Sunteți pe pagina 1din 16

KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN SIKAP KONSUMEN ROTI

MEREK SARI ROTI


(Studi Kasus pada Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)

Risa Martha Muliasari1), dan Dwi Rachmina2)


1,2)
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
1)
risamarthamuliasari@yahoo.com

ABSTRACT
Sari Roti is a bakery product produced by Nippon Indosari Corpindo. The purposes of this
research are to describe characteristics of consumers, analyze the process of consumer’s
desicion making and also to analyse the consumer attitudes towards Sari Roti’s product
attributes. Methods used include Descriptive Analysis and Fishbein Multi-Attitude Model
involving one hundred respondents of BAU’s undergraduate students. The samples are
purposively selected on the basis that most of students prefer to eat Sari Roti in the morning or
during the break time. Most of the consumers of Sari Roti are women, 18 to 22 years old, where
their monthly allowance (IDR 500,000 to 999,999) comes from parents. Descriptive Analysis
shows that in general, five stages of purchasing decision were passed. Overall, result of
consumers’s attitude towards Sari Roti brand is positive based on Fishbein Multi-attribute
Attitude Model. Clarity of expiry date of the product become the most important attribute of
consideration. However, attribute of price should be taken into consideration, as it obtained
smallest evaluation score and will determine how many purchases are made.
Keyword(s): bread purchasing decision, Fishbein

ABSTRAK
Sari Roti adalah produk roti diproduksi oleh PT Nippon Indosari Corpindo. Tujuan dari
penelitian ini adalah menggambarkan karakteristik konsumen, menganalisis proses pengambilan
keputusan konsumen dan menganalisis sikap konsumen terhadap atribut produk roti merek Sari
Roti. Metode yang digunakan meliputi Analisis Deskriptif dan Model Sikap Multiatribut
Fishbein dengan melibatkan seratus sampel mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor. Penentuan
sampel dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa kebanyakan dari mahasiswa suka
mengonsumsi roti merek Sari Roti di saat pagi hari atau ketika jam istirahat. Karakteristik
konsumen roti merek Sari Roti yaitu sebagian besar perempuan, berusia sekitar 18 hingga 22
tahun dan sumber keuangan setiap bulan masih banyak yang berasal dari orang tua yang berkisar
antara 500.000 rupiah sampai dengan 999.999 rupiah. Analisis Deskriptif menunjukkan bahwa
konsumen melalui lima tahapan pembelian. Berdasarkan Model Sikap Multiatribut Fishbein,
secara keseluruhan sikap konsumen terhadap roti merek Sari Roti adalah positif. Konsumen
menjadikan kejelasan kadaluarsa sebagai atribut pertimbangan paling penting. Namun atribut
harga perlu diperhatikan, karena memperoleh skor evaluasi terkecil dan akan menentukan
seberapa banyak pembelian yang dilakukan.
Kata Kunci: keputusan pembelian roti, Fishbein

89
Risa Martha Muliasari, dan Dwi Rachmina

PENDAHULUAN kelas menengah suka makan roti sedang-


Pola konsumsi pangan masyarakat kan masyarakat kelas bawah suka makan
Indonesia semakin mengalami perubah- mie, sehingga untuk dapat menghasilkan
an. Hal ini dapat dilihat dari perkem- kedua produk tersebut, Indonesia mem-
bangan produk siap saji sebagai makanan butuhkan kontinuitas pasokan gandum.3
praktis sehari-hari. Berdasarkan feno- Awalnya roti merupakan makanan
mena lingkungan sekitar, salah satu orang Belanda pada zaman penjajahan,
makanan favorit pengganti nasi adalah namun kini sudah mampu menjadi
mie dan roti. Namun, mie masih harus makanan pokok kedua karena karak-
dimasak terlebih dahulu meskipun me- teristiknya hampir sama dengan nasi.
merlukan waktu yang relatif lebih singkat Pertama, roti mengandung karbohidrat
untuk dapat disajikan dibandingkan nasi. yang tinggi. Oleh karena itu, orang akan
Berbeda dengan roti, makanan tersebut memperoleh kalori sebagai sumber energi
sengaja dibuat agar orang dengan sedikit yang cukup dengan mengonsumsi roti.
waktu tidak perlu berlama-lama untuk Kedua, roti bergizi tinggi. Kandungan
menunggu sarapan, makan siang ataupun gizi dalam roti melengkapi kebutuhan
makan malam. Roti juga berpotensi nutrisi orang yang mengonsumsinya.
menjadi makanan keseharian mahasiswa Kandungan gizi produk olahan tepung
karena kuliah dan aktivitas mereka padat tersebut lebih unggul dibandingkan
sehingga tidak memungkinkan menyan- dengan nasi dan mie. Bahkan selain kaya
tap makanan di warung atau memasak serat, beberapa jenis roti mengandung
sendiri. Keadaan inilah pada akhirnya omega-3 yang berfungsi sebagai pe-
menjadi gaya hidup anak muda jaman nangkal berbagai penyakit degeneratif.
sekarang. Berikutnya, roti dapat disajikan dengan
Menurut hasil uji beda untuk beragam rasa dan penyajian, hal ini
konsumsi pangan mahasiswa (konsumsi karena teknologi pembuatan roti pada
beras, protein nabati, protein hewani dan saat ini memungkinkan penambahan rasa
karbohidrat non-beras) tidak ada perbeda- dan penyajian yang beragam sehingga
an konsumsi ketika sebelum dan sesudah roti dapat dinikmati oleh masyarakat yang
kenaikan BBM. Hal ini disebabkan oleh memiliki beragam selera pula. Selain
alasan perlunya energi dari konsumsi memiliki karakteristik sebagai makanan
pangan tersebut dalam melakukan akti- pokok, roti juga bersifat lebih praktis
vitas padat mereka (Siti, 2006). Menteri untuk dikonsumsi dibandingkan bahan
Koordinator Bidang Perekonomian Hatta makanan lain. Sifat tersebut mengarahkan
Rajasa pernah mengungkapkan bahwa roti untuk memenuhi kebutuhan gaya
selama ini anak muda dan masyarakat hidup masyarakat yang semakin modern.4

