Sunteți pe pagina 1din 33

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

DI KOMUNITAS PADA IBU HAMIL

Di Buat Oleh :
Kelompok 1
Hulwa Luthfiyah Nurjannah Izalaila
NIM : PO 0324217010 NIM : PO 0324217036
Nadila Dwi Putri Larasati
NIM : PO 0324217034 NIM : PO 0324217028
Zia Ulvany Zulaiha
NIM : PO 0324217019 NIM : PO 0324217018
Dosen Pembimbing :
Magfirah, SST,MPH

POLTEKKES KEMENKES ACEH


PRODI DIII KEBIDANAN
KOTA LANGSA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita taufiq dan
hidayah-Nya, sehingga segala aktifitas yang kita laksanakan di jalan kebenaran
akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih
lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang
ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terimakasih saya ucapkan kepada guru pembimbing yang telah
memberikan dukungan serta motivasi sehingga pembuatan makalah “Asuhan
kebidanan komunitas pada ibu hamil” dapat terselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan.
Jika makalah ini terdapat kekurangan, penulis menerima kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun.

Langsa, Oktober 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas internasional dihadapkan pada gelombang konflik-konflik
baru. Secara bersama-sama konflik-konflik baru ini tidak lebih kecil
dibandingkan dengan kejadian-kejadian penting lainnya dalam sejarah sebuah
masa dimana para sejarah masa depan dapat mendriskripsikannyasebagi masa-
masa ketika kemanusiaan menangkap atu gagal untuk menangkap peluang
unrtuk menggantikan mekanisme yang sudah usang guna menyelesaikan
konflik manusia (Michael,R. 2015).
Pelayanan kesehatan di masyarakat dilakukan melalui kegiatan
pengawasan, pengendalian, dan penilaian yang meliputi pencatatan, pelaporan,
monitoring, dan evaluasi.Pencatatan dan pelaporan adalah indicator
keberhasilan suatu kegiatan.Tanpa adanya pencatatan dan pelaporan, kegiatan
atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya. Output
dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi yang
berharga serta bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar.Seperti
sebuah ungkapan “catat apa yang dikerjakan dan kerjakan apa yang
dicatat”.jadi data dan informasi ini merupakan sebuah unsur terpenting dalam
sebuah organisasi, karena data dan informasilah yang berbicara tentang
keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas.
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai
dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas,
bahagia dan sejahtera.
Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan “untuk mewujudkan keluarga
yang sehat sejahtera sehingga tercipta derajat kesehatan yang optimal”.Halini
sesuai dengan visi Indonesia Sehat 2010.Kesehatan keluarga merupakan salah
satu kegiatan dari upaya kesehatan dimasyarakat yang ditujukan kepada
keluarga. Penyelenggaraan kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan
keluarga kecil, sehat,bahagia dan sejahtera. Didalam kesehatan keluarga,
kesehatan ibu mencakup kesehatan masa pra kehamilan, kehamilan,
persalinan, pasca persalinan dan masa diluar kehamilan (masa interval).

