Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
W DENGAN
MOLA HIDATIDOSA DI RUANG PARIKESIT, RSUD K.R.M.T
WONGSONEGORO, SEMARANG
P1337420919067
1
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny.W DENGAN MOLA
HIDATIDOSA DI RUANG PARIKESIT, RSUD KRMT
WONGSONEGORO, SEMARANG
1
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners, Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
2
Dosen Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Semarang
Koresponden: fayruzzn241@gmail.com
Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator pelayanan
kesehatan di suatu negara. Angka kematian ibu di Indonesia sendiri masih sangat tinggi. Di
provinsi Jawa Tengah penyebab angka kematian ibu didominasi oleh perdarahan (32%),
disusul oleh hipertensi atau eklampsia (25%), infeksi (5%), partus lama (5%), dan abortus
(1%). Untuk perdarahan sendiri dapat terjadi saat awal kehamilan yaitu karena kehamilan
ektopik, mola hidatidosa, dan abortus sedangkan pada kehamilan lanjut dapat disebabkan
oleh solusio plasenta dan plasenta previa. Menurut data, terdapat mola hidatidosa sebagai
salah satu penyebab perdarahan yang selanjutnya merupakan penyebab kematian ibu
terbesar, namun tidak ada data yang spesifik berapa presentase yang sebenarnya untuk kasus
tersebut.
Kata kunci : obstetric gynecology, mola hidatidosa, nursing intervention and outcomes.
2
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 4
B. Web of Causation ............................................................................................................... 6
BAB 3 PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus ................................................................................................................... 26
B. Analisa Intervensi Keperawatan ....................................................................................... 30
BAB 4 PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 32
B. Saran ................................................................................................................................. 32
LAMPIRAN .......................................................................................................................... 34
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
gestasional (Gestational Trophoblastic Disease). Menurut WHO, Gestational
Trophoblastic Disease diklasifikasikan menjadi mola hidatidosa, koriokarsinoma, mola
invasif, placental-site trophoblastic tumor, miscellaneous trophoblastic tumor
(exaggerated placental site, plancental site nodule), dan unclassified trophoblastic lesion.
Mola hidatidosa dibagi menjadi 2 berdasarkan morfologi, histopatologi, dan
kariotipenya yaitu mola komplet (klasik) dan mola inkomplet (parsial). Pada mola
komplet (klasik) ditandai dengan tidak berkembangnya janin dan vili korialis mengalami
degenerasi hidropik. Sedangkan pada mola inkomplet (parsial) ditemukan beberapa
bagian kecil dari janin misalnya plasenta, amnion, bahkan janin itu sendiri telah
terbentuk. Dalam hal ini, vili korialis hanya mengalami edema dan sel trofoblas hanya
sedikit yang berproliferasi jika dibandingkan dengan mola komplet. Karakteristik
terpenting untuk membedakan mola hidatidosa dengan penyakit trofoblas gestasional
lain adalah pada mola hidatidosa terdapat proliferasi sel trofoblas yang melapisi vili
korialis plasenta.
Insiden mola hidatidosa per 1.000 kehamilan terjadi di Asia di mana 5 negara
yang menduduki peringkat atas yaitu Indonesia dengan 13 kasus, Taiwan 8,0 kasus,
Filipina dan China 5,0 kasus, serta Jepang 3.8 kasus. Sedangkan insidensi terendah
terdapat di Amerika Utara, Eropa, dan Oceania dengan rata-rata 0.5-1.84 kasus per 1.000
kehamilan. Data yang diperoleh dari Amerika Selatan terdapat 0.23-0.9 kasus per
1.000 kehamilan, sedangkan di benua Afrika hanya Uganda dan Nigeria yang
mempunyai dokumentasi kasus yaitu terdapat rata-rata 5.0 kasus per 1.000 kehamilan.
Walaupun mola hidatidosa merupakan kasus yang jarang, namun jika tidak
dideteksi dan ditangani segera maka akan berkembang menjadi keganasan sel trofoblas
yaitu pada 15-20% wanita dengan mola hidatidosa komplet dan 2-3 % pada mola
parsial. Mola hidatidosa dinyatakan ganas jika terjadi metastasis dan invasi merusak
miometrium, misalnya pada mola invasif. Jika hal tersebut dilanjutkan kemungkinan
akan menjadi salah satu penyebab angka kematian ibu di Indonesia semakin meningkat.
