Sunteți pe pagina 1din 14

Implementasi Kebijakan Good Governance Pada Sekretariat Daerah Kota

Bitung
Meirando E. Rorong
Florence Daicy J. Lengkong
Martha Ogotan

Abstract :
The problem of bureaucracy faced by all local goverments pertaining to the
implementation of Good Governance, because it is not become institutionalized yet, in
local government neither from the strucutral and cultural aspects nor from
nomenclature program that support it. Besides, there is no skill human resource that
has capability in his field, became one of the factors that cause bureaucracy of a local
goverment not effective. Based on that fact, it can be said that up to now, the
implementation of good governance in local government is only a slogan. This
becomes the reason of the researcher to analyze the implementation of agood
government policy at secretariat office Bitung City. The purpose of this research is: (1)
To analyze and describe the implementation of transparency at Secretariat Office in
Bitung City; and (2) To analyze and describe the implementation of accountability
principles at Secretariat Office in Bitung City.
Method used in this research was descriptive qualitative method. The data was
collected through: direct interview and field observation. The informant was chosen
with the purpose to describe social symptom a certain social problem based on a certain
consideration which was called purposive sampling. The informants were 7 employees
from the Secretariat Office in Bitung City, consisted of 5 structural employee (eselonII,
III and IV), and 2 from non structural employee with consideration that they know
more about the problem.
The research findings, revealed that: (1) The implementation of transparency
principle at Secretariat Office in Bitung City was good enough. For that reason, it is
recommended that the transparency and accountability needed to be increased for the
realization of optimal good governance policy in harmony with the expectation of
organization and community of Bitung City.

Keywords: Transparency, Accountability, Implementation of Good


Governance.

Pendahuluan mendapat perhatian dan sorotan dari


Aparatur pemerintah ialah berbagai pihak di lingkungan
organisasi kerja yang sebagian besar masyarakat baik yang langsung
bertugas melayani kepentingan umum maupun tidak langsung dilayani oleh
atau kepentingan masyarakat. Oleh suatu organisasi/unit kerja tertentu.
karena itu aparat pemerintah selalu Perhatian dan sorotan yang dapat
disampaikan dalam berbagai bentuk keterputukan ekonomi pasca resesi
dan cara itu, merupakan masukan yang maupun keterpurukan moral bangsa
dipergunakan sebagai umpan balik Indonesia, demikian pula halnya
(feed back) untuk menilai efektivitas tuntutan terbentuknya pemerintahan
kerja pemerintah. Sehubungan dengan yang baik seharusnya dibarengi dengan
tugasnya yaitu melayani masyarakat tuntutan terbentuknya masyarakat yang
dengan melihat sejak dimulainya era baik.
reformasi, masyarakat semakin kritis Secara umum dapat dikatakan
menyorot tindakan-tindakan/hasil kerja good governance menunjuk pada
pemerintah maka tidaklah berlebihan proses pengelolaan pemerintahan
apabila keluhan-keluhan masyarakat melalui keterlibatan stakeholders yang
terhadap pelayanan birokrasi yang luas dalam bidang ekonomi, sosial dan
berbelit-belit serta hasil kerja/ politik suatu negara dan
kebijakan-kebijakan pemerintah yang pendayagunaan sumber daya alam,
tidak cukup memuaskan, diangkat keuangan dan manusia menurut
sebagai masalah yang berhubungan kepentingan semua pihak dengan cara
dengan pengawasan masyarakat. yang sesuai dengan prinsip-prinsip
Dalam kaitan dengan aparat keadilan, kejujuran, persamaan,
birokrasi yang bertanggung jawab, ada efisiensi, transparansi dan
isue sentral yang mencuat ke akuntabilitas.
permukaan yaitu isu good governance. Hasil penelitian di Sekretariat
Muara dari pelaksanaan otonomi Daerah Kota Bitung, masalah good
daerah ialah terselenggaranya good governance juga menjadi salah satu
governance. Good gover-nance akan masalah yang hangat dibicarakan oleh
menghasilkan birokrasi yang handal masyarakat. Masalah yang dibicarakan
dan profesional, efisien, produktif, serta antara lain dugaan terjadinya
memberikan pelayanan prima kepada pelanggaran prinsip-prinsip good
masyarakat (Manan, 2004:31). governance, dugaan itu antara lain
Menurut Pramono (2008:43), masalah korupsi, contohnya dalam
paradigma good governance pembangunan sejumlah infrastruktur
merupakan salah satu paradigma yang yang manajemennya dianggap belum
kini merupakan isue sentral dalam transparan serta diduga pengerjaannya
rangka pembangunan bangsa dan belum sesuai bestek, dan dugaan
negara. Tuntutan untuk mencapai tentang terjadinya penyimpangan
bentuk pemerintahan yang baik dapat pendayagunaan DAK. Ada pula dugaan
dilalui dengan berbagai cara, salah pengelolaan administrasi yang belum
satunya adalah melalui reformasi profesional seperti pengagendaan surat
moral. Gagasan reformasi moral masuk keluar, penomoran surat, perihal
merupakan gagasan yang bagi sebagian surat yang belum sistematis dan
besar orang adalah gagasan usang dan keterlambatan penyampaian surat-
sama sekali tidak populis. Reformasi surat, pekerjaan sistem administrasi
moral merupakan salah satu faktor oleh para staf pegawai yang belum
penentu (kunci) bagi kebangkitan dari sesuai dengan disiplin ilmu,
akuntabilitas bagian yang masih belum Istilah kebijakan publik adalah
teratur serta banyaknya kasus terjemahan dari istilah Bahasa Inggris
indisipliner pegawai yang ada di “public policy”. Kata “policy” yang
Sekretariat Daerah Kota Bitung. diterjemahkan menjadi “kebijakan”
Adanya issu atau dugaan kasus korupsi (Wibawa, 2004:50), ada juga yang
dalam penyelenggaraan pemerintahan menerjemahkan menjadi
menunjukkan bahwa di Sekretariat “kebijaksanaan” (Wahab, 2007:2).
