Sunteți pe pagina 1din 16

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (4): 1063-1078

ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org


© Copyright 2014

ANALISIS INTERVENSI RUSIA DALAM KONFLIK SURIAH


Ibrahim Noor1
NIM: 0702045182

Abstract
Syrian conflict strated at 2011. This Internal conflict is happening in Syria is an
internal conflict between the administration of President Assad second and
Syrians nations who has support from oposition group and rebels. They
demanded the establishment of a more democratic government without the
participation of the Ba'th party in Syria by the seat of governmental elections
more democratic. And Syrian citizens also demand for a halt to enforcement of
the emergency law that has been ratified since 1963 because it is considered to
violate human rights of Syrians. Because of Syrian government could not
complete the internal conflict, the administration of President Assad invited
Russia to help resolve the conflict by providing military and diplomatic aid.
Military intervention carried out by the Russian government is by sending a
number of troops as well as a complete weapons system by sending some
warships in Syrian ports, also sending more then 7200 militery members on
2013, 10 war warships on Tartus Port. Wicth the port is used by Russian
militery as militery base on those country. This port is used for centre command
and distributions of weapon, logistics and others equipment to support Syrian
government againt the rebels group and Syrian nations that’s want the
democrations situation.

Keywords: Syria conflict, Russia Intervention, National Interest

Pendahuluan
Pada awalnya konflik yang terjadi di Suriah merupakan konflik internal yang
terjadi antara pemerintah Bashar Al Assad kedua, yang merupakan anak dari
presiden Al Assad yang pernah memerintah sebelumnya. Konflik bermula sejak
terjadinya banyak konflik di beberapa negara di Timur Tengah yang dikenal
dengan istilah Arab Spring. Sebagian besar warga negara di kawasan Timur
Tengah melakukan demostrasi kepada pemerintah yang berkuasa untuk menuntut
menghentikan rezim yang berkuasa. Konflik di Suriah bermula ketika pada
tanggal 26 Januari 2011 terjadi demostrasi oleh warga Suriah.

1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: baimstrashcore@gmail.com
eJournalIlmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 1063-1078

Pada tanggal tersebut salah satu warga Suriah melakukan aksi bunuh diri dengan
cara melakukan bakar diri. Aksi ini dilakukan untuk menuntut penghentian Rezim
Al-Assad yang dianggap warga Suriah sebagai pemimpin yang otoriter. Rakyat
menuntut pemberhentian undang-undang darurat yang telah diterapkan sejak
1963, meskipun undang-undang tersebut telah diamandemen beberapa kali tetapi
hal tersebut dianggap masih tidak memnuhi kepentingan rakyat yang
menginginkan sistem pemerinthan yang demokrasi seutuhnya. Berdasarkan
laporan mantan anggota kepolisian Suriah, pemerintah negara in telah melakukan
tindakan holocaust.

Tuntutan lainnya adalah diterapkannya sistem multipartai, dan juga kebebasan


yang lebih bagi rakyat. Rakyat Suriah hanya menginginkan penghentian rezim
Bashar Al-Assad dan pembentukan pemerintah yang sama sekali baru berdasarkan
pemilu yang demokratis. Rakyat Suriah juga meminta pemerintah Bhasar untuk
mengentikan dukungannya terhadap Iran dan Lebanon yang sedang mengalami
konflik internal. Warga Suriah tidak menginginkan pemerintah memberikan
dukungan dalam bentuk apapun terhadap kedua negara tersebut karena dukungan
yang diberikan tidak memberikan dampak positif bagi Suriah dalam politik
Internasional.

Karena konflik yang terjadi di Suriah semakin melebar DK PBB pada 21 April
2012 berdasarkan resolusi DK PBB no. 2043 melakukan intervensi dengan
mengirimkan sejumlah pasukan perdamaian yang sebagian besar di tempatkan di
dataran tinggi Golan. Pasukan perdamaian tersebut tergabung dalam UN
Disengagement Observer Force (UNDOF). Pasukan perdamaian PBB tersebut
membantu pihak oposisi dan pemberontak yang telah melakukan aliansi dan
mendapatkan pengakuan secara internasional untuk melakukan perlawanan
terhadap pemerintah presiden Bashar Al-Assad yang menolak untuk
mengundurkan diri dari kursi pemerintahan Suriah. Sementara pemerintah Rusia
juga melakukan intervensi dalam konflik tersebut. Resolusi yang di keluarkan
oleh DK PBB juga memberikan kemudahan bagi Rusia untuk melakukan
intervensi selain adanya permintaan langsung yang dilakukan oleh perwakilan
pemerintah suriah yang telah memiliki hubungan bilateral sejak era Uni Soviet.

Kerangka Dasar Teori


1. Teori Konflik
Menurut Wese Becker konflik merupakan proses sosial dimana orang atau
kelompok manusia berusaha memenuhi tujuan dengan jalan menentang pihak lain
yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Selain itu KJ Holsti
mengemukakan konflik yang menimbulkan kekerasan yang terorganisir muncul
dari suatu kombinasi khusus para pihak, pandangan yang berlawanan mengenai
suatu isu, sikap permusuhan, dan tipe-tipe tindakan diplomatik dan militer
tertentu.
Menurut Paul Conn, situasi konflik pada dasarnya dapat terbagi menjadi dua,
yaitu (Subakti,1992:169)

1064
Analisis Intervensi Rusia Dalam Konflik Di Suriah ( Ibrahim Noor )

a. Zero Sum Game (konflik menang-kalah), merupakan konflik yang bersifat


antagonistik, sehingga tidak memungkinkan adanya kompromi maupun
kerjasama antar pihak yang terlibat dalam konflik.
b. Non Zero Sum Game (konflik menang-menang), merupakan situasi konflik
dimana pihak-pihak yang terlibat dalam konflik masih memungkinkan untuk
melakukan kompromi dan kerjasama.

Berdasarkan pengertian konflik diatas, konflik yang terjadi di Suriah merupakan


jenis konflik Zero Sum Game Karena baik pihak pemerintah Suriah maupun pihak
pemberontak tidak dapat menemukan kata sepakat dalam penyelesaian konflik
internal tersebut. Kedua belah pihak menginginkan adanya pemenuhan tuntutan
maupun ada salah satu pihak yang diminmalisir posisi politiknya. Konflik
merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan yang selama pelaksanaanya terjadi
pertentangan antara beberapa pihak.