Berdasarkan besaran masalah mola hidatidosa yang dapat menjadi salah satu
penyebab angka kematian ibu semakin meningkat maka perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai angka kejadian dan karakteristik mola hidatidosa. Hal tersebut berkaitan
dengan faktor risiko itu sendiri, ketika faktor risiko tersebut dapat dimodifikasi maka
pencegahan terhadap mola hidatidosa dapat dilakukan.
Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian, tingginya angka
kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya
5
kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada
wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah,
dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan
postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat
fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Soeprono
menyebutkan bahwa dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat
ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus
imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan
atoni), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan
stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas,
mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).
B. Web of Causation
(Terlampir)
6
FORMAT PENGKAJIAN
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri perut bagian bawah, mengalami perdarahan seperti haid
namun terasa sakit sejak satu hari yang lalu.
2. Riwayat Kehamilan Sekarang:
a. Berapa kali pemeriksaan : klien mengatakan sudah pernah menjalani kuretase
sebelumnya pada tanggal 12 September 2019. Klien datang ke Poli kandungan
RSWN untuk kontrol, namun bertepatan dengan itu, klien juga mengalami
nyeri perut bagian bawah dan mengalami perdarahan seperti haid.
b. Masalah kehamilan : mola hidatidosa
7
3. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Yang Lalu
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Obstetri : P1A0
2. Keadaan Umum : Sedang Kesadaran: Composmentis
3. Tanda Vital : TD : 110/80 mmHg N : 84 x/menit
Suhu : 37oC RR : 20x/menit
4. Kepala :
a. Kepala: tidak ada lesi, rambut lurus dan berwarna hitam, tidak ada benjolan
b. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar limfa dan kelenjar tiroid
8
c. Mata: sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis.
d. Hidung: tidak ada secret dan tidak ada polip
e. Mulut: mulut bersih, mukosa bibir lembab, gigi bersih dan utuh.
f. Telinga : bersih, pendengaran baik
5. Dada :
a. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada interkosta 4-5 mid clavikula
Perkusi : pekak, tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi : terdengar bunyi jantung I dan II
b. Paru :
Inspeksi : kedua paru mengembang simetris, tidak ada retraksi dada
Palpasi : vocal fremitus teraba dengan kekuatan yang sama antara paru kanan
dan kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara vesikuler
c. Payudara :
Kebersihan : payudara tampak bersih, tidak ada lesi
Kesimetrisan : simetris antara kanan dan kiri
Puting susu : tidak ada kelainan, keduanya menonjol, areola
menghitam.
Pengeluaran ASI : ASI sudah keluar banyak hari pertama post partum.
Kemampuan menyusui: klien dapat menyusui dengan baik.
6. Abdomen :
a. Involusio Uterus : TFU 2 jari di bawah umbilikus, bising usus 10x/mt
b. Kandung kemih : tidak ada distensi kandung kemih, tidak terpasang kateter
c. Diatasis rektus abdominalis : tidak dinilai
d. Fungsi pencernaan : Klien sudah flatus
7. Perineum dan Genetallia: Kebersihan : terdapat sedikit darah
a. Vagina : tidak ada edema, tidak ada hematoma, keluar darah sisa mola
±30cc.
b. Perineum: tidak terdapat robekan jalan lahir.
Redness (kemerahan) : tidak ada kemerahan
Edema (bengkak) : tidak terjadi bengkak
9
Echimosis : tidak ada
Drainage (rembes) : tidak terdapat rembesan
Approximatly (jahitan tidak menyatu) : tidak ada
Hemoroid : tidak ada
8. Ekstremitas:
a. Ekstremitas atas : tidak ada edema, tangan kanan terpasang infus RL
b. Ekstremitas bawah : tidak ada edema, tidak ada lesi
10
Kemampuan Mobilitas di tempat tidur √
Kemampuan makan/minum √
Kemampuan toileting √
Kemampuan Mandi √
Kemampuan berpindah √
Kemampuan berpakaian √
11
Klien sudah menikah, saat ini klien mempunyai suami dan 1 anak laki-laki.