Daerah Kota Bitung secara kasat mata Meskipun belum ada ”kesepakatan”,
masih belum menerapkan good apakah policy diterjemahkan menjadi
governance dengan baik. Selain itu “kebijakan” atau “kebijaksanaan”, akan
penerapan transparansi pelayanan tetapi tampaknya kecenderungan yang
publik belum sepenuhnya diupayakan akan datang untuk policy digunakan
dengan maksimal, dan penerapan istilah kebijakan, maka dalam
peraturan mengenai jaminan publik penelitian ini, untuk publik policy
untuk mendapatkan informasi yang diterjemahkan menjadi “kebijakan
belum dijalankan dengan baik, dan publik”.
kurang terwujud dengan baik akses Adapun pengertian kebijakan
pada informasi pelayanan publik yang publik menurut para ahli memiliki
mudah dijangkau, juga akses informasi berbagai macam pendapat, sesuai dari
pelayanan publik yang tepat waktu mana cara melihatnya. Agustino
belum diterapkan dengan baik. (2006:17), mendefinisikan kebijakan
Demikian juga dengan penerapan publik sebagai “hubungan antara unit
prinsip akuntabilitas dalam pelayanan pemerintah dengan lingkungannya”,
publik berupa kesesuaian antara pengertian ini walaupun memiliki
pelaksanaan dengan standar prosedur makna yang sangat luas, namun mampu
pelaksanaan kegiatan pelayanan kurang menjelaskan tentang adanya hubungan
terjaga dengan baik, dan penerapan antara unit pemerintah dengan
saksi atas kesalahan dalam pelaksanaan lingkungannya dalam hal kebijakan.
kegiatan pelayanan belum dilaksanakan Sejalan dengan pendapat
dengan baik, serta mekanisme tersebut, Sutopo dan Sugiyanto
pertanggung jawaban kegiatan (2001:2) menyatakan “public policies
pelayanan publik kurang berjalan are those policies developed by
dengan semestinya, serta pembuatan governmental bodies and officials”
laporan pertanggung jawaban atas (kebijakan publik adalah kebijakan-
setiap kegiatan pelayanan belum kebijakan yang dikembangkan oleh
dilakukan sesuai prosedur yang badan-badan dan pejabat-pejabat
ditetapkan. Berdasarkan uraian pemerintah).
tersebut, mendorong peneliti untuk Berbeda dengan pendapat
melakukan penelitian tentang tersebut, Dye (dalam Agustino,
”Implementasi Kebijakan Good 2006:18) mendefenisikan kebijakan
Governance pada Sekretariat Daerah publik adalah apa yang dipilih oleh
Kota Bitung”. pemerintah untuk dikerjakan atau tidak
Konsep Kebijakan Publik dikerjakan. Dari defenisi ini kita
mendapat pemahaman bahwa terdapat berbagai teori-teori implementasi
perbedaan antara apa yang dikerjakan kebijakan yang dibangun oleh berbagai
pemerintah dan apa yang sesungguhnya ahli di bidang itu, yang tidak lain ialah
harus dikerjakan oleh pemerintah. bagaimana suatu program dari suatu
Lebih lanjut Dunn (2006:15), kebijakan dapat berlangsung secara
mengemukakan kebijakan publik optimal.
merupakan sebuah disiplin ilmu sosial Ada banyak pendapat tentang
terapan yang menggunakan berbagai konsep implementasi kebijakan yang
metode penelitian dan argumen untuk dapat ditemui pada berbagai
menghasilkan dan memindahkan kepustakaan yang berusaha
informasi yang relevan dengan menggambarkan proses implementasi
kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan kebijakan agar bisa dilaksanakan secara
di tingkat politik dalam rangka efektif, seperti yang dikemukakan oleh
memecahkan masalah-masalah Hoogerwerf (2003:67), bahwa
kebijakan. Masalah kebijakan tersebut implementasi kebijakan adalah suatu
tentunya menjadi sebuah kewajiban bagian dari proses kebijakan yang
bagi pemerintah untuk hingga sekarang ini menjadi topik yang
menyelesaikannya lewat implementasi menarik untuk dikaji. Bertambahnya
kebijakan. perhatian terhadap studi implementasi
Menurut Tangkilisan (2004:42), kebijakan dianggap sebagai titik lemah
kebijakan publik adalah hal-hal yang dari proses kebijakan. Kebanyakan
berhubungan dengan apa yang harus pemerintah di negara berkembang baru
dikerjakan pemerintah mengenai mampu untuk memformulasikan
masalah-masalah yang sedang kebijakan dan belum sepenuhnya
dihadapi. Pendapat ini melihat mampu untuk mengimplementasikan
kebijakan lebih berorientasi pada tugas kebijakan. Konsep tersebut memberi
dan kewajiban dari pemerintah untuk pengertian bahwa implementasi
membuat sebuah kebijakan. Konsep ini kebijakan dianggap sebagai titik lemah
memiliki tingkat kebenaran lebih tinggi dari proses kebijakan karena seringkali
karena dalam kondisi pemerintahan antara implementasi kebijakan dan
atau politik apa yang direncanakan kebijakan yang telah ditetapkan tidak
belum tentu dapat dilaksanakan dengan konsisten dalam pelaksanaannya
baik. sehingga pencapaian tujuan tidak
Konsep Implementasi Kebijakan efektif.