3 Editor Kabarbisnis. 2013. Konsumsi mi instan dan roti meningkat, impor gandum RI Rp 55 T.
http://kabarbisnis.com/read/2843431. Diakses 16 Nopember 2013.
4 Joko M. 2011. Tren konsumsi roti sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia.

http://dninisbakery.webs.com/apps/blog/show/5980696-tren-konsumsi-roti-sebagai-makanan-pokok-
masyarakat-indonesia. Diakses 6 Mei 2014.
90
Keputusan Pembelian dan Sikap Konsumen …

Meningkatnya kebutuhan masyara- atau event tertentu di kampus, jadwal


kat akan produk makanan yang sehat dan kuliah yang ketat dan jam kuliah kosong.
praktis merupakan sebuah peluang bagi Ketersediaan roti merek Sari Roti di
produsen roti. Peluang ini juga didorong minimarket dan warung kecil sekitar
oleh pertumbuhan ekonomi masyarakat kampus Institut Pertanian Bogor me-
kelas menengah di Indonesia. Sebagai ngarahkan akses mahasiswa terhadap
produsen roti nasional, PT Nippon produk tersebut menjadi sangat mudah.
Indosari Corpindo terus mengembang- Akibat terlalu dominan dan sering dilihat,
kan sistem pemasaran dan memperluas roti merek Sari Roti sudah mampu
area jangkauan distribusi. Berbagai ke- mendapatkan posisi kuat di ingatan
giatan promosi dilakukan secara ber- mahasiswa daripada roti merek lainnya.
kesinambungan untuk meningkatkan pen- Ketika beban tugas mereka semakin
jualan produk dan semakin mendekatkan mengurangi waktu untuk sarapan, makan
roti merek Sari Roti di hati dan pikiran siang atau makan malam, maka alternatif
masyarakat. lain yang dimungkinkan adalah pem-
Pengambilan keputusan menjadi belian roti merek Sari Roti akan lebih
sangat penting bagi individu karena tinggi. Namun hipotesis tersebut belum
membantu untuk mengidentifikasi dan pasti kebenarannya. Warung dan mini-
memilih alternatif berdasarkan prinsip- market tidak hanya menjual roti merek
prinsip dan preferensi. Hal ini memung- Sari Roti saja, tetapi tersedia juga
kinkan fungsi bisnis berjalan lancar tanpa beragam roti UMKM dengan harga lebih
rintangan, apabila keputusan individu murah.
sebagai konsumen sesuai dengan Setiap konsumen melakukan ber-
ekspektasi produsen.5 bagai macam keputusan tentang pen-
Konsumen roti mencakup hampir carian, pembelian, penggunaan beragam
semua kalangan termasuk mahasiswa. produk dan merek setiap periode tertentu.
Kewajiban kuliah, praktikum, kerja Konsumen melakukan keputusan setiap
kelompok atau aktivitas kampus lainnya hari atau setiap periode tanpa menyadari
seringkali membuat para mahasiswa bahwa mereka telah mengambil ke-
kurang memperhatikan apa yang mereka putusan. Disiplin perilaku konsumen ber-
makan sehari-hari. Charles (2013) me- usaha mempelajari bagaimana konsumen
nyimpulkan bahwa globalisasi mening- mengambil keputusan dan memahami
katkan konsumsi makanan instan diantara faktor-faktor apa saja yang memengaruhi
mahasiswa. Empat faktor utama dari dan yang terlibat dalam pengambilan
kondisi universitas yang memengaruhi keputusan tersebut (Sumarwan, 2003).
pola makan mahasiswa yaitu waktu Berdasarkan latar belakang dan
makan siang yang terbatas, pertemuan perumusan masalah yang telah di-

5Editor Ciputranews. 2013. 10 Keinginan konsumen yang harus diperhatikan pengusaha.


http://www.ciputraentrepreneurship.com/pelayanan-konsumen/10-keinginan-konsumen-yang-harus-
diperhatikan-pengusaha. Diakses 16 Nopember 2013.
91
Risa Martha Muliasari, dan Dwi Rachmina

kemukakan sebelumnya, maka tujuan mintaan roti (Thunstrom dan Nordstrom,


penelitian dirumuskan sebagai berikut: 2012).
1. Menggambarkan karakteristik kon- Kasus di Bangladesh, diantara atri-
sumen roti merek Sari Roti pada but jenis kelamin, harga, kualitas produk,
mahasiswa S1 Institut Pertanian kebagusan kemasan, merek dan variasi
Bogor. produk, hanya tiga atribut yang memiliki
2. Menganalisis proses keputusan pem- pengaruh signifikan dan positif terhadap
belian konsumen roti merek Sari pembelian roti, yaitu jenis kelamin,
Roti pada mahasiswa S1 Institut merek dan kemasan (Chowdhury, 2014).
Pertanian Bogor. Anyam et al. (2013) membuktikan bahwa
3. Menganalisis sikap konsumen roti harga dan atribut non-moneter yaitu label
merek Sari Roti pada mahasiswa S1 bromat, sertifikasi, label gizi, rasa dan
Institut Pertanian Bogor. tekstur, semuanya signifikan dalam
menjelaskan pilihan konsumen. Studi
TINJAUAN PUSTAKA Anyam et al. (2013) menunjukkan bahwa
Atribut Bauran Pemasaran Produk pemerintah dan produsen harus mem-
Roti promosikan ketaatan label bebas bromat
Konsumen lebih memilih produk dan gizi, karena hasilnya menunjukkan
roti tertentu atas dasar kualitas. Usia dan bahwa kesediaan konsumen untuk mem-
kualitas roti adalah penentu pembelian bayar lebih tinggi dari status quo (Anyam
produk roti (Nagaraju dan Kumar, 2013). et al. 2013).
Kualitas produk makanan diidentifikasi Maric et al. (2009) menemukan
melalui nilai, keamanan pangan, gizi dan bahwa urutan faktor yang memengaruhi
kemasan. Komponen nilai terdiri dari keputusan pembelian roti adalah kualitas
komposisi bahan, ukuran, penampilan, produk, kesegaran produk, ketersediaan
rasa dan kenyamanan. Pilihan konsumen produk, harga, variasi dan jenis produk,
tergantung pada preferensi konsumen keramahan penjual, gaya hidup, kemasan,
yang dipengaruhi oleh karakteristik keunikan promosi dan rekomendasi dari
ekstrinsik dan intrinsik. Kualitas intrinsik teman. Sikap konsumen sebagai ukuran
meliputi karakteristik fisik produk dan evaluasi seharusnya dapat digunakan
dapat diukur secara obyektif sedangkan untuk perbaikan dan pengembangan
kualitas ekstrinsik mewakili karakteristik produk roti berdasarkan kualitas terbaik,
produk seperti merek, distribusi, harga, yaitu kompatibel atau sesuai dengan
kemasan dan asal mula produk (Simeone harapan konsumen, yang mewakili
dan Marotta, 2010). Menurut Kihlberg elemen dasar realisasi keuntungan
(2004) konsumen menyukai roti karena kompetitif dalam industri roti. Kasus di
dipengaruhi oleh kualitas sensorik roti Rasina, Serbia, sebagian besar dari
(rasa) dan faktor non-sensorik (informasi populasi (81,68%) menganggap bahwa
yang diberikan dan nilai konsumen). Rasa roti sangat penting pada kelompok
dan label kesehatan memengaruhi per- makanan (Maric et al. 2009).