10. Pola mekanisme koping
Selama sakit atau ada masalah dengan kesehatannya, klien selalu berkomunikasi
dengan suami untuk konsultasi pada dokter, bidan dan perawat.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Klien beragama Islam. Selama kehamilan tidak ada kendala untuk beribadah ke
tempat ibadah. Setelah sakit, klien belum mampu melaksanakan kewajiban sholat
5 waktu karena masih mengalami kelemahan. Sehingga klien hanya bisa berdoa
agar bisa segera melaksanakan kewajibannya dalam beribadah.
12
E. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hasil Laboratorium
Tanggal : 1 Oktober 2019, pukul : 11:51 WIB.
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hematologi
Golongan darah O
Rhesus Positif
Hemoglobin 9.8 (L) g/dl 11.7-15.5
Hematokrit 30,00 (L) % 35-47
Leukosit 5.4 /uL 3.6-11.0
Trombosit 163 /uL 150-400
Kimia Klinik
GDS 99 mg/dL 70-110
Ureum 16.6 (L) mg/dL 17.0-43.0
Creatinin 0.5 mg/dL 0.5-0.8
SGOT 16 u/L 0-35
SGPT 10 u/L 0-35
Albumin 3.7 g/dL 3.4-4.8
Natrium 138.0 (L) mmol/L 235.0-147.0
Calsium 1.27 (L) mmol/L 3.50-5.0
Imunologi
HbsAg Kualitatif Negatif Negatif
13
2. Pengkajian Skor Resiko Jatuh (Skala Morse)
No Resiko Skala Nilai skor
1 Riwayat jatuh : apakah pernah jatuh Tidak 0 0
dalam 3 bulan terakhir?
Ya 25
2 Diagnosa sekunder: apakah memiliki Tidak 0 0
lebih dari satu penyakit?
Ya 15
3 Alat bantu jalan
Bed rest/ dibantu perawat 0 0
Kruk/tongkat/walker 15
Berpegangan pada benda-benda di 30
sekitar (kursi, meja, lemari)
4 Terapi inta vena : apakah saat ini Tidak 0
terpasang infuse?
Ya 20 20
5 Gaya berjalan/ cara pindah
Normal/ bed rest/ immobile 0 0
Lemah (tidak bertenaga) 10
Gangguan / tidak normal (pincang / 20
diseret)
6 Status mental
Menyadari kondisi dirinya 0 0
Mengalami keterbatasan daya ingat 15
Total 20
14
3. Pengkajian Tingkat Kecemasan (HARS)
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas
- Cemas √
- Firasat Buruk √
- Takut Akan Pikiran Sendiri √
- Mudah Tersinggung √
2 Ketegangan
- Merasa Tegang √
- Lesu √
- Tak Bisa Istirahat Tenang √
- Mudah Terkejut √
- Mudah Menangis √
- Gemetar √
- Gelisah √
3 Ketakutan
- Pada Gelap √
- Pada Orang Asing √
- Ditinggal Sendiri √
- Pada Binatang Besar √
- Pada Keramaian Lalu Lintas √
- Pada Kerumunan Orang Banyak √
4 Gangguan Tidur
- Sukar Masuk Tidur √
- Terbangun Malam Hari √
- Tidak Nyenyak √
- Bangun dengan Lesu √
- Banyak Mimpi-Mimpi √
- Mimpi Buruk √
- Mimpi Menakutkan √
5 Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi √
- Daya Ingat Buruk √
15
6 Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat √
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi √
- Sedih √
- Bangun Dini Hari √
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari √
7 Gejala Somatik (Otot)
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot √
- Kaku √
- Kedutan Otot √
- Gigi Gemerutuk √
- Suara Tidak Stabil √
Total score : 19 (Kecemasan ringan)
F. TERAPI
Infus RL 20 tpm
Cefadroxil 2x500mg P.O
Asam Mefenamat 3x500mg P.O
Asam Tranexamat 3x500mg P.O
Etabion 1x1 tab P.O
Kolaborasi untuk program curretage
16
G. DAFTAR MASALAH
Masalah
No Tanggal/jam Data fokus Etiologi
keperawatan
1. Selasa, 1 Okt DS : Komplikasi Resiko
2019 Klien mengatakan lemas, pusing kehamilan (mola perdarahan
J.11:00 WIB dan nyeri di perut bagian bawah. hidatidosa)
DO :
- TD : 110/85 mmHg
- N : 97 kali/menit
- RR : 21 kali/menit
- Kesadaran : Composmentis
- Klien tampak lemah
- Klien tampak sesekali bergerak
untuk mencari posisi yang
nyaman
- Hb : 9.8 g/dL
- Perdarahan pervaginam ±30cc.
