Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Disusun Oleh :
Nama : Fani Nanda I
NIM : 1708204
Kelas : III-A
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan medikal bedah yang telah memberikan
tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia yang berilmu dan
berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu, kami mengharapkan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.
Wassalam...
i
DAFTAR ISI
BAB 1
ii
PENDAHULUAN
2
2
pasien tidak sembuh, kekambuhan, penyebaran kuman dalam bentuk percikan dahak
(droplet) yang disebabkan karena pasien tidak rajin minum obat dan tidak menjaga
kebersihan lingkungan hal tersebut didukung oleh faktor kurangnya pengetahuan
pasien dan keluarga tentang cara penularan penyakit TB Paru. Namun bagaimana pun
tuhan tidak akan menurunkan suatu penyakit tanpa menurunkan pula obatnya. TB dapat
disembuhkan dengan minum obat anti TB dengan betul yaitu teratur sesuai petunjuk
dokter atau petugas kesehatan lainnya.
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang asuhan keperawatan keluarga dengan
TB Paru.
2. Tujuan khusus
1. Dapat melakukan pengkajian keperawatan keluarga dengan TB Paru.
2. Dapat merencanakan tindakan keperawatan keluarga dengan TB Paru.
3. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan keluarga dengan TB Paru.
4. Dapat melakukan evaluasi keperawatan keluarga dengan TB Paru.
3. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif
berbentuk studi kasus melalui pendekatn proses keperawatan adapun teknik
pengumpulan data dengan cara berikut :
1. Studi dokumentasi
Mempelajari data- data status kesehatan klien dengan cetatan – catatan
yang berhubungan dengan asuhan keperawatan
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan secara langsung dan spesifik mengkaji keadaan umum klien
secara menyeluruh melalui metode head to toe dengan inspeksi,
palpasi,perkusi, auskultasi untuk mendapatkan data mengenai keadaan
klien sehingga dapat menentukan diagnosa dan intervensi yang sesuai
kebutuhan klien
3. Observasi
Pengumpulan data yang diperoleh dengan pengamatan langsung dengan
cara berkunjung ke keluarga yang menjadi subjek asuhan keperawatan
4. Wawancara dan partisifasi aktif
3
4. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman pembaca akan makalah ilmiah ini, maka disusun
secara sistematis BAB I, terdiri dari Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan,
metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II, terdiri dari Konsep dasar mengenai
TB Paru. BAB III, terdiri dari Asuhan keperawatan pada anak Si dengan TB Paru di
keluarga Tn.Sa yang meliputi Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi, Evaluasi.
BAB IV, terdiri dari Pembahasan. BAB V, terdiri dari Penutup yang meliputi Kesimpulan
dan Saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
3. Manifestasi Klinis
a. Demam
Biasanya sub febris menyerupai demam influenza. Tapi kadang-kadang panas
badan mencapai 40ºC-41ºC.
b. Batuk
Batuk terjadi karena adanya iiritasi pada bronkus, batu ini berfungsi untuk
membuang produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap
penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni berminggu-minggu atau berulan-
bulan dari peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non
produktif) kemudian setelah timbul perandangan menjadi produktif ( menghasilkan
sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah (hemapnoe) karena
terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk berdarah pada tuberculosis
terjadi kavitas, tetapi dapat juga terjadi ulkus dinding bronchus.
c. Sesak
5
6
Pada penyakit ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas, akan
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut. Dimana infiltrasinya sudah setengah
bagian paru.
d. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
e. Mailase
Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala mailase sering
ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat
badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam dan lain-lain.
Mailase makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur
(Bahar, 1998)
4. Patofisiologis
TB. Primer
a. Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne)
b. Terisap organ sehat
c. Menempel di jalan nafas / paru-paru
d. Menetap / berkembang biak
e. Sitoplasma makroflag
f. Membentuk sarang TB Pneumonia kecil
(sarang primer / efek primer)
g. Radang saluran pernafasan
(limfangitis regional
h. Komplek primer
TB Sekunder
a. Kuman dormat (TB Primer)
b. Infeksi endogen
c. TB DWS (TB. Post Primer)
d. Sarang pneumenia kecil
5. Pemeriksaan Diagnostik Tuberculosis
7
Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah (LED normal atau meningkat, limfositosis)
b. Sputum
Pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis tuberculosis paru.
Disamping itu juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang
diberikan. Kadang-kadang tidak mudah untuk mendapatkan sputum terutama pada
penderita yang tidak batuk maupun batuk tetapi non produktif.
