Sunteți pe pagina 1din 18

LAPORAN PENDAHULUAN

OLIGOHODRAMNION

I. Konsep Dasar
1.1 Anatomi

Gambar 1. Oligohidraminion

Secara mikroskopis, selaput ketuban merupakan suatu struktur berlapis lapis


yang didominasi dengan jaringan penyangga dan jaringan epitel. Jaringan-
jaringan penyangga terdiri dari substrat matriks ekstraseluler kolagen dan non
kolagen, seperti fibronectin, integrin, febrilin, laminin dan proteoglican.
Dibawah ini digambarkan struktur selaput ketuban yang membentuk kantong
kehamilan, yaitu:
1.1.1 Lapisan khorion, merupakan lapisan yang terluar berhubungan langsung
dengan jaringan desidua maternal. Berfungsi sebagai kerangka dari
selaput. Terdiri 4 lapisan :
1.1.2 Lapisan Trophoblas. Lapisan ini melekat dengan lapisan sel desidua
maternal, terdiri dari 2–10 sel tropoblas dan akan mengalami penipisan
sesuai dengan usia kehamilan.
1.1.3 Lapisan Pseudobasement membrane.Lapisan tipis jaringan retikulin
yang berada antara trophoblas dengan lapisan reticular.
Lapisan Reticular. Lapisan jaringan retikulin ini merupakan bagian
utama dari membrane khorion yang terdiri dari sel-sel fibroblast dan sel
Hofbauer yang bertugas dalam proses transport metabolit aktif dan
sebagai makrofag.
1.1.4 Lapisan Celular. Merupakan lapisan paling dalam dari membran
khorion, berbatasan dan melekat langsung dengan lapisan amnion.
1.1.5 Lapisan amnion, merupakan lapisan bagian dalam selaput ketuban serta
paling elastis dibandingkan Lapisan khorion.

1
2

Lapisan ini memiliki 5 lapisan:


1.1.5.1 Spongy layer. Lapisan yang berbatasan langsung dengan
khorion. Merupakan lapisan reticular yang terdiri dari
jaringan kolagen dan mucus. Mempunyai kemampuan
bergeser dan meregang. Merupakan lapisan “stress
absorber” yang terdiri kolagen tipe III. Walaupun lapisan
amnion lebih tipis dbanding lapisan korion, lapisan tersebut
lebih elastis.
1.1.5.2 Fibroblast layer. Lapisan ini terdiri dari sel-sel mesenkimal
yang berasal dari mesoderm discus embrionik. Didapat
banyak makrofag yang sering terlibat dalam proses penipisan
selaput ketuban.
1.1.5.3 Compact layer. Merupakan bagian yang paling tebal dan
mengandung kolagen interstisiial tipe I, kolagen tipe III dan
kolagen tipe V. Bersama dengan membran basal merupakan
kerangka jaringan ikat yang kokoh.
1.1.5.4 Basement membrane. Merupakan bagian yang terdiri dari
jaringan fibroblast kompleks dalam jaringan retikulin.
Memisahkan lapisan epithelial dengan jaringan selaput
ketuban lainnya. Didapatkan sel Hofbauer. Sangat kaya
serabut kolagen tipe III dan IV.
1.1.5.5 Epithelial lining. Merupakan lapisan terdalam dari selaput
ketuban. Terdiri dari selapis sel kuboid yang tidak bersilia.
Permukaan bebas dari sel ini ditutupi oleh mikrovili. Antar
sel dihubungkan dengan desmosom. Embriologis berasal dari
ektoderm. Pada lapisan ini disekresi kolagen tipe III, IV dan
glikoprotein nonkolagen (laminin, nidogen, fibronektin)
yang membentuk membran basal4
3

1.2 Pengertian
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari
normal, yaitu kurang dari 500 cc (Manuaba, 2007). Indeks cairan amnion 5
cm atau kurang dari 12% dari 511 kehamilan dengan usia kehamilan 41
minggu atau lebih. (Dexa Media no.3 tahun 2007)

Definisi lainnya menyebutkan sebagai AFI yang kurang dari 5 cm. Karena
VAK tergantung pada usia kehamilan maka definisi yang lebih tepat adalah
AFI yang kurang dari presentil 5 ( lebih kurang AFI yang <6.8 cm saat hamil
cukup bulan).
1.3 Etiologi
Penyebab oligohydramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas
wanita hamil yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya. Penyebab
oligohydramnion yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan
bocornya kantung/ membran cairan ketuban yang mengelilingi janin dalam
rahim. Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami oligohydramnion
mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena
jumlah urin yang diproduksi janin berkurang.

Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan


oligohidramnion adalah tekanan darah tinggi, diabetes, SLE, dan masalah
pada plasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk menangani
tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan namaangiotensin-converting
enxyme inhibitor (mis captopril), dapat merusak ginjal janin dan
menyebabkan oligohydramnion parah dan kematian janin. Wanita yang
memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya
berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan
kehamilan untuk memastikan bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi
4

baik dan pengobatan yang mereka lalui adalah aman selama kehamilan
mereka.
1.4 Tanda dan Gejala
1.4.1 Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada
ballotemen.
1.4.2 Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
1.4.3 Sering berakhir dengan partus prematurus.
1.4.4 Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan
terdengar lebih jelas.
1.4.5 Persalinan lebih lama dari biasanya.
1.4.6 Sewaktu his akan sakit sekali.
1.4.7 Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang
keluar.
1.5 Patofisiologi
Mekanisme atau patofisiologi terjadinya oligohidramnion dapat dikaitkan
dengan adanya sindroma potter dan fenotip pottern, dimana, Sindroma
Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan
dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion
(cairan ketuban yang sedikit).

Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru
lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada.
Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap
dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah
yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit,
maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur
dan terpaku pada posisi abnormal.
5

Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru


(paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah
gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis
ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan
ginjal gagal berfungsi.

Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air


kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas
dari sindroma Potter.
1.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban terlalu
sedikit atau terlalu banyak. Umumnya para dokter akan mengukur
ketinggian cairan dalam 4 kuadran di dalam rahim dan menjumlahkannya.
Metode ini dikenal dengan nama Amniotic Fluid Index (AFI). Jika
ketinggian amniotic fluid (cairan ketuban) yang di ukur kurang dari 5 cm,
calon ibu tersebut didiagnosa mengalami oligohydramnion. Jika jumlah
cairan tersebut lebih dari 25 cm, ia di diagnosa mengalami polihydramnion.
1.7 Komplikasi
Masalah-masalah yang dihubungkan dengan terlalu sedikitnya cairan
ketuban berbeda-beda tergantung dari usia kehamilan. Oligohydramnion
dapat terjadi di masa kehamilan trimester pertama atau pertengahan usia
kehamilan cenderung berakibat serius dibandingkan jika terjadi di masa
kehamilan trimester terakhir. Terlalu sedikitnya cairan ketuban dimasa awal
kehamilan dapat menekan organ-organ janin dan menyebabkan kecacatan,
seperti kerusakan paru-paru, tungkai dan lengan.
Olygohydramnion yang terjadi dipertengahan masa kehamilan juga
meningkatkan resiko keguguran, kelahiran prematur dan kematian bayi
6

dalam kandungan. Jika ologohydramnion terjadi di masa kehamilan


trimester terakhir, hal ini mungkin berhubungan dengan pertumbuhan janin
yang kurang baik. Disaat-saat akhir kehamialn, oligohydramnion dapat
meningkatkan resiko komplikasi persalinan dan kelahiran, termasuk
kerusakan pada ari-ari memutuskan saluran oksigen kepada janin dan
menyebabkan kematian janin. Wanita yang mengalami oligohydramnion
lebih cenderung harus mengalami operasi caesar disaat persalinannya.
1.8 Pelaksanaan
1.8.1 Tirah baring.
1.8.2 Hidrasi.
1.8.3 Perbaikan nutrisi.
1.8.4 Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST,
Bpp).
1.8.5 Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
1.8.6 Amnion infusion.
1.8.7 Induksi dan kelahiran.