Sumber-sumber konflik, yang merupakan tujuan utama dalam sebuah negara,


antara lain:
a. Konflik kehormatan nasional
b. Imprealisme regional
c. Konflik pembebasan atsu perang revolusioner
d. Konflik yang timbul dari tujuan suatu pemerintah atau mrempersatukan suatu
negara yang terpisah
Tipe-tipe konflik yang termasuk dalam konflik internal antara lain:
a. Perang sipil
b. Konflik anti koloni (penjajah)
c. Konflik antar pemerintah dengan kekuasaan non pemerintah
d. Konflik untuk menjatuhkan kebijakan pemerintah
e. Konflik antar pemerintah dengan wilayah pecahannya
f. Koflik etnis
g. Perang anti imperialism
h. Perang untuk mengisi kekosongan dalam kegagalan negara

Konflik dapat meliputi tindakan ancaman, kekerasan, dan hukuman yang bersifat
diplomatik, propaganda, komersial atau militer. Konflik dapat meliputi krisis,
persilihan maupun persaingan. Unsur utama konflik diamana suatu gerak oleh
suaru negara dalam suatu bidang isu dinaggap sebagai suatu kerugian atau
ancaman oleh pihak lain. Kebanyakan konflik kecil banyak terjadi di negara
sedang berkembang, suatu kawasan yang ditandai berbagai pertikaian, wilayah
dan pertentangan ideologis. Suatu kecenderungan menyatakan bahwa negara besar
cenderung kepada negara perang daripada negara kecil, karena negara yang kecil
tersebut tidak lebih pandai dalam membuat ancaman.

Berdasarkan pengertian diatas konflik yang terjadi di Suriah merupakan jenis


konflik yang sesuai dengan tipe konflik (c), yaitu karena konflik tersebut
melibatkan pemerintahan yang berkuasa dengan pihak non pemerintah yaitu pihak
oposisi yang menginginkan adanya penggulian pemrintahan yang berkuasa serta

1065
eJournalIlmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 1063-1078

terbentuknya negara yang demokrasi. Galtung mengajukan sebuah model konflik


yang berpengaruh yang meliputi konflik yang simetris maupun konflik yang tidak
simetris. Menurut Galtung konflik dapat dilihat sebagai sebuah segitiga dimana
didalamnya terdapat kontradiksi, sikap dan perilaku. Kontradiksi merujuk pada
dasar konflik yan termasuk ketidakcocokan tujuan yang ada atau yang dirasakan
oleh pihak-pihak yang berkonflik atau berkonflik. Perilaku konflik dengan
kekerasan dicirikan oleh ancaman, pemaksaan, dan serangan yang rusak.

Galtung berpendapat bahwa terdapat 3 komponen yang harus muncul bersama-


sama dalam sebuah konflik total. Sebuah sturktur konflik tanpa sikap atau
perilaku merupakan sebuah konflik laten. Galtung melihat konflik sebagai proses
dinamis dalam sturktur sikap dan perilaku secara konstan berubah dan
mempengaruhi satu sama lainnya. ketika konflik muncul konflik menjadi formasi,
ketika kepentingan pihak-pihak yang bertikai masuk kedalam konflik atau
hubungan dimana mereka berada sebagai penindas.(Galtung, 2003: 158)

2. Konsep Intervensi
Intervensi merupakan keterlibatan kekerasan dalam menjelaskan secara penuh
tentang metode dan alat dimana berbagai pihak ketiga dapat terlibat dalam
masalah dalam negeri negara lain yang dilakukan untuk mempengaruhi kebijakan
internal maupun eksternal negara lain.

Menurut mahkamah internasional (Marbun,2003:233.), suatu intervensi dilarang


hukum internasional apabila:
a. Merupakan campur tangan yang berkaitan dengan masalah-masalah dimana
setiap negara dibolehkan untuk mengambil keputusan secara bebas.
b. Campur tangan itu meliputi gangguan terhadap negara lain dengan cara
paksa, khususnya kekerasan, memberikan dukungan secara tidak langsung
terhadap aktifitas-aktifitas subversife terhadap negara yang menjadi tujuan
intervensi tersebut.

Dalam politik internasional dikenal suatu istilah intervensi. Intervensi merupakan


suatu tindakan campur tangan dari negara luar dalam berbagai bidang yaitu
ekonomi, politik, maupun militer terhadap urusan dalam negeri negara lain.
Intervensi juga dimaksudkan untuk membantu mengatasi suatu konflik baik
konflik nasional maupun konflik internasional. Berdasarkan hukum internasional
intervensi dapat dibenarkan secara hukum jika, negara yang diintervensi telah
diberikan hak berdasarkan perjanjian:
1. Jika negara tersebut melanggar kesepakatan untuk melaksanakan kebijakan
bersama yang telah dilakukan secara unilateral.
2. Intervensi dianggap perlu untuk melindungi warga negaranya.
3. Intervensi dianggap perlu untuk mempertahankan diri.
4. Negara yang bersangkutan telah melanggar hukum internasional.

1066
Analisis Intervensi Rusia Dalam Konflik Di Suriah ( Ibrahim Noor )

Menurut pengertian intervensi atau keterlibatan suatu negara diatas, intervensi


yang dilakukan oleh Rusia terjadi guna melindungi kepentingan negara tersebut di
Suriah.

Adapun bentuk intervensi ada dua yaitu:(Marbun, 2003: 233)


1. Intervensi militer, ada beberapa bentuk intervensi meliputi aksi tunggal dari
pemerintah individu, koalisi khusus yang berkepentingan, operasi dana
PBB, untuk menjaga perdamaian regional atau pasukan perdamaian yang
dipimpin oleh organisasi keamanan regional.
2. Intervensi diplomatik, yaitu penyelasian konflik dengan cara perundingan
dengan pihak-pihak yang berkonflik.