92
Keputusan Pembelian dan Sikap Konsumen …

Sejalan dengan Maric et al. (2009), bentuk kemasan. Sedangkan elemen


menurut Tikkanen dan Vaariskoski informasi berhubungan dengan informasi
(2010) konsumen merasa pembelian roti produk dan penyajian pesan visual
mereka dipengaruhi oleh bahan baku roti, (Silayoi dan Speece, 2007).
rasa, cara pembuatan, karakteristik roti, Kepuasan pelanggan terhadap
penampilan produk, kualitas, asal mula kualitas produk diskon didasarkan pada
produk, kemasan dan perbandingan tiga atribut, yaitu kualitas, kinerja dan
dengan roti lainnya. Selain itu, konsumen kehandalan. Persepsi kualitas terdiri dari
memperoleh enam jenis manfaat dari citra merek dan iklan. Kinerja diartikan
produk roti tersebut, yaitu diklasifi- sebagai karakteristik utama pada produk
kasikan sebagai fungsional, emosional, dan kehandalan merupakan probabilitas
kepribadian, sosial dan manfaat harga kinerja produk tidak gagal ketika
(positif negatif). Peran merek berdampak melewati proses produksi (Jakpar et al.
pada citra merek, yang digambarkan 2012). Kesediaan konsumen untuk
melalui atribut dan manfaat produk. membayar roti berlabel keselamatan akan
Skalabilitas dari metode yang di- menurun ketika harga mengalami
usulkan (fuzzy rule table untuk kasus kenaikan. Sedangkan, semakin tinggi
produk roti) memungkinkan konsumen tingkat pendidikan, status perkawinan,
mengakomodasi beberapa faktor ke- label roti dan sumber informasi atau
putusan termasuk total kesehatan produk berita (Oviahon et al. 2011).
berdasarkan standar gizi individu, harga Skor Best-Worst menunjukkan bah-
produk, persyaratan kesehatan tertentu wa pembelian konsumen eksklusif roti
dari konsumen dan juga kondisi sosial gandum secara signifikan lebih di-
seperti preferensi pada makanan dan pengaruhi oleh atribut produk yang ber-
keyakinan individu (Nakandala dan Lau, hubungan dengan kesehatan, sedangkan
2013). Menurut Maric dan Arsovski selain konsumen eksklusif roti gandum
(2010) kepuasan konsumen roti diukur lebih dipengaruhi oleh atribut fisik
melalui karakteristik atribut sebagai produk. Penggunaan Best-Worst Scaling
berikut. Kualitas pengemasan, kualitas (BWS) adalah untuk menunjukkan
produk, harga produk, hubungan antara peringkat kepentingan dari masing-
harga dan kualitas, variasi dan jenis masing atribut pada suatu produk (Cohen,
produk, ketersediaan produk, kebersihan 2009). Berikut urutan kepentingan atribut
tempat berjualan, kualitas pelayanan dan roti gandum berdasarkan cara pandang
kesantunan penjual. Tinjauan literatur konsumen, terdiri dari tanggal kada-
menunjukkan bahwa kemasan produk luarsa, kadar serat, kandungan gandum,
berpotensi memengaruhi keputusan harga, tingkat lemak, tingkat kalori, label
pembelian konsumen. Elemen pada gandum, ukuran kemasan, tingkat kar-
kemasan produk dapat dikategorikan bohidrat, label informasi gizi atau produk,
menjadi dua, yaitu visual dan informasi. merek, tingkat protein, potongan atau
Elemen visual terdiri dari desain grafis, bentuk roti (Nguyen dan Krystallis,
warna, penempatan gambar, ukuran dan 2011).

