Sunteți pe pagina 1din 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.

R DENGAN TBC PARU DI


MULYASARI 01/04 DESA PADASARI KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN
SUMEDANG JAWA BARAT

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh :
Nama : Fani Nanda I
NIM : 1708204
Kelas : III-A

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS DAERAH DI SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan medikal bedah yang telah memberikan
tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia yang berilmu dan
berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu, kami mengharapkan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.
Wassalam...

Sumedang, 11 Oktober 2019


Penulis

Fani Nanda Irana

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................................. 4
2.1 Konsep Dasar TB Paru.................................................................................................. 4
2.2 Jenis Obat Dan Dosis Obat (Obat Anti Tuberculosis) .................................................. 7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................................ 8
3.1 Pengkajian ................................................................................................................... 8
3.2 Analisa Data .................................................................................................................. 18
3.3 Diagnosa Keperawatan ................................................................................................. 19
3.4 Perencanaan (Planning) ................................................................................................ 19
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 21
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 21
42. Saran ............................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 23

BAB 1
ii
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit TB Paru merupakan penyakit menular dan kronis (menahun) yang
telah lama dikenal oleh masyarakat luas dan ditakuti. Penyakit TB disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini pertama kali ditemukan oleh Robert
Koch. Kuman ini sangat kecil dan bersifat tahan terhadap larutan asam sehingga
mendapat julukan Basil Tahan Asam (BTA). Kuman ini dapat ditemukan dalam dahak
atau sputum orang yang sedang menderita TB. Sebagian besar kuman ini menyerang
paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Kuman ini timbul
disebabkan karena lingkungan yang kotor dan lembab, ekonomi yang rendah dan dari
keluarga yang mengidap penyakit TB Paru. Pada lingkungan yang kotor dan lembab
kuman TB dapat bertahan hidup beberapa jam, kuman ini masuk kedalam tubuh dan
tertidur lama selama beberapa tahun. Dan saat imunitas orang yang diserang rendah,
maka orang tersebut akan menjadi sakit (Misnadiarly, 2006)
Salah satu penyebab kuman ini timbul karena keadaan ekonomi yang rendah
pada keluarga sehingga akan mempengaruhi keadaan gizi, adanya defisiensi gizi
menyebabkan daya tahan tubuh yang lemah sehingga memudahkan kuman
Mycobacterium tuberculosis berkembang biak dengan cepat. Cara penularan TB Paru
terjadi pada waktu penderita itu batuk dan bersin, penderita menyebarkan kuman
keudara dalam bentuk percikan dahak (droplet). Droplet yang mengandung kuman
dapat bertahan diudara dan bila droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan
akan beresiko menginfeksi orang tersebut.
Penyakit TB dapat dihindari dengan cara menutup mulut saat batuk dan bersin,
tidak meludah disembarang tempat, tidak merokok dan minum-minuman beralkohol,
berolah raga teratur, menjaga agar tempat tinggal / rumah tidak gelap, lembab dan
ventilasi udara harus cukup baik, sinar matahari bisa masuk ke dalam ruangan karena
kuman TB dapat mati karena cahaya matahari. Dengan demikian infeksi atau kuman
yang masuk ke dalam tubuh lewat pernapasan dapat dicegah dan dikurangi jumlahnya.
Disamping itu daya tahan tubuh harus dijaga dengan mengkonsumsi makanan yang
bergizi baik serta mendapatkan vaksinasi BCG.
Berdasarkan data tersebut, masih banyaknya ditemukan kasus TB Paru. Jika hal
tersebut tidak ditanggulangi maka akan timbul berbagai macam komplikasi yaitu:

2
2

pasien tidak sembuh, kekambuhan, penyebaran kuman dalam bentuk percikan dahak
(droplet) yang disebabkan karena pasien tidak rajin minum obat dan tidak menjaga
kebersihan lingkungan hal tersebut didukung oleh faktor kurangnya pengetahuan
pasien dan keluarga tentang cara penularan penyakit TB Paru. Namun bagaimana pun
tuhan tidak akan menurunkan suatu penyakit tanpa menurunkan pula obatnya. TB dapat
disembuhkan dengan minum obat anti TB dengan betul yaitu teratur sesuai petunjuk
dokter atau petugas kesehatan lainnya.