1.8 Pathway
7

Oligohidramnion

Air ketuban <500cc

Bayi susah untuk Air ketuban terlalu Bayi tidak memiliki


bergerak sedikit bantalan terhadap dinding
rahim

Indikasi SC

Ansietas

Nyeri akut pada Resiko cidera


ibu (pergerakan (pada bayi)
bayi)

(Rustam, 2005)

II. Rencana asuhan klien dengan gangguan


2.1 Pengkajian
8

2.1.1 Identitas
2.1.2 Keluhan utama
2.1.3 Riwayat penyakit sekarang
2.1.4 Riwayat penyakit sebelumnya
2.1.5 Analisa data
2.1.6 Pengkajian Fisik
2.1.6.1 Aktifitas / istirahat
Kemampuan untuk mengikuti aktivitas hidup yang
diperlukan/diinginkan (kerja dan kesenangan) dan untuk
dapat tidur/istirahat.
2.1.6.2 Sirkulasi
Kemampuan untuk mentranspor oksigen dan nutrien yang
perlu untuk memenuhi kebutuhan seluler.
2.1.6.3 Integritas Ego
Kemampuan untuk mengembangkan dan menggunakan
keterampilan dan perilaku untuk mengintegrasikan dan
mengatur pengalaman hidup.
2.1.6.4 Eliminasi
Kemampuan untuk mengeluarkan produk sisa.
2.1.6.5 Makanan/Cairan
Kemampuan untuk mempertahankan masukan dan
penggunakan nutrien dan cairan untuk memenuhi
kebutuhan fisiologi.
2.1.6.6 Hygiene
Kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-
hari.
2.1.6.7 Neurosensori
9

Kemampuan untuk menerima, menggabungkan, dan


berespon terhadap isyarat internal dan eksternal.
2.1.6.8 Nyeri/Ketidaknyamanan
Kemampuan untuk mengontrol lingkungan
internal/eksternal untuk mempertahankan kenyamanan.
2.1.6.9 Pernapasan
Kemampuan untuk memberikan dan menggunakan
oksigen untuk memenuhi kebutuhan fisiologi.
2.1.6.10 Keamanan
Kemampuan untuk memberikan lingkungan yang
meningkatkan pertumbuhan, aman.
2.1.6.11 Seksualitas
Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan/karakteristik
peran pria atau peran wanita.
2.1.6.12 Interaksi Sosial
Kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan
hubungan.
2.1.6.13 Belajar/Mengajar
Kemampuan untuk menghubungkan dan menggunakan
informasi untuk mencapai gaya hidup yang
sehat/kesejahteraan optimal.

2.2 Diagnosa Keperawatan Yang Sering Muncul


Diagnosa 1 : Nyeri akut
2.1.1 Definisi :
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa. Awitan yang
10

tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir
yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.
2.1.2 Batasan karakteristik
 Perubahan selera makan
 Perubahan tekanan darah
 Perubahan frekuensi jantung
 Perubahan frekuensi pernafasan
 Perilaku distraksi
 Mengekspresikan perilaku (mis, gelisah, merengek, menangis)
 Sikap melindungi area nyeri
 Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
 Dilatasi pupil
 Gangguan tidur
 Melaporkan nyeri secara verbal
2.1.3 Faktor yang berhubungan
Agen-agen penyebab cedera ; biologis, kimia, fisik dan psikologis
Diagnosa 2 : Resiko cedera
2.1.4 Definisi :
Dalam risiko cedera sebagai hasil dari interaksi kondisi lingkungan
dengan respon adaptif indifidu dan sumber pertahanan.
2.1.5 Faktor Resiko
Eksternal
 Mode transpor atau cara perpindahan
 Manusia atau penyedia pelayanan kesehatan (contoh : agen
nosokomial)
 Pola kepegawaian : kognitif, afektif, dan faktor psikomotor
11

