang
letaknya dalam seperti otot, sendi, dan lainya yang dapat terjadi kerena gangguan pada tahap
pertama, kedua dan ketiga, disini hanya akan di bahas gangguan pada tahap pertama, dimana
tahap pertama tersebutlah yang merupakan gangguan mekanisme pembekuan yang terdapat pada
hemofili A dan B. Perdarahan mudah terjadi pada hemofilia, dikarenakan adanya gangguan
pembekuan, di awali ketika seseorang berusia ± 3 bulan atau saat – saat akan mulai merangkak
maka akan terjadi perdarahan awal akibat cedera ringan, dilanjutkan dengan keluhan-keluhan
berikutnya. Hemofilia juga dapat menyebabkan perdarahan serebral, dan berakibat fatal.
Rasionalnya adalah ketika mengalami perdarahan, berarti terjadi luka pada pembuluh darah
(yaitu saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh) → darah keluar dari pembuluh. Pembuluh
darah mengerut/ mengecil → Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada
pembuluh→Kekurangan jumlah factor pembeku darah tertentu, mengakibatkan anyaman
penutup luka tidak terbentuk sempurna→darah tidak berhenti mengalir keluar pembuluh →
perdarahan (normalnya: Faktor-faktor pembeku darah bekerja membuat anyaman (benang -
benang fibrin) yang akan menutup luka sehingga darah berhenti mengalir keluar pembuluh).
2.6 Komplikasi
1. Timbulnya inhibitor.
Inhibitor adalah cara tubuh untuk melawan apa yang dilihatnya sebagai benda
asing yang masuk. Hal ini berarti segera setelah konsetrat faktor diberikan tubuh akan
melawan dan akan menghilangnya. Suatu inhibitor terjadi jika sistem kekebalan tubuh
melihat konsetrat faktor VIII atau faktor IX sebagai benda asing dan
menghancurkanya. Pada penderita hemofilia dengan inhibitor terhadap konsetrat
faktor, reaksi penolakkan mulai terjadi segera setelah darah diinfuskan. Ini berarti
konsetrat faktor dihancurkan sebelum ia dapat menghentikan pendarahan.
2. Kerusakan sendi akibat pendarahan berulang.
Kerusakan sendi adalah kerusakan yang disebabkan oleh perdarahan berulang
didalam dan disekitar rongga sendi. Kerusakan yang menetap dapat di sebabkan oleh
satu kali pendarahan yang berat ( Hemarthrosis ).
3. Infeksi yang ditularkan oleh darah.
Komplikasi hemofilia yang paling serius adalah infeksi yang ditularkan oleh
darah.
2. Biopsi hati : digunakan untuk memperoleh jaringan untuk pemeriksaan patologi dan
kultur.
3. Uji fungsi feal hati : digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit hati ( misalnya, serum
glutamic – piruvic trasaminase [ SPGT ], serum glutamic – oxaloacetic transaminase
[ SGOT ], fosfatase alkali, bilirubin ).
2.8 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis.
a. Diberikan infus kriopresipitas yang mengandung 8 sampai 100 unit faktor VIII setiap
kantongnya.
b. Berikan AHF pada awal perdarahan untuk mengontrol Hematosis.
c. Berikan analgetik dan kortikosteroid untuk dapat mengurangi nyeri sendi dan
kemerahan pada hemofilia ringan.
d. Jika dalam darah terdapat antibodi, maka dosis plasma konsenratnya dinaikan atau
diberikan faktor pembekuan yang yang berbeda atau obat – obatan untuk mengurangi
kadar antibodi.
2. Penatalaksanaan Keperawatan.
a. Memperhatikan perawatan gigi agar tidak mengalami pencabutan gigi.
b. Istirahatkan anggota tubuh dimana ada luka.
c. Gunakan alat bantu seperti tongkat bila kaki mengalami perdarahan.
d. Kompreslah bagian tubuh yang terluka dan daerah sekitar dengan es.
e.Tekan dan ikat, sehingga bagian tubuh yang mengalami perdarahan tidak bergerak
(immobilisasi ).
f. Letakkan bagian tubuh tersebut dalam posisi lebih tinggi dari posisi dada dan letakkan
diatas benda yang lembut.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri b.d perdarahan dalam jaringan dan sendi
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan akibat perdarahan
ditandai dengan mukosa mulut kering,turgor kulit lambat kembali.
c. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan kelemahan pertahanan sekunder akibat
hemofilia ditandai dengan seringnya terjadi cedera
d. Risiko kerusakan mobilitas fisik b.d efek perdarahan pada sendi dan jaringan lain.
e. Perubahan proses keluarga b.d anak menderita penyakit serius
3. Intervensi
DX I
Tujuan/Kriteria hasil: Pasien tidak menderita nyeri atau menurunkan intensitas atau
skala nyeri yang dapat diterima anak.
