Sunteți pe pagina 1din 12

ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI DENGAN METODE BENSON


TERHADAP PEMENUHAN TIDUR PADA PASIEN POST
OPERASI ILEUS DI RUANG MAWAR
RSD BALUNG

Fajar pradipta Arliandi¹, Awatiful Azza², Zuhrotul Eka Yulis³.


¹Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember,
arliandi.pradipta@gmail.com
²Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember, awatiful.azza@yahoo.com
³Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember, yulisanggraeni@yahoo.com

ABSTRACT

Benson relaxation technique is an attempt of focusing attention to a certain focus by mentioning


the ritual phrase repeatedly and removing distracting thoughts. This study aims to identify the
fulfillment sleep of the patients with Postoperative Ileus in the control group and the treatment
group in Mawar room Rsd Balung. This study design was "quasy experiment" with the method of
"post test design only with control group" that was consisting of two groups; they were the
intervention (treatment) group and the control group. The intervention group received a
treatment, while the control group was given with no treatment. Samples in this study were 30
respondents; there were 15 respondents of the control group and 15 respondents for the
intervention group. In this study, the researcher used the purposive sampling method, this
sampling was based on a certain considerations made by the researcher and it was depended on
the characteristics or properties of the populations that were previously known. Research
instrument of this study used SOP and a Likert scale. From the results of the Chi-square test
found the value in significance (p-value) or α = 0.03, in other words the value significance was
0.03 <0.05, thus it could be concluded that H1 is accepted, which means that there was an effect
of using the relaxation technique with Benson method towards the fulfillment of sleep of the
patients with Postoperative Ileus. The results of this study are recommended for future
researchers to conduct direct observations and Benson relaxation method can also be applied to
a wide variety of patients not only for the patients with pre-post operation.

PENDAHULUAN komponen penyusun sel dan jaringan tubuh,


dan nutrisi yang membantu fungsi fisiologis
Pada dasarnya semua makhluk hidup harus tubuh. Pencernaan makanan merupakan
memenuhi kebutuhan energinya dengan cara proses mengubah makanan dari ukuran
mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut besar menjadi ukuranyang lebih kecil dan
kemudian diuraikan dalamsistem halus, serta memecah molekul makanan
pencernaan menjadi sumber energi, sebagai yang kompleks menjadi molekul yang

1
2

sederhana dengan menggunakan enzim dan sebelumnya. Tumor ganas dan volvulus
organ-organ pencernaan. Enzim ini merupakan penyebab tersering obstruksi
dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan usus besar pada usia pertengahan dan orang
jenisnya tergantung dari bahan makanan tua, Kanker kolon merupakan penyebab dari
yang akan dicerna oleh tubuh. Luasnya 90% ileus obstruktif yang terjadi. Volvulus
daerah permukaan saluran cerna dan fungsi adalah usus yang terpelintir, paling sering
digestifnya menunjukan betapa pentingnya terjadi pada pria usia tua dan biasanya
makna pertukaran antara organisme manusia mengenai kolon sigmoid. Inkarserasi
dengan lingkungannya. Kelainan inflamasi lengkung usus pada hernia inguinalis atau
dan malabsorpsi akan mengganggu keutuhan femoralis sangat sering menyebabkan
fungsi traktus gastrointestinal (Dona terjadinya obstruksi usus halus.
L.Wong, 2008)
Intususepsi adalah invaginasi salah satu
Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang bagian usus ke dalam bagian berikutnya dan
merupakan tanda adanya obstruksi usus akut merupakan penyebab obstruksi yang hampir
yang segera memerlukan pertolongan selalu ditemukan pada bayi dan balita.
dokter. Di Indonesia ileus obstruksi paling Intususepsi sering terjadi pada ileum
sering disebabkan oleh hernia inkarserata, terminalis yang masuk ke dalam sekum.
sedangkan ileus paralitik sering disebabkan Benda asing dan kelainan kongenital
oleh peritonitis. Keduanya membutuhkan merupakan penyebab lain obstruksi yang
tindakan operatif. Ileus lebih sering terjadi terjadi pada anak dan bayi.
pada obstruksi usus halus daripada usus
besar. Keduanya memiliki cara penanganan Berdasarkan data World Health
yang agak berbeda dengan tujuan yang Organization (WHO) 2008, diperkirakan
berbeda pula. Obstruksi usus halus yang penyakit saluran cerna tergolong 10 besar
dibiarkan dapat menyebabkan gangguan penyakit penyebab kematian di dunia.
vaskularisasi usus dan memicu iskemia, indonesia menempati urutan ke 107 jumlah
nekrosis, perforasi dan kematian, sehingga kematian diakibatkan penyakit saluran cerna
penanganan obstruksi usus halus lebih dunia tahun 2004, dengan 39.3 jiwa per
ditujukan pada dekompresi dan 100.000 jiwa dan Menurut data DINKES
menghilangkan penyebab untuk mencegah 2008 angka kunjungan penderita penyakit
kematian. Obstruksi kolon sering saluran cerna rumah sakit di Indonesia
disebabkan oleh neoplasma atau kelainan mencapai 360,247 menempati urutan ke tiga
anatomi seperti volvulus, hernia inkarserata, setelah faktor yang mempengaruhi keadaan
striktur atau obstipasi. kesehatan dan faktor yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan.
Ileus Obstruktif atau juga dikenal dengan
obstruksi usus mekanis merupakan Sebuah Penelitian bersifat deskriptif yang
kegawatan dalam bedah abdominalis yang dilakukan sebelumnya oleh Nelly Pasaribu
sering dijumpai dibandingkan dengan ileus mendapatkan data dari RSUD dr. Pirngadi
paralitik. Setiap tahunnya 1 dari 1000 Medan 2007-2010 sebagai berikut kelompok
penduduk segala usia didiagnosa ileus umur 45-55 tahun 19,8%, jenis kelamin laki-
obstruktif. Penyebab ileus obstruktif laki 56,8%, sex ratio 131%, suku jawa
berkaitan pada kelompok usia yang 41,7%, agama Islam 78,2%, status kawin
terserang dan letak obstruksi, 50% terjadi 73,1%, pendidikan SMA 45,4%, wiraswasta
pada kelompok usia pertengahan dan tua 33,3%, kota Medan 68,5%, komplikasi
akibat perlekatan oleh pembedahan 16,2%, lama rawatan rata-rata 8,14 hari (8
3

