Sunteți pe pagina 1din 17

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN STRESS ADAPTASI

Disusun oleh :
1. Aisyah Binti Bahar J. (P 27220015 135)
2. Derika Ikhsan Nur R. (P 27220015 142)
3. Fariha Nikmah S. (P 27220015 148)
4. Mahasari Pamungkas P. (P 27220015 155)
5. Niwang Anggardani (P 27220015 161)
6. Septiani Dian S. (P 27220015 169)
7. Varisna Hani Savitri (P27220015 175)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-IV
2018

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala
yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul Asuhan Keperawatan Stress
Adaptasi. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Keperawatan
Jiwa.
Dalam menyusun laporan ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Ibu Dwi Ariani S S.Kep., Ns., M.Kep
2. Orang tua yang telah memberi doa dan dukungan.
3. Seluruh teman – teman kelas 3B yang telah membantu kelancaran
penyusunan proposal.
4. Pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Surakarta, 23 Februari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 1
BAB II KAJIAN TEORI....................................................................................... 2
A. Stress dan Adaptasi ...................................................................................... 2
B. Mekanisme Koping...................................................................................... 4
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN STRESS DAN ADAPTASI ................... 9
A. Pengkajian.................................................................................................... 9
B. Masalah Keperawatan .................................................................................. 11
C. Intervensi ..................................................................................................... 12
D. Implementasi dan Evaluasi .......................................................................... 12
BAB IV KESIMPULAN ...................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia harus selalu menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia yang
selalu berubah-ubah. Manusia sebagaimana ia ada pada suatu ruang dan
waktu, merupakan hasil interaksi antara jasmani, rohani, dan lingkungan.
Ketiga unsur tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Dalam
segala masalah, kita harus mempertimbangkan ketiganya sebagai suatu
keseluruhan (holistic) sehingga manusia disebut makhluk somato-psiko-sosial.
Sumber gangguan jasmani (somatic) maupun psikologis (koping tidak
efektif) adalah stress. Apabila kita mampu mengatasi keadaan stress, perilaku
kita cenderung berorientasi pada tugas (task oriented), yang intinya untuk
menghadapi tuntutan keadaan, semisal pekerjaan. Namun, apabila stress
mengancam perasaan, kemampuan, dan harga diri kita, reaksi kita cenderung
pada orientasi pembelaan ego (ego defence-oriented). Penyesuaian yang
berorientasi pada tugas disebut adaptasi dan yang berorientasi pada pembelaan
ego disebut “mekanisme pertahanan diri atau MPE = Mekanisme Pertahanan /
Pembelaan Ego ( Ego defence mechanism)
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan manajemen stress dan adaptasi pada
pasien dengan gangguan psikososial?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan klien dengan gangguan
psikososial stress adaptasi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam makalah ini ialah untuk mengetahui pengertian,
jenis, tahapan stress dan adaptasi, serta asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan psikososial stress adaptasi.

1
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Stres dan Adaptasi


1. Stres
a. Pengertian
Menurut Nasir (2011), Stres merupakan reaksi tertentu yang
muncul pada tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai tuntutan,
misalnya ketika manusia menghadapi tantangan yang penting, ketika
dihadapkan pada ancaman, atau ketika harus berusaha mengatasi
harapan-harapan yang tidak realistis dari lingkungannya. Faktor yang
menimbulkan stres dapat berasal dari sumber internal maupun
eksternal menurut Hidayat (2006), yaitu:
1) Internal merupakan faktor stres yang bersumber dari diri sendiri.
Stresor individual dapat muncul dari pekerjaan, ketidak puasan
dengan kondisi fisik tubuh, penyakit yang dialami, pubertas, dan
sebagainya.
2) Eksterna merupakan faktor stres yang bersumber dari dari
keluarga, masyarakat dan lingkungan.
b. Macam-macam Stres
Ditinjau dari penyebabnya stres dapat dibedakan kedalam
beberapa jenis menurut Hidayat (2006), yaitu :
1) Stres fisik
Merupakan stres yang disebabkan oleh keadaan fisik, seperti
suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, suara bising, sinar
matahari yang terlalau menyengat.
2) Stres kimiawi
Merupakan stres yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia
yang terdapat dalam obat-obatan, zat beracun asam, basa, faktor
hormon, gas, dan lain-lain.