- Hasil USG tampak sisa mola
dan erosi porsio diameter 3cm.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perdarahan b.d komplikasi kehamilan (mola hidatidosa).
2. Ansietas b.d kurangnya informasi tentang mola hidatidosa dan prosedur curretage.
17
I. RENCANA KEPERAWATAN
Tgl/jam Dx Tujuan Intervensi TTD
18
Selasa, 1 Ansietas b.d Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tingkat
Oktober kurang keperawatan selama 2x24 kecemasan ibu
2019 informasi jam diharapkan ibu tidak 2. Monitor TTV
J.11:00 tentang mengalami kecemasan 3. Beri penjelasan terkait
WIB plasenta dengan kriteria hasil : penyakitnya.
restan dan 1. Ibu tampak tenang 4. Ajarkan relaksasi
prosedur 2. Ibu kooperatif saat autogenik
MOW diberikan tindakan
keperawatan
3. Ibu dapat menerima
kondisi yang dialami
sekarang
19
J. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal Tindakan
Diagnosa Respon TTD
/jam Keperawatan
20
Selasa, 1 Ansietas 1. Mengkaji tingkat DS :
Okt 2019 berhubungan kecemasan ibu Klien mengatakan bingung
dengan 2. Mengevaluasi kenapa bisa terjadi hamil
J.11:30
kurang perasaan ibu anggur. Klien mengatakan
informasi 3. Memonitor tekanan dirinya baru saja mendapat
tentang mola darah klien pengetahuan baru mengenai
hidatidosa 4. Memberikan penyakitnya dan prosedur
dan prosedur penjelasan terkait curretage.
curretage penyakitnya (mola
hidatidosa dan DO :
prosedur curretage) - TD : 115/70 mmHg
5. Memberikan - N : 88 kali/menit
reinforecement - Nilai skor kecemasan
positif kepada klien HARS 19 (Kecemasan
Ringan)
- Klien tampak
mengangguk angguk
dan menggumam tanda
dirinya baru saja
mengetahui apa itu
mola hidatodosa serta
prosedur curretage
- Klien tampak
mengajukan beberapa
pertanyaan terkait
prosedur curretage pada
perawat yang
menjelaskan.
Rabu, 2 Resiko 1. Monitor ketat untuk DS :
Okt 2019 perdarahan perdarahan Klien mengatakan masih
b.d 2. Catat Hb dan Ht keluar darah pervaginam
J.14:00
komplikasi sebelum dan sesudah cukup banyak. Perut masih
WIB
kehamilan kehilangan darah sedikit nyeri.
21
(mola 3. Pantau tanda-tanda
hidatidosa) dan gejala DO :
perdarahan yang - Hasil pemeriksaan TTV
persisten TD : 110/70 mmHg
4. Pantau tanda-tanda Nadi : 91 kali/menit
vital ortostatik S : 36.5ºC
5. Anjurkan klien untuk RR : 20 kali/menit
batasi aktivitas - Kesadaran composmentis
6. Anjurkan klien untuk - GCS : E4V5M6
banyak istirahat - Klien tampak sesekali
7. Berkolaborasi memegangi perutnya
dengan dokter terkait setelah mendapatkan
pemberian terapi. program curretage. Nyeri
- Program dirasa saat mencoba
Curretage 2 Okt bergerak / mobilisasi.
2019. Nyeri akan timbul kembali
- Inf. RL 20tpm saat obat inj analgetik
- As. Mefenamat sudah tidak bereaksi
P.O.3x500mg - Klien tampak lemah
- Cefadroxil P.O - Perdarahan pervaginam
2x500mg ±50cc
- Asam - Hb : 9.8 g/dL
Tranexamat P.O
3x500mg
- Etabion 1x1 tab
P.O
22
dan prosedur pengetahuan ibu - TD : 100/70 mmHg
curretage terkait dengan - N : 87 kali/menit
penyakitnya dan - Nilai skor kecemasan
prosedur curretage HARS 11 (Ringan).
yang telah - Klien tampak lebih
dilaksanakan rileks dan banyak
5. Memberikan tersenyum saat dikaji
reinforecement oleh perawat
positif kepada klien - Klien mengatakan
6. Melakukan masih sedikit takut jika
discharge planning luka post operasinya
terasa sakit
- Klien tampak semangat
menceritakan
pengalamannya
sewaktu proses
pembedahan.
