Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan autisme?
2. Bagaimana Epidemiologi autisme?
3. Sebutkan tentang etiologi autisme!
4. Bagaimana cara mengetahui autisme pada anak ?
5. Sebutkan manifestasi klinis pada autisme!
6. Bagaimana cara pengobatan autisme?
7. Bagaimana prognosis autisme?
8. Bagaimana asuhan keperawatan teori dan kasus pada anak autisme?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memehami apa itu autisme
2. Untuk mengetahui dan memahami apa itu epidemiologi autisme
3. Untuk mengetahui dan memahami apa itu etiologi autisme
4. Untuk mengetahui dan memahami cara mengetahui autisme
5. Untuk mengetahui dan memahami manifestasi klinis autisme
6. Untuk mengetahui dan memahami cara pengobatan autisme
7. Untuk mengetahui dan memahami prognosis autisme
8. Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan teori dan
kasus autisme
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.2 Epidemiologi
3
2.3 Etiologi
4
menggunakan secara luas panca indera penciuman, kecap dan raba
ketika mengeksplorais lingkungannya.
1. Pada usia 6 bulan sampai 2 tahun anak tidak mau dipeluk atau
menjadi tegang bila diangkat ,cuek menghadapi orangtuanya,
tidak bersemangat dalam permainan sederhana (ciluk baa atau
kiss bye), anak tidak berupaya menggunakan kat-kata. Orang tua
perlu waspada bila anak tidak tertarik pada boneka atau binatan
gmainan untuk bayi, menolak makanan keras atau tidak mau
mengunyah, apabila anak terlihat tertarik pada kedua tangannya
sendiri.
2. Pada usia 2-3 tahun dengan gejal suka mencium atau menjilati
benda-benda, disertai kontak mata yang terbatas, menganggap
orang lain sebagai benda atau alat, menolak untuk dipeluk,
5
menjadi tegang atau sebaliknya tubuh menjadi lemas, serta relatif
cuek menghadapi kedua orang tuanya.
3. Pada usia 4-5 tahun ditandai dengan keluhan orang tua bahwa
anak merasa sangat terganggu bila terjadi rutin pada kegiatan
sehari-hari. Bila anak akhirnya mau berbicara, tidak jarang
bersifat ecolalia (mengulang-ulang apa yang diucapkan orang
lain segera atau setelah beberapa lama), dan anak tidak jarang
menunjukkan nada suara yang aneh, (biasanya bernada tinggi
dan monoton), kontak mata terbatas (walaupun dapat diperbaiki),
tantrum dan agresi berkelanjutan tetapi bisa juga berkurang,
melukai dan merangsang diri sendiri.
6
4. Perilaku ritualistik dan konvulsif tercermin pada kebutuhan anak
untuk memelihara lingkungan yang tetap (tidak menyukai
perubahan), anak menjadi terikat dan tidak bisa dipisahkan dari
suatu objek, dan dapat diramalkan .
5. Ledakan marah menyertai gangguan secara rutin.
6. Kontak mata minimal atau tidak ada.
7. Pengamatan visual terhadap gerakan jari dan tangan, pengunyahan
benda, dan menggosok permukaan menunjukkan penguatan
kesadaran dan sensitivitas terhadap rangsangan, sedangkan
hilangnya respon terhadap nyeri dan kurangnya respon terkejut
terhadap suara keras yang mendadak menunjukan menurunnya
sensitivitas pada rangsangan lain.
8. Keterbatasan kognitif, pada tipe defisit pemrosesan kognitif tampak
pada emosional
9. Menunjukan echolalia (mengulangi suatu ungkapan atau kata secara
tepat) saat berbicara, pembalikan kata ganti pronomial, berpuisi
yang tidak berujung pangkal, bentuk bahasa aneh lainnya berbentuk
menonjol. Anak umumnya mampu untuk berbicara pada sekitar
umur yang biasa, kehilangan kecakapan pada umur 2 tahun.