hari), biaya jamkesmas 52,3%, operasi Metode penatalaksanaan nyeri mencakup


42,3% meninggal 27,1% dan pulang atas pendekatan farmakologis dan non-
permintaan sendiri 16,7%. farmakologis. Pendekatan farmakologis
yang biasa digunakan adalah analgetik
Survei awal rekam medis didapatkan bahwa golongan opioid untuk nyeri yang hebat dan
terdapat 40 orang pasien dari bulan Juni golongan non steroid untuk nyeri sedang
sampai dengan Agustus 2014 didiagnosis atau ringan (Rusmayanti, 2009). Perilaku
ileus obstruktif di RSUD Balung. dan teknik non farmakologis yang dapat di
Berdasarkan uraian tersebut peneliti ingin gunakan bersama dengan penatalaksanaan
mengetahui lebih lanjut mengenai farmakologis untuk mengurangi nyeri akut
penanganan pada penderita ileus obstruktif salah satu cara yang cocok untuk
yang dirawat inap di RSUD Balung. mengurangi nyeri pada pasien post operasi
secara nan farmakologis adalah relaksasi.
Mengingat penanganan ileus dibedakan Penatalaksanaan nyeri pada pasien post
menjadi operatif dan konservatif, maka hal operasi dengan teknik relaksasi merupakan
ini sangat berpengaruh pada mortalitas ileus. salah satu cara yang cocok pada pasien post
Operasi juga sangat ditentukan oleh opersi, teknik ini sangat efektif digunakan
ketersediaan sarana dan prasarana yang untuk merelaksasikan pasien post operasi
sesuai, skills, dan kemampuan ekonomi supaya pasien dapat beristirahat dengan
pasien. Hal-hal yang dapat berpengaruh nyaman dan tenang. Metode relaksasi yang
pada faktor-faktor tersebut juga akan sudah ada adalah relaksasi otot, pelatihan
mempengaruhi pola manajemen pasien ileus otogenik, relaksasi meditasi, yoga, relaksasi
yang akhirnya berpengaruh pada mortalitas religius dan relaksasi hipnosa.
ileus. Faktor-faktor tersebut juga
berpengaruh dengan sangat berbeda dari Menurut (Yuni, 2010) Penelitian yang telah
satu daerah terhadap daerah lainnya menerapkan relaksasi benson dan memberi
sehingga menarik untuk diteliti mortalitas pengarahan terhadap lansia tentang
ileus pada pasien yang mengalami operasi kebutuhan tidur dan hasil rata-rata selisih
dengan pasien yang ditangani secara kebutuhan tidur lansia pada kelompok yang
konservatif. diberi teknik relaksasi benson angak selishi
terpanjang mencapai 2 jam sedang angka
Setelah pasien di operasi akan selisih terpanjang mencapai 7 jam. Angka
mengakibatkan nyeri setelah post operasi ini cukup tinggi jika dibandingkan pada
diantara ada penanganan nyeri farmakologis kelompok yang tidak diberi relaksasi benson
dan non farmakologis. Nyeri post operasi yaitu angka terpendek 0 jam dan angka
sering menjadi masalah bagi pasien dan terpanjang 1 jam. Kenaikan cukup tinggi
merupakan hal yang paling mengganggu, karena lansia dapat mengikuti relaksasi
sehingga perlu dilakukan intervensi benson. Dari hasil penelitian yang didapat
keperawatan untuk menurunkan nyeri. Salah relaksasi benson sangat berpengaruh untuk
satu bentuk intervensi tersebut adalah terapi memenuhi kebutuhan tidur pada lansia.
musik. Perawat menghabiskan lebih banyak
waktu bersama pasien dibandingkan dengan Menurut (Benson, 2004), formula-formula
tenaga perawatan profesional lainnya, maka tertentu yang dibaca berulang-ulang dengan
perawat mempunyai kesempatan untuk melibatkan unsur keimanan kepada agama,
menghilangkan nyeri dan efek yang kepada Tuhan yang disembah akan
membahayakan (Smeltzer & Bare, 2002). menimbulkan respon relaksasi yang lebih
kuat dibandingkan dengan sekedar relaksasi
4