93
Risa Martha Muliasari, dan Dwi Rachmina

Atribut kesehatan pada produk, kesehatan, tekstur, tempat dan harga


terkait harga dan jenis merek memiliki sebagai penentu preferensi. Namun,
pengaruh terhadap loyalitas merek. tempat berperan penting dalam me-
Pemasar tidak harus berupaya mening- mengaruhi konsumen untuk membeli roti
katkan kadar serat atau menurunkan pengawet ketika konsumen merasa sulit
harga untuk kategori roti gandum (roti menemukan akses untuk membeli roti
sehat), tetapi lebih fokus pada label organik. Di sisi lain, halal adalah faktor
kesehatan. Sedangkan untuk kategori roti utama yang mengatur keputusan kon-
putih, dianjurkan agar mempertahankan sumen muslim terhadap dua alternatif
harga rendah dan berkonsentrasi pada tersebut. Penelitian Shaari et al. (2013)
kadar serat tinggi, karena atribut ini memberikan bukti tentang perilaku
diharapkan memiliki kinerja yang lebih konsumen roti dan dapat menjadi rujukan
baik berdasarkan Model Dirichlet bagi para pemasar untuk mengembang-
(Nguyen dan Krystallis, 2011). kan strategi bisnis, khususnya roti
Produsen roti yang mengadopsi organik (Shaari et al. 2013). Sebagian
penggunaan tepung singkong dalam besar perilaku konsumen terhadap fast
produksinya sangat memperhatikan rasa, moving consumer goods dipengaruhi oleh
kemasan, ukuran, warna dan harga, 4P (place, price, product, promotion),
karena variabel-variabel ini memengaruhi faktor fisiologis dan psikologis (Vibhuti
keputusan membeli konsumen. Sementa- et al. 2014).
ra kesediaan konsumen untuk membayar Berdasarkan penelitian Poh et al.
harga premium menunjukkan hubungan (2013) terdapat 5 faktor yang dipertim-
negatif dan bervariasi, tergantung pada bangkan oleh masyarakat Surabaya
proporsi tepung singkong (Adepoju dan dalam mengonsumsi produk-produk
Oyewole, 2013). Status sosial ekonomi pastry dan bakery, antara lain yaitu
konsumen tidak memengaruhi penerima- substitusi produk sumber karbohidrat
an keseluruhan roti tersubstitusi (tepung (21,129%), gaya hidup (13,465%),
singkong dan bumbu aromatik rempah kelompok referensi (11,290%), persepsi
jahe), kecuali kualifikasi pendidikan. (7,762%) dan sikap (6,765%). Selain itu,
Pola konsumsi roti di Nigeria bukan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
dikategorikan sebagai makanan pokok terdapat perbedaan perilaku masyarakat
dan pembelian roti dilakukan di toko-toko Surabaya dalam mengonsumsi produk-
(Olayinka, 2010). produk pastry dan bakery dilihat dari segi
Shaari et al. (2013) meneliti perilaku jenis kelamin, usia, pendidikan dan
konsumen terhadap dua pilihan roti, yaitu pekerjaan, namun tidak terdapat per-
roti organik dibandingkan roti dengan bedaan perilaku dari segi pendapatan
bahan pengawet. Temuan menunjukkan (Poh et al. 2013).
bahwa secara umum roti organik akan Survei Stavkova dan Turcinkova
menjadi pilihan yang lebih disukai (2005) menunjukkan bahwa fakta bahwa
berdasarkan urutan kepentingan rasa, konsumen dipengaruhi oleh pendatang
kesegaran, daya tahan, halal, aspek baru, inovasi dan iklan saat membeli jenis

94
Keputusan Pembelian dan Sikap Konsumen …

makanan seperti permen dan biskuit, mencari faktor-faktor penentu pem-


yogurt, keju, daging asap, produk daging bentukan perilaku. Dengan diketahuinya
kalengan, produk setengah jadi dan faktor-faktor penentu pembentukan
beberapa minuman (teh, anggur dan air perilaku maka perusahaan atau pemasar
mineral). Sedangkan konsumen yang dapat mengendalikan perilaku konsumen-
sangat perhatian pada kesehatan mereka, nya. Pengendalian disini berarti pemasar
membeli produk sereal roti, ikan, unggas, dapat menstimuli agar konsumen mau
yogurt, keju dan air mineral. Ketika membeli produk perusahaan. Secara
menganalisis alasan perubahan pola umum perilaku manusia merupakan hasil
konsumsi, ditemukan perbedaan untuk interaksi antara individu dan lingkungan-
masing-masing kelompok sosial, kategori nya (Dharmestha dan Handoko, 1987).
usia individu dan lokasi yang berbeda. Perilaku konsumen dalam hal ini perilaku
Apabila klasifikasi kelompok tersebut pembelian pada dasarnya juga sama
dihilangkan, alasan yang paling sering dengan perilaku manusia pada umumnya,
untuk mengubah pola konsumsi di semua akan tetapi sebagai sebuah studi para ahli
kategori makanan adalah gaya hidup perilaku konsumen mengembangkan
sehat. Alasan keuangan disebutkan di faktor-faktor penentu perilaku pembelian.
posisi terakhir. Kelompok usia adalah Salah satu faktor penentu yang banyak
satu-satunya pengecualian, dimana dibahas adalah sikap (Dharmestha dan
ketergantungan ditunjukkan (Stavkova Handoko, 1987; Berkowitz, 1992; Kotler,
dan Turcinkova, 2005). 1997).
Shahnoushi et al. (2013) menun-
jukkan bahwa jumlah kunjungan ke toko Tahapan Keputusan Pembelian
roti per minggu, niat kunjungan ke toko Schiffman dan Kanuk dalam
roti, metode membawa roti, menunggu Sumarwan (2003) mendefinisikan ke-
ketika di toko roti, penilaian harga roti putusan sebagai pemilihan suatu tindakan
dan kualitas, pendapatan bulanan rumah dari dua atau lebih alternatif pilihan.
tangga, pendidikan rumah tangga, rata- Keputusan konsumen melewati lima
rata usia rumah tangga, rata-rata tingkat tahapan yaitu pengenalan kebutuhan,
konsumsi roti, preferensi terhadap roti pencarian informasi, evaluasi alternatif,
segar, metode pengawetan roti, pendi- keputusan pembelian dan perilaku pasca
dikan ibu, pekerjaan ibu dan jumlah pembelian (Kotler, 2003).
anggota rumah tangga, semuanya ber-
pengaruh pada pembelian roti oleh rumah 1. Pengenalan Kebutuhan
tangga dalam jumlah lebih banyak Pengenalan kebutuhan merupakan
(Shahnoushi et al. 2013). tahap awal dalam perilaku proses
keputusan serta didefinisikan sebagai
KERANGKA PEMIKIRAN persepsi atas perbedaan antara situasi
Studi perilaku konsumen me- aktual yang memadai dan keadaan
rupakan studi yang sangat menarik. Studi yang diinginkan untuk menggugah
perilaku konsumen mencoba untuk dan mengaktifkan proses keputusan.