Berdasarkan pengertan jenis-jenis intervensi, keterlibatan yang dilakukan oleh


Rusia merupakan jenis intervensi militer karena pemerintah Rusia mengirimkan
dan menempatkan sejumlah kekuatan militer dalam konflik internal Suriah. Rusia
mengirimkan sejumlah bantuna militer baik personil maupn persenjataaa dan
armada militer lainnya kepada pemerintah Suriah yang berkuasa.

Menurut K. J. Holsti ada enam bentuk tindakan intervensi yaitu:


1. Campur tangan diplomatik
Campur tangan diplomatik dapat berupa komentar terbuka yang merupakan
teknik dilakukan oleh pejabat diplomatik mengenai proses dalam negeri
(termasuk keputusan luar negeri) negara lain. Campur tangan diplomatik
dapat pula berupa teknik mempengaruhi dengan menggunakan instrumen
ekonomi.
2. Berbagai jenis tindakan terselubung
Penyebaran propaganda terselubung melalui siaran pemancar radio gelap,
surat kabar bawah tanah, atau selebaran gelap lainnya yang dapat
diklasifikasikan sebagai tindakan-tindakan politik terselubung yang
dilakukan untuk mempengaruhi proses politik dalam negeri yang menjadi
sasaran kegiatan tersebut.

Beberapa bentuk lain dari intervensi antara lain:


1. Unjuk kekuatan
Salah satu teknik intervensi tradisional yang efektif dengan resiko serta
biaya yang rendah ialah memamerkan atau mengancam menggunakan
kekuatan baik untuk membantu maupun untuk menghalangi pemberontakan
di dalam negeri negara lain.
2. Subversi
Subversi adalah penyamaran dalam penggunaan agen-agen yang berasal dari
kekuatan eksternal, umumnya dengan bantuan negara-negara anggota
kawasan untuk mengubah keadaan politik dalam negeri suatu negara.
3. Perang gerilya
Intervensi dengan cara gerilya adalah dengan cara memenagkan penguasaan
positif atas sebagian besar penduduk serta berhasil mengasingkan msyarakat
dari rezim yang berkuasa. Sasaran dengan cara gerilya adalah mengurangi

1067
eJournalIlmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 1063-1078

kekuatan pemerintah terpusat di kota-kota besar, dan memberikan peluang


kepada pemberontak untuk mengkonsolidasikan kekuatan.
4. Intervensi Militer
Bentuk intervensi militer adalah mengirimkan tentara dalam jumlah besar
yang dilakukan untuk menjaga stabilitas rezim yang berkuasa terhadap
tindakan pemberontak atau membantu pemberontak dalam menggulingkan
pemerintahan yang berkuasa.

Intervensi juga dibedakan menjadi dua macam berdasarkan aktor yang


melakukan, yaitu:(Touval & Zartman, 2001: 428)
1. Negara : Intervensi dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain
didalam menyelesaikan konflik atau negara yang berperan sebagai pelaku
intervensi atau intervenon.
2. Organisasi : Intervensi juga bisa dilakukan oleh organisasi internasional
misalnya PBB, NGO, dan organisasi lainya.

3. Konsep Kepentingan Nasional


Kepentingan nasional menurut Hans J Morgenthou adalah kemampuan
meminimun negara untuk melindungi dan mempertahankan identitas politik dan
kultural dari gangguan negara lainnya. Dari tinjauan tersebut maka pemimpin
negara menentukan kebijakan spesifik terhadap negara lain atau dengan kata lain
merupakan kekuatan yang merupakan pilar utama dalam bidang politik nasional
maupun internasional yang realistis dan dipenuhi suatu pertentangan untuk
menanamkan pengaruhnya di suatu kawasan. Kepentingan nasional menjadi
sangat berpengaruh bagi suatu negara untuk memnuhi kebutuhan politik, sosial,
maupun ekonomi dan untuk pertahanan keamanan. Secara umum negara yang
membawa kepentingan nasionalnya cenderung melakukan intervensi terhadap
suatu kawasan. Kepentingan nasional merupakan unsur yang sangat vital bagi
suatu negara. Unsur-unsur yang termasuk didalamnya antara lain:
a. Kedaulatan
b. Kelangsungan hidup bangsa dan negara
c. Kemerdekaan
d. Keutuhan wilayah
e. Keamanan Militer
f. Kesejahteraan ekonomi

Menurut konsep diatas intervensi yang dilakukan oleh Rusia dalam konflik
internal Suriah adalah untuk mempertahankan identitas politiknya di negara
tersebut, dimana Rusia telah menjalin kerjasama dalam berbagai bidang dengan
pemerintahan Suriah yang berkuasa.

Sedangkan menurut Donald E Nutcherlein, kepentingan nasional merupakan


kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai suatu negara yang juga dipengaruhi oleh
lingkungan eksternal. Kelompok kepentingan nasional negara besar menurut
Donald E Nuchterlein:

1068
Analisis Intervensi Rusia Dalam Konflik Di Suriah ( Ibrahim Noor )

a. Defence Interest: melindungi negara dan warga negara dari ancaman luar,
juga pertahanan sistem konstitusional.
b. Economic Interest: meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui hubungan
dengan negara lain dan memperluas eksistensi ekonomi dengan
mempromosikan produk-produk ke luar negeri (bilateral atau multilaeral)
untuk menjamin kepentingan ekonomi.
c. World Order Interest: kepentingan untuk membangun tata dunia di bidang
keamanan dan ekonomi. Bisa melalui kerjasama multilateral untuk kebaikan
bersama baik untuk mencapai perdamaian atau perdagangan bebas.
d. Ideology Interest: untuk melindungi dan menyebarkan sejumlah nilai dan
kepercayaan kepada pihak lain.

Berdasarkan pengertian kepentingan nasional diatas, intervensi yang dilakukan


oleh Rusia meruakan intervensi yang berdasarkan kepada kepentingan ekonomi
Rusia di Suriah. Kepentingan ekonomi Rusia yang berada di Suriah adalah adanya
kerjasama dalam bidang ekonomi yaitu kerjasama dalam perdagangan
persenjataan Rusia dengan pemerintah Suriah, dimana Rusia mengekspor
persenjataan kepada pihak pemerintah Suriah yang berkuasa.

