Sunteți pe pagina 1din 15

TUGAS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Bab 5 Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 2004 Tentang


Perbendaharaan Negara
Bab 6 Undang-undang RI Nomor 15 Tahun 2004 Tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan
Negara

KELOMPOK: 3
Kelas :BY
Dosen : Drs. M. Prawoto

Elline Chintya Khovandy /125160239


Janice Kwanicia /125170032
Jonathan Robert Junior /125170034
Juan Felix /125170035
Patricia Chowanda /125170051
Ricky /125170056
Shella Oktavia Lee /125170059
KATA PENGANTAR

Perbendaharaan Negara dan Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara


yang dibahas oleh kelompok kami memiliki tujuan umum agar mahasiswa dapat memahami
Perbendaharaan Negara dan Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara.
Dan tujuan khusus agar mahasiswa mampu menjelaskan dan membedakan antara Perbendaharaan
Negara dan Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara

Semoga penyusunan makalah ini dapat mambantu mahasiswa memahamiPerbendaharaan


Negara dan Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara dengan lebih baik
lagi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK/PEMERINTAH ............... Error! Bookmark not defined.
1. Definisi akuntansi sektor publik ................................................... Error! Bookmark not defined.
Ciri-ciri organisasi sektor publik : ....................................................... Error! Bookmark not defined.
2. Perbedaan Akuntansi Sektor Publik dan Akuntansi Pemerintahaan: .... Error! Bookmark not
defined.
3. Perbedaan Akuntansi Pemerintah dengan Akuntansi KomersialError! Bookmark not defined.
BAB II AKUNTANSI PEMERINTAHAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Akuntansi .................................................................... Error! Bookmark not defined.
Sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP) ......................................... Error! Bookmark not defined.
Ruang lingkup SAPP ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
Tidak termasuk dalam ruang lingkup SAPP ........................................ Error! Bookmark not defined.
2. Ciri-ciri khusus yang perlu diperhatikan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan
keuangan ............................................................................................. Error! Bookmark not defined.
KESIMPULAN ................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13
PERTANYAAN DAN JAWABAN DISKUSI .................................................................................. 14
Bab 5 Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 2004 Tentang
Perbendaharaan Negara
Undang-undang ini mengatur antara lain :
1. Pengertian
2. Pejabat Perbendaharaan Negara
3. Pelaksanaan Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah
4. Pengelolaan keuangan yang sehat
5. Penatausahaan dan pertanggungjawaban APBN/APED
6. Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah
7. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU)

1.) Pengertian
Perbendaharaan negara adalah Pengelolaan dan pertanggung jawaban Negara, kekayaan yang
dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD Perbendaharaan Negara meliputi:
1. Pelaksanaan perdapatan dan belanja Negara
2. Pelaksanaan pendapatan Jan belanja Daerah
3. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran Negara
4. Pelaksanaan penerimaan den pengeluaran Daerah
5. Pengelolaan kas
6. Pengelolaan piutang dan utang Negara/Daerah
7. Pengelolaan investasi dan barang mllik Negara/Daerah
8. Penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan Negara/Daerah
9. Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD
10. Penyelesaian kerugian Negara/Daerah
11. Pengelolaan Badan Layanan Umum
12. Perumusan standar, kebijakan serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan. Negara dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD.

2.) Pejabat Perbendaharaan Negara


Sesual dengan ketentuan dalam UU No17/2003 tentang Keuangan Negara, Menteri Keuangan
sebagai pembantu Presiden pada dasarnya ada1ah chief Financial Officer (CFO) Pemerintah
RI.Sedangkan menteri/pimpinan lembaga pada dasarnya adalah Chief Opertioncil Officer (COO)
untuk ng pemerintahan tertentu. sesuai dengan prinsip tersebut, Kementerian Keuangan
berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan penyelenggaraan pemerintahan sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing. Dalam pelaksanaan anggaran periu dilakukan perubahan
secara drastis, yaitu pemisahan antara pemegang kewenangan adrninistratif dengan pemegang
kewenangan kebendaharaan. 
 Kewenangan administratif diserahkan kepada kernentrian
Negara/lembaga sedangkan kewenaagan kebendaharaan diserahkan kepada kementerian
keuangan.
Kewenangan administratif meliputi melakukan perikatan atau tindakan-tindakan lain yang
mengakibatkan terjadinya penerimaan atau pengeluaran Negara, dan pembebanan tagihan yang
diajukan pada kementerian/lembaga sehubungan dengan realisasi perikatan tersebut, serta
memerintahkan pernbayaran atau rnenagih penerimaan yang timbui sebagai pelaksanaan
anggaran. Di pihak lain, menteri keuangan selaku bendahara Umum Negara dan pejabat lain yang
ditunjuk sebagai Kuasa Bendahara Umum Negara bukanlah sekedar kasir yang hanya
berwenang melaksanakan penerirnaan dan pengeluaran negara tanpa berhak memiliki kebenaran
penerirnaan dan pengeluaran tersebut. Sebagai pengelola keuangan dalam arti yang seutuhnya
yaitu berfungsi sebagai kasir, nengawas keuangan dan manajer keuangan.
Fungsi pengawasan keuangan di sini berbeda pada aspek rechtmotigheid dan wetmatigheld dan
hanya dilakukan pada saat terjadinya penerimaan dan pengeluaran, sehingga berbeda dengan
fungsi prre-audit yang dilakukan oleh kementerian teknis atau past- audit yang dilakukan deb
aparat pengawasan fungsional.

