Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PT. Barito Pasific Timber Tbk telah memperoleh akreditasi ISO 14001, standar
internasional untuk sistem manajemen lingkungan (EMS). Akreditasi diberikan pada tanggal
20 Maret 2000 dan berlaku selama 3 (tiga) tahun dari tanggal tersebut sesuai dengan
implementasi berkesinambungan yang memuaskan dari sistem manajemen operator
(BVQIISO 14001 Sertifikat 66596). BVQI (Bureau Verlitas Quality Internasional)
melaksanakan audit sertifikasi dan akan terus melaksanakan audit-audit eksternal EMS pada
interval 6 bulanan.
Sebagai bagian dari proses ISO 14001, perusahaan ini memperbaiki penyelanggaraan
lingkungan perusahaannya dan menyusun prosedur kerja untuk mencapai tujuan ini. Juga
sebagai bagian dari proses tersebut, perusahaan telah melaksanakan dan akan terus
melaksanakan audit internal untuk memastikan EMS diimplementasikan secara efektif,
untuk mengidentifikasi cara-cara yang menjamin perbaikan yang berkesinambungan dari
penyelenggaran lingkungan perusahaan.
Manajemen melaksanakan audit internal dan selama itu ada beberapa poin persoalan
yang mendapat perhatian, yaitu:
1. Kontrol debu yang tidak layak,
2. Total Padatan Tersuspensi (TSS) di log pond masih terlalu tinggi. Rencana-rencana
kerja untuk mengurangi polusi log pond perlu diperbaiki,
3. Mengurangi limbah kayu dan memperbaiki tingkat pemulihan kayu di areal utama
yang memerlukan perbaikan segera, dan
4. Tidak adanya bukti pengawasan emisi cerobong asap, bau atau pengawasan vibrasi.
Laporan Audit Manajemen Lingkungan
No : 025/BRT/IV/2000
Lampiran : 3 eksemplar
Perihal : Laporan Hasil Audit Lingkungan
Kepada
Yth, Manajemen PT. Barito Pasific Timber, Tbk.
Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Kami telah melakukan audit atas Pelaksanaan Fungsi Lingkungan pada PT. Barito
Pacific Timber Tbk. di Banjarmasin untuk periode tahun 2000. Audit kami tidak
dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan
oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit kami
hanya mencakup bidang pengelolaan lingkungan yang dimiliki PT. Barito Pacific Timber
Tbk. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya
guna), dan efektivitas (hasil guna) pelaksanaan fungsi lingkungan yang dilakukan dan
memberikan saran perbaikan atas kelemahan fungsi lingkungan yang ditemukan selama
audit, sehingga diharapkan di masa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas
kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih ekonomis, efisien, dan
lebih efektif dalam mencapai tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab III : Rekomendasi
Bab IV : Ruang Lingkup
Dalam melaksanakan audit kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan
kerja sama dari berbagai pihak baik jajaran kepala bagian maupun staf yang berhubungan
dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama
yang telah terjalin dengan baik ini.
PT. Barito Pacific Timber Tbk. beralokasi di Banjarmasin Kalimantan Timur, didirikan sejak
tahun 1979. Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang kehutanan dan perkayuan.
Visi
Meningkatkan kualitas hidup melalui pengembangan sumber daya berkelanjutan.
Misi
Menjadi salah satu perusahaan berbasis sumber daya berkelanjutan terbesar dan terbaik,
senantiasa menciptakan manfaat bagi masyarakat, negara, iklim, pelanggan, dan perusahaan.
Susunan komisaris dan direksi PT. Barito Pacific Timber Tbk. Adalah sebagai berikut:
Direktur Umum & Personalia : Mutiya Suwanto
Direktur Keuangan : Sutanto Hamid
Direktur Produksi : Matya Susilowati
Berdasarkan temuan yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
Kondisi:
1. Debu-debu hasil produksi kayu mencemari udara sekitar lingkungan.
2. Kualitas air di saluran air permukaan dekat areal-areal pemrosesan kayu menunjukkan
tingkat polutan yang tinggi.
3. Limbah dan tingkat pemulihan kayu di areal utama menumpuk semakin banyak dan
memerlukan perbaikan segera.
4. Tidak adanya bukti pengawasan emisi cerobong asap, bau atau pengawasan vibrasi.
Kriteria:
1. Pengontrolan debu harus dilakukan minimal 3 kali setahun oleh perusahaaan untuk
menghindari penyebaran debu-debu ke lingkungan masyarakat dari hasil produksi
pabrik.