2
3) Stres mikrobiologi
Merupakan stres yang disebabkan oleh kuman, seperti virus,
bakteri atau parasit.
4) Stres fisiologis
Merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ
tubuh, yaitu gangguan struktur tubuh, fungsi jaringan, organ,
dan lain-lain.
5) Stres proses tumbuh kembang
Merupakan stres yang disebabkan oleh proses tumbuh kembang
seperti pada masa pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia.
6) Stres psikologis dan emosional
Merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan situasi
psikologis untuk menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan
interpersonal, sosial budaya, atau keagamaan.
c. Menurut Nasir (2011), stres dapat menghasilkan berbagai respon
yang dapat terlihat dalam berbagai aspek yaitu :
1) Respon psikologis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah, nadi, jantung, dan pernapasan.
2) Respon kognitif dilihat dari terganggunya proses kognitif
individu, seperti fikiran kacau, menurunnya daya kosentrasi, dan
fikiran tidak wajar.
3) Respon emosi berkaitan dengan emosi yang mungkin dialami
individu, seperti takut, cemas, malu, marah, dan sebagainya.
4) Respon tingkah laku dapat dibedakan menjadi fight yaitu
melawan situasi yang menekan, sedangkan flight yaitu
menghindari situasi yang menekan.
2. Adaptasi
Menurut Surafino (2005), Adaptasi merupakan proses penyusuaian
diri terhadap beberapa lingkungan agar sesorang dapat bertahan hidup.
Ssedangkan menurut Gerungan (2006), adaptasi atau penyusuaian diri

3
adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga
mengubah lingkungan dengan keadaan atau keinginan diri.
a. Adaptasi fisiologis
Menurut Hidayat (2008) adaptasi fisiologis merupakan proses
penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara fisiologis untuk
mempertahankan keseimbangan dari berbagai faktor yang
menimbulkan atau mempengaruhi keadaan menjadi tidak
seimbangan.
b. Adaptasi Psikologis
Menurut Hidayat (2008) adaptasi psikologis merupakan suatu
proses penyesuaian secara psikologis akibat adanya stresor, dengan
cara memberikan mekanisme pertahanan diri dengan harapan dapat
melindungi dan bertahan dari serangan yang tidak menyenangkan.
c. Adaptasi perkembangan
Pada setiap tahap, seseorang biasanya menghadapi tugas
perkembangan dengan menunjukkkan karekteristik perilaku dari
tahap perkembangan tersebut. Stres yang berkepanjangan dapat
menganggu atau menghambat kelancaran menyelesaikan tahap
perkembangan dalam bentuk yang ekstrem, stres yang
berkepanjangan dapat mengarah pada krisis pendewasaan kritik.
B. Mekanisme Koping
Mekanisme koping merupakan setiap upaya yang diarahkan pada
penatalaksanaan stres, yaitu cara dalam penyelesaian masalah dengan
mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri. Mekanisme
koping pada dasarnya adalah mekanisme pertahanan diri terhadap perubahan
bahan yang terjadi baik dalam diri maupun dari luar diri (Stuart, 2009).
Sumber koping merupakan pilihan-pilihan atau strategi yang membantu
seseorang menentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang berresiko.
Sumber koping adalah faktor pelindung. Hal yang termasuk sumber koping
adalah asset finansial/ kemampuan ekonomi, kemampuan dan keterampilan,

4
dukungan sosial, motivasi, serta hubungan antara individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat (Stuart, 2009).
1. Model mekanisme koping :
a. Mekanisme koping yang berfokus pada masalah
Adalah mekanisme koping yang melibatkan tugas dan upaya
langsung untuk mengatsi ancaman itu sendiri. Contohnya yaitu
negosiasi, konfrontasi, dan mencari saran.
b. Mekanisme koping berfokus pada kognitif
Adalah mekanisme dimana seseorang mencoba untuk mengontrol
makna dari suatu masalah dan dengan demikian menetralisirnya.
Contohnya yaitu perbandingan positif, ketitaktahuan slektif,
subtitusi penghargaan, dan devaluasi benda yang diinginkan.
c. Mekanisme koping berfokus pada emosi
Adalah mekanisme dimana pasien berorientasi pada tekanan
emosional moderat. Contohnya termasuk penggunaan mekanisme
pertahanan ego seperti penyangkalan, denial, supresi, dan proyeksi.
2. Gaya mekanisme koping