23
K. CATATAN PERKEMBANGAN / EVALUASI KEPERAWATAN
Rabu, 2 Resiko S:
Okt 2019 perdarahan b.d Klien mengatakan darah yang keluar sudah berkurang,
komplikasi masih terasa sedikit nyeri.
J.20:00
kehamilan (mola O :
WIB
hidatidosa) - Hasil pemeriksaan TTV
TD : 110/75 mmHg
Nadi : 86 kali/menit
S : 36.5ºC
RR : 20 kali/menit
- Kesadaran composmentis
- GCS : E4V5M6
- Klien mengatakan sudah tidak merasa nyeri.
Nyeri akan timbul kadang-kadang saat reaksi
obat analgetik sudah tidak bekerja
- Klien tampak baik
- Perdarahan pervaginam ±10cc
- Hb : 9.8 g/dL
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Berkolaborasi dengan dokter terkait pemberian
terapi
- BLPL
Rabu, 2 Ansietas S:
Okt 2019 berhubungan Klien mengatakan sudah tidak takut dan bingung
dengan kurang terkait dengan apa yang terjadi pada dirinya berikut
J.20:00
informasi pelaksanaan prosedur curretage.
WIB
tentang mola O:
hidatidosa dan - TD : 110/75 mmHg
24
prosedur - N : 84 kali/menit
curretage - Nilai skor kecemasan HARS 11 (Kecemasan
Ringan)
- Klien tampak lebih rileks dan banyak
tersenyum saat dikaji oleh perawat
- Klien tampak semangat menceritakan
pengalamannya sewaktu proses pembedahan.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Mengkaji tingkat kecemasan klien
- Pantau TTV klien
- BLPL
25
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
Setelah melakukan pengkajian pada Ny.W dengan diagnosa medis mola hidatidosa
dengan masalah keperawatan resiko perdarahan b.d komplikasi kehamilan (mola
hidatidosa) di ruang Parikesit RSUD K.R.M.T Wongsonegoro selama dua hari, maka
pada bab ini akan dibahas kesenjangan antara teori dan kasus yang diperoleh sebagai
hasil pelaksanaan studi kasus, juga menganalisa factor pendukung dan penghambat
selama melaksanakan asuhan keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dalam proses keperawatan pengumpulan
data yang akurat dan secara sistematis dalam membantu dan menentukan status
kesehatan klien serta merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan hal tersebut,
penulis melakukan pengkajian pada Ny.W dengan kasus mola hidatidosa yang
dirawat di ruang perawatan obsgyn, Parikesit RSUD KRMT Wongsonegoro pada
tanggal 1-2 Oktober 2019. Adapun pengkajian yang difokuskan pada kasus mola
hidatidosa ialah masalah resiko perdarahan b.d komplikasi kehamilan (mola
hidatidosa).
Hamil mola adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi
tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili koriales disertai
dengan degenerasi hidropik (Hamilton, 1995). Mola hidatidosa adalah kehamilan
dini akan berkembang secara abnormal dan uterus terisi oleh gelembung-gelembung
mirip buah anggur yang menghasilkan hormon korionik gonadotropin dalam jumlah
yang sangat besar (Farrer, 1999). Hamil mola adalah suatu kehamilan dimana
setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi
proliferasi dari vili koriales disertai dengan degenerasi hidropik (Heller, 1986). Mola
hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh vili korialisnya
mengalami perubahan hidrofik (Mansjoer, 1999). Mola hidatidosa adalah penyakit
yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon plasenta dan
disertai dengan degenerasi kistik villi dan perubahan hidropik.
Belum diketahui pasti, ada yang menyatakan akibat infeksi, defisiensi
makanan, dan genetik. Yang paling cocok ialah teori Acosta sison, yaitu defisiensi
protein. Faktor resiko terdapat pada golongan sosioekonomi rendah, usia < 20 tahun
26
dan paritas tinggi. Menurut Heller (1986), penyebab dari mola hidatidosa adalah
anomali yaitu karena pembengkakan edematosa pada villi (degenerasi hidrofik) dan
proliferasi trofoblast.
