Sunteți pe pagina 1din 20

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN

PASIEN TERHADAP PENGOBATAN TUBERKULOSIS PARU


DI LIMA PUSKESMAS SE-KOTA PEKANBARU

Adelia Ratna Sundari Gunawan


Rohani Lasmaria Simbolon
Dina Fauzia
adeliarsg373@gmail.com

ABSTRACT

Tuberculosis (TB) disease is a transmitted infection that caused by


Mycobacterium Tuberculosis (M. Tuberculosis). In 2015, Indonesia is in the 2 nd place
after Tiongkok in the world and the case of TB in Indonesia increases twice from the
previous year which is about 1 million new cases per year. The success full of a program
is determined by the patients’ obedient in consuming medicine completely therefore of
effective intervention increasing the early initiation, obedience and completion the
treatment of TB are required. There are five healt centers that have the most TB cases in
Pekanbaru namely Puskesmas Sidomulyo which is 68 cases, Rejosari which is 64 cases,
Payung Sekaki which is 60 cases, Simpang Tiga Which is 56 cases and Garuda which is
48 cases. The patients can be cured if they are discipline in following the treatment of TB,
comply the schedule of the treatment regularly, the functionary visits the patients
regularly and the good role of the family. This research is aimed to find out the factors
affecting the patients’ obedient in TB treatment. The research was conducted in each
patients’house with TB by using descriptive method and cross sectional approach. The
sample of this research was 75 patients and 20 patients are for the validity and reliability
test. The most patients are in 45 years old (36%), the male patients (64%), the average of
the patients’house distance is > 2 Km which is 77,3%, patients who have motorcycle
(96,1%), patients’ income < 1 million (38,7%), the last education of the patient is
Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)/Equivalent (58,7%), good
knowledge (86,7%), good attitude (85,3%), good motivation (100%), the avaibility of
good medicine (100%), the average patients in the intensive stage of category 1 month -2
(22,7%), the good role of Pengawas Menelan Obat (PMO) (85,3%), and the good support
from family (88%). There are tree factors affecting the patients’ obedient on the TB
treatment in five Healt Centers in Pekanbaru namely motivation to be cured, the role of
family and the role of PMO.
Keywords : Tuberculosis, TB treatment, the role of PMO, the role of family.

JOM FK VOL. 4 No. 2 OKT 2017


Page 1
PENDAHULUAN kasus, Rejosari sebesar 64 kasus,
Payung Sekaki sebesar 60 kasus,
Penyakit tuberkulosis (TB) Simpang Tiga sebesar 56 kasus dan
merupakan penyakit infeksi menular Garuda sebesar 48 kasus.11,12 Jumlah
yang disebabkan oleh Mycobacterium kasus tersebut berhubungan dengan
tuberculosis (M. Tuberculosis).1 hasil wawancara yang dilakukan
Penularan TB terjadi secara langsung pada salah satu puskesmas
melalui udara dalam bentuk droplet terbanyak yaitu Puskesmas
(percikan dahak) sehingga mengganggu Sidomulyo yang ditemukan dalam
kesehatan masyarakat dan menimbulkan masalah pengobatan TB yang
kesakitan (morbiditas) serta kematian mencakup antara lain sistem
(mortalitas).2 kebersihan lingkungan pasien TB,
Data World Health Organization gizi, dukungan keluarga, dukungan
(WHO) tahun 2011 – 2015 menyatakan petugas kesehatan, dan kesadaran
wilayah Asia memiliki kasus TB pasien TB dalam hal keteraturan
terbanyak yaitu sebesar 55%.3 Pada tahun minum obat.12 Permasalahan itu
2014 WHO menyatakan bahwa kasus TB semua berhubungan dengan
di Indonesia menempati urutan ke-4 di keberhasilan pengobatan TB paru.13
dunia setelah China, India, dan Afrika Keberhasilan program
Selatan, sedangkan pada tahun 2015 ditentukan dari kepatuhan meminum
Indonesia berada pada peringkat ke-2 di obat yang lengkap sampai selesai
dunia setelah Tiongkok.4,5 Hasil survei sehingga diperlukan intervensi yang
dari prevalensi kasus TB pada tahun efektif dalam meningkatkan inisiasi
2015, didapatkan kasus TB Indonesia dini, kepatuhan dan penyelesaian
meningkat 2 kali dari tahun sebelumnya pengobatan TB. Data dari WHO
sekitar 1 juta kasus TB baru pertahun. tahun 2015 menyatakan bahwa yang
Permasalahan tersebut terjadi karena mempengaruhi kepatuhan
tingkat penyelesaian pengobatan TB pengobatan TB yang paling
yang rendah dan pasien TB yang dominan adalah efek samping obat
berhenti meminum obat sebelum masa TB, lamanya pengobatan, status
pengobatan selesai.6,7,8 Kementrian imigran, jarak yang jauh dari rumah
Kesehatan Indonesia pada tahun 2010 pasien ke pelayanan kesehatan,
juga menyatakan bahwa 47% pasien TB riwayat kehidupan pasien TB,
berhenti meminum obat ketika mereka adanya persepsi risiko terhadap
merasa lebih baik.8 penyakit TB yang dialami pasien.6,7
Berdasarkan data dari Dinas Pengaruh kepatuhan terhadap
Kesehatan (Dinkes) Provinsi Riau tahun pengobatan TB dapat dikategorikan
2013 menyatakan bahwa angka menjadi faktor internal dan
penemuan kasus TB paru dengan BTA eksternal.
positif mencapai 5.125 kasus, sedangkan Faktor internal yang
pada tahun 2014 meningkat menjadi mempengaruhi kepatuhan
5.995 kasus TB paru.9,10 Menurut Dinkes pengobatan TB paru adalah
Kota Pekanbaru pada tahun 2015 karakteristik diri dan persepsi pasien
didapatkan kasus TB terbanyak berada di TB terhadap kepatuhan pengobatan
lima Puskesmas se-Kota Pekanbaru yaitu TB. Apabila keinginan pasien untuk
: Puskesmas Sidomulyo sebesar 68 sembuh berkurang maka persepsi

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 2


pasien tentang pengobatan TB akan (noneksperimental) dengan
berespon negatif sehingga kepatuhan pendekatan Cross sectional.
pasien TB menjadi tidak teratur dalam Penelitian ini dilakukan di lima
menyelesaikan pengobatannya. puskesmas se-Kota Pekanbaru.
Faktor eksternal yang Waktu penelitian ini dilaksanakan
mempengaruhi kepatuhan pengobatan pada bulan September 2016 -
TB paru adalah dukungan dan informasi Februari 2017. Subjek penelitian ini
dari petugas kesehatan tentang adalah pasien yang sedang
keteraturan minum obat. Petugas menjalani pengobatan TB paru
kesehatan yang ramah akan memotivasi rawat jalan di lima puskesmas se-
pasien untuk menyelesaikan pengobatan Kota Pekanbaru. Subjek penelitian
secara teratur, sementara dukungan yang dipilih adalah pasien yang
keluarga yang minimal, rejimen memenuhi kriteria inklusi.
pengobatan yang salah dapat mengubah Berdasarkan populasi penelitian
kepatuhan pengobatan. Akhirnya, pasien yang merupakan sumber data pada
menjadi drop out (putus berobat) dalam penelitian yang merupakan sumber
pengobatan sehingga tidak sembuh.14,15,16 data pada penelitian ini maka teknik
Pasien putus berobat dapat diatasi sampel yang digunakan adalah
dengan meningkatkan penemuan semua Proportional random sampling.
kasus kesembuhan pasien TB yang Jumlah sampel minimal penelitian
didukung oleh semua sektor sebanyak 75 orang. Pasien TB paru
pengembangan jejaring kerja agar dalam penelitian ini, jumlah sampel
melaksanakan program TB dengan disesuaikan dengan lama dan waktu
baik.17 penelitian (September 2016-
Berdasarkan latar belakang di atas, Februari 2017).
penulis tertarik untuk meneliti serta Sampel yang digunakan
mengamati faktor-faktor yang adalah pasien TB paru yang telah
mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien mengkonsumsi obat OAT minimal
terhadap pengobatan TB paru di lima 1 bulan. Teknik pengambilan
Puskesmas se-Kota Pekanbaru yaitu sampel adalah teknik Proportional
Puskesmas Sidomulyo, Rejosari, Payung sampling yang disertai dengan
Sekaki, Simpang Tiga dan Garuda. teknik random dan yang akan
Peneliti dalam penelitian mempersempit dijadikan sampel penelitian adalah
ruang lingkup pasien yaitu pasien TB dengan metode yang diperoleh
yang terdata di lima Puskesmas se-Kota dengan teknik ini disebut
Pekanbaru yang memiliki kasus TB Proportional sampling.
terbanyak pada pengobatan TB minimal Kriteria inklusi penelitian ini
selama 6 bulan terakhir tahun 2016 sejak adalah pasien TB paru yang terdata
mulai dilakukannya penelitian dan belum dan sedang menjalani pengobatan
ada penelitian tentang tingkat kepatuhan TB paru serta bersedia ikut
pasien terhadap pengobatan TB paru di penelitian dan menandatangani
lima puskesmas se- Kota Pekanbaru. surat Informed consent penelitian,
pasien TB paru yang masih tinggal
METODE di Kota Pekanbaru, pasien TB paru
Desain penelitian ini adalah yang sudah terdiagnosis TB paru
penelitian deskriptif observasional oleh dokter dengan tipe pasien :