Intervensi :
1) Tanyakan pada klien/keluarga tengtang nyeri yang diderita.
2) Observasi P, Q, R, S, T nyeri.
3) Lakukan manajemen nyeri (distraksi, relaksasi)
4) Evaluasi perubahan perilaku dan psikologi anak.
5) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic
DX II
Tujuan/Kriteria hasil: Menunjukan perbaikan keseimbangan cairan, mukosa mulut
lembab, turgor kulit cepat kembali kurang dari 2 detik.
Intervensi :
1) Awasi TTV
2) Awasi intake dan output cairan
3) Perkirakan drainase luka dan kehilangan yang tampak
4) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan adekuat
Rasional :
1) Perubahan TTV kearah yang abnormal dapat menunjukan terjadinya peningkatan
kehilangan cairan akibat perdarahan / dehidrasi.
2) Perlu untuk menentukan fungsi ginjal, kebutuhan penggantian cairan dan membantu
mengevaluasi status cairan.
3) Memberikan informasi tentang derajat hipovolemi dan membantu menentukan
intervensi.
4) Mempertahankan keseimbangan cairan akibat perdarahan.
DX III
Tujuan/Kriteria hasil: Injuri dan komplikasi dapat dihindari/tidak terjadi.
Intervensi :
1) Pertahankan keamanan tempat tidur klien, pasang pengaman pada tempat tidur
2) Hindarkan dari cedera, ringan – berat
3) Awasi setiap gerakan yang memungkinkan terjadinya cedera
4) Anjurkan pada orangtua untuk segera membawa anak ke RS jika terjadi injuri
5) Jelaskan pada orang tua pentingnya menghindari cedera. 1. Menurunkan resiko
cidera / trauma
Rasional :
1) Jaringan rapuh dan gangguan mekanisme pembekuan menigkatkan resiko perdarahan
meskipun cidera /trauma ringan.
2) Pasien hemofilia mempunyai resiko perdarhan spontan tak terkontrol
sehinggadiperlukan pengawasan setiap gerakan yang memungkinkan terjadinya
cidera.
3) Identifikasi dini dan pengobatan dapat membatasi beratnya komplikasi.
4) Orang tua dapat mengetahui mamfaat dari pencegahan cidera/ resiko perdarahan dan
menghindari injuri dan komplikasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hemofilia adalah gangguan pendarahan yang disebabkan oleh defisiensi herediter dan
faktor darah esensial untuk koagulasi ( Wong, 2003 ). Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu :
Hemofilia A dan Hemifilia B Etiologi Hemofilia adalah Faktor congenital Faktor didapat.
Manifestasi klinis Perdarahan berkepanjangan setelah sirkumsisi.Ekimosis sudkutan
diatas tonjolan – tonjolan tulang (saat berumur 3 – 4 bulan ).Hematoma besara setelah infeksi.
Perdarahan dari mukosa oral. Perdarahan jaringan lunak. Gejala awal, yaitu nyeri. Setelah nyeri,
yaitu bengkak, hangat dan penurunan mobilitas. Sekuela jangka panjang. Perdarahan
berkepanjangan dalam otot dapat menyebabkan kompresi saraf dan fibrosis otot.
Komplikasi hemophilia Tinbulnya inhibitor Kerusakan sendi akibat pendarahan berulang
Infeksi yang ditularkan oleh darah.
Pemeriksaan Penunjang Uji skining untuk koagulasi darah Biopsi hati Uji fungsi feal
hati.
3.2 Saran
Hendaknya para tenaga kesehatan khususnya perawat dapat mengerti maupun memahami
tentang penyakit hemofilia sehingga selain mampu untuk melakukan tindakan keperawatan
kepada pasien, juga mampu mengerti mengenai asuhan keperawatan pada anak dengan
hemofilia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arif M, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid 2, Media Aesculapius, FKUI,
Jakarta.
2. Firman. 2010.Askep anak hemofilia.
3. Firmanpharos.wordpress.com/category/kumpulan-askep/askep-anak-hemofilia/ (diakses
12 juni 2011. 20.11)
4. Endhy. 2011. Asuhan keperawatan pada anak dengan hemofilia.
5. Khaidirmuhaj. 2009. Askep anak hemofilia
6. Khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/02/askep-anak-hemofilia.html (diakses 12 juni 2011.
20.11)
7. Brunner dkk, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, EGC Kedokteran, Jakarta.