tanpa melibatkan unsur keyakinan terhadap beberapa faktor yang bisa mempengaruhi
hal tersebut. Relaksasi religius merupakan akurasi suatu hasil. Rancangan juga bisa
penggabungan metode relaksasi dengan dipergunakan peneliti sebagai petunjuk
memasukkan faktor keyakinan. Pada dalam perencanaan dan pelaksanaan untuk
penelitian ini unsur keyakinan yang mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu
dipergunakan dalam intervensi adalah unsur pertanyaan peneliti (Nursalam, 2003).
keyakiann agama islam. Penelitian eksperimen merupakan kegiatan
penelitian yang menggunakan suatu
Melalui relaksasi Benson, klien dilatih untuk
perlakuan atau treatment yang bertujuan
dapat memunculkan responsi relaksasi
untuk menilai ada tidaknya pengaruh suatu
sehingga dapat mencapai keadaan tenang.
tindakan bila di bandingkan dengan
Respon relaksasi ini terjadi melalui
kelompok kontrol. Pengaruh intervensi atau
penurunan bermakna dari kebutuhan zat
oksigen oleh tubuh. Selanjutnya otot-otot perlakuan dapat dilihat dari pembedaan hasil
pengukuran (Saryono, 2011).
tubuh yang relaks menimbulkan perasaan
tenang dan nyaman. Aliran darah akan Desain penelitian ini adalah "quasy
lancar, neurotransmitter penenang akan experimen" dengan metode “post test design
dilepaskan dan sistem syaraf akan bekerja only with control group” yang bertujuan
secara baik (Benson, 2004). untuk meneliti terdiri dari dua kelompok
yaitu kelompok intervensi dan kelompok
Berdasarkan hal tersebut pemenuhan tidur kontrol.
pasien sangat kurang karena pasien tersebut
takut akan jaitan terlepas atau pasien merasa Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi
kesakitan apabila paseian miring kanan dan dengan metode benson terhadap pemenuhan
miring kiri sehingga peneliti tertarik untuk tidur menggunakan uji Chi Square dengan
melakukan penelitian dengan teknik tingkat signifikan α = 0.05. Dalam penelitian
relaksasi dengan metode benson selama ini ini ditetapkan nilai α adalah 5% (0,05)
di rungan belum pernah melakukan teknik Apabila dalam penelitian menunjukkan P <
relaksasi tersebut. Untuk mengoptimalkan 0,05, maka berarti H1 diterima yang artinya
teknik relaksasi tersebut maka peneliti ingin ada pengaruh teknik relasasi dengan metode
membuktikan tentang “Pengaruh Teknik benson terhadap pemenuhan tidur.
Relaksasi Dengan Metode Benson Terhadap
Pemenuhan Tidur Pada Pasien Post HASIL PENELITIAN
Operasi Ileus Di Runag Mawar RSD
Balung” Dalam data khusus akan dibahas tentang
pengaruh teknik relaksasi dengan metode
METODE PENELITIAN benson terhadap pemenuhan tidur pada
pasien post operasi ileus di Ruang Mawar
Desain penelitian adalah sesuatu yang RSD balung, dalam pembahasan ini akan
sangat penting dalam penelitian yang ditampilkan karakteristik data responden
memungkinkan pemaksimalan kontrol berdasarkan:

Tabel 1
5

Distribusi Frekuensi Hasil Observasi Pemenuhan Tidur Pada Pasien Post Operasi Ileus
Pada kelompok Intervensi

Pemenuhan tidur Kelompok perlakuan


frekuensi Persentase
Tidur terpenuhi 11 73,3%
Tidur tidak terpenuhi 4 26,7%
Total 15 100%

tidur responden terpenuhi sebagian


Berdasarkan tabel 1 penelitian yang besar adalah 11 responden (73,3%)
peneliti lakukan dengan jumlah dan kebutuhan tidur responden yang
responden 30 responden mendapatkan tidak terpenuhi dengan jumlah
data di Ruang Mawar RSD Balung terbanyak adalah 4 responden
pada kelompok perlakuan kebutuhan (26,7%).

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Hasil Observasi Pemenuhan Tidur Pada Pasien Post Operasi Ileus
Pada kelompok kontrol

Pemenuhan tidur Kelompok kontrol


frekuensi Persentase
Tidur terpenuhi 3 20%
Tidur tidak terpenuhi 12 80%
Total 15 100%

tidur responden tidak terpenuhi


Berdasarkan tabel 2 penelitian yang mayoritas adalah 12 responden (80%)
peneliti lakukan dengan jumlah dan kebutuhan tidur responden yang
responden 30 responden mendapatkan terpenuhi jumlah terbanyak adalah 3
data di Ruang Mawar RSD Balung responden (20%).
pada kelompok kontrol kebutuhan
6

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Hasil Analisis Pengaruh Teknik Relaksasi Dengan Metode Benson
Terhadap Pemenuhan Tidur Pada Pasien Post Operasi Ileus
Di Runag Mawar RSD Balung

PemenuhanTidur Total
Tidur Tidak Tidur
Terpenuhi Terpenuhi
F (%) F (%)
Teknik menggunakan relaksasi
4 (26,7) 11 (73,3) 15 (100)
Relaksasi benson
tidak mrnggugakan
12 (80) 3 (20) 15 (100)
relaksasi benson
Total 16 (53,3) 14 (46,7) 30 (100)
P (p value) 0,01

mempengaruhi tidur yaitu pernah rawat


Berdasarkan tabel 3 terlihat dari hasil inap, usia dan riwayat merokok.
uji Chi-square di dapat nilai signifikansi
(ρ-value) atau α = 0,01 atau dengan kata Berdasarkan yang peneliti lakukan
lain nilai signifikansi 0,01 < 0,05, pernah rawat inap dengan penyakit lain
dengan demikian dapat disimpulkan Pada kelompok perlakuan sebagian
bahwa H1 diterima, yang artinya ada besar adalah 10 responden (66,7%).
pengaruh teknik relaksasi dengan Menurut (Guyton, 2004) lingkungan
metode benson terhadap pemenuhan fisik tempat seseorang tidur
tidur pada pasien post operasi ileus. berpengaruh penting pada kemampuan
untuk tertidur dan tetap tertidur. 
PEMBAHASAN Ventilasi yang baik adalah esensial
untuk tidur yang tenang.  Ukuran,
1. Pemenuhan Tidur Pada Pasien Post kekerasan dan posisi tempat tidur
Operasi Ileus Pada Kelompok mempengaruhi kualitas tidur.  Jika
Intervensi seseorang biasanya tidur dengan
individu lain, maka tidur sendiri
Dari hasil penelitian yang peneliti menyebabkan ia terjaga. Sedangkan
lakukan dengan jumlah responden 30 menurut (Potter dan Perry, 2005)
responden mendapatkan data di Ruang seseorang yang mempunyai pengalaman
Mawar RSD Balung pada kelompok rawat inap sebelumnya pasti sudah
perlakuan kebutuhan tidur responden mengerti sehingga seseorang tersebut
terpenuhi sebagian besar adalah 11 lebih siap mengahadapi dan lebih
responden (73,3%) dan kebutuhan tidur tenang dari pada yang belum pernah
responden yang tidak terpenuhi dengan masuk rumah sakit karena orang
jumlah terbanyak adalah 4 responden tersebut pernah mengalaminya.
(26,7%). Adapun faktor – faktor yang
7

