Sunteți pe pagina 1din 18

Makalah Keperawatan Komunitas 3

ASKEP keperawatan Komunitas

Dosen pembimbing : Niken Fitri Astuti, S.Kep, Ns.

Disusun oleh: kelompok 5

Dessy Permatasari

Lina Rahmawati

M. Ricky Kosasih

Naillu Sysyadah

Prisca Devitasari

S1 Ilmu Keperawatan
2016
JL. Cut Mutia Raya No. 88A, Sepanjang Jaya – Bekasi
Telp (021) 82431375, 82431376, 82431377 Fax (021) 82431374
www.stikesmedistra-indonesia.ac.id e-mail : stikesmi@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan tugas Keperawata Komunitas dengan lancar yang berjudul
“ Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas “
Dalam penulisan laporan ini kelompok menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
khususnya kepada dosen pembimbing
Dalam Penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Bekasi, 01 oktober 2016

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................


KATA PENGANTAR ...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
HASIL PENGKAJIAN ..........................................................................................................
NARASI HASIL PENGKAJIAN .........................................................................................
TABULASI HASIL PENGKAJIAN ....................................................................................
PENGELOMPOKKAN DATA ............................................................................................
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS ....................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

`Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup,
karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak
semua orang memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai
masalah secara global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi
yang rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan
pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama merupakan
salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010
sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai derajad kesehatan yang
optimal.

( Depkes RI, 1992 ).

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu mendorong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan.
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai
rujukannya. Hal ini merupakan Sistem Pelayanan Kesehatan yang dianut dan dikembangkan
dalam Sistem Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan dan


peran serta aktif masyarakat antara lain adalah : Pelayanan Kesehatan dasar Puskesmas
khususnya Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan
Penyakit Menular, Penyuluhan Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan Usia
Lanjut, dan sebagainya.

Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat
untuk mencapai kesehatan bagi semua pada 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal yang telah dicanangkan oleh pemerintah
pada pembukaan Rakernas Departemen Kesehatan RI pada tahun 1999.
Di Wilayah RW 01 yang terdiri dari 4 RT Kelurahan Bekonang Dukuh Mojosari
Kota Sukoharjo terdiri dari 47 KK dengan jumlah penduduk 508 jiwa (laki-laki 235 jiwa dan
perempuan 273 jiwa), kondisi lingkungan di RW 01 merupakan daerah pemukiman padat,
tanah termasuk kering dengan luas daerah 8 Ha, lingkungan termasuk sejuk, masih banyak
perumahan warga yang ventilasi kurang memadahi dan pencahaannya kurang. Perkampungan
dengan kondisi jalan yang rata, saluran pembuangan yang cukup lancar, pembuangan sampah
yang cukup tertib yaitu dibuang dan dikumpulkan di TPS dekat makam setempat, dan
terdapat sumber polusi yaitu berupa air selokan sehingga memungkinkan terjadinya penyakit
yang berbasis pada lingkungan seperti demam berdarah, ISPA, diare dan lainnya.

Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang kompeten dalam
memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk mendapatkan hasil yang optimal
dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan. Salah satu cara memperoleh pengalaman adalah
melalui Prakek Komunitas Masyarakat Desa di RW 01 Kelurahan Bekonang Dukuh Mojosari
Kota Sukoharjo.

B. TUJUAN

Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
serta mampu mengenal dirinya sendiri tentang masalah kesehatan

C. MANFAAT LAPORAN

Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan


keparawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Menurut Kontjaraningrat (1990) Komunitas adalah, sekumpulan manusia yang saling


bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Betty Neuman (1989) berpendapat
bahwa, komunitas juga dipandang sebagai klien “ Client is an interacting open system in total
interface with both internal and external forces or stressors “. Sedangkan Logan dan Dawkin
(1987) menuliskan bahwa pengertian keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan kepeawatan. Pernyataan lain menurut Soerjono Soekanto (1982) komunitas adalah
menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti
geografi) dengan batas-batas tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang
lebih besar dari anggota-anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas
wilayahnya. Adapun menurut WHO (1974) komunitas adalah kelompok sosial yang di
tentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya
saling mengenal dan interaksi antar anggota masyarakat.

Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan utama yang
ditujukan pada masyarakat pada prakteknya memerlukan acuan atau landasan teoritis untuk
menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Salah satunya adalah
konsep menurut (Christine Ibrahim, 1986) keperawatan dikarakteristikkan oleh 4 (empat)
konsep pokok, yang meliputi konsep manusia, kesehatan, masyarakat dan keperawatan.
Paradigma keperawatan ini menggambarkan hubungan teori-teori yang membentuk susunan
yang mengatur teori-teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga menimbulkan hal-
hal yang perlu di selidiki (Christine Ibrahim, !986).
Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah sistem terbuka yang
mempunyai sumber energi (infra struktur) dan mempunyai 5 variabel yang saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu; Biologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual.

Model teori Neuman dilandasi oleh teori sistem dimana terdiri dari individu, keluarga atau
kelompok dan komunitas yang merupakan target pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat
ditentukan oleh hasil interaksi yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga
kesehatan untuk melakukan tiga tingkat pencegahan yaitu; pencegahan primer, sekunder dan
tersier.

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dari arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau diaplikasikan ke populasi
yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer ini mencakup kegiatan mengidentifikasi
faktor resiko yang terjadinya penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatan promosi kesehatan dan
pendidikan dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada
umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan
derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder
menekankan pada diagnosa dini intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat
keparahan atau keseriusan penyakit.

3. Pencegahan Tersier

Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah terjadi gangguan
beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk
menghambat proses penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat
berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus,
komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan
(Nasrul Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari

1. Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah
kesehatan / keperawatan karena ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal
dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik,
mental maupun sosial.

2. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota
keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian darah
dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergantung dan
berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan /
keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota-anggota keluarga lain, dan keluarga-
keluarga yang ada disekitarnya.

3. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan, dan termasuk diantaranya adalah :

1. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan


dan pertumbuhannya seperti ; Ibu hamil, bayi baru lahir, anak balita, anak usia
sekolah, usia lanjut.
2. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan
serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah :
Penderita penyakit menular seperti; TBC, AIDS, penyakit kelamin dan lainnya. Penderita
yang menderita penyakit tidak menular, seperti; Diabetes melitus, jantung koroner, cacat
fisik, gangguan mental dan lainnya.

1. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya : WTS, pengguna


narkoba, pekerja tertentu, dan lainnya
2. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: Panti Werdha, panti
asuhan, pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental, sosial dan lainnya), penitipan anak
balita.

4. Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu
kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat
wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan
mamandang komunitas sebagai klien.

B. PERAN PERAWAT KOMUNITAS (PROVIDER OF NURSING CARE)

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya
adalah :

1. Sebagai Pendidik (Health Education)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat


baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisirdalam rangka menanamkan
perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal.

2. Sebagai Pengamat Kesehatan (Health Monitor)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu,


keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan
keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan
rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
3.Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Servises)

Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas


dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan team kesehatan lainnya sehingga
tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikianpelayanan
kesehatan yang diberikan merupakan suatu kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-
pisah antara satu dengan yang lainnya.

4. Sebagai Pembaharuan (Inovator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang
erat kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.

5. Pengorganisir Pelayanan Kesehatan (Organisator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam memberikan motivasi dalam
meningkatkan keikutsertaan masyarakat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam
setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat misalnya: kegiatan
posyandu, dana sehat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan tahap
penilaian, sehingga ikut dalam berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan
pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan.

6. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang
kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara
hidup sehat yang dapat ditiru dan di contoh oleh masyarakat.