10. Intelegensi dengan uji psikologi konvensional termasuk dalam
retardasi secara fungsional.
11. Sikap dan gerakan yang tidak biasa seperti mengepakan tangan dan
mengedipkan mata, wajah yang menyeringai, melompat, berjalan
berjalan berjingkat-jingkat.
7
Menurut Baron dan kohen 1994 ciri utama anak autisme adalah:
1. Interaksi sosial dan perkembangan sossial yang abnormal.
2. Tidak terjadi perkembangan komunikasi yang normal.
3. Minat serta perilakunya terbatas, terpaku, diulang-ulang, tidak
fleksibel dan tidak imajinatif.
4. Ketiga-tiganya muncul bersama sebelum usia 3 tahun.
2.6 Pengobatan
8
harian dengan menggunakan permainan latihan antar perorangan
terstruktur dapt digunakan. Masalah perilaku yang biasa seperti bising,
gelisah atau melukai diri sendiri dapat diatasi dengan obat klorpromasin
atau tioridasin. Keadaan tidak dapat tidur dapat memberikan
responsedatif seperti kloralhidrat, konvulsi dikendalikan dengan obat
anti konvulsan. Hiperkinesis yang jika menetap dan berat dapat
ditanggulangi dengan diit bebas aditif atau pengawet. Dapat
disimpulkan bahwa terapi pada autisme dengan mendeteksi dini dan
tepat waktu serta program terapi yang menyeluruh dan terpadu.
2.7 Prognosis
1. Pengkajian
a. Riwayat gangguan psikiatri/jiwa pada keluarga.
b. Riwayat keluarga yang terkena autisme.
9
c. Riwayat kesehatan ketika anak dalam kandungan.
Sering terpapar zat toksik, seperti timbal.
Cedera otak
d. Status perkembangan anak.
Anak kurang merespon orang lain.
Anak sulit fokus pada objek dan sulit mengenali bagian
tubuh.
Anak mengalami kesulitan dalam belajar.
Anak sulit menggunakan ekspresi non verbal.
Keterbatasan Kongnitif.
e. Pemeriksaan fisik
Tidak ada kontak mata pada anak.
Anak tertarik pada sentuhan (menyentuh/disentuh).
Terdapat Ekolalia.
Tidak ada ekspresi non verbal.
Sulit fokus pada objek semula bila anak berpaling ke objek
lain.
Anak tertarik pada suara tapi bukan pada makna benda
tersebut.
Peka terhadap bau.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kelemahan interaksi sosial berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk percaya pada orang lain.
b. Hambatan komunikasi verbal dan non verbal berhubungan
dengan ransangan sensori tidak adekuat, gangguan keterampilan
reseptif dan ketidakmampuan mengungkapkan perasaan.
c. Risiko tinggi cidera : menyakiti diri berhubungan dengan
kurang pengawasan.
d. Kecemasan pada orang tua behubungan dengan perkembangan
anak.
10
3. Intervensi
a. Kelemahan interaksi sosial berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk percaya pada orang lain.
Tujuan : Klien mau memulai interaksi dengan pengasuhnya
Intervensi:
1) Batasi jumlah pengasuh pada anak.
2) Tunjukan rasa kehangatan/keramahan dan penerimaan pada
anak.
3) Tingkatkan pemeliharaan dan hubungan kepercayaan.
4) Motivasi anak untuk berhubungan dengan orang lain.
5) Pertahankan kontak mata anak selama berhubungan dengan
orang lain.
6) Berikan sentuhan, senyuman, dan pelukan untuk
menguatkan sosialisasi.
11
6) Validasi tingkat pemahaman anak tentang pelajaran yang
telah diberikan.
7) Pertahankan kontak mata dalam menyampaikan ungkapan
non verbal.
8) Berikan reward pada keberhasilan anak.
