Sunteți pe pagina 1din 10

Jurnal Etika Demokrasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Volume 4 No. 1 Januari 2019


ISSN e-2615-4374 ISSN p-2540-8763

Jurnal Etika Demokrasi

PPKn
Jurnal Etika Demokrasi Pendidikan Pancasila http://journal.unismuh.ac.id/index.php/jed

www.unismuh.ac.id dan Kewarganegaraan


Vol 4 Januari No. 1 2019

Analisis Pelaksanaan Pembelajaran PPKn dalam Pembentukan Karakter Siswa SMP


Muhammadiyah 1 Makassar
Muhajir1) & Nandri Sugiarti2)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar1)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar2)
muhajir@unismuh.ac.id1) nandrisugiarti@unismuh.ac.id2)

Abstract. Pancasila education and citizenship is a planned business and is a continuous process. The large number
of shifts in the lives of Indonesian students is currently a very important problem for education in Indonesia. This
study aims to: (1) analyze the implementation of PPKn learning in student character formation, and (2) find out the
challenges faced by PPKn teachers in forming the character of students of Makassar 1 Muhammadiyah Middle
School. This research is a descriptive qualitative study. Data source samples were taken using Purposive sampling
technique. Research variables include the implementation of PPKn learning and student character. Data collection
techniques using interviews, documentation, and observation. The results of the study indicate that First, the
implementation of PPKn learning carried out by the teacher in the class has included character values; Second, the
factors that inhibit character formation are students 'lack of understanding of character, lack of PPKn lesson hours,
and students' self awareness; Third, how to minimize obstacles, namely to provide understanding and examples to
students about character values, increase PPKn lesson hours in schools, and foster awareness in students about the
importance of character.
Keywords : Learning Implementation, PPKn, Student Character.

Abstrak. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan adalah usaha terencana dan merupaka proses yang
berkesinambungan. Banyaknya pergeseran kehidupan pelajar Indonesia saat ini menjadi sebuah masalah yang
sangat penting bagi pendidikan di indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis pelaksanaan
pembelajaran PPKn dalam pembentukan karakter siswa, dan (2) mengetahui tantangan yang dihadapi guru PPKn
dalam pembentukan karakter siswa SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
deskriptif. Sampel sumber data diambil menggunakan teknik Purposive sampling. Variabel penelitian meliputi
pelaksanaan pembelajaran PPKn dan karakter siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara,
dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertama, pelaksanaan pembelajaran PPKn yang
dilaksanakan oleh guru di kelas sudah memasukkan nilai-nilai karakter; Kedua, faktor-faktor yang menghambat
pembentukan karakter adalah tidak pahamnya siswa tentang karakter, kurangnya jam pelajaran PPKn, serta
kesadaran diri siswa tersebut; Ketiga, cara meminimalisir kendala yaitu memberikan pemahaman serta contoh
kepada siswa tentang nilai-nilai karakter, menambah jam pelajaran PPKn di sekolah, serta menumbuhkan
kesadaran dalam diri siswa tentang pentingnya karakter.
Kata kunci: Pelaksanaan Pembelajaran, PPKn, Karakter Siswa.

Jurnal Equilibrium e-2477-0221 p-2339-2401 37


Jurnal Etika Demokrasi p-2339-2401 e-2615-4374 37
Jurnal Etika Demokrasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Volume 4 No. 1 Januari 2019
ISSN e-2615-4374 ISSN p-2540-8763

PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia dilanda krisis


Praktek mengajar PPKn saat ini lebih banyak moral, tidak hanya pada tataran pimpinan
berlangsung dengan pendekatan konvensional. pemerintahan dan birokrat semata, tetapi telah
Selama mengajar, guru lebih banyak mengunakan merambah dasar hingga pada anak-anak sekolah.
metode ceramah dan tanya jawab. Siswa Cuma Hal ini bisa dilihat dari tawuran pelajar, kriminal
menjadi pendengar di dalam kelas, kemudian anak-anak remaja, dan sebagainya. Ini
menjawab soal. Pembelajaran berlangsung menunjukkan bangsa kita telah kehilangan jati diri
monoton dan guru menjadi satu satunya sumber dan karakternya. Di sisi lain karakter merupakan
informasih. Selain itu, mengajar PPKn jarang kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas
mengunakan media yang menunjang. Pembelajaran baik, yang tercermin dalam kesadaran,
seperti ini jelas amat membosankan. pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa
Pembelajaran tidak kontekstual, materi PPKn dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati,
sebetulnya banyak yang bisa di ajarkan sesuai olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok
realita kehidupan siswa. Tapi, dalam prakteknya, orang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma, UUD
karna telah terbiasa mengajar dengan ceramah, 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka
akhirnya semua materi disajikan dalam bentuk Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI,
ceramah dan tanya jawab. Apa yang diperoleh sehingga pendidikan karakter perlu dimiliki dan
siswa sekadar apa yang di sampaikan gurunya. ditanamkan kepada siswa.Tujuan dari penelitian ini
Itupun jika terserap semua. adalah untuk mengetahui dan membuktikan
Negara Indonesia merupakan suatu negara pengaruh pembelajaran pendidian
yang menaruh perhatian besar pada masalah kewarganegaraan (PKn) terhadap pembentukan
pendidikan karakter. Kurikulum sekolah mulai dari karakter siswa.
tingkat paling rendah hingga paling tinggi,
mengalokasikan waktu yang cukup banyak bagi METODE PENELITIAN
bidang studi potensial untuk pembinaan karakter Jenis penelitian yang digunakan dalam
atau akhlak yaitu PPKn. penelitian ini adalah penelitian kualitatif (Non
Namun, pada kenyataannya kebanyakan dari Probability). Metode penelitian kualitatif adalah
siswa tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan. metode penelitian naturalistik karna penelitiannya
PPKn yang diyakini mampu meminimalisir dan dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut juga
membendung rusaknya moral anak bangsa, saat ini sebagai metode etnographi, karena pada awalnya
masih ironi, serbab masih ditemukan kesenjangan motede ini lebih banyak digunakan untuk penelitian
antara harapan dengan kenyataan yang ada dalam bidang antropologi budaya disebut sebagai metode
dunia pendidikan. Indonesia sedang dihadapkan kualitatif, karna data yang terkumpul dan
pada masalah mentalitas yang terkait dengan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Instrumen
masalah karakter seperti sifat yang meremehkan penelitian adalah alat yang dipakai untuk
mutu, suka menerabas, tidak percaya diri sendiri, memperoleh data, adapun instrumen yang dipakai
tidak berdisiplin murni, dan suka mengabaikan yaitu:
tanggung jawab. 1. Lembar observasi adalah lembar kerja yang
Sumber dari musibah dan bencana yang berfungsi untuk mengobservasi dan mengukur
telah meluluhkan moralitas bangsa ini adalah tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan
terabaikannya pendidikan karakter. Kementrian pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar
Pendidikan Nasional mencanangkan gerakan dikelas.
nasional berupa pendidikan karakter, dengan 2. Lembar wawancara, Wawancara merupakan
adanya pendidikan karakter tersebut diharapkan percakapan antara dua orang atau lebih dan
mampu menjadi solusi atas rapuhnya karakter berlangsung antara narasumber dan
bangsa selama ini. pewawancara .
Jurnal Equilibrium e-2477-0221 p-2339-2401 38
Jurnal Etika Demokrasi p-2339-2401 e-2615-4374 38
Jurnal Etika Demokrasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Volume 4 No. 1 Januari 2019
ISSN e-2615-4374 ISSN p-2540-8763

Pelaksanaan Pembelajaran PPKn dalam


Adapun tekhnik pengumpulan data (a) pembentukan karakter siswa
Observasi. dalam penelitian ini observasi di lakukan Pelaksanaan Pembelajaran PPKn
dalam beberapa tahapan sebagai berikut observasi Berdasarkan wawancara dengan Dra.
Nuraidah selaku guru PPKn kelas VII, dalam
sikap dan perilaku warga sekolah dan keadaan
memulai pembelajaran guru akan mengucapkan
lingkungan sekolah dan observasi dalam salam, dan siswa menjawabnya, kemudian
pembelajaran ppkn. (b) Wawacara. Tehnik membaca doa dipimpin oleh ketua kelas. Dalam
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini pengamatan/observasi langsung di kelas VII,
adalah wawancara langsung. Berupa interfiu secara peneliti melihat bahwa saat memulai pelajaran
mendalam kepada informan. Percakapan ini guru memperhatikan seluruh siswa, apakah masih
dilakukan oleh kedua pihak, yaitu pewawancara ada sudah lengkap atau belum, kemudian meminta
seluruh siswa memperhatikan seluruh lingkungan
yang memberi pertanyaan dan yang diwawancarai
kelas apakah sudah bersih atau belum, bila masih
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (c) ada sedikit sampah, maka siswa diminta untuk
Dokumentasi. Metode ini digunakan untuk mencari memungut sampah tersebut. Setelah siswa siap
dan mengumpulkan data serta informasi tertulis dari segi tempat dan kelengkapan, maka guru akan
yang berhubungan dengan masalah penelitian. meminta ketua kelas untuk membaca doa sebelum
Salah satu dokumen yang diperlukan dalam belajar, kemudian mengarahkan siswa untuk
membaca Al-quran dengan meminta satu orang
penelitian ini yaitu RPP Guru.
untuk memimpin. Setelah selesai semua baru
dimulai materi PPKn.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dokumentasi kelas VII,
guru memulai pembelajaran dengan
Gambaran Lokasi Umum
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
SMP Muhammadiyah 1, disingkat “Spemsa”
dicapai, kemudian guru memotivasi siswa dengan
mulai beropersi tahun 1948 bertempat di Jl.
cara memberikan tanya jawab tentang materi yang
Muhammadiyah No. 52. Pada tahun 1974 sekolah
ingin dipelajari.
ini dipindahkan ke Jl.Urip Sumoharjo Lr.81/12
Berdasarkan hasil wawancara dengan Drs.
menempati tanah wakaf dari Bapak Husain
Muh. Anas selaku guru PPKn kelas VIII, beliau
Manuntungi seluas 2100 m2. Sejak tahun 1950-an
mengatakan saat memulai pembelajaran
sekolah ini terkenal dengan nama “SMP
diwajibkan membaca doa, serta penghuni kelas
Muhammadiya Bersubsidi”.Kemudian pada tahun
harus dalam keadaan siap untuk menerima
1985 sekolah ini berubah status menjadi “ SMP
pelajaran. Melihat hasil pengamatan langsung di
Muhammadiyah Disamakan”. Selanjutnya berubah
kelas VIII, siswa memulai pelajarn PPKn dengan
menjadi SMP Muhammadiyah I Makassar. Seperti
membaca doa dan mengucapkan salam, kemudian
yang telah diuraikan sebelumnya bahwa penelitian
guru mngabsen seluruh siswa, apakah hadir semua
ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan
atau tidak.
pembelajaraan PPKn dalam membentuk karakter
Dari dokumentasi kelas VIII diketahui bahwa
SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Berdasarkan
pembelajaran PPKn di kelas dimulai dengan: Guru
hasil penelitian yang telah dilaksanakan ditemukan
mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik
beberapa data yang diharapkan dapat menjawab
untuk mengikuti pembelajaran dengan diawali
permasalahan. Berikut adalah pemaparan atau
berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik,
deskripsi hasil wawancara, observasi, dan
kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis
dokumentasi.
dan sumber belajar; Guru memberi motivasi
Guna memperoleh gambaran data tentang
dengan membimbing peserta didik memahami
pelaksanaan pembelajaran PPKn dalam
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
membentuk karakter siswa SMP Muhammadiyah 1
pandangan hidup bangsa; Guru mengingatkan
Makassar pada tahun 2018/2019 dara tersebut
kembali tentang konsep-konsep yang telah
disajikan sebagai berikut:
dipelajari oleh peserta didik yang berhubungan
dengan materi baru yang akan dipelajari; Guru
melakukan apersepsi melalui tanya jawab
mengenai nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara
Jurnal Equilibrium e-2477-0221 p-2339-2401 39
Jurnal Etika Demokrasi p-2339-2401 e-2615-4374 39
Jurnal Etika Demokrasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Volume 4 No. 1 Januari 2019
ISSN e-2615-4374 ISSN p-2540-8763