(a) Bendaharawan Umum Negara


Menteri Keuangan selaku bendahara urnurn negara berwenang:
1. Menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran negara
2. Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran
3. Melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran Negara
4. Menetapkan sistem penerimaan dart pengeluaran kas Negara
5. Menunjuk bank dan atau lembaga keuangan lainnya dalam rangka pelaksanaan
penerimaan dan pengeluaran anggaran Negara
6. 6. Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan anggaran
Negara
7. Menyimpan uang Negara
8. Menempatkan uang negara dan mengelola/ menatausahakan investasi
9. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas
beban rekening kas umum negara
10. melelakukan pinjaman dan memberikan jaminan atas nama pemerintah
11. Memberikan pinjaman atas nama pemerintah
12. Meiakukan pengelolaan utang dan piutang Negara
13. Mengajukan rancangan peraturan pernerintah tentang standar akuntansi pernerintahan
14. Meiakukan penagihan piutang Negarae!a reran keuangan Negarap
15. menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan negara
16. Manyajikan informasi keuangan Negara
17. Menetapkan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik
negara
18. Menunjuk pejabat kuasa Bendahara Urnum Negara di wilayah kerja yang telah
ditetapkan
Kuasa bendahara umum negara
1. Bertugas meliputi kegiatan menerima, menyimpan , membayar atau menyerahkan,
menataasahakan,dan mempertanggungjawahkan uang dan surat berharga dalam pengelolaannya
2. Melaksanakan penerimaan dan pengeluaran kas Negara
3. Berkewajiban mernerintahkan penagihan piutang Negara kepada pihak ketiga sebagai
penerimaan anggaran
4. Berkewajiban melakukan pembayaran tagihan pihak ketiga sebagai pengeluara nanggaran.

(b) Bendahara Umum Daerah


wewenang Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah Bendahara Umum Daerah
mempunyai 


1. Menyiapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD


2. mengesahkan dokumen_pelaksanaan_anggaran
3. Melakukan pengadaan pelaksanaan APBD
4. Memberikan petunjuk khusus pelaksanaan sistern penerimaan dan pengeluaran kas
5. Melaksanakan pemungutan pagan dearth

6.Memantau pelaksanaan penerimaan dart pengeluaran APBD


7. Mengusahakan dan mengatur Dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD 


8. Menyimpan uang daerah


9. Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola investasi
10. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat Pengguna Anggaran atau beban
rekening kas umum daerah
11. Menyiapkan pelaksanaan penyajian dan pemberian jaminan atas nama pemerintah daerah
12. Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah
13. Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah
14. Melakukan penagihan piutang daerah
15. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah
15. Menyajikan informasi keuangan daerah
17. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan pada penghapusan barang milik daerah
(c) Bendahara Penerimaan/pengeluaran
Menteri/pimpinan iembaga seita Gubernur/Bupati/Walikota
1.Mengangkat bendahara penerimaan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalarn rangka
pelaksanaan anggaran pendapatan pada kantor/satuan kerja di lingkungan kementerian
Negara/lembaga maupun satuan kerja peranngkat daerah
2. Mengangkat Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran belanja pada kantor/satuan kerja di lingkungan kementerian
Negara/lembaga maupun sebuah kerja perangkat daerah 


(d) Pengguna Anggaran/Pengguna Barang


rvlenteri/pimpinan lembaga adalah Pengguna Anggaran/Pengguna Barang bagi kementerian
Negara/lembaga yang dipimpinnya, mempunyal wewenang:
1. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
2. Menunjuk kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
3. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dari piutang
4. Melakukan tindakan yang mengaldbatkan pengetuaran anggaran belanja
5. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengajuan dan perintah pembayaran
6. Menetapkan pejabat yang bertugass melakukan pemungutan penerimaan Negara
7. Menggunakan barang milik Negara
8. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukanpengelolaan barang milik Negara
9. Mengawasi pelaksanaan anggaran
10. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kernenterian dipimpinnya.