Kepentingan yang relatif sama dan tetap diantara semua negara bangsa akan selalu
berkaitan erat dengan kemanan dan kesejahteraan. Kedua hal ini menjadi dasar
dalam merumuskan kepentimgan nasional dengan bertemunya kepentingan negara
yang berbeda, maka terciptalah hubungan yang bersifat kalaborasi baik berupa
konflik maupun kerjasama. Berdasarkan penjelasan mengenai kepentingan
nasional diatas adalah keterlibatan Rusia dalam konflik Suriah merupakan karena
adanya kepentingan ekonomi Rusia terhadap negara tersebut, yaitu adanya
kersajama dalam bidang ekonomi antara pemerintah Rusia dengan Suriah.

Metode Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dimana
penulis mencoba untuk menggambarkan suatu peristiwa dengan menjelaskan
dasar atau landasan sebagai alat untuk melakukan penelitian. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data
yang diperoleh langsung dari studi telaah pustaka dan browsing internet. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah pustaka dan
data-data yang digunakan dalam penelitian ini juga adalah himpunan data yang
diperoleh dari browsing di internet. Tekinik analisa data yang digunakan adalah
teknik content analysis yang diperoleh dari data sekunder. Dalam penelitian ini
data tersebut tergolong sebagai data kualitatif sehingga penulis menggunakan
metode penenlitian kualitatif.

Hasil Penelitian
Konflik yang terjadi di Suriah berawal dari adanya keinginan warga Suriah untuk
membentuk negara Suriah yang lebih demokratis. Warga Suriah menginginkan
berakhirnya pemerintahan rezim Assad yang telah berkuasa sejak tahun 1962.
Selama masa pemerintahan Hafez Al Assad memimpin dengan sistem diktator

1069
eJournalIlmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 1063-1078

dan cenderung menggunakan tindakan kekerasan untuk menghilangkan segala


bentuk ancaman yang dapat mengancam posisinya dalam pemerintahan Suriah.
Secara politik ada pembatasan hak untuk menyampaikan pendapat warga negara
Suriah terhadap pemerintahan yang berkuasa. Pembatasan hak untuk
menyampaikan pendapat tersebut terdapat pada Emergency Law.

Selama masa kepemimpinan Hafez Al Assad, memberlakukan Emergency Law


atau undang-undang darurat. Pada 2 Desember 1962 pemerintah Suriah dibawah
kepemimpinan presiden Hafez Al Assad membuat sebuah Emergency Law.
Undang-undang ini merupakan sebuah aturan yang memberikan pembatasan
terhadap publikasi, menghalangi atau mencegah bentuk komunikasi masyarakat
dalam bentuk surat, mencegah pertemuan publik, dan menangkap individu-
individu yang berusaha untuk mengancam keamanan negara dan keterlibatan
umum dalam pemerintahan Suriah. Setiap individu yang melakukan pelanggaran
akan diadili dan mendapatkan hukuman berdasarkan keputusan pengadilan militer
yang terdapat dalam Emergency Law.

Ketika partai Ba’ath pertama kali merebut kekuasaan, pada 8 Maret 1963 partai
ini membentuk sebuah dewan nasional yaitu National Revolutionary Comand
Council (NDCC) atau dewan perintah revolusioner nasional. Dewan ini bertugas
untuk membantu pemerintahan dibawah presiden Assad pertama. Setelah dewan
ini resmi dibentuk kemudian NDCC mulai diberlakukan meskipun undang-
undang tersebut tidak medapatkan persetujuan dari para menteri dan parlemen
Suriah, padahal semestinya undang-undang tersebut hanya diberlakukan ketika
terjadi peperangan atau stabilitas nasional Suriah tidak stabil. Tetapi partai Ba’ath
tetap bersikeras untuk meratifikasi NDCC untuk mencegah berkembangnya
pemahaman nasionalis Arab dan sosialisme di Suriah.

Presiden Hafez Al Assad memimpin hingga tahun 2000. Berakhirnya


kepemimpinan Hafez bukan berarti berakhirnya kepemimpinan rezim Assad. Pada
tanggal 3 Juni 2000 presiden Bhasar Al Assad menggantikan posisi Hafez Al
Assad sebagai pemimpin regional partai Ba’ath, dan pada 11 Juni 2000 parlemen
Suriah menyatakan secara resmi bahwa Bhasar merupakan calon kandidat
presiden yang didukung oleh partai tersebut. Keputusan ini kemudian diratifikasi
oleh parlemen Suriah pada 27 Juni 2000. Dalam sebuah pemilihan umum yang
diadakan pada 10 Juli 2000 Bhasar AL Assad memenangkan sekitar 97 % suara
dalam pemilihan tersebut dan menetapkan Bhasar Al Assad sebagai presiden
Suriah menggantikan posisi Hafez Al Assad

Pemerintahan Bhasar Al Assad tidak memiliki legitimasi yang kuat seperti


presiden sebelumnya. Karena banyak pihak yang melakukan aksi protes dan
banyaknya pejabat negara yang membelot dan memihak pada kelompok oposisi
dan kelompok ekstrimis yang menginginkan berakhirnya rezim pemerintahan Al
Assad di Suriah.Sebelum diadakan pemilihan umum presiden Bhasar berjanji
kepada warga Suriah bahwa sistem kepemimpinan Suriah tidak akan mempersulit
warga Suriah Sendiri, dan presiden Bhasar Al Assad berjanji akan memimpin

1070
Analisis Intervensi Rusia Dalam Konflik Di Suriah ( Ibrahim Noor )

lebih demokratis daripada pemimpin sebelumnya. Namun pada 8 Februari 2001


presiden Bhasar kembali menyatakan adanya pembatasan berpendapat yang boleh
dilakukan oleh pemerintah Suriah. Pembatasan ini menimbulkan suatu pergerakan
reformasi yang dilakukan oleh warga Suriah. Banyak terjadi demonstrasi di Suriah
yang mengakibatkan lemahnya pasar perdagangan negara tersebut. Karena
banyaknya aksi demonstrasi pada 8 Oktober 2001 pemerintah Suriah melakukan
penahanan terhadap dua anggota masyarakat yang melakukan aksi pemberontakan
berdasarkan ketentuan dalam EL.