dan pandangan hidup bangsa; Guru menyampaikan paga kegiatan inti, siswa diminta untuk berdiskusi
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang mengenai materi yang telah diterima.
akan dicapai; Guru membimbing peserta didik Saat melakukan pengamatan di kelas VII,
melalui tanya jawab tentang manfaat proses guru menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran; Guru menjelaskan materi dan pembelajaran, guru bertindak aktif (pembicara),
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta dan siswa bertindak pasif (pendengar), namun
didik. setelah pemberian materi selesai, siswa diminta
Berdasarkan data yang diperoleh pada saat berperan aktif dengan cara berdiskusi mengenai
peneliti melakukan pengamatan di kelas IX dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru.
tujuan mengetahui pelaksanaan pembelajaran PKn Kegiatan inti dimulai dengan mengamati,
di kelas, kegiatan guru dalam mengawali menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
pembelajaran adalah pertama guru masuk ke kelas, dan mengumpulkan. Sedangkan dalam pengamatan
lalu mengucapkan salam, menanyakan siapa yang di kelas VIII, peneliti melihat bahwa semua langkah
piket kebersihan kelas karena kelas terlihat masih pembelajaran sesuai dengan yang tercantum,
kotor, kemudian guru memberitahukan tentang dimana kegiatan inti diawali dengan mengamati,
apa yang akan di pelajari hari ini, tujuan menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
pembelajaran yang akan dicapaitetapi masih dan mengomunikasikan.
terbatas tujuan pencapaian materi, belum pada Berdasarkan dokumentasi kelas IX, kegiatan
pencapaian karakter. inti diawali dengan pembentukan kelompok,
Berdasarkan dokumentasi kelas IX, kegiatan kemudian setiap kelompok diminta untuk melihat,
awal dalam memulai pembelajaran yaitu: Orientasi mengamati, membaca, mendengar, serta
(Melakukan pembukaan dengan salam pembuka menyimak materi yang ingin dipelajari; siswa
dan berdoa untuk memulai pembelajaran, diminta bertanya tentang materi yang belum
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap dipahami; siswa mengumpulkan materi dari
disiplin, Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik berbagai sumber yang ada (buku); siswa
dalam mengawali kegiatan pembelajaran), mendiskusikan materi yang dipelajari dengan
Apersepsi (Mengaitkan materi pembelajaran yang anggota kelompok masing-masing, siswa
akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik mempresentasikan hasil diskusi, dan kelompok
dengan tema sebelumnya, Mengingatkan kembali yang lain harus membaerikan pertanyaan kepada
materi prasyarat dengan bertanya, Mengajukan kelompok yang naik (bertukar informasi); guru
pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan menambah keluasan dan kedalaman sampai
pelajaran yang akan dilakukan), Motivasi kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari
(Memberikan gambaran tentang manfaat solusi dari berbagai sumber yang memiliki
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari, pendapat yang berbeda sampai kepada yang
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur,
pertemuan yang berlangsung, Mengajukan teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan
pertanyaan), Pemberian Acuan (Memberitahukan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
materi pelajaran yang akan dibahas pada induktif serta deduktif dalam menyimpulkan; guru
pertemuan saat itu, Memberitahukan tentang menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung, media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur,
Pembagian kelompok belajar, Menjelaskan teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai mengungkapkan pendapat dengan sopan; guru
dengan langkah-langkah pembelajaran). bertanya atas presentasi yang dilakukan dan
Berdasarkan dokumentasi kelas VII, guru peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menyampaikan materi menggunakan metode menjawabnya; guru menyimpulkan tentang point-
ceramah, siswa sebagai penerima materi point penting yang muncul dalam kegiatan
diharapkan dapat mendengar materi dengan pembelajaran yang baru dilakukan; siswa
saksama karena metode ceramah sangat mengacu menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku
pada pendengaran, apabila siswa tidak pegangan peserta didik atau lembar kerja yang
memperhatikan penjelasan guru maka akan sulit telah disediakan; siswa bertanya tentang hal yang
untuk memahami isi materi tersebut. Di akhir sesi belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa; terakhir siswa
Jurnal Equilibrium e-2477-0221 p-2339-2401 40
Jurnal Etika Demokrasi p-2339-2401 e-2615-4374 40
Jurnal Etika Demokrasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Volume 4 No. 1 Januari 2019
ISSN e-2615-4374 ISSN p-2540-8763

menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik,
buku pegangan peserta didik atau pada lembar guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
kerja yang telah disediakan secara individu untuk pertemuan berikutnya.
mengecek penguasaan siswa terhadap materi Berbeda dengan hasil observasi yang
pelajaran. dilakukan di kelas VIII, kegiatan penutup yang
Kemudian pemaparan data yang diperoleh dilakukan adalah: guru memotivasi siswa,
dari observasi dan pengamatan kepada sumber memberikan kesimpulkan tentang materi, namun
penelitian di SMP Muhammadiyah 1 Makassar dalam pelaksanaannya sesi akhir penutup
tentang kegiatan strategi pembelajaran yang dilaksanakan dengan membaca doa setelah belajar
dilakukan guru pada inti pembelajaran, dan ucapan salam.
menyatakan bahwa guru di SMP Muhammadiyah 1 Berdasarkan dokumentasi kelas IX, langkah
Makassar masih melaksanakan pembelajaran yang kegiatan penutup yang dilaksankan adalah:
sangat sederhana yaitu dengan ceramah bervariasi, peeserta didik (membuat resume dengan
penugasan, diskusi dan tanya jawab yang bersifat bimbingan guru tentang point-point penting yang
ekspositori sehingga belum menerapkan muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
pembelajaran aktif pada pembelajaran PPKn. dilakukan, mengagendakan pekerjaan rumah,
Padahal pembelajaran saat ini dituntut agar siswa mengagendakan materi yang harus dipelajari pada
berperan aktif. pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau
Berdasarkan dokumentasi RPP kelas VII, dirumah), guru (memeriksa pekerjaan siswa yang
kegiatan penutup yang dilakukan adalah guru selesai langsung diperiksa, peserta didik yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk selesai mengerjakan soal dengan benar diberi paraf
bertanya bila dirasa belum jelas, guru serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian
menyimpulkan hasil penjelasan dengan singkat, portofolio, memberikan penghargaan kepada
peserta didik mencatat simpulan akhir, serta kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama
peserta didik mencatat tugas-tugas kegiatan yang yang baik).
diberikan guru. Sejalan dengan yang dilakukan sesuai di kelas
Sesuai dengan hasil observasi kegiatan IX yaitu: guru meminta peserta didik membuat
penutup di kelas VII, kegiatan penutup diawali ringkasan tentang materi yang telah dipelajari,
dengan guru bertanya kepada peserta didik, memberi pekerjaan rumah kepada siswa berupa
tentang materi yang telah dipelajari, serta bertanya soal (kerja dulu di sekolah, bila sudah selesai guru
apakah sudah paham atau belum; setelah itu guru langsung memeriksa, bila belum dibawa ke rumah),
menyimpulkan materi hari ini, selanjutnya guru guru memberi materi inti (materi selanjutnya),
memberikan motivasi kepada siswa, dan terakhir membaca doa sesudah pelajaran dan diiringi
membaca doa setelah belajar disertai ucapan ucapan salam.
salam. Dokumen perencanaan pembelajaran (RPP).
Guru membimbing peserta didik Data dokumentasi perencanaan
menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya pembelajaran yang diperoleh peneliti adalah
jawab klasikal dan mendorong siswa untuk selalu silabus dan RPP. Berdasarkan dokumentasi yang di
bersyukur atas karunia Tuhan, guru melakukan peroleh di SMP Muhammadiyah 1 Makassar, dalam
refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses silabus kelas VII tertulis beberapa nilai karakter
pembelajaran yang telah dilakukan, guru yang akan dikembangkan dalam pembelajaran
memberikan umpan balik atas proses pembelajaran PPKn. Nilai karakter tersebut antara lain; dapat
dan hasil telaah individu maupun kelompok, guru dipercaya, tekun, rasa hormat, perhatian, tanggung
melakukan tes tertulis dengan menggunakan Uji jawab, nilai karakter tekun, tanggung jawab,
Kompetensi atau soal yang disusun guru sesuai kepedulian lingkungan, disiplin, dan
tujuan pembelajaran, guru dapat meminta peserta kewarganegaraan. Kemudian dalam silabus kelas
didik untuk meningkatkan pemahamannya tentang VIII tertulis antara lain; berpikir strategis, kritis,
konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari dari bertanggung jawab, dapat dipercaya, berani,
buku-buku pelajaran yang relevan atau sumber ketulusan, integritas, peduli, kewarganegaraan, dan
informasi lainnya, guru merencanakan kegiatan nasionalisme. Sedangkan dalam RPP tertulis nilai
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, karakter yang akan dikembangkan dalam
program pengayaan, layanan konseling dan/atau pembelajaran anta lain; sera pada RPP kelas IX
memberikan tugas baik tugas individual maupun
Jurnal Equilibrium e-2477-0221 p-2339-2401 41
Jurnal Etika Demokrasi p-2339-2401 e-2615-4374 41
Jurnal Etika Demokrasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Volume 4 No. 1 Januari 2019
ISSN e-2615-4374 ISSN p-2540-8763

jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, Dilihat dari observasi langsung, media yang
gotong royong), santun, percaya diri. digunakan adalah papan tulis dan gambar-gambar
Media Pembelajaran yang berhubungan dengan materi.
Dalam penelitian yang dilakukan di SMP Evaluasi Pembentukan Karakter dalam
Muhammadiyah 1 Makassar, menurut Dra. Pelaksanaan Pembelajaran PPKn
Nuraidah dalam wawancara, media yang sering Dalam mengevaluasi pendidikan karakter
digunakan adalah lembar kerja siswa, lembar siswa kelas VII, menurut Dra. Nuraidah beliau
penilaian, LCD atau proyektor namun kadang menggunakan angket (instrumen penilaian sikap),
menyesuaikan materi yang diajarkan, serta setiap siswa akan dilihat bagaimana karakternya
mengaitkannya dengan materi pelajaran yang dalam belajar terutama PPKn, angket tersebut
sedang dipelajari. Untuk materi yang sedang digunakan untuk melihat sikap baik dan buruk
dipelajari ini guru menggunakan media gambar, siswa. Melihat dokumentasi kelas VII, tidak ada
dari koran, majalah atau gambar apa saja yang tercantum tentang penilaian sikap, yang ada hanya
berhubungan dengan materi. Dalam RPP, diketahui daftar penilaian kognitif dan psikomotorik, hal ini
bahwa media yang digunakan oleh guru dalam tentu berbeda dengan hasil wawancara yang
pelaksanaan pembelajaran adalah gambar-gambar. dilakukan. Sedangkan, saat peneliti melakukan
Kemudian dalam pengamatan saat beliau pengamatan langsung di kelas VII, penilaian sikap
mengajar di kelas diketahui bahwa media yang yang dilakukan guru yaitu dengan cara mengisi
digunakan oleh guru pada saat pelaksanaan daftar instrumen penilaian sikap, setiap siswa
pembelajaran berlangsung adalah white board, dan dinilai secara pribadi oleh guru, apabila siswa ribut
potongan-potongan gambar. Berdasarkan maka akan dicatat, begitu pula sebaliknya apabila
beberapa data yang didapat dari wawancara, ada siswa yang berbuat baik akan mendapat
dokumentasi, dan pengamatan diatas, dapat penilaian tersendiri dari guru.
diketahui bahwa guru memang menggunakan Dalam menilai pendidikan karakter siswa
media white board, dan gambar-gambar dan telah kelas VIII, menurut Drs. Muh. Anas beliau
melaksanakan pembelajaran menggunakan media melakukan evaluasi, namun cara yang digunakan
yang sesuai dengan RPP. Dalam akhir pembelajaran tidak beliau jelaskan secara detail. Berdasarkan
beliau juga membagikan lembar kerja siswa serta dokumentasi kelas VIII, penilaian karakter siswa
lembar penilaian untuk mengukur hasil belajar dinilai menggunakan instrumen penilaian sikap,
siswa. instrumen yang digunakan sangat detail dan jelas.
Berdasarkan data pengamatan di kelas VIII Saat peneliti melakukan observasi langsung guru
Abdi Awiruddin, S. Pd. Selaku guru PPKn hanya melakukan penilaian sikap dengan langkah sebagai
menggunakan papan tulis dan alat tulisnya. Dan berikut : setiap siswa dinilai sikap tanggung jawab,
berdasarkan data yang diperoleh melalui disiplin, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, dan
dokumentasi dan observasi/pengamatan kepada tanggung jawab dalam dirinya. Guru secara
sumber diatas diketahui bahwa beliau masih langsung menilai siswa dengan memberi skor pada
menggunakan media pembelajaran yang sangat setiap indikator sikap yang ingin dicapai.
sederhana yaitu papan tulis. Dalam wawancara Sehingga berdasarkan pemaparan data yang
beliau mengatakan bahwa media yang digunakan diperoleh dari wawancara, observasi dan
adalah gambar-gambar (rang demo), namun saat pengamatan kepada sumber penelitian di SMP
observasi kelas, peneliti tidak melihat adanya Muhammadiyah 1 Makassar tentang evaluasi yang
gambar, beliau hanya menggunakan papan tulis dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan
sebagai media. pembelajaran PPKn, dapat diketahui bahwa guru di
Sesuai dokumentasi kelas VIII, media yang SMP Muhammadiyah 1 Makassar sudah melakukan
digunakan adalah power point (LCD), namun evaluasi yang berarti pada aspek nilai-nilai karakter
bertolak belakang dengan pelaksanaan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Meskipun
pembelajaran, karena beliau tidak menggunakan belum efektif, setidaknya sudah ada penilaian
LCD melainkan hanya papan tulis. Berdasarkan karakter yang terdapat dalam pelaksanaan
pengamatan di sekolah, sarana prasarana cukup pembelajaran PPKn.
lengkap, sekolah juga sudah mempunya proyektor Tantangan yang dihadapi guru PPKn dalam
(LCD) sendiri. pembentukan karakter siswa
Sesuai dokumentasi kelas IX, media Berdasarkan wawancara yang telah
pembelajaran yang dipakai tidak dicantumkan. dilakukan, menurut Dra. Nuraidah kesulitan dalam
Jurnal Equilibrium e-2477-0221 p-2339-2401 42
Jurnal Etika Demokrasi p-2339-2401 e-2615-4374 42
Jurnal Etika Demokrasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Volume 4 No. 1 Januari 2019
ISSN e-2615-4374 ISSN p-2540-8763