nyaman dan tenang. Sedangkan


Peneliti berpendapat bahwa pada pasien (Asmadi, 2008) bahwa pada usia
yang menggunakan teknik relaksasi dewasa muda mereka sanagat aktif dan
benson kebutuhan tidur pasien terpenuhi membutuhakan waktu tidur 7-8 jam
dan efektif untuk pasien post opersi dalam semalam. Kurang lebih 20 %
lainnya dan sangat penting untuk tidur mereka adalah tidur REM. Dewasa
tindakan keperawatan tanpa obat. muda yang sehat sanagat membutuhkan
Pengalaman juga bisa membantu pasien tidur yang cukup untuk berpartisipasi
untuk lebih tenanag dan lebih nyaman dalam kesibukan aktifitas karena jarang
karena kondisi rumah sakit sudah sekali mereka tidur siang.
mengerti tetang suasana rumah sakit.
Hal ini juga sesuai dengan peneliatian Menurut peneliti bahwa usia responden
yang dilakukan pada pasien post operasi berpengaruh terhadap kebutuhan tidur
laparatomi menurut (Nurlela, 2009) pasien saat pasien masuk rumah sakit
Pasien memerlukan lingkungan tidur dan rawat inap dan seseorang yang
yang nyaman dan ventilasi yang baik. usianya lebih muda akan lebih cepet
Pencahayaan lampu dalam kamar pasien tidur. Hal ini sejalan dengan (Potter &
juga harus disesuaikan dengan Perry, 2006). Mengatakan bahwa Setiap
keinginan pasien, pencahayaan juga orang mengunakan sekitar sepertiga dari
harus baik untuk mengurangi insiden kehidupanya, atau sebanyak 25 tahun
halusinasi penglihatan. Akan sangat untuk tidur. Tidur normal terdiri dari
diinginkan untuk memungkinkan dua tahap yang pasti: NREM atau
anggota keluarga untuk tinggal bersama nonrapid eye movement, dan REM atau
pasien karena kehadiran orang yang rapid eye movement. Tidur REM terjadi
dikenal dapat menenangkan dan sekitar 90 menit ke siklus tidur. Awal
memberikan efek penenangan mulai seseorang ingin tidur kemudian
Lingkunagn di PKU Muhammadiyah melewati tahap I (NREM) atau disebut
Gombong sangat ramai, hal ini juga tahap transisi dari sadar, kemudian
diungkapkan oleh responden, mereka tahap II (NREM) tahap ini berlangsung
terganggu dengan percakapan pasien sekita 10-20 menit dan merupakan
sebelahnya atau pengunjung, namun hal priode tidur bersuara, kemudian tahap
in petugas bisa mengatasi keramaian III (NREM) seringkali seseorang yang
yang terjadi sehingga tercipta suasana mencapai tahap ini sulit untuk
yang tenang dan nyaman. dibangunkan, dan tahap IV (NREM)
merupakan tahap tidur terdalam, pada
Bedasarkan penelitian yang peneliti tahap ini sering terjadi tidur sambil
lakukan didapatkan bahwa usia berjalan dan enurasis. Selanjutnya tahap
responden pada kelompok perlakuan tidur (REM) pada tahap ini seseorang
jumlah terbanyak adalah pada rentang akan mengalami mimpi dan tidur
usia 30 – 45 tahun yaitu 6 responden dengan nyenyak sekali. Jika siklus tidur
(40%). Menurut (Potter & Perry, 2002) terputus, siklus akan dimulai lagi
mengatakan bahawa usia juga dengan tahap II dari tidur NREM.
berpengaruh terhadap kebutuhan tidur
semakin tua umur seseorang maka Bedasarkan penelitian yang peneliti
semakin sulit tidur dan akan mengalami lakukan didapatkan bahwa responden
insomnia. Apabila usia seseorang lebih yang mempunyai riwayat merokok
mudah maka tidur seseorang akan lebih kelompok perlakuan jumlah terbanyak
8