Publik Proses implementasi bermula
Sebagaimana sering ditemukan dari kebijakan itu sendiri dimana
bahwa dalam pelaksanaan suatu tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran
program kebijakan sangat sulit ditetapkan. Proses implementasi akan
didapatkan adanya program yang berbeda-beda sesuai dengan sifat dari
benar-benar diharapkan stakeholders, kebijakan tersebut. Winarno (2002:96)
baik sebagai kelompok pelaksana menggolongkan kebijakan-kebijakan
maupun kelompok sasaran. Dalam menurut dua karakteristik yang
keadaan demikian itu, munculah berbeda, yaitu: “jumlah perubahan
yang terjadi dan sejauhmana konsensus arti bahwa suatu kebijakan akan
menyangkut tujuan antara pemeran dan menjadi kurang efektif tatkala
dalam proses implementasi hubungan-hubungan antara semua
berlangsung”. agen-agen yang beragam tersebut
Tangkilisan (2004:44) terlihat dalam mengadakan suatu
mengatakan keseluruhan proses kebijakan mengadakan defisit
penetapan kebijakan baru bisa mulai implementasi. Karena suatu kebijakan
apabila tujuan dan sasaran yang semula harus jelas arah, sasaran, dan sumber-
bersifat umum telah diperinci, program sumber yang menyediakan
telah dirancang dan sejumlah dana telah terselenggaranya suatu kebijakan.
dialokasikan untuk mewujudkan tujuan Konsep Pemerintahan
dan sasaran tersebut. Pemerintah adalah organisasi
Menurut Wildavsky dan yang memiliki kekuasaan untuk
Browne (dalam Pardede, 2003:40), membuat dan menerapkan hukum serta
implementasi digambarkan sebagai undang-undang di wilayah tertentu.
proses pembelajaran terus menerus Ada beberapa definisi mengenai sistem
dimana para pelaksana melalui pemerintahan. Sama halnya, terdapat
berbagai proses penelitian, bermacam-macam jenis pemerintahan
berkelanjutan berusaha mencari fungsi di dunia. Sebagai contoh: republik,
tujuan dan mengandalkan teknologi monarki/kerajaan, perse-makmuran
program yang lebih handal dan (commonwealth). Dari bentuk-bentuk
terpercaya. Ini merupakan teori evolusi utama tersebut, terdapat beragam
kebijakan. Teori ini memiliki cabang, seperti: monarki
kemampuan untuk mencapai tujuan konstitusional, demokrasi, dan monarki
suatu kebijakan, dengan kata lain absolut atau mutlak (Anonimous,
bahwa implementasi yang berhasil 2008a:6).
akan terjadi bila mana selalu diikuti Pemerintahan menurut
dengan perubahan atau evolusi secara etimologi (kebahasaan) berasal dari
incremental. Namun jika ditinjau dari kata perintah, yang kita ketahui berarti
aspek waktu maka suatu kebijakan suatu individu yang memiliki tugas
memiliki batas waktu dalam rangka sebagai pemberi perintah. Definisi dari
pencapaian tujuan yang efektif dan pemerintahan adalah suatu lembaga
efisien. Karena suatu kebijakan jika yang terdiri dari sekumpulan orang-
tidak memiliki batas waktu maka orang yang mengatur suatu negara yang
kebijakan tersebut sulit untuk diukur meliliki cara dan sistem yang berbeda-
atau dievaluasi keberhasilannya dan beda dengan tujuan agar negara
akan menghambat pembangunan. tersebut dapat tertata dengan baik
Menurut Parsons (2007:61), (Anggie, 2008:17).
implementasi merupakan proses Menurut Zakaria (2001:9),
interaksi antara pengaturan-pengaturan istilah pemerintah dan pemerintahan
tujuan dan tindakan-tindakan yang dalam masyarakat secara umum
dilakukan untuk mencapai tujuan diartikan sama, dimana kedua kata
tertentu. Pandangan ini mengandung tersebut diucapkan bergantian
(pemerintah atau pemerintahan). bekerjasama dalam menjalankan
Sebutan kedua kata atau istilah tersebut fungsinya (tugas dan wewenang) dalam
menunjuk pada penguasa atau pejabat. rangka mencapai tujuan pemerintahan
Misalnya: mulai dari presiden sampai daerah.