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 3


pasien BTA positif, pasien BTA negatif Simpang Tiga dan Puskesmas
dengan rontgen positif, dan pasien TB Garuda. Total pasien patuh
paru dengan pengobatan lengkap. sebanyak 68 orang (90,7%) di lima
Kriteria ekslusi dalam penelitian ini Puskesmas se-Kota Pekanbaru.
adalah pasien TB paru yang telah
meninggal dunia, pasien TB paru yang Tabel 2. Distribusi frekuensi
memungkinkan untuk diawawancarai, faktor terkait pasien TB paru
pasien TB paru yang memiliki berdasarkan karakteristik
keterbatasan dan gangguan mental, pasien
pasien TB paru dengan tipe ekstra paru,
Faktor Lima Puskesmas se-
kambuh, default (lalai), dan TB MDR,
terkait pasien Kota Pekanbaru
pasien TB Paru yang berada pada masa
pengobatan fase sisipan Kategori 1 N=75 %
intensif, fase lanjutan Kategori 2 bulan Umur
ke-7 dan ke-8. Penelitian dilakukan di
rumah masing-masing pasien TB paru di < 18 tahun 1 1,3
lima puskesmas se-Kota Pekanbaru yang
18-25 tahun 20 26,7
masing-masing puskesmas diambil 15
orang untuk dijadikan sampel penelitian, 26-35 tahun 15 20
sehingga total sampel penelitian ini
adalah 75 orang pasien TB paru. 36-45 tahun 16 21,3

>45 tahun 27 36
HASIL
Jenis kelamin
Tabel 1. Distribusi frekuensi kepatuhan
pasien terhadap pengobatan TB paru Laki-laki 48 64
di lima puskesmas se- Kota
Pekanbaru Perempuan 27 36
Lokasi Patuh Tidak
penelitian N patuh Jarak rumah
ke puskesmas
n % n %
Puskesmas 15 14 93,3 1 6,7
Dekat (<2km) 17 22,7
Sidomulyo
Puskesmas 15 12 80 3 20
Jauh (>2km) 58 77,3
Rejosari
Puskesmas 15 12 80 3 20 Alat
Payung Sekaki transportasi
Puskesmas 15 15 100 0 0 yang
Simpang Tiga digunakan ke
Puskesmas 15 15 100 0 0 puskesmas
Garuda Sepeda 1 1,3
Total 75 68 90,7 7 9,3
Motor 72 96,1
Mayoritas pasien TB paru
pengobatan Kategori 1 dapat Mobil 1 1,3
dikelompokkan ke dalam pasien TB paru
Angkutan 1 1,3
yang patuh masing-masing sebanyak Umum (oplet,
100% di wilayah kerja Puskesmas taxi, bus kota,

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 4


ojek) Pada hasil penelitian
berdasarkan karakteristik pasien,
Pekerjaan
didapatkan bahwa di lima
Pedagang 7 9,3 puskesmas se-kota pekanbaru
(Sidomulyo, Rejosari, Payung
Buruh/tani 8 10,7
Sekaki, Simpang Tiga, dan Garuda)
PNS 2 2,7 rata-rata berusia > 45 tahun
sebanyak 27 orang (36%),
Pensiunan 3 4 sedangkan usia 18-25 tahun
Wiraswasta 23 30,7
sebanyak 20 orang (26,7%).
Mayoritas berjenis kelamin laki-laki
IRT 16 21,3 sebanyak 48 orang (64%) dan jarak
dari rumah pasien TB paru ke
Lain-lain 16 21,3
puskesmas rata-rata jauh (>2Km)
Penghasilan sebanyak 58 orang (77,3%). Jarak
yang jauh dari rumah pasien TB
Penghasilan <1 29 38,7 paru menuju ke puskesmas, maka
juta pasien lebih sering menggunakan
kendaraan sepeda motor/honda
Penghasilan 1-2 18 24
berjumlah 72 orang (96,1%).
juta
Rata-rata penghasilan pasien
Penghasilan 2-5 29 34,6 TB paru <1 juta sebanyak (38,7%),
juta 1-2 juta (24%), 2-5 juta (34,6%), >5
juta (2,7%). Pendidikan terakhir
Penghasilan >5 2 2,7 pasien TB rata-rata tamatan
juta SMA/MA/Sederajat sebanyak 44
Pendidikan orang (58,7%) sehingga rata-rata
terakhir pasien TB banyak yang bekerja
sebagai wiraswasta berjumlah 23
SD/MI/Sederajat 10 13,3
orang (30,7%).
SMP/MTS/ 10 13,3
Sederajat
Tabel 3. Distribusi frekuensi
faktor terkait pasien TB paru
SMA/MA/ 44 58,7 berdasarkan pengetahuan pasien
Sederajat terhadap pengobatan TB paru

Perguruan tinggi 11 14,7 Pengetahuan


(D3/S1/S2/S3) Variabel N pasien
Baik Tidak
baik
Faktor terkait pasien TB paru n % n %
dikelompokkan berdasarkan umur, jenis Puskesmas 15 13 86,7 2 13,3
kelamin, jarak menuju ke puskesmas, Sidomulyo
alat transportasi yang digunakan menuju Puskesmas 15 12 80 3 20
Rejosari
puskesmas, pekerjaan, penghasilan, dan
Puskesmas 15 13 86,7 2 13,3
pendidikan.
Payung Sekaki