adalah 8 responden (53,3%). Menurut inap pada kelompok kontrol sebagian


(Potter dan Perry, 2005) Nikotin besar adalah 11 responden (73,3%).
mempunyai efek menstimulasi tubuh Menurut (Kozier, 2004) menyatakan
dan perokok sering kali mempunyai bahwa lingkungan dapat mendukung
lebih banyak kesulitan untuk bisa tidur atau menghambat tidur. Tempertur,
di bandingkan dengan yang tidak ventilasi, penerangan ruangan dan
perokok. Dengan menahan untuk tidak kondisikebisingan sangat berpenagruh
merokok setelah makan malam orang terhadap tidur.
biasanya akan tidur lebih baik. Banyak
perokok melaporkan pola tidurnya Menurut peneliti faktor lingkungan
menjadi lebih baik ketika berhenti sangat berpengaruh pada kebutuhan
merokok. tidur seseorang, jika seseorang sudah
mngerti lingkungan yang akan dibuat
Peneliti berpendapat bahwa seseorang tidur maka akan mengerti kondis
yang merokok akan sulit tidur lingkungannya dan akan lebih nyaman.
dibandingkan orang yang tidak karena
nikotin mempunyai efek menstimulasi Dari peneliti yang peneliliti lakukan
tubuh jadi kebutuhan tidur seseorang dapat terlihat bahwa pada kolompok
akan berkurang. Kafein yang kontrol jumlah terbanyak adalah usia
terkandung dalam beberapa minuman rentang 46 – 55 tahun yaitu sebanyak 5
dapat merangsang SSP sehingga dapat responden (33,3%). Menurut
mengganggu pola tidur. Konsumsi (Lumbantobing, 2004) menyatakan
alkohol yang berlebihan dapat bahwa dalam satu malam, ketika ia
mengganggu siklus tidur REM. masih bayi membutuhkan waktu tidur
Pengaruh alkohol yang telah hilang sekitar 13 sampai 16 jam, tetapi ketika
dapat menyebabkan individu sering kali telah tumbuh menjadi seorang anak
mengalami mimpi buruk. kebutuhan tidur sedikit menurun sekitar
8 sampai 12 jam. Kebutuhan waktu dan
2. Pemenuhan Tidur Pada Kelompok lama tidurnya akan terus menurun atau
Perlakuan Dan Kelompok Kontrol berkurang seiring dengan berjalannya
waktu atau usia dirinya hingga dewasa
Berdasarkan penelitian yang peneliti hanya sekitar 6 sampai 9 jam. Begitu
lakukan dengan jumlah responden 30 juga bila seseorang menjadi semakin
responden mendapatkan data di Ruang lanjut atau tua usianya, umumnya akan
Mawar RSD Balung pada kelompok menjadi semakin berkurang
kontrol kebutuhan tidur responden tidak kemampuan untuk tetap tidur 5 sampai
terpenuhi mayoritas adalah 12 8 jam.
responden (80%) dan kebutuhan tidur
responden yang terpenuhi jumlah Menurut peneliti bahwa usia muda yang
terbanyak adalah 3 responden (20%). sangat mudah tertidur dari pada usia tua
Adapun beberapa faktor yang dapat di karenakan fungsi – fungsi sudah
mempengaruhi kebutuhan tidur yaitu mulai menurun atau pada usia tua
pernah rawat inap, usia, dan riwayat adanya penyakit kronis yang diderita
merokok. dan kerusakan sensori karena penuaan,
dapat mengurangi sensitifitas terhadap
Dari peneliti yang peneliliti lakukan waktu yang dapat mempertahankan
dapat terlihat bahwa dari pernah rawat irama. Hal ini selaras dengan pendapat
9