(e) Gubernur iBupati Walikota selaku kepala Pemerintahan Daerah: 


1. Menetapkan kebijakan bidang pelaksanaan APBD


2. Menetapkan kuasa Pengguna Anggaran dan Sendahara Penerimaan dan/ Pengeluaran
3. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang
4. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang miiik daerah
5. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan penguj:an atas tagihan dan memeriu pembayaran.

(i) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah adalab Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
bagi sektor ang dipImpinnya mempunyai wewenang:
1. Menyusun dokumen peiaksanaan anggaran
2. Melakukan tindakan yang mengak ibatkan pengeivaran atas beban anggaran belanja

3. Melakukan pengajuan atas kegiatan dan meningkatkan pembayaran 


4. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukti pajak 


5, Mengelola utang dan piutang


6. Menggunakan barang milik daerah
7. mengawasi pelaksanaan anggaraan
8. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan sektor perangkat daerah yang dipimpinnya

3.)Pelaksanaan Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah


a. Dokumen pefaksanaan anggaran APBN
1. setelah APBN ditetapkan, menteri keuangan memberitahukan kepada semua
menteri/pimpinan lembaga agar menyampaikan dokumen pelaksanaan anggaran untuk
masing-masing kementerian-Negara Lembaga
2. Menteriipimpinan Iernbaga menyusun dokumen pelaksanaan anggaran berdasarkan
alokasi anggaran yang ditetapkan presiden.

b. Dokumen pelaksanaan anggaran APBD


1. Setelah APBD ditetapkan, Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah memberitahukan
kepada semua kepala satuan kerja perangkat daerah agar menyampaikan dokumen
pelaksanaan anggaran untuk masing-rasing satuan kerja perangkat daerah
2. Kepala satuan kerja perangkat daerah menyusun dokurnen pelaksanaan anggaran
nerdasarkan alokasi anggaran yang ditetapkan Gubernur/Bupati/Walikota

c. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan


Setiap kementerian Negara Lembaga satuan kerja perangkat daerah
Sumber pendapatan wajib mengidentifikasikan perolehan pendapatan yang menjadi wewenang
dan tanggung jawabnya.

d. Pelaksanaan Anggaran Beianja


Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran rnelaksanakan kegiatan sebagairnana tersebutakan
dalam doumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan, akan berwenang mengapelaksanaan
ikatan/perjanjian dengan pihak dalam batas anggaran yang telah ditetapkan.

4.) Pengelolaan keuangan yang sehat


Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan keuangan Negara, dirasakan makin
pentingnya fungsi perbendaharaan dalam rangka pengelolaan sumber daya keuangan pemerintah,
yang terbatas, secara efisien. Terutama perencanaan kas yang baik, pencegahan agar jangan sampai
terjadi kebocoran dan penyimpangan, pencarian sumber pembiayaan yang paling murah dan
pemanfaatan dana yang menganggur (sole cash) untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya
keuangan.

5.) Penatausahaan dan pertanggungjawaban APBN/APBD


Laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah perlu disampaikan tepat waktu dan disusun
menurut Standar Akuntansi Pernerintahan (SAP).

6.) Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah


Pengenaan ganti rugi Negara/daerah terhadap bendaharawan di tetapkan oleh BPK, sedangkan
pengenaan ganti rugi Negara/daerah terhadap pegawai negeri bukan bendahara ditetapkan dela
menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota. Bendahara, pegawai negara bukan
bendahara, dan pejabat lain yang telah ditetapkan untuk,
sanksi pidana mengganti kerugian Negara/daerah dapat dikenakan sanksi administratif dan/atau
apabila terbukti melakukan petanggaran administratif dan/atau pidana.

7.) Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (EMU)


BLU bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang daniatau jasa
yang diperlukan dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Kekayaan BLU merupakan kekayaan Negara yang tidak dipisahkan serta caelola dan
dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyefenggarakan kegiatan BLU yang hersangkutan. Dengan
demikian, rencana kerja Jan anggaran serta laporan keuangan BLU disusun dan disajikan sebagai
bagian yang tidak dipisahkan ciari rencana kerja dan anggaran serta laporankeuangan
kementerian Negara lembaga/pemerintah daerah. Pembinaan keuangan BLU dilakukan oleh
Menteri Keuangan; sedangkan pembinaan teknis dilakukan oleh Menteri yang bertanggungjawab
atas bidang pernerintahan yang bersangkutan.