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 5


Puskesmas 15 12 80 3 20 Tabel 5. Distribusi frekuensi
Simpang Tiga faktor terkait pasien TB paru
Puskesmas 15 15 100 0 0 berdasarkan motivasi pasien
Garuda
terhadap pengobatan TB paru
Total 75 65 86,7 10 13,3
Motivasi pasien
Variabel N Baik Tidak
Pasien TB paru di lima
baik
Puskesmas se- Kota Pekanbaru memiliki
n % n %
pasien TB paru dengan berpengetahuan
Puskesmas 15 15 100 0 0
baik sebanyak 65 orang (86,7%), Sidomulyo
sedangkan yang tidak baik sebanyak 10 Puskesmas 15 15 100 0 0
orang (13,3%). Pengetahuan baik paling Rejosari
banyak berada di puskesmas Garuda. Puskesmas 15 15 100 0 0
Payung Sekaki
Tabel 4. Distribusi frekuensi faktor Puskesmas 15 15 100 0 0
terkait pasien TB paru berdasarkan Simpang Tiga
sikap pasien terhadap pengobatan TB Puskesmas 15 15 100 0 0
Garuda
paru
Total 75 75 100 0 0
Sikap pasien
Variabel N Berdasarkan Tabel 5,
Baik Tidak
baik didapatkan bahwa semua pasien TB
n % n % paru di lima Puskesmas se-Kota
Puskesmas 15 13 86,7 2 13,3 Pekanbaru memiliki motivasi yang
Sidomulyo baik dalam mengikuti pengobatan
Puskesmas 15 12 80 3 20 TB paru dengan baik sebanyak 75
Rejosari orang (100%).
Puskesmas 15 13 86,7 2 13,3 Tabel 6. Distribusi frekuensi
Payung Sekaki faktor terkait ketersediaan obat
Puskesmas 15 11 73,3 4 26,7
TB paru di lima Puskesmas se-
Simpang Tiga
Puskesmas 15 15 100 0 0
Ketersediaan obat TB
Garuda
Variabel N paru
Total 75 64 85,3 11 14,7
Baik Tidak
baik
Faktor terkait pasien berdasarkan
n % n %
sikap pasien terhadap pengobatan TB
Puskesmas 15 15 100 0 0
paru di lima Puskesmas se- Kota Sidomulyo
Pekanbaru, didapatkan bahwa Puskesmas Puskesmas 15 15 100 0 0
yang memiliki sikap yang baik selama Rejosari
masa pengobatan TB paru adalah Puskesmas 15 15 100 0 0
Puskesmas Garuda sebanyak 15 orang Payung
(100%). Rata-rata di lima Puskesmas se- Sekaki
Kota Pekanbaru memiliki pasien TB paru Puskesmas 15 15 100 0 0
dengan sikap yang baik selama masa Simpang Tiga
Puskesmas 15 15 100 0 0
pengobatan TB paru sebanyak 64 orang
Garuda
(85,3%).
Total 75 75 100% 0 0

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 6


Kota Pekanbaru Tabel 8. Distribusi frekuensi
faktor terkait peran PMO
Dari tabel 6 didapatkan bahwa, terhadap pengobatan TB paru
dari hasil survei, pasien menyatakan yang dijalani pasien TB paru
sebanyak 100% (75 orang) ketersediaan pada Tahapan intensif dan
pengobatan TB dikatakan baik. Hasil ini Tahapan lanjutan
juga melihat proses pemberiaan obat oleh
petugas TB dan penerimaan obat oleh Peran PMO
pasien TB paru. Variabel N Baik Tidak
baik
Tabel 7. Distribusi frekuensi faktor n % n %
terkait lamanya pengobatan TB paru Puskesmas 15 11 73,3 4 26,7
Sidomulyo
di lima Puskesmas se-Kota Pekanbaru
Puskesmas 15 14 93,3 1 6,7
Rejosari
Puskesmas 15 11 73,3 4 26,7
Puskesmas
Payung Sekaki
Variabel lima
Puskesmas 15 14 93,3 1 6,7
Puskesmas se-
Simpang Tiga
Kota
Puskesmas 15 14 93,3 1 6,7
Pekanbaru
Garuda
Total 75 64 85,3 11 14,7
N=75 %
Lamanya Penilaian faktor terkait peran
pengobatan yang PMO terhadap pengobatan TB paru
dijalani pasien TB
dimaksudkan untuk mengetahui
paru
PMO berperan baik atau tidak baik
Tahapan intensif 14 18,7
kategori 1, bulan ke-1 dalam masa pengobatan TB paru
Tahapan intensif 17 22,7 terutama pengobatan TB paru
kategori 1, bulan ke-2 tahapan intensif Kategori 1 dari
Tahapan lanjutan 11 14,6 bulan ke-1 dan bulan ke-6. Hasil
kategori 1, bulan ke-3 penelitian ini didapatkan bahwa
Tahapan lanjutan 13 17,3 pasien yang memiliki peran PMO
kategori 1, bulan ke-4 yang baik berada di Puskesmas
Tahapan lanjutan 6 8 Rejosari, Simpang Tiga dan Garuda
kategori 1, bulan ke-5 yang masing-masing sebanyak 14
Tahapan lanjutan 14 18,7 orang (93,3%). Total pasien TB paru
kategori 1, bulan ke-6 di lima Puskesmas se- Kota
Total 75 100% Pekanbaru terdapat peran PMO
terhadap pasien dikatakan baik
Faktor terkait lama pengobatan sebanyak 64 orang (85,3%) dan
TB paru di lima Puskesmas se-Kota yang dikatakan tidak baik sebanyak
Pekanbaru, didapatkan bahwa pasien TB 11 orang (14,7%).
paru rata-rata berada dalam masa
pengobatan TB paru tahapan intensif Tabel 9. Distribusi frekuensi
Kategori 1 bulan ke-2 sebanyak 17 orang faktor terkait peran keluarga
(22,7%). pasien TB paru terhadap pasien
TB paru

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 7


Peran keluarga 60 80
Peran Keluarga
Variabel N Baik Tidak Peran petugas 25 33,3
baik puskesmas dan
n % n % Pengawas Minum
Puskesmas 15 12 80 3 20 Obat (PMO)
Sidomulyo Faktor yang cukup berpengaruh