Faktor ovum, imunoselektif dari tropoblas, sosial-ekonomi yang rendah,
paritas tinggi, keurangan protein, infeksi virus, faktor kromosom yang belum jelas
menyebabkan chorionic vili berganda. Sebagian dari vili berubah menjadi
gelembung-gelembung berisi cairan jernih. Biasanya tidak ada janin. Secara
histopatologik kadang-kadang ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan bayi
normal. Suatu agonesis yang lengkap/degenerasi dini dari sistem vaskularisasi buah
kehamilan pada kehamilan minggu ke III – V. Sirkulasi yang terus menerus tanpa
adanya fetus menyebabkan sel trofoblas memproduksi hormon. Cairan ini dapat
berupa gelembung yang dapat sebesar butir kacang hijau sampai sebesar buah
anggur. Gelembung ini dapat mengisi kavum uteri. Stroma vili dan kelembaban,
terlambat atau hilangnya pembuluh darah dan stroma, adanya proliferasi dari
trofoblast. Pada pemeriksaan kromosom poliploidi dan hampir pada semua kasus
mola susunan sex kromatin adalah wanita. Pada mola hidatidosa ovarium dapat
mengandung kista lutein kadang-kadang hanya ada satu ovarium, kadang-kadang
pada keduanya. Kista ini berdinding tipis dan berisikan cairan kekuning-kuningan
dan dapat mencapai ukuran tinju/kepala bayi. Kista lutein terjadi karena
perangsangan ovarium oleh kadar gonadotropin chorion yang tinggi. Kista akan
menghilang dengan sendirinya setelah mola dilahirkan.
Menurut Farrer (1999) dan Mansjoer (1999) tanda dan gejala mola hidatidosa
meliputi:
a. Amenore dan tanda-tanda kehamilan.
b. Uterus berukuran lebih besar daripada ukuran untuk kehamilan yang normal dan
teraba lunak serta bundar.
c. Jantung janin tidak terdengar.
d. Bagian tubuh janin tidak teraba.
e. Hiperemesis karena peningkatan HCl melampaui nilai normal dan preeklamsia
timbul secara dini dan pada keadaan ini bila ditemukan perdarahan pervaginam
mendekati akhir bulan ketiga yang sedikit dan berwarna gelap.
f. Kadang-kadang gelembung seperti buah anggur tampak keluar dari dalam
vagina.
g. Tes urine untuk kehamilan menunjukkan hasil positif
27
Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan :
a. Uji sonde uterus : Tandanya yaitu sonde yang dimasukkan tanpa tahanan dan
dapat diputar 3600 dengan deviasi sonde kurang dari 100.
b. Peningkatan kadar beta HCG darah atau urin.
c. USG menunjukkan gambaran badai salju (snow flake pattern).
d. Foto thoraks ada gambaran emboli udara.
e. Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala tirotoksikosis.
f. Hitung darah lengkap dengan apusan darah : lazimnya ditemukan anemia
defisiensi besi, eritropoesis megaloblastik jarang.
g. Urinalisis : biasanya normal proteinuria memberi kesan adanya kaitan dengan
kaitan pre eklamsia.
28
Meliputi :
a. Lama pengawasan 1-2 tahun.
b. Selama pengawasan, pasien dianjurkan untuk memakai alat kontrasepsi
kondom, pil kombinasi atau diafragma. Pemeriksaan fisik dilakukan setiap
kali pasien datang untuk kontrol.
c. Pemeriksaan kadar beta HCG dilakukan setiap 1 minggu sampai ditemukan
kadarnya yang normal 3 x berturut-turut.
d. Setelah itu pemeriksaan dilanjutkan setiap bulan sampai ditemukan
kadarnya normal 6 x berturut-turut.
e. Bila telah terjadi remisi spontan (kadar beta HCG, pemeriksaan fisik dan
foto thorax semuanya normal) setelah 1 tahun maka pasien tersebut berhenti
menggunakan kontrasepsi dan dapat hamil kembali.
f. Bila selama masa observasi, kadar beta HCG tetap atau meningkat dan pada
pemeriksaan foto thorax ditemukan adanya tanda-tanda metastasis maka
pasien harus dievaluasi dimulai pemberian kemoterapi.