1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang asuhan keperawatan keluarga dengan
TB Paru.
2. Tujuan khusus
1. Dapat melakukan pengkajian keperawatan keluarga dengan TB Paru.
2. Dapat merencanakan tindakan keperawatan keluarga dengan TB Paru.
3. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan keluarga dengan TB Paru.
4. Dapat melakukan evaluasi keperawatan keluarga dengan TB Paru.
3. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif
berbentuk studi kasus melalui pendekatn proses keperawatan adapun teknik
pengumpulan data dengan cara berikut :
1. Studi dokumentasi
Mempelajari data- data status kesehatan klien dengan cetatan – catatan
yang berhubungan dengan asuhan keperawatan
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan secara langsung dan spesifik mengkaji keadaan umum klien
secara menyeluruh melalui metode head to toe dengan inspeksi,
palpasi,perkusi, auskultasi untuk mendapatkan data mengenai keadaan
klien sehingga dapat menentukan diagnosa dan intervensi yang sesuai
kebutuhan klien
3. Observasi
Pengumpulan data yang diperoleh dengan pengamatan langsung dengan
cara berkunjung ke keluarga yang menjadi subjek asuhan keperawatan
4. Wawancara dan partisifasi aktif
3

Merupakan kegiatan aktif penulis melakukan langsung asuhan


keperawatan dengan menanyakan data yang diperlukan pada klien,
keluarga dan tenaga kesehatan yang terkait.
5. Studi perpustakaan
Merupakan kegiatan untuk mendapatkan teori konsep dan model yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas.

4. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman pembaca akan makalah ilmiah ini, maka disusun
secara sistematis BAB I, terdiri dari Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan,
metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II, terdiri dari Konsep dasar mengenai
TB Paru. BAB III, terdiri dari Asuhan keperawatan pada anak Si dengan TB Paru di
keluarga Tn.Sa yang meliputi Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi, Evaluasi.
BAB IV, terdiri dari Pembahasan. BAB V, terdiri dari Penutup yang meliputi Kesimpulan
dan Saran.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar TB Paru


1. Pengertian
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang
hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah
paru-paru (IPD, FK, UI, 2005).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Ridwan, 2009).
Tuberculosis Paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman
mycrobacterium tuberculosis (Sallin, 2007)
2. Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/μm dan tebal 0,3-0,6/μm. Spesies lain dari
kuman ini yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia adalah mycobacterium bovis,
mycobacterium kansasii, mycobacterium intracellulare.

3. Manifestasi Klinis
a. Demam
Biasanya sub febris menyerupai demam influenza. Tapi kadang-kadang panas
badan mencapai 40ºC-41ºC.

b. Batuk
Batuk terjadi karena adanya iiritasi pada bronkus, batu ini berfungsi untuk
membuang produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap
penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni berminggu-minggu atau berulan-
bulan dari peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non
produktif) kemudian setelah timbul perandangan menjadi produktif ( menghasilkan
sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah (hemapnoe) karena
terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk berdarah pada tuberculosis
terjadi kavitas, tetapi dapat juga terjadi ulkus dinding bronchus.
c. Sesak

5
6

Pada penyakit ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas, akan
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut. Dimana infiltrasinya sudah setengah
bagian paru.
d. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
e. Mailase
Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala mailase sering
ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat
badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam dan lain-lain.
Mailase makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur
(Bahar, 1998)

4. Patofisiologis
TB. Primer
a. Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne)
b. Terisap organ sehat
c. Menempel di jalan nafas / paru-paru
d. Menetap / berkembang biak
e. Sitoplasma makroflag
f. Membentuk sarang TB Pneumonia kecil
(sarang primer / efek primer)
g. Radang saluran pernafasan
(limfangitis regional
h. Komplek primer

Sembuh Sembuh dengan bekas Komplikasi

TB Sekunder
a. Kuman dormat (TB Primer)
b. Infeksi endogen
c. TB DWS (TB. Post Primer)
d. Sarang pneumenia kecil
5. Pemeriksaan Diagnostik Tuberculosis
7

Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah (LED normal atau meningkat, limfositosis)
b. Sputum
Pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis tuberculosis paru.
Disamping itu juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang
diberikan. Kadang-kadang tidak mudah untuk mendapatkan sputum terutama pada
penderita yang tidak batuk maupun batuk tetapi non produktif.
Dalam hal ini dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum, penderita
dianjurkan minum sebanyak ± 2 liter dan idanjurkan melakukan batuk efektif.
Dapat juga memberikan tambahan obat-obatan mukolitik ekspektoran atau dengan
inhalasi larutan garam hipertonik slama 20-30 menit. Bila masih sulit sputum dapat
diperoleh dengan bronchoscopy. Sputum yang sudah didapat harus mengandung
kuman BTA. Criteria sputum BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya
ditemukan 3 batang kuman BTApada sediaan. Dengan kata lain diperlukan 50000
kuman dalam 1 ml sputum. Pada pemeriksaan dengan biakan, setelah 4-6 minggu
penanaman sputum dalam medium biakan, koloni kuman tuberculosis mulai
tampak. Bila setelah 8 minggu pananaman, kolini tidak tampak, biakan dinyatakan
negatif. Medium biakan yang sering digunakan adalah Lowenstien Jensen dan
ATS.
c. Test Tuberculin
Biasanya memakai cara Mantaux yakni yakni dengan menyuntikan 0,1 cc
Tuberculin PPD (Purified Protein Derivate) intra cutan 5 TU(intermediate
strength). Setelah 48-72 jam tuberculin disuntukkan akan timbul reaksi berupa
indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat limfosit yakni persenyawaan antara
anti bodi dan antigen tuberculin.

6. Penatalaksanaan /Pengobatan
Tujuan :
1. Menyembuhkan Penderita
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. 4.Menurunkan tingakat penularan ± 85%
5. Mencegah terjadinya resisten obat (Cermin Dunia Kedokteran, 2006 : 137)
2.2 Jenis Obat Dan Dosis Obat (Obat Anti Tuberculosis)
8

• Isoniasid (H)
Dikenal dengan INH, bersifat bakteriasid, dapat membunuh 90% populasi kuman
dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif dalam keadaan
metabolic efektif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis hariannya dianjurkan
5mg/kgBB, sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan
dengan dosis 10mg/kgBB.
• Rifamphisin (R)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman semi-dormant (persister) yang tidak
dapat dibunuh oleh INH. Dosis 10mg/kgNN diberikan sama untuk pengobatan harian
maupun intermitten seminggu 3 kali
• Pirasinamid (Z)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana
asam. Dosis harian dianjurkan 25 mg/kgBB, sedangkan untuk pengobatan intermitten
3 kali seminggu diberikan dengan dosis 35mg/kgBB.
• Streptomicin (S)
Bersifat baketriasid, dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan untuk
pengobatan intermitten 3 kali sehari menggunakan dosis yang sama. Penderita umur
60 tahun dosisnya 0,75gr/hari. Sedangkan diatas usia 60 tahun diberikan 0,5 gr/hari.
• Ethambutol (E)
Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan
untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu dosis 30mg/kgBB.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Data Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
1) Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. R
2) Umur (KK) : 79 Tnh
3) Pekerjaan Kepala Keluarga (KK) : Pensiunan
4) Pendidikan Kepala Keluarga (KK) : SPG
5) Alamat dan nomor telepon : Dusun Babakan Randu RT/RW 03/06,
Desa Padasari, Kecamatan Cimalaka,
Sumedang
b. Komposisi Anggota Keluarga

No Nama Umur Jenis Hub Pendidika Pekerjaa Ket


Kelami dengan n n
n KK

1 Tn.R 79 L SUAM SPG PENSIU SAKIT


I NAN

2 Ny. N 22 P ISTRI SD IRT SEHAT

c. Genogram

9
10

Keterangan :