95
Risa Martha Muliasari, dan Dwi Rachmina

Pengenalan kebutuhan pada hakikat- membayar. Keputusan pembelian


nya bergantung pada seberapa banyak pada dasarnya ada tiga kategori yaitu
ketidaksesuaian yang muncul antara pembelian terencana sepenuhnya,
keadaan aktual dan keadaan yang pembelian terencana dan pembelian
diinginkan. Ketika ketidaksesuaian ini tidak terencana. Umumnya, pembeli-
melebihi tingkat atau ambang tertentu, an suatu produk cenderung men-
maka kebutuhan akan dikenali. dekatkan pada maksud membeli dan
merek yang disukai.
2. Pencarian Informasi
Sebelum memutuskan untuk membeli, 5. Perilaku Pasca Pembelian
konsumen akan berusaha aktif men- Hasil evaluasi setelah membeli dapat
cari informasi sehubungan dengan berupa kepuasan atau ketidakpuasan
kebutuhannya. Pencarian informasi terhadap produk yang dibeli. Ke-
merupakan tahap kedua dari proses puasan dan ketidakpuasan konsumen
pengambilan keputusan serta didefini- merupakan perbandingan antara hara-
sikan sebagai aktivitas termotivasi pan konsumen sebelum pembelian
dari pengetahuan yang tersimpan di dengan yang sesungguhnya diperoleh
dalam ingatan atau perolehan konsumen. Kepuasan akan men-
informasi dari lingkungan. Oleh dorong konsumen untuk membeli dan
karena itu, pencarian dapat bersifat mengonsumsi ulang produk. Sedang-
internal atau eksternal. kan perasaan tidak puas akan menye-
babkan konsumen kecewa dan meng-
3. Evaluasi Alternatif hentikan pembelian.
Setelah mengetahui berbagai merek
yang tersedia di pasar, selanjutnya Pengertian Sikap
konsumen melakukan penilaian ten- Tidak ada definisi sikap yang baku,
tang merek-merek tersebut. Evaluasi definisi yang diberikan para ahli memiliki
alternatif adalah mengevaluasi ber- perbedaan satu sama lain, namun
bagai alternatif dan membuat pertim- esensinya sama saja. Allport dalam
bangan nilai terbaik untuk memenuhi Gibson (1996) mendefinisikan sikap
kebutuhan. Menurut Engel et al. sebagai predisposisi yang dipelajari
(1995) kriteria evaluasi bergantung (learned predisposition) untuk berespon
pada produk. Biasanya kriteria yang terhadap suatu obyek dalam suasana
digunakan adalah harga dan merek. menyenangkan atau tidak menyenangkan
secara konsisten. Schiffman dan Kanuk
4. Keputusan Pembelian (1997) memandang sikap dari segi
Tahap keempat adalah keputusan perasaan, mereka menyatakan sikap
pembelian. Pada tahap ini konsumen adalah ekspresi perasaan (inner feeling)
mengambil keputusan tentang apa yang mencerminkan apakah seseorang
yang dibeli, kapan membeli, dimana senang atau tidak senang, suka atau tidak
membeli dan bagaimana cara suka dan setuju atau tidak setuju terhadap

96
Keputusan Pembelian dan Sikap Konsumen …

suatu obyek. Obyek dapat berupa merek, sesuai maksud dan tujuan, agar hasil
layanan, orang, perilaku dan lain-lain. penelitian cenderung bersifat obyektif
Peter dan Olson (1999) mendefinisikan dan memberikan informasi lebih akurat.
sikap sebagai evaluasi konsep secara Awalnya perlu dilakukan wawancara
menyeluruh yang dilakukan oleh singkat kepada beberapa mahasiswa.
seseorang. Evaluasi adalah tanggapan Apabila salah satu dari mereka mampu
pada tingkat intensitas dan gerakan yang mengutarakan informasi cukup banyak,
relatif rendah. Evaluasi dapat diciptakan maka mahasiswa tersebut berhak menjadi
oleh sistem afektif maupun kognitif. responden.
Populasi dari penelitian adalah
METODE PENELITIAN mahasiswa S1 IPB meliputi delapan
Penelitian ini dilaksanakan di fakultas dan Tingkat Persiapan Bersama
Kampus Institut Pertanian Bogor, (TPB). Kemudian dari populasi tersebut
Darmaga. Penentuan lokasi dipilih diambil sampel mahasiswa S1 yang
dengan sengaja dengan pertimbangan pernah mengonsumsi lebih dari satu kali
bahwa kebanyakan dari mahasiswa suka atau bahkan pelanggan roti merek Sari
mengonsumsi roti merek Sari Roti di saat Roti.
pagi hari atau ketika jam istirahat karena Jumlah sampel yang terlibat dalam
aktivitas mereka cukup padat, sehingga penelitian ini adalah seratus orang.
perlu konsumsi praktis untuk mengurangi Jumlah tersebut sudah memenuhi kriteria
rasa lapar dan juga banyak terdapat toko- analisis data statistik dengan ukuran
toko yang menjual produk roti tersebut di sampel minimal sebanyak tiga puluh.
sekitar kampus. Pelaksanaan penelitian Adapun kriteria lain yang telah dipenuhi
berlangsung mulai dari Januari hingga yaitu berupa kriteria Slovin.
Maret 2014.
Referensi penelitian tersebut meng- Metode Analisis Data
gunakan dua jenis data, yaitu data primer Langkah awal adalah menguji
dan sekunder. Data primer diperoleh instrumen penelitian dengan persyaratan
melalui wawancara dan kuesioner. Data kualifikasi yang meliputi Uji Validitas
sekunder diperoleh melalui studi kepus- dan Reliabilitas, supaya data dapat
takaan dengan mempelajari literatur, mewakili atau mencerminkan ukuran
buku, skripsi, majalah dan semua sumber suatu keadaan. Kemudian setelah data
yang memungkinkan dan berkaitan diperoleh, dilakukan Analisis Deskriptif
dengan perilaku pembelian termasuk dan Model Sikap Multiatribut Fishbein.
media internet. Analisis Deskriptif dalam penelitian
Penelitian menggunakan non pro- ini adalah analisis terhadap data
bability sampling sebagai teknik karakteristik responden untuk memper-
penarikan sampel dengan metode oleh gambaran mengenai fakultas,
purposive sampling. Metode tersebut angkatan mahasiswa, jenis kelamin, usia,
dipilih karena sampel diambil sumber keuangan dan uang saku setiap
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu bulan. Model Sikap Multiatribut Fishbein