Pada 9 Maret 2004 warga Suriah kembali melakukan demonstrasi di kota


Damaskus yang menuntut adanya reformasi politik dalam pemerintahan Suriah.
12 Maret kembali terjadi protes yang dilakukan oleh kelompok Kurdish dengan
pemerintah dengan tuntutan yang sama. Warga Suriah kembali melakukan
demonstari pada 16 Oktober yang menuntut penghapusan Emergency Law. Tetapi
pemerintah Suriah tidak menanggapi permintaan untuk penghapusan EL. Namun
pada Februari 2006 Bhasar merubah susunan kabinet dalam parlemen Suriah dari
sekitar 34 anggota parlemen, 15 diantara merupakan perwakilan baru yang dipilih
diluar dari anggota partai Ba’ath. Tetapi tindakan tersebut tidak menyurutkan aksi
demonstrasi yang dilakukan oleh warga Suriah. Demonstrasi yang dilakukan oleh
warga Suriah semakin besar dengan melibatkan massa yang semakin banyak
terlebih karena adanya peristiwa Arab Rising di sebagian besar negara-negara di
kawasan Timur Tengah. Arab Rising atau Pemberontakan Arab adalah gerakan
revolusi unjuk rasa dan protes yang terjadi di negara-negara Arab sejak 18
Desember 2010. Protes ini menggunakan teknik pemberontakan sipil dalam
kampanye yang melibatkan serangan, demonstrasi, pawai, dan pemanfaatan media
sosial, seperti Facebook, Twitter, YouTube, dan Skype, untuk mengorganisir,
berkomunikasi, dan meningkatkan kesadaran terhadap usaha-usaha penekanan
dan penyensoran Internet oleh pemerintah. Banyak unjuk rasa ditanggapi keras
oleh pihak berwajib, serta milisi dan pengunjuk rasa pro-pemerintah.

Konflik internal Suriah merupakan konflik yang terjadi antara pemerintah Suriah
dengan warga Suriah yang berkembang menjadi perang saudara semenjak konflik
tersebut mendapatkan dukungan dari opihak oposisi yang juga menginginkan
berakhirnya rezim pemerintahan Bashar Al Assad yang telah memerintah lebih
dari empat dekade terakhir. Konflik ini tidak hanya melibatkan pemerintah dan
warga Suriah, konflik ini juga melibatkan beberapa negara yang mengintervensi
dimana negara-negara tersebut mendukung kedua belah pihak yaitu pihak oposisi
dan pemerintah Suriah.

Salah satu negara yang mengintervensi atau terlibat dalam konflik internal Suriah
adalah Rusia. Rusia merupakan salah satu negara yang memberikan dukungan
terhadap pemerintah Bashar untuk menghentikan aksi demonstrasi. Bentuk
intervensi yang diberikan kepada Suriah oleh pemerintah Rusia adalah merupakan
bentuk intervensi secara militer dan intervensi diplomatik. Keterlibatan Rusia
dalam konflik internal Suriah karena negara ini memiliki kepentingan dalam
bidang ekonomi.

1071
eJournalIlmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 1063-1078

A. Alasan Intervensi Rusia dalam Konflik Suriah


Intervensi yang dilakukan oleh Rusia bukan hanya berdasarkan pada resolusi PBB
dan permintaan langsung dari pemerintah Suriah tetapi dikarenakan juga negara
ini memiliki kepentingan dalam bidang ekonomi yaitu karena adanya kesepakatan
perdagangan senjata yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Serta adanya alasan
secara politik. Pada 1972, Hafez al-Assad telah menandatangani perjanjian pakta
pertahanan keamanan dengan Rusia. Isi kesepakatan tersebut antara lain adalah
perjanjian perdagangan senjata antara kedua belah pihak dan kesepakatan
pembukaan pangkalan militer Rusia di dareah pesisir Tartus. Selama era itu,
Moskow mengirimkan senjata senilai 135 juta dolar AS ke Damaskus. Pada 1980,
Assad dan Presiden Uni Soviet Leonid Brezhnev bahkan menandatangani pakta
kerja sama lanjutan selama 20 tahun terakhir. Kesepakatan perdagangan senjata
tersebut tetap terjalin hingga terjadinya konflik internal Suriah. Dimana selama
konflik terjadi hal tersebut mengkhawatirkan pemerintah Rusia.

Suriah merupakan negara yang tetap memiliki hubungan bilateral yang dekat
setelah berakhirnya kekuasaan Uni soviet. Selain itu Rusia juga ingin
mempertahankan aliansinya dengan pemerintah Suriah. Hal ini dianggap penting
karena mengingat Suriah memiliki wilayah yang sangat strategi di kawasan Timur
Tengah. Oleh sebab itu ketika terjadi konflik internal di negara tersebut banyak
negara yang menawarkan diri untuk melakukan intervensi baik inervensi
kemanusiaan maupun intervensi secara militer yang justru hal tersebut semakin
memperburuk stabilitas nasional Suriah dan dapat mengancam keberadaan Rusia
di negara tersebut. Jika intervensi asing selain Rusia dapat menguasai Suriah dan
dapat mengancam keberadaan Rusia di negara tersebut, maka hal tersebut akan
mengakibatkan kerugian secara ekonomi kepada Rusia. Karena kesepakatan
perdagangan persenjataan tersebut dapat dibatalkan secara sepihak oleh
pemerintah Suriah yang baru jika kepemimpinan Bashar Assad dapat di
gulingkan.

Kesepakatan tersebut tidak pernah dilanggar oleh Suriah meskipun telah berganti
kepala pemerintahan. Pangkalan ini sangat penting bagi pemerintah Rusia karena
letak Tartus yang sangat strategis. Kesepakatan tersebut memberikan keuntungan
bagi kedua belah pihak. Bagi Suriah keberadaan militer Rusia dapat berperan serta
dalam melakukan penjagaan keamanan dari ancaman dalam negeri maupun dari
luar Suriah karena posisi strategis yang dimiliki oleh Rusia dalam politik
internasional. Sedangkan bagi Rusia, keberadaan pangkalan militer tersebut
membuktikan bahwa eksistensi Rusia masih mendapatkan pengakuan di wilayah
Timur Tengah. Karena pangkalan tersebut memudahkan Rusia untuk melakukan
pengamatan perkembangan militer di Timur Tengah karena wilayah Tartus yang
memberikan kemudahan akses bagi Rusia untuk melakukan pengamatan terlebih
dengan adanya konflik yang melanda Suriah.