Menurut Nasir dan Muhith (2011), gaya koping merupakan


penentuan dari gaya seseorang dalam memecahkan suatu masalah
berdasarkan tuntutan yang dihadapi, ada dua macam gaya koping:
a. Gaya koping positif
Merupakan gaya yang mampu mendukung integritas ego,
yaitu:
1) Problem solving
Merupakan suatu usaha untuk memecahkan masalah,
dimana pada gaya koping ini masalah harus dihadapi,
dipecahkan, dan tidak dihindari atau menganggap masalah
itu tidak berarti. Pemecahan masalah ini digunakan untuk
mengindari tekanan atau beban psikologis akibat adanya
stresor yang masuk dalam diri seseorang.

5
2) Utilizing social support
Merupakan suatu tindak lanjut dari menyelesaikan
masalah belum terselesaikan. Tidak semua orang mampu
menyelesaikan masalahnya sendiri, hal ini terjadi karena
rumitnya masalah yang dialami., oleh sebab itu apabila
seseorang mempunyai masalah yang tidak bisa
diselesaikan sendiri, seharusnya tidak disimpan sendiri
tetapi carilah dukungan dari orang lain yang dapat
dipercaya dan mampu memberikan bantuan dalam bentuk
masukan ataupun saran dan lainnya.
3) Looking for silver lining
Masalah yang berat terkadang akan membawa kebutaan
dalam upaya menyelesaikan masalah, walaupun sudah
dengan usaha yang maksimal, terkadang masalah belum
ditemukan titik temu, oleh sebab itu seberat apapun
masalah yang dihadapi manusia harus tetap berfikir positif
dan dapat diambil hikmah dari setiap masalah. Pada fase
ini diharapkan manusia mampu menerima kenyataan
sebagai sebuah ujian dan cobaan yang harus dihadapi
selalu berusaha menyelesaikan masalah tanpa menurunkan
semangat motivasi.
b. Gaya koping Negatif
Gaya koping negatif yang dapat menurunkan integritas ego,
dimana gaya koping ini dapat merusak dan merugikan dirinya
sendiri, yang terdiri atas sebagai berikut:
1) Avoidance
Merupakan suatu usaha untuk mengatasi situasi tertekan
dengan cara lari dari situasi tersebut dan menghindari
masalah dan akhirnya terjadinya penumpukan masalah.
Bentuk melarikan diri seperti merokok, menggunakan

6
obat-obatan, dan berbelanja tujuannya untuk
menghilangkan masalah tetapi menambah masalah.
2) Self-blam
Yaitu ketidak berdayaan atas masalah yang dihadapi,
biasanya menyalahkan diri sendiri yang dapat
menyebabkan seseorang menarik diri dari lingkungan
sosial.
3) Wishfull thinking
Merupakan kesedihan mendalam yang dialami sesorang
akibat kegagalan mencapai tujuan, karena penentuan
keinginan terlalu tinggi sehingga sulit tercapai.
3. Respon koping
Menurut Model Adaptasi Stres Stuart respon idividu terhadap stres
berdasarkan faktor predisposisi, sifat stresor, persepsi terhadap situasi
dan analisis sumber koping dan mekanisme koping. Respon koping
klien dievaluasi dalam suatu rentang yaitu adaptif atau maladaptif
(Stuart, 2009).
a. Respons mekanisme koping adaptif
Respon yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar,
dan mencapai tujuan, seperti berbicara dengan orang lain,
memecahkan masalah dengan orang lain, memecahkan masalah
secara efektif, tehnik relaksasi, latihan seimbang dan aktifitas
konstriktif.
b. Respon mekanisme koping maladaptif
Respon yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menghalangi
penguasaan terhadap lingkungan, seperti makan berlebihan atau
bahkan tidak makan, kerja berlebihan, menghindar, marah-marah,
mudah tersinggung, dan menyerang. Mekanisme koping yang
maladaptif dapat memberi dampak yang buruk bagi seseorang

7
seperti isolasi diri, berdampak pada kesehatan diri, bahkan
terjadinya resiko bunuh diri.