7. Sebagai Tempat Bertanya (Fasilitator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya oleh individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi sehari-hari. Dan perawat kesehatan diharapkan
dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi.
8. Sebagai Pengelola (Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan


kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya.
KASUS

Masyarakat RW 10 kelurahan penuh kasih sayang terdiri dari 525 jiwa penduduk
yang terdiri dari 250 laki-laki, 275 perempuan. Sebagian besar dari warga berusia 18-60th
(57%) sebanyak 300 orang Bila di lihat tingkat pendidikan 10 % SD, 20% SMP 40% SMA,
30 % PT, sedangkan mayoritas mata pencarian masyarakat tersebut adalah sebagai pegawai
pabrik ataupun pegawai swasta lainnya sebesar70%, 20% pedagang dan 10% lainnya tidak
pekerja.Namun 40% warga masih aktif dalam kegiatan masyarakat seperti karang taruna dan
kader.Saat di tanya kesedian untuk mendonorkan darah dan membuat tabungan ibu bersalin
untuk warga kurang mampu 60% warga bersedia.Sedangkan sebagian besar penduduk 90%
memiliki rumah semi permanen dan 9% rumah tidak permanen. Dari hasil pengkajian yang
dilakukan didapatkan hasil dari 55% lansia melakukan olah raga, 27% lansia melakukan
olahrag rutin, 18%lansia melakukan olah raga tapi tidak rutin, katz indez untuk 95,48 %
lansia A, 1,70% lansia B, 0,19 % C, 0,38% lansia E, 0,19 % lansia F, dan 2,07 % lansia G,
dari hasil observasu yang dilakukan diketahui belum adanya kegiatan rutin khusus lansia
seperti senam lansia. Adapu kegiatan posbindu biasaya digabung dengan kegiatan posyandu
dikarenakan tenaga kesehatan yang kurang, antusias warga untuk datang ke pos bindu sangat
jarang.
1. Demografi
1. Jumlah penduduk: 525jiwa
2. Laki-laki : 250
3. Perempuan : 275
4. Tingkat pendidikan:

 SD : 10 %
 SMP : 20%
 SMA : 40%
 PT :30%
5. Pekerjaan:

– pegawai pabrik dan pegawai swasta: 70% jumlah penduduk

– pedagang : 20% jumlah penduduk

– Tidak bekerja :10 % jumlah penduduk

– karang taruna dan kader : 40% jumlah penduduk

1. Tipe masyarakat: Masyarakat demokratis


2. Agama: 100% Islam
3. PENGKAJIAN TAHAP II
4. Lingkungan fisik
1. Perumahan: 90% semi permanen dan 9% tidak permanen rata-rata dalam
kategori baik
2. Penerangan: di lingkungan penerangan pada malam hari sudah cuku.
3. Sirkulasi udara: lingkungan sejuk karena banyak pohon yang ditanam warga
sekitar.
4. Kepadatan penduduk: Tergolong padat.

1. Keamanan dan Transportasi


1. Pemadam kebakaran: tidak ada
2. Polisi: tidak ada namun terdapat siskamling secara rutin
3. Sarana transportasi: sepeda onthel, motor dan mobil pribadi
4. Keadaan jalan: jalanan sudah diaspal dan ramai akan kendaraan bermotor
5. Pemilihan ketua RT/ RW dengan cara foting bersama
6. Struktur Pemerintahan
1. Masyarakat swadaya yang terdiri dari 1 RW dan 4 RT
2. Pamong desa: 1 orang
3. Kader desa: 5 orang
4. PKK: ada dan masih berjalan aktif tiap bulan
5. Kontak tani: tidak ada
6. Karang taruna: ada dan berjalan aktif tiap bulan
7. Kumpulan agama: ada dan aktif di masyarakat
8. Sarana dan Fasilitas Kesehatan
1. Pelayanan kesehatan: terdapat posyandu, tapi posbindu masih
bergabung dengan posyandu
2. Tenaga kesehatan: masih kurang
3. Tempat ibadah: terdapat masjid dan mushola
4. Sekolah: terdapat 1 taman kanak-kanak, dan sd
5. Panti sosial: tidak terdapat
6. Pasar: tidak ada, namun terdapat banyak toko kelontong yang
menyediakan banyak kebutuhan dari masyarakat sekitar
7. Tempat pertemuan: terletak di rumah ketua RW dalam setiap
acara yang diadakan oleh lokasi setempat
8. Hygiene perumahan: sanitasi warga RW 10 dalam kategori baik
9. Sumber air bersih: air sumur galian
10. Pembuangan air limbah: dialirkan lancar ke selokan dan tidak
menggenang
11. Jamban: sudah mempunyai jamban di rumah masing-masing
12. Sarana MCK: semua dilakukan di kamar mandi masing masing
dan hampir tidak ada yang di sungai
13. Pembuangan sampah: dibuang dan dikumpulkan di TPS dekat
makam setempat
14. Komunikasi