1072
Analisis Intervensi Rusia Dalam Konflik Di Suriah ( Ibrahim Noor )

B. Bentuk intervensi Rusia dalam Konflik Internal Suriah


1. Intervensi Militer
a. Pengiriman Armada Angkatan Laut
Sejak 29 November 2011 Rusia menempatkan kapal-kapal perangnya di
pelabuhan Tartus, Suriah. Keberadaan Rusia untuk memperkuat pertahanan
maritim, yang sangat berguna untuk mencegah potensi konflik di negara strategis
tersebut. Kapal perang Rusia yang dikirim ke perairan Suriah terdiri dari tiga
kapal induk, kapal pengangkut pesawat dan rudal penjelajah. Para pejabat militer
Rusia mengatakan penempatan kapal-kapal itu tidak berhubungan dengan krisis
yang tengah terjadi di kawasan, namun bagian dari rencana yang sudah
dipersiapkan lebih dari setahun lalu.

Armada perang yang dikirimkan Rusia adalah sejumlah kapal perang canggih
yaitu kapal induk utama yang dapat memuat beberapa jet tempur dan beberapa
kapal penghancur yang berukurna lebih kecil. Jenis armada laut lainnya yang juga
dikirim oleh negara tersebut adalah kapal perang dengan rudal balistik yang dapat
dikendalikan dalam jarak jauh untuk menghancurkan beberapa target tenpat yang
digunakan oleh pemberontkak sebagai markas militernya.

Pelabuhan Tartus merupakan pelabuhan utama yang digunakan oleh Rusia sebagai
basis bersandarnya kapal-kapal perang negara tersebut. Kapal perang lain yang
ditempatkan Rusia adalah kapal pengangkut marinir. Kapal-kapal tersebut akan
memudahkan pemindahan personal marinir Suriah ke beberapa titik tempat yang
menjadi pusat perlawanan oleh pihak pemberontak. Kapal lain yang juga dikirim
oleh Rusia dalam konflik ini adalah jenis kapal penghancur. Kapal ini beropreasi
untuk menghancurkan pangkalan militer pemberontak. Kapal ini bertugas untuk
menghancurkan sistem persenjataan pemberontak yang digunakan untuk
menyerang pemerintah Suriah. Pemerintah Rusia juga mengirimkan sejumlah
pasukan militer ke negara tersebut. Pemerintah Rusia mengirimkan sekitar 90.000
pasukan militer darat yang ditempatkan di beberapa titik di wilayah Suriah.
Pasukan ini ditempatkan untuk membantu militer Suriah mengatasi serangan
pemberontakan dan warga suriah yang kontra terhadap pemerintah Bashar.

Pasukan militer Rusia akan melakukan kerjasama dengan militer Suriah, mereka
melakukan penjagaan dan patroli militer untuk menanggulangi aksi anarkis yang
dilakukan oleh pemberontak dan para pendukungnya. Selain melakukan patroli
keberadaan pasukan militer Rusia juga membantu Suriah dengan melakukan
pelatihan militer bersama. Pasukan militer Rusia memberikan pengajaran
mengenai penggunaan sistem persenjataan yang dikirim Rusia ke negara tersebut.
Pelatihan ini dilakukan oleh Rusia karena keterbelakangan militer Rusia mengenai
sistem persenjataan internasional.

Selain pengiriman pasukan angkatan darat, Rusia juga mengirimkan sejumlah


pasukan angkatan lautnya melalui kapal-kapal perang yang ditempatkan
dipelabuhan dan wilayah perairan Suriah. Angkatan laut Rusia disiagakan untuk
menanggulangi serangan militer yang berasal dari kapal perang negara lain yang

1073
eJournalIlmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 1063-1078

memberikan dukungan terhadap kelompok pemberontak. Selain itu pula Rusia


memberikan bantuan berupa persenjataan yang modern. Rusia mengirimkan
sejumlah rudal yang dapat dikendalikan jarak jauh, negara ini juga mengirimkan
Senjata-senjata anti-udara termasuk Buk-M2 dan Pantsyr-S1 (SA-22) yang bisa
dipindah-pindahkan. Jenis senjata lain yang juga diberikan Rusia adalah jenis
senjata Api yang memiliki amunisi dengan kekuatan besar. Senjata-senta tersebut
diberikan kepada tentara militer Suriah terutama kepada tentara yang berada
digaris depan dekat dengan pemukiman warga yang menjadi markas
pemberontak.

b. Pembagunan sistem Radar Balistik


Pada 3 September 2012 Rusia menempatkan radar mendeteksi peluncuran rudal
balistik. Departemen Pertahanan Rusia merincinya bahwa kedua peluncuran radar
balistik itu terdeteksi oleh Radar Armavir yang berlokasi di dekat Laut Hitam.
Radar canggih Armavir yang berada dekat Laut Hitam itu di desain khusus untuk
memantau rudal-rudal yang diluncurkan dari kawasan-kawasan Eropa dan juga
Republik Islam Iran.

Sistem pencegahan rudal tersebut dapat mediteksi serangan rudal yang dilakukan
oleh pihak pemberontak, pada pertengahan tahun 2012 sistem ini telah menditeksi
dan menangkal serangan rudal yang diluncurkan oleh kapal induk Amerika
Serikat yang berada di dekat perairan Tartus. Pencegahan rudal tersebut juga telah
menangkal peluncuran balistik dari pihak pemberontak. Peluncuran tersebut tidak
hanya berasal dari pemberotak yang berada di wilayah Suriah, tetapi juga dari
pihak pendukung pemberontak yang berasal dari negara lain.