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari kebidanan komunitas?
2. Apa saja tujuan kebidanan komunitas?
3. Apa saja sasaran kebidanan komunitas?
4. Apa saja ruang lingkup kebidanan komunitas?
5. Apa saja peran dan fungsi kebidanan komunitas?
6. Apa saja kegiatan dalam pelayanan kebidanan komunitas?
7. Apa saja Jaringan kerja dalam menjalankan kebijakan pemerintah?
8. Apa saja pendekatan yang digunakan dalam kerjasama lintas program dan
lintas sektoral?
9. Apa saja manajemen kebidanan komunitas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dari kebidanan komunitas
2. Untuk mengetahui tujuan kebidanan komunitas
3. Untuk mengetahui sasaran kebidanan komunitas
4. Untuk mengetahui ruang lingkup kebidanan komunitas
5. Untuk mengetahui peran dan fungsi kebidanan komunitas
6. Untuk mengetahui kegiatan dalam pelayanan kebidanan komunitas
7. Untuk mengetahui Jaringan kerja dalam menjalankan kebijakan
pemerintah
8. Untuk mengetahui pendekatan yang digunakan dalam kerjasama lintas
program dan lintas sektoral
9. Untuk mengetahui manajemen kebidanan komunitas
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Defenisi
Berdasarkan kesepakatan antara ICM, FIGO, WHO pada tahun 1933
menyatakan bahwa bidan adalah seorang telah mengikuti pendidikan
kebidanan yang diakui oleh pemerintah setempat, telah menyelesaikan
pendidikan dan lulus serta terdaftar atau mendapatkan izin melakukan praktik
kebidanan.
Menurut IBI, Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan
bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi diwilayah Negara
Republik Indonesia serta memiliki kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan
atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.
Komunitas Berasal dari bahasa latin : comunicans : kesamaan, communis :
sama, public, banyak dan community : masyarakat setempat.
Menurut J.H Syahlan bidan komunitas adalah bidan yang berkerja
melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. Menurut United
Kingdom Central Council for Nursing Midwifery Health para praktisi bidan
yang berbasis komunitas harus dapat memberikan supervise yang dibutuhkan
oleh perempuan selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL secara
komprehensif.
Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan. Pelayanan
Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan
terhadap masalah kesehatan ibu dan balita dalam keluarga dimasyarakat.
Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit atau institusi.
Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutandari
pelayanan yang diberikan dirumah sakit dalam upaya menyelamatkan ibu dan
bayi dalam proses kelahiran. Bidan komunitas mempunyai pengetahuan yang
luas dalam segala aspek dalam kehamilan dan persalinan karena tugasnya
adalah bersama-sama perempuan sebagai partner untuk menerima secara
positif pengalaman proses kehamilan dan persalinan, serta mendukung
keluarga agar dapat mengambil keputusan atau pilihan secara individual
berdasarkan informasi yang telah diberikan.

B. Tujuan Kebidanan Komunitas


1. Tujuan umum :
1) Meningkatkan kesehatan ibu dan anak, balita dalam keluarga sehingga
terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu
2) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kebidanan komunitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
2. Tujuan khusus :
1) Mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas
2) Melakukan upaya promotif dan preventif pelayanan kesehatan
3) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
4) Mengidentifikasi struktur masyarakat daerah setempat
5) Meningkatkan kemampuan individu / keluarga / masyarakat untuk
melaksanakan askeb dalam rangka mengatasi masalah
6) Tertanganinya kelainan resiko tinggi/rawan yang perlu pembinaan dan
pelayanan kebidanan
7) Tertanganinya kasus kebidanan dirumah
8) Tertanganinya tidak lanjut kasus kebidanan dan rujukan
9) Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak
10) Pelayanan KIA / KB / imunisasi
11) Menggambarkan keadaan wilayahkerja dengan daerah
12) Mengidentifikasi faktor penunjang KIA / KB diwilayah
13) Bimbingan pada kader posyandu / kesehatan / dukun bayi
14) Mengidentifikasikan kerjasama LP / LS
15) Kunjungan rumah
16) Penyuluhan laporan dan seminar dan evaluasi
17) Askeb pada sasaran KIA
18) Menolong persalinan rumah
19) Melakukan tindakan kegawatdaruratan kebidanan sesuai kewenangan

C. Sasaran Kebidanan komunitas


1. Ibu
Pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, masa interval dan
menopause.
2. Anak
Meningkatkan kesehatan janin dalam kandungan, bayi, balita, prasekolah,
dan anak usia sekolah
3. Keluarga
Pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan anak,
pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi dan imunisasi
4. Kelompok penduduk
Kelompok penduduk rumah kumuh, daerah terisolir, daerah tidak
terjangkau
5. Masyarakat
Dari satuan masyarakat terkecil sampai masyarakat keseluruhan (remaja,
calon ibu dan kelompok ibu)

D. Ruang lingkup kebidanan komunitas


1. Promotif (peningkatan kesehatan)
1) Informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi
2) Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil
3) Informasitentang tanda bahaya kehamilan
4) ASI eksklusif
2. Preventif (pencegahan penyakit)
1) Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
2) Pemberian tablet Fe
3) Pemeriksaan kehamilan, nifas, dll
4) Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita
3. Kuratif (pemeliharaan dan pengobatan)
1) Perawatan payudara yang mengalami masalah
2) Perawatan bayi, balita, dan anak sakit dirumah
3) Rujukan bila diperlukan
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
1) Latihan fisik pasca ibu bersalin
2) Pemberian gizi ibu nifas
3) Mobilisasi dini pada ibu pasca bersalin
5. Resosiantitatif (mengfungsikan kembali individu, keluarga, kelompok
masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya)
1) Menggerakkan individu masyarakat ke lingkungan masyarakatnya
seperti dasawisma, desasiaga, tabulia
2) Membuat masyarakat untuk melakukan suatu program dalam bidang
kesehatanyang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut.