Dalam hal ini dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum, penderita
dianjurkan minum sebanyak ± 2 liter dan idanjurkan melakukan batuk efektif.
Dapat juga memberikan tambahan obat-obatan mukolitik ekspektoran atau dengan
inhalasi larutan garam hipertonik slama 20-30 menit. Bila masih sulit sputum dapat
diperoleh dengan bronchoscopy. Sputum yang sudah didapat harus mengandung
kuman BTA. Criteria sputum BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya
ditemukan 3 batang kuman BTApada sediaan. Dengan kata lain diperlukan 50000
kuman dalam 1 ml sputum. Pada pemeriksaan dengan biakan, setelah 4-6 minggu
penanaman sputum dalam medium biakan, koloni kuman tuberculosis mulai
tampak. Bila setelah 8 minggu pananaman, kolini tidak tampak, biakan dinyatakan
negatif. Medium biakan yang sering digunakan adalah Lowenstien Jensen dan
ATS.
c. Test Tuberculin
Biasanya memakai cara Mantaux yakni yakni dengan menyuntikan 0,1 cc
Tuberculin PPD (Purified Protein Derivate) intra cutan 5 TU(intermediate
strength). Setelah 48-72 jam tuberculin disuntukkan akan timbul reaksi berupa
indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat limfosit yakni persenyawaan antara
anti bodi dan antigen tuberculin.
6. Penatalaksanaan /Pengobatan
Tujuan :
1. Menyembuhkan Penderita
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. 4.Menurunkan tingakat penularan ± 85%
5. Mencegah terjadinya resisten obat (Cermin Dunia Kedokteran, 2006 : 137)
2.2 Jenis Obat Dan Dosis Obat (Obat Anti Tuberculosis)
8
• Isoniasid (H)
Dikenal dengan INH, bersifat bakteriasid, dapat membunuh 90% populasi kuman
dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif dalam keadaan
metabolic efektif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis hariannya dianjurkan
5mg/kgBB, sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan
dengan dosis 10mg/kgBB.
• Rifamphisin (R)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman semi-dormant (persister) yang tidak
dapat dibunuh oleh INH. Dosis 10mg/kgNN diberikan sama untuk pengobatan harian
maupun intermitten seminggu 3 kali
• Pirasinamid (Z)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana
asam. Dosis harian dianjurkan 25 mg/kgBB, sedangkan untuk pengobatan intermitten
3 kali seminggu diberikan dengan dosis 35mg/kgBB.
• Streptomicin (S)
Bersifat baketriasid, dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan untuk
pengobatan intermitten 3 kali sehari menggunakan dosis yang sama. Penderita umur
60 tahun dosisnya 0,75gr/hari. Sedangkan diatas usia 60 tahun diberikan 0,5 gr/hari.
• Ethambutol (E)
Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan
untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu dosis 30mg/kgBB.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Data Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
1) Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. R
2) Umur (KK) : 79 Tnh
3) Pekerjaan Kepala Keluarga (KK) : Pensiunan
4) Pendidikan Kepala Keluarga (KK) : SPG
5) Alamat dan nomor telepon : Dusun Babakan Randu RT/RW 03/06,
Desa Padasari, Kecamatan Cimalaka,
Sumedang
b. Komposisi Anggota Keluarga
c. Genogram
9
10
Keterangan :
: Laki-laki : Pasien/Klien
: Meninggal
d. Tipe Keluarga
Tipe keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah
lanjut usia.
e. Suku Bangsa
Keluarga Tn.R merupakan keluarga yang berasal dari suku Sunda. Bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah bahasa Sunda. Tidak ada kebiasaan yang dipengaruhi
oleh suku yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
f. Agama
Keluarga Tn. R beragama Islam dan melaksanakan sholat 5 waktu.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
11
3. Lingkungan
a. Karakteristik
1) Luas rumah yang ditempati ± 4 x 6 m². Lantai rumah menggunakan keramik.
2) Tipe bangunan rumah adalah rumah semi permanen.
3) Jumlah ruangan yang ada di rumah Tn. R adalah 6 ruangan yang terdiri dari 2
kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang keluarga, dan 1 ruangan untuk
menyimpan kayu (gudang).
4) Ventilasi rumah kurang, udara diperoleh hanya dari pintu depan sehingga
cahaya tidak bebas masuk ke dalam rumah.
5) Jarak septic tank dengan sumber air lebih dari 10 meter.
6) Air minum yang dikonsumsi sehari-hari yaitu air galon.
7) Sampah rumah tangga dikelola sendiri. Sampah keluarga diletakan didepan
rumah.