Jangkauan pendeteksi yang dibangun oleh Rusia ini dapat menjangkau wilayah
hingga ke kawasan Eropa. Jangkaun pencegah rudal yang dibangun Rusia sengaja
ditempatkan oleh negara tersebut di wilayah dekat laut hitam, karena wilayah
tersebut memiliki wilayah yang sangat strategis untuk meningkatkan posisi Rusia
di kawasan Timur Tengah. Karena semakin meningkatnya kekuatan militer asing
yang semakin membuat posisi Rusia terdesak.

2. Intervensi secara Diplomatik


Pemerintah Rusia memberikan bantuan finansial kepada Suriah untuk membantu
memenuhi kebutuhan logistik dan kesehatan berupa obat-obatan dan sarana medis
yang dibutuhkan oleh warga Suriah. Sejak terjadinya konflik internal dengan
pemberontak, sebagian besar fasilitas kesehatan Suriah mengalami kerusakan
yang parah sehingga hal tersebut menimbulkan semakin banyak korban jiwa yang
tidak dapat diselamatkan. Pemberian bantuan finansial tersebut sangat bergna bagi
pemerintah Suriah, terlebih sejak diberlakukannya blockade bantuan kemanusiaan
yang dilakukan oleh PBB guna memberikan sanksi tegas terhadap pemerintahan
Bashar yang menuntut agar presiden Suriah tersebut mundur dari kursi
pemerintahan.

1074
Analisis Intervensi Rusia Dalam Konflik Di Suriah ( Ibrahim Noor )

Pemerintah Rusia telah memberikan bantuan keuangan sebesar 500 juta dolar,
yang diberikan kepada perwakilan Suriah yang telah melakukan pertemuan di
Moskow beberapa waktu lalu. Sebagian besar bantuan tersebut akan digunakan
oleh pemerintah Suriah untuk memenuhi kebutuhan medis selama konflik
berlangsung.

Pemerintah Suriah menggunakan dana tersebut untuk membeli beberapa sarana


medis yang dibutuhkan dalam negeri. Suriah melakukan pembelian alat-alat medis
beserta obat-obatan kepada negara yang telah menjadi sekutu Suriah sejaka lama
dan tidak terkait dengan negara-negar yang mendukung kelompok pemberontak.
Bantuan lain juga diberikan oleh Rusia yaitu Suriah juga mendapatkan bantuan
dari Rusia yang meneruskan kontrak pengiriman senjata. Meskipun Amerika
Serikat dan beberapa negara yang tergabung dalam Liga Arab melarang
diberikannya bantuan kemanusiaan terhadap Suriah, namun pemerintah Rusia
tetap menjamin bahwa negara ini akan terus memasok sejumlah senjata yang telah
terdaftar dalam perjanjian kerjasama sebelumnya tenpa ada perubahan isi
perjanjian.

Karena posisi Rusia sebagai negara anggota tetpa Dewan Keamanan PBB, negara
ini selalu berusaha untuk menghalangi setiap usaha yang dilakukan PBB dan
beberapa negara lain utnuk menjatuhkan sanksi terhadap Suriah. Dalam beberapa
siding DK PBB, Amerika Serikat selalu berupaya untuk menjatuhkan sanksi
internasional serta meminta Suriah untuk diadili dalam pengadilan internasional
dalam menyelesaikan konflik internal Suriah. Hal ini terbukti pada tanggal 20 Juli
2012 ketika anggota DK PBB berusaha untuk menjatuhkan sanksi melalui resolusi
lanjutan yang telah dibuat oleh dewan tersebut, tetapi karena Rusia dan China
memveto kebijakan resolusi tersebut maka kebijakan tersebut tidak dapat disahkan
oleh DK PBB

Setiap resolusi yang berusaha dikeluarkan oleh DK PBB dimana isi dalam
resolusi tersebut dapat memberatkan posisi Suriah, Rusia selalu menolak isi
resolusi tersebut. Pemerintah Rusia berangapan setiap resolusi yang dikeluarkan
baik itu berupa intervensi kemanusiaan, tidak akan menguntungkan bagi Suriah
karena dalam pelaksaanaan resolusi tersebut Amerika Serikat dapat melakukan
intervensi secara militer yang dapat mengancam keberadaan Rusia di wilayah
negara tersebut.

Secara diplomatik juga Rusia juga selalu mengabaikan sanksi finansial


internasional yang dilakukan oleh negara-negar Liga Arab yang telah
menhentikan secara sepihak keanggotaan Suriah dalam organinsasi regional
Timur Tengah tersebut. Meskipun terdapat larangan pemberian bantuan finansial,
terutama larangan dari Arab Saudi, Rusia tetap memberikan bantuan secara
financial karena negara ini memiliki hubungan bilateral yang telah terjalin sejak
era Uni Sovieat. Bahkan pemrintah Rusia memberikan ijin khusus kepada bank-
bank internal Rusia untuk menggunakan pelayanannya baik secara individu dan
rezim Suriah, jadi setiap warga Suriah dapat memperoleh akses perbankan dimana

1075
eJournalIlmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 1063-1078

beberapa negara lain justru melarang dan membekukan asset-aset perbankan yang
dimiliki oleh warga Suriah terutama para pejabat tinggi.
Selain bantuan finansial dan diplomatik, Rusia juga memberikan bantuan dalam
bentuk logistik seperti halnya bantua bahan pangan. Dua buah pesawat Rusia
mendarat di palebuhan Lakatia, Suriah untuk mendistribusikan bahan pangan
masing-masing pesawat akan membawa sebanyak 30 ton bahan pangan. Bantuan
tersebut akan didistribusikan kepada warga Suriah yang terjebak dalam wilayah-
wilayah yang bertikai. Selain bahan pangan Pemerintah Rusia juga akan
memberikan kebutuhan logistic lainnya yang dibuthkan oleh Suriah.

Kesimpulan
Konflik yang terjdi di Suriah merupakan konflik internal yang melibatkan
pemerintah presiden Bashr Assad dan kelompok pemberontak. Dalam
perkembangan konflik terdapat beberapa pihak yang melakukan intervensi untuk
memberikan dukungan terhadap kedua belah pihak. Salah satu negara yang
mengintervensi terhadap Suriah adalah Rusia. Negara ini memlakukan dua jenis
intervensi yaitu intervensi secara militer dan intervensi secara diplomatik.