E. Peran dan fungsi kebidanan komunitas


Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dimiliki oleh orang
yang berkedudukan dalam masyarakat. Sebagai bidan yang bekerja di
komunitas maka bidan harus memahami perannya di komunitas, yaitu :
1. Sebagai Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat. Sebagai
pendidik, bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya
sesuai dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh
bidan di komunitas dalam berperan sebagai pendidik masyarakat antara
lain dengan memberikan penyuluhan di bidang kesehatan khususnya
kesehatan ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi
dan sebagainya yang mana cara tersebut merupakan penyuluhan secara
langsung. Sedangkan penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan
poster, leaflet, spanduk dan sebagainya.

2. Sebagai Pelaksana (Provider)


Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan
kebidanan kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana
pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai
pengetahuan dan teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai
berikut :
1) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan masa
interval dalam keluarga.
3) Pertolongan persalinandi rumah.
4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan resiko tinggi di
keluarga.
5) Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.
6) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan
reproduksi.
7) Pemeliharaan kesehatan anak balita.

3. Sebagai Pengelola
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktik
mandiri. Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya.
Peran bidandi sini adalah sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit
puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan. Sebagai pengelola
bidan memimpin dan mendayagunakan bidanlain atau tenaga kesehatan
yang pendidikannya lebih rendah.
4. Sebagai Peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya,
perkembangan keluarga dan masyarakat. Secara sederhana bidan dapat
memberikan kesimpulan atau hipotesis dan hasil analisanya. Sehingga bila
peran ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat
tentang permasalahan komunitas yang dilayaninya dan dapat pula dengan
segera melaksanakan tindakan.

F. Kegiatan dalam pelayanan kebidanan komunitas


PWS KIA adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program
KIA di suatu wilayah kerja secara terus-menerus, agar dapat dilakukan tindak
lanjut yang cepat dan tepat, meliputi program pelayanan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, dan keluarga berencana,
bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita. Definisi
dan kegiatan PWS tersebut sama dengan definisi surveilans.
Kegiatan pokok PWS KIA meliputi :
1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibuhamil di
semua fasilitas kesehatan.
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatankompeten,
diarahkan ke fasilitas kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibunifas sesuai standar disemua
fasilitas kesehatan.
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar disemua
fasilitas kesehatan.
5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan
6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatussecara
adekuat dan pengamatan terus-menerus oleh tenagakesehatan.
7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standardi semua
fasilitas kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuaistandar di
semua fasilitaskesehatan.
9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.

Indikator pemantauanPWS KIA meliputi :


1. Cakupan pelayanan antenatal pertama kali (K1)
2. Cakupan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4)
3. Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan (Pn)
4. Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (Kf 3)
5. Cakupan pelayanan neonatus pertama kali (KN 1)
6. Cakupan pelayanan neonatus lengkap (KN Lengkap)
7. Deteksi faktor risiko dan komplikasi maternal oleh masyarakat
8. Cakupan penanganan komplikasi maternal (PK)
9. Cakupan penanganan komplikasi neonatus (NK)
10. Cakupan pelayanan kesehatan bayi (K Bayi)
11. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita (K Balita)
12. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita sakit yang dilayani dengan
MTBS
13. Cakupan peserta KB aktif (contraceptive prevalence rate, CPR)dan
neonatus oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat.