tingkat kepala desa atau kepala Konsep Birokrasi Pemerintah
kelurahan. Artinya, semua orang yang Birokrasi adalah sebuah
di jabatan disebutlah pemerintah atau konsekuensi logis dari diterimanya
pemerintahan, tetapi orang yang dalam hipotesis bahwa negara mempunyai
lingkungan pemerintah atau misi suci yaitu untuk mensejahterakan
pemerintahan disebut orang rakyatnya. Birokrasi pemerintah pada
pemerintahan. Menurut Strong dasarnya merupakan media utama
(2006:38) bahwa pemerintahan untuk memberikan pelayanan yang
adalah organisasi dalam mana efektif. Pelayanan pemerintah pada
diletakkan hak untuk melaksanakan umumnya dicerminkan oleh kinerja
kekuasaan berdaulat atau tertinggi. birokrasi pemerintah. Birokrasi
Selanjutnya Strong (2006:39) merupakan suatu bentuk organisasi
mengemukakan pemerintahan itu yang dirancang untuk melaksanakan
mempunyai kekuasaan legislatif, tugas-tugas berskala luas dan
kekuasaan eksekutif dan kekuasaan melibatkan sejumlah orang yang
yudikatif. Menurutnya pemerintah bekerja sama secara teratur rapi dan
dan pemerintahan itu sama terkoordinir dengan baik. Sebagai suatu
pengertiannya, artinya bisa disebut bentuk atau ciri organisasi modern,
pemerintah atau pemerintahan. birokrasi merupakan studi yang
Perangkat daerah terdiri atas menarik dari sejumlah ahli.
sekretariat daerah, dinas daerah dan Interprestasi pengukuran terhadap
lembaga teknis daerah lainnya sesuai fungsi-fungsi sosial maupun politik
dengan kebutuhan daerah. Unsur-unsur dari pada birokrasi, juga banyak
pemerintahan daerah terdiri dari kepala dilaksanakan para ahli teori maupun di
daerah, wakil kepala daerah, sekretariat kalangan para praktisi (Kasim, 2003:7).
daerah, dinas daerah dan lembaga Menurut Mas’oed (2003:33)
teknis daerah. Kesemua unsur tersebut dalam literatur sosial, birokrasi pada
merupakan suatu sistem yang saling umumnya dipandang sebagai aktor
berhubungan dan bekerjasama dalam yang sekedar menerapkan
mencapai tujuan bersama. Berdasarkan kebijaksanaan yang telah diputuskan di
uraian yang telah dikemukakan dapat tempat lain. Birokrasi itu sendiri dapat
ditarik kesimpulan bahwa yang dikatakan sebagai aparat negara yang
dikatakan sistem pemerintahan daerah mendominasi kegiatan administrasi
adalah semua komponen atau unsur pemerintahan. Pada negara-negara
yang terdapat dalam pemerintahan yang sedang membangun, birokrasi
daerah (perangkat eksekutif dan menjadi inisiator dan perencana
legislatif daerah) yang saling pembangunan, yang mencari dana dan
berhubungan dan saling mempengaruhi menjalankan investasi pembangunan
atau tergantung (dependent) dan itu, yang menjadi manajer produksi,
bahkan ia pula konsumen terbesar dari campur tangan kontrol yang dilakukan
hasil kegiatan pembangunan itu. oleh pemerintah pusat, transparansi,
Salah satu pemikir mengenai akuntabilitas publik, dan menciptakan
konsep birokrasi yaitu Max Weber pengelolaan manajerial yang bersih
(dalam Kasim, 2003:8), menyatakan bebas dari korupsi (Thoha, 2004:134).
konsep birokrasi yang rasional sangat Di dalam bahasa Indonesia
mengandalkan pada peraturan- good governance diterjemahkan secara
peraturan dan prosedur yang semuanya berbeda-beda. Ada yang
dimaksudkan untuk membantu menerjemahkan good governance
tercapainya tujuan dan terlaksananya sebagai tata pemerintahan yang baik.
nilai-nilai atau norma-norma yang Ada juga yang menerjemahkan sebagai
diinginkan. Di samping itu Weber juga penyelenggaraan pemerintahan yang
menekankan bahwa wewenang dalam baik. Akan tetapi ada pula yang
birokrasi berdasarkan pada keahlian menerjemahkan good governance
(expertisi) dari pada pejabat (birokrat) sebagai pemerintahan yang amanah.
yang bekerja atas dasar peraturan dan Jika good governance diterjemahkan
prosedur tersebut. sebagai penyelenggaraan pemerintahan
Konsep Good Governance yang amanah, maka good governance
1. Pengertian Good Governance dapat didefmisikan sebagai
Tata kepemerintahan yang baik penyelenggaraan pemerintahan secara
(good governance) merupakan suatu partisipatif, efektif, jujur, adil,
konsep yang akhir-akhir ini transparan dan bertanggung jawab
dipergunakan secara reguler dalam kepada semua level pemerintahan
ilmu politik dan administrasi publik. (Azhari, 2002:83). Secara etimologis,
Konsep ini lahir sejalan dengan konsep- istilah governance berasal dari bahasa
konsep dan terminologi demokrasi, Latin "gobernare" yang kemudian
masyarakat sipil, partisipasi rakyat, hak diserap oleh bahasa Inggris menjadi
asasi manusia, dan pembangunan govern, yang berarti steer (menyetir,
masyarakat secara berkelanjutan. Pada mengendalikan), direct (mengarahkan),
akhir dasa warsa yang lalu, konsep atau rule (memerintah). Penggunaan
good governance ini lebih dekat istilah ini dalam bahasa Inggris adalah
dipergunakan dalam reformasi sektor to rule with authority atau memerintah
publik. dengan kewenangan. Kata sifat dari
Di dalam disiplin atau profesi govern adalah governance yang
manajemen publik konsep ini diartikan sebagai the action of manner
dipandang sebagai suatu aspek dalam of governing atau tindakan
paradigma baru ilmu administrasi (melaksanakan) tata cara pengendalian.