97
Risa Martha Muliasari, dan Dwi Rachmina

Tabel 1. Interval Skor dan Interpretasi Keseluruhan Sikap Responden Terhadap


Roti Merek Sari Roti
Skor Interpretasi
12 < Ao < 69,6 Sangat tidak suka
69,61 < Ao < 127,2 Tidak suka
127,21 < Ao < 184,8 Netral
184,81 < Ao < 242,4 Suka
242,41 < Ao < 300 Sangat suka

menjelaskan bahwa sikap konsumen Pada tahap pengenalan kebutuhan,


terhadap suatu obyek sikap (produk atau ketertarikan kebanyakan mahasiswa
merek) sangat ditentukan oleh sikap terhadap roti merek Sari Roti adalah
konsumen terhadap atribut-atribut yang didasari oleh motivasi keinginan untuk
dievaluasi. Untuk mengetahui interpretasi membeli variasi roti sesuai dengan
skor sikap tersebut, maka perlu dibuat seleranya. Namun mereka masih merasa
skala interval sebagai berikut. biasa saja ketika tidak melakukan
pembelian tersebut, dikarenakan sering-
12 x 25-1) nya berganti merek roti.
Interval= =57,6
5 Pada tahap pencarian informasi,
sebagian besar pengetahuan mahasiswa
tentang roti merek Sari Roti bersumber
HASIL DAN PEMBAHASAN dari iklan televisi dan cara penyampaian
Karakteristik Konsumen pesan menjadi perhatian utama. Fokus
Berdasarkan proporsi sample pilihan pada informasi produk roti merek
fraction, jumlah responden terbanyak Sari Roti adalah tanggal kadaluarsa.
adalah mahasiswa TPB. Selain Pada tahap evaluasi alternatif,
mahasiswa TPB, mahasiswa angkatan dimana sebelum melakukan pembelian,
2010 juga ikut berpartisipasi dalam kebanyakan dari mereka lebih cenderung
jumlah cukup banyak, sebagian besar mempertimbangkan harga terlebih dahulu
perempuan, berusia sekitar 18 hingga 22 dan merasa kemasan roti terlihat seder-
tahun dan sumber keuangan setiap bulan hana.
masih banyak yang berasal dari orang tua Pada tahap keputusan pembelian,
yang berkisar antara 500.000 rupiah sebagian besar variasi dan jenis roti
sampai dengan 999.999 rupiah. favorit mahasiswa ada dua, yaitu roti isi
krim coklat vanila dan roti sobek isi
Proses Pengambilan Keputusan coklat. Mereka memilih variasi dan jenis
Pembelian Roti Merek Sari Roti roti berdasarkan selera dan pembelian
Proses pengambilan keputusan kon- dilakukan di toko atau minimarket karena
sumen terdiri dari lima tahapan, terdiri dekat dengan rumah atau kos atau
dari pengenalan kebutuhan, pencarian kampus. Peran rekomendasi dan promosi
informasi, evaluasi alternatif, keputusan mampu membuat mereka tertarik untuk
pembelian dan perilaku pasca pembelian.
98
Keputusan Pembelian dan Sikap Konsumen …

mencoba. Informasi produk dinilai sudah heran jika riset sikap lebih mengarah pada
lengkap, namun pembelian masih bersifat membangun hubungan sikap dengan
situasional. perilaku. Diketahui skor sikap rata-rata
Pada tahap perilaku pasca pem- terhadap roti merek Sari Roti dari seluruh
belian, hampir keseluruhan responden jumlah responden adalah 199,83.
menyatakan puas dan diperkuat oleh Berdasarkan rata-rata skor penilaian,
pembelian roti merek Sari Roti jenis lain secara keseluruhan sikap mahasiswa
jika jenis roti yang dicari belum tersedia. sebagai konsumen adalah suka roti merek
Apabila roti mengalami kenaikan harga, Sari Roti. Teori pada umumnya menyata-
maka mereka tetap membeli roti seperti kan bahwa jika seseorang semakin suka
biasanya dan berniat melakukan pem- terhadap suatu produk, maka semakin
belian berulang. Akan tetapi jika roti tinggi kemungkinan orang tersebut
merek lain memberikan diskon atau membeli atau menggunakan produk
potongan harga, konsistensi mereka tidak tersebut. Skor tersebut diperoleh dari
dapat bertahan dan beralih membeli roti persentase dominan pada jawaban skala
merek tersebut. kepentingan dan kepuasan untuk meng-
ukur sikap.
Sikap Konsumen terhadap Roti Merek Berdasarkan hasil uji validitas dan
Sari Roti reliabilitas, atribut produk terdiri dari
Berdasarkan teori, salah satu faktor harga, variasi jenis, kualitas bahan baku,
penentu perilaku pembelian adalah sikap. kemudahan mendapatkan, informasi
Sikap konsumen merupakan sesuatu yang produk, label halal, tekstur produk, rasa,
penting untuk diketahui, tetapi pemasar merek, kejelasan kadaluarsa, warna
cenderung lebih memperhatikan perilaku produk dan aroma.
nyata konsumen khususnya perilaku Atribut kejelasan kadaluarsa mem-
pembelian mereka. Oleh karena itu tidak peroleh penilaian kepentingan paling

Tabel 2. Perhitungan Skor Sikap Multiatribut Fishbein


Atribut ei bi bi.ei
Kejelasan kadaluarsa 4,30 4,63 19,90
Label halal 4,30 4,62 19,86
Rasa 4,24 4,51 19,12
Kualitas bahan baku 3,95 4,37 17,26
Harga 3,26 4,36 14,21
Variasi dan jenis 4,05 4,32 17,49
Tekstur produk 3,91 4,21 16,46
Kemudahan mendapatkan 3,95 4,20 16,59
Informasi produk 3,79 3,98 15,08
Aroma 3,89 3,91 15,20
Warna produk 3,82 3,85 14,70
Merek 3,74 3,72 13,91
Ʃ bi.ei 199,83