 Fisik (contoh : rancangan struktur dan arahan masyarakat,


bangunan dan atau perlengkapan)
 Nutrisi (contoh : vitamin dan tipe makanan)
 Biologikal (contoh : tingkat imunisasi dalam masyarakat,
mikroorganisme)
 Kimia (polutan, racun, obat, agen farmasi, alkohol, kafein
nikotin, bahan pengawet, kosmetik, celupan (zat warna kain))
Internal
 Psikolgik (orientasi afektif)
 Mal nutrisi
 Bentuk darah abnormal, contoh : leukositosis/leukopenia,
perubahan faktor pembekuan, trombositopeni, sickle cell,
thalassemia, penurunan Hb, Imun-autoimum tidak berfungsi.
 Biokimia, fungsi regulasi (contoh : tidak berfungsinya sensoris)
 Disfugsi gabungan
 Disfungsi efektor
 Hipoksia jaringan
 Perkembangan usia (fisiologik, psikososial)
 Fisik (contoh : kerusakan kulit/tidak utuh, berhubungan dengan
mobilitas)
Diagnosa 3 : Ansietas
2.1.6 Definisi :
Perasaan gelisah yang tak jelas dari ketidaknyamanan atau ketakutan
yang disertai respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan disebabkan dari
antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan adanya
12

ancaman yang akan datang dan memungkinkan individu untuk


mengambil langkah untuk menyetujui terhadap tindakan.
2.1.7 Batasan karakteristik
Perilaku
 Agitasi
 Gelisah
 Gerakan ekstra
 Insomnia
 Kontak mata yang buruk
 Tampak waspada
Afektif
 Berfokus pada diri sendiri
 Distres
 Gelisah
 Gugup
 Ketakutan
Fisiologis
 Gemetar
 Peningkatan keringat
 Tremor
 Wajah tegang
2.1.8 Faktor Yang Berhubungan
 Faktor yang berHubungan keluarga/hereditas
 Transmisi dan penularan interpersonal
 Krisis situasi dan maturasi
 Stress
 Penyalahgunaan zat
13

 Ancaman kematian
 Ancaman atau perubahan pada status peran, fungsi peran,
lingkungan, status kesehatan, status ekonomi, atau pola interaksi
 Ancaman terhadap konsep diri
 Konflik yang tidak disadari tentang nilai dan tujuan hidup yang
esensial
 Kebutuhan yang tidak terpenuhi

2.3 Perencanaan
Diagnosa 1 : Nyeri akut
NOC NIC Rasional
Setelah dilakukan Pain management Pain management:
intervensi ...x jam 1. Kaji secara komprehensip 1. Untuk mengetahui tingkat
diharapkan nyeri yang terhadap nyeri termasuk nyeri pasien.
dirasakan klien lokasi, karakteristik,
berkurang dengan durasi, frekuensi, kualitas,
kriteria hasil : intensitas nyeri dan faktor
Pain control presipitasi. .
 Klien melaporkan 2. Observasi reaksi 2. Untuk mengetahui tingkat
nyeri berkurang ketidaknyaman secara ketidaknyamanan
 Klien dapat nonverbal. dirasakan oleh pasien.
mengenal lamanya 3. Gunakan strategi 3. Untuk mengalihkan
(onset) nyeri komunikasi terapeutik perhatian pasien dari rasa
 Klien dapat untuk mengungkapkan nyeri.
menggambarkan pengalaman nyeri dan
faktor penyebab penerimaan klien terhadap
respon nyeri.
14

 Klien dapat 4. Tentukan pengaruh 4. Untuk mengetahui apakah


menggunakan pengalaman nyeri nyeri yang dirasakan klien
teknik non terhadap kualitas hidup( berpengaruh terhadap
farmakologis napsu makan, tidur, yang lainnya.
 Klien aktivitas,mood, hubungan
menggunakan sosial).
analgesik sesuai 5. Tentukan faktor yang 5. Untuk mengurangi factor
instruksi dapat memperburuk nyeri. yang dapat memperburuk
nyeri yang dirasakan
klien.
6. Berikan informasi tentang 6. Pemberian “health
nyeri termasuk penyebab education” dapat
nyeri, berapa lama nyeri mengurangi tingkat
akan hilang, antisipasi kecemasan dan membantu
terhadap ketidaknyamanan klien dalam membentuk
dari prosedur. mekanisme koping
terhadap rasa nyeri.
7. Control lingkungan yang 7. Untuk mengurangi tingkat
dapat mempengaruhi ketidaknyamanan yang
respon ketidaknyamanan dirasakan klien.
klien( suhu ruangan,
cahaya dan suara).
8. Hilangkan faktor 8. Agar nyeri yang dirasakan
presipitasi yang dapat klien tidak bertambah.
meningkatkan pengalaman
nyeri klien( ketakutan,
kurang pengetahuan).
15