2. Penggunaan air dapat dikontrol dengan cara mengatur jam-jam penggunaan air yang
penting saja, dan pengecekan flowmeter dan pipa penyalur air.
3. Pengukuran pembuangan limbah kayu harus dilakukan setiap bulannya untuk
mengurangi banyaknya tumpukan kayu yang tidak dapat dipergunakan lagi dengan cara
membuang setiap sampah dan ampas sisa produksi kayu.
4. Perusahaan bertanggung jawab penuh untuk mengelola hasil sisa produksi seperti debu,
asap, bau, bahkan kebisingan yang ditimbulkan agar tidak mengganggu masyarakat
Penyebab:
1. Areal luas yang sebelumnya dibakar yang merupakan lahan penimbunan kulit kayu dan
limbah kayu sebagai bagian dari upaya reklamasi sebagian tanah rawa sehingga debu
semakin banyak sementara pengontrol debu tidak berfungsi dengan layak dan baik.
2. Adanya kontaminasi hidrokarbon di sungai Barito sekitar log pond (areal perairan) dan
areal penggergajian.
3. Kayu yang dibuang selama proses penggergajian dalam jumlah banyak dan serbuk kayu
hasil penggergajian yang cukup banyak masih belum dapat diatasi, kayu gelondongan
membusuk sebelum dipakai, dan sejumlah besar produk akhir, terutama kayu papan,
ditumpuk di tempat terbuka dalam jangka waktu yang lama.
4. Adanya bahan kimia yang dilepaskan ke atmosfer terutama formalin menyebabkan bau
yang menyengat menyebar ke lingkungan masyarakat.
Akibat:
1. Debu berhamburan dan menyelimuti kawasan pabrik serta menyebar ke lingkungan
masyarakat.
2. Total Padatan Tersuspensi (TSS) di log pond masih terlalu tinggi.
3. Banyaknya tumpukan-tumpukan kayu yang mengurangi nilai kebersihan pabrik
perusahaan dan kemungkinan tidak bisa dijual.
4. Cerobong asap dari pabrik mengeluarkan bau yang mengganggu lingkungan sekitar.
Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi
perhatian perusahaan di masa yang akan datang. Kelemahan ini meliputi:
1. Aktivitas pengelolaan kontrol debu yang dimiliki oleh perusahaan belum diterapkan
secara efektif dan efisien.
2. Penggunaan air masih terlalu tinggi dan tidak bermanfaat.
3. Sisa sampah dan hasil produksi serta bau, gas, yang timbul masih belum dikendalikan
secara baik sehingga masih mencemari lingkungan masyarakat.
Rekomendasi:
1. Perusahaan sebaiknya menjalin kerja sama dengan perusahaan lain yang
membutuhkan bakan baku berupa serbuk kayu hasil penggergajian tersebut sehingga
memperbaiki tingkat kebersihan lingkungan akibat sisa produksi kayu tersebut.
2. Air limbah dari parit-parit (saluran air) penampungan ini harus menjadi bagian dari
sistem drainase yang tertutup dan dialihkan ke pusat pengolahan limbah cair di
lapangan. Penggunaan air yang tidak bermanfaat juga dapat diatasi dengan mengatur
jam-jam penting penggunaan air tersebut di perusahaan.
3. Perusahaan sebaiknya melakukan pengawasan debu dengan mengimplementasikan
prosedur-prosedur pengurangan jumlah debu yang dapat mencemari udara misalnya
dengan memelihara tanaman penyerap debu, dan alternatif lainnya.
4. Perusahaan sebaiknya melakukan pengawasan kualitas udara dan hasilnya
ditindaklanjuti seperti yang ditentukan, dengan mengurangi jumlah bahan kimia yang
dilepaskan ke atmosfer, terutama formalin.
Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada
manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan
terjadi akibat yang lebih buruk pada Fungsi Lingkungan perusahaan dimasa yang akan
datang.
Bab IV
Ruang Lingkup Audit
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi
masalah Fungsi LingkunganPT. Barito Pacific Timber Tbk. untuk periode 2000. Audit kami
mencakup penilaian atas kecukupan sistem pengendalian manajemen lingkungan, personalia
yang bertugas mengelola lingkungan, dan aktivitas pengelolaan lingkungan itu sendiri.