Puskesmas 15 15 100 0 0 Keuntungan 19 25,3


Rejosari dan manfaat
dari
Puskesmas 15 11 73,3 4 26,7 penggunaan
Payung Sekaki BPJS
Puskesmas 15 13 86,7 2 13,3 /JAMKESDA
Simpang Tiga Banyaknya 13 17,3
Puskesmas 15 15 100 0 0 obat yang
Garuda harus diminum
Total 75 66 88 9 12
Lamanya 12 16
Faktor terkait peran keluarga pengobatan
pasien terhadap pasien TB paru, TB paru yang
didapatkan bahwa peran keluarga yang sudah Anda
dijalani
baik terhadap pasien TB paru yang
Faktor yang
masing-masing sebanyak 100 % terdapat
kurang
di Puskesmas Rejosari dan Garuda.
berpengaruh
Sementara, tiga puskesmas yang lainnya Efek samping 10 13,3
sebanyak 86,7% di Puskesmas Simpang obat setelah
Tiga, sebanyak 80% di Puskesmas meminum obat
Sidomulyo, dan sebanyak 73,3 % di TB paru
Puskesmas Payung Sekaki.
Jarak dari 10 13,3
Tabel 10. Distribusi frekuensi faktor- rumah Anda
faktor yang paling mempengaruhi menuju ke
kepatuhan pasien terhadap puskesmas
pengobatan TB paru di lima
Puskesmas se-Kota Pekanbaru Biaya 2 2,7
transportasi
Faktor yang
Jenis obat lain 1 1,3
paling
yang diminum
Variabel mempengaruhi
peringkat kepatuhan pasien Faktor yang paling
mempengaruhi kepatuhan pasien
N=75 % dalam pengobatan TB paru di lima
puskesmas se-Kota Pekanbaru,
Faktor yang paling berpengaruh didapatkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kepatuhan pasien
Motivasi untuk 73 97,3
terhadap pengobatan TB paru
sembuh
dikelompokkan menjadi tiga yaitu
faktor yang paling berpengaruh,
JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 8
faktor yang cukup berpengaruh dan obat TB paru secara teratur. Jadwal
faktor yang kurang berpengaruh. kunjungan berobat pasien TB paru
Berdasarkan hasil penelitian ini, pasien ditentukan oleh petugas TB paru
menyatakan bahwa faktor yang paling sampai pasien sembuh. Penelitian
berpengaruh terhadap pengobatan TB ini sesuai dengan penelitian yang
paru yaitu motivasi untuk sembuh dilakukan oleh Senewe FP
sebanyak 73 orang (97,3%), peran didapatkan bahwa pasien patuh
keluarga sebanyak 60 orang (80%), dan (67%) dan pasien tidak patuh (33%),
peran PMO sebanyak 25 orang (33,3%). sedangkan berdasarkan penelitian
Pasien menyatakan faktor yang cukup Sakanthi CG didapatkan bahwa
berpengaruh terhadap pengobatan TB pasien patuh (80%) dan pasien tidak
paru yaitu keuntungan dan manfaat dari patuh (20%).18,19,20
penggunaan BPJS / JAMKESDA
sebanyak 19 orang (25,3%), banyaknya Faktor terkait pasien TB paru
obat yang harus diminum sebanyak 13 yang mempengaruhi kepatuhan
orang (17,3%), dan lamanya pengobatan terhadap pengobatan TB paru di
TB paru yang sudah pasien TB paru lima puskesmas se- Kota
jalani sebanyak 12 orang (16%). Pasien Pekanbaru
menyatakan faktor yang kurang
berpengaruh yaitu efek samping obat Faktor terkait pasien TB paru
setelah meminum obat TB paru dan jarak berdasarkan karakteristik pasien
dari rumah pasien TB paru menuju ke terhadap pengobatan TB paru
sebanyak 13 orang (13,3%), biaya
transportasi sebanyak 2 orang (2,7%), a. Usia
dan jenis obat lain yang diminum Berdasarkan hasil penelitian
sebanyak 1 orang (1,3%). yang telah dilakukan didapatkan
bahwa jumlah pasien TB paru
PEMBAHASAN berdasarkan usia di puskesmas se-
Kota Pekanbaru merupakan usia
Kepatuhan pasien TB paru terhadap
terbanyak yang mengalami penyakit
pengobatan TB paru di lima
TB paru adalah usia >45 tahun
puskesmas se-Kota Pekanbaru
(36%) dilanjutkan usia 18-25 tahun
(26,7%), usia 26-35 tahun (21,3%),
Hasil kepatuhan pasien TB paru
terhadap pengobatan TB paru pada dan terakhir usia <18 tahun (1,3%).
penelitian ini menunjukkan terdapat Berdasarkan hasil penelitian ini,
pasien patuh (90,7%) dan pasien tidak peneliti menemukan bahwa kasus
terbanyak berada pada usia
patuh (9,3%). Berdasarkan hasil
penelitian yang peneliti lakukan secara produktif. Usia produktif merupakan
langsung terhadap pasien TB paru, usia yang aktif beraktivitas diluar
kepatuhan pasien terhadap pengobatan lingkungan rumah sehingga lebih
beresiko mudah menularnya
TB paru dipengaruhi oleh beberapa
faktor utama, antara lain keinginan penyakit TB paru terutama di
pasien untuk sembuh, cara berfikir lingkungan yang padat. Usia
mempengaruhi pertahanan tubuh
pasien, dan pengetahuan pasien tentang
penyakit TB paru. Faktor-faktor tersebut seseorang, semakin tinggi usia maka
akan mengubah pasien untuk meminum

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 9


semakin menurun pertahanan tubuh puskesmas se-Kota Pekanbaru yaitu
seseorang tersebut. berjenis kelamin laki-laki (64%).
Dampak dari hasil penelitian yang Berdasarkan hasil penelitian yang
peneliti lakukan adalah pasien TB paru peneliti lakukan secara langsung,
yang berusia produktif lebih rentan karena pasien TB paru berjenis
beresiko tertular penyakit TB paru kelamin laki-laki lebih sering
karena lebih aktif beraktivitas di luar beraktivitas di luar rumah. Tugas
lingkungan rumah. Sebagian pasien TB laki-laki sebagai kepala keluarga
yang berusia produktif ini, bekerja dari yang bertugas mencari nafkah untuk
pagi sampai tengah malam yang kebutuhan keluarganya. Pasien
dipengaruhi oleh faktor cuaca, kurang tersebut bekerja dari pagi sampai
beristirahat, dan kurangnya memakan- malam dan bekerja yang cukup berat
makanan yang bergizi. Karena aktivitas seperti kuli bangunan, bekerja
pasien TB paru yang sibuk, sehingga sebagai supir truk yang keluar kota
sebagian pasien TB paru tidak atau provinsi, sehingga beresiko
memperhatikan kesehatannya yang mudah tertular penyakit TB paru.
minimal dengan gejala batuk > 2 Dampaknya adalah pasien kurang
minggu. beristirahat, kurang memperhatikan
Berdasarkan jumlah usia makanan yang bergizi, stress yang
terbanyak pasien TB paru yang berlebihan dan mudah lelah
didapatkan sesuai dengan isi Buku sehingga pasien mudah tertular
Pedoman Nasional Pengendalian penyakit TB paru.
Tuberkulosis, menunjukkan bahwa usia Hasil ini didukung oleh
tebanyak pasien TB paru yang Profil Kesehatan Indonesia Tahun
mengalami penyakit TB paru adalah 2012, menunjukkan bahwa
kelompok usia yang paling produktif.21 perbandingan kasus laki-laki (0,4%)
Hasil penelitian ini sesuai dengan dan perempuan (0,3%). Laki-laki
penelitian yang di lakukan Sakanthi CG 1,5 kali lebih rentan daripada
didapatkan usia 46-55 tahun yang perempuan. Sebesar 59,4% kasus
terinfeksi TB paru sebanyak 31,7%.19 BTA positif yang ditemukan
Hasil penelitian Pambudi U berjenis kelamin laki-laki dan
menunjukkan usia 17-50 tahun yang perempuan (40,6%).24 Pernyataan
terinfeksi TB sebanyak 92,68%.22 Pada tersebut sesuai dengan penelitian
orangtua dan lansia dapat menimbulkan yang dilakukan Sakanthi CG
efek pertahanan tubuh yang lebih kuat didapatkan pasien TB paru rata-rata
dan lama pada kedua kelompok usia berjenis kelamin laki-laki (63,3%).19
tersebut. Dalam hal ini kepatuhan minum Berbeda dengan hasil penelitian
obat untuk suatu penyakit akan lebih yang dilakukan oleh Pambudi U,
sulit dibandingkan dengan yang dewasa. yang menunjukkan bahwa kasus TB
Seseorang yang berusia lanjut akan berjenis kelamin perempuan
mempunyai kesulitan dalam kepatuhan sebanyak 53,66% dan laki-laki
meminum obat TB paru karena faktor (46,53%).22 Hasil penelitian
usia, lingkungan dan psikologisnya.23 Sakanthi CG sama dengan
b. Jenis kelamin Setyowati DRD bahwa kasus TB
Berdasarkan hasil penelitian yang lebih dominan berjenis kelamin
peneliti lakukan, pasien TB paru di lima perempuan (57,14%) daripada laki-