Bab 6 - Undang-undang RI Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan


Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara

Undang-Undang ini mengatur antara lain mengenai:


1. Lingkup Pemeriksaan
2. Pelaksanaan Pemeriksaan
3. Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut
4. Pengenaan Ganti Kerugian Negara

1) Tugas Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) meliputi pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggungjawab mengenai keuangan Negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 UU No.
17/Tahun 2003 tentang keuangan Negara.
Kepada BPK diberi kewenangan untuk melakukan 3 (tiga) jenis pemeriksaan yaitu:
(a) Pemeriksaan keuangan, yaitu pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dalam rangka memberikan opini tentang tingkat kewajaran informasi
yangdisajikan dalan keuangan pemerintah
(b) Pemeriksaan kinerja, adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi, serta pemeriksaan atas aspek
efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen oleh aparat pengawasan
internpemerintah.
(c) Pemeriksaan dengan tujuan tertentu, adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus
diluar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja; termasuk pemeriksaan atas hal-hal lain
yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investifatif

2) Pelaksanaan pemeriksaan tersebut diatas, didasarkan pada suatu standar pemeriksaan, yang
disusun BPK dengan mempertimbangkan standar di lingkungan profesi audit secara internasional,
dan setelah-BPK mengkonsultasikan dengan pihak pemerintah serta organisasi profesi di bidang
pemeriksaan
BPK memiliki kebebasan dan kemandirian dalam ke tiga tahap pemeriksaan, yaitu perencanaan
danpelaporan hasil pemeriksaan. Kebebasan dalam tahap perencanaan meliputi kebebasan
dalammenentukan objek yang akan diperiksa, kecuali pemeriksaan yang objeknya telah diatur
tersendiri dalam undang-undang atau pemeriksaan berdasarkan permintaan khusus dari lembaga
perwakilan
Untuk mewujudkan perencanaan yang komprehensif, BPK dapat memanfaatkan hasil pemeriksaan
aparat pengawasan intern pemerintah, memperhatikan masukan dari pihak lembaga perwakilan
serta informasi dari berbagai pihak. Sementara itu, kebebasan dalam penyelenggaraan kegiatan
pemeriksaan antara lain meliputi kebebasan dalam penentuan waktu pelaksanaan dan metode
pemeriksaan, termasuk metode pemeriksaan yang bersifat investigasi.
3) Hasil setiap pemeriksaan yang dilakukan BPK disusun dan disajikan dalam laporan hasil
pemeriksaan (LHP) segera setelah kegiatan pemeriksaan selesai.
Pemeriksaan keuangan akan menghasiikan opini; sedangkan pemeriksaan kinerja akan
menghasilkan temuan, kesimpulan dan rekomendasi, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu akan
menghasilkan kesimpulan. Setiap LHP-BPK disampaikan kepada DPR/DPD/DPRD sesuai dengan
kewenangannya ditindaklanjuti antara lain dengan membahasnya bersama pihak terkait.Selain
disampaikan kepada Lembaga perwakilan, LHP juga disampaikan BPK kepada Pemerintah.
Dalam hal LHP keuargan, hasil pemeriksaan BPK digunakan oleh pemerintah untuk melakukan
koreksi dan penyesuaian yang diperlukan, sehingga laporan keuangan yang telah diperiksa
(audited financial statements) memuat koreksi dimaksud sebeium disampaikan kepada
DPR/DPRD Pemerintah diberi kesempatan untuk menanggapi temuan dan kesimpulan yang
dikemukakan dalam LHP. Tanggapan dima ksud disertakan dalam LHP-BPK yang disampaikan
kepada DPR/DPRD.
4) Undang-Undang ini mengamanatkan pemerintah untuk menindaklanjuti rekomendasi BPK;
sehubungan dengan itu, BPK perlu memantau dan menginformasikan hasil pemantauan atas tindak
lanjut tersebut kepada DPR/DPD/DPRD. Sesuai dengan pasal 62 ayat (3) UU Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang- Undang Nomor 15/2004 mengatur lebih lanjut
tentang pengenaan ganti kerugian Negara/daerah terhadap bendahara. BPK menerbitkan surat
keputusan penetapan batas waktu pertanggungiawaban bendahara atas kekurangan kas/barang
da!em persediaan yang terjadi, seteiah mengetahui ada kekurangan kas/barang yang merugikan
keuangan Negara/daerah. Bendahara dapat mengajukan keberatan terhadap putusan BPK;
pengaturan tata cara ganti rugi ditetapkan oleh BPK setelah berkonsultasi dengan pemerintah.
KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas diharapkan pembaca dapat memahami Pengertian Perbendaharaan