9. Ajarkan cara penggunaan 9. Agar klien mampu


terapi non farmakologi menggunakan teknik
(distraksi, guide nonfarmakologi dalam
imagery,relaksasi). memanagement nyeri
yang dirasakan.
10. Kolaborasi pemberian 10. Pemberian analgetik dapat
analgesic mengurangi rasa nyeri
pasien

Diagnosa 2: resiko cidera


NOC NIC Rasional
Setelah dilakukan 1. Lakukan tes nitrazin. 1. Memeriksa pecah ketuban
intervensi ...x jam 2. Kaji kondisi ibu yang yang menunjukkan
diharapkan resiko dapat dikontraindikasikan peningkatan resiko inseksi
Cedera Pada janin pada terapi steroid. serta mempengaruhu
tidak terjadi. dengan 3. Kaji DJJ; catat adanya pilihan intervensi dan
kriteria hasil : aktifitas uterus atau waktu kelahiran.
 Mempertahankan dilatasi serviks. 2. Pada hipertensi karena
kehamilan sampai 4. Tekankan perlunya kehamilan dan
kelangsungan perawatan tindak lanjut karioamnionitis, terapi
hidup janin bila pulang tanpa steroid dapat
tercapai. kelahiran. memperberat hipertensi
dan menutupi tanda
infeksi. Steroid dapat
meningkatkan kadar
glukosa darah pada klien
dengan diabetes.
16

3. Tokolitik dapat
meningkatkan DJJ.
Kelahiran dapat sangat
cepat dengan bayi kecil
jika kontraksi uterus tetap
tidak berespon terhadap
tokolitik, atau jika
perubahan serviks
kontinu.
4. Bila janin tidak dilahirkan
dalam tujuh hari
pemberian steroid, dosis
harus diulang setiap
minggu.

Diagnosa 3 : Ansietas
NOC NIC Rasional
Setelah dilakukan 1. Jelaskan pada pasien 1. Pasien dapat memahami
intervensi ...x24 jam tentang proses penyakit. penyakit yang dialaminya.
diharapkan takut 2. Orientasikan klien dan 2. Membantu klien dan
pasien berkurang atau pasangan pada lingkungan orang terdekat merasa
teratasi, dengan persalinan. mudah dan lebih nyaman
kriteria hasil: pada sekitar mereka.
 Memiliki 3. Anjurkan penggunaan 3. Memungkinkan klien
informasi untuk teknik relaksasi. mendapatka keuntungan
mengurangi takut maksimum dari periode
istirrahat, mencegah
17

 Menggunakan kelelahan otot dan


teknik relaksasi memperbaiki aliran darah
 Mempertahankan uterus
hubungan sosial 4. Anjurkan pengungkapan 4. Dapat membantu
dan fungsi peran rasa rasa takuk dan menurunkan ansietas dan
 Mengontrol masalah. merangsang identifikasi
respon takut perilaku koping.
5. Berikan sedatif bila 5. Memberikan efek
tindakan lain tidak menenangkan.
berhasil.
18

DAFTAR PUSTAKA

Nanda NIC- NOC . (2013) . Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis Edisi Revisi Jilid II. Jakarta: EGC.

Manuaba. (2008). Pengantar kuliah obstetric. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta; Tridasa Printer

Rustam, mochtar. (2005) . Sinopsis Obstetri; obstetri fisiologi, obstetri patologi.


Jakarta: EGC.

Wikojosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan Edisi Ke2 Cetakan Ke4. Jakarta:
YBB- SP.

Pelaihari, Juli 2017

Preseptor akademik, Preseptor klinik,

(Yuliani Budiarti, Ns., M. Kep., Sp. Kep. Mat) ( Yenni Roneka, S.Kep.,Ns)

S-ar putea să vă placă și