membentuk karakter siswa terjadi apabila ada pembelajaran. Namun guru-guru pun dalam
siswa yang belum tahu menulis dengan baik, siswa pembelajaran dan kesehariannya harus mengejar
tersebut sangat sulit dibentuk karena nilai dasar kurikulum dan berorientasi kepada tes ketimbang
dari karakter itu sendiri ia tak tahu, apalagi ingin pengembangan karakter siswa.
membentuk dan menanamkan karakter dalam Kurangnya jam pembelajaran PPKn
dirinya. Siswa yang demikian harus dibentuk secara Kurangnya jam pelajaran PPKn memberi
khusus, guru harus mempunyai perhatian yang dampak dalam penanaman karakter, setiap guru
terfokus pada dirinya. Jam pelajaran yang sedikit mata pelajaran memang mempunyai kewajiban
membuat pembentukan karakter melalui mengarahkan karakter siswa, namun apabila
pelaksanaan pembelajaran PPKn tidak terlaksana karakter siswa buruk, guru PPKn dan Agamalah
dengan baik, namun sejak berlakunya Kurikulum yang disalahkan, hal ini tentu sangat tidak adil.
K13, pelaksanaan pembelajaran PPKn dalam Salah satu solusi agar karakter siswa dapat
membentuk karakter sudah terlaksana dengan baik, diterapkan dengan baik yaitu dengan menambah
karena jam pelajaran yang dulunya hanya 2 jam jam pelajaran PPKn yang dirasa kurang.
pelajaran kini berubah menjadi 3 jam pelajaran. Rendahnya kesadaran diri siwa
Guru yang sibuk mungkin dapat mengganggu Banyak siswa yang tahu arti dari karakter,
pembentukan karakter, namun menurut beliau namun tidak bisa menanamkan nilai-nilai yang
secara pribadi, tidak ada hambatan dan masalah terkandung di dalamnya, hal ini disebabkan karena
yang berarti dalam pembentukan karakter siswa di banyak siswa yang kesadaran dirinya kurang. Solusi
SMP Muhammadiyah 1 Makassar karena beliau yang dapat diberikan yaitu dengan cara memotivasi
fokus mengajar di sekolah tersebut, tidak mengajar siswa agar terus melakukan hal yang terbaik dalam
di sekolah lain. belajar. Member arahan tentang pentingnya
Menurut Drs. Muh. Anas kesulitan dalam menanamkan karakter sejak dini.
pembentukan karakter berasal dari pribadi siswa, Pembahasan
terkadang ada siswa yang pribadinya sulit diatur, Pembahasan penelitian terfokus pada
sehingga penanaman karakter sulit dilakukan. Ada pelaksanaan pembelajaran PPKn dalam
beberapa penghambat dalam pembentukan membentuk karakter siswa, serta kendala yang
karakter, misalnya kurangnya jam belajar PPKn dihadapi dalam membentuk karakter siswa SMP
(bukan faktor utama), adapun faktor utama yaitu Muhammadiyah 1 Makassar.
kesadaran dalam diri siswa itu sendiri, bagi beliau Berdasarkan kajian secara filosofis,
sekeras apapun guru mencoba apabila kesadran sosiologis, yuridis, dan pedagogis, mata pelajaran
dalam diri siswa itu kurang maka hasilnyapun akan PPKn dalam Kurikulum 2013, secara utuh memiliki
kurang. Sedangkan, kesibukan guru tidak menjadi karakteristik sebagai berikut.
faktor dalam menghambat pembentukan karakter 1. Nama mata pelajaran yang semula Pendidikan
siswa. Kewarganegaraan (PKn) telah diubah menjadi
Berdasarkan hasil wawancara, dapat Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menghambat (PPKn);
pembentukan karakter adalah tidak pahamnya 2. Mata pelajaran PPKn berfungsi sebagai mata
siswa tentang karakter, kurangnya jam pelajaran pelajaran yang memiliki misi pengokohan
PPKn (sebagai mata pelajaran pembentuk karakter), kebangsaan dan penggerak pendidikan karakter;
serta kesadaran diri siswa tersebut. 3. Kompetensi Dasar (KD) PPKn dalam bingkai
Tidak pahamnya siswa tentang karakter kompetensi inti (KI) yang secara psikologis-
Kurangnya pemahaman siswa tentang pedagogis menjadi pengintegrasi kompetensi
karakter membuat penanaman karakter menjadi peserta didik secara utuh dan koheren dengan
sulit, meskipun demikian cara terbaik agar siswa penanaman, pengembangan, dan/atau
tahu tentang karakter yaitu dengan menjadikan penguatan nilai dan moral Pancasila; nilai dan
guru sebagai panutan. Guru yang menjadi panutan norma UUD Negara Republik Indonesia Tahun
harus guru yang benar-benar memiliki etika yang 1945; nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika;
baik. Guru-guru yang memenuhi syaratlah yang serta wawasan dan komitmen Negara Kesatuan
menjadi role model utama bagi siwa. Mereka punya Republik Indonesia.
kesempatan untuk membentuk karakter siswa, 4. Pendekatan pembelajaran berbasis proses
misalnya, dengan melaksanakan saling menghargai keilmuan (scientific approach) yang
dan pertanggung jawab dalam proses dipersyaratkan dalam kurilukum 2013
Jurnal Equilibrium e-2477-0221 p-2339-2401 43
Jurnal Etika Demokrasi p-2339-2401 e-2615-4374 43
Jurnal Etika Demokrasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Volume 4 No. 1 Januari 2019
ISSN e-2615-4374 ISSN p-2540-8763