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN STRESS DAN ADAPTASI

A. Pengkajian
Pengkajian model stress Adaptasi dalam keperawatan kesehatan jiwa menurut
Stuart dan Laraia, 2005 adalah sebagai berikut :
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang menjadi sumber
terjadinya stress yang memengaruhi tipe dan sumber dari individu
untuk menhada[pi stress baik yang biologi, psikososial, dan
sosiokultural. Adapun macam-macam faktor predisposisi meliputi hal
sebagai berikut:
a. Biologis : latar belakang genetik, status nutrisi, kepekaan biologis,
kesehatan umum, dan terpapar racun.
b. Psikologis : kecerdasan, keterampilan verbal, moral, personal,
pengalaman masa lalu, konsep diri, motivasi, pertahanan
psikologis, dan kontrol.
c. Sosiokultural : usia, gender, pendidikan, pendapatan, okupasi,
posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan, politik,
pengalaman sosial, dan tingkatan sosial.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi adalah stimulus yang mengancam individu. Adapun
faktor presipitasi yang sering terjadi adalah sebagai berikut :
a. Kejadian yang menekan (Stressful)
Ada tiga cara mengategorikan kejadian yang menekan kehidupan,
yaitu aktivitas sosial, lingkungan sosial, dan keinginan sosial.
b. Ketegangan hidup
Stress dapat meningkat karena kondisi kronis yang meliputi
ketegangan keluarga yang terus-menerus, ketidakpuasan kerja, dan
kesendirian.

9
3. Penilaian terhadap Stressor
Penilaian terhadap stressor meliputi respons kognitif, afektif, fisiologis,
perilaku, dan respons sosial. Penilaian adalah dihubungkandengan
evaluasi terhadap pentingnya suatu kejadian yang berhubungan dengan
kondisi sehat.
a. Respon kognitif
Faktor kognitif memainkan peran sentral dalam adaptasi. Faktor
kognitif mencatat kejadian yang menekan, serta memilih pola
koping yang digunakan serta emosional, fisiologi, perilaku, dan
reaksi sosial seseorang.
b. Respon afektif
Dalam penilaian terhadap stressor respons afektif utama adalah
reaksi tidak spesifik atau umumnya merupakan reaksi kecemasan,
yang hal ini diekspresikan dalam bentuk emosi.
c. Respon fisiologis
Respon fisiologis merefleksikan interaksi beberapa neuroendokrin
yang meliputi hormon, prolaktin, hormon adrenokortikotropik
(ACTH), vasopresin, oksitosin, insulin, epineprin morepineprin,
dan neurotransmitter lain di otak.
d. Respon perilaku
Respon perilaku hasil dari respon emosional dan fisiologis.
e. Respon sosial
Respon ini didasarkan pada tiga aktivitas, yaitu mencari arti, atribut
sosial, dan perbandingan sosial.
4. Sumber Koping
Sumber koping meliputi aset ekonomi, kemampuan dan keterampilan,
teknik pertahanan, dukungan sosial, serta motivasi.
5. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah suatu usaha langsung dalam manajemen
stress. Ada tiga tipe mekanisme koping, yaitu sebagai berikut :
a. Mekanisme koping Problem Focus

10
Usaha langsung untuk mengatasi ancaman diri.
b. Mekanisme koping Cognitively Focus
Usaha seseorang agar dapat mengontrol masalah dan
menetralisasinya.
c. Mekanisme koping Emotion Focus
Pasien menyesuaikan diri terhadap distress emosional secara tidak
berlebihan.
B. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang berkaitan dengan stress adaptasi, seperti yang
disebutkan oleh Esparenza.et all,. (1998) dapat dikategoriakan sebagai
berikut:
1. Isolasi social berhububgan dengan :
2. Gangguan konsep diri
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan :
a. Perubahan pola hidup.
b. System pendukung tidak adekuat.
c. Koping yang tidak ampuh.
d. Stress yang berkepanjangan.
4. Koping keluarga yang tidak efektif berhubungan dengan :
a. Masalah ekonomi.
b. Kecacatan yang berkepanjangan.
c. Stress berkepanjangan (psikologis, fisiologis, situasi).
5. Gangguan aktivitas berhubungan dengan :
a. Stress fisiologis.
b. Krisis emosi atau situasi.
6. Keputusasaan berhubungan dengan :
a. Tidak mampu menyelesaikan masalah.
b. Tidak mampu mengontrol stress.
7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan :
a. Krisis situasi atau emosi.