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 10


laki (42,86%), karena lingkungan rumah tergolong strategis sehingga mudah
yang tidak hiegenis dan pasien lebih dijangkau dengan kendaraan umum
banyak dirumah sehingga bakteri TB ataupun pribadi.25
paru mudah masuk melalui lingkungan d. Alat transportasi yang
rumah tersebut dan perempuan identik digunakan pasien TB paru
rajin berobat TB paru, maka data pasien menuju ke puskesmas
TB paru di pelayanan kesehatan lebih Alat transportasi yang
banyak berjenis kelamin perempuan digunakan pasien TB paru menuju
daripada laki-laki.25 Berdasarkan ke puskesmas adalah dengan
aktivitasnya, laki-laki lebih sering menggunakan sepeda motor
beraktivitas diluar rumah sampai malam kendaraan motor (96,1%).
hari, sedangkan perempuan lebih sering Berdasarkan hasil penelitian yang
beraktivitas di siang hari dan di dalam dilakukan oleh peneliti secara
rumah.22,26 langsung, jarak yang jauh dari
c. Jarak dari rumah menuju ke rumah menuju ke puskesmas, maka
puskesmas pasien berinisiatif menggunakan
Jarak dapat mempengaruhi kendaraan kendaraan motor (sepeda
kepatuhan pasien TB paru. Rata-rata motor). Kendaraan motor
pasien berobat dengan jarak dari rumah merupakan alat transportasi
ke puskesmas yaitu jauh dengan jarak >2 alternatif yang digunakan pasien
Km (77,3%). Hasil dari penelitian yang untuk berobat TB paru daripada
dilakukan oleh peneliti, di lima sepeda, mobil dan angkutan umum
puskesmas tersebut mempunyai wilayah lainnya. Mengenai biaya
kerja yang cukup luas. Wilayah kerja transportasi, pasien TB paru
yang luas, pasien TB paru tetap berobat mengeluarkan biaya transportasi
di puskesmas terdekat. Wilayah berupa uang bensin. Pasien
Pekanbaru rata-rata memiliki lingkungan menggunakan kendaraan motor
padat dan ada beberapa wilayah dengan karena jarak yang jauh, untuk
lingkungan yang tidak sehat. Pasien TB menghindari macet pada pagi hari,
paru rata-rata tinggal di lingkungan yang bisa segera sampai ke puskesmas
padat dan tidak sehat serta jauh dari dan menghindari antrian pasien
puskesmas. Jarak yang jauh dari yang panjang, mudah beraktivitas
puskesmas dan termasuk wilayah kerja seperti bekerja.
puskesmas, sebagian pasien TB paru Hasil penelitian ini sama
tetap berobat di puskesmas walaupun dengan penelitian Sakanthi CG yang
jarak jauh dari rumah. menunjukkan bahwa rata-rata pasien
Hasil penelitian ini berbeda TB paru berobat dengan kendaraan
dengan penelitian Setyowati DRD yang pribadi sebanyak 80%. 19
menunjukkan bahwa jarak rumah pasien e. Pekerjaan
ke puskesmas adalah berjarak dekat Berdasarkan penelitian yang
(73,81%) yaitu pada jarak <3 Km telah dilakukan didapatkan rata-rata
dibandingkan jarak yang jauh (>3 Km).25 pekerjaan pasien TB paru adalah
Hal ini terjadi karena mayoritas jarak sebagai wiraswasta (30,7%) dan IRT
rumah pasien dengan puskesmas daerah (21,3%). Berdasarkan hasil
masing-masing jaraknya adalah dekat (< penelitian yang dilakukan oleh
3 Km) dan letak tempat puskesmas peneliti secara langsung, didapatkan

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 11


bahwa pekerjaan mempengaruhi pasien >1.550.000 (48%).28 Hasil penelitian
TB paru dalam kepatuhan pengobatan ini bertolak belakang dari hasil
TB paru. Pasien yang bekerja sebagai penelitian yang dilakukan oleh dr.
wiraswasta lebih sering berada di luar Sylvia RP, dkk, yang menunjukkan
ruangan dengan kondisi lingkungan yang bahwa pasien TB paru rata-rata
mudah terpapar polusi udara dan berpenghasilan 1-2 juta (45,5%).
sebagian pasien tidak patuh dalam Menurut hasil penelitian tersebut,
menggunakan masker, terutama masker didapatkan bahwa pasien TB paru
N95, pasien yang cukup kurang waktu rata-rata memiliki pendapatan yang
istirahatnya dan pola gaya hidup yang baik. 29
tidak sehat sehingga akhirnya g. Pendidikan
menganggu kesehatannya serta mudah Pendidikan terakhir pasien
mengalami penyakit TB paru. TB paru adalah SMA/MA/Sederajat
Hasil penelitian ini sama dengan (58,7%). Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Pambudi penelitian yang dilakukan oleh
U yang menunjukkan bahwa jumlah peneliti, melihat pendidikan terakhir
pegawai swasta sebanyak (19,31%).22 pasien TB paru, daya serap untuk
Hasil penelitian ini bertolak belakang mengetahui tentang pengobatan TB
dengan penelitian yang dilakukan oleh paru dalam kategori baik, namun
Erawatyningsih E yang menunjukkan pasien kurang peduli baik mereka
bahwa sebagian besar pasien bekerja tertular TB paru atau tidak. Hal
sebagai petani (28,57%). Pasien yang tersebut terjadi karena mereka tidak
mudah terpapar partikel debu akan menerapkan dalam kehidupan
mengakibatkan gangguan pada saluran sehari-hari seperti menjaga pola
pernafasan, dan apabila pasien terpapar makan obat tepat waktu, istirahat
dalam jangka waktu yang lama dapat yang tidak cukup, lingkungan yang
meningkatkan morbiditas dan tidak terjaga, dan lain-lain.
27
mortalitas. Penelitian ini sama dengan
f. Penghasilan penelitian dr. Sylvia, didapatkan
Berdasarkan hasil penelitian yang bahwa pendidikan terakhir pasien
dilakukan oleh peneliti secara langsung, TB paru rata-rata tamatan
penghasilan pasien rata-rata <1 juta SMA/MA/Sederajat (39,4%).29
(38,7%). Penghasilan tersebut Hasil penelitian ini tidak sesuai
dipengaruhi oleh pekerjaan yang tidak dengan penelitian Setyowati DRD,
menetap, pekerjaan dengan penghasilan didapatkan bahwa terdapat pasien
berjumlah sedikit, dan berada pada sosial tidak bersekolah (23,81%) dan yang
ekonomi yang rendah. Penghasilan yang bersekolah tamatan
tidak menetap mempengaruhi pola gaya SD/MI/Sederajat (40,48%).25
hidup pasien TB paru sehingga tidak Tingkat pendidikan pasien akan
memenuhi gizi yang baik. Hal tersebut sangat berpengaruh pada
akan berpengaruh terhadap kondisi tubuh pengetahuannya terhadap penularan
pasien TB paru menjadi lebih buruk. penyakit TB paru di masyarakat
Hasil penelitian ini didukung oleh serta berpengaruh pada daya serap
Kondoy PPH, dkk, menunjukkan bahwa pasien untuk menerima informasi
penghasilan perbulan pasien TB paru tentang pengobatan TB paru.30
rata-rata < Rp 1.550.000,00 (52%) dan Semakin rendahnya pendidikan

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 12


pasien, maka diperlukan pengawasan Sikap pasien TB paru yang
yang intensif pada beberapa pasien baik berada di Puskesmas Garuda
tersebut.25 (100%). Total kasus TB paru yang
bersikap baik terhadap pengobatan
Faktor terkait pasien TB paru TB paru sebanyak 64 orang (85,3%)
berdasarkan pengetahuan pasien dan tidak baik sebanyak 11 orang
terhadap pengobatan TB paru (14,7%). Berdasarkan hasil
Rata-rata pengetahuan pasien TB penelitian yang dilakukan oleh
paru yang baik berada di puskesmas peneliti, karena sikap pasien TB
Garuda (100%). Total pengetahuan yang paru yang apabila merasakan efek
baik di lima puskesmas se-Kota samping yang akan muncul setelah
Pekanbaru sebanyak 65 orang (86,7%) minum obat TB paru, maka cara
dan yang tidak baik sebanyak 10 orang pasien dalam mengatasi efek
(13,3%). Berdasarkan hasil penelitian samping obat tersebut adalah
yang dilakukan oleh peneliti secara dengan melaporkan keluhan tersebut
langsung didapatkan bahwa pengetahuan kepada petugas TB paru dan petugas
mempengaruhi kepatuhan pasien akan memberi obat tambahan,
terhadap pengobatan TB paru. Tingkat misalnya obat untuk menghilangkan
pendidikan SMA/MA/Sederajat yang sakit kepala, mual, dan muntah agar
paling dominan pada pasien TB paru, pasien tetap patuh minum obat TB
tidak menutupi kemungkinan paru. Peran petugas yang mampu
pengetahuan pasien TB paru akan mengatasi keluhan pasien terhadap
menjadi baik. Tamatan pengobatan TB paru, maka sikap
SMA/MA/Sederajat memiliki daya serap petugas tersebut mampu mengubah
dengan pengetahuan yang cukup baik sikap pasien menjadi tidak putus
dan dapat mempengaruhi keputusan berobat selama masa pengobatan TB
pasien dalam mematuhi minum obat TB paru sampai selesai, sehingga rata-
paru. rata pasien bersikap baik terhadap
Hasil penelitian ini sesuai dengan pengobatan TB paru. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Kondoy penelitian ini sesuai dengan Ariani
PPH, dkk, menunjukkan bahwa di lima NW bahwa pasien TB paru rata-rata
puskesmas se- Kota Manado memiliki menunjukkan sikap yang baik
pasien TB dengan pengetahuan yang (61%).32
baik (55,6%) dan tidak baik (44,4%),
sedangkan menurut Pambudi U bahwa Faktor terkait pasien TB paru
pasien TB rata-rata berpengetahuan berdasarkan motivasi pasien
tinggi terhadap obat TB (92,68%) dan terhadap pengobatan TB paru
menurut Sukmah, dkk, menunjukkan Motivasi pasien dalam
bahwa pengetahuan pasien TB terhadap kunjungan berobat dan meminum
pengobatan TB di RSUD Makassar obat TB paru, mayoritas dalam
dikatakan berpengetahuan cukup kategori baik (100%). Berdasarkan
22,28,31
(63,3%). penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, didapatkan bahwa motivasi
Faktor terkait pasien TB paru pasien yang baik dipengaruhi oleh
berdasarkan sikap pasien terhadap orang terdekat pasien yaitu peran
pengobatan TB paru keluarga pasien TB paru. Peran