Negara, Pejabat Perbendaharaan Negara , Kuasa bendahara umum Negara , Pelaksanaan
Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah, Pengelolaan keuangan yang sehat , Penatausahaan dan
pertanggungjawaban APBN/APBD , Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (EMU), Tugas Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Undang-
Undang ini mengamanatkan pemerintah untuk menindaklanjuti rekomendasi BPK .
DAFTAR PUSTAKA

Prawoto,M. 2018. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Inmedia.


Soetjipto, Kery dan M. Prawoto, “Sistem Pemerintah Daerah”, 2012, Jakarta: Wacana Media
Sujarweni, V. Wiratna, “Akuntansi Desa-Perpaduan Tata Kelola Keuangan Desa”, 2015,
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Tanjung, Abdul Hafiz, “Akuntansi Pemerintahan Daerah Berbasis Akrual Pendekatan Teknis
Sesuai PP No.71/2010”, 2013, Bandung: Penerbit Alfabeta
UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara
PERTANYAAN DAN JAWABAN DISKUSI

1. Jelaskan perbendaharaan Negara : Perbendaharaan negara adalah Pengelolaan dan


pertanggung jawaban Negara, kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN
dan APBD
2. jelaskan mengenai pengelolaan keuangan Negara yang sehat: Sejalan dengan
perkembangan kebutuhan pengelolaan keuangan Negara, dirasakan makin pentingnya
fungsi perbendaharaan dalam rangka pengelolaan sumber daya keuangan pemerintah,
yang terbatas, secara efisien. Terutama perencanaan kas yang baik, pencegahan agar
jangan sampai terjadi kebocoran dan penyimpangan, pencarian sumber pembiayaan yang
paling murah dan pemanfaatan dana yang menganggur (sole cash) untuk meningkatkan
nilai tambah sumber daya keuangan.
3. Jelaskan tentang Penatausahaan dan pertanggungjawaban APBN/APBD : Laporan
pertanggungjawaban keuangan pemerintah perlu disampaikan tepat waktu dan disusun
menurut Standar Akuntansi Pernerintahan (SAP).
4. Bagai mana Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah : Pengenaan ganti rugi Negara/daerah
terhadap bendaharawan di tetapkan oleh BPK, sedangkan pengenaan ganti rugi
Negara/daerah terhadap pegawai negeri bukan bendahara ditetapkan dela
menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota. Bendahara, pegawai negara bukan
bendahara, dan pejabat lain yang telah ditetapkan untuk,
sanksi pidana mengganti kerugian Negara/daerah dapat dikenakan sanksi administratif
dan/atau apabila terbukti melakukan petanggaran administratif dan/atau pidana.
5. Apa tugas dari Badan Layanan Umum : BLU bertugas memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang daniatau jasa yang diperlukan dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kekayaan BLU
merupakan kekayaan Negara yang tidak dipisahkan serta caelola dan dimanfaatkan
sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLU yang hersangkutan.
6. Apa wewenang dari BPK : (a) Pemeriksaan keuangan, yaitu pemeriksaan atas laporan
keuangan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dalam rangka memberikan opini tentang tingkat kewajaran informasi
yangdisajikan dalan keuangan pemerintah
(b) Pemeriksaan kinerja, adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi, serta pemeriksaan atas
aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen oleh aparat
pengawasan internpemerintah.
(c) Pemeriksaan dengan tujuan tertentu, adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
tujuan khusus diluar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja; termasuk
pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan
investifatif.
7. bagaimana tahap pemeriksaan dari BPK : BPK memiliki kebebasan dan kemandirian dalam ke
tiga tahap pemeriksaan, yaitu perencanaan danpelaporan hasil pemeriksaan. Kebebasan dalam tahap
perencanaan meliputi kebebasan dalammenentukan objek yang akan diperiksa, kecuali pemeriksaan
yang objeknya telah diatur tersendiri dalam undang-undang atau pemeriksaan berdasarkan permintaan
khusus dari lembaga perwakilan

S-ar putea să vă placă și