: Laki-laki : Pasien/Klien

: Perempuan : Tinggal serumah

: Meninggal

d. Tipe Keluarga
Tipe keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah
lanjut usia.
e. Suku Bangsa
Keluarga Tn.R merupakan keluarga yang berasal dari suku Sunda. Bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah bahasa Sunda. Tidak ada kebiasaan yang dipengaruhi
oleh suku yang dapat mempengaruhi kesehatannya.

f. Agama
Keluarga Tn. R beragama Islam dan melaksanakan sholat 5 waktu.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
11

Penghasilan keluarga Tn.R diperoleh dari Tn.R sebagai pensiunan, penghasilan


berkisar dalam satu bulan ± Rp. 1.000.000. Penghasilan tersebut digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dan pengeluaran keluarga perbulan sekitar
Rp 600.000,- dengan perincian sebagai berikut :
Keperluan memasak/ makan Rp 300.000
Listrik Rp 100.000
Makanan tambahan Rp 100.000
Lain-lain Rp 100.000 +
Jumlah Rp 600.000
Untuk sisa digunakan untuk keperluan pribadi dan biaya pengobatan jika ada
anggota keluarga yang sakit.
h. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn.R setiap hari ada di rumah, dan jarang berpergian bersama.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tn.R memiliki 3 (tiga) orang anak, anak pertama berumur 45 tahun (L), anak kedua
40 tahun (L), dan anak ketiga 38 tahun (P). Maka keluarga Tn. R berada pada tahap
pekembangan Keluarga Dengan Anak Dewasa (pelepasan). Tugas perkembangan
keluarga dengan anak dewasa antara lain :
- Menambah anggota keluarga dengan kehadiran anggota keluarga yang baru
melalui pernikahan anak-anak yang telah dewasa.
- Menata kembali hubungan perkawinan.
- Menyiapkan datangnya proses penuaan.
- Termasuk timbulnya masalah-masalah kesehatan.
b. Tahapan Perkembangan Yang Belum Terpenuhi
Tahap perkembangan pada keluarga Tn. R saat ini sudah memenuhi tugas
perkembangan sesuain dengan tahap perkembangan
c. Riwayat Keluarga Inti
Tn. R sudah menikah dengan istri pertama nya Ny. N 14 tahun yang lalu,
perkawinannya direstui oleh orang tua masing-masing dan merupakan pilihan
sendiri dan tidak dijodohkan. Keluarga Tn. R bila ada anggota keluarga yang sakit
dibawa ke Puskesmas.
12

d. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Keluarga Tn. S tidak mempunyai penyakit.

3. Lingkungan
a. Karakteristik
1) Luas rumah yang ditempati ± 4 x 6 m². Lantai rumah menggunakan keramik.
2) Tipe bangunan rumah adalah rumah semi permanen.
3) Jumlah ruangan yang ada di rumah Tn. R adalah 6 ruangan yang terdiri dari 2
kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang keluarga, dan 1 ruangan untuk
menyimpan kayu (gudang).
4) Ventilasi rumah kurang, udara diperoleh hanya dari pintu depan sehingga
cahaya tidak bebas masuk ke dalam rumah.
5) Jarak septic tank dengan sumber air lebih dari 10 meter.
6) Air minum yang dikonsumsi sehari-hari yaitu air galon.
7) Sampah rumah tangga dikelola sendiri. Sampah keluarga diletakan didepan
rumah.
8) Denah Rumah

Gudang Kamar Mandi

Jendela

Ruang
Kamar 2
Tamu
Jendela

Kamar 1
(Kamar
Klien)

Dapur
13

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Keluarga Tn. R mengatakan bahwa seluruh anggota keluarga dengan masyarakat
lainnya cukup harmonis, tidak ada budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn. R mengatakan bahwa keluarga mempunyai kebiasaan berpindah tempat
dikarenakan sebelum pensiun Tn.R dinesnya berpindah-pindah.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Tn. R kurang aktif dalam perkumpulan dengan masayakat seperti kegiatan kerja
bakti dan lain-lain.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Tn. S menggunakan fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas

f. Pola Komunikasi Keluarga


Pola komunikasi yang dipakai yaitu langsung dengan bahasa lisan. Bahasa yang
digunakan yaitu Bahasa Sunda. Komunikasi berlangsung dengan baik dan tidak
memiliki kesulian dalam berkomunikasi.
g. Struktur Kekuatan Keluarga
Tn.R mengatakan jika keluarga mempunyai masalah selalu merundingkannya
terlebih dahulu sampai menemui titik terang

h. Struktur Peran
- Tn.R berperan sebagai suami. Selain itu juga Tn.S berperan sebagai pelindung
keluarga, penasihat keluarga dan sebagai anggota masyarakat.
- Ny.N berperan sebagai pengurus rumah tangga, dan juga memberikan cinta dan
kasih sayang, merawat rumah, pengasuh dan pendidik anak, dan sebagai
anggota masyarakat.

i. Norma dan Nilai Kepercayaan


Nilai dan norma yang ada di keluarga tidak bertentangan dengan nilai dan norma
yang ada di masyarakat. Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota
keluarga.

4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
14

Setiap anggota keluarga Tn. R menghargai dirinya sendiri dan mereka saling
membutuhkan satu sama lain tapi kurang memberikan dukungan satu sama lain.
b. Fungsi Sosialisasi
di Tn.R mengatakan bahwa hubungan semua anggota keluarga baik norma budaya
dan perilaku sesuai dengan nilain norma yang berlaku masayarakat

c. Fungsi Perawatan Kesehatan


Keluarga Tn. S kurang memahami sehat sakit dengan cara apabila ada yang sakit
dibawa ke tempat kesehatan seperti Puskesmas tapi dari dorongan orang sekitar.
Keluarga Tn. S dalam melaksanakan 3 tugas kesehatan keluarga, seperti :
1) Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan : Tn. RS dan
keluarga mengatakan tidak mengerti tentang masalah yang dihadapi yaitu TBC.
2) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat : Tn. R dan keluarga mengatakan dengan adanya masalah
kesehatan tersebut tidak terlalu dikhawatirkan karena ada fasilitas kesehatan
seperti Puskesmas.
3) Kemampuan keluarga dalan merawat anggota keluarga yang sakit serta
kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat : Tn. R dan keluarga tidak mengetahui sifat
dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah
kesehatannya. Tn.R dan keluarga kurang dapat melihat keuntungan dan
pemeliharaan lingkungan dimasa mendatang dibuktikan Tn.R dan keluarga
mengatakan tidak mengetahui pentingnya ventilasi dan peninaran matahari bagi
kesehatan lingkungan rumahnya. Tn.R mengatakan membersihkan rumah jika
ada kemauan saja sehingga rumah terkihat kotor dan udaranya pengap. Tn.R
mengatakan kondisi rumah tidak perlu dipikirkan karena memang kondisinya
seperti itu.
d. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak Tn. R 3 orang anak, anak yang pertama berumur 45 tahun, anak kedua
40 tahun dan anak ketiga berumur 38 tahun.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. R menggunakan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, dan papan keluarganya.
15

5. Stress dan Koping Keluarga


a. Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek yang dirasakan Tn. R adalah cemas karena takut penyakitnya
kembali kambuh. Sedangkan stressor jangka panjang yang dialami keluarga adalah
masalah ekonomi, memikirkan ekonomi keluarga agar dapat terus meningkat.
b. Respon Keluarga Terhadap Stress
1) Strategi koping yang digunakan
Upaya Tn.R dalam mengatasi stres biasanya dengan cara menghibur diri sendiri,
seperti berkumpul bersama teman-temannya.
2) Strategi adaptasi yang Disfungsional
Tn.R mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang menggunakan cara-cara
diluar cara umum seperti kekerasan dalam menghadapi masalah.

6. Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksaan Fisik Tn.R

1. Tanda-Tanda Vital
- Tekanan Darah 130/90 mmHg
- Nadi 80x/mnt
- Suhu 36,4ºC
- Pernafasan 25x/mnt

2. Kepala Bersih, tidak ada ketombe, penyebaran


- Rambut rata
.

