Balantidium coli

The ciliate protozoa form a large group of organisms that is characterised by

numerous cilia. A large number of ciliates are free-living and an equally large
number consists of parasites of the digestive systems of termites, cockroaches
and herbivores.

A typical ciliate has a conical mouth, the cytostome, near the anterior end and an
anal opening, the cytopyge, at the posterior end. Ciliates have two types of nuclei: a
large kidney-shaped macronucleus and a small spherical micronucleus, both of
which are visible in the cyst and in the trophozoite.
 Balantidium coli is the only ciliate that is parasitic to humans. Balantidium
coli has a global distribution in pigs, dogs and several species of monkeys. In man,
it occurs mainly in warm climates. The parasite occurs in the large intestine of man,
pigs and monkeys.
Morphology
The parasite exists as a cyst and as a trophozoite, the trophozoite being the active
form. It is ovoid and covered by cilia that are perpetually in motion, which are used
for movement. The parasite varies in size, ranging from 50 to 100 µm in length by
40 to 70 µm in width. The anterior end is conical and the posterior end is rounded.
To one side of the anterior end, there is funnel-like peristome, which leads to the
cytostome or mouth.

Balantidium coli trophozoite (left) and cyst (right)

Life cycle
 Balantidium coli lives in the large intestine where it feeds on bacteria, cells and
food particles present in the intestinal lumen. Asexual reproduction is by binary
fission in which the micronucleus first divides followed by the division of the
macronucleus, resulting in two daughter organisms. B. coli can also reproduce
sexually by a process called conjugation, which involves the exchange of nuclear
material.

Life cycle of B. coli. A, ingestion of cyst; B, trophozoite formed in the

colon divides by binary fission;
C, trophozoite in the lumen of the large intestine or in faeces freshly voided.
Pathogenesis
The effect of the infection in the pig is minimal, as the parasite does not seem to
penetrate the mucosal surface. In humans and monkeys, the parasite can enter the
surface of the large intestine causing extensive tissue erosion. Furthermore, the
parasite may penetrate through the muscularis mucosae into the submucosa and
spread out radially causing rapid destruction of the tissues. Most of the lesions
caused by Balantidium coli are found in the caecal and sigmoid rectal regions.
The symptoms vary from severe diarrhoea and dysentery to mild insignificant,
almost asymptomatic condition.
Epidemiology
 Infection is acquired by the ingestion of cysts of Balantidium in food or water
contaminated with faecal matter. Since balantidiasis is common in dogs and
primates, it may be expected that these animals are probably the main source of
infection to man. However, human infections are usually associated with people
who come in contact with pigs, chiefly pig keepers or butchers.
The infection rate is very low in humans and this is because humans are generally
refractory to exposure to Balantidium. However, once the infection has established
itself in man, there is usually a rapid transmission from one person to another,
particularly where there is no proper sanitation.
Diagnosis and treatment
Slide smears of infected faeces should show characteristic cysts or trophozoites
of Balantidium coli. The infection responds to treatment with tetracycline, and
metronidazole.
Balantidium coli

The Ciliata protozoa membentuk kelompok besar organisme yang ditandai

dengan banyak silia. Sejumlah besar ciliates hidup bebas dan jumlah yang sama
besar terdiri dari parasit dari sistem pencernaan rayap, kecoa dan herbivora.
Sebuah Ciliata khas memiliki mulut kerucut, cytostome, dekat ujung anterior
dan pembukaan anal, cytopyge, di ujung posterior. Ciliates memiliki dua jenis
inti: a macronucleus berbentuk ginjal besar dan mikronukleus bola kecil, yang
keduanya terlihat dalam kista dan trofozoit di dalam.
Balantidium coli adalah satu-satunya Ciliata yang parasit pada manusia.
Balantidium coli memiliki distribusi global pada babi, anjing dan beberapa
spesies monyet. Pada manusia, hal itu terjadi terutama di iklim hangat. Parasit
terjadi di usus besar manusia, babi dan monyet.
Morfologi
Parasit ada sebagai kista dan sebagai trofozoit, yang trofozoit menjadi bentuk
aktif. Ini adalah bulat telur dan ditutupi oleh silia yang terus-menerus bergerak,
yang digunakan untuk gerakan. Parasit bervariasi dalam ukuran, mulai dari 50
hingga 100 pm panjang oleh 40 sampai 70 pM lebar. Akhir anterior adalah
berbentuk kerucut dan akhir posterior bulat. Untuk satu sisi ujung anterior, ada
corong seperti peristome, yang mengarah ke cytostome atau mulut.

Balantidium coli trofozoit (kiri) dan kista (kanan)

Lingkaran kehidupan
Balantidium coli hidup di usus besar di mana ia makan pada bakteri, sel-sel dan
partikel makanan hadir dalam lumen usus. Reproduksi aseksual adalah dengan
pembelahan biner dimana mikronukleus pertama membelah diikuti dengan
pembagian macronucleus, sehingga dua organisme putri. B. coli juga dapat
bereproduksi secara seksual dengan proses yang disebut konjugasi, yang
melibatkan pertukaran bahan nuklir.
Siklus hidup B. coli. A, menelan kista; B, trofozoit terbentuk dalam usus
besar membagi dengan pembelahan biner;
C, trofozoit dalam lumen usus besar atau di tinja baru voided.
Patogenesis
Pengaruh infeksi pada babi adalah minimal, sebagai parasit tampaknya tidak
menembus permukaan mukosa. Pada manusia dan monyet, parasit bisa masuk
permukaan usus besar menyebabkan erosi jaringan yang luas. Selanjutnya,
parasit dapat menembus melalui muskularis mukosa ke submukosa dan
menyebar secara radial menyebabkan kerusakan yang cepat dari jaringan.
Sebagian besar lesi yang disebabkan oleh Balantidium coli ditemukan di daerah
dubur sekum dan sigmoid.
Gejala bervariasi dari diare berat dan disentri untuk tidak signifikan, kondisi
hampir tanpa gejala ringan.
Epidemiologi

Infeksi diperoleh dengan menelan kista dari Balantidium dalam makanan atau
air yang terkontaminasi dengan materi tinja. Sejak balantidiasis umum pada
anjing dan primata, dapat diharapkan bahwa hewan-hewan ini mungkin
merupakan sumber utama infeksi pada manusia. Namun, infeksi pada manusia
biasanya dikaitkan dengan orang-orang yang datang dalam kontak dengan babi,
terutama penjaga babi atau tukang daging.
Tingkat infeksi sangat rendah pada manusia dan ini adalah karena manusia
umumnya tahan api untuk paparan Balantidium. Namun, setelah infeksi telah
menempatkan dirinya dalam diri manusia, biasanya ada transmisi yang cepat
dari satu orang ke orang lain, terutama di mana tidak ada sanitasi yang layak.
Diagnosis dan pengobatan
Smear slide feses yang terinfeksi harus menunjukkan kista karakteristik atau
trofozoit dari Balantidium coli. Infeksi merespon pengobatan dengan tetrasiklin,
dan metronidazol.