memusatkan perhatian pada proses Nilai-nilai karakter utama yang harus


pembangunan pengetahuan (KI-3), keterampilan dikembangkan dalam pembelajaran PPKn yaitu
(KI–4), sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI- nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis,
2) melalui transformasi pengalaman empirik dan jujur, menghargai keragaman, sadar akan hak dan
pemaknaan konseptual. kewajiban diri dan orang lain serta nilai-nilai
5. Model pembelajaran dikembangkan sesuai karakter yang lain. Menurut data dokumentasi,
dengan karakteristik PPKn secara holistik/utuh materi yang diajarkan dalam PKn telah memuat
dalam rangka peningkatan kualitas belajar dan nilai-nilai karakter antara lain: nilai karakter
pembelajaran yang berorientasi pada kewarganegaraan, menghargai orang lain dan nilai
pengembangan karakter peserta didik sebagai karakter yang lainnya dari materi yang membahas
warganegara yang cerdas dan baik secara utuh tentang demokrasi, kedaulatan rakyat,
dalam proses pembelajaran otentik (authentic kemerdekaan mengemukakan pendapat dan Hak
instructional and authentic learning) dalam Asasi Manusia. Dan melalui observasi, diperoleh
bingkai integrasi Kompetensi Inti sikap, data tentang pembelajaran bahwa pelajaran PPKn
pengetahuan, dan keterampilan. Serta model telah memuat nilai-nilai karakter seperti relgius,
pembelajaran yang mengarahkan peserta didik displin, cinta ilmu, kerja keras, menghargai orang
bersikap dan berpikir ilmiah (scientific) yaitu lain, dan bersikap kritis, kreatif, inovatif. Dalam
pembelajaran yang mendorong dan manajemen pendidikan, proses pembelajaran
menginspirasi peserta didik berpikir secara terdiri dari proses perencanaan, pelaksanaan dan
kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, evaluasi.
memahami, memecahkan masalah, dan Dalam pelaksanaan pembelajaran PPKn
mengaplikasikan materi pembelajaran. sudah menerapkan nilai-nilai karakter, meskipun
6. Model Penilaian proses pembelajaran dan hasil belum terlalu efektif. Dalam pelaksanaannya guru
belajar PPKn menggunakan penilaian otentik selalu menanamkan nilai karakter baik, seperti
(authentic assesment). Penilaian otentik mampu memberikan motivasi di akhir pembelajaran,
menggambarkan peningkatan hasil belajar melarang melakukan hal yang buruk. Motivasi yang
peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, diberikan guru juga selalu mengarah pada karakter
menalar, mencoba, membangun jejaring, dan dan akhlaq mulia.
lain-lain. Penilaian otentik cenderung fokus pada Kegiatan evaluasi oleh guru sudah mengacu
tugas-tugas kompleks atau kontekstual, pada nilai-nilai karakter, meskipun ada guru yang
memungkinkan peserta didik untuk tidak mencantumkan penilaian sikap (karakter) saat
menunjukkan kompetensi mereka dalam dokumentasi namun dalam pelaksanaannya guru
pengaturan yang lebih otentik. memberikan evaluasi yang berbasis karakter.
7. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Pendidikan karakter yang dilakukan guru
pelaksanaan Kegiatan pembelajaran bertujuan secara jelas dilaksanakan dalam pembelajaran
menjadikan peserta didik menguasai dikelas dijumpai peneliti, pelaksanaan
kompetensi (materi) yang ditargetkan. Serta pembelajaran (pendahuluan, kegiatan inti, dan
dirancang untuk menjadikan peserta didik penutup), serta evaluasi pelaksanaan pembelajaran
mengenal, menyadari atau peduli, dan terdapat nilia-nilai karakter di dalamnya.
menginternalisasi nilai-nilai dalam bentuk Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan
perilaku (Jamal Ma’mur Asmani, 2012:59). bahwa faktor-faktor yang menghambat
Dalam struktur kurikulum kita, ada dua mata pembentukan karakter adalah tidak pahamnya
pelajaran yang terkait langsung dengan siswa tentang karakter, kurangnya jam pelajaran
pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia, PPKn (sebagai mata pelajaran pembentuk karakter),
yaitu pendidikan Agama dan PPKn (Sri Narwanti, serta kesadaran diri siswa tersebut.
2002: 83-85). Namun dalam penelitian ini Siswa yang tidak mempunyai pemahaman
peneliti hanya membahas mengenai akan karakter, akan sulit membentuk karakter
pembelajaran pendidikan karakter pada mata dalam dirinya. Cara terbaik agar siswa tersebut
pelajaran PPKn. Nilai-nilai utama yang ada paham tentang karakter yaitu dengan memberikan
dalam mata pelajaran PPKn antara lain: penjelasan padanya apa itu karakter serta memberi
nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, contoh yang baik tentang karakter itu sendiri.
jujur, menghargai keragaman, sadar akan hak Sedikitnya jam pelajaran PPKn sebagai mata
dan kewajiban diri dan orang lain. pelajaran pembentuk karakter sangat berpengaruh
Jurnal Equilibrium e-2477-0221 p-2339-2401 44
Jurnal Etika Demokrasi p-2339-2401 e-2615-4374 44
Jurnal Etika Demokrasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Volume 4 No. 1 Januari 2019
ISSN e-2615-4374 ISSN p-2540-8763