2. Diagnosa
Secara teori konsep keperawatan pada kasus mola hidatidosa maka diagnosa
keperawatan yang lazim muncul, yaitu sebagai berikut (Amin & Hardhi, 2015) :
a. Resiko perdarahan b.d komplikasi kehamilan.
b. Penurunan cardiac output berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang
besar.
c. Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan kurangnya pengetahuan
mengenai efek perdarahan dan menejemennya.
d. Nyeri akut b.d agen cedera.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien Ny.W dengan
plasenta restan yaitu :
a. Resiko perdarahan b.d komplikasi kehamilan.
b. Ansietas b.d kurangnya informasi terkait penyakit dan penatalaksanaannya
Berdasarkan hal tersebut ditemukan kesenjangan pada kasus yang dialami Ny.W
antara diagnosa pada teori dan diagnosa pada kasus, dimana pada kasus tidak
ditemukan diagnosa sebagai berikut :
a. Nyeri akut b.d agen cedera.
29
b. Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah
abnormal, kerusakan system imun.
Diagnosa tersebut diatas ditemukan pada teori tetapi tidak pada kasus. Hal ini
disebabkan karena klien mendapatkan terapi obat berupa Asam mefenamat 3x500mg
P.O yang berfungsi sebagai analgetik.
30
- Inf. RL 20tpm
- As. Mefenamat P.O 3x500mg
- Cefadroxil P.O 2x500mg
- As. Tranexamat P.O 3x500mg
- Etabion P.O 1x1 tab
Meskipun hanya satu masalah yang difokuskan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan yaitu resiko perdarahan b.d komplikasi kehamilan (mola hidatidosa),
namun semua intervensi dari kedua diagnosa tersebut yang ditemukan pada
tinjauan kasus tetap dilaksanakan, dan tidak ada hambatan yang dirasakan penulis
dalam pelaksanaan, sebab klien dan keluarga mau bekerja sama dan kooperatif
dalam pemberian tindakan keperawatan.
b) Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan yang meliputi
hasil dari pencapaian asuhan keperawatan langsung kepada klien. Tahap evaluasi
berpedoman pada kriteria tujuan yang tercantum pada rencana keperawatan dan
merupakan proses umpan balik dari tindakan yang diberikan selama dua hari
mulai tanggal 1-2 Oktober 2019. Evaluasi yang menunjang adanya kemajuan dan
dari masalah yang dihadapi oleh klien. Adapun evaluasi yang difokuskan ialah
masalah resiko perdarahan b.d komplikasi kehamilan (mola hidatidosa), namun
masalah yang lain tetap dilakukan evaluasi.
Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 2 hari mulai dari tanggal 1-2
Oktober 2019 penulis berharap evaluasi kasus pada Ny.W adalah klien tidak
mengalami perdarahan dan ansietas teratasi.
31
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang dipaparkan tentang diagnosa keperawatan
resiko perdarahan b.d komplikasi kehamilan (mola hidatidosa), saya melakukan
intervensi dengan melakukan memonitor ketat untuk perdarahan, mencatat Hb dan Ht
sebelum dan sesudah kehilangan darah, memantau tanda-tanda dan gejala perdarahan
yang persisten, memantau tanda-tanda vital ortostatik, mengelola produk darah,
menganjurkan klien untuk batasi aktivitas, menganjurkan klien untuk banyak istirahat,
mengontrol penyebab perdarahan, dan berkolaborasi dengan dokter terkait pemberian
terapi (Inf. RL 20 tpm, As. Mefenamat P.O 3x500mg, Cefadroxil P.O 2x500mg, As.
Tranexamat 3x500mg P.O, dan Etabion P.O 1x1 tab klien tidak mengalami
perdarahan. Begitupula dengan diagnosa keperawatan kedua yaitu ansietas b.d
kurangnya informasi terkait penyakit serta penatalaksanaannya, juga telah teratasi
setelah dilakukan edukasi serta motivasi bertahap terkait mola hidatidosa, tindakan
terbaik, serta prosedur pelaksanaan curretage.
B. Saran
Diharapkan klien tidak lagi mengalami perdarhan yang persisten, Hb dalam
batas normal, dan klien juga keluarga mampu memahami serta aware terhadap kondisi
klien, begitu pula keluarga mampu melaksanakan pemenuhan kebutuhan berikut
kebutuhan fisiologis maupun psikologis klien dengan baik.
32
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad. (1981). Obstetri patologi. Jakarta : Elstar Offset.
JNPKKR-POGI. (2000). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Mansjoer, A., et.al. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Cetakan 2. Jakarta : Media
Aesculapius.
Sarwono, Prawirohardjo. (1999). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
33