Tindakan bidan dalam rangka peningkatan kesehatan di tingkat komunitas :


1. Menilai kebutuhan masyarakat, rencanakan dan sediakan komunitas
tertentu terhadap suatu program. Misalnya: kelompok untuk orangtua
tunggal, kelompok dukungan menyusui yang memberikan bantuan praktis
dan moral untuk perempuan menyusui, dll
2. Mengakses kelompok yang sulit dijangkau atau yang tidak mengakses
layanan yangdisediakan
3. Mengembangkan sumber daya untuk mendukung perbaikan
4. Menyediakan program kesehatan tingkat masyarakat sesuai evidence
basedmisalnya P4K, desa siaga, dll.
G. Jaringan kerja dalam menjalankan kebijakan pemerintah
Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu puskesmas / puskesmas
pembantu, polindes, posyandu, BPS, rumah pasien, dasa wisma, PKK.
1. Di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan diharapkan dapat
mengenali kegiatan yang akan dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi
dan tugas masing-masing. Selalu berkomunikasi dengan pimpinan dan
anggota lainnya, memberi dan menerima saran serta turut bertanggung
jawab atas keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya.
2. Di polindes, posyandu, BPS, dan rumah pasien, bidan merupakan
pimpinan tim/leader dimana bidan diharapkan mampu berperan sebagai
pengelola sekaligus pelaksana kegiatan kebidanan di komunitas.
3. Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama lintas
program dan lintas sektor. Kerjasama lintas program merupakan bentuk
kerjasama yang dilaksanakan di dalam satu instansi terkait, misalnya
imunisasi, pemberian tablet Fe, vitamin A, PMT, dll. Sedangkan
kerjasama lintas sektor merupakan kerjasama yang melibatkan
institusi/departemen lain, misalnya Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), DLL.
4. Dalam pelayanan komunitas diperlukan pendekatan terhadap pemuka atau
pejabat masyarakat untuk mendapat dukungan, sehingga dapat
menentukan kebijakan nasional atau regional. Pendekatan terhadap
pelaksana dari sektor diberbagai tingkat administrasi sampai dengan
tingkat desa dengan tujuan yang akan dicapai adalah adanya kesepahaman,
memberi dukungan dan merumuskan kebijakan. Dan pendekatan yang
lebih menekankan pada proses dilaksanakan masyarakat sebagai
pengambil prakarsa kemudian dikembangkan sendiri sesuai kemampuan,

misalnya kaderdan dukun.

H. Pendekatan yang digunakan dalam kerjasama lintas program dan lintas


sektoral
1. Input
Input sebuah kemitraan adalah semua sumber daya yang dimiliki oleh
masing-masing unsur yang terjalin dalam kemitraan, terutama sumber
daya manusia, dan sumber daya yang lain seperti dana, sistem informasi,
teknologi, dan sebagainya. Selain itu, jumlah atau banyaknya mitra yang
terlibat juga merupakan input.

2. Proses
Proses dalam kemitraan pada hakikatnya adalah kegiatan-kegiatan untuk
membangun kemitraan tersebut.

3. Output
Output adalah terbentuknya kerja atau networking, forum, dan sebagainya
yang terdiri dari berbagai unsur dan tersusunnya program dan
pelaksanaannya berupa kegiatan bersama dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan. Selain itu, juga tersusun uraian tugas dan fungsi untuk
masing-masing anggota.

4. Outcome
Outcome adalah dampak dari pada kerjasama terhadap peningkatan
kesehatan masyarakat.

I. Manajemen kebidanan komunitas


Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan. Manajemen kebidananan adalah metode yang
digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah
pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk menyelematkan
pasiennya dari gangguan kesehatan.
Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan
yaitu identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan
tindakan pelaksanaan serta evaluasi hasil tindakan. Manajemen kebidanan
juga digunakan oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu, anak dan KB di
komuniti, penerapan manajemen kebidanan komuniti (J.H. Syahlan, 1996).
1. Identifikasi masalah :
Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di
masyarakat melalui identifikasi, ini untuk mengatasi keadaan dan masalah
kesehatan di desanya terutama yang ditujukan pada kesehatan ibu dan
anak. Untuk itu bidan melakukan pengumpulan data dilaksanakan secara
langsung ke masyarakat (data subyektif) dan data tidak langsung ke
masyarkaat (data obyektif)
1) Data Subyektif
Data subyektif diperoleh dari informasi langsung yang diterima dai
masyarakat. Pengumpulan data subyektif dilakukan melalui
wawancara. Untuk mengetahui keadaan dan masalah kesehatan
masyarakat dilakukan wawancara terhadap individu atau kelompok
yang mewakili masyarakat.
2) Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh dari observasi pemeriksaan
dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungan. Kegiatan
dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data obyektif ini ialah
pengumpulan data atau catatan tentang keadaan kesehatan desa dan
pencatatan data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.