terhadap pembentukan karakter itu sendiri. [6] Lickona, Thomas. (1991). Educating for Character:
Sebagai pembentuk karakter seharusnya waktu How Our School Can Teach Resect and Resonsibility.
pelajaran PPKn ditambah. New Your, Toronto, Londo, Sydney, Auckland:
Rendahnya kesadaran dalam diri siswa Bantam Books.
[7] Moleong. (2007). Metodologi Penelitian kualitatif.
menjadi faktor penghambat utama pembentukan
Bandung: Rosdakarya.
karakter siswa, untuk menambah kesadaran dalam [8] Pasal 39 Undang-Undang No 2 Tahun (1989)
diri siswa guru harus senantiasa memberi dorongan Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
dan motivasi agar kesadaran dalam diri siswa [9] Pemerintah Republik Indonesia. (2010). Kebijakan
tentang pentingnnya karakter meningkat. Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun
2010-2025. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang
KESIMPULAN Kemdiknas.
[10] Permendiknas No. 22 Tahun (2006). Tentang
Berdasarkan hasil penelitian dan Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
pembahasan disimpulkan bahwa: Pertama, Menengah.
pelaksanaan pembelajaran PPKn yang dilaksanakan [11] Ryan, Kevin dan Karen E. Bohlin. (1999). Building
Character in Schools: Practical Ways to Bring Moral
oleh guru di kelas sudah memasukkan nilai-nilai Instruction to Life. San Francisco: ossey Bass.
karakter. Dilihat dari proses pembelajaran dan [12] Soemantri Nurman M. (2001). Menggagas
wawancara, PPKn adalah mata pelajaran inti dalam Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
menanamkan karakter siswa, setelah diteliti,nilai-
[13] Sri Narwanti. (2002). Pendidikan Karakter:
nilai karakter yang ditanamkan dalam proses Pengimtegrasian 18 Nilai Pembentuk Karakter
pembelajaran PPKn sudah cukup baik, meskipun Dalam Mata Pelajaran. Familia Grup Relasi Inti
masih belum efektif; Kedua, tantangan yang Media.
[14] Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif,
dihadapi guru PPKn dalam pembentukan karakter
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
adalah tidak pahamnya siswa tentang karakter, [15] Suardi, S. (2018). Penerapan Model Pembelajaran
kurangnya jam pelajaran PPKn (sebagai mata Saintifik Approacd Berbasis Media Pembelajaran
pelajaran pembentuk karakter), serta kesadaran Kearifan Lokal pada Mata Kuliah Dasar-Dasar
Sosiologi dalam Membangun Karakter dan
diri siswa tersebut; Ketiga, untuk meminimalisir
Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan
kendala yang ada dalam pembentukan karakter Sosiologi Universitas Muhammadiyah
yaitu memberikan pemahaman serta contoh Makassar. Jurnal Etika Demokrasi Prodi PPKn
kepada siswa tentang nilai-nilai karakter, Unismuh Makassar, 3(2).
[16] Suardi, S. (2018). Penerapan Model Pembelajaran
menambah jam pelajaran PPKn di sekolah, serta Saintifik Approacd Berbasis Media Pembelajaran
menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa tentang Kearifan Lokal pada Mata Kuliah Dasar-Dasar
pentingnya karakter. Sosiologi dalam Membangun Karakter dan
Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan
Sosiologi Universitas Muhammadiyah
DAFTAR PUSTAKA Makassar. Jurnal Etika Demokrasi Prodi PPKn
Unismuh Makassar, 3(2).
[1] Cholisin. (2011). Pengembangan Karakter dalam
[17] Suardi, S., & Kanji, H. (2018). Lecture Model of
Materi Pembelajaran PKn (Disampaikan pada
Student Transfer Discussion Method to Increase
kegiatan MGMP PKn SMP Kota Yogyakarta, 18
Student’s Activeness and Learning
Januari 2011).
Outcomes. Journal of Educational Science and
[2] Fajar, Arnie. (2005). Portofolio Dalam Pembelajaran
Technology (EST), 4(1), 48-54
IPS. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
[18] Suardi, S., Megawati, M., & Kanji, H. (2018).
[3] Frye, Mike, at.all.(Ed) (2002). Character Education:
Pendidikan Karakter di Sekolah (Studi
Information Handbook and Guide for Suppor and
Penyimpangan Siswa di MTs Muhammadiyah Tallo)
Implementation of the Student Citizent Act of 2001
Jurnal Etika Demokrasi Prodi PPKn Unismuh
North Carolina: Public Schools of North Carolina.
Makassar, 4(1).
[4] Jamal Ma’mur Asmani. (2012). Buku Panduan
[19] Winataputra dan Budimansyah. (2007). civic
Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah.
education. Bandung: Program Pasca sarjana UPI
Yogyakarta: DIVA Press.
[20] Winataputra dan Budimansyah. (2012). Pendidikan
[5] Koesoema, Doni A. (2012). Pendidikan Karakter
Perspektif Internasional. Bandung: Widya Aksara
Utuh dan Menyeluruh.Yogyakarta : KANISIUS.
Press.

Jurnal Equilibrium e-2477-0221 p-2339-2401 45


Jurnal Etika Demokrasi p-2339-2401 e-2615-4374 45
Jurnal Etika Demokrasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Volume 4 No. 1 Januari 2019
ISSN e-2615-4374 ISSN p-2540-8763

[21] Winataputra, Udin S. dkk. (2008). Teori Belajar dan


Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.

Jurnal Equilibrium e-2477-0221 p-2339-2401 46


Jurnal Etika Demokrasi p-2339-2401 e-2615-4374 46

S-ar putea să vă placă și