Intervensi militer yang dilakukan oleh Rusia adalah dengan cara mengririmkan
sejumlah pasukan militer dan beberapa unit kapal perang berupa kapal induk dan
kapal penghancur yang ditempat di palabuhan Tartus, Suriah. Selain itu Rusia
juga membangun sistem pencgahan Rudal Balistik dimlaut Hitam dan
mengirimkan persenjataan dan melakukan pelatihan militer kapada tentara Suriah

Intervensi yang dilakukan oleh Rusia dikarenakan negara ini memiliki


kepentingan nasional di negara tersebut. Kepentingan Rusia adalah kepentingan
ekonomi dimana negara ini menjalin kerjasama dalam perdagangan persenjataan.
Suriah merupakan negara pengimpor persenjataan dari Rusia. Alasan lainnya
adalah karena adanya pangkalan militer Rusia di wilayah pesisir Tartus yang
digunakan oleh Rusia untuk mempertahankan pengaruhnya di Timur Tengah.

Selama Rusia mengintervensi konflik yang terjadi antara pemerintah Suriah dan
pihak pemberontak, konflik yang terjadi di negara tersebut semakin meluas. Aksi
kekerasan yang dilakukan oleh kedua belah pihak semakin besar dan
mengakibatkan kersukan yag semakin meluas serta korban jiwa selama konflik
terjadi. Semakin banyka warga sipil Suriah yang menjadi korban akibat serangan
militer yang dilakukan oleh kedua belah pihak dengan bantuan dari masing-
masing negara yang memberikan dukungan militer kepada kedua belah pihak.

DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Becker, Wese dalam Soejono Soekanto1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. Hal.
107,dalam T. May Rudy. 2003. Studi Strategi Dalam Transformasi Sistem
Internasional Pasca Perang Dingin. Bandung : PT. Refika Aditama.
J Morgenthou ,Hans. 1991.Politic Among Nations, terjemahan A, M. Fahwan,

1076
Analisis Intervensi Rusia Dalam Konflik Di Suriah ( Ibrahim Noor )

Politikantar bangsa. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.


KJ. Holsti. 1983. International Politic terjemahan. M. Tahrir Azhary. Politik
Internasional untuk Analisis
Subakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
Touvel, Saadi dan I. William Zartman. 2001. International Mediation in the Post
Cold War Eradalam Chester A. Crocker, ad, Turbulen Peace The
Challenges of International Conflict. Washington D. C: United State
Institute of Peace Press.

Website:
bantuan kemanusiaan Rusia kepada Suriah. Terdapat di http://www.mahdi
news.com/index.php/component/k2/item/951-pesawat-bantuan-rusia-
mendarat-di-suriah-latakia. diakses pada tanggal 20 Agustus 2014.
Ini Bukti Pembantaian Rezim Assad?. Terdapat di
http://internasional.kompas.com/read/2014/01/21/0324022/Ini.Bukti.Pemb
antaian.Rezim.Assad. Diakses pada tanggal 8 Mei 2014.
Iran Tambah Bantuan Militer ke Suriah, Rusia Beri Uang. Terdapat di
http://international.okezone.com/read/2013/07/19/412/839337/iran-
tambah-bantuan-militer-ke-suriah-rusia-beri-uang. diakses pada tanggal 18
Agustus 2014.
Kapal Induk Rusia Bakal Berhadapan dengan AS di Suriah. Terdapat di
http://www.suarapembaruan.com/home/kapal-induk-rusia-bakal-
berhadapan-dengan-as-di-suriah/14175. diakses pada tanggal 6 Agustus
2014.
Konflik Suriah Picu Rusia Melawan Amerika. Terdapat di
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-
tengah/13/09/01/msgb9k-konflik-suriah-picu-rusia-melawan-amerika.
diakses pada tanggal 18 Agustus 2014.
Konflik Suriah dalam Tinjauan Keamanan Internasional (Suatu Kajian “Wacana”
Posmodernisme). Terdapat di
http://politik.kompasiana.com/2013/04/26/konflik-suriah-dalam-tinjauan-
keamanan-internasional-suatu-kajian-wacana-posmodernisme-
554693.html. diakses pada tanggal 2 Juli 2014.
Melawan Al-Assad dari Kairo. Terdapat di
http://internasional.kompas.com/read/2011/11/15/18264068/Melawan.AlA
ssad.dari.Kairo. dikases pada tanggal 25 Mei 2014.
Mengapa Rusia Menolak Intervensi di Suriah?. Terdapat di
http://m.kompasiana.com/post/read/570631/3/mengapa-rusia-menolak-
intervensi-di-suriah.html. Diakses tanggal 6 Agustus 2014.
Menteri Lebanon tuduh Suriah lakukan "pembersihan etnis". Terdapat di
http://www.antaranews.com/berita/380774/menteri-lebanon-tuduh-suriah-
lakukan-pembersihan-etnis. Diakses pada tanggal 25 Mei 2014.
Negara-negara Teluk akui koalisi nasional Suriah. Terdapat di
http://international.sindonews.com/read/688289/43/negara-negara-teluk-
akui-koalisi-nasional-suriah. diakses pada tanggal 18 Agustus 2014.
Peran Rusia Dalam Perang Suriah. Terdapat di http://www.dw.de/peran-rusia

1077
eJournalIlmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 1063-1078

dalam-perang-suriah/a-17376273. diakses pada tanggal 18 Agustus 2014.


R. Abouzeid, “The Youth of Syria: The Rebels Are on Pause’. Terdapat di
http://www.time.com/time/world/article/0,8599,2057454,00.html. Dikses
pada 20 Maret 2014.
Rusia Deteksi Dua Peluncuran Rudal, Intervensi Militer ke Suriah Dimulai?.
Terdapat di www.kompas.com. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2014.
Suriah Tunduk Pada Resolusi Damai Liga Arab. Terdapat di
http://jaringnews.com/internasional/timur-tengah/4671/suriah-tunduk-
pada-resolusi-damai-liga-arab. diakses pada tanggal 18 Agustus 2014.
Syria profile. Terdapat di http://www.bbc.com/news/world-middle-east-
14703912. Diakses pada tanggal 8 Mei 2014.

1078

S-ar putea să vă placă și