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 13


keluarga merupakan motivasi terbesar kurang daripada pasien yang
terhadap diri pasien TB paru. Peran menyatakan ketersediaan obat
tersebut, pasien akan lebih rajin dikategorikan cukup.20
mengambil dan meminum obat TB paru
berdasarkan jadwal tertulis yang sudah Faktor terkait lama pengobatan
ditentukan petugas TB paru pada kartu TB paru di lima puskesmas se-
kuning pasien/kartu jadwal kunjungan Kota Pekanbaru
berobat. Jika dihari yang ditentukan Mayoritas lama pengobatan
petugas TB paru tidak ada bertugas TB paru yang dijalani pasien TB
karena ada pelatihan atau posyandu, paru di lima puskesmas se-Kota
maka pasien tetap berobat dihari esok Pekanbaru adalah berada pada
dan tetap menunggu didepan ruangan tahapan intensif Kategori 1 bulan
petugas TB. ke-2 (22,7%). Berdasarkan hasil
Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
penelitian Nurwadji dan Fajri T peneliti, didapatkan bahwa pasien
menunjukkan bahwa motivasi pasien TB rata-rata berada pada pengobatan
paru dikategeorikan kuat berada di Tahapan intensif Kategori 1 bulan
Puskesmas Mojokerto (67%), sedangkan ke-2. Pengobatan TB paru memakan
hasil penelitian Pambudi U menunjukkan waktu 6 bulan sehingga pasien TB
bahwa motivasi pasien TB dikategorikan paru merasa jenuh dalam meminum
baik (92,68%).22,33 obat. Semakin lama pengobatan TB
paru maka semakin sedikit yang
Faktor terkait ketersediaan obat TB patuh dan semakin sedikit
paru di lima Puskesmas se -Kota terdatanya pasien TB paru yang
Pekanbaru patuh berobat dan meminum obat
Ketersediaan obat TB paru di TB paru sampai selesai. Pasien TB
lima puskesmas se-Kota Pekanbaru paru yang tergolong dalam masa
dikategorikan baik (100%). Berdasarkan pengobatan Tahapan intensif, maka
penelitian ini, didapatkan bahwa pasien tingkat kepatuhan pasien lebih
tidak kekurangan obat TB paru karena tinggi dibandingkan pasien yang
peran petugas TB paru puskesmas selalu sedang menjalani pengobatan TB
mengkonfirmasi jumlah obat yang tersisa paru pada tahapan lanjutan.
dan yang akan habis ke kepala Hasil penelitian ini didukung
puskesmas atau pemerintah setempat, oleh Sakanthi CG, didapatkan
sehingga obat TB paru selalu tersedia bahwa paling banyak pasien TB
terutama saat jadwal kunjungan pasien paru menjalani pengobatan TB
TB paru yang berobat. Hasil penelitian berada pada Tahapan intensif
ini berbanding terbalik dengan Senewe Kategori 1 bulan ke-2 (25%) dan
FP, menunjukkan bahwa ketersediaan pada penelitian Heryanto, dkk,
obat TB di Puskesmas Depok (Jawa menunjukkan bahwa lama
Barat) dikategorikan kurang (53%) pengobatan TB paru yang dijalani
sehingga pasien menjadi tidak patuh pasien TB yaitu <2 bulan
(54,9%). Hasil penelitian tersebut terjadi (23,8%).19,34 Berbeda dengan hasil
berdasarkan pendapat pasien tentang penelitian Pambudi U, menunjukkan
ketersediaan obat TB paru dikategorikan bahwa pasien TB paru berada pada
Tahapan intensif >1-2 bulan

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 14


(26,8%) lebih rendah daripada Tahapan peneliti, yang menunjukkan bahwa
lanjutan >2 bulan (73,17%). PMO tidak aktif mengawasi pasien
TB paru sehingga peran petugas TB
Faktor terkait Peran PMO (Pengawas paru dikategorikan kurang baik
Minum Obat) dalam kepatuhan terhadap pasien TB paru
22,32
pasien terhadap pengobatan TB paru (80,5%).
di lima puskesmas se-Kota Pekanbaru
Peran PMO yang baik berada di Faktor terkait peran keluarga
puskesmas Rejosari, Simpang Tiga, dan terhadap pengobatan pasien TB
Garuda yang masing-masing sebanyak paru di lima puskesmas se-Kota
93,3%. Berdasarkan hasil penelitian yang Pekanbaru
dilakukan oleh peneliti, perilaku pasien Rata-rata peran keluarga
TB paru dipengaruhi oleh pengetahuan, yang baik berada di Puskesmas
keyakinan, sikap mental, tingkat Rejosari dan Garuda (masing-
kebutuhan, tingkat keterikatan dalam masing 100%). Berdasarkan hasil
kelompok dan tingkat kemampuan yang penelitian yang dilakukan oleh
dimiliki individu. PMO merupakan peneliti, didapatkan bahwa
faktor eksternal yang ada di lingkungan dukungan keluarga dikategorikan
pasien TB paru yang akan berpengaruh baik karena adanya bantuan yang
terhadap perilakunya. Berdasarkan diberikan oleh anggota keluarga
penelitian ini, PMO rajin menasehati pasien terhadap pasien berupa
pasien TB paru mengenai jadwal barang, jasa, informasi, dan nasehat.
pengobatan TB paru, cara minum obat Pasien juga mendapatkan dukungan
TB paru, menjelaskan efek samping, yang bersifat suportif sehingga
mengingatkan tidak berhenti minum obat berdampak pada kondisi pasien
TB paru karena bisa resisten dan diulang yang jauh lebih baik daripada
kembali pengobatannya dari awal. Peran mereka yang tidak memiliki
petugas TB yang lainnya adalah jika dukungan positif dari keluarga
pasien tidak berobat ke puskesmas pasien.
berdasarkan jadwal kunjungan berobat Penelitian ini didukung oleh
TB paru, maka petugas TB paru akan hasil penelitian yang dilakukan oleh
menelepon pasien dan mengunjungi Sukmah, dkk, didapatkan bahwa
rumah pasien untuk memastikan sisa dukungan keluarga dikategorikan
obat TB berkurang atau tidak. Jika tidak cukup (76,7%), sedangkan menurut
ada respon dari pasien, maka petugas TB hasil penelitian Ulfah, menunjukkan
akan mengunjungi rumah pasien TB paru bahwa dukungan keluarga pasien
sesuai data pasien yang lengkap di TB termasuk ke dalam kategori baik
register TB 01 dan register TB 03. (52,9%).31,35
Hasil penelitian ini sesuai dengan
Pambudi U yang menunjukkan bahwa Faktor yang paling
sikap petugas TB paru terhadap mempengaruhi kepatuhan pasien
pengobatan pasien TB paru dalam pengobatan TB paru di
dikategorikan baik (100%), sedangkan lima puskesmas se-Kota
menurut penelitian yang dilakukan oleh Pekanbaru
dengan Ariani NW, dkk, berbeda dari Berdasarkan kuesioner yang
hasil penelitian yang dilakukan oleh sudah dilakukan, Rangking question