99
Risa Martha Muliasari, dan Dwi Rachmina

tinggi di dalam persepsi konsumen (Tabel seseorang, maka semakin tinggi kemung-
2). Apabila sikap konsumen terhadap roti kinannya untuk membeli atau mengguna-
merek Sari Roti diinterpretasikan, maka kan produk tersebut. Bagi Perseroan,
mereka berkeyakinan bahwa kejelasan sikap positif konsumen akan berdampak
kadaluarsa pada kemasan tertera sangat pada peningkatan efektivitas iklan dan
jelas. Artinya, kepentingan atribut ter- penurunan biaya kegagalan pemasaran.
sebut berada di posisi paling baik Kesamaan posisi skor Kepercayaan
dibandingkan kepentingan atribut lain- dan Evaluasi pada atribut kejelasan
nya. Sedangkan merek atau brand Sari kadaluarsa di urutan dua teratas meng-
Roti sangat dianggap tidak penting dalam indikasikan bahwa penting bagi Per-
penilaian konsumen. seroan dan distributor untuk memerhati-
Atribut label halal dan kejelasan kan dan memeriksa kembali tanggal
kadaluarsa memperoleh penilaian eva- kadaluarsa sebelum produk dijual ke
luasi paling tinggi dalam mempengaruhi konsumen akhir, agar konsumen tidak
kepuasan konsumen setelah membeli roti merasa kecewa dan Perseroan dapat
merek Sari Roti. Keduanya memperoleh mempertahankan sikap positif mereka
rata-rata skor yang sama (Tabel 2). terhadap roti merek Sari Roti.
Mahasiswa S1 IPB menganggap bahwa
kinerja atribut label halal dan kejelasan SIMPULAN DAN SARAN
kadaluarsa sudah mampu membuat Simpulan
mereka merasa puas. Selain itu, pada Sebagian besar responden yang
awalnya mereka juga menaruh harapan mengonsumsi roti merek Sari Roti adalah
tinggi pada kejelasan kadaluarsa dan perempuan, berusia sekitar 18 hingga 22
alhasil keyakinan tersebut dapat diterima tahun dan sumber keuangan setiap bulan
sepenuhnya. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak yang berasal dari orang tua
posisi hasil dari rata-rata Kepercayaan yang besarannya dibawah satu juta
dan Evaluasi berada di urutan pertama. rupiah.
Adanya label halal dari Majelis Ulama Konsumen melalui seluruh tahapan
Indonesia mampu memberikan tingkat proses pengambilan keputusan pembelian
kepuasan yang sama dengan keberadaan roti merek Sari Roti. Pertama, keter-
tanggal kadaluarsa. tarikan konsumen terhadap roti merek
Sari Roti adalah didasari oleh motivasi
Implikasi Manajerial keinginan untuk membeli variasi roti
Hasil penelitian membuktikan bah- sesuai dengan seleranya. Kedua, penge-
wa sikap konsumen mahasiswa S1 IPB tahuan konsumen tentang roti merek Sari
terhadap roti merek Sari Roti adalah suka. Roti bersumber dari iklan televisi dan
Sikap merupakan ungkapan perasaan cara penyampaian pesan menjadi
konsumen ketika menyukai suatu obyek perhatian utama. Ketiga, sebelum mem-
atau dapat merupakan kepercayaan beli mereka lebih cenderung memper-
konsumen terhadap berbagai manfaat dari timbangkan harga terlebih dahulu dan
suatu produk. Semakin suka sikap merasa kemasan roti terlihat sederhana.

100
Keputusan Pembelian dan Sikap Konsumen …

Keempat, variasi dan jenis roti favorit DAFTAR PUSTAKA


konsumen ada dua, yaitu roti isi krim Adepoju, Abimbola O dan Olaniyi O
coklat vanila dan roti sobek isi coklat. Oyewole. 2013. Households’
Pembelian dilakukan di toko atau perception and willingness to pay for
minimarket karena dekat dengan rumah bread with cassava flour inclusion in
atau kos atau kampus. Peran promosi Osogbo Metropolis, Osun State,
mampu membuat mereka tertarik untuk Nigeria. The 4th international
mencoba. Informasi produk dinilai sudah conference of the african association
of agricultural economists.
lengkap, namun pembelian masih bersifat
situasional. Kelima, setelah membeli, Anyam, Osemeke E, Ayodele E
perasaan puas mendominasi dan diper- Fashogbon dan Omobowale A Oni.
kuat oleh pembelian roti merek Sari Roti 2013. Consumers’ willingness to pay
jenis lain jika jenis roti yang dicari belum for safety attributes of bread in
Lagos Metropolis, Nigeria. The 4th
tersedia.
international conference of the
Hasil penelitian membuktikan bah- african association of agricultural
wa sikap konsumen mahasiswa S1 IPB economists.
terhadap roti merek Sari Roti adalah suka.
Berkowitz, Kerin dan Rudelius. 1992.
Namun atribut dengan skor penilaian
Marketing. Boston: Richard D Irwin
evaluasi terendah adalah harga. Inc.

Saran Charles S. 2013. Globalisasi dan pola


Berdasarkan hasil penelitian, konsu- makan mahasiswa: studi kasus di
Jakarta. CDK-205, 40 (6): 1-6.
men memberikan skor evaluasi terendah
pada atribut harga. Mereka bersikap suka Chowdhury, Masum. 2014. Factors
terhadap roti merek Sari Roti, namun influencing consumer buying pattern
atribut harga akan menentukan seberapa towards bread item in Bangladesh –
study on “All time” brand under pran
banyak pembelian yang dilakukan. Pe-
group. [Project report]. Departemen
nentuan harga harus dilakukan secara Administrasi Bisnis. East West
hati-hati agar Perseroan dapat memper- University, Dhaka.
tahankan pangsa pasarnya.
Cohen, Eli. 2009. Applying the best-
Rekomendasi bagi penelitian se-
worst scaling to wine marketing.
lanjutnya adalah menambahkan variabel
International journal of wine
emosional dan situasional, membanding- business research, 2 (1): 8-23.
kan keputusan pembelian antara maha-
siswa dan non mahasiswa (umum) serta Dharmmesta dan Handoko. 1987.
Manajemen Pemasaran: Analisa
membandingkan keputusan pembelian
Perilaku Konsumen. Yogyakarta:
roti merek Sari Roti dan merek lain. Liberty.