publik. Paradigma baru ini menekan Di samping itu, ada juga anti lain yaitu
pada peranan manajer publik agar mode of living, dan method of
memberikan pelayanan yang management (Nugroho, 2003:47).
berkualitas kepada masyarakat, Metode Penelitian
mendorong meningkatkan otonomi Pendekatan yang dipakai dalam
manajerial terutama mengurangi penelitian ini yaitu pendekatan
kualitatif. Metode penelitian kualitatif Ditinjau dari perspektif teoretik,
adalah metode yang digunakan untuk prinsip transparansi dalam
mendapatkan gambaran keseluruhan pemerintahan berkaitan dengan prinsip
obyek penelitian secara akurat. keadilan. Adapun prinsip keadilan yaitu
Pelaksanaan metode penelitian peraturan berkenaan dengan
kualitatif tidak terbatas hanya sampai pengelolaan atau pemerintahan harus
pada pengumpulan dan penyusunan menentukan jaminan yang cukup
data, tetapi meliputi analisis dan secara tegas dan sanksi yang cukup,
interprestasi tentang arti data tersebut, dimana pelaksanaan pemerintahan
selain itu semua yang dikumpulkan dikelola dengan adil.
berkemungkinan menjadi kunci Di samping itu, tata
terhadap apa yang diteliti (Moleong, pemerintahan itu harus menentukan
2000:51). secara cukup antisipasi terhadap
Alasan penggunaan metode kemungkinan praktek pemerintahan
kualitatif karena peneliti berusaha yang dapat merugikan. Selanjutnya
mengkaji implementasi Good peraturan tersebut harus menentukan
Governance pada Sekretariat Daerah secara cukup bahwa setiap kebijakan
Kota Bitung yang terbatas pada upaya publiknya harus dapat dilaksanakan
mendeskripsikan keadaan atau kondisi secara efektif. Formulasi prinsip
Good Governance yang ada, dengan keadilan tersebut juga harus melakukan
uraian secara deskriptif. Bertolak dari pendekata pada prinsip pengawasan
uraian tersebut maka peneliti memilih dimana kepemimpinannya mempunyai
pendekatan melalui wawancara secara peran yang cukup untuk mengawasi
langsung dan observasi dengan pemerintahan. Alasan yang dilakukan
pemberi informasi yang diperlukan pengawasan itu berkaitan dengan upaya
dalam penelitian ini. menjaga kepercayaan masyarakat.
Pembahasan Hasil Penelitian Pemeliharaan kepercayaan masyarakat
terhadap integritas sistem pemerintahan
Fokus utama dalam penelitian diupayakan, oleh karena kepercayaan
ini ialah implementasi kebijakan good masyarakat merupakan faktor yang
governance pada Sekretariat Daerah sangat krusial dalam pemerintahan.
Kota Bitung yang dijabarkan sebagai Alasan lainnya, tanpa pengawasan akan
berikut: berpotensi membuat kekuasaan tidak
1. Penerapan Prinsip Transparansi terkontrol, akibatnya akan membuat
Pada Sekretariat Daerah Kota kekuasaan menjadi korup. Oleh karena
Bitung itu perlu menciptakan struktur-struktur
Salah satu prinsip good yang mengarahkan seluruh aparatur
governance ialah transparansi. Hasil pemerintahan ke pola pekerjaan yang
penelitian dominan menunjukkan diharapkan masyarakat.
bahwa penerapan prinsip transparansi Tata pemerintahan yang bersifat
pada Sekretariat Daerah Kota Bitung, terbuka (transparan) merupakan wujud
belum sepenuhnya dilaksanakan nyata prinsip tersebut antara lain dapat
dengan baik. dilihat apabila masyarakat mempunyai
kemudahan untuk mengetahui serta Lembaga Administrasi Negara
memperoleh data dan informasi tentang (2002:17), adalah transparansi.
kebijakan, program, dan kegiatan Pemerintahan yang baik sesuai dengan
aparatur pemerintah, baik yang prinsip otonomi daerah dituntut untuk
dilaksanakan di tingkat pusat maupun melibatkan seluruh elemen dan
daerah. komponen masyarakat untuk berperan
Menurut Notodisoerjo serta membangun dirinya. Pada waktu
(2002:67-68), transparansi adalah lalu pemerintah cenderung
keterbukaan atas semua tindakan dan mengabaikan aktualisasi keberadaan
kebijakan yang diambil oleh masyarakat sebagai subyek
pemerintah. Prinsip transparansi pemerintahan, pembangunan dan
menciptakan kepercayaan timbal-balik pelayanan publik. Masyarakat
antara pemerintah dan masyarakat cenderung menjadi obyek sehingga
melalui penyediaan informasi dan dampaknya yaitu ketidak berdayaan,
menjamin kemudahan di dalam keterpurukan, kemiskinan dan
memperoleh informasi yang akurat dan pembodohan.