2. Analisa dan perumusan masalah


Setelah data dikumpulkan dan dicatat maka dilakukan analisis. Hasil
analisis tersebut dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan masalah
kesehatan ibu dan anak di komuniti.
a. Dari data yang dikumpulkan, dilakukan analisis yang dapat ditemukan
jawaban tentang :
a) Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan
lingkungan keadaan sosial budaya atau perilaku, pelayanan
kesehatan yang ada serta faktor-faktor keturunan yang
berpengaruh terhadap kesehatan. (H.L. Blum).
b) Masalah-masalah kesehatan, termasuk penyakit ibu, anak dan
balita
c) Masalah-masalah utama ibu dan anak serta penyebabnya
d) Faktor-faktor pendukung dan penghambat.

b. Rumusan masalah dapat ditentukan berdasarkan hasil analisa yang


mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial.
a) Diagnosa potensial
Diagnosa yang mungkin terjadi
b) Antisipasi penanganan segera
Penanganan segera masalah yang timbul

c. Rencana (intervensi)
Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana
pelaksanaan dan evaluasi.

d. Tindakan (implementasi)
Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana
pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

e. Evaluasi
Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara hasil yang
dicapai dengan tujuan yang ditetapkan.
BAB III

TINJAUAN KASUS

(ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA IBU HAMIL)

1. Format pengkajian
A. Identitas/biodata
Nama : Ny. I
Umur : 24 tahun
Suku / kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat rumah : Gedubang Jawa
Telp :-

Nama suami : Tn. P


Umur : 28 tahun
Suku / kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Gedubang Jawa

B. Anamnesa (data subjektif)


Pada tanggal : 10-09-2019 pukul : 10:00 WIB
1. Alasan kunjungan ini : Ingin memeriksa kehamilannya
2. Keluhan utama : Mual Muntah di pagi hari
3. Riwayat menstruasi
 Menarche : Umur 12 Tahun
 Siklus : 30 hari
 Banyaknya : 3 x ganti duk
 Dismenorrhe : Ada
 Teratur/tidak teratur : Teratur
 Lamanya : 7 hari
 Konsentrasi darah : Cair
4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : G:1 P:0 A:0
 Pernah keguguran :- Umur kehamilan - bulan
 Pernah dikuret :-
 Keguguran terakhir :-
 Jarak antara kehamilan :-
 Pernah imunisasi TT :
 Komplikasi pada waktu hamil :-
 Persalinan yang lalu dibantu oleh :-
 Tempat persalinan :-
 komplikasi persalinan pada waktu yang lalu : -
5. Riwayat kehamilan ini
 HPHT : 07-07-2019
 Usia Kehamilan :8 Minggu
 TTP : 14-04-2020
 Keluhan-keluhan pada Trimester I : Mual muntah
Trimester II : Tidak ada
Trimester III : Tidak ada
 Imunisasi TT :
 Kontrasepsi yang digunakan : Tidak ada
 Pergerakan anak pertama kali : belum terasa pergerakan
 Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak 24 jam terakhir
< 10 x 10 x-20 x > 20 x
 Bila lebih dari 20 x dalam 24 jam, denagn frekuensi
< 15” > 15”
 Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan)
o Rasa lelah : Tidak ada
o Mual dan muntah yang lama : Tidak ada
o Nyeri perut : Tidak ada
o Panas, menggigil : Tidak ada
o Sakit kepala berat/terus-menerus : Tidak ada
o Penglihatan kabur : Tidak ada
o Rasa nyeri/panas waktu BAK : Tidak ada
o Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya : Tidak ada
o Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada
o Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
o Oedema : Tidak ada
 Diet makan
Makanan sehari-hari 3 kali sehari
Perubahan makan yang dialami (termasuk ngidam, nafsu makan
dan lain-lain) : Tidak ada
 Pola eliminasi : Lancar
 Aktivitas sehari-hari : Lancar
Pola istirahat dan tidur : Teratur
Pekerjaan : Normal
 Imunisasi TT 1 pada tanggal : TT 2 tanggal :
 Kontrasepsi yang pernah digunakan : Tidak ada
6. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita
 Jantung : Tidak ada
 Ginjal : Tidak ada
 Asma/ TBC Paru : Tidak ada
 Hepatitis : Tidak ada
 D.M : Tidak ada
 Hipertensi : Tidak ada
 Epilepsy : Tidak ada
 HIV/AIDS : Tidak ada
 Lain-lain : Tidak ada
7. Riwayat penyakit keluarga
 Jantung : Tidak ada
 Hipertensi : Tidak ada
 D.M : Tidak ada
 Asma : Tidak ada
 Lain-lain : Tidak ada
8. Riwayat social
 Perkawinan : satu
 Status perkawinan : sah kawin :1
o Kawin I : Umur : 22 thn, dengan Suami umur : 26 thn
Lamanya : 2 tahun Anak : - orang
o Kawin II : -
o Kehamilan ini :
Direncanakan Tidak direncanakan
Diterima Tidak diterima
o Rencana pengasuhan anak :
Sendiri Baby sister
Orang tua Dan lain-lain
o Perasaan tentang kehamilan ini : Bahagia

C. PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OBJEKTIF )


1. Status emosional : Stabil
2. Tanda vital
 Tekanan darah : 110/60 mmHg
 Denyut nadi : 80 x/menit
 Pernafasan : 24 x/menit
 Suhu : 36,5 0
c
 BB : 50 kg
 Lila : 25 cm
 TB : 152 cm
 BB sebelum hamil : 48 kg

3. Muka
 Oedema : Tidak ada
 Conjungtiva : Pucat
 Sclera mata : Tidak ikterik
4. Dada
 Simetris : ya
 Mamae : Bersih
 Benjolan : Tidak ada
 Striae : Ada
 Areola : Menghitam
 Putting susu : Menonjol
5. Pinggang ( periksa ketuk : costro-vertrebrata-angel tenderness )
 Nyeri : Tidak ada
6. Ekstremitas
 Oedema tangan dan jari : Tidak ada
 Oedema tibia, kaki : Tidak ada
 Betis merah / lembek / keras : Tidak ada
 Varices tungkai : Tidak ada
 Reflex patella kanan : Normal
Kiri : Normal
7. Abdomen
 Bekas luka : Tidak ada
 Pembesaran perut : ada
 Bentuk perut : Tidak Ada kelainan
 Oedema : Tidak ada
 Acites : Tidak ada
Pemeriksaan Kebidanan
 Palpasi
o Leopold I :3 jari di atas Simpisis
o Leopold II :Belum teraba
o Leopold III :Belum teraba
o Leopold IV :Belum teraba
o TBBJ : gr
o Tinggi Fundus Uteri : cm
 Auskultasi
DJJ : 145 x/menit Tempat : kanan
 Palpasi supra kandung kemih : Kosong
8. Genitalia
Inspeksi
 Vulva dan Vagina
- Varices : Tidak ada
- Luka : Tidak ada
- Kemerahan : Tidak ada
- Nyeri : Tidak ada
 Perineum
- Bekas luka/luka perut : Tidak ada
- Lain-lain : Tidak ada
- Bila ada : Tidak ada

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin : 11 gr%
2. Golongan Darah :B
3. Protien urine : (-) negative
4. Glukosa urine : (-) negative
5. Plano Test : (+) positif
6. USG : (+) positif
2. SOAP

S : Ny. I berumur 24 tahun datang ke Polindes bersama suaminya dengan


keluhan sering merasa mual muntah 6-7x/hari dan nafsu makan ibu
menurun. HPHT : 07-07-2019

O : Keadaan umum : lemah

Tanda- tanda vital : TD : 110/ 60 mmHg TB : 152 cm

N : 80 x/m BB : 50 kg

P : 20 x/m LILA : 25 cm

S :36,50C

Mata : Cekung

Sklera : Tidak Ikterus

Conjungtiva : Pucat

Bibir : Pucat

Pemeriksaan Penunjang : Plano test : (+) positif

USG : (+) positif

A : Ny.I berumur 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu dengan


Hiperemisis gravidarum tingkat I pada kehamilan

P : 1. Menjalin hubungan yang baik dengan ibu beserta keluarga

(Hubungan telah terjalin dengan baik)

2. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan

TD :110/60 mmHg
P :20x/m
N :80x/m
S :36,50C
(Ibu telah Mengetahui hasil pemeriksaan)
3. Memberi penjelasan tentang fisiologis kehamilan pada trimester
pertama bahwa mual muntah yang dirasakan oleh ibu wajar dan biasa
terjadi pada awal kehamilan.
(Ibu telah mengerti apa yang telah dijelaskan oleh bidan)
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang teratur yaitu tidur siang 1 jam
dan tidur malam 7 jam.
(ibu mengerti apa yang telah dijelaskan oleh bidan dan bersedia
mengikuti anjuran dari bidan)
5. Menganjurkan ibu untuk mengurangi makanan yang merangsang
mual muntah,seperti gorengan, yang berbau bawang, atau minuman
yang bersoda dan lain nya
(Ibu mengerti apa yang di anjurkan bidan)
6. Menganjurkan ibu untuk tidak langsung berjalan saat bangun dari
tidur,yakni duduk terlebih dahulu untuk mengurangi pusing dan
memicu mual.
(Ibu bersedia melakukan apa yang bidan anjurkan)
7. Memberitahu ibu untuk lebih sering minum minuman yang hangat.
(Ibu mengerti apa yang diberitahu bidan dan mau melakukan nya)
8. Memberitahu ibu untuk tetap memenuhi nutrisi walau mual muntah
dengan cara makan sedikit tapi sering, mengonsumsi lauk-pauk,
sayur-sayuran, dan buah untuk meningkatkan Zat besi, serta air dan
mineral.
(Ibu mengerti apa yang di jelaskan bidan dan mau melakukan nya di
rumah)
9. Memberitahu kepada keluarga untuk membantu melakukan pekerjaan
di rumah untuk mengurangi pekerjaan ibu.
( Keluarga bersedia melakukan apa yang di sarankan bidan)
10. Membuat kesepakatan kunjungan ulang berikutnya dan
menganjurkan ibu untuk segera kembali bila dirasakan keadaannya
semakin memburuk.
(Ibu telah mengerti dan bersedia untuk kunjungan ulang)
KUESIONER

PENGUMPULAN DATA PRAKTIK KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

TAHUN AKADEMIK 2018/2019

1. Enumerator/pengumpulan data : ...................................................


2. Tanggal pengumpulan data : 08 – 10 – 2019
3. Desa : Gedubang jawa
4. Kecamatan : Langsa baro

I. Data keluarga
A. Identitas kepala keluarga (KK)
1) Nama KK : Pariman
2) Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur KK : 28 Tahun
3) Pendidikan :
 Tidak sekolah
 SD/MI
 SLTP
 SLTA
 Diploma/PT
4) Agama : Islam
5) Pekerjaan KK :
 PNS/BUMN/TNI/POLRI
 Petani/Berkebun
 Pedagang/Wiraswasta
 Buruh
 Nelayan
 Lain2 (sebutkan :......)
B. Ibu (Responden)
1) Nama Ibu : Indah
2) Umur Ibu : 24 Tahun
3) Pendidikan
 Tidak sekolah
 SD/MI
 SLTP
 SLTA
 Diploma/PT
4) Agama : Islam
5) Pekerjaan Ibu :
 PNS/BUMN/TNI/POLRI
 Petani/berkebun
 Pedagang/ wiraswasta
 Buruh
 IRT
 Lain2

C. Jumlah anak dan anggota keluarga


Jenis
U penyakit
M yang
J Lama
No Nama U Pendidikan Pekerjaan pernah Pengobatan
k sakit
R diderita (3
bulan
terakhir)
1 Pariman 28 SMA L Wiraswasta - - -
2 Indah 24 SMA P IRT - - -

D. Ekonomi, sosial dan budaya keluarga :


1) Apakah keluarga punya pendapatan tetap :
 Ada
 Tidak
2) Jumlah total pendapatan keluarga perbulan :
Rp.
3) Status kepemilikan rumah :
 Rumah sendiri
 Bukan rumah sendiri
4) Fasilitas transportasi yang dimiliki :
 Tidak ada
 Sepeda
 Kendaraan roda dua
 Kendaraan roda empat
5) Fasilitas hiburan yang dimiliki :
 Televisi
 Tape recorder/radio
 Lain2
6) Kegiatan sosial yang diikuti :
 Arisan
 Pengajian
 PKK desa
 Lain2