8) Denah Rumah
Jendela
Ruang
Kamar 2
Tamu
Jendela
Kamar 1
(Kamar
Klien)
Dapur
13
h. Struktur Peran
- Tn.R berperan sebagai suami. Selain itu juga Tn.S berperan sebagai pelindung
keluarga, penasihat keluarga dan sebagai anggota masyarakat.
- Ny.N berperan sebagai pengurus rumah tangga, dan juga memberikan cinta dan
kasih sayang, merawat rumah, pengasuh dan pendidik anak, dan sebagai
anggota masyarakat.
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
14
Setiap anggota keluarga Tn. R menghargai dirinya sendiri dan mereka saling
membutuhkan satu sama lain tapi kurang memberikan dukungan satu sama lain.
b. Fungsi Sosialisasi
di Tn.R mengatakan bahwa hubungan semua anggota keluarga baik norma budaya
dan perilaku sesuai dengan nilain norma yang berlaku masayarakat
6. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-Tanda Vital
- Tekanan Darah 130/90 mmHg
- Nadi 80x/mnt
- Suhu 36,4ºC
- Pernafasan 25x/mnt
- Mata
Konjungtiva merah muda, sclera
-Hidung bening, simetris
Dada
- Jantung Tidak ada pembengkakan kelenjar
- Paru tyroid
- Bentuk
Tidak ada pembengkakan
-
3.
Terdengar di S1 dan S2
Suara nafas vesikuler
Simetris
1.
c. Mata
Simetris, konjungtiva normal, sclera bening, tidak ada nyeri tekan
d. Hidung
Bentuk simetris, bulu hidung ada, tidak ada sekret, penciuman baik
e. Mulut
Bentuk bibir simetris atas dan bawah, warna bibir sedikit pucat, pengecapan baik,
lidah terdapat ditengah dan dapat digerakkan
f. Telinga
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, fungsi pendengaran baik
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, pergerakan leher terarah
h. Dada
Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dada
- Jantung : Suara jantung normal di S1 (Lub), S2 (Dub), tidak ada
thrill.
- Paru-paru : Gerakan pernafasan simetris, pola pernafasan teratur, suara nafas
vesikuler tidak ada kelainan.
7. Harapan Keluarga
Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan terutama harapan Ny. L yaitu masalah
yang berhubungan dengan kesehatannya dapat teratasi dan juga berharap bisa sembuh
dengan penyakit TBC nya.
2 V
18
DO :
- Keluarga tidak bisa
menjawab pertanyaan tentang
pengertian penyakit,
pencegahan, perawatan dan
pengobatannya
Ttd
No. Tanggal Diagnose Keperawatan Implementasi Evaluasi
perawat
1. 10 – 10- Gangguan istirahat tidur 1. menjelaskan pentingnya tidur S : klien mengatakan pola tidurnya
2019 telah kembali normal
berhubungan dengan cemas
2. memberikan motivasi kepada
O: - R : 19
klien untuk istirahat yang cukup.
- S : 36,7 0C
- N : 92
- T : 130/ 90
- Klien tampak sudah tidak sesak
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
BAB IV
PENUTUP
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan keluarga Tn.R dengan TB Paru, maka
penulis menarik kesimpulan dan mengajukan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan
yang diharapkan dapat berguna dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
TB Paru.
4.1 Kesimpulan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada Tn.R denganTB Paru, penulis
melaksanakan secara bertahap mulai dari npengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Dengan menggunakan pendekatan secara komprehensif yang mencakup bio,
psiko, sosial dan spiritual.
Adapun tanda dan gejala dari TB Paru adalah Demam, Batuk disertai dahak / darah, Sesak
Nafas, Nyeri dada, Malaise meliputi anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri
otot, keringat malam.
Pada kasus ini Tn.R pernah mengalami putus obat, dan saat ini Tn.R menjadi ingin
melakukan pengobatan kembali oleh karena itu diperlukan perhatian khusus untuk
kepatuhan minum obat agar tidak terjadi lagi putus obat dan perlunya PMO. Setelah
dilakukan asuhan keluarga mau untuk melakukan perawatan kepada An.Si secara baik
dan tuntas dengan harapan anaknya dapat sembuh total. Keluarga menyatakan
keseriusannya untuk menjalani pengobatan.
21
22
42. Saran
Setelah penulis memberikan asuhan Keperawatan Keluarga dengan TB Paru pada Tn.R
dikeluarga Tn.Sa, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan khususnya
dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan TB Paru pada Tn.R demi
meningkatkan mutu keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
24