memadai. Informasi adalah suatu Akuntabilitas publik menjadi
kebutuhan penting masyarakat untuk landasan utama proses
berpartisipasi dalam pengelolaan penyelenggaraan pemerintahan yang
daerah. Berkaitan dengan hal tersebut baik. Karena itu aparatur pemerintah
pemerintah daerah perlu proaktif harus mempertanggung jawabkan
memberikan informasi lengkap tentang seluruh aktivitas dan pelaksanaan
kebijakan dan layanan yang pekerjaannya kepada publik.
disediakannya kepada masyarakat. Akuntabilitas merupakan persyaratan
Pemerintah daerah perlu mendasar guna mencegah
mendayagunakan berbagai jalur penyalahgunaan kewenangan yang
komunikasi seperti melalui brosur, didelegasikan dan menjamin
leaflet, pengumuman melalui koran, kewenangan tersebut mencapai tujuan
radio serta televisi lokal. Pemerintah bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.
daerah perlu menyiapkan kebijakan Birokrat hendaknya menjelaskan secara
yang jelas tentang cara mendapatkan transparan dan terbuka kepada publik
informasi. Kebijakan ini akan perihal tindakan apa yang telah
memperjelas bentuk informasi yang dilakukan. Tujuannya untuk
dapat diakses masyarakat ataupun menjelaskan bagaimanakah
bentuk informasi yang bersifat rahasia, pertanggungan jawab hendak
bagaimana cara mendapatkan dilaksanakan, metode apa yang dipakai
informasi, lama waktu mendapatkan untuk melaksanakan tugas dan
informasi serta prosedur pengaduan bagaimana realitas pelaksanaannya
apabila informasi tidak sampai kepada serta dampaknya. Dengan cara
masyarakat. transparan menjelaskan maka
Salah satu unsur utama dalam masyarakat dapat menerima dan paham
penyelenggaraan kepemerintahan yang akan apa yang telah dilaksanakan
baik atau good governance, menurut birokrasi, berapa jumlah biaya dan hasil
yang dicapai, bahkan dapat mengoreksi mewujudkan pertanggung jawaban
atau menolak. pemerintah terhadap warganya salah
Jeff dan Shah (2008:93-94) satu cara dilakukan dengan
mengemukakan transparansi menggunakan prinsip transparansi
penyelenggaraan pemerintahan saat ini (keterbukaan). Melalui transparansi
sudah menjadi kebutuhan yang tidak penyelenggaraan pemerintahan,
dapat diabaikan lagi. Namun terdapat masyarakat diberikan kesempatan
satu pertanyaan, mengapa perlu untuk mengetahui kebijakan yang akan
transparansi dalam penyelengga-raan dan telah diambil oleh pemerintah. Juga
pemerintahan daerah?. Sebelum kita melalui transparansi penyelenggaraan
lebih jauh berupaya menemukan format pemerintahan tersebut, masyarakat
dan konsep transparansi mungkin dapat memberikan feedback atau
pertanyaan di atas perlu dijawab outcomes terhadap kebijakan yang
terlebih dahulu. Ketika seseorang telah diambil oleh pemerintah. Makna
mencalonkan diri sebagai kepala dari transparansi dalam penyelengga-
daerah maka ia akan menawarkan raan pemerintahan daerah dapat dilihat
seperangkat janji kepada para pemilih, dalam dua hal yaitu: (1) Salah satu
demikian juga halnya para anggota wujud pertanggung jawaban
legislatif juga memberikan seperangkat pemerintah kepada rakyat; dan (2)
janji kepada konstituennya. Upaya peningkatan manajemen
Selanjuntnya setelah mereka terpilih pengelolaan dan penyelenggaraan
sebelum melaksanakan tugasnya pemerintahan yang baik dan
mereka akan mengangkat sumpah. Hal mengurangi kesempatan praktek
ini semua merupakan seperangkat janji kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN).
yang harus dipenuhi kepada para Berdasarkan uraian-uraian
pemilih atau kepada diri sendiri. tersebut di atas dapat disimpulkan
Sasaran penyelenggaraan pemerintahan bahwa temuan penelitian ini
dewasa ini seharusnya ialah menunjukkan bahwa penerapan good
kepercayaan yang diperintah terhadap governance pada Setda Kota Bitung
pemerintah sebagai output. Maksudnya yang ditinjau dari prinsip transparansi
di sini ialah yang diperintah percaya berupa kemampuan untuk
kepada pemerintah karena bukti bukan menyediakan informasi yang memadai
janji. Kepercayaan tersebut timbul pada setiap proses penyusunan dan
karena pemerintah mampu dan mau implementasi kebijakan publik,
untuk memenuhi janji yang telah kemampuan untuk menyediakan akses
disampaikan. Kemampuan untuk pada informasi yang siap, mudah
menjawab atau memenuhi janji atau dijangkau, bebas diperoleh, dan tepat
commitment kepada orang lain atau diri waktu, maka penerapan prinsip
sendiri tersebut ialah tanggung jawab transparansi tergolong belum
(responsibility). Jadi pemerintah yang sepenuhnya baik. Dengan penerapan
bertanggung jawab ialah pemerintah prinsip transparansi yang tergolong
yang mampu menjawab atau memenuhi baik, maka akan menunjang
janji kepada warganya. Untuk pelaksanaan good governance sehingga
pada Sekretariat Daerah Kota Bitung pertanggung jawaban berjalan seiring
akan terwujud suatu good governance dengan kewenangan, dan sebagainya.