II. Pelayanan kesehatan keluarga


1) Apabila keluarga sakit berobat kemana :
 mengobati sendiri/dukun
 Mantri kesehatan
 Dokter
 Puskesmas
 Rumah sakit
 Lain2
2) Tempat pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi keluarga :
 Posyandu
 Pustu
 Puskesmas
 Rumah sakit
 Klinik
 Lain2
3) Jarak rumah dengan tempat pelayanan :
 < 3 km
 3-5 km
 > 5 km
4) Kapan anggota keluarga dibawa ketempat pelayanan kesehatan :
 Rutin walaupun tidak sakit
 Ketika ada gejala sakit
 Ketika sakit berat
5) Apakah ibu menggunakan alat kontrasepsi :
 Tidak
 Ya
6) Jenis kontrasepsi yang digunakan :
 PIL
 Suntik
 Implan
 Kondom
 IUD

Apakah keluarga ibu saat ini mempunyai :


 Bayi

 Balita

 Remaja

 Ibu hamil

 Bufas/buteki

 Lansia
DATA IBU HAMIL

1) Identitas bumil : Indah


2) Umur ibu : 24 tahun
3) HPHT : 07 – 07 - 2019
4) Usia kehamilan : 8 minggu
5) Berat badan sebelum hamil : 50 kg
6) Berat badan saat ini : 48 kg
7) Gravida : 1, Partus : 0, Abortus :0
8) Lila bumil : 25 cm

Pelayanan kesehatan bumil :

9) Apakah punya KMS/Buku KIA bumil :


 Tidak
 Ada
10) Apakah ada mendapat tablet besi :
 Tidak
 Ada
11) Apakah ada ditimbang :
 Tidak pernah
 Ada tidak rutin
 Rutin tiap bulan
12) Tempat pemeriksaan kehamilan :
 Dokter
 Posyandu
 Bidan
 Rumah sakit
 Puskesmas
 Dukun
13) Masalah kesehatan selama hamil :
 Mual  Kaki keram
 Muntah  Kaki kesemutan
 Pusing  Keputihan
 Kejang  Perdarahan
 Sesak  Mata berkunang
 Oedema  Lain2
14) Apakah pernah periksa kadar HB :
 Tidak
 Ya (11 gr%)
15) Apakah pernah periksa tekanan darah :
 Tidak
 Ya (1 kali)

Pola makan selama hamil :

16) Frekuensi makan sehari-hari :


 Sama seperti sebelum hamil
 Dua kali lebih banyak
 Tidak tentu
17) Apakah ada makanan tambahan selama hamil :
 Tidak
 Ya (buah)
18) Apakah ada makanan pantangan selama hamil :
 Tidak
 Ya (Apa :....... )

Riwayat kehamilan sebelumnya :

19) Apakah pernah mengalami keguguran :


 Ya (Usia :....mgg. Hamil ke :.......)
 Tidak
20) Kesulitan kehamilan yang pernah dialami :
 Perdarahan
 Molahidatidosa
 kelainan otak
 Lain2...
21) Jarak kehamilan sebelumnya dengan sekarang :
 < 2 tahun
 2 tahun
 > 2 tahun
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan.
Jadi proses kebidanan komunitas adalah metode asuhan kebidanan yang
bersifat ilmiah, sistematis, dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga, kelompok atau
masyarakat yang langkah – langkahnya dimulai dari :
1. pengkajian : pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah.
2. diagnosis kebidanan, perencanaan tindakan kebidanan, pelaksanaan dan
evaluasi tindakan keperawatan.

Proses Evaluasi adalah langkah akhir dari proses kebidanan. Tugas selama
tahap ini termasuk pencatatan kebidanan evaluasi dan revisi rencana tindakan
kebidanan dan intervensi jika perlu.

B. Saran

1. bidan kesehatan komunitas kiranya dapat bekerja sama dengan komunitas


dan populasi untuk memperbaiki kembali kesehatan.
2. bidan kesehatan komunitas kiranya dapat memperhatikan standar evaluasi
atau penilaian dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas.
3. bidan kesehatan komunitas kiranya dapat terlibat dalam koordinasi dan
organisasi dalam merespons isu-isu yang berhubungan dengan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Blum, H.L. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta : Rineka cipta.

Kemenkes RI & ICM. 2014. “Philosophy and Model of Midwifery Care”.

Michael,R. 2015. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori. Jakarta : Sagung Seto.

Syahlan, J.H. 1996. Kebidanan komunitas. Yayasan bina sumber daya kesehatan.

S-ar putea să vă placă și