101
Risa Martha Muliasari, dan Dwi Rachmina

Engel, James F, Roger D Blackwell dan Maric, Aleksandar dan Slavko Arsovski.
Paul F. Minard. 1995. Consumer 2010. The level of customer
Behaviour. Edisi 8. New York: The satisfaction as one of the goals of the
Dryden Press. quality of the organization in the
bakery industry. International
Gibson. 1996. Organisasi dan
journal for quality research, 4 (4):
Manajemen. Jakarta: Erlangga.
275-281.
Jakpar, Shaharudin, Angelyn Goh Sze
Nagaraju dan Girish Kumar. 2013.
Na, Anita Johari dan Khin Than
Consumer behaviour of fast moving
Myint. 2012. Examining the product
consumer goods – a study on bakery
quality attributes that influences
products. Innovative Thoughts
customer satisfaction most when the
International Research Journal, 1
price was discounted: a case study in
(3).
Kuching Sarawak. International
Journal of Business and Social Nakandala, Dilupa dan Henry C W Lau.
Science, 3 (23): 221-236. 2013. An application of a fuzzy-
based optimisation model for
Kihlberg, Iwona. 2004. Sensory quality
selecting food products based on
and consumer perception of wheat
cost and nutrition. Journal of
bread towards sustainable
research for consumers, 24.
production and consumption, effects
of farming system, year, technology, Nguyen, Louise Tu-Nga dan Athanasios
information and values [Disertasi]. Krystallis. 2011. The influence of
Program Doktor Ilmu Sosial. health-related product attributes,
Universitas Uppsala, Swedia. consumers’ psychographic
characteristics and consumers’
Kotler. 1997. Manajemen Pemasaran:
health eating discourses on food
Analisis, Perencanaan,
categories with a healthy profile: the
Implementasi dan Kontrol. Jilid 1.
case of branded bread [Tesis].
Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Master of Science in Marketing.
Prenhallindo.
Department of Marketing and
Kotler. 2003. Marketing Management An Statistics. Aarhus School of
Asian Perspective. Edisi 3. Business. Aarhus University,
Singapore: Prentice Hall Pearson Denmark.
Education Asia Pte. Ltd.
Olayinka, Akinpelu Righteous. 2010.
Maric, Aleksandar, Slavko Arsovski dan Consumer acceptability of spiced
Jasna Mastilovic. 2009. Contribution composite bread [Skripsi].
to the improvement of products Departemen Ilmu dan Teknologi
quality in baking industry. Pangan. Universitas Pertanian
International journal for quality Abeokuta, Nigeria.
research, 3 (3).

102
Keputusan Pembelian dan Sikap Konsumen …

Oviahon, S A Yusuf, R J Akinlade dan O Simeone, Mariarosaria dan Giuseppe


L Balogun. 2011. Determinants of Marotta. 2010. Towards an
bread consumers’ willingness to pay integration of sensory research and
for safety labels in Oredo Local marketing in new food products
Government Area, Edo State, development: a theoretical and
Nigeria. New York science journal, 4 methodological review. African
(9): 15-20. journal of business management, 4
(19): 4207-4216.
Peter dan Jerry C Olson. 1999. Perilaku
Konsumen dan Strategi Pemasaran. Siti W. 2006. Analisis komparasi
Edisi 4. Jakarta: Erlangga. konsumsi pangan mahasiswa
universitas muhammadiyah malang
Poh, Sylvia Indrayana, Budi Hendrawan,
sebelum dan sesudah kenaikan
Sienny Thio. 2013. Perilaku
bahan bakar minyak (BBM) (studi
konsumsi dan faktor-faktor yang
kasus pada mahasiswa Jurusan
mempengaruhi masyarakat
Agribisnis UMM) [Skripsi].
Surabaya dalam mengkonsumsi
Departemen Agribisnis. Universitas
produk-produk pastry dan bakery.
Muhammadiyah Malang, Malang.
Student journal of Petra Christian
University. Stavkova, J dan J Turcinkova. 2005.
Consumer choice process when
Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk. 1997.
purchasing the staple food. Czech
Perilaku Konsumen. Edisi 5. New
academy of agricultural sciences, 51
Jersey: Prentice Hall Inc.
(9): 389-394.
Shaari, Jamal Abdul Nassir Shaari,
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Haslan Ottot dan Muhammad
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Farhan Kermin. 2013. Halal;
Bandung: Alfabeta.
organic; and preservative: marketing
concept for bread industry. Sumarwan. 2003. Perilaku Konsumen:
Proceedings of annual Paris Teori dan Penerapannya dalam
business and social science research Pemasaran. Bogor: Ghalia
conference. Indonesia.
Shahnoushi N, Saghaian S, Reed M, Sumarwan. 2011. Perilaku Konsumen:
Firoozzare A dan Jalerajabi M. 2013. Teori dan Penerapannya dalam
Investigation of factors affecting Pemasaran. Edisi 2. Bogor: Ghalia
consumers’ bread wastage. Journal Indonesia.
of agricultural economics and
Thunstrom, Linda dan Jonas Nordstrom.
development, 2 (6): 246-254.
2012. The importance of taste for
Silayoi, Pinya dan Mark Speece. 2007. food demand and the experienced
The importance of packaging taste effect of healthy labels.
attributes: a conjoint analysis Swedish retail and wholesale
approach. European journal of development council funds research.
marketing, 41 (11/12): 1495-1517.

103
Risa Martha Muliasari, dan Dwi Rachmina

Tikkanen, Irma dan Mari Vaariskoski.


2010. Attributes and benefits of
branded bread: case Artesaani.
British food journal, 112 (9): 1033-
1043.
Vibhuti, Ajay Kumar Tyagi, Vivek
Pandey. 2014. A case study on
consumer buying behavior towards
selected FMCG products.
International journal of scientific
research and management, 2 (8):
1168-1182.

104

S-ar putea să vă placă și