yang sesungguhnya yang diinginkan Konsep pelayanan ini dalam
pemerintah dan masyarakat. akuntabilitas belum memadai, oleh
Salah satu prinsip good karena itu harus diikuti jiwa
governance ialah akuntabilitas. Hasil entrepreneurship pada pihak-pihak
penelitian dominan menunjukkan yang melaksanakan akuntabilitas.
bahwa penerapan prinsip akuntabilitas Menurut Budiardjo (2008:122)
pada Sekretariat Daerah Kota Bitung, akuntabilitas sebagai pertanggung
belum sepenuhnya terwujud dengan jawaban pihak yang diberi mandat
baik. untuk memerintah kepada mereka yang
Dilihat dari perspektif teoretik, memberi mandat itu. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kemampuan untuk bermakna pertanggungjawaban dengan
mempertanggung jawabkan semua menciptakan pengawasan melalui
tindakan dan kebijakan yang telah distribusi kekuasaan pada berbagai
ditempuh. Prinsip ini mengandung lembaga pemerintah sehingga
makna meningkatkan akuntabilitas para mengurangi penumpukkan kekuasaan
pengambil keputusan dalam segala sekaligus menciptakan kondisi saling
bidang yang menyangkut kepentingan mengawasi (checks and balances
masyarakat luas. Seluruh pembuat system). Instrumen dasar akuntabilitas
kebijakan pada semua tingkatan harus ialah peraturan perundang-undangan
memahami kebijakan yang diambil yang ada, dengan komitmen politik
harus dipertanggung jawabkan kepada akan akuntabilitas maupun mekanisme
masyarakat. Untuk mengukur kinerja pertanggung jawaban, sedangkan
secara obyektif perlu adanya indikator instrumen-instrumen pendukungnya
yang jelas. Sistem pengawasan perlu ialah pedoman tingkah laku dan sistem
diperkuat dan hasil audit harus pemantauan kinerja penyelenggara
dipublikasikan, dan apabila terdapat pemerintahan dan sistem pengawasan
kesalahan harus diberi sanksi. dengan sanksi yang jelas dan tegas.
Menurut Ghartey (2001:104), Konsep akuntabilitas di
akuntabilitas ditujukan untuk Indonesia memang bukan merupakan
memperoleh jawaban atas pertanyaan hal yang baru. Hampir seluruh instansi
berhubungan dengan pelayanan apa, dan lembaga-lembaga pemerintah
oleh siapa, kepada siapa, milik siapa, menekankan konsep akuntabilitas ini
yang mana, dan bagaimana. Dengan khususnya dalam menjalankan fungsi
demikian pertanyaan yang memerlukan administratif kepemerintahan.
jawaban tersebut antara lain: apa yang Fenomena ini merupakan imbas dari
harus dipertanggung jawaban, mengapa tuntutan masyarakat yang mulai
pertanggung jawaban harus diserahkan, digemborkan kembali pada awal era
kepada siapa pertanggung jawaban reformasi di tahun 1998. Tuntutan
diserahkan, siapa yang bertanggung masyarakat ini muncul karena pada
jawab terhadap berbagai bagian masa orde baru konsep akuntabilitas
kegiatan dalam masyarakat, apakah tidak mampu diterapkan secara
konsisten di setiap lini kepemerintahan Kota Bitung sehingga akan terwujud
yang pada akhirnya menjadi salah satu good governance yang sesungguhnya
penyebab lemahnya birokrasi dan yang diinginkan baik oleh pemerintah
menjadi pemicu munculnya berbagai maupun masyarakat.
penyimpangan-penyimpangan dalam Kesimpulan
pengelolaan keuangan dan administrasi Berdasarkan hasil penelitian
negara di Indonesia. dan pembahasan sebagai jawaban atas
Era reformasi telah memberi rumusan permasalahan dan tujuan
harapan baru dalam implementasi penelitian, maka kesimpulan penelitian
akuntabi-litas di Indonesia. Apalagi yaitu sebagai berikut:
kondisi tersebut didukung oleh 1. Penerapan kebijakan good
banyaknya tuntutan negara-negara governance pada Sekretariat
pemberi donor dan hibah yang Daerah Kota Bitung ditinjau dari
menekan pemerintah Indonesia untuk prinsip transparansi, belum
membenahi sistem birokrasi agar sepenuhnya dilaksanakan dengan
terwujudnya good governance. UNDP baik, hal ini dikarenakan
menegaskan bahwa prinsip-prinsip kemampuan untuk menyediakan
good governance antara lain terdiri dari informasi yang belum sepenuhnya
partisipasi, ketaatan hukum, memadai pada setiap proses
transparansi, responsif, berorientasi penyusunan dan implementasi
kesepakatan, kesetaraan, efektif dan kebijakan publik, kemampuan
efisien, akuntabilitas dan visi strategik. untuk menyediakan akses pada
Tergambarkan jelas bahwa informasi yang belum sepenuhnya
akuntabilitas merupakan salah satu mudah dijangkau, dan mudah
aspek penting dalam good governance. dipahami oleh publik.