9) Bicara secara jelas dan dengan kalimat sederhana.
10) Hindari kebisingan saat berkomunikasi.
12
4) Anjurkan orang tua untuk mengikuti perkumpulan orang tua
dengan anak autis, seperti kegiatan Autis Awareness
Festifal.
5) Berikan informasi mengenai penanganan anak autis.
6) Beritahukan kepada orang tua tentang pentingnya
menjalankan terapi secara konsisten dan kontinue.
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
I. Identitas Klien dan Keluarga (Penanggung jawab)
a. Identitas Klien
Nama : An.c
Umur : 17 th
Agama : Islam
Pendidikan : Smp
Thn.Masuk : 2010
b. Penanggung Jawab
Nama : Al anah
Umur : 58 th
14
1. Pre Natal
a) Kehamilan ke-3 (terakhir)
b) Kehamilan tersebut direncanakan
c) Jarak Kehamilan 2 Tahun
d) Ibu memeriksakan kandungan ke bidan
e) Saat hamil terjadi penambahan BB
f) Selama mengandung ibu mengatakan pergerakan janin kurang
g) Ibu mengatakan anak diberi imunisasi tapi ibu tidak
menyebutkan jenis imunisasi karena lupa
2. Natal
a) Usia kandungan ketika melahirkan 9 bulan
b) Penolong persalinan oleh paraji
c) Jenis persalinan normal
d) Lamanya persalinan kurang lebih 1 jam
e) BB saat lahir 2,5 kg
3. Post Natal (24 jam pertama – 28 hari)
a) Kesehatan bayi post natal : Neonatal (24 jam pertama - 28 hari):
1) Tidak ada
b) Nutrisi (colostrum/ ASI)
1) Secara langsung
2) Waktu pemberian segera setelah lahir
b. Riwayat Pemberian Makan
(Mengkaji riwayat makan klien mulai usia neonatus sampai sekarang)
d. Riwayat Alergi
Tidak ada
e. Imunisasi
Diberikan imunisasi namun ibu lupa apa jenis imunisasi yang diberikan
15
f. Pengobatan
Obat-obatan yang digunakan dengan resep dokter
16
3.8 Spiritual Anak dan Keluarga
1. Keyakinan yang dianut dalam keluarga adalah islam
3.9 Pola Aktivitas Sehari-hari
NO Pola Aktivitas
1 Nutrisi:
a. Makan
Jenis yang dimakan adalah nasi dengan makanan kesukaan anak yaitu
ayam, dan makanan yang tidak disukai adalah sayuran, makan 2x1 makan
sendiri, dan anak kebanyakan minta jajan
b. Minum / Cairan
Jenis air yang diminum air putih, dan terkadang anak meminta minuman
kemasan lain
2 Eliminasi
a. BAK
a. Siang
17
Tidur ditemani ibunya
Tidak ada kesulitan tidur
Mandi
2 kali sehari, memakai sabun, mandi sendiri, memakai air dingin.
Sikat Gigi
2 kali sehari, memakai odol, sikat gigi sendiri, namun jika tidak disuruh
tidak mau sikat gigi
Cuci Rambut
3 hari sekali, memakai shampoo, dilaukan sendiri
18
Tekanan Darah = 120/80 mmHg
- DO : Ketika diajak
bicara anak terlihat
susah
mengekspresikannya
19
- DS: Ibu mengatakan Stigma negative dari Kelemahan interksi
anaknya susah teman-temannya sosial
bersosialisasi karena
dijauhi oleh temannya
20
keberhasilan berkomunikasi
anak
5. hindari
kebisingan saat
berkomunikasi
dengan anak
21
BAB 1V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Kliegman, Arvin, 1999, Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15,
Alih Bahasa Prof. DR. Dr. A. Samik Wahab, Sp. A (K), EGC, Jakarta, 1995,
Kesehatan Anak Pedoman Bagi orang Tua, Arcan, Jakarta
23