Terdapat infrastruktur komunikasi yang memadai dan


modern seperti internet, ponsel, koran, majalah, radio dan
televisi. Masyarakat juga bisa menggunakan alat-alat
komunikasi tersebut. Untuk papan informasi untk
nenyampaikan kabar berita dari desa maupun dari yang,
disediakan tempat di dekat rumah pak RW.

15. Ekonomi

Keadaan ekonomi masyarakat RW 10 dalam kategori baik


dan diatas garis kemiskinan. Warga masyarakat juga tidak banyak
yang menganggur di rumah. Rata-rata pekerjaan warga setempat
adalah pegawai pabrik dan pegawai swasta, baik di rumah maupun
masyarakat.

16. Rekreasi
Karang taruna dari wilayah setempat sering
mengadakan wisata bersama-sama ke suatu tempat. Kelompok
khusus seperti anggota kader juga sering mengadakan rekreasi
bersama yang diharapkan dapat mengurangi stresor dan beban
pikiran.
1. ANALISA DATA

No Data fokus Problem Etiologi


1 DS: Resiko terkena Kurangnya
penyakit motivasi untuk
DO: degeneratif pada kegiatan lansia
lansia
 55% lansia melakukan olah raga,
27% lansia melakukan olahrag
rutin, 18%lansia melakukan olah
raga tapi tidak rutin
 belum adanya kegiatan rutin khusus
lansia seperti senam lansia

2 DS: antusiasme warga Kurangnya


dalam kegiatan pengetahuan
DO : posbindu masih mengenai
minim pentingnya kontrol
 kegiatan posbindu biasaya digabung kesehatan
dengan kegiatan posyandu
dikarenakan tenaga kesehatan yang
kurang
 antusias warga untuk datang ke pos
bindu sangat jarang.

Dx Kep:

1. Resiko terkena penyakit degeneratif pada lansia b/d Kurangnya


motivasi untuk kegiatan lansia
2. antusiasme warga dalam kegiatan posbindu masih minim b/d
Kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya kontrol kesehatan
INTERVENSI

WAKTU Tujuan & KH INTERVENSI


Setelah dilakukan tindakan 1. berikan pengetahuan mengenai penyakit
keperawatan selama degeneratif.
4minggu diharakan tidak 2. berikan pengetahuan mengenai manfaat
terjadinya penyakit senam lansia.
degeneratif dengan KH: 3. Memberikan fasilitas yang memadai untuk
 terdapatnya kegiatan kegiatan rutin lansia misalnya senam lansia
rutin khusus lansia
seperti senaman
khusus lansia
 lansia mengikuti
kegiatan rutin
khusus lansia
Setelah dilakukan tindakan 1. berikan pengetahuan mengenai kegiatan
keperawatan selama posbindu
4minggu diharakan 2. berikan pandangan pentingnya posbindu
antusiasme warga 3. melakukan kegiatan posbindu yang terpisah
meningkat dalam kegiatan dengan kegiatan posyandu
posbindu dengan KH: 4. menambah tenaga kesehatan untuk kegiatan
 masyarakat aktif posbindu
datang ke pos bindu
DAFTAR PUSTAKA

Karimawati dalam jurnal Askep Komunitas 26 juli 2016

Global Health Initiative (2008). Why Global Health Matters . Washington, DC: FamiliesUSA
.

http://mahmudahcity.blogspot.com/2011/06/sejarah-perkembangan-keperawatan.html

http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2010/07/asuhan-keperawatan-komunitas.html

S-ar putea să vă placă și