- Mata
Konjungtiva merah muda, sclera
-Hidung bening, simetris

Simetris, tidak ada sekret, penciuman


-Telinga baik
16

-Mulut dan Gigi

-Leher Bersih, simetris, pendengaran baik

-Tonsil Bersih, tidak ada stomatitis

Dada
- Jantung Tidak ada pembengkakan kelenjar
- Paru tyroid
- Bentuk
Tidak ada pembengkakan

-
3.
Terdengar di S1 dan S2
Suara nafas vesikuler
Simetris

1.

Pemeriksaan Fisik Tn.R


a. Keadaan Umum :
- Kesadaran : Compos Mentis
- Tanda-tanda vital :
1) Tekanan Darah : 130/90 mmHg
2) Nadi : 80 x/mnt
3) Suhu : 36,4ºC
4) Respirasi : 25 x/mnt
b. Kepala
Bentuk simetris, distribusi rambut merata, tidak ada lesi, bersih
17

c. Mata
Simetris, konjungtiva normal, sclera bening, tidak ada nyeri tekan
d. Hidung
Bentuk simetris, bulu hidung ada, tidak ada sekret, penciuman baik
e. Mulut
Bentuk bibir simetris atas dan bawah, warna bibir sedikit pucat, pengecapan baik,
lidah terdapat ditengah dan dapat digerakkan
f. Telinga
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, fungsi pendengaran baik
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, pergerakan leher terarah
h. Dada
Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dada
- Jantung : Suara jantung normal di S1 (Lub), S2 (Dub), tidak ada
thrill.
- Paru-paru : Gerakan pernafasan simetris, pola pernafasan teratur, suara nafas
vesikuler tidak ada kelainan.

7. Harapan Keluarga
Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan terutama harapan Ny. L yaitu masalah
yang berhubungan dengan kesehatannya dapat teratasi dan juga berharap bisa sembuh
dengan penyakit TBC nya.

8. Kriteria Tingkat Kemandirian Keluarga

Tingkat Kemandirian Keluarga


No Kriteria
I II III IV

1 Menerima petugas perawatan V


kesehatan masyarakat

2 V
18

Menerima pelayanan keperawatan


yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
3 V
Tahu dan dapat mengungkapkan
masalah kesehatan secara teratur
4 V
Melakukan tindakan keperawatan
sederhana sesuai yang dianjurkan
5 V
Memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan secara aktif
6
Melaksanakan tindakan
pencegahan sesuai anjuran
7
Melakukan tindakan promotif
secara aktif

3.2 Analisa Data

No Data Diagnosa Keperawatan


1. Ds : - Klien mengeluh sulit tidur Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan
- Klien mengatakan tidur ±4jam cemas
Do : Raut wajah klien tampak lelah
2
DS : Kurangnya pengetahuan berhubungan
- Keluarga mengatakan dengan tidak taunya penyakit TBC
sejak lima bulan yang lalu
sering batuk yang disertai
dahak.
- Keluarga mengatakan
bahwa Tn.R sakit paru-paru,
19

tapi tidak tahu jenis penyakit,


penyebab, pencegahan,
perawatan dan pengobatannya.
- Tn. R mengatakan, “
saya belum tahu akibat yang
terjadi, bila penyakit saya tidak
diobati “.
- Ny. N mengatakan ,”
Tn. R sudah diperiksakan di RS
Soepraoen“. Tetapi batuknya
masih sering dan agak sesak.

DO :
- Keluarga tidak bisa
menjawab pertanyaan tentang
pengertian penyakit,
pencegahan, perawatan dan
pengobatannya

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Diagnosa Aktual
Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan cemas
2. Kurangnya pengetahuan
Terhadap penyakit TBC

3.5 Perencanaan (Planning)

No Tanggal Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
1. 11-10-2019 Gangguan Umum: Setelah 1. Jelaskan
istirahat tidur dilakukan tindakan pentingnya tidur
20

berhubungan kep selama 2 2. Berikan


dengan cemas minggu diharapkan motivasi kepada
gangguan istirahat klien untuk
tidur tidak lagi istirahat yang
terjadi cukup.
Khusus: Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan dan
kunjungan rumah
selama 1x30 menit
diharapkan pola
tidur klien dapat
normal selama
11-10-2019 8jam/hari