Guyton, (2004). mengatakan dengan


bertambahnya usia terdapat penurunan
periode tidur. Kebutuhan tidur akan 3. Hasil Analisis Pengaruh Teknik
berkurang dengan bertambahnya usia Relaksasi Dengan Metode Benson
seseorang karena dengan bertambahnya Terhadap Pemenuhan Tidur Pada
usia seseorang, dapat mengalami Pasien Post Operasi Ileus Di Ruang
penurunan fungsi fisiologis, psikologis, Mawar Rsd Balung Pada Kelompok
dan lingkungan yang dapat mengubah Perlakuan Dan Kelompok Kontrol
kualitas dan kuantitas tidur. Kebutuhan
tidur 6,5 jam pada usia 60 tahun dan 6 Berdasarkan tabel 5.8 terlihat dari hasil
jam pada usia 80 tahun. Berdasarkan uji Chi-square di dapat nilai signifikansi
penelitian ini usia 60-69 tahun (ρ-value) atau α = 0,01 atau dengan kata
mengalami gangguan tidur yang berupa lain nilai signifikansi 0,01 < 0,05,
kecemasan dan stres. dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H1 diterima, yang artinya ada
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pengaruh teknik relaksasi dengan
peneliti dapat terlihat bahwa dari 30 metode benson terhadap pemenuhan
responden diperoleh data responden tidur pada pasien post operasi ileus.
yang tidak merokok pada kelompok
kontrol sebagian besar adalah 9 Menurut peneliti bahwa menggunakan
responden (60%). Menurut teknik relasasi benson dapat memenuhi
(Harkrearder, Hogan & thobaben, 2007) kebutuhan tidur pasien post operasi
menyatakan bahwa nikotin dalam terbukti dengan hasil analisis yang
jumlah banyak dapat menyebabkan dilakukan oleh peneliti. Selain
agitasi. Kerusakan permanen pada paru mengatasi kebutuhan tidur pasien teknik
akibat menghisap asap rokok dapat relaksasi benson`ini bisa mengatasi
menyebabkan hipoksia, hipoksia nyeri dan kecemasan pada pasien.
berkaitan dengan meningkatkan
kelelahan dan kebutuhan istirahat Hasil ini sesuai dengan Teori yang
diselang aktivitas. Sedangkan menurut dikemukan oleh Benson bahwa teknik
(Lajambe, et, al., 2005) bahwa relasasi benson akan memberikan hasil
mengkonsumsi kafein dengan dosis yang baik jika dilakukan dengan benar
tinggi dapat melemahkan pertahanan dan teratur (Setyawati, 2005). Pada
tidur (pengurangan waktu tidur total penelitian ini, teknik relaksasi Benson
atau meningkatnya waktu terjaga) dan diberikan kepada lansia selama 14 hari
dapat mengurangi kedalaman tidur. selama 30 menit, dilakukan 2 kali
sehari. Hasil penelitian ini ini juga
Menurut peneliti bahwa asap rokok sejalan dengan (Potter dan Perry, 2005)
yang masuk dalam tubuh merusak bahwa seseorang akan tertidur jika ia
pernapsan dan akan mengganggu pola merasa nyaman dan rileks. Hal ini dapat
tidur seseorang dan akan sering dicapai melalui latihan teknik relaksasi.
terbangun pada saat tertidur. Nikotin Relaksasi merupakan kebebasan mental
yang terkandung dalam rokok memiliki dan fisik dari ketegangan dan stres.
efek stimulasi pada tubuh. Perokok Tekhnik relaksasi memberikan
sering kali kesulitan untuk tidur dan kesempatan kepada individu untuk
mudah terbangun di malam hari. dapat kontrol diri dan lingkungan.
Tekhnik ini dapat digunakan saat
10

individu sehat maupun sakit. Tekhnik Penelitian yang peneliti lakukan dengan
ini merupakan upaya pencegahan untuk jumlah responden 30 responden
membantu tubuh segar kembali dan mendapatkan data di Ruang Mawar
beregenerasi setiap hari. Klien yang RSD Balung pada kelompok kontrol
menggunakan tekhnik ini dengan kebutuhan tidur responden tidak
berhasil mengalami beberapa perubahan terpenuhi mayoritas adalah 12
baik fisiologis maupun perilaku. responden (80%) dan kebutuhan tidur
responden yang terpenuhi jumlah
Implikasi Untuk Keperawatan terbanyak adalah 3 responden (20%).

Hasil penelitian ini dapat digunakan di 3. Hasil Analisis Pengaruh Teknik


Instansi kesehatan yaitu Rumah Sakit. Relaksasi Dengan Metode Benson
Sebagai bahan acuan perkembangan Terhadap Pemenuhan Tidur Pada
keperawatan khususnya keperawatan Pasien Post Operasi Ileus Di Runag
medikal bedah terutama pada pasien popst Mawar RSD Balung
operasi dan meningkatkan wawasan dan
pengetahuan dalam ilmu keperawatan Terlihat dari hasil uji Chi-square di
medikal bedah sehingga nantinya dapat di dapat nilai signifikansi (ρ-value) atau α
jadikan acuan dalam pemberian asuhan = 0,01 atau dengan kata lain nilai
keperawatan khususnya mengoptimalkan signifikansi 0,01 < 0,05, dengan
teknik relaksasi benson pada pemenuhan demikian dapat disimpulkan bahwa H1
tidur pada pasien post operasi. diterima, yang artinya ada pengaruh
teknik relaksasi dengan metode benson
terhadap pemenuhan tidur pada pasien
KESIMPULAN post operasi ileus.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut : SARAN