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 15


yang ditanyakan kepada pasien, pasien berobat pasien TB paru di RS
menyatakan bahwa faktor yang paling Surabaya.19 Perbandingan hasil
berpengaruh terhadap pengobatan TB tersebut tidak sesuai dengan hasil
paru yaitu faktor motivasi untuk sembuh penelitian yang dilakukan oleh
sebanyak 73 orang (97,3%), faktor peran peneliti yang didapatkan bahwa
keluarga sebanyak 60 orang (80%), dan faktor yang mempengaruhi
faktor peran PMO sebanyak 25 orang kepatuhan pasien TB paru adalah
(33,3%). Berdasarkan hasil penelitian faktor keuntungan dan manfaat dari
yang peneliti lakukan secara langsung, penggunaan BPJS / JAMKESDA,
pasien TB paru mayoritas pasien faktor banyaknya obat yang harus
memiliki kepatuhan pengobatan TB paru diminum, dan faktor efek samping
yang tinggi dipengaruhi oleh motivasi obat setelah meminum obat TB paru
pasien yang baik, peran keluarga yang berada pada urutan ke-4, ke-5, dan
baik, dan peran PMO dan keluarga akan ke-7.
mampu mengubah pola fikir pasien
untuk patuh dalam semua prosedur SIMPULAN
pengobatan TB paru sehingga pasien
sembuh. Pasien mengetahui bahwa jika Berdasarkan penelitian yang
tidak patuh berobat TB dan meminum telah dilakukan pada 75 responden
obat TB dengan rutin, maka pasien akan mengenai faktor-faktor yang
beresiko mengulang kembali pengobatan mempengaruhi tingkat kepatuhan
TB parunya dan mengetahui tentang pasien terhadap pengobatan TB paru
penyakit TB paru. Peran-peran tersebut di lima puskesmas se-Kota
merupakan faktor eksternal yang Pekanbaru, dapat diambil simpulan
mayoritas mempengaruhi pasien agar sebagai berikut :
semangat dan patuh berobat serta minum a. Berdasarkan faktor terkait
obat TB paru. pasien yang dominan adalah
Pengaruh biaya transportasi dan mayoritas berusia> 45 tahun,
jenis obat lain yang diminum dikatakan jenis kelamin yang dominan
kurang mempengaruhi karena rata-rata adalah laki-laki. Jarak rumah
pasien tidak mengeluarkan biaya sampai pasien menuju puskesmas rata-
ratusan ribu dan hanya menggunakan rata jauh (>2 Km) sehingga
kendaraan sepeda motor yang pasien mengambil alternatif alat
kelebihannya adalah biaya bensin murah transportasi yang digunakan
serta dapat menghindari macet dan bisa adalah motor (sepeda
digunakan hampir setiap orang. Jenis motor/honda) untuk
obat lain selain obat TB paru menghindari macet yang
dikategorikan kurang mempengaruhi panjang dan segera sampai ke
karena jarang dikonsumsi pasien TB puskesmas. Melihat pekerjaan
paru. pasien, mayoritas bekerja
Hasil penelitian ini berbeda sebagai wiraswasta sehingga
dengan Sakanthi CG yang mengatakan mempengaruhi penghasilan
bahwa faktor banyak obat yang ditelan, pasien. Mayoritas penghasilan
efek samping, biaya pengobatan dan pasien <1 juta. Pekerjaan dan
BPJS merupakan faktor ke-4, ke-6, ke- 7, penghasilan dipengaruhi
dan ke-9 yang mempengaruhi kepatuhan pendidikan yang sudah

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 16


ditempuh, mayoritas pendidikan DAFTAR PUSTAKA
terakhir adalah tamatan 1. Price SA, Santridge MP, Wilson
SMA/MA/Sederajat. LM, editor. Patofisiologi konsep
b. Sebagian besar tingkat pengetahuan klinis proses-proses penyakit.
pasien terhadap pengobatan TB paru Jakarta: EGC;2012;2(6):852-62.
di lima puskesmas se-Kota
Pekanbaru dalam kategori baik. 2. Bagiada IM, Primasari NLP.
Pengetahuan dengan kategori baik Faktor-Faktor yang
adalah pasien memiliki pemahaman mempengaruhi ketidakpatuhan
terhadap pengobatan TB paru dan penderita tuberkulosis dalam
berusaha menerapkan dalam berobat di Poliklinik DOTS
kehidupan sehari-hari pasien. RSUP Sanglah Denpasar.
c. Faktor terkait pasien berdasarkan Denpasar: J Peny Dalam;
sikap pasien terhadap pengobatan 2010;11(3):158-9. [dikutip 9
TB paru di lima puskesmas se-Kota Januari 2014]. Diunduh dari :
Pekanbaru dikatakan baik. http://ojs.unud.ac.id/index.php/ji
d. Faktor terkait pasien berdasarkan m/article/download/3906/2899.
motivasi pasien terhadap pengobatan
TB paru di lima puskesmas se-Kota 3. World Health Organizationin.
Pekanbaru dikatakan baik. The Global plan to stop TB
e. Faktor terkait ketersediaan 2011-2015. Geneva; 2015.
pengobatan TB di lima puskesmas
se-Kota Pekanbaru dikategorikan 4. Harian Andalas Lugas &
baik. Cerdas. Indonesia peringkat ke-
f. Pasien TB di lima puskesmas se- 2 dunia. [Diakses pada tanggal
Kota Pekanbaru rata-rata lama masa 20 Maret 2015, pukul 09:52].
pengobatannya masih pada tahapan Diunduh dari:
intensif kategori 1 bulan ke-2. http://harianandalas.com/kanal-
g. Semua tindakan atau peran PMO medan-kita/indonesia-peringkat-
dalam kategori baik terhadap 2-tb-dunia dan
pengobatan TB paru yang sedang http://dinkesriau.net/berita-498-
dijalani pasien TB. 24-maret-2015-adalah-hari-tb-
h. Peran keluarga pasien TB paru sedunia-world-tb-day.html.
dalam kategori baik terhadap
pengobatan TB paru yang selama 5. Perkumpulan Pemberantasan
dijalani pasien TB paru sampai Tuberkulosis Indonesia.TB di
selesai. Indonesia peringkat ke-4.
i. Faktor-faktor yang mempengaruhi [Diakses pada tanggal 2 Januari
pasien terhadap pengobatan TB paru 2014]. Diunduh dari :
terdapat 3 faktor yang http://www.ppti.info.
mempengaruhi yaitu motivasi untuk
sembuh, peran keluarga, peran 6. World Health Organization.
petugas puskesmas dan Pengawas Guidelines on the management
Minum Obat (PMO). latent tuberculosis infection.
Geneva; 2015. p. 23-2.

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 17


7. World Health Organization. Global Fransisco Hospital; San
tuberculosis report 2015. Fransisco, CA 94110, USA;
Geneva;2016. p. 1- 8. 2014.