11
C. Intervensi
1. Mendukung klien dan keluarga
R : Sering klien dan keluarga memerlukan seseorang untuk
mengekspresikan perasaan,kekhawatiran,dan masalahnya. Ungkapan
perasaan merupakan salah satu cara mengurangi stres.
2. Mengorientasikan klien
R: Mengorientasikan klien tentang rumah sakit, fasilitas dan peraturan
yang berlaku. Informasi tentang rumah sakit dibutuhkan klien dan
keluarga untuk dapat beradaptasi dengan situasi rumah sakit yang
berbeda dengan situasi rumah sendiri.
3. Mempertahankan identitas klien
R: Mempertahankan identitas klien dengan memanggil nama klien,
memberi kesempatan menggunakan peralatan sendiri selama tidak
bertentangan dengan kondisi klien.
4. Memberi informasi yang dibutuhkan klien
R: Sering stres timbul karena informasi yang tidak jelas.Misalnya :
prosedur pemeriksaan dan tindakan keperawatan.
5. Mengulangi informasi jika klien sukar mengingat
R: Dapat diberikan berupa leaflet, brosur, booklet agar dapat di baca
dan di pelajari lebih lanjut.
6. Meningkatkan harga diri klien
R: Libatkan klien dalam tindakan keperawatan. Beri penghargaan
pada perilaku positif.
7. Membantu latiohan menejemen stress
R: Latihan nafas dalam, latihan relaksasi (anggota badan, perut, dada,
kepala dan leher), latihan lima jari ( hipnose diri sendiri)
D. Imlementasi & Evaluasi
Implementasi dan evaluasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan
yang sudah dibuat sebelumnya.

12
BAB IV
KESIMPULAN

Setiap individu pasti pernah mengalami stress dan manusia juga haruslah
mampu dan pandai beradaptasi terutama pada wanita. Karena wanita sangat rentan
dan mudah mengalami stress. Dari masa remaja, pranikah, kehamilan, melahirkan,
nifas menyusui hingga menopause.

Stres merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa
disebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi
tantangan yang penting, ketika dihadapkan pada ancaman, atau ketika harus
berusaha mengatasi harapan-harapan yang tidak realistis dari lingkungannya.
Sementara adaptasi adalah proses penyusuaian diri terhadap lingkungan agar
sesorang dapat bertahan hidup dengan mengatasi kesulitan dan hambatan dari
persoalan yang ada karena perbedaan dari kebiasaan.

Stress memang tidak dapat dihilangkan tapi perlu dipelajari cara-cara


penanganannya. Keberhasilan menyelesaikan berbagai stress merupakan modal
kemampuan untuk menghadapi stress yang akan datang. Klien yang dirawat di
rumah sakit tentu mengalami berbagai stress yang mungkin sudah tidak mampu
mengatasinya. Karena itu, perawat perlu berupaya membantu klien menyelesaikan
masalah, melatih klien menghadapi dan menyelesaikannya serta menggerakkan
sumber yang dimiliki klien. Dengan membantu klien menyelesaikan stress berarti
perawat telah meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, mengehemat
biaya perawatan serta meningkatkan produktivitas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. A. 2006. PengantarKebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan


Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Nasir, Abdul, Muhith. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan
Teori. Jakarta : Salemba Medika.
Rasmun. 2004. Stress, Koping, dan Adaptasi ; teori dan pohon masalah
keperawatan edisi pertama. Jakarta : CV. Sagung Seto.
Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 8th
edition. St. Louis : Mosby.
Yusuf, Ah, dkk. 2015. Buku Ajar ; Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :
Salemba Medika.
NANDA. 2011. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.
Yogyakarta : MediAction

14

S-ar putea să vă placă și