1. Hasil Observasi Pemenuhan Tidur 1. Bagi Responden


Pada Pasien Post Operasi Ileus Pada
Kelompok Intervensi Apabila responden yang mengalami pre
operasi sebaiknya teknik ini bisa
Penelitian yang peneliti lakukan dengan diterapkan pada pasien post operasi
jumlah responden 30 responden sebagai penghilang nyeri, insomnia dan
mendapatkan data di Ruang Mawar kecemasan.
RSD Balung pada kelompok perlakuan
kebutuhan tidur responden terpenuhi 2. Bagi Pelanyan Kesehatan
sebagian besar adalah 11 responden Dari hasil penelitian ini, sebaiknya
(73,3%) dan kebutuhan tidur responden pelanyanan kesehatan harus tanggap
yang tidak terpenuhi dengan jumlah dan siap apabila ada pasien yang
terbanyak adalah 4 responden (26,7%). mengalami pre dan post operasi dengan
menggunakan teknik relaksasi terutama
2. Hasil Observasi Pemenuhan Tidur dengan teknik relaksasi dengan metode
Pada Pasien Post Operasi Ileus Pada bensson dan dapat meningkatkan
Kelompok Kontrol profesionalisme keperawatan melalui
penelitian.
11

3. Pendidikan Keperawatan DAFTAR PUSTAKA


Dari hasil penelitian ini, sebaiknya
pendidikan keperawatan dapat
mengembangkan ilmu keperawatan
Alimul, A. (2004). Riset Keperawatan dan
dalam dunia pendidikan khususnya
Teknik Penulisan
keperawatan medikal bedah dengan
Ilmiah.Jakarta: Salemba
teknik relaksasi terutama dengan teknik
Medika.
relaksasi dengan metode benson.teknik
relaksasi dengan metode benson ini Asmadi. (2008). Teknik Prosedural
dapat menjadi salah satu ilmu Keperawatan: Konsep dan
keperawatan. Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta : Salemba
4. Bagi Instansi Rumah Sakit Medika.
Sebaiknya pada teknik relaksasi
terutama teknik relaksasi dengan Benson, H.M.D., (2004). Dasar-dasar
metode yang sudah dilakukan penelitian Respon Relaksasi: Bagaimana
dapat memberi masukan untuk menggabungkan respon
mengurangi dan menurunkan angka Relaksasi dengan Keyakinan
kesakitan pada pasien post operasi dan Pribadi Anda (terjemahan).
dapat membuat SOP baru dalam Bandung: Mizan
menghilangkan nyeri, insomnia dan
kecemasan. ____________., (2004). Respon Relaksasi:
Teknik Meditasi Sederhana
5. Bagi Peneliti Selanjutnya dan Untuk Mengatasi Tekanan
Hidup (terjemahan). Bandung:
Apabila peneliti selanjutnya
Mizan
menggunakan instrumen berupa skala
likert yang dibuat peneliti sendiri, maka
peneliti selanjutnya harus mengujikan Dona L.Wong, (2008). http://www.skripsi-
intstrument tersebut sehingga teruji keperawatan com. Diperoleh
validitas dan reabilitasnya dan harus pada Tanggal 23 Agustus
menghomogenkan dengan 2014.
menggunakan uji homogenitas. Jika
penelitian selanjutnya tetap Guyton, A. C. & Hall, J. E. (2004). Buku
menggunakan desain penelitian “quasy Ajar Fisiologi Kedokteran
experiment” dan instrument tetap Edisi 9. Jakarta: EGC.
menggunakan “skala likert” maka
disarankan untuk mengambil judul yang Harkreader, Hogan & Thobaben, (2007).
lain dan lebih aplikatif, khususnya yang Pola Tidur Dan Kecerdasan
berhubungan dengan teknik relaksasi Bayi,
terutama pada teknik relaksasi dengan http://www.polatidur.com,
metode benson. diperoleh tanggal 12 Oktober
2014
12

Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan


Metodologi Penelitian Ilmu Setyawati, (2005). Manfaat kekuatan iman,
Keperawata,. Jakarta : http://www.tasawus.com,
Salemba. diperoleh Tanggal 23 Agustus
2014
Nurlela, (2009). Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Pola Smeltzer, S. C & Bare, B.G. (2002). Buku
Tidur Pada Anak Yang Ajar Keperawatan Medikal
Mengalami Hospitalisasi Di Bedah. Ed 8. Terjemahan
Ruang Rawat Inap Anak RSUD Agung W, Monica , H.Y
Meuraxa Banda Aceh Kuncara. 2002 EGC. Jakarta.

Perry & Potter, (2002). Fundamental Yuni. F. D. W, (2010). Pengaruh teknik


keperawatan vol 1. Edisi 4 relaksasi benson Terhadap
Jakarta: ECG pemenuhan kebutuhan tidur
Lansia di upt pelayanan sosial
Rusmayanti, 2009, http://metode lanjut usia Kecamatan puger
pelaksanaan nyeri. Html. kabupaten jember. Fikes
Diperoleh pada tanggal 25 Unmuh Jember tidak di
Agustus 2014 publikasikan

S-ar putea să vă placă și