8. Beard, Kathryn.Tuberculosis in 14. Badan POM(Badan Pengawas


Indonesia.From: Secretary of Health, Obat dan Makanan) Republik
Indonesia, To: Minister of Finance Indonesia. Kepatuhan pasien :
Indonesia. USAID Health: Infectious faktor penting dalam
Diseases, Tuberculosis, Countries, keberhasilan terapi. InfoPOM.
Indonesia. U.S : Agency for 2006;7(5):3. [dikutip 9 Januari
International Development. [Updated 2014].Diunduh dari :
2009 May; cited 2016 Januari 20]. http://perpustakaan.pom.go.id/K
Available from : oleksiLainnya/Buletin%20Info
http://www.usaid.gov/our_work/glob %20POM/0506.pdf.
al_health/id/tuberculosis/countries/as
ia/indonesia_profile.html.Ibid. 15. Adah R, Lestari S. Perilaku
minum obat pada penderita
9. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. tuberkulosis(TB) paru di
Laporan tahunan TB tahun 2013. Kecamatan Johar
Pekanbaru: Dinas Kesehatan Baru[Tesis]Purwokerto:
Provinsi Riau;2013. Prosiding Seminar Nasional
Kesehatan Jurusan Kesehatan
10. Rustam M. Laporan tahunan TB Masyarakat
tahun 2009-2014. Pekanbaru: Dinas Unsoed;2012.[dikutip 9 Januari
Kesehatan Provinsi;2015. 2014]. Diunduh dari :
http://kesmas.unsoed.ac.id/sites/
11. Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. default/files/file-
Rekapitulasi penemuan kasus unggah/rifqotussa’adah20.pdf.
tuberculosis (TB 07,08,11) Dinas
Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 16. Pare Al, Amiruddin R, Leida I.
2015. Pekanbaru; 2016. Hubungan antara pekerjaan,
PMO, pelayanan kesehatan,
12. Puskesmas Sidomulyo Rawat Jalan dukungan keluarga dan
Pekanbaru. Laporan bulanan TB diskriminasi dengan perilaku
Formulir TB, Unit Pelayanan berobat pasien TB paru.
Kesehatan (UPK) (Register TB Unit Makassar: Bagian Epidemiologi
Pelayanan Kesehatan tahun 2014 dan Fakultas Kesehatan Masyarakat
2015) dan register pasien yang Universitas Hasanuddin;2013.
berobat tahun 2015. Pekanbaru: [dikutip 27 April 2016].
Puskesmas Sidomulyo; 2016. Diunduh dari :
http://repository.unhas.ac.id/han
13. International Standards For dle/123456789/3282.
Tuberculosis Care. Diagnosis
treatment public health. University 17. Direktorat Jenderal
of California, San Fransisco; San Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 18


Pelatihan tatalaksana TB bagi Tuberculosis and Lung
pengelola program TB di fasilitas Disesase.Mac Millan-Africa,
pelayanan kesehatan : materi inti Malaysia;Third Edition;2009.
jejaring program pengendalian 24. Kementerian Kesehatan
tuberkulosis. Jakarta : Kementrian Republik Indonesia.Profil
Kesehatan Republik Indonesia ; Kesehatan Indonesia 2012.
2012. h. 2. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia;2013.
18. Direktorat Jenderal Pengendalian 25. Setyowati DRD. Evaluasi
Penyakit dan Penyehatan tingkat kepatuhan penggunaan
Lingkungan. Pedoman nasional obat Tuberkulosis di Puskesmas
pengendalian tuberkulosis. Jakarta: Kabupaten Sukoharjo.
Departemen kesehatan Republik Surakarta:Fakultas Farmasi
Indonesia; 2014. h. 1-2. Universitas
19. Sakanthi CG. Faktor-faktor yang Muhammadiyah;2012. Diunduh
mempengaruhi kepatuhan berobat dari :
penderita TB paru di Rumah Sakit http://eprints.ums.ac.id/20688/1
Paru Surabaya[Skripsi]. Surabaya: 1/NASKAH_PUBLIKASI.pdf.
Program studi pendidikan dokter 26. Kurniawan F,dkk. Kepatuhan
Universitas Katolik Widya berobat penderita tuberkulosis
Mandala;2015. paru di puskesmas, kota
20. Senewe FP. Faktor-faktor yang Jayapura, Provinsi Papua tahun
mempengaruhi kepatuhan berobat 2010. Papua:Damianus Journal
penderita tuberkulosis paru di of medicine.h.56-2.10(2);2011.
Puskesmas Depok. Jawa 27. Erawatyningsih E, Purwanta S ,
Barat:Peneliti Litbang Ekologi et al. Factors affecting
Kesehatan, Badan Litbangkes;1997. incompiance with medication
21. Direktorat Jenderal Pengendalian among lung tuberculosis
Penyakit dan Penyehatan patients.Yogyakarta:Fakultas
Lingkungan. Pelatihan tatalaksana Kedokteran Universitas Gajah
TB bagi pengelola program TB di Mada;2009:25(3):117-23.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan : [dikutip 9 Januari 2014].
materi inti komunikasi, informasi Diunduh dari :
dan edukasi tuberkulosis. Jakarta : http://journal.ugm.ac.id/index.p
Kementrian Kesehatan Republik hp/bkm/article/view/3558/3047.
Indonesia; 2012. h. 24. 28. Kondoy, PPH, dkk. Faktor-
22. Pambudi U. Evaluasi tingkat faktor yang berhubungan
kepatuhan pasien terhadap dengan kepatuhan berobat
penggunaan obat tuberkulosis di pasien tuberkulosis paru di lima
Puskesmas Kartasura Sukoharjo puskesmas se-Kota Manado.
pada Desember 2012. Manado:3(2);2014.
Surakarta:Fakultas Farmasi 29. Dr. Sylvia RP, dr.Noor.DE, dr.
Universitas Muhammadiyah Hilda T. Faktor-faktor yang
Surakarta;2013. mempengaruhi tingginya angka
23. Crofton’s. Clinical Tuberculosis S. suspek tuberkulosis di
International Union Agains Puskesmas Perawatan Ratu

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 19


Agung. Bengkulu:Universitas obat pada pasien tuberkulosis
Bengkulu;2011. (TBC) diwilayah kerja
30. Erawatyningsih E, Purwanta S , et al. Puskesmas Pamulang Kota
Factors affecting incompiance with Tangerang Selatan tahun 2011.
medication among lung tuberculosis Jakarta:UIN Syarif
patients.Yogyakarta:Fakultas Hidayatullah:p.58-74;2013.
Kedokteran Universitas Gajah
Mada;2009:25(3):117-23. [dikutip 9
Januari 2014]. Diunduh dari :
http://journal.ugm.ac.id/index.php/bk
m/article/view/3558/3047.
31. Sukmah, Mahyudin, Suarnianti.
Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan berobat pada
pasien TB paru di RSUD Daya
Makassar. Makassar: RSUD Provinsi
Labuang Baji Makassar;
2010;2(5):79-80. [dikutip 9 Juni
2014]. Diunduh dari :
http://library.stikesnh.ac.id/files/disk
1/6/e-
library%20stikes%20nani%20hasanu
ddin--sukmahmahy-267-1-
25137684-1.pdf.
32. Ariani NW, Rattu AJM, Rataq B.
Faktor-faktor yang berhubungan
dengan keteraturan minum obat
penderita tuberkulosis paru di
wilayah kerja Puskesmas Modayaq,
Kabupaten Bolaang Mongondow
Timur.
Manado:ArtikelPenelitian;2015.
33. Nurwidji, Fajri T. Hubungan
motivasi kesembuhan dengan
kepatuhan penatalaksanaan
pengobatan pada pasien TB paru di
wilayah kerja Puskesmas Mojosari
Mojokerto.
Mojokerto:p.75.2(5);2013.
34. Heryanto MDA, Kumally FM.
Treatment history of tuberculosis
mortality cases in Bandung district.
Bandung:Jurnal Ekologi
Kesehatan:p.1-6:1(3);2004.
35. Ulfa M. Hubungan dukungan
keluarga dengan kepatuhan minum

JOM FK Vol.4 No.2 OKT 2017 Page 20

S-ar putea să vă placă și