Berdasarkan uraian yang telah 2. Penerapan kebijakan good
dikemukakan dapat disimpulkan bahwa governance pada Sekretariat
temuan penelitian ini menunjukkan Daerah Kota Bitung ditinjau dari
bahwa penerapan good governance prinsip akuntabilitas, belum
pada Sekretariat Daerah Kota Bitung sepenuhnya dilaksanakan dengan
yang ditinjau dari prinsip akuntabilitas baik, dikarenakan aparat belum
berupa kemampuan untuk sepenuhnya memiliki kemampuan
menyesuaikan antara pelaksanaan untuk menyesuaikan antara
dengan standar prosedur pelaksanaan, pelaksanaan dengan standar
kemampuan untuk menetapkan sanksi prosedur pelaksanaan, dan atasan
atas kesalahan atau kelalaian dalam belum sepenuhnya memiliki
pelaksanaan kegiatan, maka penerapan kemampuan untuk menetapkan
prinsip akuntabilitas tergolong belum sanksi atas kesalahan atau kelalaian
sepenuhnya dilakukan dengan baik. dalam pelaksanaan kegiatan
Dengan penerapan prinsip akuntabilitas pemerintahan.
yang tergolong baik, maka secara Saran
otomatis menunjang pelaksanaan good
governance pada Sekretariat Daerah
Berdasarkan kesimpulan di atas Anonimous. 2008a. Teori
maka dapat disarankan beberapa hal, Pemerintahan, Wikipedia
yaitu sebagai berikut: Indonesia, Search 16 Mei 2016.
1. Penerapan prinsip transparansi pada
Sekretariat Daerah Kota Bitung _____ 2008b. Good Governance
perlu ditingkatkan lebih baik lagi Dalam Kinerja Kelembagaan,
melalui dengan cara pemerintah Wikipedia Indonesia, Search 16
menangani dengan lebih baik lagi Mei 2016.
manajemen kinerjanya karena
manajemen kinerja yang baik ialah Arif, M.S. 2006. Organisasi dan
titik awal dari transparansi. Manajemen, Kaunika, Jakarta.
2. Penerapan prinsip akuntabilitas
pada Sekretariat Daerah Kota Azhari. 2002. Good Governance,
Bitung perlu ditingkatkan lagi www.geogle.com (Blog dengan
melalui upaya perbaikan akses dari www.mulitply.com).
kesejahteraan pegawai. Dengan Search 16 Mei 2016.
tingkat kesejahteraan pegawai yang
Budiardjo, M. 2008. Menggapai
memadai akan mewujudkan
Kedaulatan Untuk Rakyat,
peningkatan penerapan
Mizan, Bandung.
akuntabilitas yang baik.
Daftar Pustaka Daryanto, S.S. 2007. Kamus Bahasa
Indonesia Lengkap, Apollo, Surabaya.
Agustino, L. 2006. Dasar -Dasar
Kebijakan Publik, Alfabeta, Bandung.\ Dunn, W.N. 2006. Pengantar Analisis
Kebijakan Publik, Gadjah Mada
Albrow, M. 2002. Birokrasi, Tiara
University Press, Terjemahan,
Wacana, Jakarta.
Yogyakarta.
Ali, S. 2007. Manajemen Sumber Daya
Ghartey, J.B. 2001. Crisis,
Manusia, Ghalia Indonesia,
Accountability and
Jakarta.
Development in The Third
Alijoyo, F.A. 2008. Elemen World, England Publishing
Governance Forum For Service, London.
Corporate Governance in
Gie, T.L. 2002. Analisis Administrasi
Indonesia, GCGI, Terjemahan,
dan Manajemen, P.T. Gramedia
Jakarta.
Pustaka Utama, Jakarta.
Anggie. 2008. Be a Changemaker,
Handayaningrat, S. 2002. Pengantar
Kaltim Goverment, Samarinda.
Suatu Ilmu Administrasi dan
Manajemen, Gunung Agung,
Jakarta.
Handoko, H.T. 2001. Manajemen, Jeff dan Shah. 2008. Teori-Teori Good
BPFE, UGM, Yogyakarta. Governance, www.geogle.com
(Blog dengan akses dari
Harsono. 2003. Prinsip Good www.mulitply.com). Search 16
Governance: Daya Tanggap, Mei 2016.
www.geogle.com (Blog dengan
akses dari www.mulitply.com). Karim. 2003. Prinsip-Prinsip Good
Search 16 Mei 2016. Governance, www.geogle.com
(Blog dengan akses dari
Hendarto dan Suhendar. 2002. Good www.mulitply.com). Search 16
Governance, www.geogle.com Mei 2016.
(Blog dengan akses dari
www.mulitply.com). Search 16 Kasim, A. 2003, Pengukuran
Mei 2016. Efektivitas Dalam Organisasi,
FE-UI, Jakarta.
Hoogerwerf, A. 2003. Ilmu Kramer, F.A. 2007. Dynamics of Public
Pemerintahan, Erlangga, Terjemahan, Bureaucracy, Winthrop Publication,
Jakarta. Cambridge, Mass.

S-ar putea să vă placă și