2. Kurangnya Umum: Setelah 1.Beri


pengetahuan dilakukan tindakan pendidikan
keperawatan kesehatan
selama 2 minggu tentang penyakit
diharapkan TBC.
Keluarga Tn.R
mengethaui
penyakitnya
9

A. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Ttd
No. Tanggal Diagnose Keperawatan Implementasi Evaluasi
perawat

1. 10 – 10- Gangguan istirahat tidur 1. menjelaskan pentingnya tidur S : klien mengatakan pola tidurnya
2019 telah kembali normal
berhubungan dengan cemas
2. memberikan motivasi kepada
O: - R : 19
klien untuk istirahat yang cukup.
- S : 36,7 0C
- N : 92
- T : 130/ 90
- Klien tampak sudah tidak sesak
A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

2. 10 – 10 - S : klien mangatakan sudah


2019 mengetahui mengenai penyakit TB.
Kurangnya pengetahuan 1.Beri pendidikan kesehatan
tentang penyakit TBC. O : keluarga mampu menjelaskan
kembali mengenai penyakit TB.
10

A : Masalah teratasi

P : hentikan intervensi
BAB IV
PENUTUP

Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan keluarga Tn.R dengan TB Paru, maka
penulis menarik kesimpulan dan mengajukan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan
yang diharapkan dapat berguna dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
TB Paru.

4.1 Kesimpulan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada Tn.R denganTB Paru, penulis
melaksanakan secara bertahap mulai dari npengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Dengan menggunakan pendekatan secara komprehensif yang mencakup bio,
psiko, sosial dan spiritual.

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir


seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru
(IPD, FK, UI, 2005).

Adapun tanda dan gejala dari TB Paru adalah Demam, Batuk disertai dahak / darah, Sesak
Nafas, Nyeri dada, Malaise meliputi anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri
otot, keringat malam.

Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan TB Paru adalah dengan medikasi


tentunya ke fasilitas kesehatan, Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit
TB Paru , pentingnya minum obat, pengawas obat (PMO). Penanganan segera penyakit
yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah yaitu dengan teknik nafas dalam untuk
mengeluarkan dahak, meminum air hangat hingga memberikan fisioterapi dada.

Pada kasus ini Tn.R pernah mengalami putus obat, dan saat ini Tn.R menjadi ingin
melakukan pengobatan kembali oleh karena itu diperlukan perhatian khusus untuk
kepatuhan minum obat agar tidak terjadi lagi putus obat dan perlunya PMO. Setelah
dilakukan asuhan keluarga mau untuk melakukan perawatan kepada An.Si secara baik
dan tuntas dengan harapan anaknya dapat sembuh total. Keluarga menyatakan
keseriusannya untuk menjalani pengobatan.
21
22

42. Saran
Setelah penulis memberikan asuhan Keperawatan Keluarga dengan TB Paru pada Tn.R
dikeluarga Tn.Sa, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan khususnya
dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan TB Paru pada Tn.R demi
meningkatkan mutu keperawatan.

2. Peningkatan support sistem dan perlihatan keluarga dalam pemberian asuhan


keperawatan sangat penting untuk meningkatkan motivasi keluarga dalam perawatan
anak dan keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA

Bailon dan Malagya.2002. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta EGC.


Friedman, Marilyn M. 1998. Family Nursing Teoryand Practice. Edisi III. Penerjemah Ina
Debora R. L. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Griffith, H. Winter. 1994. Complete Guide to Symtomps, Illnessand surgery. Cetakan I.
Penterjemah : Peter Anugrah. Penerbit Arcan : Jakarta.
Great Anoa. 2012. Asuhan Keperawatan TBC Paru pada Anak.Jakarta.EGC.
Intan,S. 2008. Asuhan Keperawatan TB Paru. Jakarta. Pustaka Medika.
Kelvi,N. 2009. Penyakit Pada Saluran Pernafasan. Jakarta. Salemba Medika.
Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Nuha Medika.
Suprajitno. 2006. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :EGC.
Wahab, Samik. 2008. Pedoman Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

24

S-ar putea să vă placă și